RAN
KEU
ANG
AN
TAH
UN
2021
BLUD
PUSKE
JL. Raya STPI Curug, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang – Banten, 15810
Telepon. (021) 598 0801
SMAS
CURU
G
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
Catatan Atas Laporan Keuangan
BLUD PUSKESMAS CURUG
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2021 (Dalam Rupiah Penuh)
KATA PENGANTAR
BLUD Puskesmas Curug adalah salah satu entitas akuntansi sehingga berkewajiban
menyelenggarakan Akuntansi dan Laporan Pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dengan Menyusun Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan
Catatan atas Laporan Keuangan.
Pada Tahun 2021 ini BLUD Puskesmas Curug memasuki tahun kelima dalam
Penyusunan Laporan Keuangan, mengikuti Pelaporan Keuangan tahun sebelumnya, kami
menyajikan Laporan Keuangan tahun 2021 sebagai berikut :
Laporan Keuangan ini di susun dan di sajikan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku dan ditujukan sebagai akuntabilitas entitas akuntansi.
Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat
memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat dalam laporan
keuangan meliputi uraian tentang kebijakan fiskal, kebijakan akuntansi, penjelasan tiap-tiap
pos laporan keuangan, daftar rincian atau uraian atas nilai pos yang disajikan secara
terperinci yang termuat dalam laporan keuangan.
drg. Tohiroh
NIP. 197905212010012008
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB.............................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan...........................................1
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan...............................................2
1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan........................................3
BAB V. PENUTUP.............................................................................................................71 ii
LAMPIRAN
Laporan Keuangan BLUD Puskesmas Curug yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran; Laporan Operasional; Laporan Perubahan Ekuitas; Neraca dan Catatan atas Laporan
Keuangan Tahun Anggaran 2021 sebagaimana terlampir adalah tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disajikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan isinya telah menyajikan informasi
pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
drg. Tohiroh
NIP. 197905212010012008
iv
PEMERINTAH
KABUPATEN
TANGERANG
LAPORAN
REALISASI
ANGGARAN SKPD
SATKER : 1.02.0.00.0.00.01.0000 DINAS
BLUD KESEHATAN
PUSKESMAS
SUB 1.02.0.00.0.00.01.0005 BLUD PUSKESMAS CURUG
UNIT : CURUG
PERIODE : 01
No Uraian JANUARI 2021 S/DJumlah (Rp.) Lebih / (Kurang)
Pagu Anggaran Realisasi (Rp.) %
1 2 31 DESEMBER 2021 3 4 5=4-3 6
4 PENDAPATAN DAERAH
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 2.278.828.000,00 2.065.465.100,00 (213.362.900,00) 90,64
4.1.04 Lain-lain PAD yang Sah 2.278.828.000,00 2.065.465.100,00 (213.362.900,00) 90,64
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 2.278.828.000,00 2.065.465.100,00 (213.362.900,00) 90,64
5 BELANJA DAERAH
5.1 BELANJA OPERASI 9.833.608.591,00 9.176.920.565,00 (656.688.026,00) 93,32
5.1.01 Belanja Pegawai 6.979.366.000,00 6.809.062.340,00 (170.303.660,00) 97,56
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa 2.854.242.591,00 2.367.858.225,00 (486.384.366,00) 82,96
5.2 BELANJA MODAL 143.091.200,00 138.645.000,00 (4.446.200,00) 96,89
5.2.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 143.091.200,00 138.645.000,00 (4.446.200,00) 96,89
JUMLAH BELANJA DAERAH 9.976.699.791,00 9.315.565.565,00 (661.134.226,00) 93,37
SURPLUS / (DEFISIT) (7.697.871.791,00) (7.250.100.465,00) 447.771.326,00 94,18
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) (7.697.871.791,00) (7.250.100.465,00) 447.771.326,00 94,18
Kuasa Pengguna
Anggaran
drg. TOHIROH
NIP.
197905212010012008
Kuasa Pengguna
Anggaran
drg. TOHIROH
NIP.
197905212010012008
PEMERINTAH
KABUPATEN
TANGERANG
PERIODE : 01LAPORAN
Januari s/d 31 Desember 2021
PERUBAHAN
NO URAIAN 2021 2020
1 EKUITAS
EKUITAS AWAL 4.426.285.326,33 5.057.681.675,80
2 SURPLUS DEFISIT
UNTUK -LOYANG
PERIODE (16.062.018.262,14) (10.283.895.194,67)
3 BERAKHIR
KEWAJIBAN SAMPAI
UNTUK DIKONSOLIDASIKAN 6.976.716.955,00 7.367.340.712,00
4 DENGAN
DAMPAK 31 DESEMBER
KUMULATIF PERUBAHAN 9.119.651.925,41 2.285.158.133,20
KEBIJAKAN/KESALAHAN
2021 DAN 2020 MENDASAR
401 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN 8.485.996.679,41 2.227.509.698,20
404 PERHITUNGAN MUTASI MASUK DAN 633.655.246,00 57.648.435,00
KELUAR & KOREKSI ASET TETAP
EKUITAS AKHIR 4.460.635.944,60 4.426.285.326,33
Kuasa Pengguna
Anggaran
drg. TOHIROH
NIP.
197905212010012008
PEMERINTAH
KABUPATEN
TANGERANG
SATKER : DINAS KESEHATAN
NERACA
SUB UNIT : BLUD PUSKESMAS CURUG 2021
PER : 31 DESEMBER
DAN 2020 Kenaikan (Penurunan)
Jumlah
No Uraian
2021 2020 Jumlah %
1 ASET
11 ASET LANCAR
111 Kas 173.363.281,00 446.746.791,00 (273.383.510,00) (61,19)
11104 Kas di BLUD 173.363.281,00 446.746.791,00 (273.383.510,00) (61,19)
113 Piutang Pendapatan 0,00 17.450.000,00 (17.450.000,00) (100)
11303 Piutang Lain-lain (PAD Yang Sah) 0,00 17.450.000,00 ,(17.450.000,00) (100)
117 Persediaan 747.159.762,50 633.541.328,51 113.618.433,99 17,93
JUMLAH ASET LANCAR 920.523.043,50 1.097.738.119,51 (177.215.076,01) (16,14)
13 ASET TETAP
131 Tanah 80.000.000,00 80.000.000,00 0,00 0,00
132 Peralatan dan Mesin 3.746.888.221,00 3.048.154.225,00 698.733.996,00 22,92
133 Gedung dan Bangunan 4.767.642.868,00 4.767.642.868,00 0,00 0,00
137 Akumulasi Penyusutan (5.219.418.187,90) (4.732.249.886,18) (487.168.301,72) 10,29
JUMLAH ASET TETAP 3.375.112.901,10 3.163.547.206,82 211.565.694,28 6,69
15 ASET LAINNYA
154 Aset Lain-lain 165.000.000,00 165.000.000,00 0,00 0,00
15401 Aset Lain-lain 165.000.000,00 165.000.000,00 0,00 0,00
JUMLAH ASET LAINNYA 165.000.000,00 165.000.000,00 0,00 0,00
JUMLAH ASET 4.460.635.944,60 4.426.285.326,33 34.350.618,27 0,78
311 Ekuitas 4.460.635.944,60 4.426.285.326,33 34.350.618,27 0,78
JUMLAH EKUITAS 4.460.635.944,60 4.426.285.326,33 34.350.618,27 0,78
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
4.460.635.944,60 4.426.285.326,33 34.350.618,27 0,78
EKUITAS
Kuasa Pengguna
Anggaran
drg. TOHIROH
NIP.
197905212010012008
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
Catatan Atas Laporan Keuangan
BLUD PUSKESMAS CURUG
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2021 (Dalam Rupiah Penuh)
BAB I
PENDAHULUAN
2. Belanja
3. Pendapatan - LO
4. Aset
5. Beban
6. Kewajiban dan
7. Ekuitas
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah;
16. Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Perubahan Kabupaten Tangerang tahun 2021;
17. Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Perubahan Kabupaten Tangerang tahun 2021;
18. Peraturan Bupati Nomor 97 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten
Tangerang;
19. Peraturan Bupati Nomor 98 Tahun 2015 Tentang Perubahan Tarif Retribusi Pelayanan
Kesehatan Puskesmas dan Laboratorium Kesehatan pada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun
2011;
20. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2017 tentang Sistem dan Prosedur Penatausahaan Persediaan
Tahun 2017;
21. Peraturan Bupati Nomor 74 Tahun 2017 Tentang Sistem dan Prosedur Penyusunan Laporan
Keuangan;
22. Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2018 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten
Tangerang;
23. Peraturan Bupati Nomor 29 tahun 2021 tentang Perubahan Kesatu atas Peraturan Bupati Nomor
112 Tahun 2020 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2021;
24. Peraturan Bupati Nomor 65 tahun 2021 tentang Anggaran Perubahan dan Belanja Daerah
Perubahan Tahun 2021;
25. Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2020 tentang perubahan ketiga atas Peraturan Bupati
Tangerang Nomor 121 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun 2020;
26. Peraturan Bupati Nomor 112 Tahun 2020 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2021.
BAB V PENUTUP
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN
PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN
dan melakukan antisipasi upaya promotive preventif terhadap trend penyakit yang akan
berkembang.
3) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan meningkatkan sinergi
kemitraan bersama lintas program dan lintas sektoral.
Penjelasan :
- Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat berarti Puskesmas Curug
mengupayakan munculnya paradigma sehat. dimana Puskesmas mendorong seluruh
pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi
resiko kesehatan yang dihadapi individu. keluarga. kelompok dan masyarakat. dan
bahwa sehat itu merupakan upaya bersama yang diupayakan secara bersama-sama
melalui kesadaran masyarakat.
- Meningkatkan sinergi kemitraan bersama lintas program dan lintas sektoral berarti
Puskesmas melakukan upaya peningkatan kerjasama dalam layanan kesehatan. baik
melalui kinerja program/layanan kesehatan yang bersinergi dengan lintas sektor dengan
melibatkan OPD terkait.
Untuk melaksanakan Visi dan Misi tersebut Puskesmas Curug menjadi pusat rujukan
pertama dalam memberikan pelayanan kesehatan 24 jam bagi masyarakat di wilayah Curug dan
sekitarnya.
Tahun 2021 wabah Covid-19 masih melanda Republik Indonesia, bahkan pada awal tahun
sampai dengan bulan Juni 2021 kasus Covid-19 berada di level tertinggi di wilayah kerja
Puskesmas Curug. Tercatat sampai dengan bulan Juni 2021 Kasus Covid-19 mencapai angka 1.465
Kasus. Peristiwa ini masih sangat berdampak pada perkembangan ekonomi makro khususnya di
wilayah kerja BLUD Puskesmas Curug.
Pemerintah mengambil langkah kebijakan yang komprehensif di bidang fiskal dan moneter
untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 dengan mengeluarkan Peraturan Presiden (PERPRES)
Nomor 14 Tahun 2021 tentang tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020
tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Selain itu, kebijakan untuk membatasi mobilitas
masyarakat mulai dari PSBB, PSBB Transisi, PPKM Darurat hingga PPKM Empat Level.
Penerapan PPKM empat level terus berlanjut hingga bulan Juli 2021 dan mulai 26 Juli 2021
Pemerintah mulai memberlakukan pembukaan secara bertahap. Untuk melaksanakan kebijakan
tersebut, telah diterbitkan dua Instruksi Mendagri, yaitu Instruksi Mendagri No. 22 Tahun 2021
terkait Pemberlakuan PPKM Level 4 untuk Kabupaten/Kota di Wilayah Jawa dan Bali, dan
Instruksi Mendagri No. 23 Tahun 2021 terkait Pemberlakuan PPKM Mikro (Level 4 dan Level 3
untuk Kabupaten/Kota di Wilayah Luar Jawa dan Bali). Untuk memperbaiki roda perekonomian
Pemerintah juga mengalokasikan tambahan anggaran untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN), khususnya klaster Kesehatan dan Perlindungan Sosial (Perlinsos).
Mengikuti Kebijakan Pemerintah Pusat, pada tanggal 1 Juli 2021 Bupati Tangerang Ahmed
Zaki Iskandar melalui rapat terbatas nasional secara virtual di Pendopo Bupati Tangerang
mengatakan akan menerapkan PPKM Darurat, karena Wilayah Kabupaten Tangerang termasuk
kedalam Zona Merah penyebaran Covid-19. PPKM Darurat ini diberlakukan tanggal 3 sampai
dengan 20 Juli 2021. Selain itu, Program Percepatan Vaksinasi kepada Masyarakat berkolaborasi
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan 44 Puskesmas yang berada di wilayah
Kabupaten Tangerang dan Fasilitas Kesehatan lainnya terus di jalankan dengan target capaian
diatas 75% sampai dengan bulan September 2021. Berbagai Gerai Vaksin di didirikan, Sentra
Vaksin hampir di berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Tangerang di buka untuk melakukan
percepatan Vaksinasi guna menanggulangi penyebaran Virus Covid-19 di wilayah Kabupaten
Tangerang.
BLUD Puskesmas Curug dalam hal ini memberikan kontribusinya terhadap Pelayanan
Kesehatan Masyarakat dengan melakukan pencegahan, perawatan dan pengawasan kepada
masyarakat yang terpapar virus Covid-19. Memberikan tindakan perawatan pertama dan Rujukan
ke Rumah Sakit, menyediakan layanan Hot line pengaduan Masyarakat, memberikan penyuluhan
dengan berbagai media, berkolaborasi dengan lintas sektor terkait percepatan Vaksinasi dan tetap
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Karena kepanikan masyarakat dalam
menanggapi wabah covid-19 justru akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat dan semakin
banyak penduduk yang sakit akan semakin berpengaruh terhadap aktivitas produksi perekonomian
Masyarakat khususnya di wilayah kerja BLUD Puskesmas Curug.
Indikator yang digunakan dalam ekonomi makro diantaranya adalah Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).
2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Indikator yang lazim digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi dalam perekonomian. Peningkatan PDRB
mencerminkan peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang digunakan dalam aktivitas
produksi tersebut. Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Curug tahun 2021 sebanyak
110.903 jiwa terdiri dari laki-laki 56.482 jiwa dan perempuan 54.421 jiwa. Mata pencaharian
sebagian besar penduduk adalah petani, nelayan, pedagang dan buruh pabrik. Berikut ini
adalah penduduk berdasarkan Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa / Kelurahan.
Tabel. 1
Data Penduduk di Kecamatan Curug per Desa
Jumlah Rata-rata Kepadatan
Luas Wilayah Jumlah
No Desa Rumah Jiwa/Rumah Penduduk
(km²) Penduduk
Tangga Tangga (km²)
1 Curug Kulon 34.282 18.526 3.447 6 409
2 Cukanggalih 40.100 13.688 2.603 4 376
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Curug terdiri dari petani, pedagang, buruh,
wiraswasta dan lain-lain. Sesuai dengan data Kecamatan Curug pada tahun 2021 mata
pencaharian penduduk di wilayah Curug dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel. 2
Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Curug
NO MATA PENCAHARIAN JUMLAH PROSENTASE (%)
1 Petani 2.181 4,57
2 Petani penggarap 7.086 14,86
3 Buruh Tani 825 1,73
4 Pedagang 9.870 20,70
5 Industri Rakyat 2.210 4,63
6 Buruh Industri 12.414 26,03
7 Pertukangan 1.045 2,19
8 PNS 2.095 4,39
9 Pensiunan PNS 1.253 2,63
10 ABRI 886 1,86
11 Purnawirawan ABRI 769 1,61
12 Perangkat Desa 810 1,70
13 Pengangguran 6.247 13,10
Jumlah 47.691 100
Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk Kecamatan Curug berprofesi sebagai
buruh industri (26,03%) dan pedagang (20,70). Tahun 2021 angka pengangguran bertambah
menjadi 13.10%. hal ini juga merupakan dampak dari pandemi Covid-19. banyaknya usaha
UMKM yang terhenti operasinya membuat banyak pekerja yang di rumahkan. Perusahaan
yang terpaksa merumahkan karyawannya bahkan sampai memberhentikan karyawannya.
Sehingga angka pengangguran menjadi bertambah.
2.1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) adalah indikator yang menunjukkan naik tidaknya produk
yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi pada suatu daerah dan berimbas pula pada
kesejahteraan masyarakat terutama kesehatan. Dengan kondisi masyarakat Kecamatan Curug
yang sebagian besar adalah karyawan pabrik yang menggunakan fasilitas jaminan kesehatan
JKN-KIS maka BLUD Puskesmas Curug siap memberikan pelayanan kesehatan 24 jam
meliputi pelayanan :
1. Unit Gawat Darurat
2. Pelayanan Rawat Jalan;
3. Pelayanan Rawat Inap;
4. Pelayanan Poned / Persalinan;
5. Pelayanan Klinik Aster;
6. Layanan TCM.
Dengan memberikan pelayanan Kesehatan yang terbaik kepada masyarakat, diharapkan
dapat mencapai tujuan dari misi yang telah ditetapkan.
Adapun jumlah kunjungan pasien yang berkunjung pada BLUD Puskesmas Curug terdiri
pasien lama dan pasien baru yang terdiri dari pasien umum. JKN-KIS dan pasien Kartu
Sehat. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah kunjungan Pasien ke Puskesmas Curug
seperti dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 3
Jumlah Kunjungan Pasien Puskesmas Curug Tahun 2017 – 2021
Tahun
No Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2017 2018 2019 2020 2021
Dapat terlihat dari tabel diatas bahwa terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien pada tahun
2021. Penurunan yang terjadi disebabkan karena adanya kekhawatiran masyarakat akan
terpapar jika keluar rumah dan juga mengikuti kebijakan pemberlakuan PPKM yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah.
Perencanaan target pelayanan kesehatan pasien umum, target pelayanan kesehatan Non
Kapitasi, mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun lalu;
Meningkatankan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan;
Pendapatan yang diperoleh dari Retribusi, Kapitasi dan Non Kapitasi akan dipergunakan
untuk membiayai kebutuhan Operasional BLUD Puskesmas yang terdiri dari Belanja
Pegawai, Barang Jasa dan Belanja Modal.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam menindaklanjuti Pendapatan Daerah
akibat dampak dari Pandemi ini adalah dengan mengijinkan beroperasinya sektor publik
seperti Mall, Restoran, Pasar Rakyat dan lain-lain tentunya bagi yang telah dinyatakan lulus
uji protokol kesehatan. Kepada OPD Penghasil khususnya BLUD Puskesmas untuk
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. Bersaing dengan Fasilitas Kesehatan
(FASKES) lainnya seperti Rumah Sakit Swasta dan BPM lainnya, sehingga dapat
memperoleh kepercayaan di mata masyarakat dan mampu meningkatkan angka pendapatan
Puskesmas itu sendiri.
Angaran pendapatan tahun 2021 sebesar RP....
2.2.2 Kebijakan Belanja Daerah
Anggaran Belanja Tahun 2021 telah di sahkan melalui Peraturan Bupati Kabupaten
Tangerang Nomor 112 Tahun 2020 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2021. Sesuai dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah direvisi dengan Permendagri Nomor 77
Tahun 2020. Struktur belanja pada BLUD Puskesmas Curug terdiri dari Belanja Operasi dan
Belanja Modal dengan uraian sebagai berikut :
1. Belanja Operasi yang terdiri dari :
A. Belanja Pegawai
B. Belanja Barang dan Jasa
2. Belanja Modal.
C. Belanja Modal
Dengan arah kebijakan anggaran belanja untuk setiap kelompok belanja adalah sebagai
berikut:
1. Untuk Belanja Pegawai, arah kebijakannya mencakup:
Arah kebijakan Belanja Pegawai BLUD Puskesmas Curug pada Tahun Anggaran 2021
adalah penetapan anggaran belanja yang dilakukan secara rasional dengan
mempertimbangkan realisasi tahun anggaran 2020. Serta mempertimbangkan kenaikan
gaji, penambahan pegawai, kenaikan pangkat, berkala dan mutasi dan untuk membiayai
Tenaga Harian Lepas Nakes dan Non Nakes dengan estimasi belanja pegawai sebesar
Rp6.979.366.000,00
2. Untuk Belanja Barang Jasa, arah kebijakan mencakup :
Arah kebijakan Barang dan Jasa pada BLUD Puskesmas Curug pada Tahun Anggaran
2021 adalah merencanakan alokasi belanja setiap kegiatan yang didasarkan kepada
analisis kewajaran biaya dikaitkan dengan output yang dihasilkan dari satu kegiatan.
Belanja Langsung BLUD Puskesmas Curug terdiri dari Belanja Urusan Wajib/Pilihan
yang ditargetkan dalam dalam satu tahun anggaran sebesar Rp2.854.242.591,00
3. Untuk Belanja Modal arah kebijakan mencakup :
Arah kebijakan Modal pada BLUD Puskesmas Curug pada Tahun Anggaran 2021 adalah
merencanakan alokasi belanja modal peralatan dan mesin pada setiap kegiatan yang
didasarkan kepada analisis kewajaran biaya dikaitkan dengan output yang dihasilkan dari
satu kegiatan. Belanja Modal pada BLUD Puskesmas Curug terdiri dari Belanja Urusan
Wajib/Pilihan yang ditargetkan dalam anggaran sebesar Rp143.091.200,00.
Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun SKPD 3,696,000 3,696,000 100,00
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 129,312,300 128,078,715 99,05
Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak Menular 9,000,000 9,000,000 100,00
Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Sesuai Standar 76,600,000 76,600,000 100,00
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Tangerang tahun 2021 adalah sebagai berikut :
1. Basis akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan ini adalah basis akrual (accrual);
2. Basis akrual mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu
terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010.
Pendapatan dari Transaksi Pertukaran adalah manfaat ekonomi yang diterima dari berbagai
transaksi pertukaran seperti penjualan barang atau jasa layanan tertentu, dan barter. Pendapatan dari
transaksi non-pertukaran adalah manfaat ekonomi yang diterima pemerintah tanpa kewajiban
pemerintah menyampaikan prestasi balik atau imbalan balik kepada pemberi manfaat ekonomi
termasuk (namun tidak terbatas pada) pendapatan pajak, rampasan, hibah, sumbangan, donasi dari
entitas di luar entitas akuntansi danentitas pelaporan, dan hasil alam.
1. Belanja Langsung diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran (SP2DUP) diakui pada saat terbitnya
SP2D GU oleh fungsi BUD untuk masing-masing transaksi terjadi.
2. Pengembalian kas atas pengeluaran yang sudah diakui sebagai belanja pada tahun berjalan diakui
sebagai pengurang belanja;
3. Pengembalian kas atas pengeluaran yang sudah diakui sebagai belanja pada tahun sebelumnya
diakui sebagai pendapatan lain-lain
1. Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan/atau bertambah ekonomis/efisien dan/atau
bertambah volume dan/atau bertambah kapasitas produksi;
2. Pengeluaran untuk perolehan aset tersebut sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000,00 per
unitnya untuk peralatan dan mesin;
3. Pengeluaran untuk perolehan aset tersebut sama dengan atau lebih dari Rp20.000.000,00 per
unitnya untuk tanah; gedung dan bangunan; jalan, jembatan, instalasi, jaringan dan irigasi.
4. Perolehan aset tetap tersebut direncanakan bukan untuk dijual/diserahkan/dihibahkan kepada
pihak lain/masyarakat.
1. Manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2. Perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan serta tidak untuk dijual/diserahkan;
3. Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan/atau bertambah ekonomis/efisien
dan/atau bertambah volume dan/atau bertambah kapasitas produksi;
4. Pengeluaran untuk perolehan aset tersebut lebih dari Rp1.000.000,00 per unitnya untuk
peralatan dan mesin;
5. Pengeluaran untuk perolehan aset tersebut lebih dari Rp50.000.000,00 per unitnya untuk gedung
dan bangunan;
6. Biaya perolehan dengan nilai lebih dari Rp1.000.000,00 per unitnya untuk tanaman yang
berjenis tanaman keras, ditanam di area gedung kantor dan/atau untuk
percontohan/pengembangbiakan;
7. Biaya perolehan dengan nilai lebih dari Rp1.000.000,00 per unitnya untuk hewan yang
dipelihara di area gedung kantor, dan/atau untuk percontohan/pengembangbiakan;
8. Biaya perolehan dengan nilai lebih dari Rp40.000,00 per unitnya untuk buku;
9. Untuk Tanah, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, dan Aset Tetap Lainnya (selain buku, tanaman, dan
hewan), tidak ada batasan nilai satuan minimum kapitalisasi, sehingga berapa pun nilai
perolehannya harus dikapitalisasi.
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah daerah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya. Tidak termasuk dalam pengertian sumber daya ekonomis adalah
sumber daya alam seperti hutan, sungai, danau/rawa, kekayaan dasar laut, kandungan
pertambangan, dan harta peninggalan sejarah seperti candi.
Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset diakui pada saat diterima
atau kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah.
a.2 Klasifikasi
Aset diklasifikasikan menjadi Aset lancar, Aset tetap, investasi jangka panjang, dana
cadangan, dan aset lainnya.
1. Aset Lancar
Aset lancar adalah aset berupa kas dan setara kas, dan/atau aset selain kas yang
diharapkan untuk direalisasikan menjadi kas, dimiliki untuk dijual atau dipakai habis
dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Klasifikasi Aset Lancar
Berdasarkan definisi tersebut, maka aset lancar diklasifikasikan menjadi beberapa
rekening pokok, yaitu:
1) Kas dan setara kas
a. Pengertian
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah, yang meliputi:
Kas di Kas Daerah
Kas di Kas Daerah adalah saldo rekening kas daerah yang terdapat di rekening bank
yang tidak dibatasi penggunaannya.
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di
bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara
penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan dari
bendahara penerimaan yang bersangkutan.
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah alat-alat pembayaran berupa uang tunai yang
ada dalam brankas Bendahara baik berupa uang kertas, uang logam, setoran dari
pihak ketiga berupa cek, dana yang belum dipertanggungjawabkan sampai dengan
tanggal laporan keuangan.
Kas di BLUD
Kas di BLUD mencakup seluruh saldo kas di bendahara penerimaan, bendahara
pengeluaran, termasuk setara kas dan saldo rekening di bank.
Setara Kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan
menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas
pemerintah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan
lainnya.Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka pendek harus segera
dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada risiko
perubahan nilai yang signifikan.Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas
apabila investasi dimaksud mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang
dari tanggal perolehannya.
b. Pengakuan
Transaksi atas rekening kas dan setara kas diakui pada saat terjadinya transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu berupa:
Penerimaan uang tunai, cek, atau giro bilyet,
Penerbitan SP2D/SP2B
Diterimanya nota debit/nota kredit dari bank atas mutasi yang terjadi pada rekening
bank,
Pembayaran/penyetoran berupa uang tunai, cek, giro bilyet,
Pencairan dan penempatan deposito.
c. Pengukuran
Besarnya saldo kas dan setara kas ditetapkan sebagai berikut:
Saldo kas di Bendahara diukur menurut nilai nominalnya;
Saldo kas di Kas Daerah diukur sebesar saldo rekening giro/rekening kas daerah di
bank setelah dilakukan rekonsiliasi antara saldo menurut rekening koran dengan
saldo menurut buku besar;
Setoran dari pihak ketiga berupa cek/giro yang belum disetorkan ke kas
daerah/bank sampai tanggal neraca, tidak diperhitungkan sebagai saldo kas di kas
daerah/bank, tetapi sebagai saldo kas di Bendahara.
d. Penyajian
Kas disajikan dalam Neraca pada urutan pertama kelompok Aset Lancar. Kas dalam
valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia
pada tanggal neraca awal.
b. Klasifikasi
Piutang dilihat dari sisi peristiwa yang menyebabkan timbulnya piutang dibagi atas:
Pungutan
Piutang yang timbul dari peristiwa pungutan, terdiri atas:
1. Piutang Pajak Daerah;
2. Piutang Retribusi;
3. Piutang Pendapatan Asli Daerah Lainnya.
Perikatan
Piutang yang timbul dari peristiwa perikatan, terdiri atas:
1. Pemberian Pinjaman;
2. Penjualan;
3. Kemitraan;
4. Pemberian fasilitas.
Transfer antar Pemerintahan
Piutang yang timbul dari peristiwa transfer antar pemerintahan, terdiri atas:
1. Piutang Dana Bagi Hasil;
2. Piutang Dana Alokasi Umum;
3. Piutang Dana Alokasi Khusus;
4. Piutang Dana Otonomi Khusus;
5. Piutang Transfer Lainnya;
6. Piutang Bagi Hasil dari Provinsi;
7. Piutang Transfer Antar Daerah;
8. Piutang Kelebihan Transfer.
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Berdasarkan Bagan Akun Standar, piutang dapat diklasifikasikan sebagai:
• Piutang Pendapatan, yang terdiri dari:
- Piutang Pajak
- Piutang Retribusi
- Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- Piutang Lain-lain PAD yang Sah
- Piutang Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan
- Piutang Transfer Pemerintah Lainnya
- Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
- Piutang Pendapatan Lainnya
• Piutang Lain-lain
3. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum
ditetapkan oleh majelis tuntutan ganti rugi; atau
4. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan, khusus untuk tagihan kepada pihak penjamin sesuai dengan
hasil verifikasi atas pengajuan penagihan/klaim.
Piutang pendapatan diakui setelah diterbitkan surat tagihan dan dicatat sebesar nilai
nominal yang tercantum dalam tagihan. Khusus untuk piutang kepada pihak
penjamin dicatat sebesar hasil verifikasi atas pengajuan penagihan/klaim. Secara
umum unsur utama piutang karena ketentuan perundang-undangan ini adalah
potensi pendapatan. Artinya piutang ini terjadi karena pendapatan yang belum
disetor ke kas daerah oleh wajib setor. Oleh karena setiap tagihan oleh pemerintah
wajib ada keputusan, maka jumlah piutang yang menjadi hak pemerintah daerah
sebesar nilai yang tercantum dalam keputusan atas penagihan yang bersangkutan.
Pengukuran atas peristiwa-peristiwa yang menimbulkan piutang yang berasal dari
perikatan, adalah sebagai berikut:
A. Pemberian pinjaman
Piutang pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yang dikeluarkan dari kas
daerah dan/atau apabila berupa barang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar
pada tanggal pelaporan atas barang/jasa tersebut.
Apabila dalam naskah perjanjian pinjaman diatur mengenai kewajiban bunga,
denda, commitment fee dan atau biaya-biaya pinjaman lainnya, maka pada
akhir periode pelaporan harus diakui adanya bunga, denda, commitment fee
dan/atau biaya lainnya pada periode berjalan yang terutang (belum dibayar)
pada akhir periode pelaporan.
B. Penjualan
Piutang dari penjualan diakui sebesar nilai sesuai naskah perjanjian penjualan
yang terutang (belum dibayar) pada akhir periode pelaporan. Apabila dalam
perjanjian dipersyaratkan adanya potongan pembayaran, maka nilai piutang
harus dicatat sebesar nilai bersihnya.
C. Kemitraan
Piutang yang timbul diakui berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
dipersyaratkan dalam naskah perjanjian kemitraan.
D. Pemberian fasilitas/jasa
Piutang yang timbul diakui berdasarkan fasilitas atau jasa yang telah diberikan
oleh pemerintah pada akhir periode pelaporan, dikurangi dengan pembayaran
atau uang muka yang telah diterima.
4. Debitor meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak
mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan berdasarkan surat
keterangan dari pejabat yang berwenang; dan/atau
5. Debitor tidak mempunyai harta kekayaan lagi, dibuktikan dengan surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menyatakan bahwa debitor
memang benar-benar sudah tidak mempunyai harta kekayaan lagi; dan/atau
6. Debitor dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan; dan/atau Debitor yang
tidak dapat ditemukan lagi karena:
a. Pindah alamat atau alamatnya tidak jelas/tidak lengkap berdasarkan surat
keterangan/pernyataan dari pejabat yang berwenang; dan/atau
b. Telah meninggalkan Indonesia berdasarkan surat keterangan/ pernyataan
dari pejabat yang berwenang; dan/atau
c. Dokumen-dokumen sebagai dasar penagihan kepada debitor tidak lengkap
atau tidak dapat ditelusuri lagi disebabkan keadaan yang tidak dapat
dihindarkan seperti bencana alam, kebakaran, dan sebagainya berdasarkan
surat keterangan/pernyataan Gubernur/Bupati/Walikota; dan/atau
d. Objek piutang hilang dan dibuktikan dengan dokumen keterangan dari pihak
kepolisian.
Terdapat 2 (dua) metode penghapusbukuan piutang, yaitu:
1. Metode Langsung
Untuk metode penghapusan langsung, kerugian piutang diakui pada saat piutang
dihapuskan, dan penghapusan piutang baru dilakukan bila terdapat bukti-bukti
yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode ini digunakan jika kerugian sebagai
akibat tidak tertagihnya piutang tidak material, atau probabilitas terjadinya
piutang tidak tertagih sangat kecil.
2. Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung adalah metode penghapusan piutang dengan cara
membentuk penyisihan piutang tidak tertagih. Metode tidak langsung ini
digunakan ketika jumlah kerugian piutang yang biasa terjadi memiliki nilai yang
cukup besar dan material.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Penggolongan kualitas piutang merupakan salah satu dasar untuk menentukan
besaran tarif penyisihan piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan
mempertimbangkan jatuh tempo/umur piutang dan perkembangan upaya penagihan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi
piutang pada tanggal pelaporan.
4) Persediaan.
a. Pengertian
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies)
yang diperoleh dan dimiliki dengan maksud untuk digunakan dalam mendukung
kegiatan operasional pemerintah daerah dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual atau digunakan dalam proses produksi dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
b. Klasifikasi
Persediaan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis meliputi:
a. Barang atau perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah daerah, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis
kantor; barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang
bekas pakai seperti komponen bekas.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi,
misalnya bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, bahan baku pembuatan benih.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat, misalnya adalah alat-alat pertanian setengah jadi, benih yang
belum cukup umur.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan, misalnya adalah hewan dan bibit tanaman, untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
Persediaan dapat berupa:
Barang konsumsi;
Amunisi;
Bahan untuk pemeliharaan;
Suku cadang;
Persediaan untuk tujuan cadangan strategis/berjaga-jaga;
Perangko, materai, dan leges;
Bahan baku;
c. Pengakuan
Persediaan diakui:
- Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal,
- Pada saat diterima atau diserahterimakan hak kepemilikannya dan atau pada saat
penguasaannya berpindah.
- Pada akhir periode akuntansi, persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi
fisik. Saldo akhir persediaan adalah sisa barang persediaan pada suatu entitas
akuntansi yang belum digunakan dan masih tersimpan di gudang/tempat
penyimpanan di entitas akuntansi pada akhir periode pelaporan. Khusus untuk
persediaan obat-obatan dan alat kesehatan, saldo akhir persediaan dihitung sampai
dengan tempat penyimpanan di unit kerja terkecil (belum digunakan).
d. Pengukuran dan Penyajian.
Pemerintah Kabupaten Tangerang menerapkan metode pencatatan persediaan dengan sistem
perpetual.
Persediaan diukur dengan berbagai cara yang berbeda yaitu:
Untuk persediaan yang diperoleh dengan pembelian diukur dengan biaya pembelian
(nilai perolehan) terakhir yaitu meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada
perolehan persediaan setelah dikurangi potongan harga, rabat, dan lainnya yang
serupa.
Dalam metode ini, pengukuran persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik
pada akhir periode pelaporan, yaitu menghitung jumlah unit persediaan dengan cara
saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan persediaan dikurangi
dengan pemakaian persediaan dikalikan nilai per unit berdasarkan harga pembelian
terakhir.
Untuk persediaan yang diperoleh dengan memproduksi sendiri diukur dengan biaya
standar yaitu meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang
diproduksi dan biaya overhead yang dialokasikan secara sistematis yang terjadi
dalam proses konversi bahan menjadi persediaan.
Untuk persediaan yang diperoleh dari cara lainnya yaitu dari donasi atau rampasan
akan diukur dengan nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya yang meliputi nilai
tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan
berkeinginan melakukan transaksi wajar.
Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar di bawah perkiraan bagian lancar
pinjaman kepada pihak ketiga. Persediaan disajikan sesuai dengan klasifikasinya
secara lebih rinci.
5) Beban Persediaan
Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods). Penghitungan
beban persediaan dilakukan dalam rangka penyajian Laporan Operasional.
Pencatatan persediaan dilakukan dengan menggunakan metode periodik dengan
pendekatan pengakuan beban. Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan
akan langsung dicatat sebagai beban dan pada akhir periode pelaporan akan
disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik persediaan dengan metode penilaian harga
pembelian terakhir. Terhadap barang persediaan yang telah usang/rusak/kadaluwarsa
dan tidak dapat digunakan kembali dalam operasional entitas, tidak dilaporkan sebagai
persediaan dalam Neraca namun harus dituangkan dalam berita acara barang
persediaan usang/rusak/kadaluwarsa dan dicatat sebagai beban dalam Laporan
Operasional sebesar harga perolehan/harga standar/harga wajar/estimasi serta
diungkapkan dalam CaLK.
2. Aset Tetap
Definisi Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai
dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
Klasifikasi Aset Tetap
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan:
1. Tanah;
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektonik, dan
seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa
manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai. Nilai gedung tidak termasuk komponen peralatan dan mesin yang melekat pada
gedung diantaranya lift, eskalator, dan AC.
Berdasarkan tingkat permanensi, Gedung dan Bangunan dikelompokkan kedalam:
• Gedung dan Bangunan Permanen, adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi
dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 tahun
• Gedung dan Bangunan Non Permanen, adalah bangunan yang ditinjau dari segi
konstruksi dan umur bangunan dinyatakan dibawah 15 tahun
4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
Aset tetap berupa Jalan dikelompokkan kedalam:
• Jalan Kabupaten adalah ruas jalan yang telah ditetapkan sebagai jalan kabupaten
dengan Keputusan Bupati.
• Jalan Desa adalah ruas jalan yang menghubungkan antar desa yang lebar jalannya
lebih dari 3 meter
• Jalan Lingkungan adalah ruas jalan didalam lingkungan desa yang lebarnya kurang
dari 3 meter.
5. Aset Tetap Lainnya; dan
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan.
Konstruksi Dalam Pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya
dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai.
Perolehan melalui kontrak konstruksi pada umumnya memerlukan suatu periode waktu
tertentu. Periode waktu perolehan tersebut bisa kurang atau lebih dari satu periode
akuntansi.
Perolehan aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri (swakelola) atau melalui
pihak ketiga dengan kontrak konstruksi. Konstruksi dalam pengerjaan ini apabila telah selesai
dibangun dan sudah diserahterimakan akan direklasifikasi menjadi aset tetap sesuai dengan
kelompok asetnya.
Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya:
1. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea
impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset
tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan yang dikelompokkan berdasarkan jenis aset tetap sesuai tabel berikut :
Tabel. 5
Komponen Biaya Perolehan Berdasarkan Jenis Aset Tetap
Biaya perolehan dari masing-masing Aset Tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan
nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
Biaya perolehan Aset Tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi:
Nilai satuan minimum kapitalisasi adalah pengeluaran pengadaan baru. Contoh nilai satuan
minimum kapitalisasi aset tetap untuk per satuan peralatan dan mesin, dan alat olah raga,
hewan yang sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap dikecualikan terhadap pengeluaran untuk
tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang
bercorak kesenian, peralatan untuk proses belajar mengajar. Besaran nilai minimum
kapitalisasi aset tetap dan jenisnya ditetapkan oleh kepala daerah.
(2) Nilai pengeluaran belanja atas pemeliharaan aset tetap tersebut harus sama dengan
atau melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi Aset Tetap. Nilai satuan
minimum kapitalisasi adalah penambahan nilai aset tetap dari hasil
pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan restorasi. Contoh ditetapkan nilai
satuan minimum kapitalisasi untuk pemeliharaan gedung dan bangunan sama
dengan atau melebihi dari Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
b. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan
(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai penyusutan untuk
masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan
beban penyusutan dalam laporan operasional.
Aset Tetap Lainnya berupa hewan, tanaman, dan buku perpustakaan tidak dilakukan
penyusutan secara periodik, melainkan diterapkan penghapusan pada saat Aset Tetap
Lainnya tersebut sudah tidak dapat digunakan atau mati.
Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurusdengan estimasi masa
manfaat sesuai tabel berikut.
Tabel. 6
Masa Manfaat Aset Tetap
Masa Manfaat
Kodefikasi URAIAN
(Tahun)
1 3 ASET TETAP
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
Catatan Atas Laporan Keuangan
BLUD PUSKESMAS CURUG
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2021 (Dalam Rupiah Penuh)
Khusus penambahan masa manfaat aset tetap karena adanya perbaikan terhadap aset tetap
baik berupa overhaul dan renovasi disajikan tersendiri pada modul implementasi SAP
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
Sedangkan formula penghitungan penyusutan barang milik daerah adalah sebagai berikut:
Nilai yang dapat disusutkan
Penyusutan per periode =
Masa manfaat
Keterangan formula adalah sebagai berikut:
a. Penyusutan per periode merupakan nilai penyusutan untuk aset tetap suatu periode yang
dihitung pada akhir tahun;
b. Nilai yang dapat disusutkan merupakan nilai buku per 31 Desember 2014 untuk Aset
Tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2014. Untuk Aset Tetap yang
diperoleh setelah 31 Desember 2014 menggunakan nilai perolehan; dan
c. Masa manfaat adalah periode suatu Aset Tetap yang diharapkan digunakan untuk
aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik atau jumlah produksi atau unit serupa
yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan
publik.
3. Aset Lainnya
Pengertian Aset Lainnya
Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap
dan dana cadangan. Aset lainnya antara lain aset tak berwujud, kemitraan dengan pihak
ketiga, kas yang dibatasi penggunaannya, dan aset lain-lain.
Ruang lingkup yang diatur pada bagian ini hanya aset tak berwujud, kemitraan dengan pihak
ketiga, dan aset lain-lain yang berasal dari penghentian penggunaan aktif aset tetap
pemerintah.
a. Aset Tak Berwujud
1. Goodwill
Goodwill adalah kelebihan nilai yang diakui oleh suatu entitas akibat adanya
pembelian kepentingan/saham di atas nilai buku. Goodwill dihitung berdasarkan
selisih antara nilai entitas berdasarkan pengakuan dari suatu transaksi
peralihan/penjualan kepentingan/saham dengan nilai buku kekayaan bersih
perusahaan.
Hak-hak ini pada dasarnya diperoleh karena adanya kepemilikan kekayaan intelektual
atau atas suatu pengetahuan teknis atau suatu karya yang dapat menghasilkan manfaat
bagi entitas. Di samping itu dengan adanya hak ini dapat mengendalikan pemanfaatan
aset tersebut dan membatasi pihak lain yang tidak berhak untuk memanfaatkannya.
3. Royalti
Nilai manfaat ekonomi yang akan/dapat diterima atas kepemilikan hak cipta/hak
paten/hak lainnya pada saat hak dimaksud akan dimanfaatkan oleh orang, instansi atau
perusahaan lain.
4. Lisensi
Adalah izin yang diberikan pemilik Hak Paten atau Hak Cipta yang diberikan kepada
pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi
dari suatu Hak Kekayaan Intelektual yang diberi perlindungan dalam jangka waktu dan
syarat tertentu.
Aset Tak berwujud Lainnya merupakan jenis aset tak berwujud yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam jenis aset tak berwujud yang ada.
ini, maka atas pengeluaran yang telah terjadi dalam rangka pengembangan tersebut
sampai dengan tanggal pelaporan harus diakui sebagai Aset Tak Berwujud dalam
Pengerjaan (intangible asset – work in progress), dan setelah pekerjaan selesai
kemudian akan direklasifikasi menjadi Aset Tak Berwujud yang bersangkutan.
Pengakuan
Untuk dapat diakui sebagai Aset Tak Berwujud harus dapat dibuktikan bahwa
aktivitas/kegiatan tersebut telah memenuhi:
Pengukuran
Aset Tak Berwujud diukur dengan harga perolehan, yaitu harga yang harus dibayar
entitas untuk memperoleh suatu Aset Tak Berwujud hingga siap untuk digunakan dan
Aset Tak Berwujud tersebut mempunyai manfaat ekonomi yang diharapkan dimasa
datang atau jasa potensial yang melekat pada aset tersebut akan mengalir masuk kedalam
entitas tersebut.
Terhadap Aset Tak Berwujud dilakukan amortisasi, kecuali atas Aset Tak Berwujud yang
memiliki masa manfaat tak terbatas. Amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode
seperti garis lurus, metode saldo menurun dan metode unit produksi. Biaya untuk
memperoleh Aset Tak Berwujud dengan pembelian terdiri dari:
a. Harga beli, termasuk biaya import dan pajak-pajak, setelah dikurangi dengan
potongan harga dan rabat; dan
b. Setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aset
tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan
yang dimaksudkan.
a. Biaya staff yang timbul secara langsung agar aset tersebut dapat digunakan;
b. Biaya professional yang timbul secara langsung agar aset tersebut dapat digunakan;
dan
c. Biaya pengujian untuk menjamin aset tersebut dapat berfungsi secara baik.
d. Pengukuran Aset Tak Berwujud yang diperoleh secara internal adalah:
e. Aset Tak Berwujud dari kegiatan pengembangan yang memenuhi syarat pengakuan,
diakui sebesar biaya perolehan yang meliputi biaya yang dikeluarkan sejak
memenuhi kriteria pengakuan;
f. Pengeluaran atas unsur tidak berwujud yang awalnya telah diakui oleh entitas
sebagai beban tidak boleh diakui sebagai bagian dari harga perolehan Aset Tak
Berwujud di kemudian hari; dan
g. Aset Tak Berwujud yang dihasilkan dari pengembangan software komputer, maka
pengeluaran yang dapat dikapitalisasi adalah pengeluaran tahap pengembangan
aplikasi.
Aset yang memenuhi definisi dan syarat pengakuan aset tak berwujud, namun biaya
perolehannya tidak dapat ditelusuri dapat disajikan sebesar nilai wajar.
Penyajian dan Pengungkapan
ATB disajikan dalam neraca sebagai bagian dari “Aset Lainnya”. Hal-hal yang
diungkapkan dalam Laporan Keuangan atas Aset Tak Berwujud antara lain sebagai
berikut:
a. Aset Kerjasama/Kemitraan adalah aset tetap yang dibangun atau digunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan kerjasama/kemitraan.
b. Bangun Guna Serah (BGS), adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah
oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
c. Bangun Serah Guna (BSG), adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah
oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan
oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.
d. Kerjasama Pemanfaatan (KSP) adalah pendayagunaan Barang Milik Daerah oleh
pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah.
e. Sewa, adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu
tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.
f. Masa kerjasama/kemitraan adalah jangka waktu dimana Pemerintah Daerah dan mitra
kerjasama masih terikat dengan perjanjian kerjasama/kemitraan.
Pengakuan
Pengukuran
a. Aset yang diserahkan oleh Pemerintah Daerah untuk diusahakan dalam perjanjian
kerjasama/kemitraan harus dicatat sebagai aset kerjasama/kemitraan sebesar nilai
bersih yang tercatat pada saat perjanjian atau nilai wajar pada saat perjanjian, dipilih
yang paling objektif atau paling berdaya uji.
b. Dana yang ditanamkan Pemerintah Daerah dalam Kerjasama/Kemitraan dicatat
sebagai penyertaan Kerjasama/Kemitraan. Di sisi lain, investor mencatat dana yang
diterima ini sebagai kewajiban.
c. Aset hasil kerjasama yang telah diserahkan kepada pemerintah setelah berakhirnya
perjanjian dan telah ditetapkan status penggunaannya, dicatat sebesar nilai bersih
yang tercatat atau sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diserahkan, dipilih yang
paling objektif atau paling berdaya uji.
Penyajian dan Pengungkapan
Aset kerjasama/kemitraan disajikan dalam neraca sebagai aset lainnya. Dalam hal
sebagian dari luas aset kemitraan (tanah dan atau gedung/bangunan), sesuai perjanjian,
digunakan untuk kegiatan operasional SKPD, harus diungkapkan dalam CaLK. Aset
kerjasama/kemitraan selain tanah harus dilakukan penyusutan selama masa kerja sama.
Masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka Bangun Guna Serah (BGS) melanjutkan
masa penyusutan aset sebelum direklasifikasi menjadi aset kemitraan. Masa penyusutan
aset kemitraan dalam rangka Bangun Serah Guna (BSG) adalah selama masa kerjasama.
Sehubungan dengan pengungkapan yang lazim untuk aset, pengungkapan berikut harus
dibuat untuk aset kerjasama/kemitraan :
Setelah aset diserahkan dan ditetapkan penggunaannya, aset hasil kerjasama disajikan
dalam neraca dalam klasifikasi aset tetap.
c Aset Lain-Lain
Pengertian
Aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan
dalam aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan, tuntutan
ganti rugi, dan kemitraan dengan pihak ketiga.
Definisi Aset Lain-lain
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah
direklasifikasi ke dalam Aset Lain-lain. Hal ini dapat disebabkan karena rusak berat, usang,
dan/atau aset tetap yang tidak digunakan karena sedang menunggu proses
pemindahtanganan (proses penjualan, sewa beli, penghibahan, penyertaan modal).
Pengakuan
Pengakuan aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah dan
direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain.
Pengukuran
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah
direklasifikasi ke dalam Aset Lain-lain menurut nilai tercatatnya. Aset lain – lain yang
berasal dari reklasifikasi aset tetap disusutkan mengikuti kebijakan penyusutan aset tetap.
Proses penghapusan terhadap aset lain – lain dilakukan paling lama 12 bulan sejak
direklasifikasi kecuali ditentukan lain menurut ketentuan perundang-undangan.
Penyajian dan Pengungkapan
Aset Lain-lain disajikan di dalam kelompok Aset Lainnya dan diungkapkan secara memadai
di dalam CaLK. Hal-hal yang perlu diungkapkan antara lain adalah faktor-faktor yang
menyebabkan dilakukannya penghentian penggunaan, jenis aset tetap yang dihentikan
penggunaannya, dan informasi lainnya yang relevan.
Pengukuran Kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal yang mencerminkan nilai kewajiban
pemerintah daerahpada saat pertama kali transaksi berlangsung.
1. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo Ekuitas berasal dari Ekuitas awal
ditambah (dikurang) oleh Surplus/Defisit LO dan perubahan lainnya seperti koreksi nilai
persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, dan lain-lain.
2. Ekuitas SAL
Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat akun perantara dalam rangka penyusunan
Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL mencakup antara lain
Estimasi Pendapatan, Estimasi Penerimaan Pembiayaan, Apropriasi Belanja, Apropriasi
Pengeluaran Pembiayaan, dan Estimasi Perubahan SAL, Surplus/Defisit - LRA.
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Tahun 2021
Tahun 2020
No Uraian Pagu Anggaran Realisasi %
Audited
(Rp.) (Rp.)
4 PENDAPATAN DAERAH
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 2.278.828.000,00 2.065.465.100,00 90,64 2.087.383.800,00
4.1.04 Lain-lain PAD yang Sah 2.278.828.000,00 2.065.465.100,00 90,64 2.087.383.800,00
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 2.278.828.000,00 2.065.465.100,00 90,64 2.087.383.800,00
5 BELANJA DAERAH
5.1 BELANJA OPERASI 9.833.608.591,00 9.176.920.565,00 93,32 9.406.391.405,00
5.1.01 Belanja Pegawai 6.979.366.000,00 6.809.062.340,00 97,56 6.122.821.847,00
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa 2.854.242.591,00 2.367.858.225,00 82,96 3.283.569.558,00
5.2 BELANJA MODAL 143.091.200,00 138.645.000,00 96,89 50.875.000,00
5.2.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 143.091.200,00 138.645.000,00 96,89 50.875.000,00
JUMLAH BELANJA DAERAH 9.976.699.791,00 9.315.565.565,00 93,37 9.457.266.405,00
SURPLUS / (DEFISIT) (7.697.871.791,00) (7.250.100.465,00) 94,18 9.457.266.405,00
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
(7.697.871.791,00) (7.250.100.465,00) 94,18 (7.369.882.605,00)
ANGGARAN (SILPA)
Tahun 2021 realisasi anggaran Puskesmas Curug mencapai 94,18% dari anggaran sebesar Rp
xxxxxxxx,- dengan menyisakan anggaran sebesar Rp x.xxx.xxx,-, tentunya hal ini bukan suatu
capaian optimal akan tetapi penjelasan atas komitmen pelayanan kepada masyarakat dengan
teralaksananya kegiatan dapat dilihat opada penjelasan berikut : (OPSI 1)
Laporan realisasi anggaran lebih lanjut akan dijelaskan lebih rinci sesuai objek belanja berikut ini:
(OPSI 2)
Berikut ini adalah penjelasan dari tiap-tiap Pos LRA BLUD Puskesmas Curug tahun 2021: (OPSI
3)
4.1.1 Pendapatan
Kebijakan Akuntansi
Pendapatan LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah atau Bendahara
Penerimaan SKPD yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi Hak Pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
Pemerintah.
Pengakuan
Pendapatan LRA diakui pada saat:
1. diterima di Rekening Kas Umum Daerah; atau
2. diterima di Bendahara Penerimaan SKPD
Pengukuran
Pendapatan pada BLUD Puskesmas Curug masuk ke dalam Jenis Lain-Lain PAD yang
sah. yang terealisasi pada Tahun 2021 sebesar Rp2.065.465.100,00 atau (90,64%). dari
target yang telah dianggaran sebesar Rp2.278.828.000,00. Berikut adalah tabel Pendapatan
Asli Daerah BLUD Puskesmas Curug.
Tabel. 8
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah
BLUD Puskesmas Curug
Tahun 2021 Tahun 2020
Pendapatan Daerah Anggaran Realisasi Realisasi
%
(Rp) (Rp) (Rp)
Pendapatan Lain-lain PAD
2.278.828.000,00 2.065.465.100,00 90,64 2.087.383.800,00
yang Sah
Jumlah Pendapatan 2.278.828.000,00 2.065.465.100,00 90,64 2.087.383.800,00
Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi Pendapatan BLUD Puskesmas Curug tahun
2021 sebesar Rp2.065.464.100.00 atau (90,64%) dari anggaran sebesar
Rp2.278.828.000,00. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pendapatan pada
tahun 2021 menurun. Penurunan ini diakibatkan karena berkurangnya jumlah kunjungan
pasien, jumlah pasien rawat inap dan juga adanya kebijakan norma Kapitasi dari BPJS
yang menyebabkan menurunnya jumlah kepesertaan BPJS pada triwulan ke empat tahun
2021. Kebijakan Pemerintah Daerah terkait pembatasan mobilitas masyarakat dan
penerapan PPKM empat level dinilai menjadi factor penyebab turunnya pendapatan pada
BLUD Puskesmas Curug.
Pendapatan lain-lain yang sah pada BLUD Puskesmas Curug terdiri dari Pendapatan
Retribusi, Kapitasi dan Non Kapitasi. Adapun rincian pendapatan tahun 2021 dan
perbandingannya dengan tahun sebelumnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 8
Rincian Pendapatan Tahun 2020 dan 2021
BLUD Puskesmas Curug
Berikut ini adalah penjelasan dari Lain-lain PAD yang sah pada BLUD Puskesmas Curug Tahun 2021.
1. Retribusi adalah pembayaran atas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. Pada tahun
2021 Retribusi BLUD Puskesmas Curug mencapai Rp476.893.000,00 melebihi 3,76%
dari target yang telah di tetapkan;
2. Kapitasi adalah besaran pembayaran perbulan yang dibayar di muka kepada FKTP
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan dengan realisasi sebesar Rp1.490.867.700,00.
Adanya kebijakan Norma Kapitasi yang diterapkan oleh BPJS menyebabkan jumlah
kepesertaan BPJS Puskesmas Curug berkurang, sehingga realisasi pendapatan Kapitasi
kurang dari yang telah ditargetkan;
3. Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada FKTP
berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Pendapatan Non
Kapitasi BLUD Puskesmas Curug bersasal dari Klaim Rawat Inap Tingkat Pertama
(RITP) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RJTP).
Pada tahun 2021 Pendapatan Non Kapitasi sebesar Rp97.704.400,00 atau 53,18%.
Menurunnya jumlah pasien rawat inap dan klaim non kapitasi menyebabkan realisasi
tidak sesuai dengan yang telah di targetkan.
Berikut ini adalah grafik perbandingan pendapatan antara tahun 2020 dan 2021 pada
BLUD Puskesmas Curug: (HANYA OPSIONAL)
Grafik 1
Realisasi Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Tahun 2020 dan 2021
2,000,000,000
1,500,000,000
1,000,000,000
500,000,000
-
RETRIBUSI KAPITASI NON KAPITASI JUMLAH
Penurunan pendapatan ini menjadi perhatian besar bagi BLUD Puskesmas Curug.
Upaya yang dilakukan untuk menaikkan pendapatan telah di lakukan diantaranya
dengan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, memperbaharui sarana dan
prasarana serta fasilitas kenyamanan untuk pasien, menyediakan layanan hot Line
pengaduan masyarakat, menjadi pusat layanan TCM, dan masih banyak lagi langkah
yang dilakukan untuk tetap mendapatkan kepercayaan Masyarakat agar tetap
menjadikan BLUD Puskesmas Curug tetap menjadi pilihan nomor 1 (satu) untuk
mendapatkan Pelayanan Kesehatan di wilayah Kecamatan Curug.
4.1.2 BELANJA
A. Kebijakan Akuntansi
Belanja adalah semua pengeluaran kas dari Rekening Kas Umum Daerah dan Bendahara
Pengeluaran yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.
Pengakuan
Belanja diakui pada saat:
1. Terjadinya pengeluaran kas dari Rekening Kas Umum Daerah.
2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan.
Pengukuran
Belanja diukur berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan pengeluaran bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan potongan).
Pada tahun 2021 realisasi Belanja BLUD Puskesmas Curug dipergunakan untuk
membiayai Penyelenggaraan Program/Kegiatan Operasional Puskesmas yang terdiri dari
Belanja Operasi dan belanja Modal. dengan realisasi anggaran sebagai berikut :
Tabel 10
Tabel Realisasi Anggaran Belanja BLUD Puskesmas Curug
Realisasi belanja pada tahun 2021 sebesar Rp9.315.565.565,00 atau (93.37%) dari target
anggaran yang ditetapkan sebesar Rp9.976.699.791,00. Hal ini terjadi karena kurang
optimalnya penyerapan anggaran di karenakan dampak dari pandemi Covid-19. Kebijakan
TAHUN 2021
BELANJA OPERASI %
ANGGARAN REALISASI
(Rp) (Rp)
Belanja Pegawai 6.979.366.000,00 6.809.062.340,00 97.56
(Jelaskan per belanja per kegiatan yang ada di atas terserap berasa persen) (kalau tidak ada
sub rincian sepeti gaji tunjangan ASN dan belanja barang tidak usah dirinci tidak apa-apa)
Berikut ini adalah penjelasan dari realisasi belanja operasi :
1.1 Belanja pegawai
Belanja Pegawai merupakan belanja kompensasi. dalam bentuk gaji dan tunjangan,
serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil dan juga untuk
tenaga rekrutment yang di lakukan oleh BLUD Puskesmas Curug sesuai dengan
Penerapan Pengelolaan Keuangan BLUD. Pada Tahun 2021 Belanja Pegawai pada
BLUD Puskesmas Curug terdiri dari 2 (dua) sumber dana yaitu APBD dan Dana BLUD
dengan realisasi anggaran sebesar Rp6.809.062.340,00 atau (97,56%) dari target
anggaran sebesar Rp6.979.366.000,00. Berikut ini adalah tabel realisasi Belanja
Pegawai tahun 2021.
