Anda di halaman 1dari 21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Model POE (Predict, Observe, Explain)
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu metode yang mampu
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu menggunakan
model-model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan agar mendapat hasil yang maksimal.
Pengertian model pembelajaran menurut Trianto (2014: 52) adalah
suatu perencanaan yang digunakan untuk mendesain pola-pola kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Majid (2014: 13) mengatakan bahwa
“Model pembelajaran adalah kerangka konseptual dan prosedur yang
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajartertentu, sebagai pedoman bagi perancang
pengajar, serta para guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar mengajar.

Sedangkan menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2014: 133) model
pembelajaran adalah rencana yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran di kelas. Guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai
dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Johnson dalam Trianto (2014: 55) bahwa untuk mengetahui model
pembelajaran harus dilihat dari dua aspek yaitu produk dan proses. Aspek
proses mengacu pada suatu pembelajaran yang dapat menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan serta mendorong siswa untuk aktif dan berpikir
kreatif. Aspek produk mengacu pada tujuan pembelajaran, yaitu meningkatkan
kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuanatau kompetensi yang
telah ditentukan.

commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari beberapa pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa


model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang berupa kerangka
konseptual yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
b. Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)
Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang
banyak digunakan dalam pendidikan sains. Seperti yang dikemukakan White
dan Gunstone (dalam warsono dan Hariyanto), model ini bertujuan untuk
mengungkapkan kemampuan siswa dalam melakukan prediksi secara
individual. Model ini dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme yang
beranggapan bahwa melalui kegiatan pediksi, observasi dan menerangkan
sesuatu hasil pengamatan, maka struktur kognitif siswa akan terbentuk dengan
baik (2013: 93).
Model POE merupakan model yang cocok untuk menggali
pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan
tiga tugas utama yaitu prediksi, observasi, dan memberikan penjelasan berupa
kesimpulan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Prestami, Suma & Pujiani
(2013) bahwa pembelajaran dengan model POE dapat digunakan oleh guru
untuk memberikan pengertian yang mendalam pada aktivitas desain belajar dan
strategi, bahwa awal belajar berawal dari sudut pandang siswa bukan guru.
Selanjutnya Karamustafaoglu dan Mamlok (2015) menjelaskan dalam
jurnalnya “The POE strategy is an inevitable way to make science courses
more interesting, to induce permanent learning, and to eliminate
misconceptions”. Hal ini berarti bahwa model POE dapat membuat
pembelajaran lebih menarik dan berkesan dan menghilangkan kesalahpahaman
siswa mengenai konsep yang diterima dalam pembelajaran.
Lebih lanjut Costu, ayas dan Niaz (2012: 50) mengatakan:
The POE technique understanding by requiring student to carry out
three tasks. First, students must predict the outcome of some event or
situation and must justify their prediction. Second, they describe what
they see happen. Finally, they must reconcile any discrepancy between
commit to user
prediction and observation.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Yang berarti bahwa POE adalah teknik untuk mengetahui tingkat


pemahaman siswa dengan cara melakukan tiga tugas. Yaitu yang pertama,
siswa memprediksi suatu peristiwa atau situasi dan harus menjelaskan
bagaimana prediksinya. Kedua, siswa harus membuat deskripsi atau uraian
tentang peristiwa apa yang terjadi. Dan yang terakhir siswa harus menyatukan
perbedaan yang ada antara prediksi dan observasi yang telah dilakukan.
Dari beberapa pendapat paea ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran POE adalah model pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan kegiatan pembelajaran dengan tahap membuat
dugaan fenomena, kejadian, dan peristiwa melalui kegiatan pengamatan,
penyelidikan, eksperimen, menganalisis data apakah sesuai dengan prediksi
dan hasil eksperimen, menyimpulkan dan menyajikan hasilnya di depan kelas.
c. Manfaat Penggunaan POE
Warsono dan Hariyanto (2013: 93) menyebutkan beberapa manfaat
dari model pembelajaran POE yaitu:
1) Dapat digunakan untuk mengungkap gagasan awal siswa
2) Memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa
3) Membangkitkan diskusi
4) Memotivasi siswa agar berkeinginan untuk melakukan eksplorasi konsep
5) Membangkitkan keinginan untuk menyelidiki.
Dari pendapat diatas dapat dilihat bahwa model POE bemanfaat agar
siswa dapat terlibat aktif dan bepikir kritis dalam proses pembelajaran.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model POE
Menurut Joyce (2006) dalam Yupani, Garminah, dan Mahadewi (2013)
menyebutkan beberapa kelebihan model POE yaitu:
1) Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif dalam melakukan prediksi
sebelum percobaan.
2) Dapat mengurangi verbalisme, karena dalam model pembelajaran POE
menggunakan percobaan untuk menguji prediksinya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

3) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik karena peserta didik tidak hanya
mendengarkan, tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui
percobaan atau eksperimen.
4) Siswa mempunyai kesempatan untuk membandingkan antara hipotesis
dengan kenyataan setelah percobaan. Dengan hal tersebut, maka siswa akan
lebih memahami kebenaran matei pembelajaran.
Selain kelebihan, model POE juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya:
1) memerlukan persiapan yang lebih matang terutama berkaitan penyajian
persoalan IPA dan kegiatan yang akan dilakukan untuk membuktikan
prdiksi yang akan diajukan peserta didik.
2) memerlukan alat, bahan dan tempat yang memadai,
3) memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus bagi guru sehingga
guru dituntut untuk bekerja lebih professional,
4) memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan
proses pembelajaran peserta didik (Joyce dalam Yupapi, arminah &
Mahadewi, 2013).
e. Langkah-langkah penggunaan Model POE
Sesuai dengan singkatannya, pembelajaran dengan POE menggunakan
3 langkah utama yaitu prediksi (predict), observasi (observe), dan penjelasan
(explain) (USAID, 2014: 17). Sedangkan menurut Haysom dan Bowen (2010:
x) menyebutkan delapan langkah pembelajaran dengan penerapan model POE
(Predict, Observe, Explain) adalah sebagai berikut:
Step 1: Orientation and Motivation
The POE usually begins by drawing on the students’ past experiences
or previous understanding and raises a challenging question that can
be addressed through the experiment that follows. Step 2: Introducing
the Experiment
Introduce the experiment. Linking it to the previous discussion will
help make it meaningful.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

Step 3: Prediction: The Elicitation of Student’s Ideas


Before doing the experiment, ask the students to write down on the
worksheet what they predict will happen, along with the reasons for
their predictions. This exercise is valuable for both the students and
the teacher.
Step 4: Discussing Their Predictions
This is a two-stage process. First, ask your students to share their
predictions in full-class discussion. After this has been done, you
might invite the class to discuss which predictions and reasons they
now think are best.
Step 5: Observation
Most of the experiments in this book are designed to be done as
demonstrations, although some make good student explorations. If
you demonstrate the experiment, invite the students to help out
whenever appropriate. Ask them to write down their observations.
Step 6: Explanation
Students often reshape their ideas through talking and writing. They
seem to find this action reassuring. After they have done this, collect
a sample and invite a full-class discussion of these as appropriate.
Step 7: Providing the Scientific Explanation
The students might then be invited to compare their explanations with
those of scientists, looking for similarities and differences (another
opportunity for them to reconstruct their ideas).
Step 8: Follow-Up
This often is designed to help the students reconsider or apply the
scientific ideas they have just encountered and begin to appreciate
how useful they are for explaining natural phenomena

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

Langkah menurut Hoysom dan Bowen dapat diterjemahkan sebagai


berikut.
Langkah 1: Orientasi dan Motivasi
POE selalu dimulai dengan mengkaitkan pengalaman siswa dengan
pengalaman sebelumnya dan meningkatkan rasa ingin tahu yang dapat
mengarahkan eksperimen yang akan diikuti.
Langkah 2: Pengenalan Eksperimen
Pengenalan eksperimen. Menghubungkan dengan diskusi sebelumnya
akan membantu menciptakan pembelajaran yang bermakna.
Langkah 3: Prediksi: Menimbulkan Ide Siswa
Sebelum melaksanakan eksperimen, mintalah kepada siswa untuk
menuliskan pada lembar kerja apa yang mereka prediksi yang
berhubungan dengan alasan prediksi mereka. Latihan ini sangat
berharga bagi siswa dan guru.
Langkah 4: Mendiskusikan Prediksi Siswa
Langkah ini terdiri dari dua proses. Pertama, minta siswa untuk
menyampaikan prediksi mereka. Setelah ini selesai, minta siswa untuk
mendiskusikan prediksi dan alasan mereka dengan pemikiran
terbaiknya.
Langkah 5: Observasi
Maksud eksperimen dari buku ini adalah demonstrasi, walaupun lebih
baik dinilai sebagai eksplorasi. Jika anda menunjukkan eksperimen,
mintalah siswa untuk membantu saat yang tepat. Minta siswa untuk
menuliskan hasil observasinya.
Langkah 6: Penjelasan
Siswa sering membentuk kembali idenya melalui lisan maupun
tulisan. Mereka terlihat seperti mencari kegiatan yang meyakinkan.
Setelah mereka melaksanakan ini, kumpulkan sampel dan minta
seluruh siswa berdiskusi dengan tepat.
Langkah 7: Menyimpulkan Penjelasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

Siswa mungkin diminta untuk membandingkan penjelasan mereka


dengan pengamatan, mencari persamaan dan perbedaan.
Langkah 8: Follow Up
Langkah ini sering dirancang untuk membantu siswa
mempertimbangkan kembali atau menerapkan idenya. Mereka harus
menemukan dan memulai untuk menyadari bermaknanya penelitian
mereka.
Berdasarkan delapan langkah pembelajaran menurut Haysom dan
Bowen di atas, dapat disederhanakani menjadi 6 langkah pembelajaran yang
lebih sederhana. Pada langkah 3: Prediksi: menimbulkan ide siswa dan langkah
4: Mendiskusikan prediksi siswa dapat diringkas menjadi satu langkah. Hal
tersebut dilakukan karena pada langkah tiga dan empat terjadi dalam satu
kegiatan prediksi. Langkah 3 dan 4 dapat diringkas menjadi langkah
menentukan prediksi. Selain kedua langkah tersebut, langkah 6 dan 7 juga
dapat diringkas dengan alasan yang sama. Langkah tersebut menjadi langkah:
Penjelasan.
Berdasarkan keterangan di atas, maka penelitian ini menggunakan
enam langkah yaitu,
1) Langkah 1: Pemberian Orientasi dan Motivasi.
Pada langkah ini dimulai dengan menghubungkan pengalaman
yang lalu dengan pengalaman yang akan dipelajari guna
meningkatkan rasa ingin tahu. Kegiatan selanjutnya adalah
penyampaian tujuan pembelajaran, kegiatan, dan penyampaian
motivasi.
2) Langkah 2: Pengenalan observasi
Pengenalan terhadap kegiatan observasi yang akan dilaksanakan
dengan menggunakan berbagai alat dan bahan yang akan di
gunakan dalam eksperimen. Pengenalan ini dapat berupa kegiatan
ekperimen yang melibatkan siswa.
3) Langkah 3: Penentuan prediksi. Prediksi ditentukan berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

hasil diskusi dengan masing-masing kelompok. Kemudian


menuliskan hasil prediksi pada lembar kerja yang telah
disediakan. Setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil
prediksinya didepan kelas.

4) Langkah 4: Pelaksanaan observasi

Observasi dilaksanakan melalui kegiatan eksperimen. Kegiatan


dilaksanakan dengan menggunakan berbagai alat dan bahan yang
telah disediakan. Setiap kelompok menuliskan hasil pengamatan
dan mendiskusikan hasil pengamatan.
5) Langkah 5: Penjelasan.
Hasil pengamatan disampaikan perwakilan kelompok kepada
kelompok lain melalui diskusi kelas. Kemudian menyampaikan
kesimpulan dari hasil pengamatan.
6) Langkah 6: Follow up. Kegiatan ini dilaksanakan dengan kegiatan
refleksi, menarik kesimpulan pembelajaran, dan kegiatan evaluasi.
2. Hakikat Pemahaman Konsep Energi Alternatif
a. Pengertian IPA
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah
Dasar dan sekolah Menengah. Samatowa (2011: 3) menyatakan “IPA
membahas tentang gejala alam yang disusun secara sitematis yang didasarkan
pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia.
Sutanto (2011: 63) mengatakan bahwa IPA meiputi fisika, biologi dan
kimia. Fisika adalah cabang yang mempelajari tentang energi dan
perubahannya, serta bumi dan antariksa. Biologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari makhluk hidup dan proses kehidupan. Kimia merupakan cabang
yang mempelajari tentang materi dan sifatnya.
Sedangkan Trianto (2013: 136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode imiah seperti

