Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN


“(JEMURAN)”

Disusun oleh : Kelompok 1


Kelas : 12 TKJ 1

  Erha
  Lamganda Parulian S
  Irfani
  M. Agung Gunawan

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS PENDIDIKAN
UNIT PELAKSANAAN TEKNIS
SMK NEGERI 4 KOTA SERANG
Jl.Raya Serang-Petir Km. 4 Ds. Tinggar Kec.Curug Kota Serang
Tlp/Fax ; (0254) 7823479, E-mail: smkn4srg@yahoo.com
SERANG - BANTEN
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “PERAKITAN PRODUKS”. Penulis tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

SERANG, 03 oktober 2022

Penulis : palu
KATA PENGANTAR ........................................................................................
I DAFTAR ISI ......................................................................................................
II BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................
A. Pengertian & Prinsip Perakitan ................................................................
B. Metode perakitan. .....................................................................................
C. Macam dan jenis perakitan.......................................................................
D. Sistem Perakitan Manual..........................................................................
E. Stasiun kerja Perakitan .............................................................................
F. Sistem Kerja Pengangkutan .....................................................................
G. Menggandakan dengan bermacam variasi produk ...................................
H. Sistem Perakitan Alternatif ......................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................


A. Kesimpulan ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan
semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi
dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan
hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan
merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya
proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian
pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi
berbagai proses manufaktur. Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan
cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-
lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada
setiap produk dengan bentuk yang standar. Pada metode perakitan dengan metode pemilihan,
komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-
pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian & Prinsip Perakitan
2. Metode perakitan.
3. Macam dan jenis perakitan.
4. Sistem Perakitan Manual
5. Stasiun kerja Perakitan
6. Sistem Kerja Pengangkutan
7. Menggandakan dengan bermacam variasi produk
8. Sistem Perakitan Alternatif
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian & Prinsip Perakitan
2. Untuk Mengetahui Metode perakitan.
3. Untuk Mengetahui Macam dan jenis perakitan.
4. Untuk Mengetahui Sistem Perakitan Manual
5. Untuk Mengetahui Stasiun kerja Perakitan
6. Untuk Mengetahui Sistem Kerja Pengangkutan
7. Untuk Mengetahui Menggandakan dengan bermacam variasi produk
8. Untuk Mengetahui Sistem Perakitan Alternatif

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian & Prinsip Perakitan Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan
beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu.
Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek
tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan
antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya. Pada prinsipnya
perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen
menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional,
pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang
buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses
khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan
( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi
satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.

B. Metode perakitan. Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara
otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain
dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada
setiap produk dengan bentuk yang standar. Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang
dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah : a. Metode
perakitan yang dapat ditukar tukar. Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat
ditukarkan satu sama lain ( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik
secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya.
Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah

distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian
komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan
tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga
yang relatif lebih mahal. b. Perakitan dengan pemilihan. Pada

metode

perakitan

dengan

metode

pemilihan,

komponen-

komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuranpengukurannya


tersendiri menurut batasan-batasan ukuran. c. Perakitan secara individual. Perakitan secara
individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan
pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang
sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu,
kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen
yang pertama.

C. Macam dan jenis perakitan. Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di
dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk
dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam
jenis perakitan yaitu : – Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses
dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang
sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus. – Perakitan otomatis yaitu;
perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik,
gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih
khusus. Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan
dilakukan perakitan yaitu; – Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan
produk hanya satu jenis saja

vii

– Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal
dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan
mobil, perakitan motor dan lain-lain.

D. Sistem Perakitan Manual Sistem Perakitan Manual adalah suatu sistem yang mana proses
perakitan suatu produk nya dikerjakan oleh manusia. Suatu produk dirakit saat lewat melalui
jalur (biasanya berupa konveyor). Setiap komponen dasar berjalan melalui setiap stasiun dan
pekerja menambahkan komponen untuk membuat suatu produk. Sistem transport material
mekanis adalah yang paling sering digunakan untuk memindahkan komponen dasar sepanjang
jalur sampai menjadi produk akhir (produk berpindah dari stasiun ke stasiun lain). Kecepatan
jalur perakitan ditentukan oleh stasiun yang paling lambat. Kerja dari stasiun yang dapat bekerja
lebih cepat sangat dibatasi oleh stasiun yang paling lambat.

E. Stasiun kerja Perakitan Sebuah stasiun kerja pada jalur perakitan manual diletakan
sepanjang alur kerja yang mana satu atau lebih elemen kerja dilakukan oleh satu atau lebih
pekerja. Elemen kerja merepresentasikan bagian kecil dari total pekerjaan yang harus di
selesaikan untuk merakit produk. Operasi perakitan yang biasa dilakukan pada jalur perakitan
manual antara lain : Pengaplikasian perekat, sealant, pengelasan,

penambahan

komponen,

penyolderan,

dll

(sumber:Groover).

Beberapa stasiun kerja di desain bagi pekerja untuk bekerja secara berdiri, dimana yang lain
bekerja secara duduk. Saat pekerja berdiri , mereka dapat berpindah disekitar area stasiun
untuk melakukan tugas yang diberikan kepada mereka. Hal ini biasanya untuk perakitan untuk
produk yang besar, seperti mobil, truk, dan aplikasi yang lainnya. Contoh yang sering adalah
saat dimana produk digerakan oleh konveyor pada kecepatan yang konstan melalui stasiun.
Pekerja memulai tugas perakitan dan bergerak sepanjang stasiun sampai tugas nya selesai.
Lalu kembali lagi ke unit yang selanjutnya dan mengulangi kembali tugasnya. Untuk perakitan
produk yang lebih kecil (seperti peralatan elektronik, dan perakitan bagian komponen kecil dari
produk besar), stasiun kerja biasanya di

viii

desain agar pekerja dapat duduk saat mereka melakukan pekerjaan. Hal ini lebih nyaman dan
lebih sedikit menimbulkan kelelahan pada pekerja dan secara lebih luas lebih presisi dalam
merakit.

F. Sistem Kerja Pengangkutan Terdapat dua cara mendasar untuk menyelesaikan pemindahan
dari unit sepanjang jalur perakitan manual: (1) manual atau (2) dengan sistem mekanis. Dalam
metode manual, unit dari produk dipindahkan dari stasiun ke stasiun lain dengan tangan.
Sedangkan dengan sistem mekanis berarti menggunakan sistem mekanis untuk memindahkan
unit produk ( biasanya berupa konveyor).

H. Menggandakan dengan bermacam variasi produk Karena kepandaian dari manusia sebagai
pekerja, jalur perakitan manual dapat di desain untuk dapat digunakan dalam merakit produk
yang berbeda. 3 (tiga) tipe dari perakitan dapat dibedakan : 1. Single model. (2) batch model.
(3) mixed model. 

Single model, memproduksi banyak unit dari satu produk, dan tidak ada variasi dalam produk.
Setiap unit idektik dan hal ini berarti tugas dari setiap stasiun juga sama untuk setiap unit.

Batch model, memproduksi setiap model secara berkelompok. Stasiun kerja di set untuk
memproduksi jumlah yang dibutuhkan oleh model pertama, kemudian stasiun tersebut di
konfigurasi kembali untuk memproduksi model yang selanjutnya, dan begitu seterusnya.

Mixed model juga memproduksi lebih dari satu model, tetapi model nya tidak di produksi secara
berkelompok. Mereka secara simultan berada pada jalur perakitan yang sama. Saat satu model
sedang dikerjakan di satu stasiun, model yang lainnya dibuat di stasiun selanjutnya. Setiap
stasiun mempunyai kemampuan untuk menangani pekerjaan dari setiap model yang melewati
nya.

I. Sistem Perakitan Alternatif Sebaik apapun sitem perakitan manual, para pekerja sering
melakukan komplain mengenai kerja mereka yang monoton dan itu-itu saja. Dalam hal ini, kita
mengidentifikasikan sistem perakitan manual sebagai berikut : 1. Single station manual
assembly cell, terdiri dari tempat kerja tunggal yang mana perakitan produk diselesaikan disatu
tempat. 2. Assembly by worker teams, melibatkan banyak pekerja yang melakukan perakitan,
dapat ditugaskan agar dapat bekerja pada suatu stasiun sambil melakukan pekerjaan yang
berbeda-beda. 3. Automated assembly system, lebih memilih menggunakan mesin otomatis
daripada menggunakan tenaga manusia.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian
komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan
dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung
secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu
terhadap bagian yang lain atau pasangannya. Perakitan secara individual dalam pengerjaannya
tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam
pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Terdapat dua cara
mendasar untuk menyelesaikan pemindahan dari unit sepanjang jalur perakitan manual: (1)
manual atau (2) dengan sistem mekanis. Dalam metode manual, unit dari produk dipindahkan
dari stasiun ke stasiun lain dengan tangan. Sedangkan dengan sistem mekanis berarti
menggunakan sistem mekanis untuk memindahkan unit produk ( biasanya berupa konveyor).

Anda mungkin juga menyukai