Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(PENILAIAN PROSES)

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Yasin, M.Pd

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

ADHASRI G2I121014
LA USMAN G2I121017
MUTMAINNAH G2I121022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
A. Penilaian Proses
Proses belajar mengajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja baik ada
yang mengajar atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu
dengan lingkungan. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung.
Penilaian proses merupakan penilaian yang menitikberatkan sasaran penilaian
pada tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan
pengajaran. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap
kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan proses
belajar mengajar.

B. Tujuan Penilaian Proses


Tujuan penilaian proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah untuk
mengetahui kegiatan belajar mengajar, terutama efesiensi, keefektifan, dan
produktivitas dalam mencapai tujuan pengajaran. Dimensi penilaian proses belajar
mengajar berkenaan dengan komponen-komponen proses belajar mengajar seperti
tujuan pengajaran, metode, bahan pengajaran, kegiatan belajar dan mengajar guru,
dan penilaian.
Penilaian terhadap proses belajar-mengajar bertujuan agak berbeda dengan
tujuan penilaian hasil belajar. Apabila penilaian hasil belajar lebih ditekankan
pada derajat penguasaan tujuan pengajaran (instruksional) oleh para siswa, maka
tujuan penilaian proses belajar mengajar lebih ditekankan pada perbaikan dan
pengoptimalan kegiatan belajar mengajar itu sendiri, terutama efesiensi
keefektifan produktifitasnya. Beberapa diantaranya adalah :
1. Efesiensi dan keefektifan pencapaian tujuan instruksional.
2. Keefektifan dan relefansi bahan pengajaran.
3. Produktifitas kegiatan belajar mengajar.
4. Keefektifan sumber dan sarana pengajaran.
5. Keefektifan penilaian hasil dan proses belajar.

C. Dimensi Penilaian Proses


Dimensi penilaian proses belajar mengajar berkenan dengan komponen-
komponen yang membentuk proses belajar mengajar dan keterkaitan atau
hubungan diantara komponen-komponen tersebut. Komponen pengajaran sebagai
dimensi penilaian proses belajar mengajar setidaknya mencakup :
1. Tujuan pengajaran atau instruksional.
2. Bahan pengajaran.
3. Kondisi siswa dan kegiatan belajarnya.
4. Kondisi guru dan kegiatan belajarnya.
5. Alat dan sumber belajar yang digunakan.
Aspek-aspek yang dinilai dari komponen-komponen diatas dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Komponen tujuan isntruksional yang meliputi aspek-aspek ruang lingkup
tujuan, abilitas yang terkandung didalamnya, rumusan tujuan, kesesuaian
dengan kemampuan siswa, jumlah dan waktu yang tersedia untuk
mencapainya, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, keterlaksanaan
dalam pengajaran.
2. Komponen bahan pengajaran yang meliputi ruang lingkupnya, kesesuaian
dengan tujuan, tingkat kesulitan bahan kemudahan memperoleh dan
mempelajarinya, daya gunanya bagi siswa, keterlaksanaan sesuai dengan
waktu yang tersedia, sumber-sumber untuk mempelajarinya, cara
mempelajarinya, kesinambungan bahan, relevansi bahan dengan kebutuhan
siswa, prasyarat mempelajarinya.
3. Komponen siswa yang meliputi kemampuan prasyarat, minat dan perhatian,
motivasi, sikap, cara belajar yang dimiliki, hubungan sosialisasi dengan
teman sekelas, masalah belajar yang dihadapi, karakteristik dan kepribadian,
kebutuhan belajar, indetitas siswa dan keluarganya yang erat kaitannya
dengan pendidikan di sekolah.
4. Komponen guru, yang meliputi penguasaan mata pelajaran, keterampilan
mengajar, sikap keguruan, pengalaman mengajar, cara mengajar, cara
menilai, kemauan mengembangkan profesinya, keterampilan berkomunikasi,
kepribadian, kemampuan dan kemauaan memberikan bantuan dan bimbingan
kepada siswa, hubungan dengan siswa dan rekan sejawatnya, penampilan
dirinya, keterampilan lain yang diperlukan.
5. Komponen alat dan sumber belajar yang meliputi jenis alat dan jumlahnya,
daya guna, kemudahan pengadaanya, kelengkapannya, manfaatnya bagi siswa
dan guru, cara pengunaanya. Dalam alat dan sumber belajar ini termasuk alat
peraga, buku sumber, laboratorium dan perlengkapan belajar lainnya.

D. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar Mengajar


Setelah menentukan dimensi-dimensi penilaian proses, tahap berikutnya
adalah menentukan kriteria, patokan, atau ukuran dalam penilaian proses belajar
mengajar. Kriteria ini penting sebagai tolok ukur keberhasilan proses belajar
mengajar.
Beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam menilai proses belajar
mengajar antara lain adalah sebagai berikut :
1. Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum
Kurikulum adalah program belajar mengajar yang telah ditentukan sebagai
acuan apa yang seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar
mengajar dilihat sejauh mana acuan tersebut dilaksanakan secara nyata dalam
bentuk dan aspek-aspek :
a. Tujuan-tujuan pengajaran
b. Bahan pengajaran yang diberikan
c. Jenis kegiatan yang dilaksanakan
d. Cara melaksanakan setiap jenis kegiatan
e. Peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan
f. Penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.
2. Keterlaksanaanya oleh guru
Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan dan program yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan
kesulitan yang berarti. Dengan demikian, apa yang direncanakan dapat
diwujudkan sebagaimana harusnya. Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam
hal :
a. Mengkondisikan kegiatan belajar siswa
b. Menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar
c. Waktu yang disediakan untuk kegiatan belajar mengajar
d. Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa
e. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa
f. Menggeneralisasikan hasil belajar-mengajar saat itu dan tindak lanjut
untuk kegiatan belajar mengajar berikutnya.
3. Keterlaksanaanya oleh siswa
Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan belajar sesuai
dengan program yang telah ditentukan guru tanpa mengalami hambatan dan
kesulitan yang berarti. Keterlaksanaan oleh siswa dapat dilihat dalam hal :
a. Memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru
b. Semua siswa turut serta dalam kegiatan belajar
c. Tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya
d. Memanfaatkan semua sumber belajar yang disediakan oleh guru
e. Menguasai tujuan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru
4. Motivasi belajar siswa
Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar
yang ditujukan para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dalam hal :
a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran,
b. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya,
c. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya,
d. Reaksi yang ditunjukan siswa terhadap perintah yang diberikan guru, dan
e. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
5. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar
Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar , keaktifan siswa
dapat dilihat dalam hal :
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
b. Terlibat dalam pemecahan masalah,
c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapi,
d. Berusaha tahu mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah,
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,
f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,
g. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal yang sejenis, dan
h. Kesempatan mengunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
6. Interaksi guru siswa
Interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubugan timbal balik
atau hubungan dua arah antara siswa dan guru dan atau siswa dengan siswa
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat dilihat :
a. Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa
dengan siswa,
b. Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik
secara individual maupun secara kelompok,
c. Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar
d. Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai
fasilitator belajar,
e. Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa
menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya, dan
f. Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan
dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
7. Kemampuan atau keterampilan guru mengajar
Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak keahlian
guru yang profesional sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang
telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa,
metode mengajar, dll. Beberapa indikator dalam menilai kemampuan ini
antara lain :
a. Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa
b. Terampil berkomunikasi dengan siswa
c. Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan kelas
d. Terampil mengunakan berbagai alat dan sumber belajar
e. Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan
8. Kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa
Salah satu keberhasilan proses belajar-mengajar dilihat dari hasil belajar yang
dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat antara lain :
a. Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajarnya.
b. Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa.
c. Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari
jumlah intrusional yang harus dicapai.
d. Hasil belajar tahan lama diingat dan dapat digunakan sebagai dasar
dalam mempelajari bahan berikutnya.
Kriteria yang telah dijelaskan paling tidak dapat dijadikan pegangan oleh
para penilai proses belajar mengajar agar supaya memperbaiki proses belajar
mengajar dapat ditentukan ebih lanjut. Dari kriteria tersebut penilai dapat melihat
bagian-bagian mana yang telah dicapai untuk kemudian dilakukan tindakan upaya
memperbaikinya. Sekalipun kriteria tersebut masih umum sifatnya, para penilaian
dapat dengan mudah mengembangkan dan menjabarkannya lebih lanjut sesuai
dngan bidang studi atau diajarkanya. Hal ini penting mengingat setiap mata
pelajaran yang diberikan atau diajarkanya. Hal ini penting mengingat setiap mata
pelajaran atau bidang studi memiliki beberapa karekteristik tertentu, baik dalam
hal tujuan, bahan, metode mempelajarinya, maupun sistem penilaiannya.
Seorang guru dalam membuat penilaian perlu memperhatikan kriteria
atau karakteristik dari suatu instrumen yang baik. Dengan memahami karakteristik
dalam menilai tersebut, diharapkan akan menghasilkan instrumen penilaian yang
baik. Menurut Arifin (2009:69), berikut adalah kriteria atau karakteristik dalam
menilai :
1. Valid
Valid, artinya suatu penilaian dapat dikatakan valid jika benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
2. Reliabel
Reliabel, artinya suatu penilaian dapat dikatakan reliabel atau andal jika cara
yang digunakan memiliki hasil yang relatif setabil atau konsisten.
3. Relevan
Relevan, artinya instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan. Dalam
konteks penilaian hasil belajar maka cara penilaian harus sesuai dengan
domain hasil belajar.
4. Refresentatif
Refresentatif, artinya materi harus benar-benar mewakili seluruh materi yang
disampaikan.
5. Praktis
Praktis, artinya cara penilaian tersebut mudah digunakan baik secara
administratif maupun teknis. Secara administratif maksudnya penggunaan
cara penilaian tersebut tidak rumit, dan dapan dilakukan oleh siapa pun.
6. Disktiminatif
Diskriminatif, artinya instrument itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga
dapat menunjukan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.
7. Spesifik
Spesifik, artinya suatu cara penilaian disusun dan digunakan khusus untuk
objek yang dievaluasi. Jika penilaiannya menggunakan tes, maka jawaban tes
jangan menimbulkan spekulasi.
8. Proporsional
Proporsional, artinya dalam suatu proses penilaian, tes harus memiliki tingkat
kesulitan yang proporsional antara soal sulit, sedang, dan mudah.

E. Sumber Data dan Tekhnik Pengukurannya


Penilaian terhadap aspek atau dimensi setiap komponen belajar mengajar,
memerlukan sumber informasi atau sumber data dari berbagai pihak, terutama dari
yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar. Sumber data yang diperlukan pada
umumnya berasal dari tiga kelompok yakni :
1. Tenaga kependidikan, terutama guru, wali kelas, tenaga pembimbing dan
kepala sekolah.
2. Siswa itu sendiri.
3. Para orang tua siswa.
Ketiga kelompok sumber informasi tersebut sangat perlu dibutuhkan untuk
menjamin objetivitas penilaian. Sebagai contoh, penilaian kemampuan guru
mengajar tidak hanya diperoleh dari kepala sekolah juga dapat diminta dari siswa.
Demikian juga penilaian terhadap cara belajar siswa tidak cukup dari informasi
dari guru, tetapi juga dari para orang tuanya. Dengan demikian data dan informasi
bisa saling mengisi dan melengkapi. Persoalannya adalah bagaimana data itu bisa
diperoleh.
Ada beberapa tekhnik untuk memperoleh data dan informasi mengenai
proses belajar mengajar, yakni antara lain :
1. Kusioner dan wawancara,
2. Observasi atau pengamatan,
3. Skala.
Kusioner dan wawancara sebagai alat penilaian proses belajar-mengajar
tepat digunakan apabila ingin memperoleh informasi tentang pendapat atau dan
pandangan berbagai pihak (guru, siswa, orang tua) mengenai komponen-
komponen yang berkenaan dengan proses belajar mengajar. Pendapat dan
pandangan tersebut bisa berupa penilaian, saran atau usul dan permasalahan
sehingga dapat dijadikan bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan pengajaran.
Penilaian proses belajar mengajar melalui kusioner dan wawancara yang
paling baik dilakukan kepada siswa setelah proses belajar mengajar usai. Siswa
diminta pendapatnya tentang kemampuan guru mengajar, bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru, alat bantu pengajaran, kegiatan belajarnya, cara guru menilai
dan pemahaman mengenai bahan yang diajarkan guru. Kusioner dibuat dan
disiapkan oleh guru. Penilaian proses belajar mengajar yang dapat mengungkap
keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar, baik oleh guru maupun oleh siswa
adalah melalui observasi proses belajar mengajar.
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh petugas khusus (guru,
walikelas, kepala sekolah, dll) dengan cara pengamatan dan pencatatan segala
kejadian, peristiwa, perilaku yang tampak dalam proses jalannya kegiatan belajar-
mengajar. Hasil-hasil observasi kemudian dibicarakan oleh guru yang
diobservasikan agar diketahui kekurangan dan kelebihan sebagai bahan perbaikan
dan penyempurnaan mengajar selanjutnya. Kelebihan observasi dari wawancara
atau kusioner adalah dalam hal keaslian data (informasi) karena merupakan data
primer yang diperoleh secara langsung dari pelaku yang diobservasi. Oleh sebab
itu observasi sebagai alat penilaian lainnya.
Skala penilaian dan skala sikap penggunaannya hampir sama dengan
kusioner, yaitu berupa pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis. Alat-alat
penilaian tersebut termasuk kategori bukan tes atau non tes. Kelebihannya ialah
tidak hanya dapat digunakan untuk menilai hasil belajar.

F. Contoh Penilaian Proses


1. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan
tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga,
bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas.
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
semua dapat diamati.
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek (check-list) dan
skala penilaian (rating scale).
a. Daftar Cek (Check-list)
Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana, sehingga
kinerja peserta didik representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua
kategorikan saja, ya atau tidak.
b. Skala Penilaian (Rating Scale)
Ada kalanya kinerja peserta didik cukup kompleks, sehingga sulit atau merasa
tidak adil kalau hanya diklasifikasikan menjadi dua kategori, ya atau tidak,
memenuhi atau tidak memenuhi. Karena itu dapat dipilih skala penilaian lebih
dari dua kategori, misalnya 1, 2, dan 3. Tetapi setiap kategori harus
dirumuskan deskriptornya sehingga penilai mengetahui kriteria secara akurat
kapan mendapat skor 1, 2, atau 3. Daftar kategori beserta deskriptor
kriterianya itu disebut rubrik. Di lapangan sering dirumuskan rubrik
universal, misalnya 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik. Deskriptor semacam ini
belum akurat, karena kriteria kurang bagi seorang penilai belum tentu sama
dengan penilai lain, karena itu deskriptor dalam rubrik harus jelas dan
terukur.
LEMBAR AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran :
Materi Pokok :
Nama Siswa :

Petunjuk Pengisian:
Amatilah aktivitas siswa selama proses pembelajaran dalam kelompok . Isilah
lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang mungkin dapat
melihat semua aktivitas siswa
Hasil
Skor
No Aktivitas yang diamati Cuku Renda Ket
Mak. Baik
p h
Mengerjakan tugas kelompok secara
1 3
aktif
Berlatih melakukan kerjasama
menyusunn peta konsep (berada dalam
2 tugas, mengambil giliran, bertanya, 3
mendengarkan dengan aktif,
memberikan dan menghargai kontribusi)
Aktif dalam kegiatan diskusi
kelas/presentasi:
- Seluruh perhatian diarahkan pada 3
materi presentasi
- Mengikuti kegiatan 3
diskusi/presentasi secara aktif
- Pertanyaan yang diajukan relevan 3
3 dengan tema yang didiskusikan
- Menjawab pertanyaan sesuai 3
dengan maksud dan tujuan
pertanyaan 3
- Memberikan pendapat/tanggapan
yang argumentatif 3
- Menghargai saran dan pendapat
sesama teman peserta presentasi
Total 24
Capaian (%)

Anda mungkin juga menyukai