KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918)
Oleh :
Achmad Khoirur Rozi
2
BACKGROUND
A. PENDAHULUAN
3
BACKGROUND
2. Bagian-bagian UU No.1 tahun 1970
4
BACKGROUND
3. Latar Belakang Dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1970
5
BACKGROUND
6
BACKGROUND
4. Perbedaan UU No. 1 tahun 1970 dan VR stbl 406 tahun
1910 bila dibandingkan antara UU No.1 tahun 1970
dengan VR stbl. 406 tahun 1910 maka terdapat beberapa
perbedaan yang bersifat prinsip antara lain :
7
UU NO. 01 1970
B. DASAR HUKUM
1. Undang - undang Dasar 1945 (pasal 5; 20 dan 27 ayat 2 )
2. Undang – undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok
mengenai tenaga kerja (pasal 9 dan pasal 10)
8
UU NO. 01 1970
Penjelasan Praktis
9
UU NO. 01 1970
Pasal 1 ayat (2) berbunyi :
“Pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas memimpin
langsung suatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri
sendiri.
Penjelasan Praktis
Pengertian pengurus, harus benar-benar dimengerti dan
dipahami oleh karena inilah yang berkewajiban dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan semua ketentuan
keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerjanya.
Pengurus dalam pengertian umum adalah pucuk pimpinan
suatu tempat kerja.
10
UU NO. 01 1970
“Pengusaha” ialah :
11
UU NO. 01 1970
Penjelasan Praktis
12
UU NO. 01 1970
Pasal 1 ayat (4) berbunyi :
Penjelasan praktis
Pengertian direktur, cukup jelas seperti tertulis pada bunyi ayat ini, hanya
perlu dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam prakteknya yang disebut
Direktur adalah Direktur Jendral Bina Hubungan Ketenagakerjaan dan
Pengawas Norma Kerja sesuai dengan Kepmen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Kep-79/Men/1977.
13
UU NO. 01 1970
Pasal 1 ayat (5) berbunyi :
“Pegawai Pengawas” ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Depnaker
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
Penjelasan Praktis
Dalam pengertian pegawai pengawas, perlu dijelaskan pengertian “berkeahlian
khusus”. Berkeahlian khusus, artinya menguasai pengetahuan dasar dan
praktis pada bidang keilmuan materi, keselamatan dan kesehatan kerja yang
hanya dapat diperoleh melalui proses pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat
menjadi pegawai pengawas harus terlebih dahulu mengikuti pendidikan tertentu.
Ketentuan tentang persyaratan dan penunjukan pegawai pengawas diatur
dalam peraturan Menaker, Transmigrasi dan koprasi No. 03 tahun 1978. dalam
perkembangannya, pengawas keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
bagian atau spesialisasi tersendiri dari system pengawasan ketenagakerjaan
sebagaiman dimaksud dalam peraturan Menaker No. 03 tahun 1984.
14
UU NO. 01 1970
Pasal 1 ayat (6) berbunyi :
Penjelasan Praktis
15
UU NO. 01 1970
Catatan :
Di dalam ayat (5) dan (6) disebutkan bahwa yang mengangkat baik
pegawai pengawas maupun ahli keselamatan kerja adalah Menaker, akan
tetapi dalam pelaksanaannya di angkat oleh Dirjen Binawas sesuai
keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi da Koperasi No. Kep.
599/men/SJ/D/1979.
16
UU NO. 01 1970
2. Penjelasan Bab II tentang Ruang Lingkup
Penjelasan Praktis
Di dalam ayat ini ditetapkan ruang lingkup UU No. 1 tahun 1970,
yaitu tempat kerja dimanapun berada, selama dalam wilayah
kekuasaan Negara Republik Indonesia, baik milik swasta,
perorangan atau badan hukum maupun milik pemerintah.
17
UU NO. 01 1970
Pasal 2 ayat (2) berbunyi :
18
UU NO. 01 1970
Penjelasan praktis
19
UU NO. 01 1970
Pasal 2 ayat (3) berbunyi :
Penjelasan Praktis
Ayat ini merupakan escape clausul dalam penetapan ruang lingkup UU No.
