Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kesehatan Mental

a. Pengertian Kesehatan Mental

Pengertian kesehatan mental Zakiyah Darajad mengemukakan,

bahwa kesehatan mental merupakan “terwujudnya keharmonisan yang

sesesungguhnya antara fungsi jiwa, serta kesanggupan untuk menghadapi

problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif

kebahagian dan kemampuan dirinya”. Kesehatan mental dapat juga

diartikan sebagai “suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan

fisik, intlektual selaras dengan perkembangan orang lain”.

Fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap jiwa pandangan dan

keyakinan hidup harus dapat saling membantu dan berkerja sama satu

sama lain, sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang

menjauhkan orang dari perasaan ragu dan bimbang sehingga terhindar

dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).

b. Karakteristik Mental Yang Sehat

Karakteristik mental yang sehat, yaitu sebagai berikut.

1. Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa

Zakiyah Darajat mengemukan tentang perbedaan antara

gangguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psikose), yaitu:

10
11

a. Yang neurose masih mengetahi dan merasakan kesukarannya,

sebaliknya yang tekena psikose tidak.

b. Yang neorose kepribadian tidak jauh dari realita dan masih hidup

dalam alam kenyataan pada umumnya, sedangkan yang kena

psikose kepribadiannya dari segala segi tanggapan,

prasaan/emosi, dan dorongan-dorongan sangat terganggu, tidak

ada integritas dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.

2. Dapat menyesuaikan diri

Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses untuk

memperoleh/memenuhi kebutuhan (needs satisfaction) dan mengatasi

setress, konflik, frustasi, serta masalah-masalah tertentu dengan cara-

cara tertentu.

Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang

normal manakala dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi

masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan

lingkungannya serta sesuai dengan norma agama.

3. Manfaat potensi semaksimal mungkin

Individu yang sehat mentalnya adalah yang mampu

memanfaatkan potensi yang dimilikinya, dalam kegiatan-kegiatan yang

positif dan konstruktif bagi pengalaman kualitas dirinya. Pemanfaatan

diri itu seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (di rumah, di sekolah

dan dilingkungan masyarakat) bekerja, berorganisasi, mengembangkan

hobi, dan berolahraga.


12

4. Tercapainya kebahagiaan pribadi dan orang lain

Orang yang sehat mentalnya menampilkan prilaku atau respon-

responnya terhadap situasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya,

memberi dampak yang positif bagi dirinya dan atau orang lain. Ia

mempunyai prinsip bahwa tidak akan mengorbankan hak orang lain

demi kepentingan dirinya sendiri atau tidak mencari keuntungan diri

sendiri di atas kerugian orang lain. Segala aktivitasnya ditunjukan

untuk mencapai kebahagian bersama.14

Deskripsi tentang pribadi normal dengan mental yang sehat

diuraikan dalam satu daftar kreteria oleh Maslow and mittelmann

dalam bukunya “principles of abnormal psychology” antara lain :

1. Memiliki rasa aman (sense of scurity) yang tepat

2. Memiliki penilaian diri (self evaluation) dan wawasan diri yang

raional, dengan rasa harga diri yang sedang, cukup, tidak

berlebihan

3. Punya spontanitas dan emosionalitas yang tepat

4. Mempunyai kontak dengan realitas yang efisien, tanpa ada fantasi

dan angan-angan yang berlebihan

5. Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmaniah yang sehat, dan

mampu memuaskan dengan cara yang sehat

6. Mempunyai pengetahuan diri yang cukup, dengan motif-motif

hidup yang sehat dan kesadaran tinggi.

14
Syamsu Yusuf, Mental Hygiene Perkembangan Kesehatan Mental dalam Kajian
Psikologi dan Agama (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004). Hal. 19
13

7. Mimiliki tujuan hidup yang tepat, yang bisa dicapai dengan

kemampuan sendiri, sebab sifatnya wajar dan realitas

8. Memiliki kemampuan belajar dari pengalaman hidupnya, yaitu

mengelola dan menerima pengalamannya dengan sikap yang luwes

9. Ada kesungguahan untuk memuaskan tuntutan-tuntutan dan

kebutuhan-kebutuhan dari kelompoknya, sebab dia konfrom

dengan yang lain (tidak terlalu berbeda dan tidak menyimpang).

10. Ada sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompoknya dan

terhadap kebudayaan, namun tetap dia memiliki originalitas dan

individualitas yang khas, sebab dia mampu membedakan yang baik

dari yang buruk

11. Ada integritas dalam kepribadiannya, yaitu kebulatan unsur

jasmaniah dan rokhaniahnya15.

c. Prinsip-Prinsip Pokok Kesehatan Mental

Ada beberapa prinsip pokok untuk mendapatkan kesehatan mental

antara lain:

1. Pemenuhan kebutuhan pokok

Setiap individu memiliki dorongan-dorongan dan kebutuhan-

kebutuhan pokok yang bersifat organis (fisis dan psikis) dan yang

bersifat sosial. Kebutuhan dan dorongan itu menuntut pemuasan.

Timbullah ketegangan-ketegangan dalam mencapainya. Ketegangan

cendrung menurun jika kebutuhan-kebutuhan terpenuhi dan cendrung

15
Kartini Kartono, Hygiene Mental, (Bandung: Mandar Maju, 2000). Hal 8
14

naik/makin banyak, jika mengalami frustasi atau hambatan-

hambatan.

2. Kepuasan

Setiap orang menginginkan kepuasan, baik yang bersifat

jasmani maupun yang bersifat psikis. Dia ingin merasa kenyang aman

terlindung, ingin puas dalam hubungan seks, ingin mendapat simpati

dan diakui harkatnya. Pendeknya, ingin puas disegala bidang. Lalu

timbulah sencse of importancy ofmastery (kesadaran nilai dirinya dan

kesadaran penguasaan) yang merasa senang, puas dan bahagia.

3. Posisi dan status sosial

Setiap individu selalu berusaha mencari posisi sosial dan

status sosial dalam lingkungannya. Tiap manusia membutuhkan cinta

kasih dan simpati sebab cinta kasih dan simpati menumbuhkan rasa

diri aman/asurance, keberanian dan harapan-harapan masa

mendatang. Orang lalu menjadi optimis dan menjadi gairah

karenanya. Individu-individu yang mangalami gangguan mental,

biasanya merasa dirinya tidak aman, merasa senantiasa dikejar-kejar

dan selalu dalam kondisi ketakutan. Dia tidak mempunyai

kepercayaan pada diri sendiri dan pada hari esok, jiwanya senantiasa

bimbang dan tidak imbang16.

16
Ibid. Hal 29
15

d. Ciri Manusia yang Sehat Mentalnya

Orang yang sehat mentalnya adalah orang-orang yang mampu

merasakan kebahagian dalam hidup, karena orang-orang inilah yang

dapat merasa bahwa dirinya berguna, berharga dan mampu menggunakan

segala potensi dan bakatnya semaksimal mungkin, yang membawa

kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Di samping itu, ia

mampu menyesuaikan diri dalam arti yang luas (dengan dirinya, orang

lain, dan suasana sekitar). Orang-orang inilah yang terhindar dari

kegelisahan dan gangguan jiwa, serta tetap terpelihara moralnya.

Maka orang yang sehat mentalnya, tidak akan merasa ambisius,

sombong, rendah diri dan apatis, tapi ia adalah wajar, menghargai orang

lain, merasa percaya kepada diri sendiri dan selalu gesit. Setiap tindak

dan tingkah lakunya, ditunjukkan untuk mencari kebahagiaan bersama,

bukan kesenangan dirinya sendiri. Kepandaian dan pengetahuan yang

dimilikinya digunakan untuk kemanfaatan dan kebahagiaan bersama.

Kekayaan dan kekuasaan yang ada padanya, bukan untuk bermegah-

megahaan dan mencari kesenangan diri sendiri, tanpa mengindahkan

orang lain, akan tetapi digunakannya untuk menolong orang yang miskin

dan melindungi orang yang lemah. Seandainya semua orang sehat

mentalnya, tidak akan ada penipuan, penyelewengan, pemerasan,

pertentangan dan perkelahian dalam masyarakat, karena mereka

menginginkan dan mengusahakan semua orang dapat merasakan

kebahagiaan, aman tentram, saling mencintai dan tolong-menolong.


16

e. Mental Yang Tidak Sehat

Manusia yang kurang sehat ini sangat luas, mulai dari yang

seringan-ringannya sampai kepada yang seberat-beratnya. Dari orang yang

merasa terganggu ketentraman batinnya, sampai kepada orang yang sakit

jiwa. Gejala yang umum, yang tergolong kepada yang kurang sehat dapat

dilihat dalam beberapa segi antara lain pada:

1. Perasaan

Yaitu perasaan terganggu, tidak tenteram, rasa gelisah, tidak tentu

yang digelisahkan, tapi tidak bisa pula mengatasinya (anxiety); rasa

takut yang tidak masuk akal atau tidak jelas yang ditakuti itu apa

(phobi), rasa iri, rasa sedih, sombong, suka bergantung kepada orang

lain, tidak mau bertanggung jawab, dan sebagainya.

2. Pikiran

Gangguan terhadap kesehatan mental, dapat pula mempengaruhi

pikiran, misalnya anak-anak menjadi bodoh di sekolah, pemalas,

pelupa, suka bolos, tidak bisa konsentrasi, dan sebagainya. Demikian

pula orang dewasa mungkin merasa bahwa kecerdasannya telah

merosot, ia merasa bahwa kurang mampu melanjutkan sesuatu yang

telah direncanakannya baik-baik, mudah dipengaruhi orang, menjadi

pemalas, apatis, dan sebagainya.

3. Kelakuan

Pada umumnya kelakuan-kelakuan yang tidak baik seperti

kenakalan, keras kepala, suka berdusta, menipu, menyeleweng,


17

mencuri, menyiksa orang, membunuh, dan merampok, yang

menyebabkan orang lain menderita dan teraniaya haknya

4. Kesehatan

Jasmani dapat terganggu bukan karena adanya penyakit yang betul-

betul mengenai jasmani itu, akan tetapi rasanya sakit, akibat jiwa tidak

tenteram, penyakit yang seperti ini disebut psychosomatic. Di antara

gejala penyakit ini yang sering terjadi seperti sakit kepala, merasa

lemas, letih, sering masuk angin, susah nafas, sering pingsan, bahkan

sampai sakit yang lebih berat, lumpuh sebagian anggota jasmani, kelu

lidah saat bercerita, dan tidak bisa melihat (buta) yang terpenting

adalah penyakit jasmani itu tidak mempunyai sebab-sebab fisik sama

sekali17.

Ini merupakan gejala-gejala kurang sehat yang agak ringan, dan

lebih berat dari itu, mungkin menjadi gangguan jiwa (neourose) dan

terberat adalah sakit jiwa (psychose).

B. Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pegawai

artinya orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan sebagainya),

sedangkan negeri artinya negara atau pemerintah. Jadi secara bahasa Pegawai

Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara18.

17
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental,(Jakarta: Bulan
Bintang, 1970). Hal. 39
18
Tim Pennyusun 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008)
Hal. 987
18

Dalam ketentuan umum UU No. 5 tahun 2014, yang dimaksud dengan

pegawai negeri adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,

diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat

pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Pasal 7 UU

No. 5 tahun 2014 juga menjelaskan tentang Pegawai Negeri Sipil, yaitu Pegawai

Aparatur Sipil Negara yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat

Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional19.

