Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH TARGET HAFALAN TERHADAP

KINERJA ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)


DI YAYASAN PONDOK PESANTREN MA BAHRUL
ULUM BLAWI KARANGBINANGUN PERIODE 2020/2021

PROPOSAL SKRIPSI

LULUK HARIYANTI

NIM : 011910023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
E. Definisi Operasional 6
BAB II LANDASAN TEORI 8
A. Target 8
1. Pengertian target 8
B. Hafalan 8
1. Pengertian hafalan 8
2. Pengertian Al-Qur’an 9
3. Hukum menghafal Al-Qur’an 10
4. Waktu menghafal Al-Qur’an 10
5. Manfaat dari hafalan Al-Qur’an 12
6. Faktor-faktor dalam menghafal Al- Qur’an 18
C. Organisasi 21
1. Pengertian organisasi 21
2. Macam-macam organisasi sekolah 22
3. Pengertian kinerja 25
4. Program kerja OSIS 25
5. Faktor-faktor dalam kinerja 27
D. Solusi Mendisiplinkan Kinerja OSIS Dan Hafalan Al-Qur’an 28
E. Target Hafalan Al-Qur’an Program Pondok Pesantren MA Bahrul
Ulum Blawi Karangbinangun Lamongan Kelas XII 28
F. Kajian Pustaka 29
G. Kerangka Konseptual 30
H. Hipotesis 31
BAB III METODE PENELITIAN 32

i
A. Pendekatan dan jenis penelitian 32
B. Tempat dan waktu penelitian 32
C. Populasi Dan Sampel Penelitian 33
D. Sumber Dan Jenis Data 33
E. Variable Dan Indokator Penelitian 34
F. Uji Validitas Dan Reliabilitas 35
G. Teknik Pengumpulan Data 37
H. Teknik Analisis Data 38
I. Sistematika Pembahasan 42
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 46

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non

formal yang tersebar di Indonesia. Dimana Pondok Pesantren lahir

ditengah-tengah masyarakat. Setiap Pondok Pesantren memiliki ciri khas

yang berbeda-beda tergantung dari bagaimana tipe dan metode seperti apa

yang diterapkan dalam pembelajarannya.

Adapun di dalam Pondok Pesantren terdapat berbagai bentuk

kegiatan yang dapat bermanfaat bagi para santri. Kehidupan di Pondok

Pesantren berbeda dengan kehidupan anak pada umumnya. Di pondok

pesantren, santri dituntut untuk dapat beradaptasi dengan baik terhadap

kegiatan. Seperti hafalan Al-Qur’an yang sudah menjadi ciri khas bagi

Pondok Pesantren manapun.

Hafalan Al-Qur’an yang telah menjadi target di Pondok Pesantren

harus dilaksanakan dan dijalani oleh seluruh santri di dalam Pondok

Pesantren. Program hafalan Al-Qur’an yang di wajibkan oleh Pondok

Pesantren yang bertujuan untuk mengenalkan santri tentang Al-Qur’an

yang bermanfaat bagi santri saat telah lulus dari Pondok Pesantren untuk

bekal meneruskan kejenjang yang lebih tinggi.

Target hafalan Al-Qur’an yang sudah menjadi program diberbagai

Pondok pesantren lainnya yang harus dijalankan oleh seluruh santri di

Pondok Pesantren. Seperti Yayasan Pondok Pesantren MA Bahrul Ulum

1
2

Blawi Karngbinangun Lamongan yang menetapkan program tetap bagi

seluruh santri seperti target hafalan Al-Qur’an, menghafal hadist Arba’in,

menghafal kanmufrodat, dan lain-lain.

Namun di dalam kehidupan di Pondok Pesantren terdapat suatu

organisasi yang dimana organisasi tersebut berfungsi sebagai jalannya

sebuah peraturan. Organisasi yang terdapatdi dalam Pondok Pesantren

yang dapat menertibkan dan membantu mewujudkan visi dan misi Pondok

Pesantren tersebut.

Organisasi merupakan proses kerjasama yang dilakukan oleh

sekelompok orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi dapat

disusun atau digambarkan dalam sebuah stuktur untuk membantu dalam

usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan suatu organisasi

dapat dicapai apabila kegiatan yang ada di dalam organisasi dikerjakan

secara terarah sesuai dengan yang telah ditetapkan. Peran manusia dalam

organisasi sangat penting terutama dalam kedudukannya sebagai salah satu

sumber daya.

Sebuah organisasi dapat dikatakan maju dan berhasil dalam satu

periode, dapat dilihat ketika personalia mampu melaksanakan program

kerja dengan disiplin dan baik, seperti jadwal yang telah diagendakan

dalam program kerja. Saling menguatkan dan saling membantu antar

personalia yang satu dengan personalia yang lain dalam melaksanakan

tanggung jawab dalam sebuah organisasi dapat meningkatkan rasa kerja

sama atar personalia. Namun adanya sebuah program target hafalan Al-
3

Qur’an bagi santri kelas XII yang juga memiliki sebuah tanggung jawab

dalam sebuah organisasi secara langsung maupun tidak langsung program

kerja yang telah ditetapkan oleh Yayasan Pondok Pesantren MA Bahrul

Ulum Blawi Karangbinangun Lamongan tidak berjalan dengan disiplin.

Oleh karena itu banyak dari para santriwati yang mengeluh atas

padatnya suatu kegiatan di dalam Pondok Pesantren. Dengan adanya

permasalan diatas, penulis mengangkat judul “Pengaruh Target Hafalan

Terhadap Kinerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) Di Yayasan

Pondok Pesantren MA Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun Periode

2020/2021”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kinerja organisasi siswa intra sekolah (osis) di Yayasan

Pondok Pesantren MA Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun periode

2020/2021?

2. Adakah pengaruh target hafalan Al-Qur’an terhadap kinerja

organisasi siswa intra sekolah (osis) di Yayasan Pondok Pesantren MA

Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun periode 2020/2021?

3. Bagaimana solusi untuk meningkatkan disiplin hafalan dan

berorganisasi organisasi siswa intra sekolah (osis) di Yayasan Pondok

Pesantren MA Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun periode

2020/2021?

C. Tujuan Penelitian
4

1. Mendeskripsikan kinerja organisasi siswa intra sekolah (osisi) di

Yayasan Pondok Pesantren MA Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun

periode 2020/2021.

2. Mendeskripsikan pengaruh target hafalan Al-Qur’an terhadap kinerja

organisasi siswa intra sekolah (osis) di Yayasan Pondok Pesantren MA

Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun periode 2020/2021.

3. Mendeskripsikan solusi agar organisasi siswa intra sekolah (osis) di

Yayasan Pondok Pesantren MA Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun

periode 2020/2021 dapat meningkatkan disiplin hafalan dan

berorganisasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pikiran

terhadap khazanah ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan

terutama yang berkaitan dengan pengaruh motivasi sholat berjamaah

siswa.

2. Secara praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai bahan kajian bagi penulis untuk menambah dan

memperluas penguasaan materi tentang pengaruh motivasi sholat

berjamaah siswa. Dan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana S-I pada Universitas Islam Lamongan.

b. Bagi siswa
5

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh siswa sebagai

bahan pertimbangan atau motivasi untuk lebih meningkatkan

semangat untuk menghafal Al-Qur’an. Hasil penelitian ini dapat

digunakan oleh kepala sekolah sebagai tambahan pertimbangan

untuk menentukan kebijakan dalam program pembelajaran

terutama, serta untuk memotivasi guru untuk lebih meningkatkan

semangat belajar disekolah.

c. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk

melaksanakan kebijaksanaan dalarn meningkatkan pembelajaran di

kelas-kelas dalam memberikan materi.

d. Bagi Lembaga

Sebagai bahan kajian bahwa peran guru diharapkan dapat

menjadi hal penting bagi lembaga sekolah untuk berbenah diri agar

lebih berkualitas dalam mencapai tujuan pengajaran yang optimal.

e. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti yang akan

datang sebagai bahan kajian penunjang dan bahan pengembang

perancangan penelitian dalam meneliti hal-hal yang berkaitan

dengan topik di atas.

f. Bagi Perguruan Tinggi


6

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Universitas

Islam Lamongan sebagai bahan masukan dan sumbangan

pemikiran untuk tercapainya tujuan.

E. Definisi Operasional

Supaya dikalangan pembaca tercipta kesamaan pemahaman dengan

penulis mengenai kandungan tema skripsi maka penulis merasa perlu

mempertegas makna istilah yang terdapat dalam tema skripsi, seperti di

bawah ini :

1. Secara konseptual

Judul Skripsi ini adalah “Pengaruh Target Hafalan Terhadap

Kinerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) Di Yayasan Pondok

Pesantren MA Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun Periode

2020/2021” penulis perlu memberikan penegasan istilah sebagai berikut

a. Pengaruh

Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan atau pembuatan seseorang.1

b. Target

Sasaran (batas ketentuan dan sebagainya) yang telah ditetapkan

untuk dicapai.

c. Menghafal

Berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat.

d. Kinerja
1
Alwi, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005) : 849
7

Sesuatu yang dicapai kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan

(diperbuat)

e. Organisasi siswa intra sekolah (osis)

Suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonessia yang

dimulai dari Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah

Atas.
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Target

1. Pengertian Target

Target adalah mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen

dengan menggunakan variable-variable yang bisa menguantifikasi

kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap

segmen, biaya memproduksi produk dan jasa yang diinginkan

pelanggan, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan

peluang pasar.2

Target merupakan sebagai kegiatan menentukan pasar sasaran,

yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen untuk dilayan.3

B. Hafalan

1. Pengertian Hafalan

Menurut etimologi, kata menghafal berasal dari kata dasar hafal

yang dalam bahasa Arab dikatakan al-Hifdz dan memiliki arti ingat.

Maka kata menghafal juga dapat diartikan dengan mengingat.

Mengingat, menurut Wasty Soemanto berarti menyerap atau

meletakkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif.

Dalam terminologi, istilah menghafal mempunyai arti sebagai,

tindakan yang berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.

Menghafal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi di dalam

2
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi Kedua (Yogyakarta : Andi, 2007) : 65
3
Ali Hasan, Marketing, (Yogyakarta : Media Utama, 2008) : 191

8
9

ingatan, sehingga nantinya dapat diingat kembali secara harfiah, sesuai

dengan materi yang asli. Menghafal merupakan proses mental untuk

mencamkan dan menyimpan kesan-kesan, yang suatu waktu dapat

diingat kembali ke alam sadar.

2. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW untuk disampaikan pada umat manusia sebagai salah satu rahmat

yang tiada taranya bagi alam semesta.4

Al-Qur’an tidak merupakan mustaq (kata bentuk) dari apapun, ia

merupakan nama yang secara khusu diberikan Allah SWT

sebagaimana kata injil dan taurat yang juga khusus nama yang

dipergunakan sebagai nama kitabullah yang masing-masing diturunkan

kepada nabi Isa dan Musa As.

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan melalui melalui

perantara malaikat jibril kepada Rasulullah SAW dengan

menggunakan bahasa Arab disertai kebenaran agar dijadikan hujjah

(argumentasi) dalam pengakuanya sebagai rasul dan agar dijadikan

sebagai pedoman hukum bagi seluruh umat manusia.5

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT

kepada nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi seluruh umat

4
Abdul Hamid, Pengantar Studi Al-Qur’an, (Jakarta : Prenadamedia, 2016) : 5
5
Arief B. Iskandar, Jilbab Syar’i (Jakarta : Khilafah Press, 2015) : 92
10

manusia, tidak terbatas pada masa dan kaum tertentu, sehingga Al-

Qur’an bersifat universal, otentik, dan dinamis.6

3. Hukum Menghafal Al quran

Dalam Fikih dikatakan, bahwa menghafal Al-Qur’an hukumnya

adalah wajib kifayah bagi umat Islam. Sehingga apabila ada sejumlah

orang yang menghafal Al-Qur’an dengan mencapai jumlah muttawatir

(mencakup semua bilangan ayat dan surat yang ada dalam Al-Qur’an),

maka gugurlah kewajiban tersebut dari yang lainnya.

Rasulullah SAW merupakan hafiz (penghafal) Al-Qur’an

pertama kali dan merupakan contoh paling baik bagi para sahabat

dalam menghafalnya”. Oleh karena Rasululah SAW memberikan

contoh dalam sikap beliau dengan wujud menghafal Al-Qur’an, maka

tindakan menghafal Al-Qur’an yang dilakukan oleh umat Rasulullah

SAW baik sejak beliau masih hidup maupun sampai sekarang, juga

merupakan sunnah yang diikuti dari beliau.

4. Waktu Menghafal Al-Qur’an

Sesungguhnya pemeliharaan waktu yang tepat untuk menghafal

termasuk salah satu faktor penting atas keberhasilan dalam

menghafal, menguatkannya, serta kecepatan mengingatnya. Dan

waktu yang paling bagus untuk menghafal Al-Qur’an adalah setelah

subuh atau di awal pagi.

6
Abdul Mustaqim Dan Sahiron Syamsuddin, Studi Al-Qur’an Kontemporer, (Yogyakarta : Tiara
Wacana, 2010) : 296
11

Berbagai penelitian tentang ingatan (memori) menunjukkan

bahwa pada waktu ini (setelah subuh) daya tangkap pikiran seseorang

lebih kuat, tidak kurang dari 15% dibanding waktu-waktu lainya.

Dalam hadist juga disebutkan, “Ya Allah berkahilah umatku pada pagi

harinya)” (HR At-Tirmidzi, abu Dawud dan Ahmad. Syaikh Albani

menshahihkanya didukung hadist lainya).

Adapun waktu yang lainya untuk menghafal Al-Qur’an seperti:

a. Sebelum tidur

Waktu ideal untuk bervisualisasi yaitu beberapa menit sebelum

tidur, hal ini dapat membantu alam bawah sadar untuk

memvisualisasikan lagi hal-hal yang telah di atas ketika tidur.

Bebrapa menit yang diluangkan untuk bervisualisasi sebelum tidur

tersebut dapat menciptakan imajinasi yang baik dpada alam bawah

sadar kita ketika tidur berupa balasan bagi penghafal Al-Qur’an.

Imajinasi tersebut akan sering bermunculan dalam pikiran ketika

tidur, sehingga ketika terbangun, semangat untuk menghafal Al-

Qur’an menjadi lebih besar.

b. Setiap selesai shalat

Teknik ini juga dapat dipratikkan setiap selesai shalat, terutama di

hari awal-awal menghafal Al-Qur’an. Sebab, ketika seseorang

mendirikan shalat, di dalam jiwanya terdapat energy ruhani dan

imani tentang banyak hal. Dan bervisualisasi setiap selesai shalat


12

akan terasa lebih mudah untuk memberdayakan energi tersebut

hingga menghasilkan kepercayaan diri.

Di antara tujuan memvisualisasikan hal-hal di atas secara berulang-

ulang adalah untuk menambah semangat, kecintaan, dan motivasi

dalam menghafal Al-Qur’an.

1) Ketika sedang Shalat.

2) Pada malam hari terutama pertengahan malam yang akhir.

3) Di antara waktu magrib dan isya’.

4) Setelah shalat subuh.7

5. Manfaat Dari Hafalan Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an memang sudah dapat mendatangkan pahala,

tetapi menghafal Al-Qur’an sangatlah berlipat lipat ganda pahalanya.

Bagaimanapun orang yang menghafal Al-Qur’an akan lebih dicintai

dan diistimewakan oleh Allah. Para penghafal Al-Qur’an tak hanya

mendapatkan keberuntungan dunia, tetapi juga mendapatkan

keberuntungan akhirat. Kehadiran para penghafal Al-Qur’an seolah

sebagai sumber cahaya dan ilmu bagi orang lain. Nah, inilah manfaat

menghafal Al-Qur’an :

a. Ahli surga dan memiliki syafa’at khusus

Para Huffazh diberikan anugrah yang sangat besar oleh Allah

SWT. Pada hari kiamat nanti mereka bisa memberi Syafa’at sepuluh

keluarganya, yang kesemuanya telah dipastikan masuk neraka. Dalil

tentang keistimewaan ini adalah hadist yang diriwayatkan dari Ali


7
Majdi Ubaid Al-Hafizh, Langkah Mudah Mengfhafal Al-Qur’an, (Solo : Aqwam, 2014) : 173
13

bin Abi Thalib, bahwasanya rasulullah SAW, berkata: “Barang

siapa membaca Al-Qur’an dan menghafalkanya (di luar kepala),

kemudian ia menghalalkan apa yang dihalalkanya dan

mengharamkannya, Allah akan memasukkan ke dalam surga dan

memberinya syafa’at untuk sepuluh keluarganya, yang kesemuanya

telah dipastikan masuk neraka.” (HR Turmudzi).

Dan adapun syafaat yang di berikan kepada seorang huffahz yang

hafal Al-Qur’an bagi kedua orang tuanya kelak di surga:

‫ َم ْن قَ َرَأ الْ ُق ْرآ َن َو تَ َعمَّل َ َو‬:‫ قال رسول هللا صىل هللا علي ه وس مل‬:‫وعن بُ َريْدَ ة ريض هللا عنه قال‬

َّ ‫مَع ِ َل ِب ِه ُألْب َِس َوادِل َ ا ُه ي َ ْو َم الْ ِق َيا َم ِة اَت ًجا ِم ْن ن ٍُور ضَ ْوُؤ ُه ِمث ُْل ضَ ْو ِء‬
‫الش ْم ِس َو يُ ْكىَس َوادِل َ ا ُه ُحل َّ َتنْي ِ َال‬

َ ‫ مِب َ ُك ِسيْنَا‬:‫ي َ ُق ْو ُم لَهُ َما ادلُّ نْ َيا فَ َي ُقو َال ِن‬


‫ (احلامك وق ال حصيح عىل رشط‬.‫هذا؟ فَ ُي َق ُال ِبَأ ْخ ِذ َودَل ِاَمُك الْ ُق ْرآ َن‬

)‫ حسن لغريه‬:‫مسمل‬

Dari Buraidah R.A, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa

saja yang hafal Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya,

niscaya kedua orang tuanya akan diberi mahkota dari cahaya di hari

kiamat. Sinarnya bagaikan sinar matahari. Kedua orang tuanya juga

akan diberi dua pakaian hullah yang tidak dapat dibandingi oleh

dunia. Lalu keduanya bertanya, “Dengan sebab apa kami diberi

pakaian ini?” Maka dijawab, “Dengan sebab putramu hafal Al-

Qur’an.” HR Hakim : Hadits Hasan Li Ghairihi.

b. Memiliki do’a yang mustajab (manjur)


14

Salah satu keutamaan para huffazh adalah memiliki

keistimewaan berupa do’a yang mustajab. Do’a ini dapat mereka

pergunakan untuk urusan dunia ketika masih di dunia atau mereka

panjatkan untuk kenikmatan kehidupan akhirat. Keterangan ini

sebagaimana yang dikatakan oleh Muadz bin Jabal r.a. “Barang

siapa yang hafal Al-Qur’an di luar kepala maka baginya do’a

mustaja. Jika menginginkan, ia bisa memohon untuk urusanya di

dunia, atau memintanya nanti sewaktu di akhirat”

c. Merupakan nikmat yang agung

Hafal Al-Qur’an merupakan salah satu nikmat yang agung

karena tidak semua orang islam mendapat kenikmatan ini. Oleh

sebab itu, kenikmatan ini harus dijaga dan di syukuri sebaik-

baiknya oleh para huffazh. Mereka tidak boleh merasa bahwa da

orang lain yang diberi anugrah lebih baik dari yang mereka

dapatkan.

d. Terjaga akalnya

Salah satu anugrah yang diberika oleh Allah SWT kepada para

penghafal Al-Qur’an adalah mereka akan selalu terjaga akalnya.

Mereka akan selalu teringat hafalanya meskipun sudah lanjut usia.

Andul Malik bin Umar, salah satu tabiin, meriwayatkan

bahwasanya dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya manusia yang

paling, terjaga akalnya dalah orang-orang penghafal Al-Qur’an.”

Dalam riwayat yang lain Anas R.A berkata, bahwasanya Rasulullah


15

SAW. Bersabda,“Barang siapa yang mengumpulkan Al-Qur’an

(hafal Al-Qur’an) maka ia akan diberi kenyamanan akal sampai

meninggal dunia. (HR Ibnu Abi Syaibah)

e. Orang paling kaya

Kekayaan hakiki tidak dihitung dari banyaknya haarta benda

ataupun materi yang dimiliki oleh seseorang, tetapi dihitung dari

esensi anugrah yang diberikan Allah SWT kepadanya, yaitu

anugrah yang menyelamatkan kehidupanya di dunia dan di akhirat.

