pedoman pengendalian infeksi saluran pernafasan akut
3. Pengendalian ISPA umur ≥ 5 tahun
• Kelompok umur ≥ 5 tahun di fasilitas pelayanan kesehatan 4. Faktor risiko ISPA • Lintas program dan lintas sektor • Masyarakat D. KEBIJAKAN Untuk mencapai tujuan pengendalian pneumonia dan influenza maka ditetapkan kebijakan operasional sebagai berikut : 1. Advokasi kepada pemangku kepentingan di semua tingkat untuk membangun komitmen dalam pencapaian tujuan pengendalian ISPA. 2. Pengendalian ISPA dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 3. Peningkatan penemuan kasus dan tatalaksana pneumonia Balita sesuai dengan standar di semua fasilitas pelayanan kesehatan. 4. KIE pengendalian ISPA melalui berbagai media sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat. 5. Ketersediaan logistik pengendalian ISPA menjadi tanggung jawab pusat dan daerah. 6. Pengendalian ISPA dilaksanakan melalui kerjasama dan jejaring dengan lintas program, lintas sektor, swasta, perguruan tinggi dan organisasi non pemerintah baik nasional maupun internasional. 7. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan kemampuan sumber daya, pembinaan/supervisi, sistem pemantauan dan evaluasi program serta sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat. 8. Autopsi verbal dilakukan dalam rangka menentukan penyebab kematian Balita. 9. Penyusunan rencana kontinjensi kesiapsiagaan dan respon pandemi influenza di semua tingkat. 10. Rencana pengendalian pneumonia disusun berbasis bukti (evidence based) E. STRATEGI Strategi Pengendalian ISPA di Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Membangun komitmen dengan pengambil kebijakan di semua tingkat dengan melaksanakan advokasi dan sosialisasi pengendalian ISPA dalam rangka pencapaian tujuan nasional dan global. 2. Penguatan jejaring internal dan eksternal (LP/LS, profesi, perguruan tinggi, LSM, ormas, swasta, lembaga internasional, dll). 3. Penemuan kasus pneumonia dilakukan secara aktif dan pasif. 4. Peningkatan mutu pelayanan melalui ketersediaan tenaga terlatih dan logistik. 5. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka deteksi dini pneumonia Balita dan pencarian pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan. 6. Pelaksanaan Autopsi Verbal Balita di masyarakat. 9