Anda di halaman 1dari 13

AKSI NYATA

KURIKULUM MERDEKA
MURNIATI, S. PD.

SMA NEGERI 1 GUNUNG HALU


Belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal. Meskipun kurikulum sering dimaknai sebagai keseluruhan pengalaman
belajar murid nyatanya lebih dari sekedaritu kurikulum itu kompleks dan multidimensi. Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai
titik akhir pengalaman belajar murid. Kurikulum juga diibaratkan jantungnya pendidikan jika jantungnya lemah maka proses penyaluran
darah tidak lancar dan bisa berakibat fatal
·Ralph Taylor dalam bukunya “The Basic Principle of Curriculum” mengungkapkan setidaknya ada empat komponen dalam kurikulum yaitu
tujuan, konten, metode atau cara, dan evaluasi.

ITU Umumnya beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi tiga bagian: tujuan pembelajaran atau konten, panduan
APA pedagogi, dan panduan assessment. komponen itu dapat kita gunakan dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan
U LUM
KURIK kebutuhan mulai dari kompetensi apa yang yang dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaimana cara mewujudkan atau
mencapai kompetensi tersebut.
Murid menjadiacuan atau core dari kurikulumitu sendiri. Maka kemerdekaan murid dalam belajar lah jantung dari pengembangan kurikulum.
Kurikulum adalah salah satu komponen pentingdalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan kita
dalam pembelajaran. Maka fungsi kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.
Peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimalisasi dalam kerangka: a) mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan
masa; b) mengembangkan
sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan; c) menilaidan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual sebagai kontrol social.
·Murid-murid yang beragam suku budaya bahasa adat istiadat dan agama harus menjadi pijakan awal dalam pengembangan kurikulum
sehingga kurikulum dapat digunakan sesuai dengan konteks dimana satuan pendidikan itu berada.
Sesuai Peran guru sebagai ujung tombak implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran harus tahu bahwa kurikulum nasional itu perlu
disesuaikan dengan kebutuhan satuan Pendidikan.
·Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai denganzamannya.
·Pengembangan kurikulum diperlukan di setiap satuan Pendidikan. Disinilah Peran kita sebagai pemilik dan pengembang kurikulum di
satuan Pendidikan, kita harus melakukan adaptasi sesuai dengan konteks dan karakteristik murid.
Gagasan Ki Hajar Dewantara pada modul Merdeka belajar maksud pendidikan adalah menuntun
segalakekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Maka demi menuntun kodrat
murid-murid, pembelajaran termasuk kurikulum yang diselenggarakan juga harus terus menyesuaikan dengan
kebutuhan mereka
sebagai guru diharuskan belajar terus untuk mengikuti dan memahami tren kehidupan murid yang tergolong
generasi Z dan Alfa. Berbagai penelitian menyampaikan bahwa mereka sulit dipisahkan dengan media sosial.
Keadaan ini bisa dimanfaatkan oleh guru untuk tujuan pembelajaran misalnya dengan meminta murid membuat Mengap
a Kurik
dan mengumpulkan tugas Melalui aplikasi digital. ulum
perlu di
Ada pepatah yang mengatakan “it takes a village to raise a child” butuh seluruh desa untuk membesarkan rubah?
seoranganak. Pepatah ini menyiratkan perlunyaperan orangtua, masyarakat, dan sekolah dalam mewujudkan
kurikulum yang berpihak pada murid.Merekalah yang disebutsebagai tiga pilar pendidikan. Oleh sebab itu ketika
kita merancang kurikulum kita harus menempatkan kebutuhan,pendapat, pengalaman, hasil belajar, serta
kepentingan murid sebagai rujukan utama.
Sejatinya kurikulum dirancang untuk murid agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari
kurikulum.
Semua pihak harus berkolaborasi maksimal misalnya guru belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai. Orang
tua terus memahami perkembangan dan kebutuhan murid. Begitujuga dengan pemerintah daerah dan pusat serta
semua yang bergerak dibidang pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
Kurikulum Perlu diadaptasi
Konteks satuan pendidikan yang beragam membuat banyak hal tidak mudah
diimplementasikan di kelas. Itulah sebabnya kurikulum yang ditetapkan secara nasional
perlu diadaptasi di tingkat satuan pendidikan
Keadaan sekolah dan sekitar kita memang berbeda-beda murid kita pun berbeda- beda.
Bisa jadi pembelajaran yang paling berhasil untuk masing-masing murid juga tidak sama.
Ada perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah.Perubahan juga terus terjadi disekitar
kita. Hal-hal itulah yang menjadi alasan mengapa kurikulum dari pemerintah pusat harus
melalui proses adaptasi terlebih dahulu
Bentuk adaptasi kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan murid-murid di sekolah.
Sekolah harus mengembangkan kurikulum berbasis sekolah yang disebut Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan dan disingkat KOSP.
Cara mengajar yang hanya bertumpu pada buku teks sangat tidak cukup. Bisa jadi hal
tersebut membuat siswa kurang dapat menghubungkan apa yang dipelajari dengan
kehidupan mereka.
Kurikulum dalam Pembelajaran
kurikulum sifatnya dinamis yang artinya kurikulum dapat mengikuti perubahan zaman dan
kebutuhan sekolah maka seharusnya secara berkala dievaluasi sebab pengembangan
kurikulum berpengaruh sekali akan arah sekolah kedepannya
Cara mengevaluasi pengembangan kurikulum: 1) Visi, ini sebagai tujuan jangka panjang sekolah
dan nilai-nilai yang mendasari pembelajaran agar murid mencapai profil pelajar Pancasila. 2)
Misi, sebagai cara sekolah dalam mencapai tujuan. 3) Tujuan sekolah, tujuan akhir dari
kurikulum sekolah. Ketiga hal di atas adalah hal yang berhubungan dengan rencana jangka
panjang. Sedangkan untuk komponen yang berhubungan dengan rencana jangka pendeknya
yaitu rencana pembelajaran. Kurikulum operasional satuan pendidikan ini juga termasuk
rencana pembelajaran karena setiap sekolah mempunyai kewenangan untuk mengatur alur
tujuan pembelajaran, modul ajar, media ajar, sampai ke asesmennya.
Selain itu, perencanaan dan alur pembelajaran, program prioritas satuan pendidikan,
pengorganisasian pembelajaran juga harus dievaluasi
Prinsip Pembelajaran