Oleh karena itu, tidak mengejutkan apabila orang yang hafal Al-

Qur’an dianggap orang yang paling kaya. Peryataan ini didukung

oleh hadis yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifary,

bahwasanya Rasulullah SAW. Berkata” Orang yang paling kaya

adalah orang yang hafal Al-Qur’an, yaitu orang yang dijadikan oleh

Allah, Al-Qur’an ada di dalam diri-Nya.” (HR Ibnu Askari)”

f. Batinya dihiasi dengan keindahan

Manusia dalah makhluk yang menyukai nkeindahan. Namun,

kebanyakan manusia lebih memfokuskan diri pada keindahan yang

tampak oleh mata. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri kalau

manusia juga merasakan adanya keindahan di dalam batinya, yang

bersifat abstrak.

Sebenarnya, keindahan abstrak inilah yang seharusnya lebih

diperhatikan oleh manusia, tentunya dengan tanpa mengabaikan

keindahan luar. Dengan begitu, baik secara lahir maupun batin,


16

manusia senantiasa dipercantik dengan hiasan yang serasi sehingga

selalu tampak mewah. Salah satu penghiasan batin manusia yang

sanggup menjadikanya elok dan menawan adalah hafalan Al-

Qur’an. Jika hati tidak dihiasi dengan hafalan Al-Qur’an, batinya

akan gersang dan tidak indah. Hal ini sebagaimana yang telah

disabdakan oleh Rasulullah SAW. “ Sesungguhnya orang yang

dalam dirinya (hatinya) tidak ada sesuatupun dari hafalan Al-

Qur’an, ia diumpamakan seperti rumah yang rusak.” (HR

Turmudzi)

g. Didahulukan untuk menjadi imam

Apabila di lingkungan kita ada seorang penghafal Al-Qur’an, ia

berhak untuk didahulukan menjadi imam atau pemimpin dalam

permasalahan agama, lebih-lebih dalam ibadah shalat. Abu Mas’ud

Al-Anshary r.a. meriwayatkan dari Rasulullah saw.

ُّ ‫يَُؤ ُّم الْ َق ْو َم َأ ْق َرُؤ مُه ْ ِل ِكتَ ِاب اهَّلل ِ فَ ْن اَك ن ُوا ىِف الْ ِق َرا َء ِة َس َوا ًء فََأ ْعلَ ُمه ُْم اِب ُّلسنَّ ِة فَ ْن اَك نُوا ىِف‬
‫الس نَّ ِة َس َوا ًء‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
ً‫فََأ ْقدَ ُمه ُْم جِه َْر ًة فَ ْن اَك ن ُوا ىِف الْهِ ْج َر ِة َس َو ًاء فََأ ْقدَ ُمهُ ْم ِسلام‬
‫ِإ‬
“ Orang yang menjadi imam dalam suatu masyarakat adalah orang

yang paling hafal kitab Allah (Al-Qur’an) di antara mereka.

Apabila mereka sama dalam hafalan maka yangpaling mengerti

tentang hadis. Apabila mereka sama dalam pengetahuan hadis maka

yang lebih dahulu berhijjrah. Apabila mereka sama-sama dalam

hijjrah maka yang lebih dahulu masuk islam. Sungguh, jangan

sekali-kali seorang laki-laki menjadi imam atas laki-laki lain di


17

hadapan orang tersebut dan jangan duduk di rumahnya sebagai

bentuk penghormatan kecuali atas izinnya.” (HR Muslim).

h. Mulia dan terhormat di dalam masyarakat

Para penghafal Al-Qur’an adalah orang-orang yang mulia dan

terhormat di dalam masyarakat tempat mereka tinggal. Anas bin

Malik meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda, “

Seorang laki-laki ketika membaca surat Al-Baqarah dan Ali Imran

maka ia dianggap mulia di antara kita.” (HR Ahmad)

i. Pemimpin dan memegang bendera pasukan

Rasulullah SAW, bersabda “ Belajarlah kalian Al-Qur’an dan

bacalah (hafalkan). Sesunggunya perumpamaan orang yang belajar

Al-Qur’an kemudian membacanya (menghafalkanya) dan

melaksanakan kandunganya adalah sebagaimana bejana berisi

minyak misik yang baunya menyebar ke setiap penjuru, sedangkan

orang yang belajar Al-Qur’an kemudian ia tertidur (lalai), dirinya

diumpamakan seperti bejana yang tidak terkena minyak misik.”

(HR Turmudzi)

j. Terlindungi dari segala keburukan

Setiap orang pasti tidak ingin tertimpa hal-hal yang beuruk.

Namun terkadang keburukan itu datang tanpa disangka-sangka.

Bagi orang yang hafal Al-Qur’an, sepatutnya ia tidak perlu

khawatir dengan datangnya keburukan karena ia terlindung darinya.

k. Tetap didahulukan meskipun sudah meninggal


18

Begitu mulianya orang yang hafal Al-Qur’an hingga keutamaan

yang didapatkan tidak hanya ketika masih hidup. Ketika sudah

hendak meninggal dunia, ia tetap diprioritaskan atas yang lain.

l. Tidak terbakar oleh api neraka

Orang yang hafal Al-Qur’an akan terselamatkan dari api

neraka. Api tersebut tidak berani membakar karena menghormati

Al-Qur’an yang ada di dalam jiwa orang tersebut. Hal ini

sebagaimana diterangkan dalam hadis yang diriwayatkan dari

Uqbah bin Amir. Sesengguhnya Rasulullah SAW. Bersabda, “

Andaikan Al-Qur’an ditaruh di kulit (sebuah benda yang terbuat

dari kulit yang belum disamak), kemudian dijatuhkan ke dalam api

maka benda tersebut tidak akan terbakar.” (HR Ahmad).8

6. Faktor-Faktor Dalam Menghafal Al-Qur’an

Dalam setiap usaha pasti ada rintangan, baik yang datangnya dari diri

sendiri maupun dari luar. Hal ini menjadi tantangan bagi para huffazh.

Adapun rintanganya seperti:

a. Faktor Internal

1) Niat yang belum ikhlas. Masih tercampur dengan niat yang

lainnya.

2) Cinta dunia dan sibuk pikiran, sibuk perasaan dan sibuk

kegiatan dengannya.

3) Belum bisa menikmati bacaan Al-Qur’an.

8
Mukhlisoh Zawawie, Pedoman Membaca, Mendengar Dan Menghafal Al-Qur’an (Solo : Tinta
Medina, 2011) : 73
19

4) Pikiran dan hati yang terkotori dengan kemaksiatan. Masih

belum istiqomah dalam beristighfar dan melalukan sholat

taubah.

5) Kurang sabar, kurang semangat, kurang motivasi, dan masih

bersandar sepenuhnya pada kemampuan diri sendiri serta

kurang bertawakkal kepada Allah swt. sehingga berujung

pada putus asa ketika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan

harapan.

6) Belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik.

7) Manajemen waktu yang masih kurang baik.

