PEMBUATAN VIDEO IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG

BODY SHAMING DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN

MENTAL PADA REMAJA BERBASIS ANIMASI 2D

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh
Ellyna Widyaningrum
18.11.2164

kepada
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2022
 NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN VIDEO IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG

BODY SHAMING DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN
MENTAL PADA REMAJA BERBASIS ANIMASI 2D

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Ellyna Widyaningrum
18.11.2164

Dosen Pembimbing

Muhammad Tofa Nurcholis, M.Kom

NIK. 190302281

Tanggal, 13 Mei 2022

Ketua Program Studi

Informatika

Windha Mega Pramudya D, M.Kom

NIK. 19032185
PEMBUATAN VIDEO IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG BODY
SHAMING DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN MENTAL PADA
REMAJA BERBASIS ANIMASI 2D
Ellyna Widyaningrum1), Muhammad Tofa Nurcholis 2),
1)
Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta
2)
Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : ellyna.w@students.amikom.ac.id1),
Abstract - Body shaming is an act of insulting the
physical form of a person who does not meet the
standard criteria for an ideal body. This action is not
much different from bullying. Body shaming actions
are often carried out through social media such as
Instagram or Twitter, but not infrequently these actions
are often carried out verbally, either intentionally or
unintentionally. There are still many people who think
that body shaming acts only as a joke or as
pleasantries. These actions can occur in any group,
men, women, children, or adults. Without realizing it,
the impact of these actions greatly affects mental
health, one of which is psychological disorders.
Therefore, the author will create a public
service advertisement about body shaming using 2D
animation. It is hoped that with public service
advertisements about body shaming, it can prevent
people from taking body shaming actions.
The results of this study indicate that not a
few of the teenagers who are currently experiencing
mental disorders due to body shaming actions which in
fact make a major contribution to the emergence of
dysmorphic disorder, causing mental disorders in
adolescents.
Keywords : Public Service Ads, Animation, Body
Shaming
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Body shaming merupakan tindakan mengkritik
bentuk tubuh seseorang yang tidak memenuhi kriteria
standart tubuh ideal[1]. Tindakan tersebut sering
dilakukan secara langsung maupun secara tidak
langsung, seperti melalui media sosial. Tanpa disadari,
tindakan body shaming dapat menyebabkan korban
merasa tersinggung, sakit hati, bahkan insecure terhadap
tubuhnya yang dapat berdampak pada kesehatan
mentalnya. Banyak orang yang masih beranggapan
bahwa tinda kan body shaming hanya sekadar bahan
untuk bercanda, namun jika tindakan tersebut terus
dilakukan akan berdampak pada mentalnya.
Body shaming dapat terjadi pada siapapun tanpa
mengenal usia, bentuk tubuh maupun warna kulit
tertentu (Lestari,2018). Beberapa bentuk gangguan
mental yang disebabkan karena body shaming adalah
gangguan makan, gangguan obsesif kompulsif dan
gangguan dismorfik tubuh (Lestari, 2018). Selain itu,
menurut Evans (2010) dampak body shaming adalah
1
tofa@amikom.ac.id2)
mengalami depresi, mereka merasa tertekan dan mera sa
stress terhadap lingkungan sekitar yang dirasa tidak
menerima keberadaannya karena bentuk dan ukuran
tubuhnya yang berlebih atau tidak sesuai strandart tubu h
ideal di masyarakat[2].
Berdasarkan laporan ZAP Beauty Index 2020,
sekitar 62,2% perempuan di Indonesia pernah menjadi
korban body shaming selama hidupnya. Dari jumlah it u ,
47% responden mengalami body shaming karena
tubuhnya dianggap terlalu berisi. Sebanyak 36,4%
responden mengalami body shaming karena memiliki
kulit yang berjerawa t. Kemudian, 28,1% responden yang
menjadi korban body shaming karena memiliki bentuk
wajah yang tembam. Ada pula 23,3% responden terken a
body shaming karena warna kulit yang gelap. Sementara,
19,6% responden terkena body shaming karena dianggap
memiliki tubuh terlalu kurus.
Oleh karena itu, pada penelitian skripsi ini
penulis memilih topik penelitian tentang video iklan
layanan masyarakat tentang body shaming dan
dampaknya terhadap kesehatan mental pada remaja
berbasis animasi 2D. Penulis berharap dengan dibuatnya
video anima si akan membuat masyarakat tersadar bahwa
tindakan body shaming sangat berpengaruh terhadap
kesehatan mental korbannya. Untuk lebih menarik
perhatian masyarakat agar menghindari tindakan body
