Anda di halaman 1dari 3

Nama: RIPIN

NIM: 2000024019
Kelas: Hukum Lingkungan D

NO Kategori PP No.46 Tahun 2017 PP No.22 Tahun 2021


1 Latar Pertimbangan PP 46 tahun 2017 PP No. 22 Tahun 2021 diteken
Belakang tentang Instrumen Ekonomi oleh Presiden RI Joko Widodo
Lingkungan Hidup adalah untuk (Jokowi) pada 2 Februari
melaksanakan ketentuan Pasal 2021 untuk menggantikan PP
43 ayat (4) dan Pasal 55 ayat (4) Nomor 101 Tahun 2014
Undang-Undang Nomor 32 tentang Pengelolaan Limbah
Tahun 2009 tentang Bahan Berbahaya dan Beracun
Perlindungan dan Pengelolaan yang pernah ditandatangani
Lingkungan Hidup, perlu oleh mantan Presiden Susilo
menetapkan Peraturan Bambang Yudhoyono.
Pemerintah tentang Instrumen
Ekonomi Lingkungan Hidup.
Pengolahan Limbah penyulingan sawit atau  Setiap orang yang
yang biasa dikenal dengan spent menghasilkan limbah
bleaching earth (SBE) yang B3 wajib melakukan
sebelumnya masuk dalam pengurangan limbah
kategori limbah bahan B3. Setiap orang yang
berbahaya dan beracun (B3) menghasilkan limbah
menjadi limbah nonB3. B3 wajib melakukan
Limbah padat yang dihasilkan penyimpanan limbah
dari proses pembakaran batu B3 dan dilarang
bara pada pembangkit listrik melakukan
tenaga uap PLTU, boiler, dan pencampuran limbah
tungku industri untuk bahan B3 yang disimpannya.
baku atau keperluan sektor  Sesuai dengan PP
konstruksi, dikeluarkan dari No.22 Tahun 2021
limbah B3 menjadi limbah Pasal 298, setiap orang
nonB3. yang menghasilkan
limbah B3 wajib
menyerahkan limbah
B3 yang dihasilkannya
kepada pengumpul
limbah B3.
 Kebijakan mengenai
pengangkutan limbah
B3 wajib dilakukan
dengan menggunakan
alat angkut yang
tertutup untuk limbah
B3 kategori 1 dan alat
angkut terbuka untuk
limbah B3 kategori 2.
 Setiap orang yang
menghasilkan limbah
B3 wajib melakukan
penimbunan,
pemanfaatan dan
pengolahan limbah B3.
Jika tidak mampu
melakukannya sendiri,
penimbunan,
pemanfaatan dan
pengolahan limbah B3
diserahkan kepada
pemanfaat limbah B3.

Pembinaan Pasal 18 Dalam hal: Masyarakat yang terkena


a. Usaha dan/atau Kegiatan dampak langsung yang berhak
yang direncanakan lebih dari 1 untuk dilibatkan dalam
(satu) Usaha dan/atau Kegiatan konsultasi publik serta
dan perencanaan serta mengajukan saran, pendapat,
pengelolaannya saling terkait dan tanggapan (SPT) terhadap
dan berlokasi di dalam satu rencana usaha. Sementara
kesatuan hamparan ekosistem; pemerhati lingkungan hidup,
dan/atau peneliti, atau lembaga swadaya
b. pembinaan dan/atau masyarakat yang
pengawasan terhadap Usaha mendampingi/membina
dan/atau Kegiatan dilakukan masyarakat terdampak
oleh lebih dari 1 (satu) langsung dilibatkan juga
kementerian, lembaga sebagai bagian masyarakat
pemerintah nonkementerian, terdampak langsung
satuan kerja pemerintah
provinsi, atau satuan kerja
pemerintah kabupaten/kota;
pemrakarsa hanya menyusun 1
(satu) UKL-UPL.
➢ Pasal 19
1. Pegawai negeri sipil yang
bekerja pada instansi lingkungan
hidup Pusat, provinsi, atau
kabupaten/kota dilarang menjadi
penyusun UKL-UPL.
2. Dalam hal instansi lingkungan
hidup Pusat, provinsi, atau
kabupaten/kota bertindak
sebagai Pemrakarsa, pegawai
negeri sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat
menjadi penyusun UKL-UPL.
Dasar Hukum  Keputusan Menteri  Pasal 5 ayat (2) Undang-
Lingkungan Hidup Undnag Dasar Negara
Nomor 56 Tahun 2002 Republik Indonesia
tentang Pedoman Tahun 1945.
Umum Pengawasan  UU Nomor 32 Tahun
Penaatan Lingkungan 2009
Hidup bagi Pejabat  UU Nomor 11 Tahun
Pengawas Lingkungan; 2020.
 Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup
Nomor 57 Tahun 2002
tentang Tata Kerja
Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup di
Kementerian
Lingkungan Hidup;

Anda mungkin juga menyukai