Anda di halaman 1dari 18

26

KEPEMIMPINAN KH. IMAM ZARKASYI DI PONDOK MODERN


DARUSSALAM GONTOR

Imroatul Fatihah
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
iimfatihah@gmail.com

Abstrak

Arikel ilmiah ini membuktikan bahwa kepemimpinan KH Imam Zarkasyi dalam memimpin
PMDG mengedepankan keteladanan dan kedisiplinan. Keteladanan butuh kedisiplinan dan
begitu pula sebaliknya. Kedisiplinan tanpa keteladanan merupakan omong kosong.
Kepemimpinan KH. Imam Zarkasyi dilandasi filsafat hidup yang visioner melampaui
zamannya dan keikhlasan hanya karena Allah azza wajalla. Sehingga ia memiliki pengaruh
yang sangat kuat di ingatan, pikiran, dan hati sanubari yang paling dalam para santrinya.
Kepemimpinannya tidak hanya sebatas menyentuh daya intelek namun juga meresap kepada
mental, ruh, dan jiwa para santri. Model kepemimpinannya pun terus terestafetkan oleh para
santri dan generasi penerusnya. Kajian ini bersifat kualitatif dengan riset kepustakaan dan
analisis data heuristik, kritik sumber, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi.

Kata Kunci: Kepemimpinan, KH Imam Zarkasyi, Gontor, Pesantren

Pendahuluan di PMDG. Para alumni yang tersebar di


KH. Imam Zarkasyi adalah salah Indonesia mulai Sabang sampai
satu pendiri Pondok Modern Darussalam Merauke. Bahkan, hingga mencapai negara
Gontor (PMDG) bersama kedua kakaknya tetangga di Asia Tenggara, seperti
KH. Ahmad Sahal dan KH. Zanuddin Malaysia, Thailand, Singapura, dan
Fannani. Ketiga pendiri PMDG kemudian Filipina. Para alumninya PMDG bergerak
biasa di panggil dengan sebutan di berbagai bidang sesuai dengan
“Trimurti”. KH. Imam Zarkasyi tokoh keterampilan yang dimilikinya.
pejuang dan pemikir serta cendekiawan Perjuangan dan pemikirannya, ia
Muslim yang ikut andil dalam pergerakan curahkan dalam memimpin dan mengelola
kemerdekaan Indonesia. Kontribusi PMDG. Gaya dan model
besarnya yaitu membangun Sumber Daya kepemimpinannya sangat dipengaruhi
Manusia (SDM) Indonesia. Perjuangan oleh filsafat hidupnya yang modern,
dan pemikiranya ia curahkan dalam dunia maju, dan progresif. Pemikirannya
pendidikan dan karya-karyanya yang melampaui zamannya, sehingga
berupa tulisan (Sukarto, 1996). lembaganya tetap eksis, suvive dan makin
Pembaharuan dan modernisasi maju dari masa Penjajahan Belanda hingga
lembaga pendidikan yang dibinanya ini era kontemporer.
dibuktikan dengan kiprah para santri-
santri yang telah menamatkan pendidikan
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
27

Metode Penelitian Kota Solo. Pada waktu yang sama KH.


Jenis penelitian ini adalah Imam Zarkasyi juga belajar di Sekolah
penelitian kualitatif dengan pendekatan Mamba’ul Ulum. Kemudian masih di kota
pustaka (Libarari Reseach) kerena yang sama ia melanjutkan pendidikannya
penelitian ini lebih kepada studi tokoh dan di Sekolah Arabiyah Adabiyah yang
biografi maka desain penelitiannya melalui dipimpin oleh KH. Al-Hasyimi sampai
pendekatan sejarah. Penelitian sejarah tahun 1930. Selama belajar di sekolah-
begitu kompleks dengan peristiwa masa sekolah tersebut (terutama Sekolah
lalu, maka dalam melakukan analisis Arabiyah Adabiyah) ia sangat tertarik
pengkajianya memerlukan alat bantu, pelajaran bahasa Arab dan kemudian
baik metode, metodologi maupun teori. mendalaminya. Setelah menyelesaikan
Metode penelitian sejarah adalah pendidikannya di Solo, Imam Zarkasyi
seperangkat kaidah yang membantu meneruskan studinya ke Kweekschool di
peneliti untuk mengumpulkan sumber- Padang Panjang, Sumatera Barat hingga
sumber sejarah. Metode dalam penelitian tahun 1935.
sejarah membahas tentang penelitian Setelah tamat belajar di tempat itu,
sumber, kritik sumber, sintesis sampai ia diminta oleh gurunya, Mahmud Yunus
kepada penyajian hasil penelitian. (pengarang Kamus bahasa Arab Indonesia)
Adapun langkah-langkah analisis data untuk menjadi direktur perguruan tersebut.
kajian ini adalah heuristik, kritik sumber, Namun Pak Zar hanya bersedia selama 1
interpretasi atau penafsiran, dan tahun. Kemudian ia kembali ke Gontor.
historiografi. Sebab, Gontor lebih memerlukan
kehadirannya. Di samping itu, kakaknya
Biografi KH Imam Zarkasyi KH. Ahmad Sahal melarangnya berlama-
KH. Imam Zarkasyi dilahirkan lama di luar Gontor.
pada tanggal 21 Maret 1910 di Desa Sepulang dari Padang Panjang
Gontor, Kecamatan Ponorogo, tahun 1936 ia memperkenalkan program
Kabupaten Madiun, Jawa Timur. KH. pendidikan baru Kulliyatul Mu’allimin al-
Imam Zarkasyi, Ahmad Sahal (1901- Islamiyah (KMI) dimana ia sendiri sebagai
1977) dan Zainuddin Fananie (1908-1967) direkturnya. Prinsip K.H. Imam Zarkasyi
dan Imam Zarkasyi (1910-1985) tiga dalam dunia politik adalah seperti apa yang
bersaudara dari tujuh bersaudara. Empat sering diucapkannya, “Politik saya adalah
kakak tertuanya terdiri dari satu orang pendidikan”. Maka, yang lebih penting
kakak laki-laki (anak pertama) dan tiga adalah bagaimana kita membina orang
orang kakak perempuan. Pak Zar, orang yang menjadi pejabat negara tadi,
demikian sapaan akrabnya, adalah putra agar mereka siap menjadi pewarna negara.
bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan Kesemuanya tentu tidak lari dari jalur
Kiai Santoso Anom Besari dengan Nyai pendidikan sebagaimana mediatornya,
Sudarmi. maka pendidikan itulah yang lebih penting
KH. Imam Zarkasyi, mulai dalam hidup berpolitik dan bernegara.
menimba ilmu di beberapa pesantren Dalam bidang pendidiakan, yang
yang ada di daerah kelahirannya, seperti saya ketahui, Pak Zar berpendapat bahwa
Pesantren Josari, Pesantren Joresan dan ilmu pengetahuan saja bagi seseorang tidak
Pesantren Tegalsari. Kemudian cukup, karena ilmu pengetahuan hanyalah
melanjutkan studi di Sekolah Ongkoloro sebagai penunjang suatu keberhasilan,
(1925), KH. Imam Zarkasyi melanjutkan yang mempunyai peran lebih penting
studinya di Pondok Pesantren Jamsarem adalah keterampilan dan kecerdikan.
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
28

Karena, kedua hal inilah yang menantang. Masa depan dunia Islam
sangat mewarnai kehidupan seseorang di tergantung kepada cara bagaimana dunia
masyrakat luas. Maka tak perlu heran bila Islam menjawab dan memecahkan
Pondok Modern Gontor banyak tantangan ini.
memberikan kegiatan-kegiatan ekstra- Sejarahnya pondok pesantren
kulikuler. Memang, hal demikianlah yang sebagai bentuk institusi pendidikan Islam
ternyata sangat dibutuhkan oleh santri, tertua di Indonesia telah mengalami
baik berupa keterampilan kerja maupun kemajuan ditandai adanya pembaharuan
keterampilan jiwa yang berupa mental pemikiran pendidikan Islam. Salah satu
kerja. Bila terjadi dampak negatif setelah pembaharuan pemikiran tersebut adalah
itu seperti mengantuk di kelas- itu tak lebih pengembangan pemikiran pendidikan
dari sebuah resiko kalau kita Islam, yang tidak hanya terfokus pada
mementingkan pendidikan dari pada materi dalam disiplin ilmu agama saja
pengajaran, yang secara wajar sebenarnya tetapi juga ilmu pengetahuan umum
mudah diatasi oleh diri pribadi santri sebagaimana yang dilakukan oleh pemikir
sendiri. pembaharu ilmu pendidikan Islam di
Dasar-dasar berpikir di pesantren, Indonesia, yaitu Imam Zarkasyi, pendiri
selain yang terdapat di kelas-kelas, juga Pondok Modern Darussalam.
terdapat dalam buku kecil semacam KH. Imam Zarkasyi identik dengan
Khutbah Iftitah (Khutbah perkenalan), Pondok Modern Darussalam Gontor. Ialah
Petunjuk Mengisi Kekosongan, serta etiket yang membesarkan pondok sehingga
dan sebagainya. Ide-ide pokok, seperti namanya menjadi terkenal. Keberhasilan
tujuan pokok pendidikan bukanlah KH. Imam Zarkasyi dalam mengelola
dimaksudkan untuk mencetak “pegawai” pondok pesantren modern Gontor tersebut
sangat ditekankan oleh Pak Zar. Berpikir karena pemikirannya yang modern tentang
Non-sektarian juga sangat dikedepankan lembaga pendidikan. Dalam pandangan
dalam rangka menekankan dan KH. Imam Zarkasyi hal ini paling penting
menggarisbawahi perluanya “Berdiri di dalam pesantren bukanlah pelajarannya
atas dan untuk semua golongan”. semata-mata, melainkan jiwanya. Jiwa
itulah yang yang akan memelihara
Transformasi Pemikiran KH. Imam kelangsungan hidup pesantren dan
Zarkasyi menentukan filsafat hidup para santrinya.
Pendidikan memang merupakan Upaya pembaharuan dalam
kunci kemajuan. Semakin baik kualitas memajukan pondok ini KH. Imam
pendidikan yang diselenggarakan oleh Zarkasyi menerapkan apa yang disebut
suatu masyarakat atau bangsa, maka akan dengan panca jiwa, yaitu lima program
diikuti dengan semakin baiknya kualitas kerja pondok yang senantiasa memberikan
masyarakat atau bangsa tersebut. All of the arah dan panduan untuk mewujudkan
problem that confront the muslim word usaha-usaha pengembangannya dan
today, so the educational problem is the kemajuan pondok tersebut. Panca Jangka
most challengging. That future of the tersebut meliputi pendidikan. Konsep
muslim world will depend upon the way it pembaharuan Imam Zarkasyi yang
respons to this challenge,” yakni dari berkenaan dengan pendidikan Islam yang
sekian banyak permasalahan yang kemudian beliau kemas dalam sebuah
merupakan tantangan terhadap dunia Islam kurikulum, adalah disiplin pelajaran Tafsir,
dewasa ini, maka masalah pendidikan Fiqih, Usul Fiqih yang biasa di ajarkan di
merupakan masalah yang paling pesantren tradisional. Imam Zarkasyi juga
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
29

menambahkan ke dalam kurikulum Rekontruksi pendidikan Islam tidak


lembaga pendidikan yang di asuhnya itu bisa dipisahkan dengan kebangkitan
pengetahuan umum, seperti; Ilmu gagasan dan program modernisme Islam.
Pengetahuan Alam, Ilmu Pasti, Ilmu Tata Kerangka dasar yang berada di balik
Negara, Ilmu Jiwa dan sebagainya. Selain modernisme Islam secara keseluruhan,
itu ada mata pelajaran yang ditekankan dan baik modernisme pemikiran maupun
harus menjadi karakteristik pendidikannya, kelembagaan Islam merupakan prasyarat
yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. bagi kebangkitan kaum muslim di masa
Transformasi dalam bahasa Inggris modern. Oleh karena itu, pemikiran dan
ialah transform yang berartikan merubah kelembagaan Islam termasuk pendidikan
bentuk atau rupa, transformation haruslah dimodernisasi, sederhananya
merupakan perubahan bentuk atau direkontruksi sesuai dengan kerangka
penjelmaan. Pendidikan berada di tengah- modernitas, mempertahankan pemikiran
tengah masyarakat yang terus menerus kelembagaan Islam “tradisional” hanya
mengalami perubahan. Perubahan pada akan memperpanjang nestapa
masyarakat terjadi secara ketidakberdayaan kaum muslim dalam
berkesinambungan dan berjalan relatif berhadapan dengan kemajuan modern.
cepat. Perubahan yang terjadi pada Dalam sejarahnya pondok
masyarakat lebih cepat dari pada pesantren sebagai bentuk institusi
perubahan yang terjadi pada pendidikan, pendidikan Islam tertua di Indonesia telah
sehingga terjadi gap/kesenjangan, jurang mengalami kemajuan ditandai adanya
pemisah yang cukup tajam antara pembaharuan pemikiran pendidikan Islam.
masyarakat dan pendidikan. Upaya untuk Salah satu pembaharuan pemikiran
mempersempit jurang pemisah tersebut, tersebut adalah pengembangan pemikiran
pendidikan harus melakukan perubahan pendidikan Islam, yang tidak hanya
dan pembaharauan. Transformasi terfocus pada materi dalam disiplin ilmu
pendidikan akan berjalan dengan baik dan agama saja tetapi juga Ilmu pengetahuan
tepat jika dilakukan secara komprehensif. umum sebagaimana yang dilakukan oleh
Transformasi pendidikan dimaknai pemikir pembaharu ilmu pendidikan Islam
sebagai proses perubahan secara terus- di Indonesia.
menerus menuju kemajuan. Kata KH. Imam Zarkasyi melihat bahwa
“Kemajuan” ditandai dengan karakter, pendidikan merupakan bagian terpenting
budaya, dan prestasi. Pendidikan Islam bagi kehidupan dan sekaligus kemajuan
dikatakan maju jika mampu bersaing umat Islam. Untuk itu sejumlah upaya
dengan sekolahan modern. Pada untuk mengonsolidasikan dan pembaruan
pertengahan tahun 1970-an, lembaga sistem pendidikan menjadi salah satu
pendidikan Islam pada umumya relatif jauh syarat mutlak bagi kemajuan umat Islam.
tertinggal dari sekolah modern. Pada tahun Menurutnya, salah satu kelemahan
1980-an muncul beberapa lembaga pesantren di masa lalu adalah tidak adanya
pendidikan Islam yang mulai berkembang. tujuan pendidikan yang dituangkan dalam
Pada tahun 1990-an mulai banyak lembaga tahapan-tahapan rencana kerja atau
pendidikan Islam yang mengalami program. Pendidikan berjalan sekaan
kemajuan. Kemudian pada tahun 2000-an hanya mengikuti arus keahlian kiai.
sudah mulai banyak sekolah Islam yang Berkenaan dengan ini, KH. Imam
mampu bersaing dengan sekolah negeri Zarkasyi merumuskan tujuan pesantrennya
non-Islam. sebagai berikut: “Yang jelas hanya satu
saja, yaitu untuk menjadi orang, jadi
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
30

masih bersifat umum dan belum menjurus, konsep Normal Islam dan Sumatra
belum calon doktor, belum calon Thawalib. Pengaruh gurunya, Al-Hasyimi-
kusir,belum calon apa-apa. Katakanlah seorang ulama, tokoh politik dan sastrawan
calon manusia. Manusia itu apa kerjanya?. dari Tunisia yang diasingkan oleh
Dari pendidikan yang kami berikan itu pemerintah Prancis i wilayah penjajahan
mereka akan tahu nanti di masyarakat apa Belanda-ketika ia belajar di Madrasah
yang akan dikerjakan. jadi persiapan Arabiyah Islamiyah di Solo, ikut berperan
untuk masuk masyarakat dan bukan untuk mendesain perubahan pesantren yang
perguruan Tinggi. Maka dari itu, kami sebelumnya dikelola oleh sang kakak, KH.
namakan pendidikannya, pendidikan Ahmad Sahal dan KH. Zainudin Fnnanie,
kemasyarakatan, dan itu yang kami sehingga tampak perbedaan mendasarnya.
utamakan.” Pembaharuan pendidikan Perbedaanya juga seperti apa yang
pesantren yang dilakukan KH. Imam dikemukakan oleh Lance Castles bahwa
Zarkasyi juga didasarkan pada sejumlah Gontor sngat mengecam keras sistem
kelemahan pondok pesantren tradisional sekolah umum yang berasal dari kolonial,
pada saat itu. Sehingga untuk mengatasi yang mana peserta didik terlalu banyak
berbagai kelemhan pondok pesantren diarahkan bila tidak mau dikatakan tujuan
tersebut, KH. Imam Zarkasyi terpanggil utamanya pada pencetakan pegawai tanpa
untuk menekankan tujuan pendidikan yang menanamkan cinta belajar. Perbeaan
diarahkan (Nata, 2004: 204-205). lainya, meminjam ungkapan mantan
Salah satu gerakan modernisasi Mentri Agama, Mukti Ali (almarhum), jika
dunia Islam khususnya di Indonesia adalah al-Zarnuji lebih banyak menekankan
Pondok Gontor. Pondok Modern kepada ilmu agama, maka Pak Zar
Darussalam Gontor yang biasa disingkat menekankan kepada ilmu umum dan ilmu
PMDG. Gagasan yang melatarbelakangi agama.
pembentukan PMDG adalah kesadaran Pembaharuan aspek kelembagaan
bahwa perlu dilakukan modernisasi sistem di Gontor dimulai dengan pewakafan
dan kelembagaan pendidikan Islam; tidak Pondok Modern Darussalam Gontor
mengadopsi sistem dan kelembagaan kepada lembaga yang disebut Badan
pendidikan modern ala Belanda, melainkan Wakaf Pondok Modern Gontor. Ikrar
dengan modernisasi sistem dan pewakafan ini telah dinyatakan di muka
kelembagaan Islam indigenous, yaitu umum oleh ketiga pendiri pondok tersebut.
‘pesantren’ (Madjid, 1997). Dengan ditandatanganinya peagam
Pendirian Pondok Modern Gontor penyerahan wakaf itu, maka Pondok
terinspirasi dari gagasan modern Sumatra Modern Darussalam Gontor tidak lagi
Thawalib dan ‘Normal Islam School’ di menjadi milik pribadi atau perseorangan
Sumatra Barat. Hal itu tak lain karena KH. sebagaimana umumnya dijumpai di
Imam Zarkasyi, salah satu pendiri Pondok lembaga tradisional. Dengan cara
Modern Darussalam Gontor, pernah demikian, secara kelembagaan Pondok
menyelesaikan studinya disana. Namun, Modern Gontor menjadi milik ummat
ada perubahan besar yang terjadi di Gontor Islam, dan semua ummat Islam
yaitu penerapan sistem pengajaran modern bertanggung jawab atas segala urusan-
‘al-Tariqah al-Haditsah’ (Pondok Modern urusannya (ihsan, 2004: 23).
Darussalam Gontor, 1996: 51). Lembaga badan wakaf ini
Perlu digarisbawahi bahwa apa selanjutnya menjadi badan tertinggi di
yang ilakukan KH. Imam Zarkasyi Pondok Modern Darussalam Gontor.
bukanlah sepenuhnya menfotokopi ide dan Badan inilah yang bertanggung jawab
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
31

mengangkat kyai untuk masa jabatan lima “Yang jelas satu saja, yaitu untuk
tahun kedepan. Dengan demikian, kyai menjadi orang. Jadi masih bersifat umum
bertindak sebagai mandataris dan dan belum menjurus, belum calon
bertanggung jawab kepada badan wakaf. doktor, belum calon kusir, belum calon
Untuk itu, Badan Wakaf memiliki lima apa-apa. Katakanlah calon manusia.
program yang berkenaan dengan bidang Manusia itu apa kerjanya? Dari
pendidikan dan pengajaran, peralatan dan pendidikan yang kami berikan itu mereka
pergedungan, pewakafan dan sumber dana, akan tahu nanti di masyarakat apa yang
kaderisasi serta kesejahteraan yang akan dikerjakan. Jadi persiapan untuk
semuanya dirangkum dalam program masuk masyarakat dan bukan untuk
Panca Jangka Pondok Modern Darussalam perguruan tinggi. Maka dari itu, kami
Gontor (Zarkasyi, 2005: 85-91). namakan pendidikannya, pendidikan ke-
Dengan struktur kepengurusan masyarakatan, dan itu yang kami
yang demikian, maka kyai dan keluarga utamakan” (Abuddin Nata, 2005: 207).
tidak punya hak material apapun dari Setelah menyinggung tujuan
Pondok Gontor. Kyai dan guru-guru juga pendidikan pesantren, Zarkasyi berusaha
tiak mengurusi uang dari para santri, memperbaharui kurikulum pendidikan
sehingga mereka tidak pernah pesantren berdasarkan tujuan tersebut. Di
membedakan antara santri yang kaya dan Pondok Pesantren Modern Gontor
yang berkecukupan. Urusan keuangan Ponorogo ia menggagas dan menerapkan
menjadi tanggung jawab petugas kantor kurikulum yang biasa disebut 100%
tata usaha yang terdiri dari beberapa santri umum dan 100% agama. Di samping
senior dan guru yang secara periodik bisa mengajarkan ilmu-ilmu keislaman seperti
diganti. Dengan demikian, pengaturan akidah, tafsir, hadis, fiqih, dan ushul fiqih
jalanya organisasi pendidikan menjadi yang biasa diajarkan di pesantren
dinamis, terbuka dan obyektif (Majalah tradisional, Imam Zarkasyi menambahkan
Gontor, Februari 2014: 30). pengetahuan umum, seperti ilmu alam,
KH. Imam Zarkasyi menegaskan ilmu hayat, ilmu pasti (berhitung, aljabar
pendidikan merupakan bagian terpenting dan ilmu ukur), sejarah, tata negara,
bagi kehidupan dan sekaligus amat ilmu bumi, ilmu pendidikan, dan ilmu
menentukan bagi kemajuan umat Islam. jiwa. Selain itu ada pula mata pelajaran
Sehingga, sejumlah upaya untuk yang amat ditekankan dan harus menjadi
pembaruan sistem pendidikan menjadi karakteristik lembaga pendidikannya itu,
salah satu syarat mutlak bagi kemajuan yaitu pelajaran bahasa Arab dan bahasa
umat Islam. Salah satu problem pesantren Inggris (Steenbrink, 1994).
di masa lalu baginya adalah tidak adanya Pelajaran bahasa Arab lebih
tujuan pendidikan yang jelas. ditekankan pada penguasaan kosa kata dan
Maksudnya, tujuan yang dapat praktik, sehingga para santri kelas satu
dituangkan dalam tahapan-tahapan rencana sudah diajarkan mengarang dalam bahasa
kerja atau program. Pendidikan berjalan Arab dengan perbendaharaan kosa kata
hanya mengikuti perkembangan alamiah yang dimilikinya. Pelajaran ilmu alat, yaitu
masing-masing pesantren, dan tidak nahwu dan sharraf diberikan kepada santri
memiliki tujuan yang spesifik. Untuk itu, saat menginjak kelas II, yaitu ketika
ia menawarkan tujuan pendidikan mereka sudah agak lancar berbicara dan
pesantren sebagaimana dalam ungkapan memahami struktur kalimat. Bahkan
berikut. pelajaran Balaghah dan Adab al- Lughah
baru diajarkan pada saat santri menginjak
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
32

kelas V. Hampir seluruh mata pelajaran pengetahuan umum. Semua siswa


diajarkan menggunakan pengantar bahasa mendapatkan dua pengetahuan tersebut
Arab. Sementara pembelajaran bahasa sekaligus sesuai dengan tingkatan kelas
Arab yang biasanya diajarkan mereka masing-masing. KH. Imam
menggunakan metode terjemah kini Zarkasyi memiliki konsep keseimbangan
dipakai metode langsung, di mana bahasa antara ilmu umum dan ilmu agama yang
dipakai alat komunikasi sehari-hari. harus diajarkan dalam proses pendidikan
Kemudian, dalam upaya dengan menekankan penanaman jiwa
mendukung tercapainya moralitas dan keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa
kepribadian tersebut, kepada para santri kemandirian, jiwa ukhuwah islamiyah dan
diberikan juga pendidikan kemasyarakatan jiwa bebas dalam setiap pengusaan mata
dan sosial yang dapat mereka gunakan pelajaran.
untuk melangsungkan kehidupan sosial Kurikulum yang diterapkan Imam
ekonominya. Untuk itu kepada para santri Zarkasyi di Pondok Pesantren Gontor
diberikan latihan praktis dalam mengamati adalah 100 % umum dan 100 % agama.
dan melakukan sesuatu yang ia perkirakan Disamping pelajaran tafsir, hadist, fiqih,
akan dihadapinya dalam hidupnya kelak di ushul fiqih, yang biasa diajarkan di
masyarakat. Segala sesuatu diorganisir pesantren tradisional. Imam Zarkasyi juga
sedemikian rupa untuk memberikan menambahkan ke dalam kurikulum
gambaran realistik kepada santri tentang lembaga pendidikan yang diasuhnya itu
kehidupan dalam masyarakat. Para pengetahuan umum, seperti ilmu alam,
santri dilatih untuk mengembangkan ilmu hayat, ilmu pasti, sejarah, tata negara,
cinta kasih yang mendahulukan ilmu bumi, ilmu pendidikan, ilmu jiwa dan
kesejahteraan bersama daripada sebagainya. Selain itu ada pula mata
kesejahteraan pribadi, kesadaran pelajaran yang amat ditekankan dan harus
pengorbanan yang diabadikan demi menjadi karakteristik lembaga pendidikan
kesejahteraan masyarakat, khususnya itu, yaitu pelajaran bahasa inggris dan
umat Islam. bahasa arab. Pelajaran bahasa arab lebih
Selain itu juga, di Pondok Modern ditekankan pada penguasaan kosa kata,
Darussalam Gontor diajarkan pelajaran sehingga para santri kelas satu sudah
ekstra seperti etiket atau tata krama yang diajarkan mengarang dalam bahasa arab
berupa kesopanan lahir dan kesopanan dengan perbendaharaan kosa kata yang
batin. Kesopanan lahir termasuk gerak- dimilikinya.
gerik, tingkah laku, bahkan pakaian, Sejak Trimurti hingga kini selalu
sedangkan kesopanan batin adalah berusaha menanamkan rasa cinta para
menyangkut akhlak dan jiwa. Khusus santrinya terhadap bahasa Arab dan
untuk menopang kelangsungan hidup para bahasa Inggris, karena keduanya
santri dalam bidang ekonomi, diberikan merupakan kunci yang penting dan
pula pelajaran keterampilan seperti menentukan dalam mewujudkan
mencetak, mengetik, kerajinan tangan kebangkitan Islam. Dengan bahasa Arab
(dekorasi, letter, janur), dan sebagainya. dapat diciptakan millieu Qurani, dan
Materi dan kurikulum pondok dengan bahasa Inggris dapat dikejar
modern Gontor pada dasarnya adalah kemajuan jaman dan ilmu pengetahuan.
totalitas dari kehidupan pondok itu sendiri, Untuk mewujudkan lingkungan itu
yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu dibentuklah Bagian Penggerak Bahasa
dengan yang lainnya. Tidak ada perbedaan yang bertujuan mengelola dan menjaga
antara pengetahuan agama dan serta mengembangkan citra bahasa yang
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
33

telah ada. Pendeknya Pondok Modern PMDG adalah salah satu organisasi
Darussalam Gontor Ponorogo make every pengelola keagamaan, khususnya bidang
effort to try it’s both Arabic and English, pendidikan. Demi kepentingan pendidikan
as the key to religion and science. dan pengajaran Islam, KH. Imam Zarkasyi
Khusus pengajaran bahasa Arab ini dan dua saudaranya telah mewakafkan
ditempuh dengan metode langsung yang Pondok Pesantren Gontor Kepada sebuah
diarahkan kepenguasaan bahasa secara lembaga yang disebut Badan Wakaf
aktif dengan cara memperbanyak latihan Pondok Modern Gontor. Ikrar pewakafan
(drill), baik lisan maupun tulisan. ini telah dinyatakan di muka umum oleh
Pengajaran bahasa Arab mengacu kepada ketiga pendiri pondok tersebut, dengan
prinsip pengajaran bahasa sebagai bahasa ditandatanganinya Piagam Penyerahan
ibu, bukan sebagai bahasa asing. Oleh Wakaf itu, maka Pondok Modern Gontor
karena itu, santri tidak langsung mendapat tidak lagi menjadi milik pribadi atau
pelajaran atau pengajian Kitab Kuning perorangan sebagaimana yang umumnya
sebagaimana layaknya dilaksankan di dijumpai dalam lembaga pendidikan
pondok pesantren. Para santri terlebih pesanteren tradisional. Dengan cara
dahulu harus dapat berbicara dan menulis demikian, secara kelembagaan pondok
dalam bahasa Arab, maka dengan Modern Gontor menjadi milik umat Islam,
sendirinya ia mampu membaca berbagai dan semua umat Islam bertanggung jawab
kitab-kitab dalam bahasa Arab, termasuk atasnya (Ihsan, 2004: 23).
membaca Kitab Kuning (Praja, 1990: 206). Dalam Pondok Modern Gontor
Para siswa diberikan latihan praktis lembaga badan wakaf tersebut selanjutnya
dalam mengamati dan melakukan sesuatu menjadi lembaga tertinggi dalam
yang ia perkirakan akan dihadapinya dalam organisasi balai pendidikan Pondok
hidupnya kelak di masyarakat. Segala Modern Gontor. Lembaga inilah yang
sesuatu diorganisasi sedemikian rupa menjadi badan legislatif yang bertanggung
untuk memberikan gambaran realistik jawab atas pelaksanaan dan perkembangan
kepada siswa tentang kehidupan dalam pendidikan dan pengajaran di Pondok
masyarakat. Para siswa dilatih untuk Modern. Ia juga bertanggung jawab
mengembangkan cinta kasih yang mengangkat kyai untuk masa jabatan lima
mendahulukan kesejahteraan bersama tahun (majalah Gontor, Februari 2014: 30).
daripada kesejahteraan pribadi, kesadaran Dengan demikian, kyai bertindak sebagai
pengorbanan yang diabadikan demi mandataris dan bertanggung jawab kepada
kesejahteraan masyarakat, khususnya umat Badan Wakaf. Kyai atau pimpinan pondok
Islam (Ziemek, 1986: 159). Sejalan merupakan sebuah badan eksekutif yang
dengan itu, maka di PMDG diajarkan yang dipilih oleh badan wakaf setiap lima
pelajaran ekstra seperti etiket atau tahun sekali. Pimpinan Pondok Modern
tatakrama yang berupa kesopanan lahir dan Gontor membawahi beberapa lembaga,
kesopanan batin. Kesopanan batin yaitu 1) Kuliyat Al-mu’alimin Al-Islamiah
menyangkut akhlak dan jiwa, sedangkan (KMI), 2) Institut Studi Islam Darussalam
kesopanan lahir termasuk gerak-gerik, (ISID), 3) Pengasuhan santri, 4) Yayasan
tingkah laku, bahkan pakaian (Ali, 1991: pemeliharaan dan Perluasan Wakaf
53). Oleh sebab itu, siswa sudah diberikan Pondok, dan 5) Ikatan Keluarga Pondok
ilmu yang bisa diamalkan dalam kehidupan Modern (Susanto, 2009: 145).
sehari-hari yang bisa memberikan petunjuk Disamping kelima lembaga ini,
kearah yang lebih baik dalam kehidupan. terdapat tiga lembaga lain yang juga
bertanggung jawab langsung kepada
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
34

pimpinan pondok tetapi posisinya tidak berdikari, santri bebas untuk menentukan
sejajar dengan kelima lembaga di atas, masa depannya, memiliki jiwa keihklasan
yaitu Pusat latihan Manajemen dan dan jiwa kesederhanaan dalam hidup.
Pengembangan Masyarakat, bagian Selanjutnya untuk mewujudkan
pembangunan dan bagian koperasi Pondok kebebasan dan kemandirian tersebut, di
Pesantren. Dengan struktur pengurusan Gontor para santri diberikan kebebasan
yang demikian, maka kyai dan keluarga memilih pilihan-pilihan mata pelajaran
tidak punya hak material apa pun dari yang ada. Dalam pelajaran hukum Islam
gontor. Kyai dan guru-guru juga tidak misalnya, kitab yang diajarkan adalah
mengurusi uang dari para santri, sehingga Bidayah al-Mujtabid karya Ulama besar
mereka tidak pernah membedakan antara Ibn Rusyd yang hidup pada masa abad ke-
santri yang kaya dengan santri yang kurang 12. Selanjutnya kemandirian pondok
mampu. Urusan keuangan menjadi pesantren Gontor terlihat dari adanya
tanggung jawab petugas kantor tata usaha kebebasan para santri yang bebas
yang terdiri dari beberapa orang santri menentukan jalan hidupnya kelak. Imam
senior dan guru yang secara periodik bisa Zarkasyi sering mengatakan bahwa Gontor
diganti. Dengan demikian, pengaturan tidak mencetak pegawai, tetaepi mencetak
jalannya organisasi pendidikan menjafi majikan untuk dirinya sendiri.
dinamis, terbuka dan obyektif (Majalah Demikianlah sebagian kecil dari contoh
Gontor, Juni 2014: 30). pola dan siakp yang dikembangkan oleh
Pembaharuan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Gontor dalam
KH. Imam Zarkasyi berkenaan dengan menghadapi perubahan zaman. Sikap
pola fikir dan kebebasan pesantren ini seperti ini terus dipertahankan sampai
diterapkan melalui pembiasaan, sekarang.
keteladanan dan pengondisian lingkungan. Dengan demikian, pemikiran Imam
KH. Imam Zarkasyi menekankan proses Zarkasyi tentang pentingnya ilmu
pembelajarannya kepada mental skill atau pendidikan Islam yang mampu
keterampilan mental bukan job skill atau menumbuhkan dan menekankan pada
keterampilan kerja. Mental skill ini nilai-nilai luhur, seperti jiwa keihklasan,
mengarahkan santrinya kepada penanaman kesederhanaan, kesanggupan menolong
jiwa, bebas, merdeka, berkepribadian, dan diri sendiri, ukhuwah Islamiyah, dan jiwa
berkeyakinan hidup. Dengan keterampilan bebas, adalah ada relevansinya dengan
mental ini diharapkan nantinya santri tidak pemikiran al-Ghazali tentang ilmu
menjadi penganggur, berbudi tinggi, dan pendidikan Islam yang menekankan pada
mempunyai harapan hidup lebih baik. pentingnya nilai-nilai luhur yang dapat
Setelah keluar dari pondok menenangkan jiwa dan mendekatkan diri
pesantren, santri diharapkan mampu kepada Allah serta bermanfaat bagi
membuat pekerjaan sendiri dengan bekal kemaslahatan umat. Inilah titik temu corak
keterampilan yang sudah didapatkan pemikiran para filosof pendidikan Islam
selama belajar di pondok. Yang dimaksud yang berangkat dari pandangan yang
dengan pola fikir bebas dan merdeka disini berbeda-beda dalam tataran konsep, namun
adalah kebebasan yang berada dalam garis- mempunyai titik singgung yang sama yaitu
garis disiplin yang positif, dengan penuh teraktualisasinya ilmu pendidikan Islam
tanggung jawab, baik dalam kehidupan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat.
pondok maupun di masyarakat. Kebebasan
ini juga menghendaki santri yang memiliki
jiwa berdiri di atas kaki sendiri atau
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
35

Sintesa PMDG membekali mahasiswanya dengan ilmu


Sintesa Pondok Modern pengetahuan umum dan agama serta
Darussalam Gontor (PMDG) tidak lepas memjadi pelopor revival of Islam. Di India
dari gagasan dan kepemimpinan KH. juga terdapat perguruan Santiniketan,
Imam Zarkasyi. Sintesa ketiga dari Pondok didirikan oleh Rabindranath Tagore,
Modern Gontor adalah Syanggit di seorang filosuf Hindu. Perguruan yang
Mauritania, Afrika Barat Daya dengan dikenal dengan kedamaiannya ini berlokasi
kemampuan mengislamkan Afrika Barat di kawasan hutan, serba sederhana dan
Daya dan memproduksi da’i-da’i yang telah mampu mengajar dunia.
handal. Keempat lembaga pendidikan
Penulis mendapatkan informasi tersebut menjadi menjadi pedoman dalam
yang cukup menarik dari Prof. Dr. Amal mengembangkan Pondok Modern
Fathullah Zarkasyi, MA., Rektor UNIDA Darussalam Gontor oleh KH. Imam
Gontor, tentang perguruan Syanggit itu Zarkasyi bersama kedua kakaknya.
bahwa KH. Imam Zarkasyi mendapatkan KH. Imam Zarkasyi yang lebih
informasi tentang perguruan itu dari KH. dikenal modernis dalam dunia pendidikan
Mas Mansur, seorang tokoh Syarekat Islam Islam menempatkan Gontor bukan hanya
dan Muhammadiyah di Indonesia. sebagai lembaga pendidikan agama,
Menurutnya, Santineketan di India dikenal melainkan pendidikan umum yang
dengan kedamaian dan kesederhanaannya bernafaskan Islam. Bahasa Arab dan
dari sebuah desa kecil, Rabindranath bahasa Inggris menjadi pelajaran penting
Tagore sanggup mengajar dunia. Meskipun dan harus dikuasai oleh para santri pada
Santineketan adalah lembaga pendidikan tingkatan tertentu (Misbach, 1996: 596).
Hindu, tetapi lembaga itu penuh dengan Namun demikian, KH. Imam
nuansa kedamaian. Meskipun berlokasi di Zarkasyi memiliki pandangan bahwa hal
tengah hutan dan jauh dari keramaian, yang terpenting dalam pesantren bukanlah
tetapi Santineketan berasrama dan sangat pelajarannya semata-mata, melainkan juga
damai. Lembaga ini mampu mengajar semangat yang menyertainya. Menurutnya,
dunia dari tengah hutan yang sepi di sana. semangat/jiwa itulah yang akan
KH. Imam Zarkasyi bersama kedua memelihara kelangsungan hidup pesantren
kakaknya ada awal pembangunan Pondok dan menemukan filsafat hidup para
Gontor Baru telah mengkaji berbagai santrinya. Pada seminar pondok pesantren
lembaga pendidikan terkenal dan maju di se-Indonesia tahun 1965 di Yogyakarta,
luar negeri, khususnya yang sesuai dengan Imam Zarkasyi merumuskan gagasannya
sistem pondok pesantren. Di Mesir berupa Panca Jiwa Pondok Modern. Panca
terdapat Universitas al-Azhar yang Jiwa Pondok Modern adalah keikhlasan,
terkenal dengan keabadiannya. Di kesederhanaan, kesanggupan menolong
Mauritania terdapat Pondok Syanggit. diri sendiri (self help), ukhuwah Islamiyah,
Lembaga pendidikan ini harum namanya dan jiwa bebas.
berkat kedermawanan dan keikhlasan para Gagasan Panca Jiwa Pondok
pengasuhnya. Syanggit adalah lembaga Modern diterapkan dengan sangat baik dan
pendidikan yang dikelola dengan jiwa dapat dilihat dari demografi lulusannya.
keikhlasan; para pengasuh mendidik Alumni Gontor memiliki kontribusi pada
murid-murid siang-malam serta berbagai bidang pekerjaan, dari politikus
menanggung seluruh kebutuhan santri. Di (KH. Hidayat Nur Wahid) hingga jurnalis
India terdapat Universitas Muslim Aligarh, sekaligus novelis (Ahmad Fuadi), namun
sebuah lembaga pendidikan modern yang kebanyakan dari mereka bekerja sebagai
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
36

