Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea keempat menegaskan
bahwa "Negara Kesatuan Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa".Pernyataan ini menunjukkan komitmen awal para
pendiri Bangsa Indonesia dalam melindungi, mensejahterakan dan mencerdaskan
segenap bangsa Indonesia.Komitmen awal ini sangat terkait erat dengan upaya
penanggulangan bencana agar menjadi bangsa yang sadar dan tangguh dalam mengelola
risiko bencana yang selaras dengan visi Presiden RI periode 2015-2019 yang diilhami
dari Trisakti1dan misi yang tertuang dalam 9 (sembilan) agenda prioritas (Nawa Cita).

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.Berdasarkan data Badan


Informasi Geospasial (BIG) pada 2013 jumlah pulau di Indonesia ada 13.466 pulau.Luas
daratan adalah 1.922.570 Km2 (37,1%), dan luas perairan adalah 3.257.483 Km2
(62,9%), hingga total luas Indonesia adalah 5.180.053 Km2. Garis pantainya kurang lebih
sepanjang 81.000 Km. Pulau-pulau Indonesia terbentuk tiga lempeng tektonik dunia yaitu
lempeng Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Kondisi tersebut
menyebabkan Negara Indonesia menjadi salah satu negara mempunyai potensi tinggi
terhadap bencana gempabumi, tsunami, letusan gunungapi dan gerakan tanah (tanah
longsor).

Posisi wilayah Indonesia yang berada di garis Katulistiwa dan berbentuk


Kepulauan menimbulkan potensi tinggi terjadinya berbagai jenis bencana
hidrometeorologi, yaitu banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrim (angin puting
beliung), abrasi, gelombang ekstrim dan kebakaran lahan dan hutan. Fenomena
perubahan iklim memberikan kontribusi terhadap peningkatan bencana hidrometeorologi.
Meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti meningkatnya permukiman yang
kurang terkendali serta tingginya perkembangan teknologi menimbulkan potensi tinggi
terjadinya bencana antropogenik yaitu epidemik dan wabah penyakit, serta kegagalan
teknologi (kecelakaan industri). Semakin menariknya Indonesia sebagai tujuan investasi
global serta meningkatnya intensitas keluar masuk manusia yang berpotensi
meningkatkan kejadian epidemi dan wabah penyakit seperti HIV/AIDS, Ebola dan
MERS. Pesatnya pertumbuhan industri dan pembangunan semakin menambah potensi.

Data menunjukkan bahwa kejadian bencana telah meningkat secara signifikan


dalam satu dekade terakhir.Pada kurun waktu tersebut Indonesia dilanda 11.274 kejadian
bencana yang telah menelan korban jiwa sebanyak 193.240 orang dan mengakibatkan
total kerugian sekurang-kurangnya Rp420 triliun. Kejadian bencana itu antara lain
gempabumi dan tsunami Aceh-Nias (2004), gempabumi Yogyakarta dan Jawa Tengah
(2006), gempabumi Sumatera Barat (2007), banjir Jakarta (2007), gempabumi Bengkulu
(2007), gempabumi Sumatera Barat (2009), tsunami Mentawai (2010), banjir bandang
Wasior (2010), erupsi Gunung Merapi (2010), lahar dingin Gunung Merapi (2011), serta
banjir Jakarta (2012, 2013 dan 2014), erupsi Gunung Sinabung (2013, 2014).

Pada 5 (lima) tahun mendatang, bencana semakin meningkat dengan adanya


permasalahan : fenomena geologi yang semakin dinamis, perubahan iklim yang semakin
ekstrim, peningkatan degradasi lingkungan, bonus demografi2 yang tidak terkelola
dengan baik. Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia tahun 2013, jumlah
penduduk yang terpapar oleh potensi bencana adalah sebanyak 205 juta jiwa.Berdasarkan
hasil evaluasi penanggulangan bencana di Indonesia 5 (lima) tahun terakhir dari National
Assessment Report(NAR) 20133diidentifkasi adanya kendala-kendala sebagai berikut :
(1) koordinasi dalam penyadaran masyarakat rentan bencana; (2) sinkronisasi kebijakan
vertikal (pusat dan daerah); (3) pengurangan risiko bencana (PRB) belum menjadi isu
strategis Pemerintah; (4)ketidakpastian anggaran penanggulangan bencana di daerah; (6)
masih lemahnya penegakan hukum terkait penanggulangan bencana.
Dalam menghadapi meningkatnya risiko bencana 5 (lima) tahun mendatang maka
Pemerintah memerlukan rencana makro yang sifatnya terpadu, terkoordinasi dan
menyeluruh yang menggambarkan kondisi ideal dalam penanggulangan bencana. Proses
penyusunan perencanaan ini dilakukan dengan pendekatan teknokratik, topdown- bottom
up, partisipatif, dan politis. Diawali dari identifikasi risiko bencana dari berbagai
ancaman bencana sebagai dasar menetapkan lokus prioritas nasional, disusun arah
kebijakan dan strategi sesuai dengan Nawa Cita, identifikasi fokus prioritas dan sasaran
serta pelaku dari berbagai pemangku kepentingan. Sebagai rencana yang harus
diimplementasikan dan agar tepat sasaran, juga disusun sistem monitoring dan evaluasi.
Dokumen makro ini diwujudkan dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana
(RENAS PB) 2015-1019)

B. Tujuan
RENAS PB 2015-1019 bertujuan untuk memberikan acuan kepada K/L dan Non K/L,
serta seluruh pemangku kepentingan penanggulangan bencana di Indonesia agar dapat
melaksanakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan
menyeluruh.

RENAS PB 2015-2019 harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
perencanaan pembangunan nasional yang selaras dengan arahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, RPJMN III dan Misi Presiden 2015-2019
(Nawa Cita).

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 merupakan


penjabaran dari UUD 1945 yang memberikan perhatian besar dalam upaya
penanggulangan bencana. RPJPN disusun dengan pertimbangan dasar bahwa kondisi
umum negara Indonesia berada pada wilayah rawan bencanadengan 8 (delapan) misi
pembangunan nasional yaitu:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
.

Anda mungkin juga menyukai