Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Zulfa Fazliana Syambodi


Nim : 221340089
Jur/Kel/Smt : Bimbingan Konseling Islam (BKI)/C/1
Mata Kuliah : Pengantar Psikologi
Dosen Pengampu : Dr. Yogi Damai Syaputra, M.Pd

1) Pengertian mengenai resiliensi yaitu, suatu usaha atau skill yang dapat survive dari suatu
kesulitan ataupun masalah dan dapat diukur melalui tarafnya masing-masing, atau taraf
dengan segi tinggi maupun rendah. Dan resiliensi dapat berkembang dengan adanya
dorongan penuh yaitu belajar, dengan seiring berjalannya waktu, maka kemampuan
resiliensi dapat jauh lebih baik. Sehingga, ketika seseorang mendapatkan masalah, maka
suatu masalah dalam kehidupannya akan terlihat mudah dan bisa diatasi. Juga, terdapat
beberapa factor yang bisa mempengaruhi resiliensi, yaitu:
a. Spriritualitas (suatu faktor yang dapat mempengaruhi resiliesi manusia, seperti
hubungan dirinya dengan Than-Nya, menenangkan diri dengan cara beribadah, dan
bertawakal).
b. Self Efficacy (suatu faktor mempercayai diri sendiri bahwasannya dia bisa bangkit atau
bisa terhadap sesuatu yang akan dilewatinya dalam kata lain kepercayaan diri terhadap
suatu kemampuan yang ada pada dirinya dan akan berhasil)
c. Optimisme (suatu faktor yang mendukung adanya resiliensi diri, dengan keyakinan dan
harapan yang baik akan terjadi pada dirinya)
d. Self Esteem (suatu faktor yang penting, yaitu dengan menerima diri sendiri walaupun
didalam keadaan yang sulit, dan menghargai juga mencintai diri sendiri)
e. Dukungan Sosial (suatu faktor yang berasal dari luar diri, yaitu dengan support atau
dukungan orang sekitar untuk bisa survive dari suatu masalah yang dihadapinya)
Menurut saya, resiliensi harus ditingkatkan, supaya jika datangnya masalah dalam
kehidupan kita. Kita dapat bangkit dari masalah tersebut. Karena didalam kehidupan
pasti selalu ada masalah, dan masalah tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika
masalah datang, seseorang bisa tenang, dan merasa wajar dengan adanya masalah,
sehingga tidak merasa terpuruk sendiri. Dan faktor diatas bisa dilakukan untuk
meningkatkan resiliesnsi didalam diri, terutama mencintai diri sendiri terlebih dahulu
sehingga munculnya rasa kepercayaan didalam diri.
Rujukan :
Bernard, Fostering, 23 (http://digilib.uinsby.ac.id/7403/)
Vallahatullah Missasi and Indah Dwi Cahya Izzati, ‘Faktor–Faktor Yang
Mempengaruhi Resiliensi’, in Prosiding Seminar Nasional Magister Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan, 2019, pp. 433–41.
(http://www.seminar.uad.ac.id/index.php/snmpuad/article/view/3455)

2) Perilaku manusia, menurut saya sama halnya dengan teori psikoanalitik yaitu bagaimana
perilaku dapat terbentuk. Perilaku sendiri menurut beberapa ahli seperti (Notoatmodjo,
2003). Yang mengatakan bahwasannya perilaku merupakan suatu kegiatan sehari-hari atau
aktivitas yang biasa dilakukan seperti berjalan, membaca, bekerja danlain sebaginya. Dan
terdapat faktor yang dapat mempengaruhinya seperti:
a. Faktor biologis ( yaitu faktor lingkungan. Ya, lingkungan sekitar dapat mempengaruhi
munculnya perilaku manusia, seperti yang dia lihat sejak kecil bagaimana orang tuanya
bersikap, maka akan mengikuti)
b. Faktor sosiopsikologis ( yaitu faktor dimana sikap emosional didalam diri atau
intlektual)
c. Sikap (suatu tindakan diri yang terdapat nilai didalamnya)
d. Emosi (perubahan mood didalam diri)
e. Sikap kognitif (kepercayaan diri yang bisa berfaktor terhadap sikap kita ke orang
sekitar)
Rujukan : Soekidjo Notoatmodjo, ‘Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan’, 2003.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/view/450
Sedangkan emosi, emosi merupakan suatu sikap yang bisa muncul kapan saja, dengan
ciri-ciri denyut jantung yang bergerak lebih cepat, dan emosi merupakan ekspresi dari
dalam diri dan ekspresi tersebut bersifat kuat, sehingga emosi bisa memunculkan
beberapa ekspresi seperti marah,nada suara juga sulit terkontrol diri. Hal-hal yang
mempengaruhi emosi yaitu :
a. Stress (karna banyaknya tekanan bisa memunculkan sikap galak atau mudah
marah)
b. Kurang tidur (karena kurangnya tidur,kondisi fisik menjadi lelah dan gampang
emosi)
c. Kondisi medis (seperti sakit gigi, bisa terpancing emosi)
d. Gen (salah satu faktor yaitu gen yang bisa terjadinya tersulut emosi)

