Anda di halaman 1dari 2

1.

Prinsip kerja PLTG adalah dengan memanfaatkan tekanan aliran udara untuk menggerakkan
turbin. Pertama-tama udara dinaikkan tekanannya dengan menggunakan kompresor dan
kemudian dibakar di ruang pembakaran untuk meningkatkan energinya. Pembakaran dilakukan
dengan menggunakan bahan bakar gas (bisa juga digunakan MFO atau HSDO, tapi dengan
efisiensi yang lebih rendah). Udara yang sudah bertekanan tinggi kemudian dialirkan melalui
turbin dan menggerakkan generator, sehingga menghasilkan listrik.

Pada awalnya, udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan hingga temperatur
dan tekanannya naik. Proses ini disebut dengan proses kompresi. Udara yang
dihasilkan dari kompresor akan digunakan sebagai udara pembakaran dan juga untuk
mendinginkan bagian-bagian turbin gas.
Setelah dikompresi, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara
bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila
digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur dengan udara
untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini
harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk
dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat
mempengaruhi efisiensi pembakaran.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi sampai
kira-kira 1.300 oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas hasil pembakaran ini kemudian
dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi
(enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak
generator (dan kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.
2. .
3. .
4. Prinsip ini merupakan gabungan dari siklus PLTG dan siklus pada pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU). Suhu keluaran tersebut dinilai berpotensi untuk memanaskan air dalam tube-tube Heat
Recovery Stem Generator (HRSG) hingga berubah fasa menjadi uap. Uap yang terbentuk akan
digunakan untuk menggerakan Steam Turbine Generator (STG). Adapun keuntungan yang
didapatkan dengan menggunakan prinsip CCPP yaitu penghematan bahan bakar untuk proses
pembentukan uap. Proses pembentukan uap tidak menggunakan bahan bakar tetapi
memanfaatkan suhu keluaran dari Gas Turbine Generator (GTG)

Pembangkit listrik dengan siklus gabungan pada dasarnya terdiri dari dua siklus utama, yakni
siklus Brayton (siklus gas) dan siklus Rankine (siklus uap) dengan GTG dan STG yang
menyediakan listrik ke jaringan. Dalam pengoperasian GTG, panas gas buang sisa ekspansi pada
turbin gas mempunyai suhu yang relatif tinggi yaitu 750°C - 800°C sehingga jika dibuang
langsung ke atmosfer merupakan kerugian energi. Oleh karena itu, panas hasil buangan GTG
dimanfaatkan sebagai sumber panas ketel uap yang dalam hal ini disebut Heat Recovery Steam
Generator (HRSG).
5. HRSG merupakan peralatan utama dalam siklus kombinasi PLTGU. HRSG adalah ketel uap yang
memanfaatkan energi panas sisa gas buang suatu unit GTG untuk memanaskan air dan
mengubahnya menjadi uap, dan kemudian uap tersebut dipergunakan untuk menggerakkan
turbin uap.
6. HRSG dan boiler memiliki prinsip kerja yang sama yaitu peralatan yang digunakan untuk
mengubah air menjadi uap dengan bantuan panas. Perbedaan yang paling mendasar adalah
sumber panas yang dipakai untuk memproduksi uap. Pada HRSG sumber panas utama yang
digunakan untuk memproduksi uap berasal dari gas buang dari turbin gas yang dialirkan masuk
ke dalam HRSG untuk memanaskan pipapipa feedwater. Sedangkan boiler sumber panas yang
dipakai berasal dari pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar.

Anda mungkin juga menyukai