id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Model POE (Predict, Observe, Explain)
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu metode yang mampu
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu menggunakan
model-model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan agar mendapat hasil yang maksimal.
Pengertian model pembelajaran menurut Trianto (2014: 52) adalah
suatu perencanaan yang digunakan untuk mendesain pola-pola kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Majid (2014: 13) mengatakan bahwa
“Model pembelajaran adalah kerangka konseptual dan prosedur yang
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajartertentu, sebagai pedoman bagi perancang
pengajar, serta para guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar mengajar.
Sedangkan menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2014: 133) model
pembelajaran adalah rencana yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran di kelas. Guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai
dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Johnson dalam Trianto (2014: 55) bahwa untuk mengetahui model
pembelajaran harus dilihat dari dua aspek yaitu produk dan proses. Aspek
proses mengacu pada suatu pembelajaran yang dapat menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan serta mendorong siswa untuk aktif dan berpikir
kreatif. Aspek produk mengacu pada tujuan pembelajaran, yaitu meningkatkan
kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuanatau kompetensi yang
telah ditentukan.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
3) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik karena peserta didik tidak hanya
mendengarkan, tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui
percobaan atau eksperimen.
4) Siswa mempunyai kesempatan untuk membandingkan antara hipotesis
dengan kenyataan setelah percobaan. Dengan hal tersebut, maka siswa akan
lebih memahami kebenaran matei pembelajaran.
Selain kelebihan, model POE juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya:
1) memerlukan persiapan yang lebih matang terutama berkaitan penyajian
persoalan IPA dan kegiatan yang akan dilakukan untuk membuktikan
prdiksi yang akan diajukan peserta didik.
2) memerlukan alat, bahan dan tempat yang memadai,
3) memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus bagi guru sehingga
guru dituntut untuk bekerja lebih professional,
4) memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan
proses pembelajaran peserta didik (Joyce dalam Yupapi, arminah &
Mahadewi, 2013).
e. Langkah-langkah penggunaan Model POE
Sesuai dengan singkatannya, pembelajaran dengan POE menggunakan
3 langkah utama yaitu prediksi (predict), observasi (observe), dan penjelasan
(explain) (USAID, 2014: 17). Sedangkan menurut Haysom dan Bowen (2010:
x) menyebutkan delapan langkah pembelajaran dengan penerapan model POE
(Predict, Observe, Explain) adalah sebagai berikut:
Step 1: Orientation and Motivation
The POE usually begins by drawing on the students’ past experiences
or previous understanding and raises a challenging question that can
be addressed through the experiment that follows. Step 2: Introducing
the Experiment
Introduce the experiment. Linking it to the previous discussion will
help make it meaningful.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
14
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,
terbuka, jujur dan lain-lain.
Selanjutnya Nash dalam Samatowa (2011: 3) menjelaskan bahwa IPA
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati
dunia bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu
fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu
perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bawa IPA
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam dan seisinya serta
fenomena-fenomena yang terjadi didalamnya yang didapatkan melalui
percobaan atau eksperimen dengan asas metode ilmiah.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Samatowa (2011: 4) menyebutkan beberapa tujuan pembelajaran IPA
di SD yaitu:
1) IPA bermanfaat bagi suatu bangsa karena IPA merupakan dasar
teknologi
2) Bila diajarkan IPA menuntut cara yang tepat, maka IPA merupakan
mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis
3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran
yang bersifat hafalan belaka
4) IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang dapat membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan.
c. Pengertian Pemahaman Konsep
Sardiman (2011: 42-44) menyatakan pemahaman atau comprehension
yaitu:
“Pemahaman atau comprehention adalah menguasai sesuatu dengan
pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna
dan filosofisnya, maksud dan implikasi-implikasinya, sehinga
menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Tujuan akhir dari
setiap belajar adalah memahami maksudnya dan menangkap maknanya.
Pemahaman memiliki makna yang sangat mendasar yang meletakkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_Surya
commit
Gambar 2.1toSel
user
surya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
b) Energi Angin
Menurut Sutarno (2013: 145) energi angin dapat disebut juga
dari konversi energi matahari. Sinar matahari memanaskan tanah dan
ini menyebabkan atmosfer menjadi hangat. Ketika udara panas naik.,
mengurangi tekanan atmosfer bumi dan udara dingin ditarik untuk
mengambil tempatnya. Udara dingin inilah yang disebut angin.
Alat utama konversi energi angin adalah generator. Dengan
generator tersebut maka dapat dihasilkan arus listrik dari gerakan
baling-baling. Yang bergerak karena adanya hembusan angin.
Pembangkit ini lebih efisien daripadapembangkit tenaga surya
didalam menghasilkan listrik. Tubin angin adalah kincir air yang
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada
awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam
melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan lain-lain.
(Sutarno, 2013: 145).
https://id.wikipedia.org/wiki/Kincir_angin
Gambar 2.2 Kincir Angin
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa energi angin adalah
sumber energi yang murah, dapat dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik dan tidak mengakibatkan polusi.
c) Energi Air
Sutarno (2013: 107) mengatakan bahwa energi air adalah
energi yang berasal dari kekuatan air yang bergerak. Gerakan naik dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
jatuhnya aiar merupakan bagian dari siklus air. Energi dari matahari
menguap air dilautan bumi dan sungai dan menarik itu keatas sebagai
uap air.
Energi air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan
kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu,
contohnya yaitu penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa, dll.
Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian
berkembang secara berkelanjutan hingga sekarang. Diberbagai negara
telah memanfaatkan energi air sebagai pembangkit listrik tenaga air
(PLTA). PLTA merupakan pusat pembangkit tenaga listrik yang
mengubah energi potensial air menjadi neergi listrik. Mesin yang
diguakan untuk penggerak adalah turbin air (Sutarno, 2013: 108).
https://id.wikipedia.org/wiki/Kincir_air
Gambar 2.3 Kincir Air
Sutarno mengatakan bahwa turbin air dapat mengubah energi
potensial air menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor
pada generator untuk menghasilkan energi listrik. Air bahan baku
PLTA dapat diperoleh dari berbagai cara misalnya dari sungai secara
langsung disalukan melalui turbin, atau dengan cara ditampung
terlebih dahuludengan menggunakan kolam tandon yang atau waduk
sebelum disalurkan untuk memutar turbin (2013: 107-108).
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa energi air
yaitu sumber energi alternatif dengan mengubah energi gerak menjadi
energi listrik, misalnyacommit
dengantomembuat
user bendungan di sungai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
https://id.wikipedia.org/wiki/PLTU
Gambar 2.4 Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU)
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
energi panas bumi merupakan salah satu energi alternatif yang
dimanfaatkan untuk mengasilkan energi listrik pada pembangkit listrik
atau disebut juga dengan PLTU.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
25
26
diterima dan Ho ditolak. Dengan kata lain, hasil belajar IPA siswa
dengan penerapan model POE lebih tinggi daripada hasil belajar IPA
siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional. Persamaan
dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas yaitu model POE
(Predict, observe, explain). Perbedaannya, penelitian tersebut dengan
variabel terikat aktivitas dan hasil belajar IPA materi perubahan sifat
benda sedangkan penelitian ini dengan variabel terikat pemahaman
konsep energi alternatif. Selain itu didalam penelitian tersebut
menggunakan jenis penelitian eksperimen, sedangkan dalam penelitian
ini penulis akan menggunakan jenis penelitian penelitian tindakan
kelas (PTK).
c. Dodi Rusmianto dengan judul “Meningkatkan keterampilan
menyimpulkan tentang cahaya melalui metode eksperimen pada mata
pelajaran ipa kelas V SD Negeri Berbah 2 tahun ajaran 2012/ 2013”
yang menyimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan
keterampilan menyimpulkan pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas
V SD Negeri Berbah 2 Tahun Ajaran 2012/ 2013. Dari nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum yang telah ditetapkan yaitu 75, terjadi
peningkatan keterampilan menyimpulkan pada mata pelajaran IPA.
Pada siklus I memperlihatkan hasil 67%, pada siklus II terjadi
peningkatan keterampilan menyimpulkan dari 67% menjadi 82%, dan
pada siklus III terjadi peningkatan keterampilan menyimpulkan dari
82% menjadi 91%. Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada
variabel bebas yaitu metode eksperimen. Sedangkan perbedaannya
yaitu pada variabel terikat. Didalam penelitian tersebut menggunakan
variabel terikat keterampilan menyimpulkan tentang cahaya,
sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel terikat
pemahaman konsep energi alternatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas, maka disusun suatu
kerangka berpikir atas permasalahan yang dihadapi. Model pembelajaran IPA
hendaknya tidak lagi terlalu berpusat pada guru (teacher centered) melainkan
harus lebih berorientasi pada peserta didik (student centered). Pada kondisi awal
menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa IPA kelas IV SDN Pati masih
rendah terutama pada materi energi alternatif.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan guru pada
SDN Pati, partisipasi belajar siswa di kelas IV cenderung masih rendah. Siswa
kurang berpartisipasi selama proses pembelajaran berlangsung karena
pembelajaran hanya berpusat pada guru, yang tentunya siswa hanya
mendengarkan penjelasan dari guru dan membuat siswa menjadi bosan. Selain itu
guru juga jarang menggunakan model dan media pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan, sehingga pembelajaran kurang berkesan dan tidak banyak materi
yang bisa terserap dengan baik.
Berdasarkan kondisi pembelajaran IPA di SD yang telah disebutkan
tersebut, menyebabkan potensi siswa selama pembelajaran kurang berkembang
sehingga berdampak pada hasil belajar yang belum optimal. Oleh karena itu,
diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam setiap
proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan potensi belajar dan pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar yaitu model pembelajaran POE
(predict, observe, explain). Siswa belajar melalui keterlibatan aktif untuk mencari
dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka
dapat membuktikan hipotesisnya berdasarkan dari hasil percobaannya yang telah
dilakukan sendiri.
Penerapan model POE juga dapat mengurangi pembelajaran yang
berpusat pada guru. Pembelajaran ini akan dilakukan dalam dua siklus. Masing-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus II
dilakukan berdasarkan refleksi dari siklus I. Penelitian ini menerapkan indikator
peningkatan pemahaman konsep siswa yaitu ditandai dengan target memperoleh
nilai di atas KKM dan mencapai persentase ketuntasan minimal 80%. Sehingga
penulis menyusun kerangka berikir sebagai berikut:
Pemahaman
Pembelajaran konsep
Kondisi Awal berpusat pada guru energi
alternatif
siswa rendah
Pemberian
tindakan dengan
Tindakan penerapan model Siklus I
pembelajaran POE 1. Perencanaan
(predict, observe, 2. Tindakan
explain) berbasis 3. Observasi
eksperimen. 4. refleksi
Siklus II
Pemahaman
1. Perencanaan
konsep energi 2. Tindakan
Kondisi akhir alternatif 3. Observasi
meningkat. 4. refleksi
(minimal 80% dari
33 siswa mencapai
KKM yaitu >70.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangkan berpikir dalam penelitian ini
dapat dikemukakan hipotesis penelitian yaitu “Penerapan Model POE (Predict,
Observe, Explain) Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Alternatif
Siswa Kelas IV SDN Pati Tahun Ajaran 2016/2017’’.
commit to user