Anda di halaman 1dari 5

Penulis: Marssy Diana Sampe

Prodi: Sastra Inggris


Asal institusi: Universitas Sanata Dharma

Peningkatan Konsumsi Media di Masa Pandemi Covid-19

Pendahuluan
Saat ini, informasi telah masuk dalam jajaran kebutuhan pokok masyarakat. Arus
informasi yang sangat pesat menjadikan manusia semakin haus akan informasi. Tak
hanya bagi yang kalangan kelas atas, masyarakat menengah ke bawah juga
membutuhkan informasi dalam keseharian mereka sebagai kebutuhan untuk
menjalani aktivitas. Media sebagai penyedia informasi tentu menjadi sangat lekat
dengan manusia, terlebih peran media sebagai sarana hiburan. Di masa pandemi
covid-19 ini, pemerintah dengan lantang menyerukan gerakan work from home
(WFH) atau bekerja dari rumah. Gerakan WFH merupakan gerakan agar
masyarakat melakukan aktivitas bekerja maupun belajar dari rumah masing - masing
untuk mendukung program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Adanya
seruan pemerintah untuk tetap di rumah dan melakukan pekerjaan dari rumah
(WFH) menyebabkan kenaikan pada konsumsi internet serta media di masyarakat
(Admin, 2020).
Media sebagai sarana hiburan sangat berkaitan dengan fenomena new media. New
media atau media baru adalah konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang
terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan (Efendi, Astuti, & Rahayu,
2017). Bentuk- bentuk media baru menurut Effendi dkk (2017) yaitu gawai dengan
seluruh fiturnya mulai dari memotret, mengirim berkas, mengunggah, mengunduh,
dll; kemudian internet, video gim, jenis - jenis media sosial seperti whatsapp,
instagram, youtube, dll. Selama masa pandemi covid-19 ini, penggunaan new media
cenderung terus meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena new media
memiliki keunggulan lebih jauh dibandingkan dengan media konvensional. Menurut
Puspita (2015), keunggulan new media adalah kemampuannya untuk memanjakan
masyarakat melalui kemudahan pencarian informasi dan berkomunikasi yang
ditawarkan.
Seiring dengan derasnya arus informasi di masa pandemi ini, kemampuan manusia
juga terus tumbuh dan mengalami perkembangan. Kecepatan arus informasi juga
berpengaruh terhadap aspek kognitif manusia, yang kemudian mewujud pada
pilihan sikap dan tindakan manusia dalam menghadapi sesuatu. Misalnya dalam hal
memilih media atau konten informasi yang hendak dikonsumsi. Dalam hal ini,
manusia telah menjadi subjek yang aktif. Kecerdasan teknologi telah mendorong
manusia untuk memiliki kemampuan dan kekuasaan terhadap informasi yang
hendak dipilih dan kemudian dicerna dalam benaknya. Teori yang sangat tepat
untuk menjelaskan realitas ini adalah teori use and gratification oleh Elihu Katz, Jay
G. Blumer, dan Michael Gurevitch.
Teori use and gratification pada intinya menganalisis audiens atau khalayak yang
menggunakan media berdasarkan motivasi tertentu. Ketika khalayak merasa bahwa
kebutuhan dan kepuasan terhadap media sudah terpenuhi, media tersebut dapat
dikatakan sebagai media yang efektif (Arifin, 2013). Dalam teori ini, konsumen media
memiliki kebebasan dalam menentukan media apa yang hendak digunakan dan
bagaimana media tersebut berdampak pada dirinya (Amalia, 2015). Aktivitas
tersebut kemudian ditegaskan oleh teori jika audiens dianggap sebagai agensi aktif
dan telah melek media dengan baik, maka mereka paham atas harapan dan
kepuasan yang mereka harapkan (Arifin, 2013).
Esai ini hendak menganalisis peningkatan akses media yang terjadi di masyarakat
melalui new media dan media konvensional. Dengan didukung oleh teori use and
gratification, penulis hendak mengkolaborasi analisis peningkatan akses media
sebagai dampak langsung dari gerakan WFH dengan motif - motif masyarakat
dalam mengakses media.
Isi
Dampak langsung dari gerakan WFH (work from home) selama pandemic covid-19
adalah peningkatan traffic penggunaan media sosial yang cukup signifikan.
Pernyataan ini diperoleh melalui hasil survei oleh lembaga Kantar. Lembaga Kantar
menyatakan bahwa whatsapp merupakan salah satu aplikasi yang jumlah
penggunanya meningkat drastis selama masa pandemi ini. Di Indonesia, pengguna
whatsapp mengalami kenaikan mencapai 40%. Sedangkan di negara lain, lonjakan
pengguna whatsapp mencapai sekitar 51%. Lonjakan jumlah pengguna whatsapp ini
dilandasi oleh keunggulannya dalam hal konsumsi paket data. Whatsapp menjadi
salah satu aplikasi yang ramah paket data karena basis media tersebut berupa
pengiriman teks yang tidak memerlukan banyak paket data. Biaya yang murah
dalam penggunaan whatsapp merupakan keunggulan yang sangat tepat di masa
pandemi ini mengingat bahwa banyak masyarakat yang mengalami penurunan
pendapatan hingga pemutusan hubungan kerja di masa pandemi covid-19 ini. Selain
itu, pengiriman teks dalam media ini juga sangat cepat, yakni 0,52 detik (Prabawati,
2014). Meskipun biaya penggunaan whatsapp ini murah, namun transmisi informasi
yang dihasilkan bisa sangat cepat. Transmisi informasi yang cepat menjadi
kebutuhan utama di masa pandemi ini mengingat ruang gerak masyarakat yang
sangat terbatas, yakni di rumah saja. Biaya yang murah dan kecepatan transmisi
informasi menjadi motif peningkatan jumlah pengguna whatsapp di masa pandemi
covid-19 ini.
Selain whatsapp, jumlah pengguna media sosial instagram juga mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Survei dari platform Klear membuktikan bahwa
pengguna instagram mengalami kenaikan dalam setiap minggu. Dalam studinya,
Klear memaparkan bahwa dalam dua minggu terlihat perubahan bahwa rata - rata
pengguna instagram mengunggah story sebanyak 6,1 kali dalam sehari. Impresi
stories instagram juga meningkat sampai dengan 21% selama periode tersebut
(Patardo, 2020). Hal ini sangat berkaitan erat dengan fungsi instagram sebagai
media yang identik dengan pengekspresian diri. Meskipun hanya tinggal di rumah,
instagram menjadi media untuk mendorong penggunanya tetap eksis dan dikenal
oleh orang lain melalui dunia maya. Hal tersebut merupakan salah satu motif
mengapa jumlah pengguna instagram mengalami peningkatan selama WFH.
Di samping peningkatan jumlah penggunaan dalam platform whatsapp dan
instagram, rupanya YouTube sebagai video sharing-platform juga mengalami
peningkatan. Dengan menggunakan kata kunci “Homeschool”, jumlah video yang
beredar telah meningkat 120% sejak 13 Maret 2020. Masyarakat, secara khusus
kalangan akademisi atau mahasiswa menggunakan media YouTube sebagai media
untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka memperkaya ilmu atau mencari referensi
ketika WFH sedang terjadi. Secara tidak langsung, YouTube telah menjadi media
belajar secara daring mengingat bahwa kegiatan di sekolah maupun kampus di
masa pandemi ini terhenti. Keunggulan YouTube yang di dalamnya terdapat banyak
video yang berisi tentang pembelajaran atau materi kuliah menjadi motif utama
masyarakat mengakses media YouTube. Dari aktivitas pencarian informasi melalui
media YouTube, masyarakat kemudian memperoleh kepuasan dari informasi yang
telah diperoleh.
Selain media sosial, penggunaan media konvensional berupa televisi juga
mengalami peningkatan selama masa pandemi covid-19. Nielsen Television
Audience Measurement (TAM) mencatat bahwa mulai pertengahan Maret 2020,
rata-rata kepemirsaan televisi di 11 kota meningkat (Andriani, 2020). Peningkatan
juga terjadi pada durasi menonton TV yang melonjak lebih dari 40 menit dari rata-
rata 4 jam 48 menit di tanggal 11 Maret dan menjadi 5 jam 29 menit pada 18 Maret.
Masih dalam Andriani, Katherina sebagai Executive Media Nielsen Indonesia
menambahkan bahwa pemberitaan tentang covid-19 dan kebijakan untuk tinggal di
rumah berkontribusi pada peningkatan kepemirsaan program berita sebanyak 25%.
Meskipun tergolong dalam media konvensional, televisi masih menjadi salah satu
media yang digemari masyarakat karena biaya yang murah. Pengguna televisi
(kecuali menggunakan layanan televisi satelit) tidak perlu membayar biaya
langganan akses informasi. Pengguna televisi hanya cukup membeli televisi dan
membayar biaya penggunaan listrik yang sangat terjangkau. Di samping itu, televisi
juga dapat menampilkan informasi dalam bentuk audio- visual. Informasi yang
disampaikan menjadi lebih menarik karena didukung oleh aspek audio dan visual
secara bersamaan. Biaya yang murah dan penyampaian informasi yang menarik
menjadikan televisi sebagai media informasi yang masih sangat laku di masyarakat.
Kombinasi antara biaya yang murah dan pengemasan informasi yang menarik telah
memberikan kepuasan masyarakat dalam mengakses informasi. Melalui televisi,
masyarakat dapat mengakses berita mengenai perkembangan pandemi covid-19
dengan biaya murah, namun dengan pengemasan berita yang menarik.
Kesimpulan
Situasi WFH yang menyebabkan peningkatan akses media merupakan bukti dari
kehadiran teori use and gratification. Masyarakat atau individu memiliki kuasa penuh
untuk memilih dan menggunakan atau mengkonsumsi media. Dengan pilihan akses
media tersebut, masyarakat pun merasa puas karena motif - motif mereka terpenuhi.
Seperti yang telah disebutkan pada contoh - contoh di atas, telah terjadi peningkatan
konsumsi media melalui platform new media seperti whatsapp, instagram, youtube,
dan media konvensional televisi. Jumlah pengguna whatsapp di Indonesia
mengalami kenaikan mencapai 40% karena whatsapp merupakan media yang
ramah paket data. Impresi stories instagram meningkat sampai dengan 21% selama
masa pandemi karena masyarakat memerlukan media ekspresi diri. Jumlah video
yang beredar di platform youtube meningkat 120% sejak 13 Maret 2020 dengan
menggunakan kata kunci “homeschool” karena kegiatan belajar di sekolah maupun
kampus terhenti. Sejak pertengahan Maret 2020, terdapat peningkatan rata - rata
kepemirsaan televisi di 11 kota karena masyarakat memerlukan informasi
perkembangan pandemi covid-19.

Daftar Pustaka
Admin. (2020). EXCL: Penerapan Work From Home Tingkatkan Akses ke Jaringan Internet.
Diakses dari
https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=EXCL Penerapan_Wor
k_From_Home_Tingkatkan_Akses_ke_Jaringan_Internet&news_id=117047&group_
news=IPOTNEWS&taging_subtype=PG002&name=&search=y_general&q=,&halam an=1
Amalia, R. (2015). Efek Tayangan on the Spot Terhadap Pesan Media Massa Bagi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman. Diakses dari
http://ejournal.ilkom.fisip- unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2015/04/JURNAL (04-09-15-
06-48-39).pdf,
Andriani, D. (2020). Dampak Virus Corona, Masyarakat Makin Sering Nonton Berita.
Diakses dari https://lifestyle.bisnis.com/read/20200323/220/1216873/dampak-virus-corona-
masyarakat-makin-sering-nonton-berita-.
Arifin, P. (2013). Persaingan Tujuh Portal Berita Online Indonesia berdasarkan Analisis Uses
and Gratifications. Diakses dari https://doi.org/10.24002/jik.v10i2.353.
Dyah, Nur Prabawati. (2014). Analisis Perbandingan Kecepatan Pengiriman Pesan Pada
Aplikasi Instan Messenger. Diakses dari
http://publication.gunadarma.ac.id/handle/123456789/11423
Efendi, A., Astuti, P. I., & Rahayu, N. T. (2017). Analisis Pengaruh Penggunaan Media Baru
Terhadap Pola Interaksi Sosial Anak Di Kabupaten Sukoharjo. Diakses dari
https://doi.org/10.23917/humaniora.v18i2.5188.
Hardyanti, W. (2017). Diskrepansi Kepuasan Pembaca Media Online Islam: Studi
Komparatif Kesenjangan Kepuasan Membaca Situs eramuslim.com di Kalangan Dosen dan
Mahasiswa di Malang. Diakses dari https://doi.org/10.22219/sospol.v3i1.4968.
Haryanto, A. T. (2020). Riset: Ada 175,2 Juta Pengguna Internet di Indonesia. Diakses dari
https://inet.detik.com/cyberlife/d-4907674/riset-ada-1752-juta-pengguna-internet-di-
indonesia.
Patardo, H. (2020). Trafik media sosial meningkat selama masa pandemi corona. Diakses
dari https://www.tek.id/tek/trafik-media-sosial-meningkat-selama-masa-pandemi-corona-
b1ZJU9hu4.
Puspita, Y. (2015). Pemanfaatan New Media dalam Memudahkan Komunikasi dan
Transaksi Pelacur Gay. Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/222348-
pemanfaatan-new-media-dalam-memudahkan-k.pdf.
Sandi, R. (2020). Selama WFH, Hasil Pencarian YouTube Terkait Belajar di Rumah
Meningkat Signifikan. Retrieved from AKURAT.CO: https://akurat.co/iptek/id- 1107220-read-
selama-wfh-hasil-pencarian-youtube-terkait-belajar-di-rumah- meningkat-signifikan
Suparmo, L. (2017). Uses and Gratifications Theory dalam Media Sosial WA (WhatsApp).
Diakses dari https://doi.org/10.21009/communicology.062.02.

Utami, F. A. (2020). Apa Itu Self-Quarantine? Diakses dari


https://www.wartaekonomi.co.id/read276864/apa-itu-self-quarantine/0
Utomo, D. A. (2013). Motif Pengguna Jejaring Sosial Google + Di Indonesia. Diakses dari
http://publication.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/929.

Anda mungkin juga menyukai