Anda di halaman 1dari 5

NU Online

Sejarah, Hukum dan Praktik Tarawih


Senin, 23/07/2012 19:12

Shalat tarawih adalah bagian dari pada Qiyamu Ramadlan. Karena itu, mari kita lakukan ibadah shalat tarawih dengan
sungguh-sungguh dan memperhatikannya serta mengharapkan pahala dan balasan dari Allah swt, Karena Malam Ramadlan
adalah kesempatan yang terbatas bilangannya dan orang mu’min yang berakal akan memanfaatkannya dengan baik tanpa ada
yang terlewatkan.Jangan sampai kalian meninggalkan shalat tarawih, jika ingin memperoleh pahala shalat tarawih. Dan jangan
pula kembali dari shalat tarawih sebelum imam selesai darinya dan dari shalat witir, agar mendapatkan pahala shalat semalam
suntuk. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi SAW: “Barangsiapa mendirikan shalat malam bersama imam sehingga selesai,
dicatat baginya shalat semalam suntuk”. (HR. Sunan, dengan sanad shahih).

Hukum Shalat Tarawih


Shalat tarawih adalah shalat yang dilakukan khusus pada malam bulan Ramadlan yang dilaksanakan setelah shalat Isya’ dan
sebelum sholat witir.

Hukum melaksanakan shalat tarawih adalah sunnah bagi kaum laki-laki dan kaum hawa (perempuan), karena tarawih telah
dianjurkan beliau Nabi Muhammad saw kepada ummatnya.

Shalat tarawih merupakan salah satu syi’ar dibulan Ramadlan yang penuh berkah, keagungan dan keutamaan disisi Allah swt.
Sebagaimana termaktub dalam Hadist Nabi:

َ‫ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﷲِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡ‬:َ‫ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓ‬
‫ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﺍﺣْﺘِﺴَﺎﺑًﺎ ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬
(‫ﻭﻣﺴﻠﻢ‬

Artinya: Dari Abi Hurairah ra: sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda; “Barang siapa yang melakukan ibadah (shalat
tarawih) di bulan Ramadlan hanya karena iman dan mengharapkan ridlo dari Allah, maka baginya diampuni dosa-dosanya
yang telah lewat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan sabda Rasulullah SAW:

ُ‫ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﺮَﻏِّﺐ‬:َ‫ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝ‬
َ‫ﻓِﻲ ﻗِﻴَﺎﻡِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻣُﺮَﻫُﻢْ ﻓِﻴﻪِ ﺑِﻌَﺰِﻳﻤَﺔٍ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡ‬
(‫ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﺍﺣْﺘِﺴَﺎﺑًﺎ ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬

Artinya: “Dari Abi Hurairah ra: Rasulullah SAW menggemarkan shalat pada bulan Ramadlan dengan anjuran yang tidak keras.
Beliau berkata: “Barang siapa yang melakukan ibadah (shalat tarawih) di bulan Ramadlan hanya karena iman dan
mengharapkan ridla dari Allah, maka baginya di ampuni dosa-dosanya yang telah lewat”. (HR: Muslim).

Maksud kata “Qoma Ramadlan” dalam hadist di atas adalah melaksanakan ibadah untuk menghidupkan malamnya bulan
Ramadlan dengan cara melaksanakan shalat tarawih, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah-ibadah sunnah lainnya
sebagaimana yang dianjurkan beliau Nabi saw. Dan orang-orang yang melakukannya dengan didasari iman dan mengharapkan
keridlo’an Allah, maka Allah swt akan mengampuni dosa-dosa kecilnya yang telah lewat.

Sejarah Shalat Tarawih


Shalat tarawih adalah shalat yang dilakukan hanya pada bulan Ramadlan, dan shalat tarawih ini dikerjakan beliau Nabi pada
tanggal 23 Ramadlan tahun kedua hijriyyah, namun pada masa itu beliau Nabi mengerjakan shalat tarawih tidak di masjid terus
menerus, kadang di masjid, kadang mengerjakannya di rumah. Sebagaimana dalam Hadist:

‫ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﷲِ ﺻَﻠَّﻰ‬:‫ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺃُﻡِّ ﺍﻟْﻤُؤْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ‬
ٌ‫ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺻَﻠَّﻰ ﺫَﺍﺕَ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺑِﺼََﻼﺗِﻪِ ﻧَﺎﺱ‬
ِ‫ﺛُﻢَّ ﺻَﻠَّﻰ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻘَﺎﺑِﻠَﺔِ ﻓَﻜَﺜُﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺛُﻢَّ ﺍﺟْﺘَﻤَﻌُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻠَّﻴْﻠَﺔ‬
ُ‫ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔِ ﺃَﻭْ ﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻌَﺔِ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺨْﺮُﺝْ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ‬
ْ‫ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺪْ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺻَﻨَﻌْﺘُﻢْ ﻭَﻟَﻢ‬
ْ‫ﻳَﻤْﻨَﻌْﻨِﻲ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺨُﺮُﻭﺝِ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﺇَِّﻻ ﺃَﻧِّﻲ ﺧَﺸِﻴﺖُ ﺃَﻥْ ﺗُﻔْﺮَﺽَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ‬
(‫ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ‬