8) Kurangnya mengulang bacaan Al-Qur’an (muroja'ah).

b. Faktor Eksternal

1) Tidak adanya pembimbing yang kompeten.

2) Tidak ada "teman" yang sama-sama hendak menghafal Al-

Qur’an.

3) Lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung

(kondusif).

4) Berganti-ganti mushaf yang digunakan untuk menghafal.

5) Tidak menyisihkan waktu dan dan menyediakan tempat

khusus untuk menghafal.

6) Tidak adanya bimbingan konseling dan motivasi dari

pembimbing.
20

7) Kurang menaruh "rasa hormat" (ta'zhim) kepada Al-Qur’an,

para muhafizh, Ahlul Qur’an, dsb.

Adapun faktor-faktor yang lainya:

a. Sibuk dan tidak memiliki banyak waktu

Kesibukan setiap orang itu benyak dan berbeda-beda.

Namun, sesibuk apapun, bukan berarti ia tidak punya waktu lagi

untuk memasukkan agenda lain dalam rutinitasnya. Apabila

kesibukan menjadi alasan utama, solusinya adalah harus

menguatkan diri sendiri, seperti meluangkan waktu di sela-sela

kesibukan.

b. Hati tidak jernih dan kurang fokus karena problematika hidup

Manusia adalah makhluk yang tersusun dari jasad dan ruh.

Keduanya mempunya porsi sendiri-sendiri, jasad terkait dengan

kehidupan dunia, sedangkan ruh berhubungan dengan kehidupan

akhirat. Namun, kebanyakan orang sering mencampur adukkan

keduanya sehingga menggangu kejernihan hati dan mengurangi

fokus fikiran.

1) Bosan dan malas ketika memulai hafalan atau di tengah

hafalan.

2) Faktor usia.

3) Tidak percaya diri karena hafal Al-Qur’an adalah anugrah.

4) Lemah ingatan.

5) Takut lupa dan berdosa.


21

C. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi bukanlah suatu tujuan melainkan alat bagi manusia

untuk mencapai tujuan. Organisasi berkaitan dengan pengembangan

kerangka kerja dimana keseluruhan pekerjaan dibagi kedalam

kompenen-kompenen yang dapat dikelola dengan tujuan untuk

memfasilitasi pencapain tujuan. Oleh karena itu, organisasi adalah

struktur atau mekanisme yang memungkinkan benda hidup untuk

bekerja bersama.

Organisasi berasal dari bahasa latin, organum yang berarti alat,

bagian, anggota badan. Terdapat berbagai pengertian organisasi dari

beberapa penulis yang berbeda, misalnya:

Organisasi merupakan suatu proses perencanaan yang meliputi

penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau pola

hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.

Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok individu, besar

atau kecil, yang bekerja sama dibawah arahan kepemimpinan

eksekutif dalam memenuhi objek umum tertentu.

Organisasi adalah sebuah sistem dari aktivitas kooperatif yang

melibatkan dua orang atau lebih. 9

Walaupun terdapat pengertian organisasi yang berbeda-beda dari

para ahli, namun inti dari pengertian tersebut adalah sama yaitu

9
Wukir, Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Sekolah Cetakan I (Yogyakarta :
Multi Presindo, 2013) : 1
22

sebuah kelompok sosial yang secara bersama-sama ingin mencapai

tujuan organisasi secara efektif dan efesien.

2. Macam-Macam Organisasi Sekolah

a) OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)

OSIS kepanjangan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah yaitu suatu

organisasi ditingkat sekolah di Indonesia, yang dimulai dari

sekolah menengah. OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid

yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi

ini memiliki seorang pembimbing yaitu guru yang dipilih oleh

pihak sekolah. Kita sebagai pelajar secara tidak langsung menjadi

anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

OSIS adalah organisasi sah yang merupakan bagian dalam sekolah,

serta menampung kegiatan-kegiatann kurikuler dan ekstra

kurikuler yang menunjang kurikulum sekolah. Hal ini berarti siswa

sebagai kader penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber

inspirasi dalam organisasi OSIS.

b) IPNU dan IPPNU

IPNU dan IPPNU adalah organisasi yang berazaskan pancasila,

beraqidah Islam Ahlussunah Wal Jama’ah yang mengikuti salah

satu madzhab 4 (empat) : (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali) yang

bersifat, keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan

dan keagamaan yang dilahirkan pada tanggal 20 Jumadil Akhir

1373 H bertepatan pada tanggal 24 Februari 1954 untuk IPNU dan


23

8 Rajab 1374 H yng bertepatan dengan tanggal 2 Maret 1955 untuk

IPPNU.

c) Pramuka

Gerakan pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah

proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di

Indonesia.Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan

Pramuka, yang berusia antara 7 sampai dengan 25 tahun, dan

berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga,

Pramuka Penggalang , Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina pramuka, Andalan,

Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis pembimbing. Di

samping itu kata pramuka juga dapat diartikan praja muda karana,

yaitu rakyat muda yang suka berkarya.

d) IPM

IPM adalah gerakan Islam amar makruf nahi munkar di kalangan

pelajar yang ditujukan kepada dua bidang, pertama perorangan dan

kedua masyarakat. Dakwah pada bidang pertama terbagi kepada

dua golongan:

1) Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid)

berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam.

2) Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk

mengikuti nilai-nilai ajaran Islam.


24

Adapun dakwah amar makruf nahi munkar kedua ialah kepada

masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan, dan peringatan.

Kesemuan yaitu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas

dasar takwa dan mengharap keridhaan Allah semata. Dengan ini

diharapkan dapat membentuk pelajar muslim yang berilmu,

berkahlak mulia, dan terampil sehingga terwujud masyarakat Islam

yang sebenar-benarnya di kalangan pelajar.

Pada sisi yang lain IPM adalah sebuah organisasi yang otonom

artinya terpisah secara kelembagaan dengan Muhammadiyah.

Sebagai organisasi otonom, IPM memiliki hak dan kewajiban

untuk mengelola rumah tangganya sendiri dalam binaan

Muhammadiyah. Untuk memadukan antara realitas primordial IPM

yaitu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dakwah

Muhammadiyah dan IPM sebagai organisasi otonom

Muhammadiyah, maka dapat rumuskan pemahaman sebagai

berikut:

1) IPM selama menjadi organisasi otonom Muhammadiyah

berkewajiban untuk menjalankan misi dakwah

Muhammadiyah dikalangan pelajar dan. Remaja Tanfidz

Muktamar XVI IRM.

2) Sifat otonom IPM atas Muhammadiyah dapat dipahami

sebagai sifat kemandirian dalam bersikap, bertindak, dan

mengambil kebijakan selama hal-hal tersebut tidak


25

bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ikatan dan

persyarikatan.

