Oleh: Tri Untoro dan Thomas Sukardi, Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: triuntoro95@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kesiapan kerja siswa antara kelompok
yang diberi perlakuan berupa Bimbingan Kejuruan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan
Bimbingan Kejuruan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen. Responden
pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Mesin di SMK N 2 Wonosari. Data penelitian
didapatkan menggunakan kuesioner/angket yang diberikan pada pretest dan posttest. Data kemudian
dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesiapan
kerja yang signifikan antara kelompok eksperimen yang diberi materi Bimbingan Kejuruan dengan
kelompok kontrol yang tidak diberi materi Bimbingan Kejuruan, serta terdapat peningkatan kesiapan kerja
pada kelompok eksperimen.
Abstract
This study aims to determine the differences in student work readiness between groups that are treated in the
form of Vocational Guidance with groups that are not given Vocational Guidance treatment. This type of research
is a quasi-experimental study. Respondents in this study were students of class XI Mechanical Engineering
Department at SMK N 2 Wonosari. The research data were obtained using a questionnaire / questionnaire given to
the pretest and posttest. Data were analyzed descriptively quantitatively. The results of this study indicate that there
are significant differences in work readiness between the experimental group who were given Vocational Guidance
material and the control group who were not given Vocational Guidance material, and there was an increase in work
readiness in the experimental group.
Frekuensi
20
(2016:107), angket dikatakan reliabel jika nilai 15
10 6
Cronbach Alpha > 0,6. Berdasarkan hasil analisis 2
5 0
reliabilitas di atas bahwa diperoleh nilai Cronbach 0
Alpha sebesar 0,917 yang artinya lebih besar dari Rendah Sedang Tinggi Sangat
tinggi
0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa angket
Kategori
kesiapan kerja reliabel (konsisten).
20
pretest dan niai posttest yang dilakukan pada 15
10
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 5 0 0
5
Berikut disajikan deskripsi data hasil pretest dan 0
Rendah Sedang Tinggi Sangat
posttest kesiapan kerja dari kelompok eksperimen tinggi
dan kelompok kontrol. Kategori
Frekuensi
20
eksperimen) di atas terlihat bahwa tidak ada siswa 15
dengan kesiapan kerja kategori Rendah dan Sangat 10 6
5 0 2
Rendah, untuk kategori Tinggi dialami oleh 25 0
siswa dan untuk kategori Sangat Tinggi dialami Rendah Sedang Tinggi Sangat
tinggi
oleh 5 siswa.
Kategori
Salah satu kondisi yang harus dipenuhi
agar penelitian eksperimen dapat dilanjutkan ke
tahap selanjutnya adalah kondisi awal kelompok Gambar 3. Histogram Pengkategorian Kesiapan
kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki Kerja (Posttest Kelompok Kontrol)
perbedaan yang signifikan. Kondisi awal ini
diketahui dengan cara melakukan uji beda (uji t) Berdasarkan gambar visualisasi histogram
terhadap hasil pretest kelompok kontrol dan kategorisasi kesiapan kerja (pretest kelompok
kelompok eksperimen. Syarat utama sebelum eksperimen) di atas terlihat bahwa tidak ada siswa
melakukan uji beda adalah data yang akan diuji dengan kesiapan kerja kategori Rendah, sementara
harus normal dan homogen. Setelah melakukan uji untuk kategori Sangat Rendah dialami oleh 2
normalitas dan homogenitas terhadap pretest siswa, untuk kategori Tinggi dialami oleh 22 siswa
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan untuk kategori Sangat Tinggi dialami oleh 6
maka didapat kesimpulan data tersebut normal dan siswa.
homogen.
Pada penelitian ini uji beda (uji t) Deskripsi Data Posttest Kesiapan Kerja
dilakukan dengan bantuan program Excel 2013. Kelompok Eksperimen
Hasil uji beda terhadap hasil pretest kelompok Berdasarkan rekapitulasi posttest kesiapan
kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh kerja kelompok kontrol, diperoleh data analisis
𝑡 = 0,17. Kemudain 𝑡 tersebut deskriptif berupa mean sebesar 76,23; median
dibandingkan dengan 𝑡 dua pihak dengan df = sebesar 75; modus sebesar 71 dan standar deviasi
58, taraf signifikansi 5% maka diperoleh 𝑡 sebesar 6,48. Adapun histogram pengkategorian
satu pihak = 1,67. Dilihat dari nilai 𝑡 dan kesiapan kerja ditunjukkan pada Gambar 4.
𝑡 satu pihak diperoleh perbandingan yaitu
𝑡 lebih kecil dari 𝑡 (0,17 < 1,67), maka 30
25
dinyatakan tidak ada perbedaan secara signifikan 21
Frekuensi
20
antara kesiapan kerja siswa kelompok kontrol 15
10 9
dengan kesiapan kerja siswa kelompok 5 0 0
eksperimen sebelum diberikan perlakuan. 0
Rendah Sedang Tinggi Sangat
tinggi
Deskripsi Data Posttest Kesiapan Kerja Kategori
Kelompok Kontrol
Berdasarkan rekapitulasi pretest kesiapan
kerja kelompok kontrol, diperoleh data analisis Gambar 4. Histogram Pengkategorian Kesiapan
deskriptif berupa mean sebesar 74,03; median Kerja (Posttest Kelompok
sebesar 75; modus sebesar 75 dan standar deviasi Eksperimen)
sebesar 5,65. Adapun histogram pengkategorian
kesiapan kerja ditunjukkan pada Gambar 3. Berdasarkan gambar visualisasi histogram
kategorisasi kesiapan kerja (posttest kelompok
eksperimen) di atas terlihat bahwa tidak ada siswa
dengan kesiapan kerja kategori Rendah dan Sangat
6 Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Edisi ... Volume ... Tahun 2019
Rendah, untuk kategori Tinggi dialami oleh 21 Uji Hipotesis
siswa dan untuk kategori Sangat Tinggi dialami Jenis uji statistik yang digunakan dalam
oleh 9 siswa. menguji hipotesis adalah dengan munggunakan uji
independent samples t-test untuk menjawab
Perbandingan Kesiapan Kerja Kelompok rumusan masalah, yaitu apakah terdapat perbedaan
Eksperimen dan Kelompok Kontrol kesiapan kerja siswa yang diberi materi bimbingan
Berdasarkan uraian-uraian hasil analisis kerjuruan dengan siswa yang tidak diberi materi
pretest dan posttest kesiapan kerja kelompok bimbingan kejuruan.
kontrol dan kelompok eksperimen di atas maka Berdasarkan hasil uji independent samples
dapat dibandingkan kondisi kesiapan kerja t-test pada posttest kesiapan kerja kelompok
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan eksperimen dan kelompok kontrol dapat
berupa bimbingan kejuruan dengan kelompok disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
kontrol yang tidak diberi perlakuan. Perbandingan kesiapan kerja pada dua kelompok tersebut. Hal
kesiapan kerja ditunjukkan pada Tabel 5. ini dibuktikan dengan nilai Sig. (2-tailed) yang
dihasilkan dalam uji independent samples t-test
Tabel 5. Perbandingan Kesiapan Kerja Kelompok sebesar 0,019. Dapat disimpulkan terdapat
Eksperimen dan Kelompok Kontrol perbedaan kesiapan kerja kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen karena nilai Signifikansi
Pre- Post- Persentase pada dua kelompok tersebut <0,05.
Kelompok
Test Test Perbandinagn Jika nilai Sig. (2-tailed) pada hasil uji
Eksperimen 74,03 76,23 2,2 independent samples t-test <0,05 maka dapat
Kontrol 74,33 73,83 -0,5 dikatakan data tersebut memiliki perbedaan yang
signifikan. Berdasarkan hasil uji independent
Berdasarkan tabel di atas, pada kelompok
samples t-test pada post test kesiapan kerja
eksperimen terjadi kenaikan sebesar 2,97% setelah
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diberi perlakuan. Dan rerata posttest kelompok
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
kontrol lebih kecil dibandingkan pretest-nya, yaitu
kesiapan kerja pada dua kelompok tersebut. Hal
73,83 < 74,33. Pada kelompok kontrol terjadi
ini dibuktikan dengan hasil Sig. (2-tailed) yang
penurunan kesiapan kerja sebesar 0,67% yang
dihasilkan dalam uji independent samples t-test
ditunjukkan dengan tanda negatif. Perbandingan
memiliki nilai 0,019 yang berarti <0,05. Hal ini
antara pretest dengan posttest kelompok kontrol
membuktikan bahwa terdapat perbedaan kesiapan
dan kelompok eksperimen ditunjukkan pada
kerja siswa yang diberi materi bimbingan kejuruan
Gambar 5.
dengan siswa yang tidak diberi materi bimbingan
kejuruan.
80 74.03 76.23 74.33 73.83
Nilai Rerata
60
SIMPULAN DAN SARAN
40
Simpulan
20
Berdasarkan hasil penelitian dan
0
pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa,
Eksperimen Kontrol
Pre Test kesiapan kerja siswa pada kelompok yang diberi
Kelompok perlakuan berupa materi bimbingan kejuruan
Post Test
(kelompok eksperimen) lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang tidak diberi materi bimbingan
Gambar 5. Perbandingan Kelompok Eksperimen
kejuruan (kelompok kontrol). Hal tersebut
dan Kelompok Kontrol
ditunjukkan dari hasil perhitungan rerata nilai
posttest kesiapan kerja siswa kelompok
eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol,
yaitu rerata nilai posttest kelompok eksperimen
Pengaruh Bimbingan Kejuruan .... (Tri Untoro dan Thomas Sukardi) 7
sebesar 76,23. Sedangkan rerata nilai posttest pada sekolah menengah kejuruan agar siswa dapat
kelompok kontrol sebesar 73,83. Maka diperoleh memahami dan mengungkap kapasitas,
perbedan nilai rerata posttest kedua kelompok ketertarikan, kecerdasan, ketangkasan, serta
sebesar 2,4. mengetahui pilihannya dalam berkarir.
Perbedaan kesiapan kerja siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diperkuat DAFTAR PUSTAKA
melalui hasil uji beda (independent samples t-test)
dengan hasil signifikansi sebesar 0,019. Perbedaan Depdikbud. (2003). Undang-Undang Republik
kesiapan kerja kedua kelompok tersebut Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang
dinyatakan signifikan karena nilai signifikansi Sistem Pendidikan Nasional.
yang diperoleh dari hasil uji independent samples Agus Fitriyanto. (2006). Ketidakpastian
t-test adalah <0,05. Berdasarkan hasil perhitungan Memasuki Dunia Kerja karena Pendidikan.
statistik di atas menunjukkan bahwa, pemberian Jakarta: Dineka Cipta.
materi bimbingan kejuruan memberikan pengaruh Munandir. (1998). Program Karier di Sekolah.
yang baik bagi kesiapan kerja siswa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan
Saran
Tenaga Akademik
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian perlakuan berupa bimbingan Eka Nurrahmah. (2014). Pengaruh Hasil Praktik
kejuruan berpengaruh pada kesiapan kerja siswa. Kerja Industri, Peran Bimbingan Karir, dan
Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan
Untuk itu disarankan agar bimbingan kejuruan
Kerja Siswa SMK Kelompok XI
dapat direalisasikan di Sekolah Menengah Kompetensi Keahlian Multimedia Se-
Kejuruan oleh guru dalam bentuk ceramah di Kodya Yogyakarta. Skripsi. Fakultas
ruang kelas dan ditambah dengan tanya jawab Teknik Unversitas Negeri Yogyakarta.
(diskusi) antara siswa dengan guru, hal ini guna Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuatitatif,
menunjang kesiapan kerja siswa sebelum lulus Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
sekolah.
Thomas Sukardi & Putut Hargiyanto. (2007).
Jika ingin mengadakan bimbingan Peran Bursa Kerja Khusus Sebagai Upaya
kejuruan yang diberikan dalam bentuk ceramah Penempatan Lulusan SMK dalam Rangka
diruang kelas, maka guru harus memahami Terwujudnya Link and Match antara
bagian-bagian penting dalam bimbingan kejuruan Sekolah dengan Dunia Industri. Jurnal
yang ditunjukkan untuk kesiapan kerja siswa, Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 16
(2), 141-163.
seperti wawasan tentang industri, dunia kerja,
perkembangan teknologi dan juga tips-tips Wiratna Sujarweni. (2016). Kupas Tuntas
berkarir baik di industri maupun untuk Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
berwirausaha sesuai bidang keahliannya.
Bimbingan kejuruan perlu diorganisasikan di