C. Pensiun

1. Definisi Pensiun

Pensiun menurut Manullang merupakan salah satu bentuk

pemutusan hubungan kerja karena suatu sebab tertentu, selain itu

pensiun dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu telah

berhenti bekerja setelah mencapai batas usia atau setelah jangka waktu

tertentu dan menerima uang balas jasa dari perusahaan atau badan

pensiun20.

Schwartz mengemukakan pensiun sebagai penghentian pola hidup

atau transisi menuju pola hidup yang baru. Masalah ini melibatkan

perubahan peran, minat, nilai dan seluruh pola hidupnya. Flippo

mengatakan masa pensiun sebagai suatu masa perpindahan dari suatu

peran yang produktif kepada peran yang dianggap oleh beberapa orang

sebagai “tanda peran”.

19
Miftah Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil Di Indonesia Edisi Ke II (Jakarta: Prenana
Media Group, 2016). Hal: 334
20
Hurlock Dkk, Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Jakarta: Erlangga
2009) Hal. 417
19

Hurlock telah menggolongkan pensiun menjadi dua, yaitu :

1) Sukarela, yaitu individu yang bersangkutan memiliki keinginan untuk

menghabiskan sisa hidupnya dengan melakukan hal-hal yang lebih

berarti untuk diri mereka daripada pekerjaannya.

2) Wajib, yaitu individu terpaksa melakukan pensiun karena

organisasi tempat individu bekerja menetapkan usia tertentu

sebagai batas seseorang untuk pensiun tanpa mempertimbangtkan

suka atau tidak21.

D. Kerangka Pemikiran

Berikut gambar dari karakteristik kesehatan mental:

Karakteristik
Kesehatan Mental

Terhindar Memanfaat- Tercapainya


dari gejala- kan potensi kebahagian
gejala Mampu
menyesuai- semaksimal pribadi dan
„ gangguan
jiwa dan kan diri munkin orang lain
penyakit
jiwa

Mental yang sehat

21
Ibid. Hal. 448
20

Dengan melihat gambar di atas dapat kita artikan bahwa kesehatan mental

mempunyai empat karakteristik yang telah diungkapkan oleh Zakiyah Darajat

yaitu, terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa, mampu

menyesuaikan diri, mampu memanfaatkan potensi semaksimal mungkin dan

tercapai kebahaigan pribadi dan orang lain. Dengan penjelasan sebagai berikut:

Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa hakikatnya

dapat dimaknai dengan tidak mengalami kecamasan yang tidak bisa diatasi diri

sendiri dan tidak mengalami kesedihan yang mendalam serta tidak ragu atau

bimbang dalam menentukan sikap pada Pegawai Negeri Sipil saat mendekati

masa purnabakti

Mampu menyesuaikan diri hakikatnya dapat dimaknai dengan Pegawai

Negeri Sipil mampu menyelesaikan masalah dengan cara-cara tertentu dan

mampu menyelesaikan masalah dengan tidak merugikan diri sendiri dan orang

lain serta tidak melanggar nilai dan norma agama saat mendekati masa purnabakti.

Mampu memanfaatkan potensi semaksimal mungkin hakikatnya dapat

dimaknai dengan Pegawai Negeri Sipil dapat memanfaatkan potensi ke dalam

kegiatan-kegiatan yang positif dan mampu mengembangkan kualitas dirinya. Hal

ini dapat peneliti gambarkan dengan gambaran pengalaman dari diri Pegawai

Negeri Sipil tersebut dalam menjalani pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya.

Tercapainya kebahagian pribadi dan orang lain hakikatnya dapat dimaknai

dengan Pegawai Negeri Sipil merasakan kebahagian dengan keadaan yang ada,

tidak merugikan orang lain dalam mencapai kebahagian pribadi dan merasakan

kebahagian jika orang lain bahagia.

Anda mungkin juga menyukai