3. Pengertian kinerja

Kinerja merupakan catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh

dan fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu

tertentu.10

Kinerja dapat juga dikatakan sebagai hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

tuganya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.11

4. Program Kinerja OSIS

Program kerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di

Yayasan Pondok Pesantren MA Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun

Periode 2020/2021 :

a. Ketua Umum

1) Mengadakan study banding

b. Sekretaris Umum:

1) Seminar Administrasi, yang dilaksanakan pada tanggal, 28

Maret 2020. Diikuti oleh personalia bagian senter, KaBid,

SekBid, dan perwakilan 2 orang perkelas.

c. Bendahara Umum

10
Benardin, H.J Dan Russel, J .E .A, Human Resource Management An Experiental Approach,
(Singapore : Mc Graq Hill, Inc 1993) : 97
11
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2000) :97
26

1) Bekerja sama dengan bidang kewirausahaan mengadakan

bazar dua kali dalam setahun, pada saat Class Meeting dan

Wisudah.

2) Pembayaran kas setiap minggu kepada seluruh anggota sebesar

2000

d. Biro Perkaderan:

1) MOPDB (masa orientasi peserta didik baru) yang dilaksanakan

pada tanggal, 10-15 Juli 2020. Diikuti oleh personalia bagian

senter, perkaderan, dan seluruh siswa kelas X. dan ditutup

pada tanggal, 15 Juli 2017 yang diikuti oleh seluruh pengurus

OSIS periode 2020/2021 dan seluruh siswa/santri Yayasan

Pondok Pesantren Wahid Hasyim Glagah Lamongan

2) Mengadakan Apel setiap hari Senin. Sudah terlaksana setiap

minggu.

3) Mengadakan LDK (latihan dasar kepemimpinan), sudah

terlaksana pada tanggal 9-12 November 2017 yang diikuti oleh

panitia dan seluruh siswa kelas XI.

e. Biro Keagamaan :

1) Memperingati Hari Besar islam.

2) Mengadakan rutinan membaca Dziba.

3) Mengadakan seminar dakwah dilaksanakan pada tanggal, 11

Mei 2020 yang di ikuti oleh seluruh pengurus OSIS dan siswa.

f. Biro kelembagaan :
27

1) Mengadakan muhadatsah setiap hari.

2) Melestarikan mading pondok dan sekolah.

3) Memberi informasi melalui koran dan website

g. Biro Olahraga :

1) Mengadakan senam rutin setiap hari Sabtu

2) Mengadakan PORSENI (pekan olahraga dan seni)

h. Biro Advokasi :

1) Absensi Shalat Dhuha untuk siswa dan OSIS

i. Biro Kewirausahaan :

1) Bekerja sama dengan bendahara umum mengadakan bazar dua

kali dalam setahun, pada saat Class Meeting dan Wisudah.

5. Faktor-Faktor Dalam Kinerja

a. Efektifitas dan efisiensi 

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh

mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-

akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil

yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif

dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari

tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien.12

b. Otoritas (wewenang)

Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah

dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota

organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu


12
Suyadi Prawirosentono, Kebijakan Konerja Karyawan, (Yogyakarta : BPFE, 1999) : 27
28

kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut

mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam

organisasi tersebut.

c. Disiplin 

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku

(Prawirosentono, 1999:27). Jadi, disiplin karyawan adalah

kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati

perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja

d. Inisiatif 

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam

membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan

dengan tujuan organisasi.

D. Solusi Mendisiplinkan Kinerja OSIS Dan Hafalan Al-Qur’an

Solusi agar kinerja OSIS dapat terlaksana dengan disiplin dan tidak

mengganggu dalam menyelesaikan target hafalan Al-Qur’an yang sudah

di tetapkan oleh pondok pesantren maka seluruh pengurus osis dapat

membagi waktu dengan sebaik-baiknya dan memiliki kesadaran diri

masing-masing terhadap tanggungjawab dalam berorganisasi dan

tanggungan dalam target hafalan.

E. Target Hafalan Al-Qur’an Program Pondok Pesantren MA Bahrul

Ulum Blawi Karangbinangun Lamongan kelas XII

No Waktu Target
29

1. Kelas X Semester I & II Surat An-Nass - An-Naba

2. Kelas XI Semester I Surat Al-Waqiah - Ar-Rahman

3. Kelas XI Semester II Surat Nuh-Al-Mulk

4. Kelas XII Semester I Surat Yasiin

5. Kelas XII Semester II Istighotsah, Tahlil dan Asmaul

Husna

Tabel 2.1 Target Hafalan


F. Kajian Pustaka

Secara garis besar kata kunci dari penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Pengaruh Target Hafalan Terhadap Kinerja OSIS.

Kata kunci tersebut digunakan sebagai sumber relevan dan dapat

dipertanggungjawabkan. Artinya pengamnilan dan pencantuman hasil dari

penelitian dan karya ilmiah terdahulu dalam skripsi ini didasarkan pada

kemiripan tema, kata, serta ditinjau dari isi, dasar teori, atau didasarkan

hasil penelitiannya. Dari penelusuran tersebut terdapat beberapa hasil

penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang mempunyai hubungan kata

kunci yang sama :

Nama Peneliti, Judul


No Fokus
Dan Tahun Persamaan Perbedaan
. penelitian
Penelitian
1. Skripsi dari Elfi Dalam penelitian Yang membedakan Penelitian ini
terfokus pada
Ni’matu Fajriyah yang ini membahas dalam penelitian ini
hasil penelitian
berjudul “Pengaruh tentang target terletak pada
yang
Hafalan Al-Qur’an hafalan prestasi belajar menunjukkan
30

Terhadap Prestasi siswa bahwa insensitas


membaca Al-
Belajar Siswa Di
Qur’an
Kelas XII Madsrasah
berpengaruh
Aliyah Hidayatul kecerdasan
spiritual siswa.
Qomariyah Kota

Bengkulu”

2. Skripsi Dari Irwan Dalam penelitian Yang membedakan Penelitian

“Pengaruh Hafalan Al ini peneliti dalam penelitian ini terfokus pada

Qur’an Terhadap membahas terletak pada hasil penelitian

Prestasi Belajar tentang target bagian prestasi yang

Pendidikan Agama hafalan belajar pendidikan menunjukkan

Islam Siswa Kelas II agama islam siswa data hafalan Al

SMPIT Salsabila 8 Qur’anyang

Pandowoharjo Sleman diambil dari

DIY” dokumentasi

ujian tahfidz.

G. Kerangka Konseptual

Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu

(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau pembuatan

seseorang, dan dimana nanti dapat menjadi suatu sasaran (batas ketentuan

dan sebagainya) yang telah ditetapkan untuk dicapai. Sasaran yang

dimaksud disini adalah mengahafal Al-Qur’an.


31

Suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonessia yang

dimulai dari Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Di

dalam suatu organisasi pasti ada yang namnya kinerja yakni esuatu yang

dicapai kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan (diperbuat). Ketika

sudah masuk dalam kepengurusan suatu organisasi tentunya harus bisa

tanggungjawab atas amanah yang telah diberikan dan bisa membagi waktu

antara organisasi dengan kegiatan yang lainnya.

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah peneltian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena belum

ditemukan data-data dan fakta yang empiris atau belum ada sumber

jawaban yang benar. Jadi dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitan, belum jawaban yang empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.

Sementara ini penulis beranggapan bahwa masih banyak dari

jejeran pengurus OSIS yang masih bisa fokus dalam membagi tugasnya

dan hafalannya walaupun itu hanya beberapa anak saja.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian

Korelatif dengan pendekatan kuanitatif. Di mana jenis penelitian korelatif

adalah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap dan menghubungkan

sebab dan akibat dari suatu fenomena.

Sedangkan pendekatan kuanitatif adalah data yang berupa kategori,

seperti: baik-sedang-buruk, tinggi-sedang-rendah, tidak setuju-setuju-

sangat setuju, dan lain sebagainya.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pondok Pesantren MA Bahrul

Ulum Blawi Karangbinangun Lamongan yaitu suatu lembaga

pendidikan Formal yang berada dibawah naungan Departemen Agama

yang beralamat di Jalan Raya Timur Pasar No. 1 Blawi

Karangbinangun Lamongan Jawa Timur.

2. Waktu Penelitian

Bulan
No Nama Kegiatan Oktober November
1 2 3 4 5 1 2 3 4
1. Observasi                  
2. Penyebaran angket                
3. Pengambilan Angket                  

32
33

4. Interview                  
Tabel 3.1 Waktu penelitian
: Pekan dalam bulan
: Pekan dalam bulan dilakukannya penelitian

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MA Bahrul Ulum

Blawi Karangbinangun Lamongan 100 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara

mendalam. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah

keseluruhan dari siswa kelas XII yang berjumlah 100 orang.

D. Sumber Dan Jenis Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantatif. Berikut penjelasannya :

Data yang berupa bilangan atau angka yang dapat berubah-ubah

nilainya dan variatif. Dalam objek penelitian data kuantitatif dapat

diperoleh dari pengolahan hasil yang berupa angket dan digunakan

untuk menganalisis.

2. Sumber Data
34

Sumber data dalam penelitian adalah subyek yang didapatkan dari

mana data diperolah, dalam penelitian ini penulis menggunakan dua

sumber penelitian:

a. Sumber primer yaitu data yang didapat dari penelitian secara

langsung dari sumber pertamanya, adapun sumber pertama dalam

penelitian ini adalah pembina dan pengurus OSIS di Yayasan

Pondok Pesantren MA Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun

Lamongan periode 2020/2021.

b. Sumber sekunder yaitu data yang didapat dan diperoleh peneliti

dari sumber yang sudah ada, seperti angket, dokumentasi, dan hasil

observasi.

E. Variable Dan Indikator Penelitian

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut kemudian ditari kesimpulan

a. Variabel Independen X = Pengaruh Target Hafalan

b. Variabel Dependen Y = Terhadap Kinerja OSIS di Yayasan

Pondok Pesantren Wahid Hasyim

2. Indikator penelitian

Target hafalan yang dilaksanakan dinyatakan berhasil apabila

terjadi perubahan yaitu, berubah peningkatan kemampuan yang

diperoleh oleh siswa. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini


35

adalah adanya perubahan siswa dalam hasil menghafal yang semakin

meningkat dengan adanya kegiatan organisasi.

F. Uji Validitas Dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah menunjukan derajat ketepatan-antara data

yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan

oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita

mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Jika

koefisien antara item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item

tersebut dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3

maka item terebut dinyatakan tidak valid.13

Untuk mencari nilai koefisien, maka peneliti menggunakan

rumus pearson product moment sebagai berikut :

r =n ¿ ¿

Keterangan :

r = Korelasi product moment

∑Xi = Jumlah skor suatu item

∑Xtot = Jumlah total skor jawaban

∑xi² = Jumlah kuadrat skor jawaban suatu item

∑xtot² = Jumlah kuadrat total skor jawaban

∑XiXtot = Jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan total

skor

13
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2016 ) :
177
36

Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid

adalah nilai indeks valid adalah nilai indeks validitasnya ≥0,3. Oleh

karena itu, semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasidibawah

0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan

menggunakan objek yang saman akan menghasilkan data yang sama.

Uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian digunakan metode split

half item tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelimpok item

ganjil dan kelompok item genap. Kemudian masing-masing kelompok

skor tiap itemnya dijumlahkan sehinga menghasilkan skor total.

Apabila korelasi 0,7 maka dikatakan item tersebut memberikan

tingkat reliabel yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi dibawah

0,7 maka dikatakan item tersebut kurang reliabel.

Adapun rumus untuk mencari reliabelitas adalah sebagai berikut :

r =n ( ∑ AB )−( ∑ A ) ¿ ¿

Dimana :

r = koefisien korelasi

n = banyaknya responden

A = skor item pertanyaan ganjil

B = skor pertanyaan genap


37

Setelah koefisien korelasi diketahui, aka selanjutnya hasil

tersebut dimasukan kedalam rumus Spearman Brown dengan rumus

sebagai berikut.

2 rb
r=
1+rb

Dimana :

r = nilai reliabilitas

rb = korelasi produk moent antara belahan pertama (ganjil) dan

belahan kedua (genap).

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian

ini, maka penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan turun langsung ke lokasi penelitian, guna

meninjau dan mencatat serta mengontrol keadaan lokasi untuk

memperoleh data yang diperlukan. Observasi adalah : “Teknik

pengumpulan data yang diambil dari perilaku subyek penelitian dan

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti”14

2. Angket

14
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsito, 1990) : 162
38

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi responden dalam arti laporan tentang dirinya,

atau hal-hal lain yang ia ketahui. Angket akan digunakan dalam

penelitian ini adalah angket berstruktur yang diajukan kepada siswa

sebagai responden.15

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu dan merupakan proses Tanya jawab lisan dimana dua

orang atau lebih berhadapan secara fisik. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin dan sejelas

mungkin kepada subjek penelitian. 16 Peneliti akan memperoleh data

dengan cara mengadakan tatap muka secara langsung antara yang

bertugas mengumpulkan data dengan orang yang menjadi sumber data.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data

merupakan kegiatan setelah data terkumpul dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul.

Setelah data hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen

diperoleh, maka dilakukanlah guna mengetahui perbedaan kedua kelas

tersebut. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

15
Arikunto, Prosedur Penelitian Dan Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994) : 124
16
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif teori & Praktik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014) :
160
39

Analisis akan berfokus pada data hasil belajar peserta didik

pada sampel penelitian. Tenik yang dilakukan adalah mengunakan

bantuan SPSS dengan pendekatan statistik sebagai berikut ini.

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecematan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan mempunyai validitas tinggi

apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukanya

dengan ukuranya tersebut. Tes yang menghasilkan data yang

tidak relevan dengan tujuan pengkuran dikatakan sebagai tes

yang memiliki validitas rendah.

Validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi

konstruks disusun dengan mendasarkan diri pada pertimbangan-

pertimbangan rasional dan konseptual para ahli dalam bidang

terkait, prosedur ini disebut judgment experts.

2. Reabilitas

Uji reabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Instrumen dalam penelitian ini juga disertai dengan

krieria penelitian peningkatan target hafalan terhadap kinerja

OSIS di Yayasan Pondok Pesantren Wahid hasyim Glagah

Lamongan periode 2020/2021 sehingga siapapun yang observer

(pengamat) akan dapat memberikan penilaian terhadap


40

peningkatan menghafal siswa yang diamati dengan standar yang

sama dan hasilya lebih obyektif. Uji reabilitas instrumen dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara latihan observasi

menggunakan instrumen lembar penilaian oleh dua orang

pengamat. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk

menguji reabilitas instrumen lembar penelitian:

a. Penulis mengamati tingkat kinerja selama satu periode selama

proses target hafalan yang dilakukan oleh siswa dengan

menggunakan sebuah format pengamatan. Format penilaian

tersebut adalah lembar observasi beserta angket penilaian

sebagai pedoman untuk memberikan penilaian dari hasil

pengamatan mengenai peningkatan hafalan siswa.

b. Penulis melihat hasil penelitian. Jika hasil pengamatan, maka

instrumen sudah reliabel. Namun jika ditemukan adanya

perbedaan dalam hasil pengamatan maka digunakan teknik

pengetesan reabilitas pengamat dengan rumus yang

dikemukakan oleh H.J.X Fernandes. Berikut yang

dikemukakan oleh H.J.X Fernandes :

2S
KK =
N 1+ N 2

Keterangan :

KK = Koefisien Kesepakatan

S = Sepakat jumlah kode yang sama untuk ojek yang sama


41

N1 = Jumlah kode yang digunakan oleh peneliti I

N2 = Jumlah kode yang digunkan oleh peneliti II

3. Data Hasil Tes

Data yang di peroleh digunakan untuk mengukur hasil menghafal

siswa. Data tersebut diperoleh dari tes awal (pretest) sebelum

pembelajaran dilaksanakan. Hasil protest dan posttest siswa

dinilai dengan mengunakan kreteria penelitian yang sudah

ditetapkan.

4. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah

berdistribusi normal atau tidak. Juga mengunakan perolehan data

pada uji normalitas dilakukan dengan mengunakan program

SPSS, dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas

Uji kolmogrov-smirnov

a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal.

b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

5. Uji Hipotesis

Dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan

dalam penelitian diterima atau ditolak. Uji hipotesis dalam

penelitian ini mengunakan uji-test untuk menguji hipotesis nihil

yang mengatakan bahwa ada target menghafal Organisasi Siswa

Intra Sekolah (Osis) Di Yayasan Pondok Pesantren MA Bahrul

Ulum Blawi Karangbinangun Periode 2020/2021.


42

Selain menggunakan uji hipotesis peneliti juga menggunakan uji

Wilcoxon Signed Rank Test yaitu uji pairing T-test atau T-paired

jikatidak menemukan asumsi normalitas. Uji ini seringkali

dikenal dengan Wilcoxon Martch Pair Test. Contoh dari uji

Wilcoxon Signed Rank Test yaitu dengan mengukur signifikan

perbedaan nilai uji anak sesudah dan sebelum member perlakuan

(treatment). Dari sinilah kita bisa mengetahui terdapat tiga

variabel.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan skripsi ini digunakan untuk memberikan

gambaran mengenai isi skripsi ini dengan mengelompokkan menjadi tiga

bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir untuk memudahkan pembaca

membaca maksud dari skripsi ini. Dalam penelitian ini menggunakan

sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I berisi Pendahuluan, Pada bab ini penulis mendeskripsikan tentang

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan definisi operasional.

Bab II berisi Landasan teori, Pada bab ini penulis menguraikan tentang

kajian teori, kajian pustaka, kerangka konseptual, dan hipotesis.

Bab III berisi Metode penelitian, Pada bab ini penulis membahas tentang

pendekatan dan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan

sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, sumber dan jenis data,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


43

Bab IV berisi Hasil dan Pembahasan, Pada bab ini penulis menjelaskan

tentang deskripsi umum obyek penelitian, data hasil penelitian, serta

analisis dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V berisi Penutup, Pada bab ini penulis menguraikan tentang

kesimpulan dari pembahasan dan saran yang sifatnya membangun.


DAFTAR PUSTAKA

Alwi, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka)

Al-Hafizh, Majdi Ubaid. 2014. Langkah Mudah Mengfhafal Al-Qur’an. (Solo :

Aqwam)

Arikunto. 1994. Prosedur Penelitian Dan Pendekatan Praktek. (Jakarta : Rineka

Cipta)

Benardin, H.J dan Russel, J .E .A. 1993. Human Resource Management An

Experiental Approach, (Singapore : Mc Graq Hill) Inc.

Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif teori & Praktik. (Jakarta :

Bumi Aksara)

Hamid, Abdul. 2016. Pengantar Studi Al-Qur’an. (Jakarta : Prenadamedia)

Hasan, Ali. 2008. Marketing. (Yogyakarta : Media Utama)

Iskandar , Arief B. 2015. Jilbab Syar’i (Jakarta : Khilafah Press)

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia.

(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya)

Mustaqim, Abdul dan Syamsuddin, Sahiron. 2010. Studi Al-Qur’an

Kontemporer. (Yogyakarta : Tiara Wacana)

Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Konerja Karyawan. (Yogyakarta :

BPFE)

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. (Bandung : Tarsito)

44
45

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D. (Bandung :

Alfabeta)

Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran Edisi Kedua. (Yogyakarta : Andi)

Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Sekolah

Cetakan I (Yogyakarta : Multi Presindo)


Lampiran

ANGKET PENELITIAN

“PENGARUH TARGET HAFALAN TERHADAP KINERJA


ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) DI YAYASAN
PONDOK PESANTREN MA BAHRUL ULUM BLAWI
KARANGBINANGUN PERIODE 2020/2021”
Nama :

Kelas :

1. Apakah anda suka dengan program target hafalan Al-Qur’an di Yayasan


Pondok Pesantren Ma Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun Lamongan?
a. Suka b. Tidaksuka c. Biasasaja
2. Adakah hambatan ketika anda memenuhi program target hafalan Al-
Qur’an?
a. Ada b. Tidak c. Biasasaja
3. Apa yang anda rasakan dengan adanya target hafalan Al-Qur’an?
a. Makin semangat b. Semakin malas c. Biasa saja
4. Apakah program target hafalan Al-Qur’an di Yayasan Pondok Pesantren
Ma Bahrul Ulum Blawi Karangbinangun Lamongan mengganggu kinerja
Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) periode 2020/2021?
a. Ya b. Tidak c. Biasasaja
5. Jelaskan alasan jawaban nomor 4 !
………………………………………………………………………………
6. Berapaayat yang anda hafalkan setiap harinya ?
a. Kurang dari 10 b. Lebih dari 10 c. Tidak sama sekali
7. Bagaimana solusi yang diberikan asatidzah agar target hafalan Al-Qur’an
dan kinerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) d dapat berjalan dengan
disiplin ?
………………………………………………………………………………

46

Anda mungkin juga menyukai