1 tahun 1970. sebab dimungkinkan untuk waktu yang akan datang
ditemukan tempat kerja baru selain yang terinci pada ayat (2) yaitu
sehubungan dengan perkembangan teknik dan teknologi.
20
UU NO. 01 1970
Catatan :
21
UU NO. 01 1970
3. Penjelasan Bab III tentang syarat-syarat keselamatan kerja
Pasal 3 (ayat (1) berbunyi :
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan,
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan,
d. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya,
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan,
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja,
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran,
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan,
22
UU NO. 01 1970
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai,
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik,
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup,
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban,
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan cara dan proses kerjanya,
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang,
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan,
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang,
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya,
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi,
23
UU NO. 01 1970
Penjelasan Praktis
Ayat ini berisikan arah dan sasaran yang akan dicapai melalui
persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan
pelaksanaan UU No. 1 tahun 1970, yaitu huruf a s/d r yang bila mana
diambil intisarinya adalah untuk mewujudkan tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja yaitu :
24
UU NO. 01 1970
Pasal 3 ayat (2) berbunyi :
Penjelasan Praktis
25
UU NO. 01 1970
Pasal 4 ayat (1) berbunyi :
Penjelasan Praktis
26
UU NO. 01 1970
Pasal 4 ayat (2) berbunyi :
Penjelasan Praktis :
27
UU NO. 01 1970
Pasal 4 ayat (3) berbunyi :
Penjelasan Praktis
Ayat ini merupakan kekecualian ayat (1) dan (2) apabila terjadi
perkembangan-perkembangan di kemudian hari.
28
UU NO. 01 1970
4. Penjelasan Bab IV tentang pengawasan
Penjelasan Praktis
29
UU NO. 01 1970
Pasal 5 ayat (2) berbunyi :
Penjelasan Praktis
Sesuai dengan ayat ini dapat dijelaskan bahwa :
30
UU NO. 01 1970
Pasal 6 berbunyi :
a. Barang siapa tidak dapat menerima keputusan direktur, dapat
mengajukan permohonan banding kepada panitia Banding.
b. Tata cara permohonan banding, susunan panitia Banding dan lain-
lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga kerja.
c. Keputusan panitia banding tidak dapat dibanding lagi.
Penjelasan Praktis
Pasal ini mengatur tentang panitia Banding, yaitu sebagai upaya hukum
dan mekanisme penyelesaian persoalan apabila pengurus tempat kerja
tidak dapat menerima putusan Direktur. Keputusan panitia Banding
tidak dapat diajukan banding lagi, artinya mengikat.
31
UU NO. 01 1970
Pasal 7 berbunyi :
Penjelasan Praktis
32
UU NO. 01 1970
33
UU NO. 01 1970
Pasal 8 ayat (3) berbunyi :
Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan
dengan peraturan perundangan.
Penjelasan Praktis
Pasal ini menetapkan kewajiban pengurus untuk memeriksakan
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik baik
secara awal bagi tenaga kerja yang baru diterima ataupun
dipindahkan ke lain bagian atau lain pekerjaan. Di samping itu
pada ayat (2) pengurus diwajibkan untuk memeriksakan
kesehatan seperti tersebut diatas secara berkala pada semua
tenaga kerjanya yang telah ada. Di samping itu untuk
mengetahui kemampuan fisik dan mental tenaga kerja maka
pemeriksaan kesehatan secara berkala ini dimaksudkan untuk
mendeteksi secara dini timbulnya penyakit akibat kerja.
Ketentuan ini juga menunjukkan sifat preventif dari Undang-
undang No. 1 tahun 1970.
34
UU NO. 01 1970
35
UUPenjelasan
5. NO. 01 1970
Bab V tentang Pembinaan
Pasal 9 ayat (1) berbunyi :
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tenaga
kerja baru tentang :
a. Kondisi –kondisi dan bahaya –bahaya serta yang dapat timbul
dalam tempat kerjanya.