Artinya: “Dari ‘Aisyah Ummil Mu’minin ra: sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu malam hari sholat di masjid, lalu
banyak orang sholat mengikuti beliau, beliau sholat dan pengikut bertambah ramai (banyak) pada hari ke-Tiga dan ke-empat
NU Online
orang-orang banyak berkumpul menunggu beliau Nabi, tetapi Nabi tidak keluar (tidak datang) ke masjid lagi. Ketika pagi-pagi,
Nabi bersabda: “sesungguhnya aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang kemasjid karena aku takut
sekali kalau sholat ini diwajibkan pada kalian”. Siti ‘Aisyah berkata: “hal itu terjadi pada bulan Ramadlan”. (HR. Bukhari dan
Muslim).

Hadist ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW memang pernah melaksanakan sholat tarawih, pada malam hari yang
ke-dua beliau datang lagi mengerjakan sholat dan pengikutnya tambah banyak. Pada malam yang ketiga dan ke-empat Nabi
tidak datang ke masjid, dengan alasan bahwa beliau takut sholat tarawih itu akan diwajibkan Allah, karena pengikutnya sangat
antusias dan bertambah banyak, sehingga hal ini ada kemungkinan beliau berfikir,  Allah sewaktu-waktu akan menurunkan
wahyu mewajibkan sholat tarawih kepada ummatnya, karena orang-orang Muslimin sangat suka mengerjakannya. Jika hal ini
terjadi tentulah akan menjadi berat bagi ummatnya. Atau akan memberikan dugaan kepada ummatnya, bahwa sholat tarawih
telah diwajibkan, karena sholat tarawih adalah perbuatan baik yang selalu dikerjakan beliau Nabi, sehingga ummatnya akan
menduga sholat tarawih adalah wajib. Hal ini sebagaimana keterangan dibawah ini:

ِ‫ﺃَﻧَّﻪُ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﺍﻇَﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﻴْء ﻣِﻦْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻝ ﺍﻟْﺒِﺮّ ﻭَﺍﻗْﺘَﺪَﻯ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﺑِﻪِ ﻓِﻴﻪ‬
‫ﺃَﻧَّﻪُ ﻳُﻔْﺮَﺽ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺍِﻧْﺘَﻬَﻰ‬

Artinya: “Sesungguhnya Nabi ketika menekuni sesuatu dari amal kebaikan dan diikuti ummatnya, maka perkara tersebut telah
diwajibkan atas ummatnya”.

Langkah bijaksana dan sangat sayangnya beliau Nabi saw kepada ummatnya. Pada hadist di atas dapat ditarik kesimpulan:
1) Nabi melaksanakan shalat tarawih berjama’ah di Masjid hanya dua malam. Dan beliau tidak hadir melaksanakan shalat
tarawih bersama-sama di masjid karena takut atau khawatir shalat tarawih akan diwajibkan kepada ummatnya.
2) Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah, karena sangat digemari oleh rasulullah dan beliau mengajak orang-orang untuk
mengerjakannya.
3) Dalam hadist di atas tidak ada penyebutan bilangan roka’at dan ketentuan roka’at shalat Tarawih secara rinci.

Jumlah Roka’at Shalat Tarawih Pada Masa Sahabat Abu Bakar Dan Umar Ra.
Shalat tarawih adalah bagian dari shalat sunnah Al-Mu’akkadadah (sholat sunnah yang sangat disunnahkan). sedangkan roka’at
shalat tarawih adalah 20 roka’at tanpa witir, sebagaimana yang telah dikerjakan sahabat Umar dan mayoritas sahabat lainnya
yang sudah disepakati oleh umatnya, baik ulama’ salaf atau ulama’ kholaf mulai masa sahabat Umar sampai sekarang ini,
bahkan ini sudah menjadi ijma’ sahabat dan semua ulama’ madzhab, Syafi’I, Hanafi, Hanbali dan mayoritas Madzhab Maliki,
karena dalam Madzhab Malikyi ini masih ada khilaf, seperti hadist yang diriwayatkan dari Imam Malik bin Anas ra, Imam
darul Hijroh Madinah yang berpendapat bahwa shalat tararawih itu lebih dari 20 roka’at sampai 36 roka’at. Adapun hadist
Malik bin Anas adalah sebagaimana berikut: Beliau berkata; “Saya dapati orang-orang melakukan ibadah malam di bulan
Ramadlan “yakni shalat tarawih” dengan tiga puluh sembilan roka’at yang tiga adalah sholat Witir”.

Dan Imam Malik sendiri memilih 8 rokaat namun secara mayorits Malikiyyah yaitu sesuai dengan pendapat mayoritas
Syafi’iyyah, Hanabilah dan Hanafiyyah yang telah sepakat bahwa shalat tarawih adalah 20 roka’at, hal ini merupakan pendapat
yang lebih kuat dan sempurna ijma’nya.

Shalat Tarawih Pada Masa Sahabat Abu Bakar Ra.


Shalat tarawih Pada masa Kholifah Abu Bakar ra. Umat Islam melaksanakan shalat sendiri-sendirian atau berkelompok ada 3
ada 4 dan ada yang 6 orang.

Pada masa kholifah Abu Bakar shalat tarawih dengan satu imam di masjid belum ada, sehingga pada masa tersebut roka’at
shalat tarawihpun belum ada ketetapan yang secara jelas, karena para shahabat ada yang melaksanakan shalat 8 roka’at
kemudian menyempurnakan di rumahnya seperti pada keterangan di awal.
Shalat Tarawih Pada Masa Sahabat Umar Ra.

Setelah sayyidina umar mengetahui umat Islam shalat tarawih dengan sendiri-sendirian, barulah muncul dalam pikirannya
untuk mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan shalat tarawih di dalam masjid dengan satu imam, sebagaimana
keterangan dibawah ini:

‫ ﺧَﺮَﺝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺈِﺫَﺍ‬:َ‫ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝ‬
:َ‫ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻓِﻲ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﻫَؤَُﻻﺀِ ؟ ﻓَﻘِﻴﻞ‬
َ‫ﻫَؤَُﻻﺀِ ﻧَﺎﺱٌ ﻟَﻴْﺲَ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﻗُﺮْﺁﻥٌ ﻭَﺃُﺑَﻲُّ ﺑْﻦُ ﻛَﻌْﺐٍ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻭَﻫُﻢْ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥ‬
‫ﺑِﺼََﻼﺗِﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﺻَﺎﺑُﻮﺍ ﻭَﻧِﻌْﻢَ ﻣَﺎ‬
(‫ﺻَﻨَﻌُﻮﺍ )ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ‬
NU Online
Artinya: “Dari Abi Hurairah ra, beliau berkata: “Rasulullah saw keluar di bulan Ramadlan, beliau melihat banyak manusia
yang melakukan shalat tarawih di sudut masjid, beliau bertanya, “Siapa mereka?” kemudian di jawab: “Mereka adalah
orang-orang yang tidak mempunyai al-Qur’an (tidak bisa menghafal atau tidak hafal al-Qur’an), dan sahabat Ubay bin Ka’ab
sholat mengimami mereka, lalu Nabi berkata: “benar mereka itu, dan sebaik-baiknya perbuatan adalah yang mereka lakukan”.
(HR: Abu Dawud).

Kemudian Sahabat Umar berinisiatif mengumpulkan para sahabat shalat Tarawih dalam satu Masjid dengan satu imam.
Sebagaimana keterangan:

ِ‫ ﺧَﺮَﺟْﺖُ ﻣَﻊَ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦ‬:َ‫ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪٍ ﺍﻟْﻘَﺎﺭِﻱِّ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝ‬
ُ‫ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﷲُ ﻋَﻨْﻪُ ﻟَﻴْﻠَﺔً ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ‬
‫ﺃَﻭْﺯَﺍﻉٌ ﻣُﺘَﻔَﺮِّﻗُﻮﻥَ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻭَﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻓَﻴُﺼَﻠِّﻲ‬
ٍ‫ﺑِﺼََﻼﺗِﻪِ ﺍﻟﺮَّﻫْﻂُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋُﻤَﺮُ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺭَﻯ ﻟَﻮْ ﺟَﻤَﻌْﺖُ ﻫَؤَُﻻﺀِ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﺎﺭِﺉ‬
ُ‫ﻭَﺍﺣِﺪٍ ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺃَﻣْﺜَﻞَ ﺛُﻢَّ ﻋَﺰَﻡَ ﻓَﺠَﻤَﻌَﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺃُﺑَﻲِّ ﺑْﻦِ ﻛَﻌْﺐٍ ﺛُﻢَّ ﺧَﺮَﺟْﺖ‬
َ‫ﻣَﻌَﻪُ ﻟَﻴْﻠَﺔً ﺃُﺧْﺮَﻯ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﺑِﺼَﻼَﺓِ ﻗَﺎﺭِﺋِﻬِﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﻋُﻤَﺮُ ﻧِﻌْﻢ‬
(‫ﺍﻟْﺒِﺪْﻋَﺔُ ﻫَﺬِﻩِ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬

Artinya: “Dari ‘Abdirrohman bin ‘Abdil Qori’ beliau berkata; “Saya keluar bersama Sayyidina Umar bin Khatthab ra ke Masjid
pada bulan Ramadlan. (Didapati dalam masjid tersebut) orang yang shalat tarawih berbeda-beda. Ada yang shalat
sendiri-sendiri dan ada juga yang shalat berjama’ah”. Lalu Sayyidina Umar berkata: “Saya punya pendapat andai kata mereka
aku kumpulkan dalam jama’ah satu imam, niscaya itu lebih bagus”. Lalu beliau mengumpulkan kepada mereka dengan seorang
imam, yakni shohabat Ubay bin Ka’ab. Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid. Orang-orang sudah
melaksanakan sholat tarawih dengan berjama’ah di belakang satu imam. Umar berkata: “sebaik-baiknya bid’ah adalah ini
(shalat tarawih dengan berjama’ah)”. (HR: Bukhari).

