0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan3 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
PP No. 46 Tahun 2017 mengatur instrumen ekonomi lingkungan hidup, sementara PP No. 22 Tahun 2021 mengatur pengelolaan limbah B3. Kedua PP tersebut mengatur kategorisasi limbah dan kewajiban pengolahan limbah. PP No. 22 Tahun 2021 juga mengatur pelibatan masyarakat terdampak dalam proses pengambilan keputusan terkait rencana usaha.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
PP No. 46 Tahun 2017 mengatur instrumen ekonomi lingkungan hidup, sementara PP No. 22 Tahun 2021 mengatur pengelolaan limbah B3. Kedua PP tersebut mengatur kategorisasi limbah dan kewajiban pengolahan limbah. PP No. 22 Tahun 2021 juga mengatur pelibatan masyarakat terdampak dalam proses pengambilan keputusan terkait rencana usaha.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
PP No. 46 Tahun 2017 mengatur instrumen ekonomi lingkungan hidup, sementara PP No. 22 Tahun 2021 mengatur pengelolaan limbah B3. Kedua PP tersebut mengatur kategorisasi limbah dan kewajiban pengolahan limbah. PP No. 22 Tahun 2021 juga mengatur pelibatan masyarakat terdampak dalam proses pengambilan keputusan terkait rencana usaha.
NO Kategori PP No.46 Tahun 2017 PP No.22 Tahun 2021
1 Latar Pertimbangan PP 46 tahun 2017 PP No. 22 Tahun 2021 diteken Belakang tentang Instrumen Ekonomi oleh Presiden RI Joko Widodo Lingkungan Hidup adalah untuk (Jokowi) pada 2 Februari melaksanakan ketentuan Pasal 2021 untuk menggantikan PP 43 ayat (4) dan Pasal 55 ayat (4) Nomor 101 Tahun 2014 Undang-Undang Nomor 32 tentang Pengelolaan Limbah Tahun 2009 tentang Bahan Berbahaya dan Beracun Perlindungan dan Pengelolaan yang pernah ditandatangani Lingkungan Hidup, perlu oleh mantan Presiden Susilo menetapkan Peraturan Bambang Yudhoyono. Pemerintah tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup. Pengolahan Limbah penyulingan sawit atau Setiap orang yang yang biasa dikenal dengan spent menghasilkan limbah bleaching earth (SBE) yang B3 wajib melakukan sebelumnya masuk dalam pengurangan limbah kategori limbah bahan B3. Setiap orang yang berbahaya dan beracun (B3) menghasilkan limbah menjadi limbah nonB3. B3 wajib melakukan Limbah padat yang dihasilkan penyimpanan limbah dari proses pembakaran batu B3 dan dilarang bara pada pembangkit listrik melakukan tenaga uap PLTU, boiler, dan pencampuran limbah tungku industri untuk bahan B3 yang disimpannya. baku atau keperluan sektor Sesuai dengan PP konstruksi, dikeluarkan dari No.22 Tahun 2021 limbah B3 menjadi limbah Pasal 298, setiap orang nonB3. yang menghasilkan limbah B3 wajib menyerahkan limbah B3 yang dihasilkannya kepada pengumpul limbah B3. Kebijakan mengenai pengangkutan limbah B3 wajib dilakukan dengan menggunakan alat angkut yang tertutup untuk limbah B3 kategori 1 dan alat angkut terbuka untuk limbah B3 kategori 2. Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan penimbunan, pemanfaatan dan pengolahan limbah B3. Jika tidak mampu melakukannya sendiri, penimbunan, pemanfaatan dan pengolahan limbah B3 diserahkan kepada pemanfaat limbah B3.
Pembinaan Pasal 18 Dalam hal: Masyarakat yang terkena
a. Usaha dan/atau Kegiatan dampak langsung yang berhak yang direncanakan lebih dari 1 untuk dilibatkan dalam (satu) Usaha dan/atau Kegiatan konsultasi publik serta dan perencanaan serta mengajukan saran, pendapat, pengelolaannya saling terkait dan tanggapan (SPT) terhadap dan berlokasi di dalam satu rencana usaha. Sementara kesatuan hamparan ekosistem; pemerhati lingkungan hidup, dan/atau peneliti, atau lembaga swadaya b. pembinaan dan/atau masyarakat yang pengawasan terhadap Usaha mendampingi/membina dan/atau Kegiatan dilakukan masyarakat terdampak oleh lebih dari 1 (satu) langsung dilibatkan juga kementerian, lembaga sebagai bagian masyarakat pemerintah nonkementerian, terdampak langsung satuan kerja pemerintah provinsi, atau satuan kerja pemerintah kabupaten/kota; pemrakarsa hanya menyusun 1 (satu) UKL-UPL. ➢ Pasal 19 1. Pegawai negeri sipil yang bekerja pada instansi lingkungan hidup Pusat, provinsi, atau kabupaten/kota dilarang menjadi penyusun UKL-UPL. 2. Dalam hal instansi lingkungan hidup Pusat, provinsi, atau kabupaten/kota bertindak sebagai Pemrakarsa, pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjadi penyusun UKL-UPL. Dasar Hukum Keputusan Menteri Pasal 5 ayat (2) Undang- Lingkungan Hidup Undnag Dasar Negara Nomor 56 Tahun 2002 Republik Indonesia tentang Pedoman Tahun 1945. Umum Pengawasan UU Nomor 32 Tahun Penaatan Lingkungan 2009 Hidup bagi Pejabat UU Nomor 11 Tahun Pengawas Lingkungan; 2020. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 57 Tahun 2002 tentang Tata Kerja Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup di Kementerian Lingkungan Hidup;