Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKRO BISNIS

Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Makro Bisnis

Dosen : 1. Dr. Drs. Yuni Pratikno, S.E., M.H.

Disusun oleh:

KELOMPOK 16

1. Nurhayati 332211460082
2. Anggraini Siahaan 332211460084
3. Rini Defika Putri 332211460086
4. Wahyuli Ambarwati Wulandari 332211460104
5. Galuh Ariestiara R 332211460185

MAGISTER MANAJEMEN
STIMA IMMI JAKARTA
2021
ISU EKONOMI

1. Faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian


2. Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh
3. Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil
4. Menapa pengangguran dan kenaikan harga selalu berlaku
5. Langkah-langkah apa yang dapat digunakan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut

JAWABAN

1. Faktor Penentu Tingkat Kegiatan Perekonomian adalah pengeluaran agregat


(permintaan agregat) dari masyarakat dan penawaran agregat dari produsen akan
menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian sehingga berdampak pada perolehan
pendapatan nasional.

Komponen dari pengeluaran agregat terdiri dari :


a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga.
b. perusahaan-perusahaan.
c. Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah.
d. Ekspor barang (penjualan barang ke luar negeri)
Sementara Faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi ada 4 yaitu;
a. Sumber Daya Manusia

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi yaitu sumber daya
manusia. Sebab manusia merupakan pelaku ekonomi, yang berperan dalam menciptakan
kegiatan ekonomi itu sendiri serta melakukan pembangunan di dalam kegiatan tersebut.
Oleh karena itu, apabila ingin ekonomi maju maka pendidikan sangat penting untuk
meningkatkan kualitas SDM.

b. Sumber Daya Alam

Selain sumber daya manusia, sumber daya alam juga menjadi hal yang sangat
berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Karena suatu kegiatan ekonomi dapat berjalan
dengan baik, apabila tersedia sumber daya alam yang memadai seperti udara, mineral,
tumbuhan, tanah, hewan, air, dan lain sebagainya. SDA ini menjadi bahan dasar untuk
semua bentuk produksi.
c. Sumber Daya Modal

Modal merupakan segala sesuatu yang bisa digunakan, untuk menghasilkan barang dan
jasa. Modal ini bisa berupa peralatan, perlengkapan, uang, dan lain sebagainya. Tentunya
ada tidaknya modal ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Salah satu upaya mendapatkan sumber daya modal, yaitu melakukan pembentukan dan
pengembangan investasi.

d. Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap proses produksi. Karena dengan


bantuan hal ini, maka semua proses produksi bisa dilaksanakan dengan lebih cepat serta
memberikan kualitas yang tinggi. Oleh karena itu perkembangan teknologi ini menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara.

Hal ini juga yang membuat negara berkembang tertinggal dari negara maju, sebab masih
cukup banyak masyarakat di negara berkembang yang belum melek teknologi. Padahal
teknologi canggih yang ada saat ini, sangat mempengaruhi efisiensi dan juga efektivitas
produksi. Keberadaan dari teknologi bisa membantu dalam mengolah SDA dalam waktu
yang lebih cepat.

Itulah beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Apabila ingin
memajukan ekonomi negara, maka faktor faktor yang sudah disebutkan tersebut perlu
ditingkatkan dengan baik. Setiap masyarakat perlu berkontribusi dalam meningkatkan
berbagai faktor ini, agar tercipta pertumbuhan ekonomi yang lebih maju di tanah air.

2. Petumbuhan ekonomi tidak selalu teguh dikarenakan dari satu periode ke periode
lainnya faktor-faktor produksi akan terus bertambah dan teknologi semakin berkembang.
Perubahan ini akan mempengaruhi kurva kemungkinan produksi yang diterangkan pada
gambar 1.1, dimisalkan pada mulanya kurva kemungkinan produksi adalah AB.
Pertambahan faktor-faktor produksi dan perkembangan teknologi memindahkan kurva
tersebut menjadi PQ.

Dalam perekonomian keadaan yang paling ideal adalah perekonomian mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan kata lain,
setiap perekonomian selalu mengharapkan agar tingkat pertumbuhan ekonomi selalu teguh
sehingga penggunaan tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain secara sepenuhnya
selalu akan dicapai dari satu periode ke periode lainnya. Dalam gambar 1.1, keadaan yang
ideal ini digambarkan sebagai pergerakan dari satu titik dari kurva AB ke kurva PQ dan
sebagai contohnya digambarkan pergerakan dari titik R ke titik S.
Barang Konsumsi (unit)

P
S
A
R
D

C
Barang

0 B Q Modal

Gambar 1.1. Kemajuan potensi ekonomi dan pertumbuhan


(unit) ekonomi yang dicapai

Keadaan yang ideal di atas tidak selalu tercapai dalam perekonomian.


Seringkali pada mulanya perekonomian telah menghadapi masalah pengangguran dan
dalam jangka panjang msalah ini tidak dapat diatasi dan ada kalanya masalah tersebut
menjadi semakin buruk. Keadaan seperti ini berarti (i) pada mulanya tingkat produksi
masyarakat belum mencapai maksimum dan (ii) dalam periode selanjutnya tingkat
produksi masyarakat tetap tidak mencapai keadaan yang ideal tersebut. Pergerakan
dari titik C menjadi titik D menggambarkan pertumbuhan kegiatan ekonomi yang
kepesatannya adalah di bawah dari pertambahan kemampuan dari faktor-faktor
produksi dan teknologi untuk menaikkan produksi di dalam jangka panjang. Dengan
demikian pergerakan dari titik C ke titik D menggambarkan pertumbuhan ekonomi
yang lesu.

Pertambahan faktor produksi

Pemisalan bahwa faktor-faktor produksi jumlahnya tidak dapat ditambah dan


teknologi tidak mengalami perubahan hanya benar apabila analisis yang dibuat
adalah atas keadaan di dalam jangka pendek. Di dalam jangka panjang mereka akan
mengalami perubahan, yaitu jumlah faktor-faktor produksi akan bertambah dan
tingkat teknologi yang digunakan akan menjadi semakin canggih. Bagaimanakah
akibat dari perubahan-perubahan tersebut pada batas kemungkinan produksi? Dengan
faktor produksi yang lebih banyak dan tingkat teknologi yang lebih baik, produksi
maksimum masyarakat dapat dinaikkan.
Barang Pertanian
P
R
A
C
D
E T
F

0 B Q
Barang Industri
Gambar 1.2. Kurva kemungkinan produksi dan pertumbuhan ekonomi
Oleh karena itu kurva kemungkinan produksi akan menjadi bertambah
menjauhi titik O. Gambar 1.2 menunjukkan perubahan kurva kemungkinan produksi
sebagai akibat daripada pertambahan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi.
Misalkan pada tahun 1990 kurva kemungkinan produksi adalah seperti yang
ditunjukkan oleh kurva AB. Ini berarti tingkat produksi maksimum adalah seperti
yang ditunjukkan oleh titik-titik A atau B atau C atau D atau E atau F dan titik-titik
lain pada kurva tersebut. Pada tahun 1994 dapatlah diharapkan bahwa faktor-faktor
produksi akan bertambah jumlahnya dan tingkat teknologi bertambah tinggi. Maka
batas kemungkinan produksi akan berpindah ke atas, yaitu misalnya ke PQ. Dengan
demikian tingkat produksi dapat mencapai titik-titik pada kurva tersebut, yaitu
misalnya pada titik P atau R atau T atau Q dan titik-titik lain pada kurva PQ.

a. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan pengeluaran agregat


Pengeluaran agregat yaitu perbelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa.
Pengeluaran agregat dibedakan dalam empat golongan :
• Pengeluaran konsumsi rumah tangga
• Investasi perusahaan-perusahaan
• Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah
• Ekspor
b. Sumber Daya Alam
Merupakan faktor pembatas ( = batas atas) dari pertumbuhan ekonomi. Selama
sumberdaya alam belum sepenuhnya dimanfaatkan maka yang memegang peranan
penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah sumberdaya manusia (tenaga kerja) dan
stok kapital. Namun, jika sumberdaya alam telah dimanfaatkan sepenuhnya
(dieksploitir) atau dengan kata lain batas atas daya dukung sumberdaya alam telah
dicapai maka pertumbuhan ekonomi akan berhenti.

c. Sumber Daya Manusia atau Jumlah Penduduk


Sumber daya manusia dianggap mempunyai peranan yang pasif di dalam
pertumbuhan output. Artinya, jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan
kebutuhan tenaga kerja di suatu masyarakat. Pertambahan penduduk berarti
pertambahan tenaga kerja serta berlakunya hukum Pertambahan Hasil yang
Berkurang mengakibatkan kenaikan output semakin kecil, penurunan produk rata-rata
serta penurunan taraf hidup. Penyebab rendahnya pendapatan di negara-negara sedang
berkembang adalah berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang
akibat pertambahan penduduk sangat cepat, sementara tak ada kekuatan yang
mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan kuantitas dan kualitas sumber
alam, kapital, dan kemajuan teknologi.

d. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah


Negara-negara sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang memadai
untuk menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran untuk
memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.

e. Akumulasi Kapital
Untuk mengadakan akumulasi kapital diperlukan pengorbanan atau penyisihan
konsumsi sekarang selama beberapa decade. Di negara sedang berkembang, tingkat
pendapatan rendah pada tingkat batas hidup mengakibatkan usaha menyisihkan
tabungan sukar dilakukan. Akumulasi kapital tidak hanya berupa truk, pabrik baja,
plastik dan sebagainya; tetapi juga meliputi proyek-proyek infrastruktur yang
merupakan prasyarat bagi industrialisasi dan pengembangan serta pemasaran produk-
produk sektor pertanian. Akumulasi kapital sering kali dipandang sebagai elemen
terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha untuk mendorong laju
pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan memusatkan pada akumulasi kapital. Hal ini
karena, pertama, hampir semua negara-negara berkembang mengalami kelangkaan
barang-barang kapital berupa mesi-mesin dan peralatan produksi, bangunan pabrik,
fasilitas umum dan lain-lain. Kedua, penambahan dan perbaikan kualitas barang-
barang modal sangat penting karena keterbatasan tersedianya tanah yang bisa
ditanami.

f. Akumulasi Modal
Akumulasi Modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan
diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di
kemudian hari. Akumulasi modal akan menambah sumberdaya baru (contohnya,
pembukaan tanah-tanah yang semula tidak digunakan) atau meningkatkan kualitas
sumberdaya (misalnya perbaikan sistim irigasi, pengadaan pupuk, pestisida).
Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock
modal (capital stock) fisik suatu negara (yakni, total nilai riil “neto” atas seluruh
barangmodal produktif secara fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya
peningkatan output di masa-masa mendatang. Investasi produktif yang bersifat
langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut
investasi “infrastuktur” ekonomi dan social. Di samping investasi yang bersifat
langsung banyak cara yang bersifat tidak langsung untuk meng-investasikan dana
dalam berbagai jenis sumber daya. Disamping itu ada juga Investasi dalam pembinaan
sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga pada
akhirnya akan membawa dampak posiyif yang sama terhadap manusia. Segenap
kegiatan yang dijelaskan di atas merupakan bentuk-bentuk investasi yang menjurus ke
akumulasi modal.
g. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi (technological progress) bagi kebanyakan ekonomi merupakan
sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam pengertiannya yang paling
sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baru atau perbaikan
atas cara-cara lama dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan
menanam jagung, membuat pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga
klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral
technological progress), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor- saving
technological progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital- saving
technological progress). Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical
progress) terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat
produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input
yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam
spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi
masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung
sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya,
penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih
tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer,
mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak
tanah, dan banyak lagi jenios mesin serta peralatan modern lainnya, dapat
diklasifikasikan sebagai kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving
technological progress). Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving
technological progress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan
hampir semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di
negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat
modal. Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka
modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan.
Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajauan
teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological progress)
terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau
ketrampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan menggunakan videotape,
televisi, dan media komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses belajar bias
lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik.
Demikian pula halnya dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan modal
(capital-augmenting technological progress). jenis kemajuan ini terjadi jika
penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang
ada secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak baja
dalam produksi pertanian.

Dalam penjelasan di atas telah dinyatakan bahwa pada umumnya berbagai ekonomi
mengalami pertumbuhan yang lebih lambat daripada tingkat pertumbuhan yang secara
potensial dapat dicapainya.

3. Masalah ketidakstabilan ekonomi saling berkaitan dengan:


a. Pertumbuhan dan keterpurukan ekonomi
b. Inflasi dan deflasi
c. Bertambahnya pengangguran atau berkurangnya lapangan pekerjaan
d. Defisit neraca pembayaran atau pembayaran keluar negeri melebihi penerimaan dari
luar negeri
e. Defisit perdagangan atau nilai impor melebihi nilai ekspor
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan apabila satu unsur dari masalah di atas terjadi, maka
akan berkaitan dengan masalah yang lainnya, antara lain adalah:
a. Inflasi yang tinggi
b. Keterbatasan alat pemuas kebutuhan ekonomi
c. Melonjaknya angka pengangguran
d. Pendapatan masyarakat yang rendah
Akibat dari ketidakstabilan kegiatan ekonomi maka taraf kemakmuran masyarakat rendah
dan akhirnya krisis ekonomi negara akan terguncang.
Maka dari itu, yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan ekonomi antara lain adalah:
a. Meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja,
menabung dan mengadakan investasi.
b. Nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai impor, sehingga devisa negara bertambah,
lapangan pekerjaan bertambah, sehingga pengangguran berkurang, pendapatan
perkapita masyarakat bertambah atau meningkat

4. Mengapa pengangguran dan kenaikan harga selalu berlaku?


Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat
tidak seimbang, sehingga pengangguran bertambah dan kenaikan harga yang terjadi
karena untuk menaikan pendapatan negara. Salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi adalah pengangguran. Pengangguran merupakan masalah yang
sangat sulit dihindari oleh suatu Negara maupun daerah, karena pengangguran ini dapat
menimbulkan masalah sosial seperti tindakan kriminalitas dan masalah ekonomi. Kondisi
ini dapat menyebabkan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat menurun. Semakin
rendah angka pengangguran maka akan semakin makmur kehidupan masyarakat suatu
Negara, begitu pula sebaliknya. Masalah lain yang berkaitan dengan pertumbuhan
ekonomi adalah inflasi. Inflasi merupakan gejala ekonomi yang sulit dihindari dalam suatu
perekonomian, yang dapat menimbulkan efek baik maupun buruk. Secara umum inflasi
dapat diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan berlangsung secara terus
menerus

5. Langkah-langkah Pemerintah yang digunakan untuk mengatasi masalah ekonomi.

Stabilitas makroekonomi perlu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkesinambungan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan dua kebijakan
penting. Pertama, pemenuhan berbagai faktor pendukung (enablers) bagi pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja khususnya percepatan pembangunan infrastruktur
baik fisik maupun lunak. Kedua, pengembangan sektor-sektor ekonomi potensial yang
berdaya saing tinggi dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, informasi digital,
dan e-commerce. Kombinasi kebijakan tersebut disertai dukungan partisipasi swasta
secara aktif diyakini dapat mengatasi berbagai permasalahan dalam perekonomian
Indonesia seperti kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan sosial-ekonomi. Ada 5
(lima) hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Mendorong percepatan pembangunan infrastruktur yang akan mendukung tumbuhnya
sektor-sektor ekonomi potensial.
b. Mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber
pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakteristik daerah.
c. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi
dan meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas Industri Kecil dan Menengah (IKM).
d. Meningkatkan nilai tambah hasil produksi.
e. Pengembangan sektor pariwisata dengan strategi penguatan atraksi, akses, dan
amenitas (3A) sebagai quick wins melalui pengembangan destinasi unggulan
pariwisata tematik yakni wisata bahari, wisata sejarah, religi, dan tradisi-seni budaya,
serta desa wisata.

Adapun Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dalam mengatasi masalah pengangguran


dan inflasi adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan fiskal ialah langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan
dan juga pengeluaran pemerintah. dengan maksud untuk memengaruhi pengeluaran
pemerintah dalam perekonomian. Dengan memberlakukan kebijakan ini, maka pemerintah
bermaksud mengontrol kondisi ekonomi menuju keadaan yang mereka inginkan.
Jika memberlakukan kebijakan fiskal, pemerintah bisa mempengaruhi pendapatan
nasional, tinggi maupun rendahnya investasi negara, distribusi penghasilan nasional, dan
juga kesempatan kerja.
a. Untuk mengatasi pengangguran
Kebijakan fiskal ialah kebijakan yang penting untuk mengatasi pengangguran.
Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat bisa ditambah sehingga bisa
meningkatkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Jika dilihat
dari sisi perpajakan, untuk mengatasi masalah pengangguran langkah yang harus
dilaksanakan ialah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak akan
meningkatkan daya beli masyarakat guna membeli barang barang dan juga jasa.
Sehingga pengeluaran rumah tangga mengalami peningkatan. Kenaikan pengeluaran
rumah tangga akan meningkatkan juga pengeluaran secara keseluruhan, dengan begitu
pendapatan nasional akan bertambah yang pada akhirnya kesempatan kerja meningkat
dan pengangguran berkurang.
b. Untuk mengatasi inflasi
Saat inflasi terjadi maka untuk mengatasinya pemerintah mengeluarkan kebijakan
dengan meningkatkan tarif pajak, mengurangi pengeluaran pemerintah, serta
melakukan pinjaman sehingga tekanan inflasi bisa dikurangi.

2. Kebijakan moneter ialah kebijakan pemerintah melalui bank sentral untuk memengaruhi
penawaran uang dalam perekonomian/mengubah suku bunga, dengan maksud untuk
mengurangi pengeluaran agregat. Berikut ini ialah kebijakan moneter dalam mengatasi
masalah pengangguran dan juga inflasi.

a. Untuk mengatasi pengangguran


Cara pemerintah dalam mengatasi inflasi pengangguran yaitu dengan cara
menambah jumlah penawaran uang. Semakin meningkatnya penawaran uang
maka akan menurunkan suku bunga dan juga akan meningkatkan investasi.
Jumlah investasi yang semakin menigkat akan menambah kesempatan kerja yang
pada akhirnya akan mengurangi pengangguran.
b. Untuk mengatasi inflasi
Usaha yang dilakukan pemerintah guna mengatasi inflasi yaitu dengan cara
menurunkan penawaran uang. Apabila penawaran uang menurun maka tingkat
suku bunga akan menigkat. Akibatnya ialah investor akan mengurangi
investasinya. Selain itu juga pengeluaran rumah tangga akan berkurang karena
mereka lebih mengiginkan menyimpan uangnya di bank. Dengan begitu tingkat
inflasi bisa dikendalikan.
3. Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal
a. Untuk mengatasi pengangguran
Selain dengan memberlakukan kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah juga bisa
melakukan cara lain untuk mencegah ataupun mengurangi angka pengangguran.
Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain adalah:
• Memperbanyak Proyek Magang Bagi Calon Tenaga Kerja
Dengan mengadakan proyek magang yang tepat, calon tenaga kerja bisa belajar
lebih profesional dan menjadi tenaga kerja yang lebih berkualitas.
• Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja
Latihan atau pengembangan profesionalisme tenaga kerja bisa menjadi jalan
keluarnya. Selain itu, pendidikan yang merata juga sangat berpengaruh. Baik
pendidikan formal maupun informal. Pendidikan formal bisa didapat dari sekolah
dan universitas.
• Menciptakan Lapangan Pekerjaan yang Luas Bagi Rakyat
Hal ini bisa dilakukan dengan 2 cara. Yang pertama adalah dengan
mengembangkan industri padat karya. Contoh nyatanya adalah dengan cara
mengembangkan industri melalui peningkatan modal asing dan dan modal dalam
negeri. Cara yang kedua adalah menyelenggarakan proyek pekerjaan umum.
Contoh nyatanya adalah proyek pembangunan jalan tol, yang merupakan pekerjaan
umum. Cara lain untuk memperluas kesempatan kerja adalah dengan mengirim
tenaga kerja ke luar negeri. Tentunya hal ini harus dilakukan secara legal melalui
Departemen Tenaga Kerja.
• Mengembangkan Sektor Informal
Pengembangan sektor informal dapat berperan penting dalam menekan angka
pengangguran. Karena untuk bekerja di sektor informal, tidak diperlukan tingkat
pendidikan yang tinggi. Sehingga di negara berkembang yang tingkat
pendidikannya belum merata, hal ini bisa sangat membantu.
• Transmigrasi
Transmigrasi adalah program perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat
lainnya. Program ini bisa memeratakan kesempatan kerja. Wilayah yang berada di
pelosok pun bisa lebih berkembang dengan adanya pendatang. Karena pendatang
bisa mengembangkan usaha baru, sehingga penduduk asli pun bisa memiliki
kesempatan kerja yang baru.
• Peningkatan Investasi
Jika sebuah negara melakukan investasi, maka ini dapat mengembangkan jalannya
bisnis di sebuah negara. Dengan demikian perekonomian pun akan terus berputar.
Tenaga kerja akan terus dibutuhkan dengan banyaknya lapangan pekerjaan.
Sehingga angka pengangguran pun dengan sendirinya akan berkurang.

b. Untuk mengatasi inflasi

Selain kebijakan fiskal dan moneter, cara mengatasi inflasi oleh pemerintah juga
dapat dengan meningkatkan hasil produksi, mempermudah masuknya barang impor,
menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum,
serta melakukan pengawasan dan distribusi barang.
• Menambah Hasil Produksi
Pemerintah dapat memberikan subsidi atau membuat peraturan yang mendorong
pengusaha-pengusaha menjadi lebih produktif sehingga hasil produksinya bisa
bertambah. Dengan adanya hasil produksi yang lebih banyak, akan ada banyak
barang yang bisa dibeli masyarakat, sehingga jumlah uang beredar bisa kembali
seimbang.
• Mempermudah Masuknya Barang Impor
Pemerintah juga bisa menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dengan
menetapkan kebijakan yang mempermudah masuknya barang impor. Seperti
dengan penurunan bea masuk impor atau membuat peraturan yang mempermudah
impor.
• Menstabilkan Pendapatan Masyarakat
Inflasi juga bisa ditanggulangi dengan menjaga tingkat upah (tidak
membiarkan gaji yang naik terus menerus) sehingga biaya produksi perusahaan
bisa ditekan dan harga barang menjadi lebih rendah.
Di samping berbagai tindakan tadi, pemerintah juga bisa mengatasi inflasi dengan
menentukan harga maksimum agar harga-harga barang tidak terlalu tinggi. Selain
itu, pemerintah tentunya juga harus melakukan pengawasan dan distribusi barang

Anda mungkin juga menyukai