shaming, penulis akan membuat animasi 2D yang
berbentuk iklan la yanan masyarakat. Video animasi
iklan layanan masyarakat tersebut akan di publish p a d a
platform youtube, dipilihnya platform youtube karen a
pada saat ini masyarakat lebih tertarik dengan info rm a si
yang cara penyampaianya dalam bentuk visualisasi suara
dan gambar. Sehingga, dengan adanya iklan layanan
masyarakat tersebut diharapkan dapat menambah
kesadaran masyarakat untuk tidak lagi melakuka n
tindakan body shaming terhadap orang lain.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, m a k a
dapat disimpulkan rumusan masala h yaitu “B a ga im an a
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran m asy arak at
tentang body shaming dan dampaknya terhadap
kesehatan mental pa da remaja melalui video iklan
layanan masyarakat berbasis animasi 2D?”
Untuk memperjelas ruang lingkup pada
penelitian ini, maka diberika n Batasan-batasan sebagai
berikut :
1. Pembuatan video ini berbasis animasi 2D.
 2. Durasi video animasi kurang lebih 1 menit 30
detik.
3. Pembuatan video animasi 2D iklan layanan
masyarakat ini dibuat untuk khalayak umum
yang membahas mengenai body shaming dan
dampaknya terhadap kesehatan mental pada
remaja.
4. Software utama yang digunakan dalam
pembuatan video animasi ini adalah Adobe
After Effect, juga menggunakan bantuan dari
beberapa software Adobe Photoshop dan Adobe
Premier Pro.
5. Penerapan video ini akan ditayangkan pada
youtube.
1.2 Tinjauan Pustaka
Penelitian ya ng dilakukan oleh, Mahardika
Rachman Kusuma (2019), mahasiswa Institut Bisnis da n
Infromatika STIKOM Surabaya pada penelitian tugas
akhirnya yang berjudul “Perancangan Video Iklan
Layanan Masyarakat Self Harassment dengan Teknik
Motion Graphic Berbasis Infografis Sebagai Upaya
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat” yang bertujuan
untuk menghasilkan dan menginformasikan kepada
masyarakat akan dampak dari perbuatan self harassm ent,
konsep perancangan iklan ini menggunakan teknik
motion graphic[3].
Rabiatul Adawia (2018), mahasiswa
Universitas Negeri Makassar dalam penelitian tugas
akhirnya yang berjudul “Perancangan Iklan Layanan
Masyarakat Perlindungan dan Pencegahan Kekerasan
Seksual Pada Anak” membuat media iklan layanan
masyarakat yang edukatif mengenai cara anak untuk
melindungi dan mencegah dirinya dari kekerasan
seksual, media yang dihasilkan berupa animasi[4].
Fakhirah Gita Qatrunnada (2020), melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Body Shaming Yang
Terjadi Pada Lingkungan Pergaulan Mahasiswi Di
Universitas Telkom”[1].
1.3 Landasan Teori
1.3.1 Definisi MDLC (Multimedia Development Life
Cycle)
Menurut Rahman & Tresnawati (2016), Metode
MDLC adalah metode yang sesuai dalam merancang dan
mengembangkan suatu aplikasi media yang meru p a k an
gabungan dari media gambar, suara, video, animasi dan
lainnya. Metode MDLC memiliki enam tahapan sebaga i
berikut: Concept, Design, Material Collecting,
Assembly, Testing dan Distribution.
1.3.2 Pengertian Animasi
Pengertian animasi menurut Ibiz Fernandez
dalam bukunya Macromedia Flash Animation &
Cartooning: A creative Guide, “Animation is the process
of recording and playing back a sequence of stills to
archive the illusion of continues motion” yang memiliki
arti “Animasi adalah sebuah proses merekam dan
memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk
mendapatkan sebuah ilusi pergerakan.” (Ibiz Fernandez
McGraw-Hill/Osborn, California, 2002)[5].
2
1.3.3 Pengertian Iklan
Istilah iklan di Indonesia pertama kali
diperkenalkan oleh seorang tokoh pers Nasional pada
(1951) yang bernama Soedardjo Tjokrosisworo, untuk
menggantikan istilah advertentie bahasa Belanja
advertising bahasa Inggris. Sebagai bentuk semangat
penggunaan bahasa Indonesia masa itu.
Menurut Latif R dan Utud Y (2015), Dewan
Periklanan Indonesia mendefinisikan iklan adalah pesa n
komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang
suatu produk yang disampaikan melalui suatu media,
dibiayai oleh pemraakarsa yang dikenal, serta
ditunjukka n kepada sebagaian atau seluruh
masyarakat[6].
Iklan adalah satu bidang ilmu terapan, beberapa
ahli komunikasi memberikan pengertian iklan sebagai
berkuat: Dunn dan Barban, bahwa iklan merupakan
bentuk kegiatan komunikasi nonpersonal yang
disampaikan lewat media dengan membayar ruang y a n g
dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat
membujuk (persuasive) kepada konsumen oleh
perusahaan, lembaga nonkomersial, maupun pribadi
yang berkepentingan. Ahli pemasaran Philip Kotler
mengartikan, iklan sebagai sem ua bentuk penyajian
nonpersonal, promosi ide, promosi barang produk atau
jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang
dibayar[7].
1.3.4 Pengertian Iklan Layanan Masyarakat
Menurut Pujiyanto (2013:8), iklan layanan
masyarakat yang dimanfaatkan untuk meny ampaikan
informasi, mengajar serta mendidik masyarakat d im a na
tujuan akhirnya bukan untuk keuntungan ekonomi tapi
keuntungan sosial[8]. Sedangkan, menurut Dwihantoro
(2010), siaran iklan non komersial yang disiarkan
melalui media cetak atau elektronik dengan tujuan
memperkenalkan, memasyarakatkan, serta
mempromosikan gagasan, cita -cita dan pesan kepada
masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbu a t
atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.
1.3.5 Pengertian Body Shaming
Body shaming menurut kamus Oxford merupakan
perilaku mempermalukan atau menghina seseorang
dengan membuat komentar negatif mengenai bentuk atau
ukran tubuh seseorang. Body shaming dapat
digambarkan sebagai bentuk bullying yang terjadi di
lingkungan kita. Perbedaan keduannya adalah body
shaming hanya ditujukan secara spesifik pada bentuk
dan ukuran tubuh seseorang, sedangkan bullying
mencakup sesuatu yang lebih besar dan dapat diartikan
sebagai bentuk agresi terhadap orang lain, baik secara
fisik maupun verbal.
Body shaming identik dengan perilaku ofensif yang
ditujukan kepada orang yang kelebihan berat badan at au
tinggi badan, atau biasa disebut dengan chubby. Namun ,
penghinaan tidak hanya ditujukan pada orang yang
kelebihan berat badan. Orang pendekpun sering
diperlakukan demikian. Body sahming lebih sering
ditujukan pada wanita, namun tidak menutup
kemungkinan perilaku ini juga terjadi pada pria. Body
shaming sering dilakukan oleh teman dekat atau bah kan
keluarga. Orang yang sering melakukan body shaming
sering melakuka nnya secara sadar dan karena berbagai
alasan.
1.3.6 Dampak Body Shaming
Menurut Pratiwi, seorang psikolog (2019), efek
psikologis yang terjadi pada para korban body shaming
sangatlah luas dan berbahaya, obyektifitas mengenai
penampilan tubuh terhadap korban memiliki
konsekuensi psikologis tertentu
berupa :
1. Mempunyai pandangan-pandangan negatif
terhadap orang baru atau asing.
2. Memiliki masalah dengan kecemasan dan
kepercayaan diri.
3. Resiko tinggi terhadap gangguan makan.
4. Cenderung mudah mengidap deperesi hingga
tindakan bunuh diri.
Menurut Farrel (seperti dikutip Brodsky, 2016)
Awal mula body shaming terjadi dalam pengenalan kartu
pos berfigur “wanita gemuk” pada awal tahun 1900-an di
Amerika Serikat yang banyak dibeli hanya sebagai
sebuah bahan olokan.
1.3.7 Pengertian Kesehatan Mental
Menurut Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental
ialah suatu keadaan dimana seseorang tidak men ga la m i
rasa bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi
yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat
menerima kekurangan atau kelemahannya, kemam pu an
menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya serta
memiliki kebahagiaan dalam hidup[5].
World Health Organization (WHO,2001),
menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi
dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di
dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk
mengelola stress kehidupan yang wajar, untuk bekerja
secara produktif dan menghasilkan, serta berperan
dikomunitasnya.
2. Pembahasan
Wawancara yang akan dilaksanakan oleh peneliti
berkaitan dengan subjek penelitian yakni kepada
masyarakat desa Baleharjo khususnya remaja yang
berusia 15-23 tahun. Jenis wawancara yang dilaksanakan
oleh peneliti ialah tertutup dan terperinci, wawancara
dilaksanakan secara langsung dan berhadapan la n gsu n g
dengan narasumber terkait.
2.1.3 Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan dengan cara
membaca dan mempelajari buku, jurnal, laporan,
maupun referensi dari internet.
2.1.4 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu bentuk kegiatan
atau proses penyediaan berbagai dokumen dengan
menggunakan bukti-bukti yang akurat berdasarkan
catatan dari berbagai sumber.
2.2 Analisis Kebutuhan Sistem
2.2.1 Kebutuhan Fungsional
1. Video animasi iklan layanan masyarakat yang
dibuat dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang dampak dari body sha mi n g
terhadap kesehatan mental pada remaja.
2. Video iklan layanan masyarakat yang dibuat
oleh peneliti akan menampilkan beberapa
perlakuan body shaming yang sering terjadi.
3. Dalam video iklan ini, peneliti akan
memberikan beberapa informasi kepada
masyarakat tentang dampak dari perlakuan
body shaming yang akan di ilustrasikan dalam
bentuk animasi 2D.
2.2.2 Kebutuhan Non-Fungsional
1. Kebutuhan Perangkat Keras
Berikut ini adalah spesifikasi perangkat keras
minimum yang digunakan untuk pembuatan v id eo
animasi iklan layanan ma syarakat tentang body
shaming, yaitu :
Tabel 1. Kebutuhan perangkat keras editing

