Anda di halaman 1dari 4

MATERI SHALAT TARAWIH DAN WITIR

Salat Tarawih disebut juga qiamulail ramadan yaitu salat yang dilakukan
setiap malam pada bulan Ramadan, sedangkan di bulan-bulan lain tidak ada
salat Tarawih. Hukum melaksanakan salat Tarawih adalah sunah muakad,
artinya salat sunah yang sangat dianjurkan baik kepada laki-laki maupun
perempuan. Apabila salat Tarawih dikerjakan dengan niat yang tulus dan
ikhlas, akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah saw. bersabda

“Barang siapa yang mendirikan ibadah malam di bulan Ramadan karena iman
dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah
lalu.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Tahukah kalian istilah Tarawih? Kata Tarawih berasal dari kata Arab raha
yang berarti istirahat. Karena itu, salat Tarawih adalah salat yang dilaksanakan
dengan cara yang santai dalam waktu yang panjang. Shalat Tarawih boleh
dilakukan secara sendiri, lebih utama berjama’ah. Waktu pelaksanaannya
adalah setelah sholat isya’ sampai terbit fajar.

Jumlah rakaat shalat Tarawih berbeda versi, Berdasarkan riwayat ada yang
berjumlah 8 rakaa’at ditambah witir 3 raka’at sehingga berjumlah menjadi 11
raka’at. Ada yang berjumlah 20 raka’at ditambah witir 3 raka’at sehingga
berjumlah 23 raka’at. Bahkan ada juga yang berpendapat jumlah shalat
Tarawih itu adalah 36 raka’at dan ada juga yang 40 raka’at. Semua pendapat ini
dapat dibenarkan karena pada dasarnya salat Tarawih itu termasuk salat malam
(qiamulail) yang hukumnya sunah sehingga para sahabat, tabi’in dan ulama
berbeda-beda dalam jumlah rakaatnya. Yang perlu kita ketahui bahwa semua
perbedaan jumlah rakaat salat Tarawih tersebut sama-sama memiliki dasar
hukum yang kuat sehingga tidak perlu dipertentangkan. Berpegang teguhlah
pada prinsip masing-masing tanpa menyalahkan golongan yang lain. Sikap kita
adalah harus saling menghormati dan tidak memaksakan kehendak sendiri.
Di Indonesia, kebiasaan masyarakat melakukan salat Tarawih dan Witir
dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut.
a. Salat Tarawih 8 rakaat dan Witir 3 rakaat

Setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam. Jumlah salam 4 kali dalam 8 rakaat
atau boleh dilakukan dengan setiap 4 rakaat diakhiri dengan salam sehingga
jumlah salam 2 kali dalam 8 rakaat. Setelah itu, ditambah dengan salat Witir 3
rakaat.
Dalil pelaksanaan salat Tarawih 11 rakaat ini antara lain riwayat dari Abu
Salamah bin ‘Abdurrahman, yang mengabarkan bahwa dia pernah bertanya
kepada ‘Aisyah: “Bagaimana salat malam Rasulullah saw. di bulan
Ramadan?”. ‘Aisyah mengatakan ”Rasulullah saw. tidak pernah menambah
jumlah rakaat dalam salat malam pada bulan Ramadan dan tidak pula dalam salat
lainnya lebih dari 11 rakaat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

b. Salat Tarawih 20 rakaat dan Witir 3 rakaat

Setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam. Jumlah salam menjadi 10 kali dalam
20 rakaat. Setelah itu, ditambah dengan salat Witir 3 rakaat. Salat Witir
dilakukan dengan 2 rakaat diakhiri salam, ditambah 1 rakaat, lalu diakhiri
dengan salam.
Pelaksanaan salat Tarawih 23 rakaat ini berdasarkan riwayat dari Yazid bin
Ruman, dia berkata: “Di zaman Umar bin Khattab, orang-orang melaksanakan
salat malam di bulan ramadan (salat Tarawih) dengan 23 rakaat.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain juga disebutkan Ibnu Abbas melaksanakan salat malam pada
bulan Ramadan 20 rakaat dan Witir, dengan tidak berjamaah. (HR. Baihaqi).

c. Rukun, syarat, bacaan, dan cara melakukan salat Tarawih sama dengan salat
fardu lima waktu.

Muhammadiyah sendiri mengikuti tata cara yang dilakukan Rasulullah SAW yakni
shalat Tarawih dengan 11 rakaat dengan dua macam pilihan caranys

Tarawih 4-4-3
Pilihan pertama Muhammadiyah menggunakan formasi 4-4-3 berdasarkan hadist
Riwayat Bukhori dan Muslim dari Ibunda Aisyah RA yang mempunyai arti :

“Nabi SAW tidak pernah melakukan salat sunah pada Ramadhan dan bulan lainnya
lebih dari sebelas rakaat , beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya
bagaimana bagus dan indahnya . Kemudian beliau shalat lagi empat rakaat dan jangan
engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat lagi tiga
rakaat”

Tarawih 2-2-2-2-2-1

Sedangkan pilihan kedua, Muhammadiyah memakai formasi 2-2-2-2-2-1 ditambah 1


witir berdasarkan hadits Riwayat Muslim dari sahabat ibnu Abbas yang berbunyi

“Aku berdiri di samping Rasulullah, kemudian Rasulullah meletakkan tangan


kanannya di kepalaku dan dipegangnya telinga kananku dan ditelitinya. Kemudian
Rasulullah shalat dua rakaat kemudian dua rakaat lagi, lalu kemudian dua rakaat lalu
dua rakaat lagi, selanjutnya rasulullah shalat witir, kemudian Rasulullah tiduran
menyamping sampai bilal menyerukan adzan dan shalat dua rakaat singkat singkat
kemudian melaksanakan shalat subuh

Anda mungkin juga menyukai