Ada lima prinsip pembelajaran dengan paradigma baru yang dapat diperankan
oleh satuan pendidikan dan guru untuk mendukung proses pembelajaran yang
berkualitas, yaitu:
1). Mempertimbangkan kebutuhan capaian belajar murid saat ini.
2).Membangun kapasitas belajar murid menjadi pembelajar sepanjang Hayat. .
3). Mendukung perkembangan kognitif dan karakter murid.
4). Menyesuaikan konteks kehidupan murid.
5). Mengarah pada masa depan yang berkelanjutan.
Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran atau CP merupakan kompetensi dan karakter yang ingin dicapai
setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
Capaian pembelajaran fokus memuat dua hal utama yaitu kompetensi inti dan konten esensial.
Pada kurikulum prototipe, capaian pembelajaran hanya memuat kompetensi inti dan
kompetensi esensial dengan tujuan mendorong proses pembelajaran yang mendalam pada
murid.
Penyederhanaan ini bukan berarti standar capai yang ditetapkan menjadi lebih rendah.
Dengan mengacu pada kompetensi dan konten esensial
Guru memiliki ruang untuk mengembangkan kompetensi setiap anak walaupun kompetensi
awal mereka berbeda-beda.
Pembelajaran pun menjadi tidakseragam karena berfoku spada mengembangkan kompetensi
bukan penuntasan konten. Seberapa dalam konten isi yang akan disampaikan dapat
disesuaikan dengan kompetensi awal murid.
Capaian pembelajaran disusun sesuai tahapan perkembangan murid
Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila menggambarkan karakteristik pelajar yang diharapkan akan
terbangun seiring dengan perkembangan dan kemajuan proses pendidikan setiap individu.
Untuk mewujudkan cita-cita profil pelajarPancasila diperlukan kerjasamadari seluruh
komponen satuan pendidikan.
Profil PelajarPancasila dijabarkan melaluienam dimensi yaitu:
1)Beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
2) Mandiri
3) Bernalar kritis
4) kreatif
5) Bergotong-royong
6) Berkebhinekaan Global
Proses pembelajaran dengan paradigma baru dilaksanakan melalui kurikulum prototipe yang memuat
program intrakurikuler, ekstra kurikuler, dan program penguatan profil pelajar Pancasila.
Intrakurikuler berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya seperti muatan lokal jika
memang ada di satuan pendidikannya.
Pembelajaran Project merupakan pembelajaran berbasisprojek yang ditujukanuntuk penguatan profil
pelajar Pancasila melalui tema yang telah ditetapkan yaitu
-Gaya hidup berkelanjutan
Struktu
-Kearifan lokal r Pemb
-Bhinneka Tunggal Ika
elajaran
dengan
-Bangunlah jiwa dan raganya
Paradig
-Suara demokrasi ma Baru
-Merekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI
-Kewirausahaan
Pada pelaksanaan kurikulum prototipe satuan pendidikan juga memiliki kebebasan untuk menentukan
alokasi waktu pembelajaran. Ada tiga alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi yaitu:
-Model reguler adalah
-Model blok
-Model kolaborasi
DOKUMENTASI KEGIATAN AKSI NYATA
AKSI NYATA DILAKUKAN PADA KEGIATAN IHT
DI SMAN 1 GUNUNG HALU
UMPAN BALIK AUDIENS
UMPAN BALIK AUDIENS
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai