Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


SMF NON BEDAH: GIZI KLINIK
RSUD PROF.Dr. H.M.ANWAR MAKKATUTU BANTAENG
TAHUN 2019 – 2021

KELAINAN LETAK

1. Pengertian (Definisi) keadaan sumbu panjang janin tegak lurus terhadap sumbu
panjang ibu Persalinan dengan ubun-ubung kecil dibelakang:
suatu keadaan yang disebabkan karena kegagalan rotasi
interna. Presentasi Majemuk : terabanya anggota badan
(umumnya ekstremitas) disamping kepala/bokong
2. Anamnesis Sesuai riwayat antenatal care sebelumnya, namun perlu
konfirmasi pemeriksaan fisik Pemeriksaan luar dan
pemeriksaan dalam Pemeriksaan fisik (pemeriksaan luar dan
pemeriksaan dalam),
3. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan indeks massa tubuh 17-18,49 kg/m2
2. Pemeriksaan lingkar lengan atas (LLA) 22-23 cm
3. Pemeriksaan komposisi tubuh dengan BIA
4. Kehilangan lemak subkutan (kosta terlihat, kehilangan
lemak area trisep) derajat ringan
5. Kehilangan massa otot ((interosseus, trisep , bisep ,
pectoralis, gastrocnemius) derajat ringan
6. Edema ekstremitas tidak ada atauderajat ringan (+1 )

4. Kriteria Diagnosis 1. Pemeriksaan antropometri: IMT 17,0-18,49 Kg/m2 atau


LLA 22 -23 cm
2. dan atau memilki 2 atau lebih kriteria di bawah ini:
 Asupan <75% dari kebutuhan energi selama >7 hari
pada penyakit akut , ≥1 bulan pada penyakit kronis
 Penurunan berat badan 5% dalam 1 bulan
 Kehilangan lemak subkutan (kosta terlihat, kehilangan
lemak area trisep) derajat ringan
 Kehilangan massa otot (interosseus, trisep , bisep ,
pectoralis, gastrocnemius) derajat ringan
 Edema ekstremitas tidak ada atau derajat ringan (+1 )

5. Diagnosis Banding        Myoma uteri subserosa (D25)


       Keganasan ovarium (C56)
       Appendisitis (K35)
6. Pemeriksaan 1. GDS
Penunjang 2. Darah rutin
3. Elektrolit (Na, K, Cl)
4. Albumin serum
5. Protein total
6. Total Lymphosit Count (TLC)

7. Terapi 1. Kebutuhan energi basal (KEB) dengan menggunakan


rumus Harris Benedict

1
Laki-laki = 66.47 + (13.75 x BB) + (5.003 x TB) - (6.76 x U)
Perempuan= 655.1 + (9.56 x BB) + (1.85 x TB) - (4.68 x U)

Kebutuhan energi total (KET) : KEB +30% atau dikalikan


dengan faktor stres (1,2 - 1,3) dan faktor aktifitas (1,1 -1,2) atau
35-40 kkal/kg/hari
dengan peningkatan secara bertahap
2. Komposisi Makronutrien:
a. Karbohidrat :50-55% kalori total
b. Protein 1.2 – 1,5 gram/kgBBI/hari (10-15% kalori
total) tanpa gangguan fungsi ginjal, bila terdapat
gangguan fungsi ginjal: 0,6-0,8gram/kgbb/hari
c. Lemak: 30-35% kalori total
3. Komposisi mikronutrien:
Suplemen vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan
Penyakit utama/penyakit yang mendasari terjadinya
Malnutrisi.
4. Kebutuhan cairan 35-40 cc/kgbb
5. Jalur Pemberian Nutrisi:
a. Pasien dapat mencapai 75 - 100 % dari target
pemberian melalui pemberian peroral, lanjutkan
pemberian diet dan monitoring
b. Pasien hanya mencapai <75% dari target pemberian
melalui pemberian peroral dalam 48 jam , mulai
pemberian suplemen nutrisi oral /formula tinggi kalori
atau kombinasi dengan nutrisi enteral melalui pipa
makanan. Evaluasi dalam 48 jam.
c. Jika asupan pasien <50% dari target pemberian dalam
48 jam,anjurkan pemasangan pipa makanan (full tube
feeding) dengan formula tinggi kalori. Evaluasi dalam
48 jam. Jika tidak memungkinkan berikan
d. Melalui parenteral : Nutrisi Parenteral (ICD9-CM 99.15)
6. Jenis Diet peroral: Makanan biasa/makanan lunak 3
kali,selingan formula tinggi kalori 3- 4 kali
Jenis Diet enteral : Formula RS dan atau formula komersil
tinggi kalori 6-8 kali pemberian
Jenis diet parenteral perifer.

8. Edukasi
Hospital Health Promotion) 1. Motivasi pasien mengkonsumsi makanan sesuai anjuran
2. Perhatikan variasi makanan setiap hari
3. Pentingnya status gizi dan nutrisi yang baik untuk proses
penyembuhan penyakit
4. Kontrol secara teratur sampai status gizi mencapai normal

9. Prognosis Advitam : dubia/bonam/malam


Ad sanationam : dubia /bonam/malam
Adfungsionam : dubia /bonam/malam
10. Indikator Medis Kriteria pemulangan (dua atau lebih):
1. Asupan ≥80 % target kebutuhan
kalori
2. Status gizi membaik
3. Kondisi klinis membaik/komorbid
atau komplikasi teratasi

2
11. Kepustakaan
Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran :
Tata laksana Malnutrisi Pada Dewasa. Kemenkes RI nomor
hk.01.07/menkes/393/2019.

Anda mungkin juga menyukai