Disusun oleh:
1. Siska Oktafiana Dewi (18030654004)
2. Nurul Azzubairiyah (18030654028)
3. Nimas Arumningtyas (18030654053)
4. Awidhia Wandi Puri Swasti (18030654065)
5. Afrizal Satya Hadi (18030654089)
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kapilaritas merupakan peristiwa naik dan turunnya zat cair pada pipa
kapiler. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui penerapan dari
kapilaritas. Salah satunya yaitu, peristiwa naiknya minyak tanah pada sumbu
kompor. Peristiwa ini terjadi karena minyak di dasar wadah meresap ke atas
melalui sumbu kompor. Hal itulah yang menyebabkan api dapat tetap
menyala. Selain menguntungkan kapilaritas ada juga yang merugikan
misalnya ketika hari hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori dinding
sehingga menjadi lembap. Dinding yang lembab terjadi karena kapilaritas.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh
adanya tegangan permukaan (γ) yang bekerja pada keliling persentuhan zat
cair dengan pipa. Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi
antara zat cair dengan dinding kapiler. Selain dipengaruhi oleh kohesi dan
adhesi, apakah kerapatan pori-pori juga mempengaruhi daya kapilaritas ? oleh
karena itu praktikum ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh kerapatan
pori-pori terhadap daya kapilaritas.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh kerapatan pori-pori media terhadap kelajuan kapilaritas?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh kerapatan pori-pori terhadap kelajuan kapilaritas
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kapilaritas
Pengertian Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat
cair pada pipa kapiler, seperti yang diperlihatkan pada gambar disamping.
Pada gambar tersebut, diameter dalam pipa kapiler dari kiri ke kanan semakin
kecil. Semakin kecil diameter dalam pipa kapiler, kenaikan permukaan air di
dalam pipa kapiler akan semakin tinggi.
Kapilaritas adalah gejala zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa
rambut. Celah-celah sempit atau pipa rambut ini sering disebut pipa kapiler.
Gejala kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair
dengan dinding celah itu. Akibatnya, bila pembuluh kaca dimasukkan dalam
zat cair, permukannya menjadi tidak sama.
D. Konsep Kapilaritas
Apabila gaya kohesi cairan lebih besar dari gaya adhesi, maka permukaan
cairan akan melengkung ke atas. Ketika kita memasukan tabung atau pipa
tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah), maka akan terbentuk
bagian cairan yang lebih tinggi.
Dengan kata lain, cairan yang ada dalam wadah naik melalui kolom pipa
karena adanya gaya tegangan permukaan total sepanjang dinding tabung
bekerja ke atas. Ketinggian maksimum yang dapat dicapai cairan adalah
ketika gaya tegangan permukaan sama atau setara dengan berat cairan yang
berada dalam pipa. Jadi, cairan hanya mampu naik hingga ketinggian dimana
gaya tegangan permukaan seimbang dengan berat cairan yang ada dalam
pipa. Sebaliknya, jika gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan,
maka permukaan cairan akan melengkung kebawah. Ketika kita memasukan
tabung atau pipa tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah), maka
akan terbentuk bagian cairan yang lebih rendah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Langkah Percobaan
1. Potonglah tisu dengan ukuran 4x13 cm.
2. Masukkan air kedalam gelas kimia dengan masing-masing sebanyak 100ml.
3. Teteskan sebanyak 3 tetes pewarna merah kedalam gelas kimia 1.
4. Teteskan sebanyak 3 tetes pewarna hijau kedalam gelas kimia 2.
5. Masukkan secara bersamaan kertas potongan lertas HVS dan Kertas Tisu
kedalam gelas kimia 1dan 2 dengan ukuran tercelup sama.
6. Amati proses penyerapan air pada masing-masing kertas selama 1 menit.
7. Hitung kelajuan kapilaritas pada masing-masing kertas.
D. Alur Percobaan
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data
Tabel 4.1 Tabel Hasil Percobaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapilaritas
Analisis :
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa suatu
benda yang berwarna putih seperti kertas tisu dan kertas HVS apabila
dimasukkan kedalam air yang diberi pewarna makanan maka kertas tisu
dan kertas HVS akan berubah warna sesuai dengan pewarna yang
ditambahkan pada air. Kertas tisu memiliki daya serap yang lebih cepat
dibandingkan dengan kertas HVS. Kertas tisu yang tercelup kedalam air
sepanjang 3cm lalu setelah 1 menit bagian yang menyerap air menjadi
11,5 cm sehingga kelajuan daya serap kertas tisu sebesar 0,14 cm/s. Sama
seperti kertas tisu kertas HVS yang tercelup kedalam air sepanjang 3cm,
namun setelah 1 menit bagian yang menyerap air hanya sepanjang 3,6 cm
sehingga kelajuan daya serap kertas HVS hanya sebesar 0,01 cm/s.
B. Pembahasan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kelajuan kapilaritas adalah
kerapatan pori-pori. Di mana semakin renggang pori-pori media maka
tingkat kelajuan kapilaritas juga semakin cepat, begitu pula sebaliknya
semakin rapat pori-pori media maka semakin lambat juga kelajuan
kapilaritas.
B. Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan, saran untuk praktikan adalah
1. Tidak memberi perlakuan berbeda (obyektif) dalam mencelupkan tisu
dan kertas. Keduanya harus diberi perlakuan sama sehingga tidak
mengulang percobaan
2. Dalam membuat laporan sementara yang akan dipresentasikan, dibuat
poin-poin yang penting saja, sehingga tulisan dapat dibaca dengan
jelas oleh audiens
3. Lebih teliti dalam mengukur kedalaman hasil pencelupan sehingga
hasil yang didapatkan akurat
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Pengertian Kapilaritas.(online),(https://www.e-
jurnal.com/2013/11/pengertian-kapilaritas.html). diakses pada 18
Februari 2019