Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN KOMUNIKASI

PERENCANAAN KOMUNIKASI GERAKAN PENCEGAHAN TINDAKAN


SELF HARM (MENYAKITI DIRI SENDIRI) DIKALANGAN REMAJA

Disusun oleh:

Yoga Pradana Putra 2017130096

Dosen pembimbing:

Dr. Udi Rusadi.MS

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA

JAKARTA
A LATAR BELAKANG
.
Self harm adalah suatu bentuk perilaku yang dilakukan individu
untuk mengatasi tekanan emosional atau rasa sakit secara emosional dengan
cara menyakiti diri sendiri tanpa bermaksud untuk melakukan bunuh diri
(Jenny, 2016; Klonsky dkk, 2011).
Self harm saat ini bukan lagi menjadi hal yang tabu di kalangan masyarakat,
apalagi hal yang telah dilakukan yaitu hingga menyayat salah satu bagian
tubuhnya demi mendapatkan kepuasan semata agar rasa sakit yang
dialaminya dapat tersalurkan dengan baik. Orang yang melakukan self harm
kerap merasakan beban di benaknya menjadi ringan, sedikit lega karena rasa
sakit yang dirasa berpindah ke tempat ia melukai dirinya, bisa saja dengan
cara melukai atau meracuni diri mereka sendiri dengan menggores,
memotong atau membakar kulit mereka, memukul diri mereka pada sebuah
objek, meminum obat hingga overdosis, atau menelan benda-benda hingga
masuk ke dalam tubuh mereka.
Selain itu juga self-harm adalah cara mereka mengkomunikasikan
apa yang dirasakan pada orang lain. Perasaan-perasaan tersebut antara lain
kemarahan, kesedihan, kehampaan, duka, kebencian terhadap diri sendiri,
ketakutan, kesepian, dan rasa bersalah. Selfharm adalah tindakan seperti
self-injury dan self-poisoning yang dilakukan secara sengaja oleh individu,
dimana tindakan tersebut dipicuh dari berbagai motivasi seperti masa-masa
sulit yang dialami oleh individu (Mind, 2010).
Fakta: Tindakan self harm sering dilakukan oleh anak dimasa remaja
yang tengah mengalami tekanan, biasanya dilakukan secara rahasia. Self
harm biasanya tidak ingin mati. Ketika mereka merugikan diri sendiri,
mereka tidak mencoba untuk mengatasi rasa sakit mereka. Bahkan melukai
diri mungkin menjadi cara untuk membantu diri mereka terus hidup, namun
dalam jangka panjang, orang-orang yang melukai diri sendiri memiliki
resiko lebih tinggi bunuh diri, itulah sebabnya mengapa begitu penting
untuk mencari bantuan. Tindakan self harm yang dilakukan oleh wanita dan
pria sangat berbeda, Sifat wanita yang lemah membuat mereka lebih mudah
berputus asa yang berujung pada usaha untuk percobaan bunuh diri, akan
tetapi bila dilihat dari kematian, kaum prialah yang lebih mendominasi
karena metode yang digunakan oleh kaum pria lebih fatal daripada wanita.
Apabila kebanyakan wanita berusaha untuk bunuh diri dengan cara
meminum racun serangga dan obat pel, pria lebih pada menggantung diri,
menyayat nadi, dan melompat dari ketinggian
Data: Berdasarkan dari data GSHS (Global School-based Student
Healthy Survey) menunjukkan jika perilaku bunuh diri, ide untuk
melakukan bunuh diri, rencana untuk melakukan bunuh diri, upaya untuk
melakukan bunuh diri dan perilaku melukai diri sendiri yang mengarah pada
perilaku bunuh diri merupakan masalah yang paling banyak terjadi pada
usia remaj

B. Usaha yang pernah dilakukan

Dalam penanganan kasus self harm yang pernah dilakukan adalah:


1. Kampanye Tentang perilaku cutting
Kampanye menggunakan media poster dan juga ambient media untuk
menarik perhatian dari target kampanye yaitu masyarakat secara
keseluruhan, kampanye ini menggambarkan tentang alasan seorang
dalam melakukan cutting dan mengajak orang yang didalamnya untuk
peduli dan mengambil bagian untuk mendengarkan cerita dari perilaku
cutting dan membantu mereka dari kebiasaan buruk tersebut.
2. Into The Light Indonesia
Merupakan komunitas untuk mengajak masyarakat menyayangi dirinya
sendiri dan mengkampanyekan pencegahan bunuh diri, terutama pada
remaja. Komunitas ini mencoba menghentikan bunuh diri dengan cara
memberikan edukasi seputar faktor penyebab bunuh diri dan
pencegahanya.
C SWOT

STRENGTH (KEKUATAN) WEAKNESS (KELEMAHAN)

 Self harm smerupakan  Depresi self harm


bahaya yang fatal yang seringkali tidak tampak dari
sering kali diremehkan dan luar.
dianggap hal sepele, dengan  Mahalnya biaya untuk ke
adanya kampanye yang akan dokter psikologi.
memberikan sebuah  Korban mempunyai
perspektif terhadap isu-isu kepribadian tertutup.
self harm yang sedang anak  Kurangnya edukasi dan
remaja hadapi. kepedulian pemerintah atas
 Adanya dukungan dari fenomena self harm.
komunitas peduli kesehatan  Tidak sebandingnya jumlah
jiwa seperti pengelola/pengawas media
( into the light, get happy, social dengan pengguna
Indonesia mental health care media social, sehingga
foundation, ismile4u). masih banyak gambar atau
video kekerasan seperti self
harm masih lolos keranah
public.