Dari sini sudah sangat jelas bahwa pertama kali orang yang mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan tarawih dengan
cara berjama’ah adalah sahabat Umar ra, sedangkan jama’ah shalat tarawih pada waktu itu dilakukan dengan 20 roka’at.
Sebagaimana keterangan:

‫ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳَﻘُﻮﻣُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺯَﻣَﻦِ ﻋُﻤَﺮَﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﻓِﻲ‬:َ‫ ﻗَﺎﻝ‬, َ‫ﻋَﻦْ ﻳَﺰِﻳﺪَ ﺑْﻦِ ﺭُﻭﻣَﺎﻥ‬
(‫ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺑِﺜَﻼَﺙٍ ﻭَﻋِﺸْﺮِﻳﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺎﻟﻚ‬

 “Dari Yazid bin Ruman telah berkata: “Manusia senantiasa melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan
Ramadlan sebanyak 23 rokaat“. (HR. Malik)

Yang dimaksud 23 roka’at adalah, melaksanakan shalat Tarawih 20 roka’at dan witir. Dengan bukti hadist yang diriwayatkan
Sa’ib bin Yazid:

ِ‫ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻘُﻮﻣُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻬْﺪِ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏ‬:َ‫ﻋَﻦْ ﺍﻟﺴَّﺎﺋِﺐِ ﺑْﻦِ ﻳَﺰِﻳﺪَ ﻗَﺎﻝ‬
َ‫ﺭَﺿِﻲَ ﺍﷲُ ﻋَﻨْﻪُ ﻓِﻲ ﺷَﻬْﺮِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺑِﻌِﺸْﺮِﻳﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً )ﺭﺍﻩ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻭَﺻَﺤَّﺢ‬
(ُ‫ﺇِﺳْﻨَﺎﺩَﻩُ ﺍﻟﻨَّﻮَﻭِﻱُّ ﻭَﻏَﻴْﺮُﻩ‬

Artinya: “Dari Saaib bin Yazid berkata: “para sahabat melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan Ramadlan
sebanyak 20 roka’at”. (HR. Al-Baihaqi).

Dua dalil di atas sangat jelas sekali menjelaskan jumlah bilangan shalat tarawih 20 roka’at, dalil tersebut juga dikuatkan
dengan perilaku para shahabat yang telah mengikutinya bahkan Sayyidah ‘Aisyahpun juga mengikuti, hal ini telah
menunjukkan menjadi ijma’ sahabat karena tiada satu orangpun yang mengingkari atau menentang, begitu juga para ulama’
empat madzhab atau madzhab lainnya. Jadi shalat tarawih 20 roka’at ini sangat jelas dan harus kita ikuti karena ini adalah
sunnah Khulafa’ur Rosyidin yang harus kita ikuti, dan Sayyidina Umar adalah juga salah satu sahabat yang telah diakui
kebenarannya oleh Nabi. Sebagaimana sabda Nabi:

ِ‫ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟْﺤَﻖَّ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺴَﺎﻥ‬ ِ‫ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﷲ‬:َ‫ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮ‬
(‫ﻋُﻤَﺮَ ﻭَﻗَﻠْﺒِﻪِ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menjadikan kebenaran melalui lisan dan hati umar”. (HR. Turmudzi).

Dan Hadist Nabi SAW:


NU Online

ِ‫ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺴُﻨَّﺘِﻲ ﻭَﺳُﻨَّﺔ‬:َ‫ﻭَﻗَﺪْ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ‬
ِ‫ﺍﻟْﺨُﻠَﻔَﺎﺀِ ﺍﻟﺮَّﺍﺷِﺪِﻳﻦَ ﺍﻟْﻤَﻬْﺪِﻳِّﻴﻦَ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﻋُﻀُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﺎﻟﻨَّﻮَﺍﺟِﺬ‬
ُ‫)ﺃَﺧْﺮَﺟَﻪُ ﺃَﺣْﻤَﺪُ ﻭَﺃَﺑُﻮ ﺩَﺍﻭُﺩَ ﻭَﺍﺑْﻦُ ﻣَﺎﺟَﻪْ ﻭَﺍﻟﺘِّﺮْﻣِﺬِﻱُّ ﻭَﺻَﺤَّﺤَﻪ‬
(ِ‫ﺍﻟْﺤَﺎﻛِﻢُ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﺮْﻁِ ﺍﻟﺸَّﻴْﺨَﻴْﻦ‬

Artinya: “Dan sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: “maka ikutilah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rosyidin yang
mendapatkan pentunjuk setelah aku meninggal, maka berpegang teguhlah padanya dengan erat”.

Dan Hadist Nabi SAW:

:َ‫ﻋَﻦْ ﺣُﺬَﻳْﻔَﺔُ ﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺮْﻭِﻱ ﻋَﻦْ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﷲِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ‬
ُّ‫ﺍِﻗْﺘَﺪُﻭﺍ ﺑِﺎَﻟﻠَّﺬَﻳْﻦِ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﺃَﺑِﻲ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَﻋُﻤَﺮَ ) ﺃَﺧْﺮَﺟَﻪُ ﺍﻟﺘِّﺮْﻣِﺬِﻱ‬
(ٌ‫ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺣَﺴَﻦ‬

Artinya: “Dari Hudzaifah ra ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda; “ikutilah dua orang setelahku, yakni abu bakar dan
‘Umar”. (HR. Turmudzi).

Shalat Tarawih Menurut Pandangan Ulama’

ِ‫ﻓَﺬَﻫَﺐَ ﺟُﻤْﻬُﻮﺭُ ﺍﻟْﻔُﻘَﻬَﺎﺀِ – ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺤَﻨَﻔِﻴَّﺔِ ﻭَﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻴَّﺔِ ﻭَﺍﻟْﺤَﻨَﺎﺑِﻠَﺔ‬


ٌ‫ﻭَﺑَﻌْﺾِ ﺍﻟْﻤَﺎﻟِﻜِﻴَّﺔِ ﺇﻟَﻰ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺘَّﺮَﺍﻭِﻳﺢَ ﻋِﺸْﺮُﻭﻥَ ﺭَﻛْﻌَﺔً ﻟِﻤَﺎ ﺭَﻭَﺍﻩُ ﻣَﺎﻟِﻚ‬
ِ‫ﻋَﻦْ ﻳَﺰِﻳﺪَ ﺑْﻦِ ﺭُﻭﻣَﺎﻥَ ﻭَﺍﻟْﺒَﻴْﻬَﻘِﻲُّ ﻋَﻦْ ﺍﻟﺴَّﺎﺋِﺐِ ﺑْﻦِ ﻳَﺰِﻳﺪَ ﻣِﻦْ ﻗِﻴَﺎﻡ‬
َ‫ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻓِﻲ ﺯَﻣَﺎﻥِ ﻋُﻤَﺮَ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ ﺑِﻌِﺸْﺮِﻳﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً ﻭَﺟَﻤَﻊَ ﻋُﻤَﺮُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ‬
َ‫ ﺟَﻤَﻊ‬:ُّ‫ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻌَﺪَﺩِ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺮَّﻛَﻌَﺎﺕِ ﺟَﻤْﻌًﺎ ﻣُﺴْﺘَﻤِﺮًّﺍ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﻜَﺎﺳَﺎﻧِﻲ‬
ٍ‫ﻋُﻤَﺮُ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏَ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﷲِ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓِﻲ ﺷَﻬْﺮِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺃُﺑَﻲِّ ﺑْﻦِ ﻛَﻌْﺐ‬
ٌ‫ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺑِﻬِﻢْ ﻋِﺸْﺮِﻳﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻨْﻜِﺮْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﺣَﺪ‬
ِ‫ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻪ‬:ُ‫ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺪُّﺳُﻮﻗِﻲُّ ﻭَﻏَﻴْﺮُﻩ‬.َ‫ﻓَﻴَﻜُﻮﻥُ ﺇﺟْﻤَﺎﻋًﺎ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚ‬
ِ‫ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻋَﻤَﻞُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ‬:َ‫ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﺑْﻦُ ﻋَﺎﺑِﺪِﻳﻦ‬.َ‫ﻋَﻤَﻞُ ﺍﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ ﻭَﺍﻟﺘَّﺎﺑِﻌِﻴﻦ‬
ِ‫ ﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻋَﻤَﻞُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ‬:ُّ‫ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠِﻲٌّ ﺍﻟﺴَّﻨْﻬُﻮﺭِﻱ‬.‫ﺷَﺮْﻗًﺎ ﻭَﻏَﺮْﺑًﺎ‬
‫ ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻓِﻲ‬:ُ‫ﻭَﺍﺳْﺘَﻤَﺮَّ ﺇﻟَﻰ ﺯَﻣَﺎﻧِﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺳَﺎﺋِﺮِ ﺍْﻷَﻣْﺼَﺎﺭِ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﺤَﻨَﺎﺑِﻠَﺔ‬
َ‫ﻣَﻈِﻨَّﺔِ ﺍﻟﺸُّﻬْﺮَﺓِ ﺑِﺤَﻀْﺮَﺓِ ﺍﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ ﻓَﻜَﺎﻥَ ﺇﺟْﻤَﺎﻋًﺎ ﻭَﺍﻟﻨُّﺼُﻮﺹُ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚ‬
(142 ‫ ﺹ‬27 ‫ ﺝ‬. ‫ )ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ‬.ٌ‫ﻛَﺜِﻴﺮَﺓ‬

Artinya: “Maka menurut pendapat jumhur (mayoritas ulama’ Hanafiyyah, Syafi’iyyah, Hanabillah, Dan sebagian malikiyyah,
bahwa shalat tarawih adalah 20 roka’at, karena pada hadist yang telah diriwayatkan Malik bin Yazid bin Ruman dan Imam
al-Baihaqyi dari Saib bin Yazid tentang shalatnya umat Islam di masa Sayyidina Umar bin Khatthab ra dengan 20 roka’at, dan
Umar mengumpulkan manusia untuk melakukan tarawih 20 roka’at dengan jama’ah (golongan) yang terus menerus sampai
sekarang. Imam As-Sakakyi berkata: Umar telah mengumpulkan para sahabat Rasulullah saw pada Ubay bin Ka’ab ra,
kemudian Ka’ab sholat mengimami mereka 20 roka’at, dan tidak ada satu orang pun yang mengingkarinya, maka hal itu sudah
menjadi ijma’ (kesepakatan) mereka. Dan Imam Ad-Dasukyi berkata: dan itu yang dilakukan shohabat dan tabi’in, dan Imam
Ibnu ‘Abidin berkata: itu adalah yang dilakukan manusia mulai dari bumi timur sampai bumi barat, dan ‘Ali As-Sanhuryi
berkata: itu adalah yang dilakukan manusia sejak dulu sampai masaku dan masa yang akan datang selamanya, dan berkata
ulama’ Hanabilah: “ini telah yaqin terkenal (mashur) di masa para sahabat, maka ini merupakan ijma’ dan banyak dalil-dali
Nash yang menjelaskanya.

Imam Ibnu Taimiyyah dan Syekh ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdil Wahab juga menegaskan sebagaimana berikut:
Keterangan yang terdapat dalam sebuah kitab “Tashhih Hadistis Sholah At-Tarawih Isriina Roka’ah “ . Imam ibnu Taimiyyah
juga sepakat dan berpendapat, bahwa rok’at shalat tarawih 20 rika’at, dan beliau menfatwakan sebagaimana berikut, Artinya:
Imam Ibnu Taimiyyah berkata dalam fatwanya, “Telah terbukti bahwa sahabat bin Ubay bin Ka’ab mengerjakan sholat
Ramadlan bersama-sama orang pada waktu itu sebanyak 20 roka’at, lalu mengerjakan Witir 3 roka’at, kemudian mayoritas
Ulama’ mengatakan bahwa itu adalah sunnah. Karena pekerjaan itu dilaksanakan di tengah-tengah kaum Muhajiriin dan
Anshor, dan tidak ada satupun diantara mereka yang menentang atau melanggar perbuatan itu”. Dan di dalam kitab “Majmu’
Fatawyi Al-Najdiyyah” diterangakan tentang jawaban Syekh ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdil Wahab tentang bilangan
roka’at shalat tarawih. Ia mengatakan bahwa setelah sahabat Umar mengumpulkan manusia untuk melaksanakan shalat
berjama’ah kepada sahabat Ubay bin Ka’ab, maka sholat yang mereka lakukan adalah 20 roka’at”.

Niat Shalat Tarawih


‫‪NU Online‬‬
‫ﺃُﺻَﻠِّﻲْ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟﺘَّﺮَﺍﻭِﻳْﺢِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻣَﺄْﻣُﻮْﻣًﺎ ‪ /‬ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ ﷲِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ‪ .‬ﺍﷲ ﺃﻛﺒﺮ…‪.‬‬

‫‪Doa Setelah Sholat Taraweh‬‬

‫ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﺑِﺎْﻹِﻳْﻤَﺎﻥِ ﻛَﺎﻣِﻠِﻴْﻦَ ﻭَﻟِﻔَﺮَﺍﺋِﻀِﻚَ ﻣُؤَﺩِّﻳْﻦَ‬


‫ﻭَﻟِﻠﺼَّﻼَﺓِ ﺣَﺎﻓِﻈِﻴْﻦَ ﻭَﻟِﻠﺰَّﻛَﺎﺓِ ﻓَﺎﻋِﻠِﻴْﻦَ ﻭَﻟِﻤَﺎ ﻋِﻨْﺪَﻙَ ﻃَﺎﻟِﺒِﻴْﻦَ‬
‫ﻭَﻟِﻌَﻔْﻮِﻙَ ﺭَﺍﺟِﻴْﻦَ ﻭَﺑِﺎﻟْﻬُﺪَﻯ ﻣُﺘَﻤَﺴِّﻜِﻴْﻦَ ﻭَﻋَﻦِ ﺍﻟﻠَّﻬْﻮِ ﻣُﻌْﺮِﺿِﻴْﻦَ ﻭَﻓِﻲ‬
‫ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺯَﺍﻫِﺪِﻳْﻦَ ﻭَﻓِﻲ ﺍْﻷَﺧِﺮَﺓِ ﺭَﺍﻏِﺒِﻴْﻦَ ﻭَﺑِﺎﻟْﻘَﻀَﺂﺀِ ﺭَﺍﺿِﻴْﻦَ‬
‫ﻭَﻟِﻠﻨَّﻌْﻤَﺎﺀِ ﺷَﺎﻛِﺮِﻳْﻦَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺒَﻼَﺀِ ﺻَﺎﺑِﺮِﻳْﻦَ ﻭَﺗَﺤْﺖَ ﻟِﻮَﺁﺀِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ‬
‫ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺳَﺎﺋِﺮِﻳْﻦَ ﻭَﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺤَﻮْﺽِ‬
‫ﻭَﺍﺭِﺩِﻳْﻦَ ﻭَﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺩَﺍﺧِﻠِﻴْﻦَ ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻧَﺎﺟِﻴْﻦَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺳَﺮِﻳْﺮَﺓِ‬
‫ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻤَﺔِ ﻗَﺎﻋِﺪِﻳْﻦَ ﻭَﻣِﻦْ ﺣُﻮْﺭٍ ﻋِﻴْﻦٍ ﻣُﺘَﺰَﻭِّﺟِﻴْﻦَ ﻭَﻣِﻦْ ﺳُﻨْﺪُﺱٍ‬
‫ﻭَﺇِﺳْﺘِﺒْﺮَﻕٍ ﻭَﺩِﻳْﺒَﺎﺝٍ ﻣُﺘَﻠَﺒِّﺴِﻴْﻦَ ﻭَﻣِﻦْ ﻃَﻌَﺎﻡِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺁﻛِﻠِﻴْﻦَ ﻭَﻣِﻦْ‬
‫ﻟَﺒَﻦٍ ﻭَﻋَﺴَﻞٍ ﻣُﺼَﻔًّﻰ ﺷَﺎﺭِﺑِﻴْﻦَ ﺑِﺄَﻛْﻮَﺍﺏٍ ﻭَﺃَﺑَﺎﺭِﻳْﻖَ ﻭَﻛَﺄْﺱٍ ﻣِﻦْ ﻣَﻌِﻴْﻦٍ ﻣَﻊَ‬
‫ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺃَﻧْﻌَﻢَ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻴِّﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟﺼِّﺪِّﻗِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟﺸُّﻬَﺪَﺁﺀِ‬
‫ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ ﻭَﺣَﺴُﻦَ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺭَﻓِﻴْﻘًﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﻀْﻞُ ﻣِﻦَ ﺍﷲِ ﻭَﻛَﻔَﻰ ﺑِﺎﷲِ‬
‫ﻋَﻠِﻴْﻤًﺎ‪ .‬ﺇِﻥَّ ﺍﷲَ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ‬
‫ﺁﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ‪ .‬ﺩَﻋْﻮَﺍﻫُﻢْ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ‬
‫ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺗَﺤِﻴَّﺘُﻬُﻢْ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﺳَﻼَﻡٌ ﻭَﺃَﺧِﺮُ ﺩَﻋْﻮَﺍﻫُﻢْ ﺃَﻥِ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﷲِ ﺭَﺏِّ‬
‫ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ‪ .‬ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻓِﻲْ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺸَّﻬْﺮِ ﺍﻟﺸَّﺮِﻳْﻔَﺔِ‬
‫ﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻛَﺔِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴُّﻌَﺪَﺁﺀِ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﻮْﻟِﻴْﻦَ‪ ،‬ﻭَﻻَ ﺗَﺠْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍْﻷَﺷْﻘِﻴَﺎﺀِ‬
‫ﺍﻟْﻤَﺮْﺩُﻭْﺩِﻳْﻦَ‪ ،‬ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺗَﻘَﺒَّﻞْ ﻣِﻨَّﺎ ﻭُﺿُﻮْﺋَﻨَﺎ ﻭَﺻَﻼَﺗَﻨَﺎ ﻭَﻗِﻴَﺎﻣَﻨَﺎ‬
‫ﻭَﻗِﺮَﺍﺋَﺘَﻨَﺎ ﻭَﺭُﻛُﻮْﻋَﻨَﺎ ﻭَﺳُﺠُﻮْﺩَﻧَﺎ ﻭَﻗُﻌُﻮْﺩَﻧَﺎ ﻭَﺗَﺴْﺒِﻴْﺤَﻨَﺎ‬
‫ﻭَﺗَﻬْﻠِﻴْﻠَﻨَﺎ ﻭَﺗَﻤْﺠِﻴْﺪَﻧَﺎ ﻭَﺧُﺸُﻮْﻋَﻨَﺎ ﻭَﺗَﻀَﺮُّﻋَﻨَﺎ ﻭَﻻَ ﺗَﻀْﺮِﺏْ ﺑِﻬَﺎ‬
‫ﻭُﺟُﻮْﻫَﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ ﻭَﻳَﺎ ﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺻِﺮِﻳْﻦَ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻳَﺎ‬
‫ﺃَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺃَﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ‬
‫ﻭَﺳَﻠَّﻢْ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﷲِ ﺭَﺏِّ ﺍْﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ‪.‬‬