2.1 Teknik Pengumpulan Data No. Jenis Spesifikasi

2.1.1 Observasi
1. Processor Intel(R) Core(™) i5-
Observasi akan dilaksanakan secara langsung o leh 8250U 1.8GHz
peneliti berhubungan dengan objek penelitian yaitu
melakukan pengamatan terhadap remaja di desa 2. Ram 4GB
Baleharjo untuk mengamati terkait dampak yang
ditimbulkan terkait dengan body shaming dan kesehat an 3. VGA AMD Radeon(™) 530
mental remaja di desa Baleharjo sebagai upaya dalam
memperoleh data dan informasi terkait dalam proses
4. Operating Windows 10
perancangan iklan layanan masyara kat tentang body System
shaming dan dampaknya terhadap kesehatan mental pada
remaja.
2.3 Perancangan Iklan Layanan Masyarakat
2.1.2 Wawancara
2.3.1 Ide Besar

3
 Tanpa menyadarinya, apa yang kita ucapkan p a da
orang lain mungkin berdampak besar pada lawan bicara .
Hal inilah yang akan ditunjukkan dalam karya
perancangan. Bagaimana tiap perkataan kecil, sapaan
yang mungkin kita anggap hanya bercanda m em pu n yai
pengaruh cukup besar pada lawan bicara. Dalam karya
ini, akan ditampilkan berbagai macam bentuk sapaan
yang termasuk dalam tindakan body shaming. Selain
ucapan sapaan, naskah akan menitik beratkan pada
dampak dari ucapan tersebut.
2.3.2 Konsep Pesan
Dengan dibuatnya iklan layanan masyarakat ini,
diharapkan penonton yang merupakan masy arakat d a ri
berbagai kalangan lebih berhati-hati dalam berkata.
Penonton menjadi lebih paham dengan dampak
ucapannya yang mungkin dianggap sepele dan mulai
lebih memperhatikan ucapan serta tidak lagi
menyinggung atau mengomentari bentuk tubuh lawan
bicaranya.
2.3.3 Konsep Kreatif
Merujuk pada wawancara serta observasi dan
berbagai data yang telah didapat dari kejadian-k ej ad ian
nyata tindakan body shaming. Penulis merancang video
iklan layanan masyarakat tentang edukasi dan penjelasan
dampak body shaming secara umum yang dikemas
dalam bentuk animasi.
2.3.4 Storyboard
Tabel 2. Storyboard

2.4 Implementasi dan Pembahasan

2.4.1 Produksi
2.4.1.1 Pembuatan Aset Gambar
Pada tahap ini merupakan proses olah gambar di
Adobe Potoshop dan Adobe Ilustrator, yang nantinya
akan diolah kembali di Adobe After Effect dan dibuat
animasi sesuai dengan konsep.

Gambar 1. Pengolahan Aset Gambar

2.4.1.2 Pembuatan Animasi Motion Graphic
Dalam pembuatan Video Iklan Layanan
Masyarakat Body Shaming teknik motion graphic
diterapkan sebagai teknik yang pokok, mulai dari

4
opening, isi dan closing semuanya dibuat dengan motion
graphic. Berikut adalah langkah-langkah pembuatan
Video Iklan Layanan Masyarakat Body Shaming.

Gambar 5. Tampilan Rendering

2.7 Kuesioner

Gambar 2. Hasil Animasi Pertanyaan kusioner dibagi menjadi 2 aspek yaitu

2.4.1.3 Dubbing
Pada tahap ini adalah pembuatan dubbing u n t u k
memperjelas video iklan layanan masyarakat dan
menambah detail dari video iklan. Rekaman
menggunakan software audacity dan diedit langsung di
software tersebut untuk menghilangkan nois dan
memperjernih suara.
aspek tampilan dan aspek penyam paian materi atau isi
video iklan. Kuesioner dilakukan secara online melalui
google form dan ditujukan kepada masyarakat yang
berjumlah 38 responden.
Tabel 3. Kuesioner Pertanyaan Aspek Tampilan

Gambar 3. Tampila n Editing Dubbing Di Audacity

2.5 Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi ini merupakan kegitan
setelah proses produksi selesai. Tahap ini meliputi
Compositing, Final Compositing & Rendering dan hasil Tabel 4. Kuesioner Aspek penyampaian materi
akhir menjadi tampilan yang utuh.
Semua file dari Adobe After Effect dan audacity akan
dimasukan ke Adobe Premiere agar dapat sync video
iklan dengan dubbing.

Setelah penghitungan skala pada tiap aspek sudah

terhitung maka selanjutnya menghitung indeks % pada
tiap aspek. Berikut adalah perhitungan indeks %.

Gambar 4. Tampilan Final Editing 1. Perhitungan Indeks % aspek tampilan

2.6 Rendering Total Skor / (Y x 5) x 100
= 829 / (190 x 5) x 100
Rendering adalah tahap terakhir proses pembuatan = 829 / 950 x 100
video Iklan Layanan Masyarakat Body Shamin g d ib u a t = 87,26% (SANGAT BAIK)
sebelumnya dalam software Adobe After Effect CC Aspek tampilan pada video iklan telah
2020, dan di finising menggunakan Adobe Premiere Pro terpenuhi dan lolos uji evaluasi berdasarkan
CC 2020. Dalam tahap ini penulis menggunakan Adobe jawaban dari 38 responden kuesioner.
Media Encoder CC 2020 untuk Rendering. 2. Perhitungan Indeks % aspek penyampaian
materi

