“KELEMBABAN”
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas paper ini dengan judul
“KELEMBABAN”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suryaman Birnadi Dr., Ir., M.P.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Agroklimatologi yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi sampai selesainya tugas paper ini.
Tidak lupa pula untuk teman-teman yang telah banyak membantu penulis didalam
penyelesaian makalah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Tidak ada yang
pantas diberikan, selain balasan dari Allah SWT untuk kemajuan kita semua dalam
menghadapi masa depan nanti. Serta tak lupa ucapan terima kasih kepada teman-teman
yang memberikan kritikan terhadap paper ini.
Akhirnya penulis sangat mengharapkan agar paper ini dapat bermanfaat bagi kita
semua baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.3. Tujuan...............................................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................................4
2.1. Pengertian Kelembaban.....................................................................................................4
2.2. Prinsip Kelembaban..........................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................................7
3.1. Pengertian Kelembaban.....................................................................................................7
3.1.1. Kelembaban Absolut.......................................................................................................8
3.1.2. Kelembaban Spesifik......................................................................................................8
3.1.3. Kelembaban Relatif / Nisbi.............................................................................................8
3.1.4. Kerapatan Uap Air..........................................................................................................8
3.1.5. Tekanan Uap Air.............................................................................................................9
3.1.6. Kelembaban Spesifik......................................................................................................9
3.2. Alat – alat pengukur kelembaban udara............................................................................9
3.2.1. Psychrometer Bola Basah Dan Bola Kering....................................................................9
3.2.2. Psychrometer Putar (Whirling)........................................................................................9
3.2.3. Psychrometer Assmann.................................................................................................10
3.2.4. Higrometer Rambut.......................................................................................................10
3.2.5. Higrometer Biasa..........................................................................................................10
3.2.6. Barometer......................................................................................................................11
3.3. Macam-macam kelembaban udara..................................................................................12
3.4. Cara Praktis Mengatur Kelembaban pada Tanaman........................................................12
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................15
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................................15
4.2. Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................16
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
Dalam konteks budidaya tanaman dalam ruang lingkup pertanian baik berupa
budidaya tanaman pangan, perkebunan, ataupun budidaya tanaman holtikultura dan
sebagainya. Maka kelembaban udara dipengaruhi dan memengaruhi laju transpirasi
tanaman. Kelembaban udara memiliki pengaruh pada proses transpirasi tanaman,
tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju penyerapan air oleh akar hingga pada
batas tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju penyerapan dan terjadi secara
terus menerus akan menyebabkan tanaman mengering.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata. Disamping itu
juga kelembaban udara bersama dengan temperatur juga memiliki pengaruh pada proses
pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit. Hal ini terjadi karena, kondisi
kelembaban dan temperatur pada nilai tertentu merupakan nilai yang optimal bagi
pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk
meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui
kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat
menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang
ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan
berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah
yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan
berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Ada tiga macam pendekatan udara yang digunakan dalam bidang pertanian
diantaranya kelembaban relatif, kelembaban mutlak, dan kelembaban spesifik udara yang
menyatakan nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum uap
air diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%). Dan
pada makalah ini penulis akan lebih membahas mengenai kelembaban relatif dari suatu
termometer bola basah dan bola kering dalam sangkar cuaca.
Oleh karena itu, dengan mengetahui kelembaban dan juga temperatur pada suatu
wilayah, maka kita dapat menentukan langkah antisipatif untuk budidaya tanaman. Sebab,
jika kita mengetahui kelembaban suatu tempat, maka kita dapat menentukan tanaman apa
yang tepat untuk dibudidayakan pada nilai kelembaban yang kita ketahui.
Kelembaban udara selalu memiliki korelasi atau hubungan dengan temperatur. Kedua
komponen iklim ini memiliki pengaruh pada konidisi lingkungan suatu tempat.
2
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penulisan paper ini masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut:
1. Alat ukur kelembaban dan bagaimana cara kerjanya?
2. Macam-macam kelembaban?
3. Hubungan kelembaban dengan pertanian?
4. Bagaimana cara pengaturan kelembaban?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah agar dapat:
1. Memberi penjelasan tentang alat ukur kelembaban serta cara kerjanya.
2. Mengerti tentang macam-macam kelembaban.
3. Mengetahui pentingnya kelembaban terhadap pertanian dan mengetahui
hubungan kelembaban tersebut.
4. Mengetahui cara mengatur kelembaban.
3
BAB II LANDASAN TEORI
4
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif.
Alat untuk mengukur kelembaban disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk
mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawal
lembab (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat
untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan
perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3%
pada 30°C (86°F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0°C (32°F). Kandungan uap air dalam
udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Jika udara
banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat
menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang
mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh. Kelembaban
udara pada ketinggian lebih dari dua meter dari permukaan menunjukkan perbedaan yang
nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh
angin terjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat
(Benjamin, 1994).
Kelembaban udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada tempatnya. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya jumlah radiasi
yang dipancatkan matahari yang diterima bumi, pengaruh daratan atau lautan, pengaruh
ketinggian (altitude) dan pengaruh angin.
Ada dua istilah kelembaban udara yaitu kelembaban tinggi dan kelembaban rendah.
Kelembaban tinggi adalah jumlah uap air yang banyak diudara, sedangkan kelembaban
rendah adalah jumlah uap air yang sedikit diudara.
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari
disebabkan karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan. Proses ini
berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari
tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang
memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara
dekat permukaan tersebut akan berkurang (Benjamin, 1994).
Dalam kelembaban ini kita mengenal beberapa istilah yaitu kelembaban mutlak,
kelembaban spesifik dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah massa uap air
yang berada dalam satu satuan udara yang dinyatakkan dalam gram/m3, kelembaban
spesifik merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan satuan massa udara yang
dinyatakan dalam gram/kilogram, sedangkan kelembaban relatif merupakan perbandingan
5
jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air yang kandung panas dan
temperatur tertentu yang dinyatakan dalam persen (%) (Kartasapoetra, 1990).
Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada
suhu udara. Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap air jenuh dengan
tekanan uap aktual. Pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi mencapai 100%.
6
BAB III PEMBAHASAN
7
3.1.1. Kelembaban Absolut
Kelembaban absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume
tertentu campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter
kubik (g/m3).
8
3.1.5. Tekanan Uap Air
Hukum Gas Ideal :
ea = n R T/V
ea =Tekanan uap air (mb)
R = Tetapan gas umum (8.3143 J K-1 mol -1)
T = suhu mutlak (K)
V = volume udara (m3)
Jumlah mol adalah n = m/Mv dan Mv = 18.016 untuk uap (H2O), serta ρv =
mv /V, maka berdasarkan persamaan di atas, maka tekanan uap ditentukan oleh
kerapatan uap air (ρv ) serta suhu udara (T).
9
murni. Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama + 2 menit,
dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca
seterusnya sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah
terendah.Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.
10
Higrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara relative (RH).
Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu
menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang
akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. Skala
kelembaban biasanya ditandai dengan huruf “h” dan suhu dengan derajat celcius.
Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa
termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat
pada raksanya di termometer satu yang digunakan untuk mengukur kelembaban
dan satu lagi yang digunakan untuk mengukur suhu dan juga yang bundar untuk
dibaca skalanya.
Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan higrometer selama
pembacaan harus diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, hal ini
dapat dilakukan dengan mengipasi alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas.
Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar.
Prinsip Kerja Higrometer
Higrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan dua
thermometer. Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara
biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/lembab (bagian bawah
thermometer diliputi kain/kapas yang basah). Thermometer Bola Kering tabung air
raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
Thermometer Bola Basah tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah
suhu saturasi/titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat
berkondensasi. Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban
yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di
tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya.
Skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat
celcius.
3.2.6. Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
udara.Satuan meteorologi dari tekanan udara adalah mbar (milibar), cmHg dan atm.
Barometer ada dua jenis yaitu barometer raksa dan barometer aneroid. Tetapi
kegunaan mereka tetap sama yaitu mengukur tekanan udara
11
Barometer termasuk peralatan meteorologi golongan non recording yang
pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan.Selain itu,
Barometer juga termasuk dalam alat metorologi yang dipakai di permukaan bumi.
Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi untuk peramalan cuaca
klimatologi dan maritim.
12
Pada kondisi dalam ruangan kelembaban udara mudah sekali menurun, apalagi bila
ruangan kita ber-AC. Kelembaban yang rendah menyebabkan transpirasi yang tinggi pada
tanaman. Gejala yang muncul pada tanaman bila kelembaban terlalu rendah diantaranya
terjadinya pencoklatan pada pucuk-pucuk daun, gugur daun, dan pembungaan yang
sedikit.
Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara merupakan salah satu unsur
penting bagi manusia, hewan, dan pertumbuhan pohon. Kelembaban udara juga
menentukan bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang
ada di lingkungannya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan
tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman
yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban
tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya
jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka
bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Kelembaban udara berpengaruh terhadap penguapan pada permukaan tanah dan
penguapan pada daun. Bila kelembaban udara tinggi maka pertumbuhan pohon itu akan
terganggu karena tidak keseimbangan antara unsur air dan cahanya sehingga pertumbuha
pohon itu akan ternganggu. Tetapi kelembaban yang tinggi akan berpengaruh terhadap
tumbuhnya organ vegetatif pada pohon.
Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Jika
kelembaban rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zat-zat
mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketesediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman. Jika kelembaban tinggi, laju transpirasi rendah sehingga
penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah.hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat.
Ada tiga macam pendekatan udara yang digunakan dalam memaksimalkan
pertumbuhan pohon diantaranya kelembaban mutlak, kelembaban spesifik dan
kelelembaban relative udara yang menyatakan nilai nisbi antara uap air yang terkandung
dan daya kandung maksimum uap air diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang
dinyatakan dalam persen (%).
Pengaruh kelembaban relatif terhadap produksi tanaman secara langsung
mempengaruhi hubungan air tanaman dan secara tidak langsung mempengaruhi
pertumbuhan daun, fotosintesis, penyerbukan, terjadinya penyakit dan hasil akhirnya
13
ekonomi. Pertumbuhan daun tidak hanya tergantung pada kegiatan sintetis yang dihasilkan
dari proses biokimia tetapi juga pada proses fisik dari pembesaran sel.
Contoh pengaruh kelembaban pada bidang pertanian adalah pada contoh budidaya
tanaman karet di daerah bercurah hujan tinggi kurang optimal bagi pertumbuhan dan
produksi tanaman karet itu sendiri, sebagaimana ditampilkan pada kajian ini. Di daerah
yang bercurah hujan tinggi seperti di Kabupaten Bogor produktivitas karet per areal tanam
menjadi lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas rata-rata wilayah se-propinsi
Jawa Barat. Dalam kondisi wilayah yang memiliki curah hujan tinggi, lama penyinaran
matahari yang bermanfaat untuk fotosintesis tanaman menjadi lebih rendah. Hujan dengan
intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Bogor sering disertai dengan angin kencang atau
angin berkecepatan tinggi yang dapat menumbangkan pohon atau mematahkan batang
tanaman karet dan mengakibatkan menurunnya populasi tanaman per hektar. Intensitas
hujan yang tinggi juga menyebabkan kelembaban udara yang tinggi dan mengakibatkan
mudahnya tanaman karet terserang penyakit. Siklus musim setahun turut mempengaruhi
pula siklus produksi tanaman karet yaitu, terdapat musim-musim dengan produktivitas
rendah dan terdapat pula musim-musim dengan produktivitas tinggi.
14
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air.
2. Kelembaban memiliki alat pengukur dan masing-masing alat mempunyai fungsi
yang berbeda.
3. Alat untuk mengukur kelembaban adalah higrometer yang menggunakan
temperatur suhu bola kering dan temperatur suhu bola basah. Cara
penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya,
kemudian tunggu dan bacalah skalanya. Dengan cara pengukuran kelembaban
(suhu bola basah – suhu bola kering) setelah mengetahui selisihnya maka
kelembaban dapat dilihat pada tabel kelembaban relatif yang telah ditentukan.
4. Terdapat macam-macam kelembaban yang menjadi faktor penentu kegiatan
pertanian.
5. Kelembaban udara merupakan salah satu unsur penting bagi manusia, hewan
dan tumbuhan. Di bidang pertanian , kelembaban relatif mempunyai peranan
yang sangat penting terhadap produksi tanaman secara langsung mempengaruhi
hubungan air tanaman dan secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan
daun, fotosintesis, penyerbukan, terjadinya penyakit dan hasil akhirnya
ekonomi. Secara garis besar, pengaruh kelembaban pada bidang pertanian yaitu
mengurangi evapotranspirasi, meningkatkan beban panas tanaman,
mempengaruhi penutupan stomata, mengurangi serapan CO2, mengurangi
pengaruh transpirasi translokasi bahan makanan dan nutrisi.
4.2. Saran
Kelembaban menjadi faktor penting penentu kegiatan pertanian. Dengan
mengetahui kelembaban bisa meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Dengan
alat kelembaban kita dapat mengetahui jadwal yang sesuai dan mengetahui waktu yang
tepat agat kegiatan pertanian dapat dilakukan dengan baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16