‫‪Niat Sholat Witir‬‬

‫ﺃُﺻَﻠِّﻲْ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ ‪ /‬ﻣَﺄْﻣُﻮْﻣًﺎ ﷲِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ‪ .‬ﺍﷲ ﺃﻛﺒﺮ …‪.‬‬
‫ﺃُﺻَﻠِّﻲْ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ ﺭَﻛْﻌَﺔً ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ ‪ /‬ﻣَﺄْﻣُﻮْﻣًﺎ ﷲِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ‪ .‬ﺍﷲ ﺃﻛﺒﺮ …‪.‬‬

‫‪Dzikir Setelah Shalat Witir‬‬

‫ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟْﻤَﻠِﻚِ ﺍﻟْﻘُﺪُّﻭﺱِ ×‪ . 3‬ﺳُﺒُّﻮﺡٌ ﻗُﺪُّﻭﺱٌ ﺭَﺑُّﻨَﺎ ﻭَﺭَﺏُّ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ‬


‫‪.‬ﻭَﺍﻟﺮُّﻭﺡِ‬

‫‪Doa Setelah Shalat Witir‬‬

‫ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﺮِﺿَﺎﻙَ ﻣِﻦْ ﺳَﺨَﻄِﻚَ ﻭَﺑِﻤُﻌَﺎﻓَﺎﺗِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋُﻘُﻮﺑَﺘِﻚَ‬


‫ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻨْﻚَ َﻻ ﺃُﺣْﺼِﻰ ﺛَﻨَﺎﺀً ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺃَﻧْﺖَ ﻛَﻤَﺎ ﺃَﺛْﻨَﻴْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻚَ‪:‬‬
‫ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻋَﺬِّﺏِ ﺍﻟْﻜَﻔَﺮَﺓَ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺼُﺪُّﻭﻥَ‬
‫ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻚ ‪ ,‬ﻭَﻳُﻜَﺬِّﺑُﻮﻥَ ﺭَﺳُﻮﻟَﻚَ‪ ،‬ﻭَﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻮﻥَ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎءَﻙَ‪ ،‬ﻭَﻳَﺪِﻳْﻨُﻮْﻥَ‬
‫ﺩِﻳﻨًﺎ ﻏَﻴْﺮَ ﺩِﻳﻨِﻚَ‪ ،‬ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ‪،‬‬
‫ﻭَﺍﻟْﻤُؤْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُؤْﻣِﻨَﺎﺕِ ‪ ,‬ﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْ ﺫَﺍﺕَ ﺑَﻴْﻨِﻬِﻢْ‪ ،‬ﻭَﺃَﻟِّﻒْ ﺑَﻴْﻦَ‬
‫ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ‪ ،‬ﻭَﺍﺟْﻌَﻞْ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ ﺍْﻹِﻳﻤَﺎﻥَ ﻭَﺍﻟْﺤِﻜْﻤَﺔَ‪ ،‬ﻭَﺛَﺒِّﺘْﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ‬
‫ﻣِﻠَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻟِﻚَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺃَﻭْﺯِﻋْﻬُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳُﻮْﻓُﻮﺍ ﺑِﻌَﻬْﺪِﻙ‬
‫ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋَﺎﻫَﺪَﺗْﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ‪ ،‬ﻭَﺍﻧْﺼُﺮْﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﺪُﻭِّﻙ ﻭَﻋَﺪُﻭِّﻫِﻢْ ﺇﻟَﻪَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ‬
‫ﻓَﺎﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻣِﻨْﻬُﻢْ‪) .‬ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇﻧَّﻚ ﻋَﻔْﻮٌ ﻛَﺮِﻳﻢٌ ﺗُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻌَﻔْﻮَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨَّﺎ‬
‫ﻳَﺎﻛَﺮِﻳﻢْ ×‪(3‬‬

‫‪Penulis: KH Abd. Nashir Fattah‬‬


‫‪sumber: jombang.nu.or.id‬‬

‫‪Redaktur: Ulil Hadrawi ‬‬

Anda mungkin juga menyukai