Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN OBSERVASI

PERBEDAAN JUMLAH RAKA’AT PADA SHOLAT TARAWIH

Dosen Pengampu:

Bpk. Suwito

DISUSUN OLEH:

Nida Hasanah (11160162000008)

Kelas : Pendidikan Kimia 2A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1

1.3 Tujuan Observasi..................................................................................... 2

1.4 Manfaat Obsevasi ....................................................................................2

1.5 Metode Obsevasi ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Shalat Tarawih…………………....……............................... 3

2.2 Landasan Disyariatkannya Shalat Tarawih ……..................................... 3

2.3 Beberapa Pendapat Terkait Bilangan Raka’at Dalam Shalat


Tarawih……………………………………………………………….......... 4

2.4 Hasil Observasi………………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 9

3.2 Saran .......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan pada malam
bulan Ramadhan setelah shalat Isya‟. Mengerjakan shalat malam pada
bulan Ramadhan atau shalat tarawih itu hukumnya sunnah bagi laki-
laki dan perempuan.
Pada realitas sosial saat ini, nota bene banyak sekali organisasi
masyarakat yang mengatasnamakan agama. Dari organisasi ini
muncullah berbagai perbedaan yang bersifat furu‟iyah. Salah satu
yang menjadi objek perdebatan mereka yaitu masalah terkait jumlah
rakaat shalat Tarawih.
Banyak sekali hadits yang menjelaskan masing-masing
pendapat yang kualitas haditsnya sama-sama kuat. Dari permasalahan
inilah timbul keinginan untuk mengkaji dan mencari informasi yang
benar mengenai hal tersebut. Yang akhirnya dengan paparan yang
luas dalam makalah kami ini dapat memberi pencerahan bagi
pembaca khususnya dalam permasalahan jumlah rakaat shalat
Tarawih ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sholat tarawih?
2. Apa landasan disyariatkannya shalat Tarawih?
3. Bagaimana perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat
Tarawih?

1
1.3 Tujuan Observasi

1. Untuk menyelesaikan tugas UTS studi islam


2. Dapat Mengetahui Landasan disyariatkannya shalat tarawih.
3. Untuk Mengetahui apa yang menjadi latar belakang perbedaan
jumlah rakaat shalat tarawih.
1.4 Manfaat Observasi
Dengan melakukan penelitian dan observasi diharapkan
mahasiswa dapat mengambil pelajaran dan memahami apa yang
menjadi latar belakang perbedaan jumlah rakaat sholat terawih dan
dengan perbedaan ini mahasiswa tetap saling menghormati satu sama
lain.
1.5 Metode Observasi
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian
observasi ini adalah dengan cara pengamatan langsung oleh
lingkungan sekitar.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Shalat Tarawih


Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan pada malam
bulan Ramadhan setelah shalat Isya‟. Mengerjakan shalat malam pada
bulan Ramadhan atau shalat tarawih itu hukumnya sunnah bagi laki-
laki dan perempuan. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Jama‟ah, yang artinya, “Dari Abu Hurairah
r.a katanya, “Rasulullah SAW. menganjurkan untuk mengerjakan
shalat pada malam bulan Ramadhan, tetapi tidak mewajibkannya.
Beliau bersabda, “Barang siapa yang bangun pada malam bulan
Ramadhan karena iman dan mengharapkan keridhaan Allah SWT,
maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Jama‟ah).
Adapun pemberian nama terhadap shalat yang ditambahkan atas
shalat yang berlaku dengan nama “tarawih” karena para sahabat
beristirahat setelah dua salam dan membaca niat utuk setiap dua
rakaatnya.

2.2 Landasan Disyariatkannya Shalat Tarawih

Shalat tarawih dikerjakan dua rakaat-dua rakaat setelah shalat


isya sebelum mengerjakan shalat witir, tapi cara ini menyalahi cara
yang lebih utama. Waktunya berlangsung sampai akhir malam. Para
perawi meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, “Rasulullah
SAW. menganjurkan kaum Muslim mengerjakan shalat tarawih tanpa
mengharuskannya”. Beliau bersabda:

‫م ها ل ه غ فر واح ت ساب ا إي واً ا ره ضاى ق ام هي‬ ‫ذً به هي‬

3
“Barang siapa yang mengerjakan qiyam Ramadhan atas dasar
keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, maka dosanya yang
telah lalu diampuni (oleh Allah).”

Para perawi yang meriwayatkan hadits di atas, selain Tirmidzi,


juga meriwayatkan bahwa Aisyah berkata, ”Nabi SAW. mengerjakan
shalat di masjid, lalu banyak kaum Muslim yang bermakmum di
belakang beliau. Kemudian beliau mengerjakan shalat di malam
berikutnya, jumlah kaum Muslim yang bermakmum di belakangnya
semakin banyak. Ketika kaum Muslim berkumpul pada malam ketiga,
Nabi SAW. tidak keluar untuk mengimami mereka. Di pagi harinya,
beliau bersabda:

‫و‬ ‫ ص ٌ ي ع كن رأي ت ق‬, ‫إل ي كن ال خروج هي ي و ٌ ع ٌى ف لن‬, ‫أى خ ش يت أًى إ‬


‫ع ل ي كن فر‬.

“Aku telah melihat apa yang kalian lakukan. Aku tidak keluar untuk
mengimami kalian karena aku khawatir itu akan diwajibkan atas
kalian”.

Dari dua hadits yang disebutkan terakhir, dapat disimpilkan


bahwasannya hukum shalat Tarawih adalah sunnah sebagaimana tutur
Rasulullah yang tidak menginginkan para sahabatnya menganggap
shalat Tarawih itu wajib.

2.3 Beberapa Pendapat Terkait Bilangan Raka‟at Dalam Shalat Tarawih

Mengenai bilangan rakaat Shalat Tarawih, ada beberapa pendapat:

Pendapat Pertama, jumlah rakaat shalat Tarawih sebanyak


delapan Rakaat ditambah witir. Cara melaksanakannya yaitu setiap dua
rakaat salam (4 x 2 rakaat), atau setiap empat rakaat salam (2 x 4 rakaat)
ditambah dengan witir tiga rakaat sehingga menjadi sebelas Rakaat.

4
Sebagaimana sesuai dengan Hadits yang diriwayatkan oleh jamaah dari
„Aisyah r.a. yang artinya “Bahwa Nabi SAW. tidak pernah menambah
shalat sunnatnya pada waktu malam, baik dalam Ramadhan maupun
lainnya lebih dari sebelas raka‟at.

Pendapat kedua, mengatakan bahwa jumlah bilangan rakaat shalat


Tarawih adalah 20 rakaat ditambah witir. Cara melaksanakannya setiap
dua rakaat salam (10 x 2 rakaat). Pendapat kedua ini berdasarkan ijma‟
sahabat yang diriwayatkan oleh al-Bukhari yang artinya, “Dari
Abdurrahman ibnu Abdil Qari r.a. katanya, “Pada suatu malam di bulan
Ramadhan, saya keluar bersama Sayyidina Umar bin Khaththab r.a.
menuju masjid. Di dalam masjid terdapat orang-orang yang sedang
mengerjakan shalat secara terpisah-pisah dan berkelompok-kelompok.
Ada yang shalat sendirian, ada pula yang shalat sedang yang di
belakangnya terdapat beberapa orang yang mengikuti shalatnya. Maka
Umar bin Khaththab r.a. berkata, “Aku berpendapat apabila mereka
dikumpulkan menjadi satu, lalu mengikuti seorang qari (imam) tentu
lebih baik”. Kemudian beliau mengumpulkan orang-orang itu agar shalat
mengikuti Ubay bin Ka‟ab. Pada malam lainnya, aku keluar lagi bersama
Umar bin Khaththab r.a. menuju ke masjid. Kemudian aku menyaksikan
orang-orang sedang mengerjakan shalat di belakang seorang qari
(imam). Maka Umar bin Khaththab r.a. berkata, “ini adalah bid‟ah yang
baik.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari).

Imam Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkan hadits yang


artinya: “Bahwasanya Nabi SAW. telah keluar pada tengah malam di
beberapa malam bulan Ramadhan, yaitu tiga malam yang terpisah-pisah,
malam keduapuluh tiga, duapuluh lima dan duapuluh tujuh. Umat
manusia mengikuti shalatnya pada malam-malam tersebut. Beliau
bersembahyang Tarawih bersama mereka 8 rakaat dan mereka

5
menyempurnakan sisanya di rumah-rumah mereka. Keadaannya,
didengar bagi mereka itu suara berdengung seperti dengung suara lebah”.
(HR. Al Bukhari dan Muslim).

Dari perjalanan tersebut jelaslah bahwasanya Nabi SAW. telah


mensunnahkan kepada umat manusia untuk menunaikan sholat tarawih
dan berjamaah dalam pelaksanaannya. Akan tetapi beliau tidak
bersembahyang tarawih bersama mereka sebanyak 20 rakaat
sebagaimana amalan yang berlaku sejak masa para sahabat dan orang
sesudah mereka sampai sekarang. Setelah malam-malam tersebut beliau
tidak keluar lagi karena mengkhawatirkan kalau tarawih difardhukan.
Sebagaimana dijelaskan pada riwayat lain.

2.4 Hasil Observasi

A. Gambaran Objek
Tempat pengamatan : Jl. Limun No 23 rt/rw: 02/08, Pisangan
Ciputat Tangerang Selatan.
Hari/Tanggal Observasi : kamis, 01 Juni 2017 dan Jumat 02 Juni 2917
Waktu Observasi : Pukul 07.00-08.00

6
B. Pertanyaan dan Jawaban Hasil Wawancara Observasi
Bapak Suhartono:

1. Berapa jumlah rakaat ketika anda sholat tarawih?


Jawab : 23 rakaat beserta sholat witir
2. Kenapa anda melaksanakan sholat tarawih 23 rakaat?
Jawab : kareana jujur sejak kecil dilingkungan saya dan keluarga
saya selalu melaksanakan sholat 23 rakaat.
3. Menurut anda kenapa ada perbedaan antara jumlah rakaat sholat
tarawih ( 11 rakaat dan 23 rakaat) ?
Jawab : menurut saya mungkin karena ada perbedaan
pemahaman hadits karena menurut pemahaman saya
bahwasannya Rasullah itu melaksanakan sholat sunah setelah isya
tidak lebih dari 11 rakaat, dalam artiannya rasulullah
melaksanakan sholat sunah itu setiap hari tidak hanya pada bulan
ramadhan namun pada saat ramadhan Rasullah melaksanakan
sholat sunah atau tarawih setelah isya 23 rakaat beserta witir.
Karena tidak ada dalil yg jelas tentang jumlah rakaat sholat
tarawih ini maka para ulama mempunyai pendapat yang berbeda-
beda.
4. Ketika anda sholat di masjid namun imam hanya melaksanakan
sholat tarawih 11 rakaat saja, apa yang anda lakukan?
Jawab : saya ikuti imam sholat sebelas rakaat karena kita
mempunyai kepercayaan masing-masing dan harus saling
menghargai, namun karena saya sudah mempercayai 23 rakaat,
saya harus menambahkan hingga 23 rakaat dirumah.
5. Menurut anda mana yang benar jumlah rakaat sholat tarawih 11
rakaat atau 23 rakaat ?
7
Jawab : saya pribadi tidak bisa mengatakan bahwasannya anda
salah dan saya benar justru itu salah karena ini hanya perbedaan
pendapat. Menurut saya bahwa saya itu benar tapi menurut
mereka pun mereka itu benar, yang penting tujuan kita itu benar
kareana hanya Allah Swt yang mengetahuinya.

Ibu Gita Tri Nurani :


1. Berapa jumlah rakaat ketika anda sholat tarawih?
Jawab : 11 rakaat beserta sholat witir
2. Kenapa anda melaksanakan sholat tarawih 11 rakaat?
Jawab : karena saya diajarkan keluarga saya 11 rakaat.
3. Menurut anda kenapa ada perbedaan antara jumlah rakaat sholat
tarawih ( 11 rakaat dan 23 rakaat) ?
Jawab : Karena tidak ada dalil yg jelas tentang jumlah rakaat
sholat tarawih ini maka para ulama mempunyai pendapat yang
berbeda-beda.
4. Ketika anda sholat di masjid namun imam hanya melaksanakan
sholat tarawih 23 rakaat saja, apa yang anda lakukan?
Jawab : saya tetap mengikuti imam sholat 23 rakaat, karena saya
menghormati imam.
5. Menurut anda mana yang benar jumlah rakaat sholat tarawih 11
rakaat atau 23 rakaat ?
Jawab : kalau menurut saya semuanya itu benar karena yang salah
itu orang yang tidak sholat.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan pada malam bulan


Ramadhan setelah shalat Isya‟. Mengerjakan shalat malam pada bulan
Ramadhan atau shalat tarawih itu hukumnya sunnah bagi laki-laki dan
perempuan.

Landasan disyariatkannya Tarawih adalah bahwa Rasulullah SAW.


menganjurkan kaum Muslim mengerjakan shalat tarawih tanpa
mewajibkannya. Hal ini jelas tertera dalam hadits beliau.

Kompromi tersebut kami simpulkan sebagai berikut. Yang


disunnahkan adalah mengerjakan shalat Tarawih sebamyak 11 rakaat
dengan witir. Sedangkan rakaat sisanya dipandang baik dikerjakan. Al-
Kamal Ibnu Hammam berkata, “Dalil itu menjelaskan bahwa jumlah
yang disunnahkan adalah 11 rakaat dari 20 rakaat. Karena Rasulullah
mengerjakan shalat Tarawih sebanyak 11 rakaat, kemudian beliau tidak
mengerjakannya karena khawatir shalat itu diwajibkan kepada kita.
Rakaat sisanya dipandang baik untuk dikerjakan. Telah diriwayatkan
dengan sanad shahih bahwa rakaat shalat Tarawih sebanyak 11 rakaat
seperti yang telah disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Jadi,
pendapat yang bisa dijadikan pegangan yaitu bahwa jumlah rakaat shalat
Tarawih yang disunnahkan sebanyak 8 rakaat dan dan jumlah rakaat
yang dipandang baik untuk dikerjakan adalah sebanyak 12 rakaat.

9
Pendapat di atas bisa dijadikan pegangan meskipun terdapat sebagian
golongan yang kebiasaannya melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 20
rakaat atau pun ada yang menambahnya menjadi 36 rakaat.

3.2 Saran

Permasalahan ini memang sangat pelik untuk dipecahkan dan


menentukan keputusan terbaik agar tidak ada cekcok yang menimbulkan
permusuhan antara sesama umat Islam.

Hendaknya dalam permasalahan ini khususnya, di ambil jalan tengah


yang dapat menjembatani seluruh pendapat yang ada. Karena pendapat
yang ada ini sama-sama memiliki landasan dalil, dan sama kuat
kualitasnya.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet. Djaliel, Maman Abd. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Al-Jaziri, Abdulrahman. 1994. Fiqih Empat Madzhab Jilid 1. Semarang: CV. As Syifa’.

Ma’shum, Ali. Tt. Hujjah Ahlu al-Sunnah wa al-Jamaah. Jawa Tengah: Ibnu Mayshud.

Sabiq, Sayyid. 2013. Fiqih Sunnah: 1, terj. Ahmad Shiddiq Thabrani, et. al. Jakarta: Pena

Pundi Aksara.

Taqiyuddin, Imam. 2005. Kifayah al-Akhyar. Damaskus: Haramain.

Anda mungkin juga menyukai