Bismillaahirrohmaanirrohim. Alhamdulillaahirobbil'aalamiina.
Washsholaatu Wassalaamu' Alaa Asyrofil Anbiyaa-I Wal Mursalina,
Sayyidina Muhammadin, Wa-'Alaa Aalihi Washohbihi
Ajma'iina. Robbisrohli Sodri wayassirli amri wahlul 'uqdatanmillisani
yafqohu qouli."
Amma Ba'du.
Syarat Bertaubat
Imam An-Nawawi di dalam Riyadhus Shalihin menyampaikan syarat
bertaubat secara singkat dalam tiga langkah. Pertama, berhenti dari dosa
yang dilakukan. Kedua, menyesali dosa yang telah dilakukan. Dan ketiga,
bertekad untuk tidak mengulangi dosa itu. Itu jika bertaubat terhadap dosa
yang berkaitan dengan hak Allah.
Sedangkan jika dosa berkaitan dengan hak manusia, maka syarat
taubat ditambah satu lagi, yaitu membebaskan diri dari hak manusia
tersebut.
Misalnya: Orang yang minum minuman keras, untuk bertaubat
cukup ia berhenti minum minuman keras, menyesalinya, dan tidak
mengulanginya. Namun jika seseorang mencuri harta orang lain,
selain tiga langkah tersebut ia harus mendapat maaf dari orang
yang dicuri dengan mengembalikan hartanya atau mendapatkan
kehalalan darinya.
Sekian yang dapat saya sampaikan kali ini. Kurang lebihnya mohon
maaf. Akhirul kalam, wabillahi taufiq wal hidayah. Wassalamu'alaikum
wr. wb.
*********************************************************
*********************************************************
3. Al-Furqon.
Al-Furqon artinya pembeda/pemisah, yaitu yang membedakan/
memisahkan antara hak dan batil, benar dan salah sehingga antara
hak dan batil itu tidak bercampur aduk. Al-Quran sebagai Al-Furqon,
diantaranya memisahkan dua jalan hidup yang ditempuh manusia
yaitu Sabilillah yakni jalan hidup yang telah ditempuh para nabi,
shidiqin, syuhada, solihin. Dan Sabilithogut yakni jalan hidup yang
telah ditempuh para orang kafir, orang yang dimurkai Allah dan
orang yang sesat.
*********************************************************
Keutamaan Tadarus Al Qur’an
*********************************************************
Doa di Malam Lailatul Qadar
Suatu hari, dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW berkisah kepada para
sahabat tentang seorang seorang yang saleh dari Bani Israil. Orang tersebut
menghabiskan waktunya selama 1.000 bulan untuk berjihad fi sabilillah.
Mendengar kisah itu, para sahabat merasa iri, karena tak bisa memiliki
kesempatan untuk beribadah selama itu.
Usia umat Nabi Muhammad SAW memang lebih pendek dari umat
terdahulu. Nabi SAW pun bersedih, karena mustahil umatnya dapat
menandingi amal ibadah umat-umat terdahulu. Hingga Allah SWT lalu
mengaruniakan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Lailatul Qadar adalah suatu malam karunia Allah yang sangat besar
kebaikan dan keberkahannya. Lailatul qodar merupakan malam yang lebih
baik dari 1000 bulan, yaitu dimana amalan ibadah kita di malam lailatul
qadar jauh lebih baik daripada amalan ibadah kita di 1000 bulan atau lebih
83 tahun.
Allah Ta’ala berfirman,
Artinya :
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadar: 3).
Tak ada seorang pun yang tahu kapan tamu agung itu akan datang. Hanya
Allah SWT yang mengetahui kapan malam yang lebih baik dari 1.000
bulan itu akan menghampiri hambanya. Rasulullah SAW memerintahkan
umatnya yang hendak mendapatkan malam mulia ini agar mencarinya pada
malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan,
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam
yang akhir dari Ramadhan”.