Rujukan : Soekidjo Notoatmodjo, ‘Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan’, 2003.


https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/view/450

https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1332492/penyebab-emosi-meledak-
ledak

3) PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI


Kepercayaan diri merupakan suatu rasa yang dapat menentukan seseorang terhadap sesuatu
yang dihadapinya. Dengan kata lain seperti menerima kenyataan, berfikir positif, bersikap
opitisme. Menurut para ahli sendiri, kepercayaan diri merupakan kemampuan dasar untuk
dapat menentukan arah dan tujuan hidupnya (Angelis, 1997). Seperti salalh satu artikel
yang sudah dianalisis oleh saya bahwa kepercayaan diri sangat berpengaruh terhadap
sesuatu yang dihadapinya, seperti mencontek ketika ulangan yang dibahas pada salah satu
artikel jurnal .Salah satu penyebab terjadinya kegiatan contek mencontek karena adanya
rasa tidak percaya diri saat mengerjakan semua ujian yang dihadapi, sehingga dengan rasa
itu memunculkan kecurangan dengan cara mencontek. Dan orang yang mencontek telah
dikatakan hilang rasa percaya di dalam dirinya, karena dengan jawaban yang ia tahu saja
bahkan merasa bukanlah jawaban yang benar, sehingga ia memastikan lagi dengan cara
mencontek.
Rujukan : Anugrahening Kushartanti, ‘Perilaku Menyontek Ditinjau Dari Kepercayaan
Diri’, 2009 (https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/1451).

MENUMBUHKAN RASA KEPERCAYAAN DIRI SISWA


Kemudian pada artikel jurnal yang kedua, menurut para ahli, salah satunya (IngePudjiastuti
A, 2010: 40) percaya diri merupakan kemampuan yang dimiliki untuk melakukan sesuatu
atau menunjukkan penampilan tertentu. Dan terdapat faktor yang bisa mempengaruhi
kepercayaan diri. Yaitu dengan bentuk wajah, seperti halnya wajah yang memiliki jerawat,
tentunya akan adanya rasa ketidak percayaan diri. Yang kedua faktor ekonomi, dimana ini
menjadi salah satu penyebab kurangnya rasa percaya diri. Ketiga, penyesuaian diri seperti
kurangnya supel dalam lingkungan tertentu, dan beberapa faktor lainnya. Cara
pengembangan diri yaitu dengan cinta juga rasa aman ,kesehatan, sumber daya, dan
dukungan sekitar bisa menjadi salah satu faktor yang bisa mengembangkan kepercayaan
diri.
Rujukan : Zulfriadi Tanjung and Sinta Amelia, ‘Menumbuhkan Kepercayaan Diri Siswa’,
JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 2.2 (2017).
(https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti/article/view/205/249)

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN CITRA DIRI PADA


REMAJA AKHIR
Kepercayaan diri pada masa remaja sangatlah penting, dan percaya diri bisa menimbulkan
rasa ragu, tidak bisa berbuat banyak dan selalu merasa payah atau takut. Dan rasa percaya
diri adanya kelemahan yang menyebabkan penghambatan suatu tujuan. Didalam artikel
jurnal ini, penulis melakukan penelitian didalam lingkungan sekolah. Dan rata-rata dari
mereka memiliki kepercayaan diri yang sedang. Yang berarti perlunya peningkatan lebih
percaya diri. Dan percaya diri bisa dicari penyebab yang bisa mempengaruhinya. Banyak
faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, seperti pola asuh orang tua, dipermalukan ,
bahkan terdapatnya tindakan criminal pelecehan seksual menjadi penyebab rendahnya
kepercayaan diri, bahkan sampai hilang kepercayaan diri dalam remaja.
Rujukan : Emria Fitri, Nilma Zola, and Ifdil Ifdil, ‘Profil Kepercayaan Diri Remaja Serta
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi’, JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 4.1
(2018), 1–5.
http://www.jurnal.iicet.org/index.php/jppi/article/view/182/211

Anda mungkin juga menyukai