OPPORTUNITY THREAT
(PELUANG) (ANCAMAN)

 Adanya fasilitas halodoc  Banyaknya isu-isu lain di


yang indonesia yang relative
 dapat diakses oleh para lebih mendesak
korban untuk berkonsultasi  Pergaulan remaja yang
dengan dokter cenderung diskriminatif
psikolog  Masih banyaknya korban
 Adanya dukungan social yang melakukan self harm
online yang diberikan dan mengupload ke social
kepada para pelaku self media, sehingga banyak
harm oleh non professional. orang yang tidak ingin
Dukungan secara online melakukan self harm jadi
merupakan bentuk baru dari tergerak hatinya untuk
perkembangan internet. melakukan.
Dukungan dapat berupa
(interkasi suportif, dukungan
informasi, dan dukungan
emosional)

D.Penjelasan Market dan Publik Profile

Current Relationship Self Interests Influencer

Tindakan self harm Sasaran public Pihak yang dapat


sering dilakukan oleh berkeinginan untuk membantu menangani
anak remaja umur 15-24 melakukan untuk masalah self harm yang
tahun, biasanya status berhenti melakukan sering terjadi di
pelajar SMA dan tindakan self harm kalangan anak remaja
Mahasiswa (baik dengan membuka diri yaitu psikolog wanita.
mahasiswa baru maupun atau bercerita terhadap mengambil psikolog
Mahasiswa tingkat psikolog sehingga wanita sebagai
akhir) masalah dapat teratasi influencer karena
dengan baik. tindakan self harm
sering dilakukan oleh
anak remaja perempuan.
E. Analisis Situasi
Masalah self harm sering dilakukan oleh anak remaja laki-laki
dan perempuan, yang sedang mengalami tekanan atau masalah yang berat
sehingga membuat remaja tersebut depresi karena tidak dapat menangani
masalahnya, biasanya masalah yang dialami seputar permasalahan
keluarga, studi yang sedang dilaksanakan atau ditempuh, permasalahan
kehidupan seputar bersosialisasi, dan permasalahan asmara, dan banyak
faktor lain yang membuat anak remaja melakukan self injury seperti
bodyshaming, cyberbulying pelecehan seksual yang pernah didapat,
intinya masalah yang datang dari faktor internal maupun eksternal.
Dan ketika remaja tidak dapat menangani masalah tersebut,
sebagian remaja melakukan tindakan self harm, dimana tindakan tersebut
menurut mereka dapat menyalurkan masalah/tekanan yang mereka
hadapi, karena melakukan self harm itu cara dia mengkomunikasikan
amarah, kesedihan yang sedang dialami.
Perilaku self-harm atau suicide merupakan penyebab kematian
kedua setelah kecelakaan lalu lintas. Menurut data statistik dari badan
WHO menyebutkan sekitar satu juta orang meninggal dalam setiap
tahunnya karena melakukan bunuh diri. Dalam beberapa negara
menyebutkan bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua pada
kelompok usia 10-24 tahun (World Health Organization, 2017; Jans
dkk,2012; Latipun & Notosoedirdjo,2014). Maka dari itu, perilaku self-
harm bukanlah perilaku yang sepele, hal ini menunjukkan jika penyebab
kematian pada remaja sebagian besar disebabkan perilaku bunuh diri,
perilaku self-harm yang parah juga dapat merenggut nyawa individu,
meskipun individu tidak berniat untuk melakukan bunuh diri.

F. MASALAH UTAMA
mengurangi tindakan menyakiti diri pada remaja, dan melakukan pencegahan jika ingin
menyakiti diri sendiri
G GOALS DAN OBJECTIVE
.
GOALS : Meningkatkan kesadaran remaja laki-laki dan perempuan agar tidak
melakukan tindakan self harm dengan memberikan cara pencegahan tindakan self harm

OBJECTIVE : sasaran pada kampanye Pencegahan self harm ini untuk


meningkatkan kesadaran dan mengurangi tindakan menyakiti diri sendiri pada remaja
laki laki dan perempuan daerah paling banyak yang melakukan adalah depok, dan waktu
perubahan yang diharapkan dari 80% ke 35% dalam jangka waktu 2 tahun, 2020-2021 .

H KEY PUBLIK
.
public kunci atau public utama dalam perencanaan kampanye PENCEGAHAN SELF
HARM ini adalah remaja jabodetabek, depok yang berusia 13-19 tahun dalam kondisi
yang stabil atau tidak stabil pada tahap depresi.

Pesan Utama

Rancangan Pesan
pesan primer Self Harm adalah tindakan menyakiti
diri pada remaja akibat depresi dan
sangat berbahaya jika tidak ada
tindakan prefentif, oleh karena itu
kemenkes, kpai dan dinkes kota
depok mengadakan kampanye
“pencegahan self harm”
pesan sekunder kampnye pencegahan self harm ini di
dukung oleh kpai,kemenkes dan
dinkes serta spanduk di wilayah kota
depok
slogan/tema/tag line “ cintai diri kita dan ayo kita lakukan
pencegahan self harm ( menyakiti diri
sendiri ) ”

I STRATEGI DAN TAKTIK

Strategi Taktik
pendekatan melalui penyuluhan membuat iklan di tempat remaja
seminar dan mengajak setiap remaja sering berkumpul agar bisa terlihat
yang tertutup untuk lebih terbuka dan seperti iklan di transportasi umum,
menceritakan permasalahan depresi mall, kampus dan restoran serta
yang di alami sehingga bisa membuat iklan tayang di media sosial
mengadopsi pencegahan tindakan instagram, youtube dan twitter
menyakiti diri sendiri yang kita
berikan

Anda mungkin juga menyukai