TUJUAN
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan inovasi produk nata yang dapat
digunakan sebagai variasi nata di pasaran serta yang kemudian variasi ini dapat
digunakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menggunakan
buah-buahan disekitar. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh umur kultur bakteri terhadap pembentukan nata.
METODE
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif dengan cara mengamati proses pembuatan dan
pembentukan Nata de Paya serta Nata de Apple. Pembuatan Nata dengan bahan
dasar sari buah pepaya dan sari buah apel dilakukan pada tanggal 24 Oktober
kemudian diinkubasi selama 7 hari setelah pembuatan substrat nata yang
semuanya dilakukan di Ruang Laboratorium IPA Gedung C12 Lantai 2 FMIPA
Unesa. Dalam pembuatan Nata de Paya dan Nata de Apple ini alat yang
digunakan adalah gelas ukur 100 mL, pengaduk, kaca arloji, saringan, neraca
digital, beaker glass 1000 mL, kompor, spet, Bunsen, pipet, gelas plastik, sendok,
kardus, masker, karet gelang dan label. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
sari buah papaya, kultur Acetobacter xylinum baru dan kultur Acetobacter xylinum
yang telah disimpan 1 tahun lalu, urea, gula, aquades , pH universal, dan asam
asetat.
Cara pembuatan Nata yang pertama adalah dengan memanaskan dengan
api sedang sari buah pepaya dan sari apel secara terpisah sebanyak 400 ml dengan
ditambahkan air sebanyak 200 mL. Kemudian menambahkan gula sebanyak 60
gram dan dibiarkan sampai mendidih. Kemudian ditambahkan urea sebanyak 4,8
gram dan aduk. Setelah tercampur seluruhnya kompor dimatikan dan ditambahkan
asam asetat hingga pH substrat menunjukkan antara 3-4. Kemudian menuangkan
substrat pada 4 gelas plastik yang telah disterilkan sebelumnya. Kemudian
menutup gelas berisi substrat dengan kain kasa dan karet gelang. Kemudian
ditambahkan Actobacter xylinum sebanyak 2-3 ml dengan menggunakan teknik
aseptik. Untuk pembuatan nata dengan sari buah pepaya digunakan kultur bakteri
yang telah disimpan 1 tahun lalu, sedangkan untuk membuat nata dari sari buah
apel digunakan kultur yang masih baru. Setelah kultur dimasukkan, kemudian
substrat ditutup kembali dengan kain kasa dan karet gelang. Setelah itu, susbtrat
difermentasikan di tempat yang aman dan tertutup selama 7 hari.
2. B 6,3
3. C 2,8
4. D 9,7
2. B 7, 56
3. C 11,13
4. D 9,32
KESIMPULAN
Nata yang dihasilkan dari sari bauh pepaya dan sari buah apel ini
membuktikan bahwa sari buah pepaya dan sari buah apel dapat dijadikan inovasi
dari nata. Sari buah pepaya dan sari buah apel dapat digunakan sebagai alternatif
bahan baku pembuatan nata yang dapat dibuat dengan mudah karena bahan baku
yang digunakan sangat mudah didapatkan. Umur dari kultur bakteri dapat
mempengaruhi pembentukan nata yang dibuat, berdasarkan penelitianyang telah
dilakukan semakin lama umur kultur bakteri Acetobacter xylinum maka akan
menghasilkan rendemen nata yang sedikit.
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT sehingga kami bisa
menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan penelitian ini dengan baik. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Laily Rosdiana, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen
Pembimbing yang telah membimbing kami. Terima kasih kepada para Co-ass
mata kuliah Dasar-dasar Bioteknologi yang telah membantu dan membimbing
kami dalam percobaan ini. Rasa terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-
teman yang telah terlibat dalam proses pembuatan produk ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arviyanti, E. dan Yulimartani, N. 2009. Pengaruh Penambahan Air Limbah
Tapioka Pada Proses Pembuatan Nata. Semarang : Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.
Balai Penelitian Tanaman Buah. 2001. Laporan Hasil Penelitian. Solok : Balai
Penelitian Tanaman Buah.
Ghazali, Ahmad. Anita Munawaroh. 2016. Nata De Apel, Solusi Alternatif
Pemanfaatan Buah Apel Lewat Matang. Proceeding Biology Education
Conference.
Hamad, A., N. A. Handayani, dan E. Puspawiningtyas. 2014. Pengaruh umur
starter Acetobacter xylinum terhadap produksi nata de coco. Techno 15(1):
37-49.
Hasbullah. 2009. Nata de Soya. Padang : Teknologi Tepat Guna Agroindustri
Kecil.
Iguchi, M., S. Yamanaka, et al. 2000. Review Bacterial Cellulose—A Masterpiece
Of Nature’s Arts. Journal Of Materials Science 35: 261-270.
Malvianie, Pratama, dan Salafudin.2014. Fermentasi Buah Nanas Pemanfaatan
Buah Nanas menggunakan Sistem Kontinu dengan Bantuan Bakteri
Acetobacter xylinum. Jurnal Institut Teknologi Nasional vol. 02. No. 01
Nisa, F.C., R.H. Hani., T. Wastono., B. Baskoro dan Moestijanto. 2001. Produksi
Nata Dari Limbah Cair Tahu (Whey): Kajian Penambahan Sukrosa Dan
Ekstrak Kecambah. Jurnal Teknologi Pertanian. 2: 74 – 78.
Pramashinta A, Riska L, Hadiyanto. 2014. Bioteknologi Pangan: Sejarah,
Manfaat dan Potensi Resiko. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 3 (1): 1-5.
Rahman, A. 1992. Pengantar Teknologi Fermentasi. Bogor : Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi IPB..
Sutarminingsih, C.H. 2004. Peluang Usaha Nata de Coco. Yogyakarta : Kanisius.
Wosiacki.G, A. Nogueira, F. Denardi, and R.G Viera. 2007. Sugar Composition
of Depectinized Apple Juices. Proceding Semina Ciencias Agrarias,
Londrina, v.28,n.4,p.645-652.
Wurochekke, A. U., Eze1, H. T, & B. Declan. (2013). Comparative study on the
nutritional content of Carica Papaya at different ripening stages. International
Journal of Pure Applied Sciences Technology, 14(2), 80-83.