PEMBAHASAN
sosial secara awam. Menurut pengertian awam semua perbuatan baik untuk orang
lain sudah dikatakan pekerjaan sosial. Sebagai contoh, misalnya memberi uang
tetangga yang mengalami musibah atau untuk korban bencana alam, menolong orang
yang sakit, dan kegiatan-kegiatan lain semacam itu acapkali sudah dianggap
pekerjaan sosial. Salah satu fungsi perguruan tinggi yang membuka jurusan
Pekerjaan Sosial adalah mendidik dan melatih para mahasiswa untuk menjadi calon
pekerja sosial. Pekerja sosial adalah orang yang melaksanakan pekerjaan sosial
sebagai profesi. Jadi pekerja sosial yang dibicarakan di sini adalah pekerja sosial
profesional, yaitu mereka yang telah mengikuti pendidikan pekerjaan sosial di suatu
profesi. Kriteria profesi yang dikemukakan oleh Greenwood adalah sebagai berikut:
maupun praktikal.
profesional.
oleh anggota-anggotanya.
telah menjadi ciri yang melekat pada profesi pekerjaan sosial. Sebagai suatu profesi
praktek. Sebagai disiplin ilmu sosial terapan, pekerjaan sosial bersumber dari teori-
teori pekerjaan sosial itu sendiri, ilmu-ilmu sosial lain, humaniora, dan pengetahuan
dipraktikan (evidence based practice). Syarat sebuah profesi harus mencakup empat
unsur utama, pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan metode dan teknik tertentu dalam
melalui pendidikan pekerjaan sosial secara formal, terstruktur dan dididik oleh ahli
yang mempunyai konsep baru untuk menarik perhatian masyarakat. Aspek positif
dari televisi itu memang ada yang dapat diambil, namun tidak menutup kemungkinan
banyak aspek negatif yang juga harus diwaspadai. Karena efek dari media televisi
bisa menimbulkan pergeseran nilai, bila pergeseran itu sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat, tentu tidak akan menjadi masalah, tetapi apabila pergeseran
itu menimbulkan masalah yang besar tentu harus diwaspadai karena dapat menjadi
pengaruh yang negatif bagi diri sendiri maupun untuk orang lain. Televisi dapat
memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan, motivasi, dan sikap serta perilaku
tersebut. Hal ini karena anak-anak tersebut mengidolakan tokoh dalam sinetron itu
sehingga mereka juga berbicara dan bersikap dengan meniru tokoh dalam sinetron.
Hal ini berbahaya karena anak-anak sudah mencari idola yang salah, yang berbeda
dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh guru atau orang tua. Jika guru menanamkan
nilai bahwa berkata kasar itu tidak baik, maka sinetron justru bertolak belakang
dengan nilai yang disampaikan guru tersebut. Sayangnya, anak-anak muda lebih
mudah meniru sinetron daripada meniru guru mereka. Sinetron Anak Langit, lebih
banyak menyajikan tindak kekerasan dan kejahatan dibandingan memenuhi fungsinya
bahkan menumbuhkan contoh pada anak anak dan remaja akan lebih peduli dan
Setidaknya ada tiga aspek yang terkandung dalam sinetron-sinetron yang dianggap
ini oleh para remaja kita dinilai sebagai pendidikan kekerasan. Hingga tidak
jarang kita menemukan di lingkungan kita para remaja yang meniru adegan-
adegan tersebut.
2. Aspek moralitas Sinetron remaja sudah mulai meninggalkan budaya asli dari
menyangkut nilai baik dan buruk, benar dan salah. Seringkali tayangan yang
ada pada sinetron remaja saat ini tidak menggunakan lagi pendidikan nilai
tersebut.
3. Aspek seksualitas. Aspek ini bukan berarti seks seperti orang dewasa, namun
dibingkai dalam bentuk narasi atau percakapan, pakaian yang sekenanya dan
norma yang ada dinegara kita (Sumadin & Sri Wahyuni, 2018).
Televisi dapat memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan, motivasi, dan
sikap serta perilaku penontonnya dan cenderung untuk mengikutinya baik itu
pengaruh baik maupun pengaruh buruk, setidaknya ada dua pengaruh besar terhadap
Koesmaryanto Oetomo, S.Km, M.Si, 2013 (dalam Dita Risti, 2019) menyebutkan:
b. Pemain sinetron dipilih dari remaja bahkan sebagian masih berusia anakanak
(6-13 tahun)
perkembangan psikologinya.
d. Banyak alur cerita sinetron yang bersetting sekolah tetapi tidak sesuai dengan
norma agama dan adat ketimuran yang berlaku. Gaya komunikasi dapat
beradaptasi dengan lingkungan di mana dia berada maka anak akan terbiasa
dan akan mudah terpengaruh oleh lingkungannya seperti anak usia sekolah
ada di televisi. Siswa Sekolah Dasar saat ini kesulitan membedakan cara
berbicara dengan orang yang lebih tua usianya, termasuk dengan guru dan
Penampilan adalah gambaran diri dari seseorang yang pertama kali dilihat.
Gambaran diri diartikan sebagai karakter diri seseorang, yang meliputi sikap dan
Sekolah Dasar kelihatan sulit membedakan cara penampilan yang harus ditunjukkan
ketika berada di tempat rekreasi dengan cara penampilan saat berada di sekolah. Di
sekolah misalnya, baju seragam sekolah yang dibiarkan di luar celana dan juga ketat.
Berdasarkan apa yang ditonton oleh anak, maka anak akan belajar untuk meniru apa
yang dilihatnya. Menurut teori belajar sosial, unsur utama peniruan menggunakan
gambaran kognitf dari tindakan, lalu dasar kognitif dalam proses belajar dalam empat
Menurut Skinner (dalam Dita Risti, 2019), perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar yang dapat
mempengaruhi. Oleh karena perilaku tersebut terjadi melalui proses adanya stimulus
mempengaruhi perilaku manusia ialah genetika, sikap; suatu ukuran tingkat kesukaan
seseorang terhadap perilaku tertentu, norma sosial, pengaruh tekanan sosial, dan
suatu perilaku
2.4 Peran Pekerja Sosial dalam Mengatasi Pengaruh Sinetron Terhadap Anak
Banyak dampak yang diakibatkan dari sinetron, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan pekerja sosial untuk menyosialisasikan kepada setiap orang tua sebagai
pengawas dan membimbing anak untuk mendampingi dan selektif memilih program
1. Pilih acara yang sesuai usia anak jangan membiarkan anak menonton
acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang
mengantisipasi dan mengawasi anak agar hal yang tidak diinginkan oleh
orang tua tidak terjdi, karena kecenderungan rasa ingin tahu anak sangat
tinggi. Anak-anak memiliki rasa untuk mau mencoba hal-hal baru yang
ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana dan
positif.
dijangkau anak atau seringlah ajak anak ke toko buku dan perpustakaan.
2.5 Argumentasi
Menurut penulis dampak televisi bukan hanya negatif saja tetapi ada positif
juga yaitu: Pertama, kita akan mendapatkan berita dari dalam negri maupun luar
negri. Kedua, televisi selalu menyajikan berita baru yang membuat masyarakat tidak
akan ketinggalan informasi ditengah banyaknya berita hoax seperti sekarang ini dan
dapat memberikan informasi yang cukup luas dan cepat pada masyarakat. Ketiga,
masyarakat akan terhibur dengan berbagai macam program yang ditonton atau
keterampilan anak.
Sementara itu, dampak negatif dari menonton televisi yang pertama, meniru adegan
atau penampilan yang tidak pantas ditiru. Kedua, sering menampilkan adegan
kekerasan. Ketiga, celaan yang tidak pantas ditiru. Keempat, adegan yang