Anda di halaman 1dari 1

TUGAS PERTEMUAN 4 ETIKA BISNIS DAN PROFESI

JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT INI DAN DIKUMPULKAN PADA SAAT


PERKULIAHAN TANGGAL 17 Oktober 2022.
JAWABAN DITULIS DENGAN TANGAN

Saudara diminta untuk mengkritisi / memberikan pendapat kasus berikut ini

Kasus: Eksportir Kopi


Pada tahun 1950–an seorang eksportir Kopi Indonesia menyetujui menjadi pemasok tetap
bagi suatu pabrik Kopi di Belanda Kopinya dijadikan suatu komponen dari campuran Kopi yang
diproduksi perusahaan Belanda itu. Beberapa tahun kemudian eksportir memutuskan untuk
mengirim kopinya ke lelang Kopi di London, karena harga lebih tinggi di situ. Tetapi tahun
berikutnya harga kopi terpuruk sama selaki, seperti biasa setelah panen berlimpah. Eksportir itu
menawarkan lagi Kopinya ke produsen Belanda. Suratnya dikirim kembali dalam keadaan tidak
dibuka.

Kasus: Toko intan


Taufik mewarisi toko intan di Jakarta dari kakeknya. Pasokan selalu didatangkan dari perusahaan
intan terkenal di Amsterdam, Belanda, dan diperoleh dengan cara konsinyasi. Pada tahun 1950-an
seorang anak taufik membuka toko intan di Singapura dibantu dengan modal ayahnya. Ia
mempergunakan jasa pemasok intan yang sama di Belanda. Pada suatu hari naas toko di Singapura
itu didatangi maling. Persedian intan berharga setengah juta gulden Belanda amblas. Karena tidak
tercakup asuransi, apa yang harus ia lakukan ? Taufik menasihati anaknya untuk menyelaskan
musibah itu langsung kepada pemasok di Belanda. Setibanya di Amterdam , anak Taufik diterima
dengan ramah oleh pengusaha intan Belanda. “Selama berdagang empat generasi baru ini kali
perusahaan kami langsung berjumpa dengan mitra dari Indonesia “ sahutnya. Dan ia mengucapkan
terima kasih karena merasa dihormati dengan kunjungan itu. Kredit ditingkatkan sampai harga
satu juta gulden dengan kesempatan membayar kembali setengah juta gulden pertama, bila
keadaan mengizinkan.

Kasus: Perusahaan Farmasi


PerusahaanFarmasi Merck & Compony telah berhasil mengembangkan obat (Meetizan)
yang membantu mencegah “river blindness” (onchoceciasis), sebuah penyakit yang menimpa
jutaan orang di Afrika. Namun setelah Merck mengembangkan jenis obat ini mereka yang
membutuhkanya tidak mempunyai uang untuk membelinya. Merck berharap agar salah satu
instansi Negara atau organisasi internasional akan menyediakan dana untuk membiayai obat itu.
Tetapi harapan itu tidak terpenuhi. Karena itu Merck memutuskan mereka akan menyediakan obat
ini dengan gratis. Tetapi hal itu ternyata tidak mudah juga karena tidak ada sistem distribusi efektif
yang dapat mengantar obat ini sampai kedaerah terpencil Afrika di mana penduduk
membutuhkanya. Oleh karenanya Merck memutuskan mengadakan sistem distribusi yang
diperlukan atas biayanya sendiri dan memastikan bahwa obat akan mencapai para penderita.
Akhirnya Merck melibatkan diri untuk terus mendistribusikan obat ini dengan gratis dimasa depan
juga selama dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai