BAB I
PENDAHULUAN
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu
kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
terkadang dialami individu. Kebutuhan terbebas dari nyeri itu merupakan salah satu
kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada
pada
seorang pasien di Rumah sakit (Sigit, 2010).
Kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan
ketidaknyamanan pasien adalah nyeri. Nyeri merupakan
sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual nyeri alasan yang paling umum orang
mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling
sering di bidang medis, nyeri merupak salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu
yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya untuk
menghilangkan nyeri. Perawat menggunakan berbagai intervensi untuk menghilangkan
nyeri atau mengembalikan kenyamanan. Perawat tidak dapat melihat atau merasakan
nyeri yang klien rasakan (Potter & Perry, 2005).
Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman ini
ini
dipersepsikan berbeda pada tiap orang. Ada yang mempersepsikan bahwa hidup terasa
terasa
nyaman bila banyak uang. Ada juga yang indikatornya bila tidak ada gangguan dalam
dalam
hidupnya. Dalam konteks asuhan keperawatn ini, maka perawat harus memerhatikan
dan memenuhi rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman yang dialami klien diatasi oleh
oleh
perawat melalui
melalui intervensi
intervensi keperawatan
keperawatan (Asmadi,
(Asmadi, 2008).
2008).
Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua insan yang identik pada seorang individu
yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama
menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Nyeri
Nyeri
merupakan sumber
sumber penyebab frustasi, baik klien maupu
maupun
n tenaga kesehatan. Asosiasi
Asosiasi
International untuk penelitian nyeri ( International Association For the Study of Pain,
IASP ) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional
emosional
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang actual atau
potensial yang dirasakan kejadian-kejadian
kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (IASP 1979).
Nyeri dapat merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan
individu untuk pulih dari suatu penyakit; (Potter & Perry, 2005).
Kata colostomy mungkin tidak asing lagi seiring banyak klien yang dibuatkan
colostomy di tubuhnya. Banyak hal yang menyebabkan keputusan seorang merupakan
faktor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma.
Oleh karena itu pemantauan yang terus – menerus sangat diperlukan dan tindakan
segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong colostomy sangat bermakna
bermakna
Perawat harus segera mengganti kantong colostomy jika kantong colostomy telah
telah
terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen.
Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini
penting untuk
untuk menghindari
menghindari terjadinya iritasi pada kulit
kulit dan untuk
untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau
konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong colostomy
colostomy.. Pada
Pada
pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong
colostomy agar kulit pasien tidak teriritasi.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif dan untuk memenuhi kebutuhan dasar kenyamanan nyeri pada Tn.T.
C. MANFAAT
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman
dan Nyaman Nyeri.
tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan social, kesehatan
kesehatan
fisik dan mental, sikap orang tua terhadap nyeri, lokasi nyeri, perasaan takut/cemas,
upaya untuk mengurangi respon terhadap stessor, dan usia (Priharjo, 1992).
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual. Dikatakan
bersifat individual karena respons individu terhadap sensasi nyeri berbeda dan tidak bisa
disamakan satu dengan lainnya. Hal tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam
dalam
mengatasi nyeri pada klien (Asmadi, 2008).
Nyeri kronis adalah suatu pengalaman emosional yang tidak menyenangkan sebagai
sebagai
akibat kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial, dengan waktu yang
tiba-tiba , intensitas ringan sampai berat, dapat di prediksi untuk berakhir dan durasi
durasi
lebih dari enam bulan (NANDA, 2001).
Respon psikologis
psikologis Ansitas - Depresi
- Keputasaan
- Mudah
tersinggung/marah
- Menarik diri
Respon - Menangis/ mengerang - Keterbatasan gerak
fisik/perilaku - Waspada - Kelesuan
- Mengerutkan dahi - Kelelahan/kelemahan
- Mengeluh sakit - Mengeluh sakit
sakit
hanya ketika
ketika
dikaji/di Tanya
Table 1, perbedaan antara nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Pengkajian
Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan akurat akan memudahkan
perawat didalam menetapkan data dasar, dalam menegakkan diagnose keperawatan
keperawatan
yang tepat, merencanakan terapi pengobatan yang cocok, dan memudahkan perawat
perawat
dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan (Sigit, 2010).
Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut
akut
adalah:
a. Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul).
b. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri.
c. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.
(Sigit, 2010).
Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam
dalam
keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri), sebaiknya perawat berusaha untuk
mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas
persepsi klien terhadap nyeri
nyeri (Sigit, 2010).
2010).
Untuk klien yang mengalami nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah
dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi prilaku, afektif, kognitif (NIH, 1986;
1986;
McGuire, 1992) (Sigit, 2010).
post operasi klien mengatakan skala nyeri yang ia rasakan pada angka 8,
10
kesehatan dan masalah kesehatannya erta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan terhadap klien (Sigit,2010).
(Sigit,2010).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang di lakukan
secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan keperawatan
keperawatan
dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, di dapat data dasar tentang masalah-
masalah yang di hadapin klien. Selanjutnya data dasar itu di gunakan untuk
menentukan diagnosis kerawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
serta
tindakan kerawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data di
di
mulai sejak klien masuk rumah sakit, selama klien di rawat secara terus menerus,
serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (Sigit,2010).
langkah berikutnya:
Tipe data:
1. Data subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
situasi
dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa di tentukan oleh perawat, mencakup
persepsi, perasaan, misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan,
kecemasan,
mual, perasaan malu (Sigit,2010).
11
Adalah data yang dapat di observasi dan di ukur, dapat di peroleh menggunakan
panca indera (lihat,dengar,cium,sentuh
(lihat,dengar,cium,sentuh/raba)
/raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya
Misalnya
frequensi nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan, tingkat kesadaran
(Sigit,2010).
Karakteristik Data
a. Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien
yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus
mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan hal-
hal sebagai berikut: apakah tidak mau makan karena tidak ada nafsumakan atau
disengaja?, apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang
patologis?, bagaimana respon
respon klien mengapa tidak mau makan (Sigit, 2010).
c. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data
data
yang di kumpulkan, sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi. Kondisi
Kondisi
seperti ini bisa di antisipasi dengan membuat data komprehensif tapi singkat dan
jelas. Dengan mencatat data relevan sesuai dengan masalah klien, yang
merupakan data fokus terhadap masalah klien dan sesuai dengan situasi khusus
(Sigit, 2010).
12
4. Perencanaan
No. Perencanaan keperawatan
Dx
1 Tujuan dan Kriteria hasil:
13
sakit kepala
- Bantu klien untuk - Akan mempermudah proses
mengidentifikasi
mengidentifikasi tindakan perawatan selanjutnya
selanjutnya
memenuhi kebutuhan rasa
rasa
nyaman telah berhasil dilakukan
seperti relaksasi atau kompres
hangat/dingin.
- Bantu klien dalam menemukan - Membantu menurunkan
posisi yang nyaman ketidaknyamanan
ketidaknyamanan lebih lanjut.
Kolaborasi:
- Perawat kolaborasi dengan - Mungkin diperlukan pemberian
dokter dalam pemberian obat
obat analgesik untuk mendukung proses
anti nyeri penurunan nyeri.
Pendidikan kesehatan:
- Berikan informasi tentang nyeri,
nyeri, - Klien mendapat penjelasan tentang
tentang
seperti penyebab nyeri, seberapa
seberapa nyeri akan lebih sedikit
sedikit mengalami
mengalami
lama akan berlangsung dan stress dibandingkan dengan klien
antisipasi ketidaknyamanan dari
dari yang tidak mendapat penjelasan.
prosedur
14
15
Monitoring/observasi:
- Tentukan penyebab keletihan - Mampu mempermudah proses
perawatan selanjutnya
selanjutnya
- Pantau pola istirahat klien dan - Mengidentifikasi penyebab
lamanya waktu tidur terjadinya intoleransi aktivitas.
- Pantau asupan nutrisi - Untuk memastikan keadekuatan
sumber-sumber energi.
Mandiri:
- Bantu dengan aktivitas teratur - Akan mempermudah klien dalam
dalam
sesuai kebutuhan ( misalnya
misalnya beraktivitas.
berubah posisi).
posisi).
- Batasi rangsangan
r angsangan lingkungan
lingkungan
(seperti: cahaya dan kebisingan) - Untuk memfasilitasi relaksasi
kolaborasi:
- Berikan pengobatan nyeri
nyeri - Pemberian anti nyeri akan
sebelum aktivitas. mempermudah aktivitas klien.
Pendidikan kesehatan:
- Ajarkan tentang pengaturan - Untuk mencegah terjadinya
terjadinya
aktivitas dan teknik menejemen kelelaha, diperlukan manajemen
manajemen
waktu. waktu dan pengaruh aktivitas.
16
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.T
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 43 tahun
Status perkawinan : sudah menikah
Agama : Islam
Pendidikan : tamatan SLTA
Pekerjaan : Wiraswata
II. KELUHAN UTAMA
Tn.T mengatakan nyeri pada luka pasca colostomy (kuadran kiri atas) dan
nyeri akan bertambah jika melakukan banyak gerakan, skala nyeri 6.
Pasien mengatakan nyeri akan hilang jika pasien beristirahat dan tidak
ti dak
banyak melakukan gerakan
17
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk
t ertusuk –
– tusuk,
tusuk, di daerah luka
colostomy dan terasa gatal disekitar luka colostomy.
colostomy.
2. Bagaimana dilihat
Nyeri datang
datang mendadak dan berdurasi
berdurasi 5 –
5 – 10
10 menit (nyeri akut)
akut) seperti
seperti
tertusuk –
tertusuk – tusuk,
tusuk, skala nyeri 6.
C. Region
1. Dimana lokasinya
lokasi nyeri di abdomen kuadran kiri atas.
2. Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyeri
nyeri tidak menyebar hanya terasa pada daerah luka
luka
post colostomy saja dan tidak menyebar.
D. Saverity
18
B. Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien mengatakan tidak bisa kembali seperti semula dikarenakan
adanya luka colostomy.
b) Ideal diri
Pasien mengatakan tidak
tidak yakin penyakitnya
penyakitnya akan sembuh
c) Harga diri
Pasien merasa bahwa dirinya tidak maksimal menjalani
menjalani
aktivitasnya sebagai kepala keluarga
d) Peran diri
Setelah sakit pasien mengatakan
me ngatakan ia merasa terganggu dengan
perannya sebagai
sebagai kepala keluarga.
e) Identitas
Pasien berperan sebagai seorang suami dan seorang ayah.
D. Hubungan sosial
a) Orang yang berarti
orang yang berarti adalah istri
b) Hubungan dengan keluarga
Pasien menjalin hubungan yang baik dengan keluarga terbukti
terbukti
isteri dan anak pasien selalu bergantian datang untuk menjaga
menjaga
pasien dirumah sakit
c) Hubungan dengan orang lain
Pasien berhubungan
berhubungan baik dengan orang lain terbukti dengan
pasien terlihat
te rlihat berkomunikasi dengan pasien lain, di sekitar
s ekitar
ruangan.
19
E. Spiritual
a) Nilai dan kenyakinan
BB : 66 kg
C. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
1) Kepala dan rambut
a) Bentuk
bentuk kepala
kepala pasien simetris dan ovale.
b) Ubun
Ubun –
– ubun
ubun
tepat di tengah dan tidak ada benjolan
c) Kulit kepala
kulit kepala bersih, dan tidak ada ketombe.
20
2) Rambut
a) Penyebaran dan keadaan rambut
Penyebaran rambut
rambut pasien merata dan bewarna hitam.
b) Bau
Rambut sedikit berbau,seperti bau keringat.
3) Wajah
a) Warna kulit : sawo matang.
b) Struktur wajah : Struktur
Struktur wajah berbentuk ovale dan
dan simetris
4) Mata
a) Kelengkapan dan Kesismetrisan
Mata lengkap, simetris mata kanan dan kiri.
b) Palpera
5) Hidung
a) Tulang hidung dan posisi septum nasi
Tulang dan hidung dalam keadaan normal, dan septum nasi
nasi
berada di tengah.
b) Lubang hidung
simetris, bersih dan terdapat rambut hidung.
c) Cuping hidung
Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
21
6) Telinga
a) Bentuk telinga
simetris antara telinga kanan dan kiri
b) Ukuran telinga
Ukuran telings simetris kanan dan kiri
c) Lubang telinga
lubang telinga bersih, tidak ada sekret.
d) Ketajaman pendengaran
pasien dapat mendengar dengan baik.
8) Leher
a) Posisi trachea : posisi medial/norma
medial/normall
b) Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
thyroid.
c) Suara : suara pasien terdengar jelas
d) Kelenjar Limfa : tidak ada pembengkakan
pembengkakan kelenjar limfa
e) Vena jugularis : tiadak ada distensi vena jugularis
f) Denyut nadi karotis: teraba, kuat
kuat dan teratur
22
11) Pemeriksaan paru
a) Palpasi dan
dan getaran
getaran suara : getaran suara pada dada terasa
b) Perkusi : Resonan
c) Auskultasi : terdengar disemua lapang paru
23
15) Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas
musculoskeletal/ekstremitas
Ekstrimitas tampak simetris, terpasang infuse ringer laktat 20
tetes permenit ekstrimitas atas.
16) Fungsi sensorik
Tidak terdapat kelainan pada fungsi sensorik
24
1. BAB
a) Pola BAB
2 – 3
3 x perhari
b) Karakter feses
encer
c) Riwayat perdarahan
pasien mengatakan
mengatakan tidak pernah mengalami
mengalami perdarahan saat BAB
d) Diare
Pasien tidak pernah mengalami diare hebat
e) Penggunaan laktasif
Pasien tidak menggunakan
menggunakan laktasif
25
2. BAK
a) Pola BAK
7 – 8
8 x/hari
b) Karakter urine
urine
kuning, berbau khas
c) Nyeri/rasa terbakar/kesulitan
Pasien tidak mengalami nyeri saat berkemih
d) Riwayat penyakit ginjal
Pasien tidak menderita penyakit berkemih
e) Penggunaan diurepetik
Pasien tidak menggunakan direupetik
f) Upaya mengatasi masalah
tidak terdapat masalah dalam BAK
26
3. ANALISADATA
Nyeri
2 DS: Tindakan
Pasien mengatakan gatal di
di Pembedahan Resiko infeksi
sekitar daerah luka pasca operasi
operasi
DO:
1. Luka insisi terlihat merah
merah Colostomy
Colostomy
2. Keadaan umum pasien
pasien
tampak lemah
3. Pasien tampak tidak Resiko infeksi
nyaman
27
3 DS : Post colostomy
colostomy Intoleransi
Intoleransi
Klien tidak mampu melakukan aktivitas
aktivitas mandiri.
DO : Nyeri akibat post
akibat post
1. Tn.T terbaring di atas colostomy
colostomy
tempat tidur
2. Terpasang kateter
3. Tn.T men galami
galami Terbaring
kesulitan dalam
dalam ditempat tidur
melakukan gerakan
4. Tanda-tanda vital
vital
TD : 130/80mmhg Kesulitan dalam
dalam
HR : 84x/menit
84x/menit memenuhi
memenuhi
RR : 22x/menit kebutuhan dasar
T : 36,8 C
Membutuhkan
bantuan orang lain
dalam pemenuhan
kebutuhan dasar
Intoleransi
aktivitas
28
MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Resiko infeksi
3. Intoleransi aktivitas
29
4. PERENCANAAN
1. PERENCANAAN
Perencanaan Keperawatan dan Rasional
Hari/
Hari/ No. Perencanaan keperawatan
Tanggal Dx
Senin/02 1. Tujuan:
juni 2014 - Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan
klien mengatakan nyeri berkurang dan mampu
melakukan aktivitas seperti biasanya.
kriteria hasil:
- Klien akan melaporkan nyeri berkurang.
Pengkajian:
- Lakukan pengkajian nyeri
nyeri - Membantu dalam
dalam
meliputi lokasi, karakteristik,
karakteristik, mengidentifikasi derajat
derajat
durasi atau factor ketidaknyamanan dan kebutuhan
presipitasinya untuk keefektifan analgesik.
Observasi/monitoring:
- Kendalikan faktor lingkungan - Menurunkan reaksi terhadap
terhadap
yang dapat mempengaruhi
mempengaruhi stimulus dari luar dan
30
Kolaborasi:
- Perawat kolaborasi dengan - Mungkin diperlukan pemberian
dokter dalam pemberian obat
obat analgesik untuk mendukung
anti nyeri proses penurunan
penurunan nyeri.
Pendidikan kesehatan:
- Berikan informasi tentang - Klien mendapat penjelasan
nyeri, seperti penyebab nyeri, tentang nyeri
nyeri akan lebih sedikit
sedikit
seberapa lama akan mengalami stress dibanding
dibandingkan
kan
31
Rabu/04 3. Tujuan:
juni 2014 - Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
klien
menunjukkan
menunjukkan tindakan gerakan yang aktif
Kriteria hasil:
- Pasien akan berpatisipasi dalam aktivitas fisik yang
dibutuhkan dengan peningkatan yang memadai
memadai
denyut jantung, frekuensi respirasi, dan tekanan
darah normal
Rencana tindakan Rasional
Pengkajian:
- Kaji respon emosi, sosial dan - Membantu dalam mengidentifikasi
mengidentifikasi
spiritual terhadap aktivitas derajat kemampuan klien terhadap
terhadap
aktivitas
- Evaluasi dan motivasi
motivasi - Mampu memberi semangat pada
pada
keinginan klien untuk klien agar bisa melakukan aktivitas
meningkatkan aktivitas seperti dahulu
Monitoring/observasi:
- Tentukan penyebab keletihan - Mampu mempermudah proses
dan kebisingan)
32
kolaborasi:
- Berikan pengobatan nyeri
nyeri - Pemberian anti nyeri akan
sebelum aktivitas. mempermudah aktivitas klien.
Pendidikan kesehatan:
- Ajarkan tentang pengaturan - Untuk mencegah terjadinya
terjadinya
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/
Hari/ No. Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi
Evaluasi
tanggal Dx (SOAP)
Selasa /
/ 1 09.00 1. Melakukan hubungan S:
03 juni teraupetik dengan pasien Pasien mengeluh
2013 09.10 2. Melakukan pengkajian nyeri dibagian luka
luka
nyeri meliputi lokasi, pasca operasi dan
karakteristik, durasi atau
atau nyeri ertambah jika
jika
faktor presipitasinya melakukan banyak
09.20 3. Mengukur tanda-tanda
tanda-tanda gerakan
vital O:
TD: 130/80 mmhg pasien tampak
HR : 84x/menit
84x/menit lemah, posisi
posisi
RR : 24x/menit nyaman semi
semi
T : 36,5 C º fowler
09.25 4. membantu klien merubah - TD :130/80
posisi semi fowler mmhg
- HR : 84x/meni
84x/menitt
10.00 5. memberikan lingkung
li ngkungan
an - RR : 24x/menit
yang tenang untuk - T : 36,5 º
mengurangi peningkatan
peningkatan - skala nyeri : 6
nyeri, yaitu mengurangi
mengurangi A:
kebisingan disekitar Masalah belum
belum
ruangan teratasi
P:
Intervensi
Intervensi
dilanjutkan, yaitu
pemberian terapi
terapi
dan posisi nyaman.
n yaman.
33
Rabu /
/ 1 15.00 1. Membantu pasien S:
04 juni memberi posisi semi
semi Pasien mengatakan
2014 fowler akan melakukan
15.15 2. mengajarkan teknik teknik tarik nafas
relaksasi untuk tindakan jika nyeri
nyeri timbul.
pengendalian nyeri, yaitu
yaitu O:
tarik nafas dalam Skala nyeri 5,
15.25 3. memberikan lingkung
li ngkunganan posisi nyaman
nyaman
yang tenang untuk semi fowler, pasien
pasien
mengurangi peningkatan
peningkatan mengerti teknik
nyeri, yaitu mengurangi
mengurangi napas dalam.
kebisingan di ruangan TD : 130/80 mmhg
17.00 4. memberi injeksi HR : 84x/i
- ketorolac 1 amp/ 12 jam RR :22x/i
- ceftriaxone 1 amp/ 12 jam º
T : 36,8 C
17.30 5. mengukur tanda –
tanda – tanda
tanda A:
vital Masalah teratasi
teratasi
- TD : 130/80 mmHg sebagian
- HR: 84x/menit P:
- RR : 22x/menit Intervensi
Intervensi
- T : 36,8 C º dilanjutkan, yaitu
memantau
keinginan pasien
melakukan tarik
nafas dalam.
34
T º
: 37 C
A:
Maslah teratasi
teratasi
sebagian
P:
Intervensi
Intervensi
dilanjutkan, yaitu
pemberian terapi
terapi
pengobatan
Jumat/
Jumat/ 1 09.00 1. membantu pasien untuk S:
06 Juni Pasien mengatakan
mengidentifikasii tindakan
mengidentifikas
2014 sudah melakukan
memenuhi kebutuhan rasa
rasa teknik tarik napas
jika nyeri
nyeri timbul
timbul
nyaman yang telah
dan posisi semi
semi
berhasil dilakukan,
dilakukan, yaitu fowler mengaruhi
mengaruhi
pengurangan
melakukan tarik nafas
nyeri,nyeri yang
dalam, menentukan posisi
posisi timbul sekarang
hanya berdurasi 1
nyaman semi fowler
– 3
3 menit, tetapi
tetapi
09.20 2. menciptakan suasana
suasana jika saya banyak
melakukan gerakan
lingkungan yang tenang
untuk mengurangi
mengurangi O:
Skala nyeri 4,
peningkatan
Pasien melakukan
ketidaknyamanan
ketidaknyamanan dengan teknik tarik napas
dalam dan posisi
posisi
cara mengurangi
mengurangi
nyaman semi
semi
kebisingan diruangan fowler
11.00
3. mengkaji nyeri pasien,
A:
meliputi karakteristik dan Masalah teratasi
teratasi
sebagaian
durasi
P:
Intervensi
Intervensi
dihentikan
BAB III
A. KESIMPULAN
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu
kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
terkadang dialami individu. Kebutuhan terbebas dari nyeri itu merupakan salah satu
kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada
pada
seorang pasien di Rumah sakit (Sigit, 2010).
Pengkajian dilakukan terhadap Tn.T pada tanggal 02 juni 2014 dan ditemukan
prioritas masalah dengan kebutuhan dasar aman dan nyaman nyeri berhubungan dengan
tindakan bedah ditandai dengan adanya luka post colostomy dengan skala nyeri 6,
dengan diagnosa yang menyertai resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi ditandai
ditandai
dengan adanya tanda kemerahan disekitar stoma dan pasien mengeluh gatal – gatal di
di
daerah luka, dan intoleransi aktivitas ditandai dengan nyeri akut ditandai dengan asien
terbaring di tempat tidur kemudian dilakukan implementasi berdasarakan intervensi
intervensi
yang direncanakan selama lima hari dan hasil evaluasi diperoleh masalah pada pasien
pasien
teratasi sebagian disebabkan karena nyeri yang dirasakan pasien sudah berkurang
dengan skala nyeri 4, pasien sudah tidak meringis kesakitan dan rasa gatal yang dialami
dialami
pasien sudah hilang.
A. SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI) diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa
mahasiswa
sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama menenpuh pendidikan, untuk menjadi bahan tambahan serta pengalaman
dalam perawatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia khususnya Nyeri.
2. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini berguna sebagai dasar mengembangkan ilmu
pengetahuan terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu
masalah kebutuhan dasar aman nyaman Nyeri.
35
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi (2008). Konsep
(2008). Konsep dan
dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien
Klien.. Jakarta: Salemba
Salemba
Medika.
Priharjo, R. (1993). Perawatan
(1993). Perawatan Nyeri Pemenuhan
Pemenuhan Aktivitas Istirahat
Istirahat Pasien
Pasien.. Jakarta
Jakarta
Buku Kedokteran EGC.
Prasetyo, S. (2010). Konsep
(2010). Konsep dan Proses Keperawatan
Keperawatan Nyeri. Edisi
Edisi Pertama.
Pertama. Surakarta.
Graha ilmu.