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,
terbuka, jujur dan lain-lain.
Selanjutnya Nash dalam Samatowa (2011: 3) menjelaskan bahwa IPA
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati
dunia bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu
fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu
perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bawa IPA
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam dan seisinya serta
fenomena-fenomena yang terjadi didalamnya yang didapatkan melalui
percobaan atau eksperimen dengan asas metode ilmiah.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Samatowa (2011: 4) menyebutkan beberapa tujuan pembelajaran IPA
di SD yaitu:
1) IPA bermanfaat bagi suatu bangsa karena IPA merupakan dasar
teknologi
2) Bila diajarkan IPA menuntut cara yang tepat, maka IPA merupakan
mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis
3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran
yang bersifat hafalan belaka
4) IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang dapat membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan.
c. Pengertian Pemahaman Konsep
Sardiman (2011: 42-44) menyatakan pemahaman atau comprehension
yaitu:
“Pemahaman atau comprehention adalah menguasai sesuatu dengan
pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna
dan filosofisnya, maksud dan implikasi-implikasinya, sehinga
menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Tujuan akhir dari
setiap belajar adalah memahami maksudnya dan menangkap maknanya.
Pemahaman memiliki makna yang sangat mendasar yang meletakkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu skill pengetahuan


dan sikap tidak akan bermakna. Pemahaman tidak hanya sekadar tahu,
tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan
bahan-bahan yang telah dipahami. Pemahaman bersifat dinamis.
Dengan demikian diharapkan pemahaman akan bersifat kreatif. Ia akan
menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenang”.

Winkel (2005: 274) mengatakan, bahwa pemahaman adalah


kemampuan untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari. Adanya
kemampuan ini terlihat dari siswa menguraikan isi pokok dari suatu bacaan,
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain.
Sudjana (2010: 24), pemahaman merupakan hasil belajar yang lebih
tinggi dari pengetahuan. Misalnya menjelaskan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah
dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
Pemahaman dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu:
1) pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna dalam arti
sebenarnya.
2) Pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan dua kosep yang berbeda
3) Pemahaman ekstrapolasi, yakni kemampuan melihat dibalik yang tertulis,
tersirat atau tersurat.
Sedangkan Suyono hariyanto, berpendapat bahwa tahap pemahaman
dikenal dengan istilah belajar bermakna. Pembeljaran mengaitkan gagasan
yang baru dengan pengetahuan terdahulu yang relevan. Kegiatan itu perlu
dicontohkan oleh siswa dengan kemampuannya dalam membandingkan dan
mempertentangkan, membuat analogi, membuat kesimpulan, melakukan
elaborasi, dan lain-lain.
Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemahaman adalah kemampuan siswa dalam mengerti dan memahami materi
yang telah diajarkan, menerangkan kembali, memberi contoh, serta menarik
kesimpulan.
Sukardjo, dkk (2005: 10) menyatakan bahwa “konsep sebagai
ide/gagasan yang diabstrasikancommit to user
atau digeneralisasikan dari pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

Selanjutnya pendapat dari Winkel (2005:75) bahwa “konsep adalah


suatu satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang bercirikan sama; dalam
lambang mentah yang penuh gagasan”.
Azis (2007: 127) mengatakan bahwa konsep adalah kumpulan
pengertian abstrak yang berkaitan dengan simbol untuk kelas dari suatu benda,
kejadian atau gagasan. Konsep bersifat abstrak, subjektif dan diinternalisasi.
Dengan demikian, setiap orang dapat membentuk konsep sendiri melalui
pengamatan misalnya mengamati contoh dan mendengar diskusi.
Winkel juga mengatakan konsep dibedakan atas dua hal, yaitu konsep
konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah
pengertian yang merujuk pada aneka objek dalam lingkungan fisik. Sedangkan
konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup (2005:
113).
Lebih lanjut James A Banks dalam Aziz (2007: 130) “dalam memilih
konsep terdapat kriteria yang perlu diperhatikan guru, yaitu terlebih dahulu
mengetahui pengalaman siswa mengenai konsep yang akan diajarkan. Apakah
konsep tersebut pernah diajarkan pada kelas sebelumnya atau belum. Jika
sudah, guru harus memperkenalkan konsep-konsep baru yang berhubungan
dengan konsep sebelumnya dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman
mereka terhadap lingkungan sosialnya dan menolong mereka untuk menjadi
pembuat keputusan yang baik”.
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep adalah
sesuatu yang bersifat abstrak dalam bentuk kata, simbol, lambang mental atau
ide/gagasan yang dapat dihubungkan satu sama lain.
Dari berbagai uraian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa pemahaman
konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami makna dan arti dari bahan
materi yang dipelajari, sehingga siswa mampu menguasai, menyimpulkan dan
menerangkan kembali apa yang mereka pahami.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