5
 Total Skor / (Y x 5) x 100
= 332 / (190 x 5) x 100
= 332 / 380 x 100
= 87,36% (SANGAT BAIK)
Aspek penyampaian materi pada video iklan
telah terpenuhi dan lolos uji evaluasi
berdasarkan jawaban dari 38 responden
kuesioner.
2.8 Publikasi
Dalam pembuatan Video Iklan Layanan Masyara kat
Body Shaming, peneliti akan upload/publikasi video
iklan di Youtube. Pada tanggal 31 Maret 2022 Video
Iklan Layanan Masyarakat Body Shaming sudah di
upload di akun Youtube 2164_Ellyna Widyaningrum.
3. Pembahasan
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil Analisa serta penjelasan yang
diuraikan dengan jelas pada ba b awal hingga bab akhir
dalam pembuatan iklan layanan masyarakat dengan judul
“Iklan Layanan Masyarakat Body Shaming” berbasis
animasi 2D, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dalam pembuatan animasi Iklan Layanan
Masyarakat Body Shaming dapa t tersampaik an
lebih menarik dan inovatif sehingga membuat
video dengan teknik ini mempunyai nilai
tambah yang lebih besar.
2. Berdasarkan hasil penilaian dari 2 aspek
meiputi 7 pertanyaan yang didapat dari 38
orang responden kuisioner diperoleh hasil nilai
dari masing-masih aspek yaitu, aspek tampilan
87,26% dan aspek penyampaian materi 87,36%.
3. Video Iklan Layanan Masyarakat Body
Shaming telah lolos uji penilaian aspek
tampilan dan penyampaian materi berdasa rk an
hasil kuesioner dari 38 responden.
4. Video Iklan Layanan Masyarakat Body
Shaming sudah berhasil di upload di akun
Youtube 2164_Ellyna Widyaningrum.
3.2 Saran
Dari hasil perancangan iklan layanan masyarakat in i
dapat di sarankan beberapa hal, yakni sebagai berikut;
1. Dalam upaya pengurangan perlakuan body
shaming, maka tugas akhir ini dapat dijadikan
sarana pembelajaran dan dikembangkan dengan
merancang media iklan kreatif lainnya.
2. Sebagai bahan masukan dan pembelajaran b a gi
mahasiswa yang ingin merancang iklan layanan
masyarakat yang serupa dapat dijadikan a cu an
bagi perancangan tugas akhir selanjutnya,
sehingga dapat memperkaya karya-karya ik la n
lainnya.
3. Sebagai bahan masukan bagi yang ingin
merancang iklan layanan masyarakat berupa
iklan layanan masyarakat, khususnya mengenai
body shaming, pembuatannya, dan hasil
penelitian ini menjadi sarana bagi peneliti untuk
lebih memperluas dan mendalami pengetah uan
terhadap iklan layanan masyarakat.
Daftar Pustaka
[1] F. G. Qatrunada, “Peenyutradaraan Iklan
Layanan Masyarakat Tentang Pengaruh Body
Shaming Yang Terjadi Pada Lingkungan
Pergaulan Mahasiswi Di Universitas Telkom,”
2020.
[2] S. Lestari, “Bullying or Body Shaming? Young
Women In Patient Body Dysmorphic Disorder,”
2019.
[3] M. R. Kusuma, “Perancangan Video Iklan
Layanan Masyarakat Self Harassment dengan
Teknik Motion Graphic Berbasis Infografis
Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran
Masyarakat,” 2019.
[4] R. Adawia, “Perancangan Iklan Layanan
Masyarakat Perlindungan dan Pencegahan
Kekerasan Seksual Pada Anak,” 2018.
[5] I. Fernandez, “Macromedia Flash Animation &
Cartooning: A creative Guide,” California:
Osborn 2002.
[6] Pujiyanto, Iklan Layanan Masyarakat,
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2013.
[7] R. Latief & Yusiatie Utud, Siaran Televisi Non-
Drama : Kreatif, Produksi, Public Relation dan
Iklan, Ja karta: Penerbit Kencana, 2017.
[8] M. Jaiz, Dasar-dasar Periklanan, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2014.
Biodata Penulis
Ellyna Widyaningrum, memperoleh gelar Sarjana
Komputer (S.Kom), Jurusan Informatika Universitas
AMIKOM Yogyakarta , lulus tahun 2022.
Muhammad Tofa Nurcholis, memperoleh gelar Sarjana
Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK
AMIKOM Yogyakarta , lulus tahun 2011. Memperoleh
gelar Master of Computer (M.Kom) Program Pasca
Sarjana Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM
Yogyakarta, lulus tahun 2016. Saat ini menjadi Dosen d i
Universitas Amikom Yogyakarta, pada Program Studi
Informatika.