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang
diharuskan dikenakan dalam tempat kerjanya,
c. Alat –alat perlindungan diri bagi tanaga kerja yang
bersangkutan,
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Penjelasan Praktis
Kewajiban pengurus untuk melakukan pembinaan terhadap tenaga
kerja baru, yaitu menunjukkan dan menjelaskan 4 pokok/hal
tersebut di atas yang harus diketahui/dipahami oleh tenaga kerja
yang baru di terima sebelum dipekerjakan.
36
UU NO. 01 1970
Pasal 9 ayat (2) berbunyi :
Penjelasan Praktis
37
UU NO. 01 1970
Pasal 9 ayat (3) berbunyi :
Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan, kecelakaan,
dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan.
Penjelasan Praktis
38
UU NO. 01 1970
Pasal 9 ayat (4) berbunyi :
39
UU NO. 01 1970
6. Penjelasan Bab VI Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
40
UU NO. 01 1970
Penjelasan Praktis
41
UU NO. 01 1970
Kebijakan Menteri mengenai tampat kerja di mana perlu
dibentuk P2K3 adalah sebagaimana tertuang pada
peraturan Menaker No. 02 tahun 1970 dan No. 04/men/1987.
dalam permen ini di atur mengenai tata cara pembentukan
P2K3 antara lain :
42
UU NO. 01 1970
Penjelasan Praktis
43
UU NO. 01 1970
7. Penjelasan Bab VII tentang kecelakaan
Pasal 11 ayat (1) berbunyi :
44
UU NO. 01 1970
Penjelasan praktis
45
UU NO. 01 1970
8. Penjelasan Bab VIII Tentang Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
Pasal 12 berbunyi :
46
UU NO. 01 1970
Penjelasan praktis
Di dalam pasal ini secara jelas dan tegas diatur kewajiban dan hak
tenaga kerja. Oleh sebab itu, apabila tenaga kerja tidak
melaksanakan kewajibannya atau menaati syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja dapat dikenakan sanksi hukum sesuai dengan
pasal 15 undang-undang No. 1 tahun 1970.
47
UU NO. 01 1970
9. Penjelasan Bab IX Tentang kewajiban bila memasuki tempat kerja
Pasal 13 berbunyi :
Penjelasan praktis
Menetapkan bahwa siapapun yang dalam hal ini orang lain selain
tenaga kerja akan memasuki suatu tempat kerja harus menaati dan
melaksanakan ketentuan yang berlaku bagi tempat kerja tersebut,
termasuk pemakaian alat pelindung diri yang diwajibkan.
48
UU NO. 01 1970
10. Penjelasan Bab X tentang kewajiban pengurus
Pasal 14 berbunyi :
Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulils menempatkan dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sesuai UU ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli
keselamatan dan kesehatan kerja;
49
UU NO. 01 1970
c. Menyediakan secara Cuma-Cuma, semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut,disertai dengan petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan dan kesehatan kerja.
Penjelasan praktis
50
UU NO. 01 1970
11. Penjelasan Bab XI tentang ketentuan penutup
Penjelasan praktis
51
UU NO. 01 1970
Sebagai contoh :
a. Permen No. 01/Men/1980 tentang konstruksi Bangunan;
b. PerMen No. 03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan Tenaga
Kerja;
c. PerMen 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;
d. Dan lain-lain.
Penjelasan Praktis
Menetapkan sanksi bagi pelanggaran terhadap UU No. 1/1970 dan
peraturan pelaksanaannya, yaitu :
a. Hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan, atau
b. Denda setinggi-tingginya Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah).
52
UU NO. 01 1970
Pasal 15 ayat (3), berbunyi :
Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
Penjelasan Praktis
Adalah mengklarifikasi pelanggaran dimaksud sebagai tindakan
pidana pelanggaran.
Pasal 16 berbunyi :
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah
ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku wajib
mengusahakan di dalam satu tahun sesudah Undang-undang ini mulai
berlaku, untuk memenuhi ketentuan –ketentuan menurut atau
berdasarkan undang-undang ini.