Tabel 12
Tabel Realisasi Belanja Pegawai BLUD Puskesmas Curug
(rincian gaji dan tunjangan hanya sampai yang di blok)
SUMBE
BELANJA OPERASI ANGGARAN REALISASI
R %
(Rp) (Rp)
DANA
Belanja Pegawai
Belanja Gaji dan Tunjangan ASN 2.667.274.000,00 2.559.746.007,00 95,97
Belanja Gaji Pokok ASN 2.060.053.000,00 2.026.705.400,00 98,38
Belanja Tunjangan Keluarga ASN 211.500.000,00 166.779.622,00 78,86
Belanja Tunjangan Jabatan ASN 6.860.000,00 5.880.000,00 85,71
Belanja Tunjangan Fungsional ASN 216.500.000,00 209.870.000,00 96,94
Belanja Tunjangan Fungsional Umum ASN 30.000.000,00 26.750.000,00 89,17
APBD Belanja Tunjangan Beras ASN 124.500.000,00 118.913.640,00 95,51
Belanja Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus ASN 7.050.000,00 4.184.605,00 59,36
Belanja Pembulatan Gaji ASN 115.000,00 33.469,00 29,10
Belanja Iuran Simpanan Peserta Tabungan 10.696.000,00 629.271,00 5,88
Perumahan Rakyat ASN
Belanja Tambahan Penghasilan ASN 3.613.692.000,00 3.550.916.333,00 98,26
Tambahan Penghasilan berdasarkan Beban Kerja 3.613.692.000,00 3.550.916.333,00 98,26
ASN
Belanja Pegawai BLUD 698.400.000,00 698.400.000,00 100
BLUD
Belanja Pegawai BLUD 698.400.000,00 698.400.000,00 100
JUMLAH 6.979.366.000,00 6.809.062.340,00 97,56
Dana yang bersumber dari APBD digunakan untuk membiayai pembayaran Gaji dan
Tunjangan ASN sedangkan Dana BLUD di gunakan untuk membiayai pembayaran gaji
Tenaga Harian Lepas Kesehatan dan Non Kesehatan.
TAHUN 2021
BELANJA BARANG DAN JASA ANGGARAN REALIASI %
(Rp) (Rp)
Belanja barang dan jasa hanya terserap sebanyak 82,96%. Hal ini dikarenakan beberapa
kendala diantaranya adalah perubahan nomenklatur dan kodefikasi pada Dana DAK
yang menyebabkan proses pencairan tertunda sampai dengan semester 1 (satu). Dan
juga beberapa kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan secara optimal mengikuti
kebijakan penerapan PPKM empat level dan pembatasan mobilitas masyarakat.
Realisasi Belanja Barang dan Jasa pada BLUD Puskesmas Curug berasal dari dua
sumber pendanaan yaitu Dana APBD dan Dana Belanja BLUD. Berikut ini adalah
penjelasan Belanja Barang dan Jasa berdasarkan Sumber Pendanaan.
TAHUN 2021
BELANJA BARANG DAN JASA ANGGARAN REALISASI %
(Rp) (Rp)
Belanja Barang Pakai Habis
Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor- Bahan
15.824.500,00 14.295.900,00 90,34
Cetak
Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat Tulis
1.587.500,00 1.250.000,00 78,74
Kantor
Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Perabot
7.479.500,00 7.130.000,00 95,33
Kantor
Belanja Makanan dan Minuman Rapat 78.300.000,00 75.060.000,00 95,86
Belanja Jasa Kantor
Belanja Jasa Tenaga Operator Komputer 25.000.000,00 25.000.000,00 100
Belanja Jasa Tenaga Arsip dan Perpustakaan 4.000.000,00 4.000.000,00 100
Belanja Jasa Tenaga Kebersihan 97.200.000,00 97.200.000,00 100
Belanja Jasa Tenaga Keamanan 121.500.000,00 121.500.000,00 100
Belanja Tagihan Telepon 2.536.800,00 2.028.039,00 79,94
Belanja Tagihan Listrik 111.396.000,00 111.380.676,00 99,99
Belanja Kawat/Faksimili/Internet/TV Berlangganan 15.379.500,00 14.670.000,00 95,39
Honorarium Penyuluhan atau Pendampingan 246.250.000,00 219.800.000,00 89,26
Belanja Jasa Tenaga Kesehatan 114.900.000,00 114.900.000,00 100
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat beberapa kegiatan yang penyerapan
anggarannya kurang optimal, diantaranya adalah :
Belanja Barang dan Jasa BLUD digunakan untuk membiayai kegiatan Operasional
Puskesmas dan juga mendukung Administrasi Perkantoran Puskesmas dengan
realisasi anggaran pada tahun 2021 sebesar Rp1.512.263.610,00 atau (86,68%) dari
estimasi anggaran sebesar Rp1.744.674.791,00 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 15
Tabel Belanja Barang dan Jasa yang bersumber dari dana BLUD
REALISASI
BELANJA BARANG DAN JASA BLUD ANGGARAN (Rp) %
(Rp)
Belanja Alat Tulis Kantor 66.100.000,00 62.814.210,00 95,03
Belanja Alat listrik dan elektronik 21.500.000,00 20.598.000,00 95,80
Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan
31.900.000,00 31.013.000,00 97,22
Pembersih
Belanja pengisian tabung pemadam
1.700.000,00 1.490.000,00 87,65
kebakaran
Belanja Pengisian tabung gas elpiji 1.200.000,00 320.000,00 26,67
Terdapat belanja yang tidak di realisasikan dan ada juga yang penyerapannya masih
dibawah 50%. diantaranya adalah :
1. Belanja pengisian tabung gas elpiji sebesar 26,67%. Penggunaan Gas elpiji yang
menurun menyebabkan gas dalam keadaan awet, dan juga menurunnya jumlah
pasien rawat inap menyebabkan penggunaan kompor gas tidak terlalu sering.
4. Belanja alat kedokteran umum sebesar 4,62%. Hal ini dikarenakan pembelanjaan
baru dapat direalisasikan pada triwulan ke IV, namun tidak semua alat
kedokteran bisa di realisasikan karenakan barang yang dibutuhkan harus di
pesan terlebih dahulu (inden).
2. Belanja Modal
Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Modal pada
BLUD Puskesmas Curug tahun 2021 terealisasi sebesar Rp138.645.000,00 atau
(96,89%) dari target anggaran sebesar Rp143.091.200,00 dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 16
Tabel Realisasi Belanja Modal BLUD Puskesmas Curug
TAHUN 2021
BELANJA MODAL ANGGARAN REALISASI %
(Rp) (Rp)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Komputer 10.591.200,00 10.460.000,00 98,76
Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD 132.500.000,00 128.185.000,00 96,74
JUMLAH 143.091.200,00 138.645.000,00 96,89
Belanja Modal pada Tahun 2021 terdiri dari 2 (dua) sumber anggaran yaitu Dana
APBD dan Dana BLUD dengan penyerapan anggaran sebesar 96,89%. Hal itu sudah
dilaksanakan dengan optimal sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Adapun
rincian belanja modal dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 17
Tabel Rincian Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD Puskesmas Curug
SUMBER TAHUN 2021
ANGGAR BELANJA MODAL BLUD ANGGARAN REALISASI %
AN (Rp) (Rp)
BLUD Belanja Modal Alat Pendingin
Air Conditioner 9.000.000,00 8.400.000,00 93,33
Belanja Modal Peralatan Dapur
Meskipun realisasi belanja modal pada tahun 2021 belum mencapai 100%, namun
penyerapan anggaran dinilai sudah optimal. Realisasi Belanja Modal menyisakan Silpa
sebesar Rp4.446.200,00. Silpa yg ada merupakan efisiensi belanja.
Dari belanja modal tersebut tidak ada yang termasuk persediaan… (optional. jika barang yang
dibelanjakan untuk diberikan ke masyarakat maka tidak masuk ke belanja modal, masuk ke belanja yang
diserahkan ke masyarakat)
Berikut adalah penjelasan dari Pos Laporan Operasional (LO) pada BLUD Puskesmas Curug.
Adapun penjelasan lebih lanjut dari Laporan Operasional sebagai berikut, atau Penjelasan rinci dari
Pos Laporan Operasional pada pkm … sebagai berikut
4.2.1 PENDAPATAN-LO
Kebijakan Akuntansi
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar.
Pengakuan
Pendapatan-LO diakui pada saat:
1. Timbulnya kas atas pendapatan;
4.2.2 BEBAN
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadi konsumsi aset, atau terjadinya
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Saat timbulnya kewajiban adalah saat
terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas
umum daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar
pemerintah. Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas
kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas
dalam kegiatan operasional pemerintah. Sedangkan penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa terjadi pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah
penyusutan atau amortisasi.
Pada Tahun 2021 Beban LO BLUD Puskesmas Curug tercatat sebesar
Rp18.169.503.964,14 mengalami kenaikan dari tahun 2020 dengan realisasi sebesar
Rp12.566.688.011,69. Kenaikan ini terjadi karena adanya penambahan pada beban pegawai
dan yang signifikan pada beban barang dan jasa. Rincian Beban LO dapat kita lihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel. 20
Beban LO per 31 Desember 2021
BLUD Puskesmas Curug
Kod
KENAIKAN/
e BEBAN TAHUN 2021 TAHUN 2020 %
PENURUNAN
Rek
81 BEBAN OPERASIONAL
8101 Beban Pegawai 6.809.062.340,00 6.122.821.847,00 (686.240.493,00) (5,31)
8102 Beban Barang dan Jasa 10.799.701.272,42 5.905.127.888,20 (4.894.573.384,22) (29,30)
8107 Beban Penyusutan dan Amortisasi 555.574.551,72 518.538.276,49 (37.036.275,23) (3,45)
8109 Beban Lain-lain 5.165.800,00 20.200.000,00 15.034.200,00 59,27
JUMLAH BEBAN 18.169.503.964,14 12.566.688.011,69 (5.602.815.952,45) (18,23)
SURPLUS / DEFISIT KEGIATAN
(16.057.544.108,14) (10.273.470.152,68) 5.784.073.955,46 (21,97)
OPERASIONAL
SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN
NON OPERASIONAL
SURPLUS DARI KEGIATAN NON
74 0,00 0,00 0,00 0,00
OPERASIONAL
DEFISIT DARI KEGIATAN NON
83 4.474.154,00 10.425.041,99 5.950.887,99 39,94
OPERASIONAL
Defisit dari Kegiatan Non Operasional
8303 4.474.154,00 10.425.041,99 5.950.887,99 39,94
Lainnya
SURPLUS / DEFISIT KEGIATAN NON
(4.474.154,00) (10.425.041,99) (5.950.887,99) 39,94
OPERASIONAL
SURPLUS / DEFISIT SEBELUM POS
(16.062.018.262,14) (10.283.895.194,67) 5.778.123.067,47 (21,93)
LUAR BIASA
SURPLUS / DEFISIT LO (16.062.018.262,14) (10.283.895.194,67) 5.778.123.067,47 (21,93)
Tabel. 21
Beban Pegawai per 31 Desember 2021
BLUD Puskesmas Curug
Kenaikan/
Kode Tahun 2021 Tahun 2020
Beban Pegawai Penurunan %
Rek (Rp) (Rp)
(Rp)
Beban Gaji dan Tunjangan
8.1.01.01 2.559.746.007,00 2.251.783.755,00 (307.962.252,00) (6,40)
ASN
Beban Tambahan
8.1.01.02 3.550.916.333,00 3.871.038.092,00 320.121.759,00 4,31
Penghasilan ASN
8.1.01.99 Beban Pegawai BLUD 698.400.000,00 0,00 (698.400.000,00) (100)
JUMLAH 6.809.062.340,00 6.122.821.847,00 (686.240.493,00) (5,31)
Beban Pegawai terbagi menjadi dua sumber dana yaitu Dana APBD dan Dana BLUD
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Sumber Dana APBD, dengan nilai beban sebesar Rp6.110.662.340,00 yang
merupakan beban gaji dan tunjangan ASN dan Tambahan Penghasilan ASN;
2. Sumber Dana BLUD, dengan nilai beban sebesar Rp698.400.000,00 yang
merupakan beban gaji tenaga harian lepas Kesehatan dan Non Kesehatan yang
terdapat pada BLUD Puskesmas Curug.
2. Beban Barang dan Jasa
Beban Barang dan Jasa merupakan pengakuan beban yang dilakukan pada saat
timbulnya kewajiban, sehingga nilai beban adalah sebesar nilai belanja yang dibayarkan.
Pada tahun 2021 tercatat Beban Barang dan Jasa sebesar Rp10.799.701.272,42 yang
terdiri dari :
Tabel. 22
Beban Barang dan Jasa per 31 Desember 2021
BLUD Puskesmas Curug
Kenaikan/
NoO Beban Barang dan Jasa Tahun 2021 Tahun 2020 %
Penurunan
1 Beban Barang Pakai Habis 8.711.302.494,42 805.960.832,79 (7.905.291.661,63) (83,06)
2 Beban Persediaan Bahan/ Material 0,00 1.682.290.632,01 1.682.290.632,01 100
3 Beban Jasa Kantor 738.253.715,00 449.997.615 (288.256.100,00) (24,26)
4 Beban Perawatan Kendaraan Bermotor 0,00 19.714.000 19.714.000,00 100
5 Beban Cetak dan Penggandaan 0,00 55.978.000 55.978.000,00 100
6 Beban Makanan dan Minuman 0,00 263.975.000 263.975.000,00 100
8 Beban Pemeliharaan 16.267.500,00 23.881.000 7.613.500,00 18,96
9 Beban Honorarium Non Pegawai 0,00 209.100.000 209.100.000,00 100
10 Beban Honorarium Non PNS – LO 0,00 193.100.000 193.100.000,00 100
11 Beban Barang dan Jasa BLUD Puskesmas 1.333.927.563,00 2.237.910.977,98 903.983.414,98 25,31
Jumlah 10.799.701.272,42 5.941.908.057,78 (4.857.793.214,64) (29,02)
Dibandingkan dengan tahun lalu beban barang dan jasa pada tahun 2021 mengalami
kenaikan yang cukup signifikan sebesar 29,02%. Hal ini dikarenakan besarnya realisasi
belanja dan juga adanya mutasi dan hibah persediaan dari instansi lain.
Berikut ini adalah penjelasan beban barang dan jasa:
4. Beban lain-lain
Beban lain – lain pada tahun 2021 tercatat senilai Rp5.165.800,00. Beban ini
merupakan beban yang timbul karena penggunaan alokasi belanja modal yang tidak
menjadi aset tetap dan beban administrasi dari pembayaran Piutang Tahun 2020,
dengan rincian sebagai berikut :
a. Belanja Modal yang menjadi aset tetap dan tidak menjadi aset tetap dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel. 24
Beban Lain-lain per 31 Desember 2021
b. Beban administrasi bank atas pembayaran piutang tahun 2020 senilai Rp5.800,00
dengan rincian sebagai berikut :
No Uraian Debit Kredit
4.2.3 Surplus/Defisit-LO
Surplus Defisit-LO adalah selisih antara Pendapatan-LO sebesar Rp2.111.959.856,00 di
kurangi dengan Beban Operasional LO sebesar (Rp16.057.544.108,14) dan Surplus/defisit
Kegiatan Non Operasional sebesar Rp4.474.154,00. Maka Surplus/Defisit-LO pada BLUD
Puskesmas Curug tercatat sebesar (Rp16.062.018.262,14). Berikut ini adalah tabel
surplus/defisit LO per 31 Desember pasa BLUD Puskesmas Curug:
Tabel. 24
Surplus/Defisit LO per 31 Desember 2021
N
Uraian Tahun 2021 Tahun 2020 Kenaikan/Penurunan %
o
1 KEGIATAN OPERASIONAL
2 PENDAPATAN - LO
3 JUMLAH PENDAPATAN - LO 2.111.959.856,00 2.293.217.859,01 181.258.003,01 4,11
4 BEBAN -
5 BEBAN OPERASIONAL 18.169.503.964,14 12.566.688.011,69 (6.349.975.714.95) (20,17)
SURPLUS / DEFISIT KEGIATAN
6 (16.057.544.108,14) (10.273.470.152,68) 6.531.233.717,96 (20,17)
OPERASIONAL
SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN
7 -
NON OPERASIONAL
DEFISIT DARI KEGIATAN NON
8 4.474.154,00 10.425.041,99 5.950.887,99 39,94
OPERASIONAL
SURPLUS / DEFISIT KEGIATAN NON
9 (4.474.154,00) (10.425.041,99) 436.990.358,01 (95,45)
OPERASIONAL
SURPLUS / DEFISIT LO (16.062.018.262,14 (10.283.895.194,67) (5.778.123.067,47) (21,93)
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terjadi kenaikan defisit pada tahun 2021. Penyebab
kenaikan defisit LO dikarenakan sumber pandapatan LO hanya diperoleh dari Lain-lain
PAD yang sah, sedangkan Beban LO diperoleh dari beban operasional yang bersumber dari
dana APBD, BLUD dan juga beban atas mutasi persediaan dari instansi lain.
Berdasarkan tabel di atas maka Laporan Perubahan Ekuitas tahun 2020 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Saldo Awal Ekuitas tahun 2021 yang merupakan Saldo Ekuitas Akhir di Tahun 2020 sebesar
Rp4.426.285.326,33;
2. Surplus/Defisit-LO per 31 Desember 2020 pada BLUD Puskesmas Curug adalah sebesar
(Rp16.809.178.024,64). Yang merupakan selisih antara Pendapatan LO sebesar Rp.
2.111.959.856,00 dengan Beban-LO sebesar Rp12.591.992.347,97 dan defisit kegiatan non
operasional sebesar Rp4.474.154,00.
3. Kewajiban untuk dikonsolidasikan senilai Rp6.976.716.955,00 yang merupakan akun antara
atau transitoris pada entitas akuntansi yg timbul karena proses transaksi selama periode
akuntansi yang melibatkan RKUD untuk kemudian dikonsolidasikan pada kewajiban entitas
pelaporan yang berupa subsidi dari Pemerintah dalam bentuk Pembayaran Gaji, Tunjangan dan
Tambahan Penghasilan ASN.
4. Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar sebesar Rp9.119.651.925,41
yang berasal dari :
Koreksi Nilai Persediaan sebesar Rp8.485.996.679,41 yang berasal dari Mutasi tambah dari
Dinas Kesehatan, IFK dan DPP-KB dengan rincian tabel sebagai berikut :
Tabel 26
Koreksi Nilai Persediaan per 31 Desember 2021
BLUD Puskesmas Curug
MUTASI TAMBAH /
TAHUN TAHUN
NO Jenis Persediaan KELUAR
2020
(+) (-) 2021
1 Bahan Kimia 0,00 10.494.45,00 0,00 10.494.455,00
2 Suku Cadang Alat Kedokteran 0,00 574.021.500,78 0,00 574.021.500,78
3 Alat Tulis Kantor 0,00 18.596.478,78 0,00 18.596.478,78
4 Perabot Kantor 0,00 27.161.202,00 0,00 27.161.202,00
5 Obat-obatan 0,00 7.855.723.042,84 0,00 7.855.723.042,84
JUMLAH 0,00 8.485.996.679,41 0,00 8.485.996.679,41
Perhitungan Mutasi Masuk dan keluar Koreksi Aset Tetap Yang merupakan mutasi tambah
dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang sesuai
Nomor : 028/54-Dinkes sebesar Rp633.655.246,00 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 27
Mutasi Masuk dan Keluar Koreksi Aset Tetap
BLUD Puskesmas Curug
MUTASI TAMBAH / TAHUN
TAHUN KELUAR
NO ASET TETAP 2021
2020
(+) (-)
1 Carrying/Storage Case 0,00 9.400.000,00 0,00 9.400.000,00
2 Carrying/Storage Case 0,00 18.455.996,00 0,00 18.455.996,00
Universal Test Machine (Alat 0,00 0,00
3 570.588.000,00 570.588.000,00
Laboratorium Umum)
5. Ekuitas Akhir sebesar Rp3.713.476.182,10 yang merupakan nilai ekuitas yang disajikan pada
Neraca yang dihasilkan berdasarkan perhitungan penjumlahan atau pengurangan dari Ekuitas
Awal, Surplus/Defisit-LO, Dampak Kumulatif Perubahan kebijakan/Kesalahan Mendasar dan
Kewajiban untuk dikonsolidasikan.
Nilai ekuitas akhir tahun 2021 menurun dibandingkan ekuitas akhir pada tahun 2020, hal ini
merupakan dampak dari……. Atau penurunan disebabkan oleh meningkatnya surplus deficit LO
dan adanya dampak kumulatif …… (Contoh)
Tabel. 29
Aset per 31 Desember 2021
BLUD Puskesmas Curug
Kenaikan /
No ASET Tahun 2021 Tahun 2020 %
Penurunan
1 Aset Lancar 920.523.043,50 1.097.738.119,51 177.215.076,01 8,78
2 Aset Tetap 3.375.112.901,10 3.163.547.206,82 (211.565.694,28) (3,24)
3 Aset lainnya 165.000.000,00 165.000.000,00 0,00 0,00
Jumlah Aset 4.460.635.944,60 4.426.285.326,33 (34.350.618,27) (0,39)
Perbandingan Komposisi Aset Puskesmas Curug per 31 Desember 2021 dapat dilihat pada
grafik berikut :
Grafik 2
Perbandingan Aset Tahun 2021 dan 2020
ASET
3,500,000,000.00
3,000,000,000.00
2,500,000,000.00
2,000,000,000.00
1,500,000,000.00
1,000,000,000.00
500,000,000.00
-
Aset Lancar Aset Tetap Aset lainnya
Aset BLUD Puskesmas Curug terdiri dari Aset Lancar, Aset tetap dan Aset Lainnya dengan
penjelasan tiap-tiap aset sebagai berikut :
A. Aset Lancar
Aset lancar adalah jenis aset yang dimiliki oleh perusahaan/badan/instansi yang mudah
dicairkan dalam bentuk uang dalam waktu tidak lebih dari satu tahun. Aset lancar pada
BLUD Puskesmas Curug terdiri dari Kas, Piutang Pendapatan, dan Persediaan yang
tercatat per 31 Desember 2020 sebesar Rp1.097.738.119,51 dan dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 30
Aset Lancar per 31 Desember 2020
BLUD Puskesmas Curug
N Tahun Tahun Kenaikan/
Aset Lancar %
O 2021 2020 Penurunan
173.363.281,0
1 Kas di BLUD 446.746.791,00 273.383.510,00 44,09
0
Piutang Lain-lain (PAD Yang
2 0,00 17.450.000,00 17.450.000,00 100
Sah)
747.159.762,5 (113.618.433,99
3 Persediaan 633.541.328,51 (8,23)
0 )
920.523.043,5 1.097.738.119,5
Jumlah 177.215.076,01 8,78
0 1
Pada tahun 2020 Aset Lancar mengalami penurunan sebesar 44,09% dari tahun
sebelumnya senilai Rp273.838.710,00. Menurunnya nilai aset lancar dipengaruhi oleh
menurunnya pendapatan pada tahun 2021, kebijakan optimalisasi target pendapatan pada
periode PBDP-P mengakibatkan BLUD Puskesmas Curug menurunkan target
pendapatan sebesar Rp238.062.000,00 . Berikut ini adalah penjelasan dari aset lancar
pada BLUD Puskesmas Curug per 31 Desember 2021.
1 KAS
Kebijakan Akuntansi
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank (baik rupiah maupun valuta asing)
yang setiap saat dapat digunakan (bebas) untuk membiayai kegiatan pemerintahan.
Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan
menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
Pengakuan
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, terjadinya
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa yang mengakibatkan penurunan ekuitas.
Uang tunai, saldo tabungan/giro, dan cek diakui sebagai kas jika:
1. Dimiliki oleh pemerintah daerah, dan
2. Setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah.
Investasi jangka pendek diakui sebagai setara kas jika:
1. Dimiliki oleh pemerintah daerah;
2. Sangat likuid, dengan masa jatuh tempo tiga bulan atau kurang dari tanggal
perolehan;
2 Piutang
Kebijakan Akuntansi
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar oleh pihak lain kepada pemerintah
daerah dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian, akibat peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau akibat lainnya yang
sah.
Pengakuan
Piutang diakui saat timbul klaim/hak untuk menagih uang atau manfaat ekonomi lainnya
kepada entitas lain
Pengukuran
Piutang karena pendapatan dan piutang karena Tuntutan Perbendaharaan atau Tuntutan
Ganti Rugi diukur sebesar nilai nominal yang tercantum dalam tagihan atau surat
ketetapan. Piutang karena pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yang dikeluarkan
dari kas daerah dan/atau apabila berupa barang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar pada
tanggal pelaporan atas barang/jasa tersebut. Pada tahun 2021 tidak terdapat Piutang pada
BLUD Puskesmas Curug.
3 Persediaan
Kebijakan Akuntansi
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Pengakuan
Persediaan diakui pada saat:
1. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal; atau
2. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah
Pengukuran
Persediaan disajikan sebesar:
1. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.
2. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
3. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Persediaan yang terdapat pada seluruh SKPD dinilai menggunakan metoda Harga
Perolehan Terakhir (HPT) dengan sistem pencatatan metode periodik.
Rincian persediaan pada BLUD Puskesmas Curug per 31 Desember tercatat sebesar
Rp747.159.762.50 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 34
Persediaan Per 31 Desember 2021
BLUD Puskesmas Curug
SALDO
SALDO MUTASI TAMBAH/KURANG
NO PERSEDIAAN AKHIR 2021
AKHIR 2020
(+) (-)
1 Bahan Kimia 23.358.636,00 51.929.455,00 50.611.386,00 24.676.705,00
2 Isi Tabung Gas 25.000,00 14.100.000,00 13.605.000,00 520.000,00
Suku Cadang Alat
3 218.712.299,00 730.529.700,78 601.212.022,78 348.029.976,50
Kedokteran
4 Alat Tulis Kantor 103.206.900,00 111.942.838,78 108.514.838,78 106.634.900,00
5 Kertas dan Cover 6.209.100,00 14.280.350,00 14.093.400,00 6.396.050,00
6 Benda Pos 0,00 1.250.000,00 1.200.000,00 50.000,00
Adanya Donasi serta hibah dari Dinas Kesehatan, IFK dan BKKBN menyebabkan nilai
persediaan Puskesmas Curug meningkat. Saldo persediaan ini merupakan hasil opname
fisik yang dilakukan oleh Tim Auditor Inspektorat Kabupaten Tangerang dengan Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan Laporan Hasil Opname Fisik. Saldo
persediaan per 31 Desember 2020 pada BLUD Puskesmas Curug sebesar
Rp747.159.762,50.
Nilai persediaan pada BLUD Puskesmas Curug berasal dari saldo akhir tahun lalu yang
menjadi saldo awal dan juga dari realisasi belanja barang jasa yang bersumber dari Dana
APBD, BLUD dan adanya mutasi antar instansi dan donasi dikurangi dengan pemakaian
selama tahun 2021 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel. 35
Persediaan Berdasarkan Sumber Penerimaan
BLUD Puskesmas Curug
SUMBER PENERIMAAN
SALDO SALDO
PERSEDIAAN HIBAH ANTAR PEMAKAIAN
AWAL APBD DANA BLUD DONASI AKHIR
INSTANSI
kondisi persediaan BLUD Puskesmas Curug per 31 Desember 2020 dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 36
Kondisi Persediaan Per 31 Desember 2020
BLUD Puskesmas Curug
Barang Barang Dalam Barang
Barang untuk
JENIS PERSEDIAAN Untuk Proses Untuk TAHUN 2021 Kondisi
Operasional
Produksi Produksi Diserahkan
Bahan Kimia 24.676.705,00 0,00 0,00 0,00 24.676.705,00 BAIK
Isi Tabung Gas 520.000,00 0,00 0,00 0,00 520.000,00 BAIK
Suku Cadang Alat Kedokteran 348.029.976,50 0,00 0,00 0,00 348.029.976,50 BAIK
Alat Tulis Kantor 106.634.900,00 0,00 0,00 0,00 106.634.900,00 BAIK
Kertas dan Cover 6.396.050,00 0,00 0,00 0,00 6.396.050,00 BAIK
Benda Pos 50.000,00 0,00 0,00 0,00 50.000,00 BAIK
Bahan Komputer 3.337.500,00 0,00 0,00 0,00 3.337.500,00 BAIK
Perabot Kantor 42.302.397,00 0,00 0,00 0,00 42.302.397,00 BAIK
Alat Listrik 7.846.700,00 0,00 0,00 0,00 7.846.700,00 BAIK
Alat/Bahan Untuk Kegiatan Kantor
14.636.000,00 0,00 0,00 0,00 14.636.000,00 BAIK
Lainnya
Obat 151.766.846,00 0,00 0,00 0,00 151.766.846,00 BAIK
Natura 40.962.688,00 0,00 0,00 0,00 40.962.688,00 BAIK
JUMLAH 747.159.762,50 0,00 0,00 0,00 747.159.762,50 BAIK
Secara keseluruhan kondisi persediaan per 31 Desember masuk ke dalam kategori Baik,
namun berdasarkan Pemeriksaan oleh Tim Inspektorat Kabupaten Tangerang dan Berita
Acara Pemeriksaan Persediaan Usang/Rusak/Kadaluwarsa terdapat jenis persediaan pada
BLUD Puskesmas Curug yang masuk ke dalam kategori usang/rusak/kadaluwarsa senilai
Rp4.474.154,00 yaitu Persediaan Pakai Habis berupa Obat-obatan dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 37
Persediaan Usang/Rusak/Kadaluwarsa
BLUD Puskesmas Curug
Kebijakan Akuntansi
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Pengakuan
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi empat
kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Pengukuran
Aset tetap dinilai dinilai dengan menggunakan metode harga perolehan (acquisition cost)
dikurangi akumulasi penyusutan.
Penyusutan menggunakan metode garis lurus.
Rincian aset tetap per 31 Desember pada BLUD Puskesmas Curug tercatat sebagai berikut :
Tabel. 38
Aset Tetap per 31 Desember 2020
BLUD Puskesmas Curug
N
ASET TETAP Tahun 2021 Tahun 2020 Kenaikan/Penurunan %
O
1 Tanah 80.000.000,00 80.000.000,00 0,00 0,00
2 Peralatan dan Mesin 3.746.888.221,00 3.048.154.225,00 698.733.996,00 22,92
3 Gedung dan Bangunan 4.767.642.868,00 4.767.642.868,00 0,00 0,00
4 Akumulasi Penyusutan (5.219.418.187,90) (4.732.249.886,18) (487.168.301,72) 10,29
JUMLAH ASET
3.375.112.901,10 3.163.547.206,82 211.565.694,28 6,69
TETAP
no…. dan Mutasi Keluar ke dinas mana ? Dengan BAST no… sebesar Rp68.500.000,00
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel. 39
Mutasi Tambah Peralatan dan Mesin
BLUD Puskesmas Curug
Darat Bermotor
Akumulasi Penyusutan Alat Ukur (56.528.333,33) (4.000.000,01) 0,00 (60.528.333,34)
Akumulasi Penyusutan Alat
(56.026.037,89) (1.983.666,43) 0,00 (58.009.704,32)
Pengolahan
Akumulasi Penyusutan Alat Kantor (524.600.561,87) (71.813.146,07) 0,00 (596.413.707,94)
Akumulasi Penyusutan Komputer (247.552.008,30) (32.445.500,03) 0,00 (279.997.508,33)
Akumulasi Penyusutan Alat Studio (40.031.041,66) (312.500,01) 0,00 (40.343.541,67)
Akumulasi Penyusutan Meja Dan
(15.959.375,01) 15.959.375,01 0,00 0,00
Kursi Kerja/Rapat Pejabat
Akumulasi Penyusutan Alat
(706.925.731,85) 42.542.620,26 0,00 (664.383.111,59)
Kedokteran
Akumulasi Penyusutan Unit-Unit
(454.418.442,98) (260.343.499,08) (68.500.000,00) (646.261.942,06)
Laboratorium
Akumulasi Penyusutan Alat
(26.827.500,00) 26.302.500,00 0,00 (525.000,00)
Laboratorium Lingkungan Hidup
Gedung dan Bangunan -
Akumulasi Penyusutan Bangunan
(2.172.864.697,04) (223.953.360,36) 0,00 (2.396.818.057,40)
Gedung Tempat Kerja
JUMLAH (4.732.249.886,18) (555.668.301,72) (68.500.000,00) (5.219.418.187,90)
Penambahan Akumulasi penyusutan pada BLUD Puskesmas Curug berasal dari adanya
penambahan pada aset peralatan dan mesin berupa belanja modal yang tidak menjadi aset
sebesar Rp133.485.000,00 dan adanya Mutasi masuk dari Dinas Kesehatan sebesar
Rp633.748.996,00 dan Mutasi keluar. Dan juga dengan adanya beban penyusutan tahun
berjalan sehingga akumulasi penyusutan per tanggal 31 Desember 2021 tercatat
(Rp5.219.418.187,90).
C. Aset Lainnya
Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar Rp165.000.000,00 merupakan mutasi
tambah dari Dinas Kesehatan berupa Aset Kondisi Rusak Berat/Hilang/Lainnya; Sesuai BA
Rekonsiliasi Aset No… Tgl…
4.4.2 Ekuitas
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih BLUD Puskesmas Curug yang terdiri dari Koreksi Nilai
Persediaan, Perhitungan Mutasi Masuk dan Keluar & Koreksi Aset Tetap, Penyesuaian
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Koreksi Ekuitas Lainnya. Saldo Ekuitas Dana per 31
Desember 2021 sebesar Rp4.460.635.944,60.
BAB V
PENUTUP
tetap dilaksanakan semaksimal mungkin dengan tujuan mencapai target dan sasaran baik dari kinerja
program maupun kinerja keuangan.
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan tersebut tidak lepas dari dukungan dan partisipasi
dari segenap potensi dan komponen masyarakat, kerja keras dan komitmen segenap staf BLUD
Puskesmas Curug yang kesemuanya diarahkan untuk menaikkan taraf kesehatan masyarakat di wilayah
kerja BLUD Puskesmas Curug khususnya, dan Masyarakat Kabupaten Tangerang pada umumnya.
Namun, kami menyadari belum sepenuhnya permasalahan yang timbul selama Tahun 2021 dapat
terselesaikan. Untuk itu, kami akan tetap berupaya untuk melakukan perbaikan dan melakukan inovasi-
inovasi dalam meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat.
Kami menyadari Laporan Keuangan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
membangun kiranya dapat kami terima untuk menciptakan Laporan Keuangan yang baik. Dan pada
akhirnya kami haturkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Keuangan
ini, sehingga Laporan Keuangan BLUD Puskesmas Curug Tahun Anggaran 2021 dapat tersajikan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Tangerang, Februari
2022
Kepala BLUD Puskesmas
Curug
Kabupaten Tangerang
drg. TOHIROH
DAFTAR LAMPIRAN