d. Pengertian Energi Alternatif


Energi alternatif berasal dari dua kata yaitu Energi dan Alternatif.
Sutanto dkk (2006: 233) mengatakan bahwa energi adalah kemampuan untuk
melakukan usaha. Sedangkan alternatif berarti pengganti atau cara lain.
Pengertian energi alternatif menurut Rositawati dkk (2008: 138),
yakni, “energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan
peranan minyak bumi. Energi alternatif yang sedang dikembangkan adalah
energi matahari, energi angin, energi air terjun, dan panas bumi.
Selanjutnya Wahyono (2008: 101) mengatakan “bahan bakar fosil
(minyak bumi) merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbarui. Oleh
karena itu, kita membutuhkan sumber energi yang lain (alternatif) untuk
memenuhi kebutuhan kita. Saat ini, para ilmuan berusaha memanfaatkan
sumber energi alternatif yang jumlahnya tidak terbatas (tidak cepat habis)”.
Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa energzi
alternatif yaitu energi yang mampu menggantikan peranan dari energi yang
sumber dayanya tidak dapat diperbarui.
e. Sumber Energi alternatif
Sulistyanto, dkk (2008: 133) menjelaskan bahwa sumber energi
alternatif yang digunakan saat ini ada dua yaitu untuk pembangkit listrik dan
bahan bakar.
1) Sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik
a) Energi matahari
Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi bumi.
Energi yang diberikan matahari berupa energi panas dan energi cahaya
(Hariyanto (2007: 161). Selanjutnya jasin menjelaskan baha matahari
merupakan sumber energi yang tidak akan pernah habis. Hidup di
dunia ini hampir sepenuhnya karena energi matahari, sebab apa yang
dimakan sebenarnya energinya berasal dari matahari yang tersimpan
dalam tumbuhan maupun hewan (2008: 236).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Manusia memanfaatkan energi matahari untuk berbagai


keperluan. Misalnya menjemur pakaian, mengeringkan padi, membuat
garam disekitar pantai dan lain-lain. Manfaat-manfaat tersebut
merupakan manfaat langsung dari Matahari. Dengan menggunakan
peralatan canggih, energi matahari dapat diubah menjadi energi
bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari
menjadi energi listrik (Rositawaty 2008: 139).
Hariyanto menjelaskan bahwa cahaya matahari diubah
menjadi listrik oleh alat yang disebut sel surya. Sel surya dibuat dari
silikon yang sedikit berbeda dengan bagian bawah lembaran. Saat
cahaya matahari jatuh mengenainya, terjadi arus listrik yang mengalir
lewat kawat yang menghubungkan bagian atas dengan bagian bawah
(2007: 162).
Selain energi listrik, energi matahari juga dapat diubah
menjadi energi kalor. Wahyono (2008: 102) menjelaskan bahwa sel
surya dapat mengubah energi radiasi sinar matahari mmenjadi energi
kalor (panas). Energi panas yang dihasilkan dapart digunakan untuk
memanaskan ruangan, memanaskan air, dan keperluan lain.
Selanjutnya Poppy dkk (2008: 141) mengatakan “Energi
matahari dapat dipakai untuk menggantikan bahan bakar bensin.
Mobil yang memanfaatkan energi matahari sebagai energi
penggeraknya dinamakan mobil bertenaga surya”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa energi matahari
merupakan energi utama yang terbesar bagi kehidupan dan tidak akan
pernah habis.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_Surya
commit
Gambar 2.1toSel
user
surya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

b) Energi Angin
Menurut Sutarno (2013: 145) energi angin dapat disebut juga
dari konversi energi matahari. Sinar matahari memanaskan tanah dan
ini menyebabkan atmosfer menjadi hangat. Ketika udara panas naik.,
mengurangi tekanan atmosfer bumi dan udara dingin ditarik untuk
mengambil tempatnya. Udara dingin inilah yang disebut angin.
Alat utama konversi energi angin adalah generator. Dengan
generator tersebut maka dapat dihasilkan arus listrik dari gerakan
baling-baling. Yang bergerak karena adanya hembusan angin.
Pembangkit ini lebih efisien daripadapembangkit tenaga surya
didalam menghasilkan listrik. Tubin angin adalah kincir air yang
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada
awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam
melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan lain-lain.
(Sutarno, 2013: 145).

https://id.wikipedia.org/wiki/Kincir_angin
Gambar 2.2 Kincir Angin
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa energi angin adalah
sumber energi yang murah, dapat dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik dan tidak mengakibatkan polusi.
c) Energi Air
Sutarno (2013: 107) mengatakan bahwa energi air adalah
energi yang berasal dari kekuatan air yang bergerak. Gerakan naik dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

jatuhnya aiar merupakan bagian dari siklus air. Energi dari matahari
menguap air dilautan bumi dan sungai dan menarik itu keatas sebagai
uap air.
Energi air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan
kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu,
contohnya yaitu penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa, dll.
Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian
berkembang secara berkelanjutan hingga sekarang. Diberbagai negara
telah memanfaatkan energi air sebagai pembangkit listrik tenaga air
(PLTA). PLTA merupakan pusat pembangkit tenaga listrik yang
mengubah energi potensial air menjadi neergi listrik. Mesin yang
diguakan untuk penggerak adalah turbin air (Sutarno, 2013: 108).

https://id.wikipedia.org/wiki/Kincir_air
Gambar 2.3 Kincir Air
Sutarno mengatakan bahwa turbin air dapat mengubah energi
potensial air menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor
pada generator untuk menghasilkan energi listrik. Air bahan baku
PLTA dapat diperoleh dari berbagai cara misalnya dari sungai secara
langsung disalukan melalui turbin, atau dengan cara ditampung
terlebih dahuludengan menggunakan kolam tandon yang atau waduk
sebelum disalurkan untuk memutar turbin (2013: 107-108).
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa energi air
yaitu sumber energi alternatif dengan mengubah energi gerak menjadi
energi listrik, misalnyacommit
dengantomembuat
user bendungan di sungai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

d) Energi panas bumi


Jasin (2008: 241) menjelaskan bahwa energi panas bumi atau
energi geothermal adalah energi yang berasal dari inti bumi. Inti bumi
merupakan bahan yang terdiri atas berbagai jenis logam dan batu yang
berbentuk cair yang memiliki suhu tinggi. Energi panas bumi yang
dapat dimanfaatkan manusia saat ini adalah panas bumi yang berasal
dari magma.
Sutarno (2013: 88) mengatakan bahwa untuk memanfaatkan
energi panas bumi perlu dilakukan kegiatan penambangan berupa
eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke
permukaan dalam wujud uap panas, air panas atau campuran uap dan
air serta unsur-unsur lain yang dikandung panas bumi. Pemanfaatan
energi panas bumi relatif ramah lingkungan atau berada dalam batas
ketentuan yang berlaku. Contoh pemanfaatan energi panas bumi yaitu
berupa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

https://id.wikipedia.org/wiki/PLTU
Gambar 2.4 Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU)
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
energi panas bumi merupakan salah satu energi alternatif yang
dimanfaatkan untuk mengasilkan energi listrik pada pembangkit listrik
atau disebut juga dengan PLTU.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