Penjelasan Praktis
Pasal ini mewajibkan kepada pengusaha untuk memenuhi ketentuan
UU No. 1/1970 paling lama 1 (satu ) tahun setelah UU No. 1/1970
diundangkan, yaitu tanggal 12 januari 1970.
53
UU NO. 01 1970
Pasal 17, berbunyi :
Penjelasan Praktis
54
UU NO. 01 1970
Pasal 18, berbunyi :
Penjelasan Praktis
55
UU NO. 01 1970
EVALUASI
A. SOAL-SOAL
1. Apakah dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 ?
2. Uraikan latar belakang apa saja dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 !
3. Mengapa UU No. 1/1970 disebut dengan UU keselamatan kerja ?
4. Apa saja yang diatur dalam UU No. 1/1970 ?
5. Dimana UU No. 1/1970 dapat dilaksanakan ?
6. Siapa yang melakukan pengawasan terhadap ditaatinya UU No.1/1970 ?
7. Kapan UU No. 1/1970 diberlakukan penerapannya ?
8. Bagaimana UU No. 1/1970 dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya?
9. Coba jelaskan kewajiban –kewajiban pengusaha sesuai yang tercantum
dalam UU No. 1/1970 !
10. Coba jelaskan kewajiban pengurus sesuai yang tercantum dalam UU No.
1/1970 !
56
UU NO. 01 1970
11. Coba jelaskan perbedaan antara pengusaha dengan pengurus !
12. Coba jelaskan kewajiban dan hak tenaga kerja sesuai yang tercantum
dalam UU No. 1/1970 !
13. Uraikan apa yang dimaksud dengan P2K3 : coba jelaskan peraturan
menaker yang mengatur mekanisme dan fungsi P2K3 tersebut !
14. Mengapa pengurus diwajibkan melaporkan setiap terjadi kecelakaan
kerja. Coba jelaskan peraturan yang mengatur tata cara dan bentuk
pelaporannya ?
15. Sanksi apakah yang diterima oleh pengusaha karena pelanggaran
terhadap pelaksanaan UU No. 1 tahun 1970 ?
16. Dengan dicabutnya V.R. tahun 1910, apakah peraturan pelaksanaan
yang berhubungan dengan VR, masih tetap berlaku atau tidak, coba
jelaskan !
57
UU NO. 01 1970
B. KUNCI JAWABAN
1. Dasar hokum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14
tahun 1969
58
UU NO. 01 1970
3. UU No. 1/1970 disebut Undang-undang keselamatan kerja karena dalam
batang tubuhnya, yaitu pada pasal 18 menyebutkan demikian.
59
UU NO. 01 1970
7. Undang-undang No. 1/1970 diberlakukan penerapan sejak tahap perencanaan,
pembuatan, perakitan sampai pemakaian yang menyangkut bahan, konstruksi,
perlengkapan pengaman, penandaan dan lain-lain.
60
UU NO. 01 1970
10. Kewajiban pengurus adalah :
61
UU NO. 01 1970
d. Menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya
62
UU NO. 01 1970
Pengurus :
Orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri.
63
UU NO. 01 1970
12. Kewajiban tenaga kerja adalah :
64
UU NO. 01 1970
13. Yang dimaksud dengan P2K3 adalah panitia Pembina keselamatan dan
kesehatan kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pekerja dengan
pengusaha guna mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi aktif dari pengusaha dan tenaga kerja dalam tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. Melanisme
dan fungsi P2K3 diatur dalam peraturan menaker No. 04/Men/1987.
14. Pengurus diwajibkan melaporkan setiap terjadi kecelakaan kerja karena :
65
UU NO. 01 1970
15. Sanksi yang harus diterima oleh pengusaha karena pelanggaran terhadap
pelaksanaan UU No. 1 tahun 1970 adalah :
a. hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan atau
b. denda setinggi-tingginya Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah).
66
UU NO. 01 1970
DAFTAR KEPUSTAKAAN
67
END
TERIMA KASIH
68