Anda di halaman 1dari 27

Retexturing Jalan Beton Dengan Cara Pelapisan Beton Tipis

LAPORAN PENELITIAN

RETEXTURING JALAN BETON


DENGAN CARA PELAPISAN BETON TIPIS

-~.
.
....._
: ., . ~: ~,
,.J
-:..: "'""'· I
.. . ..
.,. ..: ..
.
.";'~ " ~~
·"" -:' .j. .... ·~ ..} •
' .... -~
,.

__...,-r-
~K ~\ AN

·~
BANG
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
-jaan 11mum
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PU
) 0 1.5
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN

J
LAPORAN PENELITIAN

RETEXTURING JALAN BETON


DENGAN CARA PELAPISAN BETON TIPIS

i.Jiten , ,., , , ... - ...,_c- I 0 •' ' 1/ l

!Ill. I. : 116 ·.. ., ~, .

_N _ -_._._ i ~ ·- · .- ~ I I_:~
_.fl._._: _ ...
Oleh :
Ir. Wawan Witarnawan M. Sc
Ir. Sony Tarjamihardja .

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


· BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PU
'
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN
LAPORAN PENELITIAN

RETEXTURING JALAN BETON


DENGAN CARA PELAPISAN BETON TIPIS

Oleh :
Ir. Wawan Witarnawan M.Sc
Ir. Sony Tarjmihd~.
PRAKATA

Telah disadari bahwa keausan-keausan •texture• permukaan jalan


beton akan menjadi masalah utama yang harus ditanggulangi didalam pe-
meliharaan terhadap jalan beton dikemudian hari. Mengingat batas ked~
laman texture rata-rata minimum 0,5 mm adalah yang dapat diterima pa-
da kecepatan 60 km/jam .
1
Retexturing• dengan cara memberikan lapisan tipis beton baru
diatas jalan beton lama adalah merupakan salah satu cara penagul~
an •texture•.
Problema yang timbul dari metoda ini adalah timbulnya retak-~
tak susut yang sukar dihindari. Dari hasil penelitian ini ternyata pe
lapisan tipis beton baru diatas jalan beton lama yang terlebih dahulu
sudah dilapisi bahan pengikat seperti ecosal, dapat mengurangi terja-
dinya retakan.

Bandung, Maret 1989

epala Bidang Konstruksi


L Pelengkap Jalan
DAFTAR lSI

Halaman

PRAKATA.
I. PENDAHULUAN. 1

1. Latar belakang. 1
2. Maksud dan tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
3. Lokasi penel itian. . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
II. PELAKSANAAN PENELITIAN. 2

1. Perencanaan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2. Mutu beton. . . . • . . . . . • . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
3. Bekisting (Form work). . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
4. Perata dan pemdatan beton. ..............•........ 3
5. Perawa tan be ton. . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . 3

III. DISKUSL 3

1. Retakan yang timbul. 3


2. Gompalan (spalling). 4
IV. KESIMPULAN DAN SARAN. 5

1. S a r a n . ...................................... 5
1

I. PENDAHULUAN.
I.1. Latar belakang.
~ Dari pengamatan terhadap perkerasan beton yang dibangun
di Indonesia sejak tahun 1984, maka diperoleh hasil bahwa mas~
lah texture pada permukaan jalan beton merupakan masalah yang
cukup memprihatinkan.
Disebut memprihatinkan ialah karena laju keausan dari
texture, yang dalam hal ini diukur dari kedalaman rata - rata
texture,sangat tajam. Hal tersebut tampak dari hasil pengukur-
an terhadap kedalaman rata-rata texture pada waktu jalan dibu-
ka (~ 1 mm) dan setelah jalan dilewati lalu lintas selama satu
tahun (~ 0, 5 mm).
Kedalaman rata-rata texture sebesar 0,5 mm ini merupakan batas
minimum yang diperbolehkan bagi lalu lintas dengan kecepatan
tinggi.
Oleh karena itu terhadap perkerasan beton yang ada ha-
rus sudah mulai dipertn:bag~c- pembuatan texture yang
baru (retexturing). Salah satu cara dari 'retexturing' ini ad~
lah dengan pelapisan beton baru yang tipis diatas jalan beton
lama. Kemudian dipermukaan beton baru tersebut dilakukan pemb~
atan texture yang betul-betul memenuhi syarat.
I.2. Maksud dan tujuan.
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk me-
ngetahui perilaku lapisan beton tipis diatas jalan beton lama
baik itu yang menggunakan bahan pengikat maupun yang tidak.
Perilaku yang diamati tersebut dapat diakibatkan oleh
pengaruh lingkungan, temperatur/iklim ataupun oleh lalu lintas.
I.3. Lokasi penelitian.
Pen~lita ini dilaksanakan diatas jalan beton percoba-
an yang berlokasi di Rancaekek (22 km dari Bandung).
2

II. PELAKSANAAN PENELITIAN.


I I .1. Pereneanaan.
Untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku lapisan b~
ton __ tipis diatas jalan beton lama)dengan mempertimbangkan ko_!!
disi keuangan yang ad~mk diatas jalan beton lama yang mem-
punyai lebar 7 m dihampar lapisan (overlay) beton tipis sepa_!!
jang 30 m dengan tebal 5 em.
Dengan mempertimbangkan bahwa hubungan antara beton b~
ru yang tipis dengan jalan beton lama dibawahnya mungkin ter-
lepas, maka didalam penelitian ini dieoba untuk dibuat 2 va-
riasi hubungan beton lama dengan beton baru, yaitu
1. Lapisan beton baru yang langsung dihampar d1atas jalan be
ton lama sepanjang 15 m.
2. Lapisan beton baru dihampar diatas jalan beton lama yang
sebelumnya telah diberi lapisan tipis perekat beton jenis
Eeosal sepanjang 15 m.
II.2. Mutu beton.
Mutu beton dipilih dari beton kwalitas tinggi (K-350),
mengingat lapisan beton baru ini merupakan lapisan aus dari
perkerasan yang harus tahan terhadap pengaruh-pengaruh luar
(lingkungan, temperatur ~an lalu lintas) yang mungkin ada.
Ukuran butir maksimum dari agregat adalah setengah da-
ri tebal lapisan yang dihampar yaitu 2,5 em. Pengadukan beton
dilaksanakan seeara terpusat pada Batehing plan sejauh 12 km
dari lokasi penelitian.
II.3. Bekisting (form work)./ t·F

Untuk meneapai ketebalan lapisan beton yang seragam s~


tebal 5 em, maka digunakan bekisting ditepi-tepi lajur peng -
hamparan dari kaso-kaso 5/7.
Kaso-kaso tersebut diikat dan dipakukan kejalan beton lama,
sehingga kedudukannya akan tetap stabil selama masa pengham -
3

paran beton.

II.4. Perata dan pemadatan beton.


Untuk meratakan beton yang baru dihampar digunakan ba
lok kayu 8/12 yang digerakan kearah horizontal diatas bekis-
ting oleh 2 orang pekerja.
Sedangkan pemadatan dari lapisan beton tipis ini diperoleh
dengan cara memukul-mukulkan balok 8/12 kearah permukaan be-
tan baru secara vertical dan berulang-ulang.
Untuk keperluan finishing permukaan beton, bila dite-
mui ada lubang-lubang/kekurangan adukan, maka a~ seorang tu
kang tembok yang selalu mengikuti kegiatan perataan ini.
II.5. Perawatan beton.
Perawatan terhadap beton yang baru dihampar ini dilak
sanakan dengan cara menutup permukaan beton dengan karung -
karung goni basah selama 14 hari. Pembasahan ini agar ber-
langsung secara menerus dilakukan dengan membuat tanggul
tanggul tanah disekeliling pelat beton untuk kemudian dige-
nangi air.

III. DISKUSI.
III.1. Retakan yang timbul.
Retakan teramati terjadi pada pelapisan beton tipis
ini sesudah beton berumur ~ 15 hari. Pola retak yan~ terjadi
adalah pada arah melintang (transverse cracks).
Retakan tersebut mulai terjadi pada tengah-tengah panjang p~
lapisan beton untun kemudian diikuti oleh retakan - retakan
yang pada tempat-tempat lainnya. Lihat gambar 2.
Retak-retak melintang yang terjadi pada umur beton yang rel~
tip muda diperkirakan merupakan retak susut (shrinkage cracks)_
yang terjadi akibat adanya perubahan temperatur pada lapisan
beton baru.
4

Yang menarik untuk.diamati dari retakan ini adalah


pola dan distribusi retakan yang terjadi pada pelapisan be-
tan yang menggunakan bahah pengikat adalah berbeda dengan
yang terjadi pada pelapisan beton tanpa bahan pengikat.
Jumlah retakan yang terjadi pada bagian beton yang disebut
pertama diatas relatip lebih sedikit bila dibandingkan den~
an yang disebut kedua.
Oemikian pula setelah lapisan beton berumur ~ 110 h~
ri. Pola dan distribusi retak sudah berubah.
Disini retakan sudah berkembang, merambat kedaerah - daerah
disekitarnya baik kearah memanjang maupun kearah melintang-
sehingga membagi beton menjadi fragmen-fragmen kecil yang
berukuran + 20 em: .
Laju perkembangan retakan pada lapisan beton yang mengguna-
kan bahan pengikat (ecosal) sangat berbeda dengan betonyang
tidak menggunakan bahan pengikat.
Pada 1a pi san ·beton yang tanpa menggunakan bahan pengi kat m~
ka laju perkembangan retakan sedmi~an cepat dan rapat,se-
dangkan pada bagian beton yang menggunakan bahan pengikat.
kondis~a relatip masih sama/tidak berubah.
Hal diatas dapat dijelaskan sebagai berikut ini, Pa-
da pelapisan beton tipis yang tiCJak menggunakan lapisan pe-
ngikat, maka hubungan antara beton lama dan baru akan menja
di bebas/terpisah (tidak komposi() sehingga akibat kombina-
si dari tegangan akibat beban/temperatur dan getaran maka
bagian beton yang relatip tipis ini akan mudah pecah.
III.2. Gompalan (Spalling).
Gompalanyang ada hampir semuanya terjadi pada bagian
tepi-tepi dan ujung-ujung lapisan betGn.
Gompalan-gompalan pada ujung-ujung pe1kerasan terjadi aki -
bat dari bagian beton tipis (moi·tar b ·ton) pada bagian ujung
yang miring,tidak kuat menahan tekan~ :-tekanan dan gesekan
5

-gesekan roda kendaraan sehihgga setelah dilewati kendaraan;


bagian-bagian ini akan terkelupas terlebih dahulu.
Pengelupasan pada daerah yang miring ini terus berlanjut se
lama tidak segera dilakukan metoda perbaikan, mengingat bi-
dang pecah dari gompalan ini sekarang berhadapan langsung -
dengan roda-roda kendaraan yang lewat. Pada kondisi sekarang
bidang pecah gompalan akan menerima tambahan beban .kejut
(impact force) akibat benturan-benturan dengan ban kendara-
an.

IV . . KESIMPULAN DAN SARAN.


Dari hasil pengamatan dan diskusi terhadap pelaksanaan pel~
pisan beton tipis diatas jalan beton lama dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut
0
Untuk pelapisan beton dengan tebal sp 5 em maka bila digunakan
beton normal, retak susut tidak bisa dihindari untuk selalu ter
jadi.
0
Pemakaian bahan pengikat seperti Ecosal diatas jal~n lama sebe-
lum dilakukan pelapisan beton baru, akan sangat membantu mengu-
rangi jumlah retakan yang mungkin timbul.
SARAN.
Untuk lengkapnya data, maka penelitian'retexturing 'dengan-
lapisan beton tipis diatas jalan beton yang ada dalam skala yang
lebih besar dan waktu yang lebih panjang kiranya dipandang akan sa
ngat bermanfaat sebagai kelanjutan dari penelitian ini.

jawab penelitian,

Wawan Witarnawan M.Sc


LAl4PIRAN

- GAMBAR-GAMBAR
- FOTO - FOTO.
--
0 0
0 0 0
t.n 0
~

z
0~
t-z
l&J:::;,
mo
zZ
c:t<
...Jm
<{
,m
z<
<{~
!:~
0 ...Jl&J
0 0 L&J~

-
0 0

-
0
ll..u
ZL&J
L&J<{
::I:Z
<{<{
zo::
L&J_
00
~
0 '-
0
0
~
N

E
u
0 t.n 8
-
0
0
- 0

-
0
0 0 0
0 0
t.n Ll')

OS'E OS'E
~
.(
I ..s;:
"0
~
tO

VI
Q)

!
VI

~
tO
..s;:
~ 0
N

\ --
,_,_. --JV'"

r--.......____, -
.

N
~
..0
C!l

. ~ "'

~
~ .J
~- 1
,.,.f
---------
)if -
SJ0't 10':"~ / J( ,·, fr \'"/ ' C-r:C' Jr1 ( \ ;'/1 ~:97 ~ 7cL~

~Kuy"
~,
qt...~l 't P-itM..
lSv-tfi-, (~-til UKlt> U~t")

Gbr. 3 Retakan dan gompalan yang terlihat


sesudah beton umur 110 hari.
Foto 1. Kegiatan pemberian 'additive ecosal •
diatas jalan beton lama. Terlihat
Terlihat pula bekisting dari kaso 2
5/7 serta balok kayu 8/12 untuk p~ .
nyipat kerataan permukaan beton.
Foto 3. Kegiatan pada waktu penghamparan lapisan
tipis beton baru diatas jalan beton lama.
.r .~ ·
I II

Foto 4. Pembuatan texture (transv-er-s al grooving)


dengan menggunakan sapu plastik.
Foto 5. Pengujian 'Slump• adukan beton,
dilaksanakan sebelum adukan di-
hampar.
Foto 6. Gompalan {spalling) dimulai terjadi
dari bagian beton yang tipis.
Foto 7. Retakan melintang yang sudah berkembang pada
umur beton 110 hari.
___L

Foto 8. Retakan melintang yang sudah berkembang


pacta umur beton 110 hari.
( •
I -.
I .
t.o.. ·f
.... I

-- . ......
......
~.

Foto 9. Gompalan terja~i akibat beton bagian tepi


mengalami retak yang membentuk fragmen
fragmen ukuran 20 x 20 em.
Foto 2. Pemberian •Ecosal • pada permukaan jalan
beton lama, dengan ma'ksud agar beton b~
ru bersatu dengan beton lama.
Tampak lajurpelapisan beton baru sete -
bal 5 em, di sebelah lajur yang akan di
kerjakan, sudah mulai dilewati lalu lin
tas setelah mengalami masa perawatan 14
hari.
Foto 10. Tampak hubungan lapisan beton baru diatas
jalan beton lama yang tidak komposit
(bebas tanpa ikatan).
PERE
p u u
deparoar

G2 ·
...

"
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai