Syok Hipovolemik
Syok Hipovolemik
b. Takikardia atau denyut jantung >2SD di atas nilai normal sesuai usia.
d. Gangguan perfusi, meliputi tiga dari tanda: Kualitas nadi sentral lebih besar
dari perifer, ekstremitas dingin, pucat, atau mottled, waktu pengisian
kapiler atau capillary refill time (CRT) >2 detik, penurunan tekanan nadi
<20 mmHg, diuresis <1 mL/kgBB/jam untuk BB <30 kg; atau <0,5
ml/kgBB/jam untuk BB >30 kg, penurunan kesadaran atau perubahan
status mental.
1. Darah tepi lengkap
2. Analisis gas darah
3. Cross match
Pemeriksaan 4. Glukosa darah sewaktu (GDS)
4.
Penunjang 5. Elektrolit: Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium
6. Urinalisis
7. USG vena cava inferior
8. USCOM
Pada syok hipovolemik terdapat tiga kondisi, yaitu:
1. Syok hipovolemik terkompensasi: penurunan kesadaran awal (GCS 13-15,
agitasi, somnolen), tekanan darah normal, takikardia
5. Kriteria diagnosis 2. Syok hipovolemik dekompensasi: penurunan kesadaran lebih dalam (GCS
9-12, disorientasi, delirium), tekanan darah menurun, oliguria
3. Syok hipovolemik ireversibel: penurunan kesadaran dalam (GCS 3-8, dapat
sampai koma), anuria
Diagnosis primer: Syok hipovolemik (R57.1)
Diagnosis sekunder:
Gagal jantung (I50)
6. Diagnosis Kerja
Gagal hati (K72.9)
Gagal ginjal (N17.0)
KID (D65)
1. Syok sepsis
7. Diagosis banding 2. Syok kardiogenik
3. Syok distributive
1. Pertahankan jalan napas, berikan oksigen (FiO2 100%), bila perlu berikan
tunjangan ventilator.
2. Pasang akses vaskular perifer secepatnya, jika gagal akses vena perifer tiga
kali atau >90 detik, lakukan akses intraosseus (untuk anak berusia <6 tahun.
3. Pemberian cairan kristaloid 20 mL/kgBB dalam waktu 5 menit. Nilai respon
terhadap pemberian cairan dengan cara menilai perbaikan kesadaran, tanda
vital.
4. Pasang kateter urin untuk memantau produksi urin.
5. Cairan yang dapat diberikan pada syok hipovolemik yaitu kristaloid (normal
salin atau ringer laktat) dan koloid (dextran, gelatin, atau albumin 5%).
6. Pemberian cairan kristaloid dapat diulang sampai maksimal 60
mL/kgBB/jam dalam 30 menit bila syok belum teratasi hingga volume
intravaskular optimal.
7. Target resusitasi cairan yaitu CRT <2 detik, kualitas nadi perifer dan sentral
sama, akral hangat, produksi urin >1mL/kgBB/jam, kesadaran normal atau
8. Terapi
ditemukan tanda overload cairan seperti ronki paru, irama derap jantung, atau
hepatomegali. Tanda sudah tercukupi cairan selain dari klinis dapat dilihat
dari pemeriksaan penunjang yaitu USG IVC yang didapatkan hasil IVC 1,5-
2,5 cm dan pada USCOM didapatkan nilai normal dari SVI dan FTc. Tanda
overload cairan dapat dilihat dari USG IVC yang didapatkan hasil > 2,5 cm
dan pada USCOM terdapat peningkatan SVI dan FTc.
8. Untuk syok hipovolemik dengan dehidrasi berat yang didasari oleh diare
dan/atau muntah, berikan cairan kristaloid isotonis, tidak boleh menggunakan
koloid.
9. Untuk syok hipovolemik yang didasari oleh perdarahan diberikan cairan
kristaloid isotonis atau koloid dan produk darah.
10. Untuk syok hipovolemik dengan dehidrasi berat yang didasari oleh diare
dan/atau muntah, yang disertai dengan asidosis metabolik berat, diberikan
bikarbonat dengan dosis 1 mEq/kgBB diberikan selama 30 menit, diencerkan
dengan NaCl 0,9% dengan perbandingan 1:3.
1. Anamnesis, pemeriksaan fisik, penunjang (penegakan diagnosis): dokter
spesialis anak SSD Emergensi dan Rawat Intensif Anak (ERIA)
9. Kompetensi
2. Pemeriksaan laboratorium darah: dokter spesialis patologi klinik
3. Pemeriksaan radiologis: dokter spesialis radiologi
Junior Madya (kuning, Senior (biru)
(merah) hijau)
Diagnosis 1 2,3 4
Pengelolaan Medis 1 2,3 4
Prosedur 1 2,3 4
Keterangan :
Kompetensi
10. 1. Mengenali dan menjelaskan
Residen
2. Diagnosis dan merujuk
3. Mendiagnosis dan tatalaksana awal dan merujuk
a. Bukan gawat darurat
b. Gawat darurat
4. Diagnosis, penatalaksaan mandiri dan tuntas.
1. Penjelasan tentang penyakit yang diderita oleh pasien pada keluarga;
11. Edukasi 2. Penjelasan tentang tatalaksana pasien pada keluarga;
3. Penjelasan prognosis penyakit pada keluarga.
1. Ad vitam : bergantung pada derajat syok
2. Ad sanationam : bergantung pada derajat syok
12. Prognosis
3. Ad fungsionam : bergantung pada derajat syok
Bila tidak ada penyulit, prognosis umumnya baik
1. Oksigenasi: 2 C
2. Resusitasi cairan: 2 C
13 Tingkat evidens
3. Pemberian transfusi PRC: 2 C
4. Pemberian transfusi TC dan plasma: 2 C
1. dr. Pudjiastuti, Sp.A(K)
14 Penelaah kritis
2. dr. Sri Martuti, Sp.A(K), M.Kes
15 Indikator medis 1. Klinis:
a. Frekuensi denyut jantung/nadi menurun
b. Kualitas nadi sentral dan perifer sama
c. Akral hangat, pengisian kapiler <2 detik
d. Diuresis <1 mL/kgBB/jam untuk BB <30 kg; atau <0,5 ml/kgBB/jam
untuk BB >30 kg
e. Kesadaran membaik
2. Laboratoris:
Perbaikan parameter laboratorium ke arah normal
3. USG IVC:
Nilai IVC 1,5-2,5 cm
4. USCOM:
Nilai normal dari SVI dan FTc
1. Brierly J, Carcillo JA, Choong K, Cornell T, DeCaen A, Deymann A, et al.
Clinical practice parameters for hemodynamic support of pediatric and
neonatal septic shock: 2007 update from the American College of Critical
Care Medicine. Crit Care Med. 2009;37(2):666-88.
2. Schwarz AJ, Corden TE, Evans BJ, Windle ML. Shocks in pediatric
treatment & management. Diunduh dari:
emedicine.medscape.com/article/1833578-overview (30 Oktober 2018)
3. Jenny M. Emergency department management of pediatric shock.
Emergency medical clinic. 2018;(5)1-14.
16 Kepustakaan 4. Gobinathan S, Suresh K. Study of prevalence, etiology, response to
treatment and outcome of paediatric shock in a tertiary care hospital.
Internationa journal of contemporary pediatrics. 2018;(3):1104-08.
5. Mark L. Waltzman, MD, FAAP, Boston MA. Pediatric shock. Journal of
emergency. 2015;(41):113-18.
6. Kushartono H, Pudjiadi AH. Syok. Dalam: Pudjiadi AH, Latief,
Budiwardhana N, penyunting. Buku ajar pediatri gawat darurat. Edisi ke-1.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015.h.116-8.
7. Hobson M, Chima RS. Pediatric hypovolemic shock. The Open Pediatric
Medicine 2013;7(Supp):10-5.
Keterangan :
*Tatalaksana : Bila RS Dr.Moewardi belum dapat melakukan tatalaksana tersebut mohon diberi keterangan
(RUJUK)
**Kompetensi residen :
1. Mengenali dan menjelaskan
2. Mendiagnosis dan merujuk
3. Mendiagnosis dan memberikan tatalaksana awal dan merujuk
4. Mendiagnosis , memberikan penatalaksanaan mandiri dan tuntas.
Dr. Untung Alifianto, dr., Sp.BS dr. Endang Dewi Lestari, Sp.A(K), MPH
NIP.19561223 198611 1 002 NIP. 19591201 198603 2 008