OBESITAS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................2
TABEL DAN SKENARIO............................................................................................................3
Skenario....................................................................................................................................3
Tabel..........................................................................................................................................4
Mekanisme................................................................................................................................5
BAB 1 KATA SULIT....................................................................................................................6
BAB 2 DAFTAR MASALAH .......................................................................................................7
BAB 3 HIPOTESA........................................................................................................................8
BAB 4 PETA MASALAH.............................................................................................................9
BAB 5 TUJUAN PEMBELAJARAN..........................................................................................10
BAB 6 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................11
1. Metabolisme Tubuh.........................................................................................................11
2. Obesitas............................................................................................................................27
3. BHP..................................................................................................................................31
4. PHOP...............................................................................................................................32
BAB 7 PETA KONSEP...............................................................................................................34
BAB 8 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................36
Langkah 2
Setelah anak ke duanya lahir, dia menderita diabetes tipe 2 dan hipertensi. Dokternya
tidak terlalu memperhatikan masalah berat badannya dan hanya meresepkan obat anti
hipertensi dan diabetes untuk obatnya. Ketika dia datang ke dokter lagi untuk pemeriksaan
rutin, dokter hanya menyarankan dosis obat atau suntikan insulin yang lebih tinggi, tetapi dia
ragu-ragu untuk menuruti saran dokter.
Selama 5 tahun terakhir, pasien kurang aktivitas karena hernia perutnya. Dia
sebelumnya telah mencoba menurunkan berat badannya sendiri berkali-kali. Dia pernah
menyewa pelatih pribadi untuk membantunya berolah-raga, melakukan sesi mingguan
dengan ahli terapi fisik dan berbagai kegiatan lainnya, tetapi tidak ada yang berhasil.
Wanita ini memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat. Dietnya tinggi lemak dan
tinggi kalori, meskipun dia tahu tentang makanan sehat. Dia mengaku makan berlebihan
(binge eating), terutama saat sedang bad mood. Dia minum sekitar 2,5 liter soda diet dan jus
diet dalam sehari
Langkah 3
Pengukuran antropometrik pada pasien:
Berat :125 kg
Tinggi : 1,61 m
Indeks massa tubuh (BMI) : 48,2kg/m2 (morbidly obese)
Prosentase lemak tubuh (body fat percentage) : 52,2%
Bioelectrical impedance analysis (BIA) : 65 kg massa lemak
Resting Metabolic Rate (RMR) :1828 kcal
Tanita Body Composition Analyzer BC-418) untuk menganalisis komposisi tubuh, seperti
berat badan, Lean Body Mass (LBM), Total Body Water (TBW), Fat Free Mass (FFM) dan
Basal Metabolic Rate (BMR).
Dalam 2 bulan terakhir:
Hba1c : 8,8% sampai 11,7% (N:<5,7%)
Tekanan darah :160/95 mm Hg.
LDL-Kolesterol : 450 mg/dl (N : 150 -220 mg/dl),
Trigliserida : 650 mg/dl (N : 150 -250 mg/dl ).
Langkah 4 (Epilog)
Dokter merancang rencana diet 1200 – 1600 kkal dan pengaturan aktivitas fisik
untuknya, dengan harapan penurunan 400 kkal per hari. Secara teoritis, ini akan membuat
BBnya turun 0,5 kg dalam 2 minggu. Dia juga harus mengikuti program manajemen berat
badan di klinik dua kali seminggu selama enam minggu ke depan.
Karena penurunan asupan karbohidrat (simple carbohydrate), dia diminta untuk
memeriksa kadar gula darahnya 3 kali/hari, membuat catatan dan menyerahkan ke dokter
pada kunjungan berikutnya. Dia juga diajari bagaimana mengurangi dosis obat diabetesnya
berdasarkan kadar gula darahnya.
TABEL
*mekanisme
Perempuan 38 tahun
Riwayat: Hipertensi,
obesitas dan diabetes
mellitus tipe 2
BAB 1
Diagnosis: Obesitas
BAB 2
DAFTAR MASALAH
1. Bagaimana bisa terjadi obesitas?
2. Apa hubungan obesitas dengan hernia, diabetes melitus 2, dan hipertensi?
3. Bagaimana dengan metabolisme tubuh ibu tersebut?
BAB 3
HIPOTESA
Berdasarkan langkah 1, 2, dan 3, saya memiliki hipotesis bahwa ibu tersebut
mengalami Obesitas karena BMI yang menunjukan bahwa ibu tersebut obese didukung
dengan pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas.
BAB 4
PETA MASALAH
Perempuan 38 tahun
Riwayat: Hipertensi,
Diagnosis: Obesitas
BAB 5
Diet 1200-1600 kcal, mengecek gula
TUJUAN PEMBELAJARAN
darah 3 kali sehari, diajarkan cara
mengurangi dosis obat
BAB 6
TINJAUAN PUSTAKA
1. METABOLISME TUBUH
1.1 Definisi Metabolisme
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh
substratawal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. Perlu
Andaketahui reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme)
danreaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadiperubahan
energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimiadalam bentuk
senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerakuntuk melakukan
suatu aktivitas seperti bekerja, berlari, jalan, dan lain-lain (Kistinnah, 2009).
1.2 Bioenergitika
Pengetahuan tentang perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia
Untuk manjalankan proses kehidupan : system biologis bersifat isotermik dan
memakai energi kimia : sistem non biologic memakai energi panas.
Alam semesta selalu cenderung kearah yang tidak beraturan dan meningkat,
dalam semua proses alamiah, intropi alam semesta meningkat. Dibawah
kondisi yang ada dalam system biologi (T dan P konstan), hubungan antara
energi bebas entalpi dan antropi adalah sebagai berikut:
∆G = ∆H-T∆S
∆G = perubahan energi bebas gibbs dari sistem reaksi
∆H = perubahan entalpi sistem
T∆S= perubahan enteropi sistem
∆G<0(proses eksergonik)
∆G>0 ( sistem endergonik)
∆G=0(sistem dalm kesetimbangan)
∆G = ∆H - T∆S
Ket :
∆G : CHANGE IN FREE ENERGY
- energi yang tersedia untuk melakukan usaha
- Mendekati nol saat reaksi berlanjut ke kesetimbangan
- memprediksi apakah suatu reaksi menguntungkan
∆H : CHANGE IN ENTHALPY
- kalor yang dilepaskan atau diserap selama reaksi
- tidak memprediksi apakah suatu reaksi menguntungkan
∆S : CHANGE IN ENTROPHY
- ukuran keacakan
- tidak memprediksi apakah suatu reaksi menguntungkan
1.3 Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton. Nama karbohidrat berasal
dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa golongan ini mempunyai rumus empiris,
yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan memiliki
nisbah karbon terhadap oksigen sebagai 1: 2: 1. Sebagai contoh rumus eimpiris D-
glukosa adalah C6 H12O0 .(Murray,K.,2002).
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung
atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan
oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat
dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi
sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-
hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Hutahalung,
2004).
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai
pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam
susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O
melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung
hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa
matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai (Hutagalung, 2004)
a. Glikolisis
Glikolisis adalah reaksi pelepasan energi yang memecah satu molekul
glukosa (terdiri dari 6 atom karbon ) atau monosakarida yang lain
menjadi dua molekul asam piruvat ( terdiri dari 3 atom karbon), 2 NADH
(nicotinamide Adenin Dinucleotide H), dan 2 ATP (Murray, 2006).
Glikolisis merupakan tahapan pertama dari proses respirasi aerob
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. ATP yang dihasilkan
dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai proses yang
membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan
energi. Sedangkan NADH nantinya akan menjalani proses transfer
elektron untuk menghasilkan ATP. Sebuah molekul NADH dalam
transfer elektron akan menghasilkan tiga molekul ATP. Dalam tahap
awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai sumber energi.
Namun dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan menghasilkan ATP yang
dapat digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah digunakan tadi
dan masih ada sisa ATP yang dapat digunakan untuk fungsi yang lain.
Jadi dalam glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih banyak ATP yang
dihasilkan daripada yang digunakan dalam proses tersebut.
b. Dekarboksilasi Oksidatif
Tahapan dekarboksilasi oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2
melalui reaksi oksidasi reduksi (redoks) dengan O2 sebagai penerima
c. Siklus Krebs
Merupakan serangkaian reaksi dalam mitokondria yang mengoksidasi
sebagian acetyl dari acetyl-CoA & mereduksi koenzim yang akan
direoksidasi kembali pada rantai transport elektro yang berkaitan
dengan pembentukan ATP. Merupakan jaur akhir bersama untuk
oksidasi karbohidrat, lemak, dan protein. Anggota siklus krebs
berperan amfibolik (peran ganda)
a. Dapat dioksidasi lebih lanjut untuk menghasilkan energy
b. Sebagai sumber bahan untuk proses anabolisme.
Siklus krebs juga memiliki peran sentral dalam gluconeogenesis,
lipogenesis, dan interkonversi berbagai asam amino.
1. Jika jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam
amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak.
2. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses
deaminasi atau transaminasi.
3. Deaminasi merupakan proses pembuangan gugus amino dari asam amino
sedangkan transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi
asam keto.
b. Pemecahan protein
1. Transaminasi yaitu mengubah alanin dan alfa ketoglutarat menjadi
piruvat dan glutamate.
2. Diaminasi yaitu mengubah asam amino dan NAD+ menjadi asam keto
dan NH3. NH3 merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang
oleh ginjal. Maka harus diubah dulu menjadi urea (di hati) agar dapat
dibuang oleh ginjal.
c. Ekskresi NH3
NH3 tidak dapat diekskresi oleh ginjal dan harus diubah dulu menjadi
urea oleh hati. Jika hati ada kelainan (sakit) maka proses pengubahan NH3
akan terganggu dan akan terjadi penumpukan NH3 di dalam darah yang
menyebabkan terjadinya uremia. NH3 bersifat meracuni otak yang dapat
menyebabkan koma. Jika hati telah rusak maka disebut koma hepatikum.
d. Pemecahan protein
Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein
menjadi zat yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs. Zat-zat yang dapat
masuk adalah alfa ketoglutarat, suksinil Ko-A, fumarat, oksaloasetat, dan
sitrat.
e. Siklus Krebs
Siklus ini merupakan proses perubahan asetil Co-A menjadi H dan
CO2. Proses ini terjadi di mitokondria. Pengambilan asetil Co-A di
sitoplasma dilakukan oleh oksaloasetat. Proses pengambilan ini terus
berlangsung sampai asetil Co-A di sitoplasma habis. Oksalo asetat berasal
dari asam piruvat. Jika asupan nutrisi kekurangan karbohidrat maka juga
akan kekurangan asam piruvat dan oksaloasetat.
f. Rantai Respirasi
Hydrogen hasil utama dari siklus krebs ditangkap oleh carrier NAD
menjadi NADH. Hydrogen dari NADH ditransfer ke flavoprotein, quinon,
sitokrom b, sitokrom c, sitokrom a3, terus direaksikan dengan O2
membentuk H2O dan energy.
g. Fosforilasi Oksidatif
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energy yang tinggi, energy
tersebut ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi
ATP.
1.5 Lemak
Lipida atau lemak adalah segolongan senyawa yang berasal dari makhluk
hidup relatif tidak larut dalam air, akan tctapi larut dalam zat-zat pelarut nonpolar.
Berlainan dengan karbohidrat atau protein, yang masing-masing memiliki struktur
dasar yang sama, lipida terdiri atas bermacam-macam senyawa heterogen dengan
struktur yang berbeda satu dengan yang lain. Tiap-tiap jenis lipida dapat mempunyai
fungsi sendiri dalam tubuh (Albert,L. Lehninger., 2000).
Lemak menyumbang sekitar 60% dari total energi yang diperlukan, selain itu
ketika mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, maka akan terjadi
penyimpanan dalam tubuh. Selain itu jika terdapat kelebihan konsumsi protein dan
karbohidrat, maka kedua zat ini akan dikonversi menjadi lemak. Namun, reaksi ini
tidak terjadi sebaliknya, lemak tidak dapat diubah kembali menjadi protein dan
karbohidrat.
Lemak yang disimpan dalam tubuh dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
lemak subkutan. Lemak subkutan terdapat tepat dibawah jaringan kulit.
Lemak visceral terdapat di dekat organ tubuh bagian dalam. Lemak visceral
ini berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh bagian dalam.
Kedua jenis lemak tersebut dapat dikurangi dengan cara yang berbeda. Lemak
visceral dapat dikontrol dengan menjaga pola makan lemak yang tidak
berlebihan, sementara lemak yang terdapat langsung dibawah kulit dapat
dikurangi dengan berolahraga. Kelebihan lemak ini biasanya akan menumpuk
pada bagian tertentu pada tubuh seperti perut, pinggul, dan paha, namun yang
paling jelas terlihat pada bagian perut. Faktor lain yang juga mempengaruhi
penumpukan lemak tersebut adalah stress. Stress dapat mempengaruhi selera
makan dan dapat menyebabkan penumpukan lemak semakin meningkat,
secara mudah mekanismenya dapat dijelaskan sebagai berikut: Stress
merupakan stimulus yang dikirimkan ke otak dan kemudian otak akan
mengirimkan sinyal ke tubuh untuk meningkatkan nafsu makan. Hasilnya,
kecenderungan untuk mengonsumsi makanan akan mengalami peningkatan
(Tika, 2011).
Pada ruang antar membrane terdapat enzim adenilil kinase and creatine
kinase.c. matriks: di dalamnya mengandung sejumlah besar enzim yang
terlibat dalam siklus asam sitrat (siklus Krebs). Juga terdapat enzim-enzim
yang berperan dalam oksidasi asam-asam amino dan asam-asam lemak. Selain
itu, di dalam matriks juga terdapat kompleks piruvat dehydrogenase.
Karenanya, jalur metabolisme oksidasi bahan makanan terjadi di matriks,
kecuali glikolisis yang terjadi di sitosol.
Energy Balance
Penghitungan BMI
1.8 Antropometri
2. OBESITAS
Pada kasus pasien, pasien memiliki BMI yaitu 48,2 kg/m2 yang dapat
digolongkan kelompok obesitas yaitu obesitas kelas III
2.2 Etiologi Obesitas
Penyebab obesitas sangatlah kompleks. Meskipun gen berperan penting dalam
menentukan asupan makanan dan metabolisme energi, gaya hidup dan faktor
lingkungan dapat berperan dominan pada banyak orang dengan obesitas. Diduga
bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik
dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan
nutrisional (Guyton, 2007).
Faktor-faktor Obesitas :
a. Genetik
b. Hormonal
c. Aktivitas fisik
d. Perilaku makan
e. Neurogenik
f. Dampak penyakit lain
g. Obat-obatan
Pada kasus pasien, pasien mengalami obesitas dikarenakan kurangnya
aktivitas dan perilaku makan yang tidak sehat.
Berdasarkan penyebaran lemak didalam tubuh, ada dua tipe obesitas yaitu:
1. Tipe buah apel (Adroid), pada tipe ini ditandai dengan pertumbuhanlemak yang
berlebih dibagian tubuh sebelah atas yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan muka.
Tipe ini pada umumnya dialami pria dan wanita yang sudah menopause. Lemak
yang menumpuk adalah lemak jenuh.
2. Tipe buah pear (Genoid), tipe ini mempunyai timbunan lemak pada bagian
bawah, yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat. Tipe ini banyak diderita oleh
perempuan. Jenis timbunan lemaknya adalah lemak tidak jenuh.
2.4 Dampak Klinis Obesitas
Konsekuensi obesitas terhadap kesehatan sangat bervariasi mulai dari
kematian premature sampai kualitas hidup yang rendah. Umumnya obesitas dikaitkan
dengan “ Non Communicable Diseases” seperti CVD, kanker, dan berbagai gangguan
psikososial. Untuk memberi gambaran yang jelas dikelompokkan sebagai berikut
(Soegih, 2009) :
Tabel 2.3. Resiko Relative (RR) terjadinya Masalah Kesehatan yang Berhubungan dengan
Obesitas
Resiko relatif Resiko relatif Resiko relatif
meningkat tajam meningkat sedang meningkat ringan
RR ≥ 3 RR 2-3 RR >1-<2
Dapat disimpulkan, pasien mengalami obesitas dikarenakan pola makan yang tidak
sehat dan kurangnya aktivitas ditambah lagi adanya hernia di perut yang membuat
pasien semakin jarang beraktivitas. Penyakit DM 2 dan Hipertensi merupakan
oenyakit efek dari obesitas yang ia alami. Sehingga untuk mengurangi berat badan,
pasien dianjurkan untuk melakukan diet sehat dan olahraga yang teratur.
3. BHP
a. Autonomi
• Merancang rencana diet 1200 – 1600 kkal dan pengaturan aktivitas fisik.
• Pasien juga harus mengikuti program manajemen berat badan di klinik dua kali
seminggu selama enam minggu ke depan.
• memeriksa kadar gula darahnya 3 kali/hari, membuat catatan dan menyerahkan
kedokter pada kunjungan berikutnya.
• Dia juga diajari bagaimana mengurangi dosis obat diabetesnya berdasarkan kadar
gula darahnya.
b. Benefience
Memberikan pelayanan terbaik dan memberikan daftar makanan opsional untuk
melakukan diet seimbang.
c. Justice
Dokter mengobati dengan tidak pilih-pilih dan berilaku adil pada keseluruhan pasien.
Dokter juga memberikan informed consent sebelum memberikan terapi.
d. Non Maleficence
4. PHOP
Sehat menurut UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan jika
arti sehat adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual, dan sosial, memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut
teori Blum 1981, sehat itu dapat dipengaruhi 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor
perilaku masyarakat, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan.
Berdasarkan teori tersebut, jika dikaitkan dengan kasus wanita obesitas, maka
wanita itu terlihat sehat, akan tetapi dalamnya sakit. Beberapa penyakit yang dialami
wanita tersebut yaitu kelebihan berat badan, hipertensi, dan hypercholesterolemia.
Seseorang dapat dikatakan sehat juga harus sesuai dengan standart BMI. Ditinjau
menurut teori Blum, pada faktor lingkungan sangat mendukung wanita tersebut
sampai obesitas. Kondisi setelah melahirkan yang memerlukan banyak asupan sebagai
ASI yang tidak dikontrol, dan ditambah dengan senang mengkonsumsi makanan yang
tinggi karbohidart, lemak dan protein mempercepat penambahan berat badan. Faktor
perilaku masyarakat, masih mempercayai jika wanita hamil sedang mengidam maka
harus dituruti karena jika tidak maka anaknya akan suka ngiler. Oleh karena itu
wanita hamil akan menuruti apa saja yang dia inginkan. Pada faktor pelayanan
kesehatan wanita tersebut sudah mengunjungi spesialis nutrisi (ahli gizi) untuk
konsultasi masalah program diet. Obesitas jiga bisa jadi karena memiliki keturunan
yang semuanya obesitas, padahal dengan cara mengontrol dan menyeimbangkan
antara intake dan output dapat mengendalikan berat badan.
Gaya hidup adalah suatu gaya hidup yang memperhatikan faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi kesehatan antara lain makanan dan olahraga. Selain itu, gaya hidup
seseorang jika mempengaruhi tingkat kesehatan (Aden, 2010)
Hal-hal yang mempengaruhi gaya hidup sehat
1. Berolahraga secara rutin
2. Konsumsi makanan sehat
3. Istirahat cukup
Sangat bertolak belakang antara faktor yang mempengaruhi gaya hidup sehat dengan
gaya hidup wanita pada kasus yang diangkat. Pada kasus, wanita tersebut jarang
berolahraga setelah melahirkan meskipun ia adalah mantan seorang atlet. Senang
mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak dan protein, contohnya nasi
padang komplit, keripik pedas, pastry, cakes, cookies, dan candies. Mengkonsumsi
makanan tersebut secara terus menerus tanpa diimbangi ngan berolahraga, maka
intake akan lebih besar dari pada output. Demikian dapan menyebabkan lemak
tertimbun dan menjadi obesitas.
KETIDAKSEIMBANGAN ENERGI
OBESITAS
PHOP BHP
Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkunganya.
33-34.
Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional: Jakarta
Dr. Ir. Sri Wahjuni, M.Kes. 2013. Metabolisme Biokimia. Udayana University Press:
Denpasar
Guyton, Arthur C & Hall Ph.D, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran : Hipertensi Primer.
Jakarta :EGC pp.239
Noer Kumalasari S.Si, M.Si. 2021. Revolutionary uses of solar energy. Presentasi
PowerPoint.
Dr. Masfufatun, S.Si., M.Si. 2021. Siklus Asam Sitrat. Presentasi PowerPoint.
dr Olivia Herliani, M.Si. 2021. Energy Requirements & Energy Balance. Presentasi
PowerPoint