2) Sumber energi listrik untuk bahan bakar


Saat ini telah dikembangkan beberapa energi alternatif pengganti
minyak bumi, antara lain pemanfaatan energi matahari, biodisel, biogas, dan
biomasa. Di negara maju, kini telah digunakan kendaraan dengan sumber
tenaga dari matahari atau yang lebih dikenal dengan kendaraan tenaga
surya. Kendaraan tenaga surya. Kendaraan tenaga surya memanfaatkan
energi matahari sebagai sumber energi gerak (Sulistyanto 2008: 134).
“Mobil atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar solar
dapat diganti dengan sumber energi lain yaitu biodisel. Biodisel
adalah bahan bakar yang berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan atau
lemak hewan. Biodisel lebih ramah lingkungan dibandingkan
minyak bumi. Untuk memasak kini telah dikembangkan energi
alternatif yang bernama biogas. Biogas merupakan energi yang
dihasilkan dari penguraian bahan organik, seperti kotoran hewan
yang dapat digunakan untuk sumber energi pada kompor. Energi
biomassa adalah energi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
binatang, misalnya tebu. Tebu dapat diolah untuk membuat alkohol
Alkohol dapat dimanfaatkan seperti bensin untuk bahan
menggerakkan mesin’ (Sulistyanto, 2008: 134-135).

f. Manfaat Energi Alternatif


Sulistyanto (2008: 136) menjelaskan bahwa energi alternatif
digunakan dengan tujuan untuk mengatasi apabila sumber energi utama
habis karena tidak dapat diperbaharui. Energi alternatif memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan dengan sumber energi utama, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1) Harga relatif lebih murah dan terjangkau oleh seluruh masyarakat.
2) Tidak akan habis karena berasal dari matahari dan sumber daya alam
lain yang dapat diperbaharui.
3) Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan apabila digunakan.
3. Penelitian Yang Relevan dengan penelitian ini antara lain:
a. Hananta Wisnu Hermawan dengan judul “Penerapan Metode Mind
Mapping Untuk Meningkatan Pemahaman Konsep Energi Alternatif
Siswa Kelas IV SD Negeri Tritih Wetan 04 Kecamatan Jeruklegi,
Cilacap Tahun Pelajaran 2013/2014”
commit to user yang menyimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

terjadi peningkatan pemahaman konsep energi alternatif pada peserta


didik kelas IV SD Negeri Tritih Wetan 04. Pada kondisi awal sebelum
tindakan, 52,94% atau 14 siswa tuntas dengan nilai rata-rata 64,44.
Siklus I ketuntasan klasikal mencapai 73,53% atau 25 siswa tuntas
dengan nilai rata-rata 74,15. Pada siklus II ketuntasan klasikal
mencapai 94,12% atau 32 siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata
81,76. Hasil analisis tampak bahwa pembelajaran IPA materi energi
alternatif dengan metode mind Mapping berpengaruh positif terhadap
pembelajaran. Hal ini berarti penggunaan metode mind mapping dapat
meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif. Persamaan
penelitian dengan variabel ini terletak pada variabel terikat yaitu
pemahaman konsep energi alternatif. Perbedaannya, penelitian ini
dengan variabel bebas metode mind mapping sedangkan penelitian ini
dengan variabel bebas metode pembelajaran POE (predict, observe,
explain).
b. Kurnia Novita Sari dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran
POE (Predict-Observe-Explain) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar
Ipa Materi Perubahan Sifat Benda Pada Siswa Kelas V Sd Negeri
Kejambon 4 Kota Tegal” yang menyimpulkan bahwa penerapan model
POE terbukti efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA materi perubahan sifat benda. Berdasarkan hasil uji
hipotesis data aktivitas belajar siswa dengan perhitungan
menggunakan uji hipotesis komparatif dua sampel independen
diperoleh 22,341 > 1,676 (thitung > ttabel) sehingga Ha diterima dan
Ho ditolak, atau aktivitas belajar IPA siswa dengan penerapan model
POE lebih tinggi daripada aktivitas belajar IPA siswa dengan
penerapan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya,
Berdasarkan hasil uji hipotesis data hasil belajar siswa dengan
perhitungan menggunakan uji hipotesis komparatif dua sampel
independen diperoleh 2,485 > 1,676 (thitung > ttabel), maka Ha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

diterima dan Ho ditolak. Dengan kata lain, hasil belajar IPA siswa
dengan penerapan model POE lebih tinggi daripada hasil belajar IPA
siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional. Persamaan
dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas yaitu model POE
(Predict, observe, explain). Perbedaannya, penelitian tersebut dengan
variabel terikat aktivitas dan hasil belajar IPA materi perubahan sifat
benda sedangkan penelitian ini dengan variabel terikat pemahaman
konsep energi alternatif. Selain itu didalam penelitian tersebut
menggunakan jenis penelitian eksperimen, sedangkan dalam penelitian
ini penulis akan menggunakan jenis penelitian penelitian tindakan
kelas (PTK).
c. Dodi Rusmianto dengan judul “Meningkatkan keterampilan
menyimpulkan tentang cahaya melalui metode eksperimen pada mata
pelajaran ipa kelas V SD Negeri Berbah 2 tahun ajaran 2012/ 2013”
yang menyimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan
keterampilan menyimpulkan pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas
V SD Negeri Berbah 2 Tahun Ajaran 2012/ 2013. Dari nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum yang telah ditetapkan yaitu 75, terjadi
peningkatan keterampilan menyimpulkan pada mata pelajaran IPA.
Pada siklus I memperlihatkan hasil 67%, pada siklus II terjadi
peningkatan keterampilan menyimpulkan dari 67% menjadi 82%, dan
pada siklus III terjadi peningkatan keterampilan menyimpulkan dari
82% menjadi 91%. Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada
variabel bebas yaitu metode eksperimen. Sedangkan perbedaannya
yaitu pada variabel terikat. Didalam penelitian tersebut menggunakan
variabel terikat keterampilan menyimpulkan tentang cahaya,
sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel terikat
pemahaman konsep energi alternatif.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas, maka disusun suatu
kerangka berpikir atas permasalahan yang dihadapi. Model pembelajaran IPA
hendaknya tidak lagi terlalu berpusat pada guru (teacher centered) melainkan
harus lebih berorientasi pada peserta didik (student centered). Pada kondisi awal
menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa IPA kelas IV SDN Pati masih
rendah terutama pada materi energi alternatif.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan guru pada
SDN Pati, partisipasi belajar siswa di kelas IV cenderung masih rendah. Siswa
kurang berpartisipasi selama proses pembelajaran berlangsung karena
pembelajaran hanya berpusat pada guru, yang tentunya siswa hanya
mendengarkan penjelasan dari guru dan membuat siswa menjadi bosan. Selain itu
guru juga jarang menggunakan model dan media pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan, sehingga pembelajaran kurang berkesan dan tidak banyak materi
yang bisa terserap dengan baik.
Berdasarkan kondisi pembelajaran IPA di SD yang telah disebutkan
tersebut, menyebabkan potensi siswa selama pembelajaran kurang berkembang
sehingga berdampak pada hasil belajar yang belum optimal. Oleh karena itu,
diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam setiap
proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan potensi belajar dan pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar yaitu model pembelajaran POE
(predict, observe, explain). Siswa belajar melalui keterlibatan aktif untuk mencari
dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka
dapat membuktikan hipotesisnya berdasarkan dari hasil percobaannya yang telah
dilakukan sendiri.
Penerapan model POE juga dapat mengurangi pembelajaran yang
berpusat pada guru. Pembelajaran ini akan dilakukan dalam dua siklus. Masing-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus II
dilakukan berdasarkan refleksi dari siklus I. Penelitian ini menerapkan indikator
peningkatan pemahaman konsep siswa yaitu ditandai dengan target memperoleh
nilai di atas KKM dan mencapai persentase ketuntasan minimal 80%. Sehingga
penulis menyusun kerangka berikir sebagai berikut:

Pemahaman
Pembelajaran konsep
Kondisi Awal berpusat pada guru energi
alternatif
siswa rendah
Pemberian
tindakan dengan
Tindakan penerapan model Siklus I
pembelajaran POE 1. Perencanaan
(predict, observe, 2. Tindakan
explain) berbasis 3. Observasi
eksperimen. 4. refleksi

Siklus II
Pemahaman
1. Perencanaan
konsep energi 2. Tindakan
Kondisi akhir alternatif 3. Observasi
meningkat. 4. refleksi
(minimal 80% dari
33 siswa mencapai
KKM yaitu >70.

Gambar 2.5 Kerangka berfikir

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangkan berpikir dalam penelitian ini
dapat dikemukakan hipotesis penelitian yaitu “Penerapan Model POE (Predict,
Observe, Explain) Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Alternatif
Siswa Kelas IV SDN Pati Tahun Ajaran 2016/2017’’.
commit to user

Anda mungkin juga menyukai