wirausahawan dan ilmuwan/akademisi, pendidikan yang mempertahankan


dalam negeri maupun luar negeri. Selain sebagian tradisi pesantren dan juga
itu, jika dilihat secara substansial, Panca mengadopsi kelembagaan pendidikan
Jiwa Pondok Modern merupakan aplikasi modern dari luar negeri, maka PMDG
dari pendidikan karakter yang selama ini mampu memiliki ciri dan karateristik yang
didengung-dengungkan oleh sekolah khas. Pondok Modern Darussalam Gontor
umum namun belum menemukan bentuk telah berhasil memelihara tradisi lama
yang idealnya. yang baik serta menerapkan inovasi baru
Melalui paragraf-paragraf di atas, yang sejalan dengan perkembangan jaman.
terlihat bahwa kepedulian KH. Imam Tradisi lama dan inovasi baru yang
Zarkasyi pada dasarnya tidak sempit; itu terasa lebih memiliki nilai tambah
berkisar pada bagaimana melestarikan ketika para pimpinan pondok ini berhasil
lembaga pendidikan berformat pesantren. menggabungkan berbagai tradisi
Lebih luas dan visioner dari itu, ia melihat pendidikan dari seluruh penjuru dunia.
dinamika dunia pendidikan sebagai sebuah Antara lain tradisi pendidikan dari
solusi esensial perlu diperbarui untuk Universitas Al-Azhar Kairo sebagai salah
membentuk moral dan pola pikir secara satu bukti intelektual Islam paling depan.
seimbang, tentunya dalam mainframe Perguruan Sanggit yang menginspirasi
keislaman dan scope kehidupan berbangsa pentingnya beasiswa bagi para santri.
dan bernegara, bukan hanya dalam lingkup Perguruan Santineketan dengan
kesukuan. pendekatan kebudayaan dan Perguruan
Maka, PMDG diposisikannya lebih Aligarh yang mengilhami pentingnya
jauh sebagai media untuk menyebarkan pendidikan modern dalam Islam.
gagasannya mengenai modernitas lembaga Tradisi-tradisi dari berbagai
pendidikan Islam alih-alih sekedar perguruan ini menjadi inspirasi bagi para
melestarikannya sebagai sebuah corak pengasuh dan kyai yang meletakkan sistem
pendidikan keislaman tradisional di dan metode pendidikan yang khas Pondok
Indonesia. Lebih luas dan visioner dari itu, Modern Darussalam Gontor. Dengan
ia melihat dinamika dunia pendidikan sistem dan metoda yang khas, pondok ini
sebagai sebuah solusi esensial perlu telah berhasil mencetak kader bangsa yang
diperbarui untuk membentuk moral dan tangguh, tanggon dan trengginas. Selain itu
pola pikir secara seimbang. juga kader umat yang beriman, bertakwa
Presiden Keenam RI Susilo dan berpengetahuan luas.
Bambang Yudoyono membenarkan wujud Tentang masa depan pondok
sintesa yang dilakukan PMDG. Dalam pesantren, KH. Imam Zarkasyi
sambutan peringatan 80 tahun Pondok menyatakan bahwa pondok pesantren
Modern Gontor 28 Mei 2006, Susilo harus selalu dinamis, mengikuti
Bambang Yudoyono mengatakan, di perkembangan dan tuntutan zaman.
PMDG para kyai tidak saja mengajarkan Menurutnya, karena zaman selalu
literatur-literatur klasik tentang Islam, berkembang dan maju, maka seharusnya
tetapi juga menelaah khasanah pelajaran dalam pondok pesantren
kepustakaan yang ditulis oleh para diselenggarakan sesuai dengan masa depan
mujahid, para pembaharu. kehidupan para santri di dalam masyarakat.
Susilo Bambang Yudoyono Selain itu, syarat material harus juga
melanjutkan, PMDG sangat terbuka dipenuhi, yaitu harus ada wakaf sebagai
dengan wawasan pemikiran modern yang backing bagi kelangsungan hidup pondok
datang dari mana saja. Sebagai lembaga pesantren dan untuk meningkatkan mutu
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
37

pendidikan dan pengajarannya. Ini seperti tidak baik untuk diajarkan, bahkan ada
yang terjadi, misalnya, di al-Azhar, Mesir. yang mengharamkannya. Bukan itu saja,
Dengan idealisme seperti di atas, menurut KH. Imam Zarkasyi, di pondok
KH. Imam Zarkasyi telah melahirkan pesantren harus diajarkan ilmu
beberapa tokoh-tokoh Islam di Indonesia. pengetahuan umum, disamping ilmu
Hal itu ditegaskan oleh Wakil Presiden RI agama yang memang menjadi core-nya,
Muhammad Jusuf Kalla ketika membuka meskipun sebenarnya, menurut M. Din
acara peringatan 80 tahun ini. Dalam Syamsuddin, sesuai dengan universalitas
sambutannya, Wakil Presiden RI Islam sendiri, Islam tidak mengenal
mengatakan, Pondok pesantren (ponpes) dikotomi antara ilmu-ilmu agama (al-
modern Darussalam yang memasuki usia ‘ulûm al-dîniyyah) dan ilmu-ilmu umum
ke-80 tahun ini telah memberikan (al-‘ulûm al-madaniyyah), tapi
pendidikan dan pembelajaran yang memungkinkan pengintegrasian antara
bermutu bagi kehidupan masyarakat di keduanya ke dalam suatu paradigma ilmu
Indonesia dalam sejarah bangsa. Ponpes ini Islami.
telah berhasil memunculkan tokoh-tokoh Namun, menurut KH. Imam
nasional yang banyak berperan dalam Zarkasyi, “pelajaran yang diberikan di
proses mencerdaskan bangsa, di antaranya pondok pesantren tingkat menengah
Ketua MPR RI Dr. Hidayat Nur Wahid, adalah pengetahuan umum dan
Pimpinan Muhammmadiyah Prof. Dr. Din pengetahuan agama tingkat lanjutan,
Syamsudin dan Pimpinan Nahdhatul tetapi setingkat bukan berarti sama.”
Ulama KH. Hasyim Muzadi. Sementara itu, di banyak pesantren saat itu,
Tentang sistem pendidikan Islam, hanya diajarkan ilmu-ilmu agama,
Imam Zarkasyi menyatakan bahwa menganggap Ilmu Manthiq dan Filsafat
pendidikan dan pengajaran agama lebih sebagai kurang baik, bahkan haram
tepat dilaksanakan secara klasikal dan diajarkan. Boleh jadi, kelompok pesantren
bukan individual atau halaqah. Dengan dan ulama yang berpendapat sedemikian
klasikal, para guru--bahkan kiai--dituntut itu dipengaruhi oleh pemikiran Syaikh
untuk mengetahui apakah santri atau Burhânuddîn al-Zarnujîy, pengarang kitab
muridnya telah mengerti apa yang Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq al-Ta’allum,
diajarkannya atau tidak, karena di akhir yang merupakan kitab klasik terkenal dan
pelajaran diharuskan ada evaluasi. banyak dikaji di pondok pesantren
Sementara itu, dalam sistem halaqah yang tradisional, khususnya bagi santri pemula.
banyak dilakukan di pesantren-pesantren Kitab ini mengandung tata cara belajar
lain pada masa itu, tidak mengharuskan ilmu agama dan etika santri kepada kiai
adanya evaluasi di akhir sebuah proses dan gurunya.
pembelajaran. Padahal, evaluasi Ada hal lain yang harus ditekankan
merupakan salah satu komponen dari dalam pendidikan pondok pesantren dalam
sekian banyak komponen dalam pemikiran KH. Imam Zarkasyi, yaitu
peningkatan kualitas pendidikan dalam pentingnya memperhatikan sopan santun
Standar Nasional Pendidikan di Indonesia. dalam hal memuliakan ilmu dan guru, dan
Selain itu, dalam pemikiran KH. akhlak mulia. Yang dimaksud dengan
Imam Zarkasyi Ilmu Mantiq (Logika) dan akhlak mulia dalam pandangan Imam
Filsafat harus diajarkan di pondok Zarkasyi, termasuk belajar dengan sunguh-
pesantren. Sedangkan di pondok pesantren sungguh, tawakkal, asih, menjauhi
lain ada sekelompok ulama yang perbuatan-perbuatan haram, dan
menganggap bahwa kedua ilmu tersebut sebagainya. Oleh karena itu, motto
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
38

pendidikan pesantren dalam pemikiran umat. Namun, sebagai perekat umat,


Imam Zarkasyi adalah Berbudi Tinggi, alumni pondok pesantren harus bergabung
Berbadan Sehat, Berpengetahuan Luas, dan berkiprah di dalam berbagai organisasi
dan Berpikiran Bebas. Islam yang sesuai dengan panggilan hati
Berbeda dari konsep pendidikan di dan latar belakang masing-masing, dan
pesantren-pesantren yang mengadopsi bukan bermain di luar pagar sehingga tidak
konsep az-Zarnujîy dalam kitab Ta’lîm al- dapat berbuat apa-apa, tetapi harus
Muta’allim, KH. Imam Zarkasyi dihindari sikap fanatik yang pekat, yang
berpendapat bahwa pesantren tidak perlu mencampur-adukkan end dan mean sebuah
menekankan macam makanan yang perlu organisasi.
dimakan oleh santri supaya mudah KH. Abdullah Syukri Zarkasyi juga
menghafal dan tidak menjadi pelupa. menegaskan, boleh saja aktif di partai
Namun, di pondok pesantren harus politik, asal sudah menjadi alumni.
ditekankan perlunya hidup sederhana juga Menurutnya, pondok pesantren harus netral
dalam hal makanan. Juga menurutnya, dari politik. Arah dan tujuan pendidikan
santri tidak perlu melakukan “amalan- dan pengajaran di pondok pesantren,
amalan” yang diharapkan mendatangkan menurut pemikiran KH. Imam Zarkasyi
rezeki, tetapi yang perlu adalah usaha dan adalah kemasyarakatan, hidup sederhana,
berjuang secara gigih untuk mendapatkan tidak berpartai, dan ibadah yaitu thalab al-
rezeki itu, dan harus disertai doa. Selain ‘ilm, bukan menjadi pegawai.
itu, di pondok pesantren harus ada
pendidikan rela berkorban, seperti Kaderisasi ala Gontor
mewakafkan sebagian atau bahkan KH. Imam Zarkasyi merupakan
sebagian besar harta untuk kepentingan salah satu tokoh pendidikan Islam pada
pesantren dan umat. Inilah yang saat ini abad-20. Ia sangat memberi perhatian
disebut philanthropy atau kedermawanan terhadap proses kaderasi atau estafeta
dalam Islam. PMDG untuk tetap langgeng yang
Pesantren yang didirikan KH. bermanfaat bagi umat. Akhirnya, Gontor
Imam Zarkasyi pun tidak berafiliasi kepada diakui berpengalaman dan memiliki
partai atau tarekat apapun. Karena tidak metode tersendiri untuk mencetak para
mengikuti aliran tarekat atau partai politik kadernya dengan berbagai macam trik dan
tertentu, maka diantara semboyan pondok tipsnya. Ini tidak lepas dari kejeniusan dan
pesantren yang didirikan KH. Imam visionernya KH. Imam Zarkasyi.
Zarkasyi dan kedua kakaknya adalah Pondok Modern Darussalam
“Pondok Modern Gontor diatas dan untuk Gontor pun dalam mendidik santri-santri
semua golongan”. Artinya, pondok sudah memiliki trik ataupun cara tersendiri
pesantren ini tidak dibawah aliran atau berdasarkan pengalaman puluhan tahun,
golongan tertentu, dan boleh dimasuki oleh hingga kini masuk ke 91 tahun, sudah
siapa saja dan dari golongan apapun. mendekati satu abad. Pengalaman tersebut
Amin Abdullah, seorang Guru menghasilkan beberapat metode yang
Besar Universitas Islam Negeri Sunan disebut dengan Metode Kaderisasi
Kalijaga Yogyakarta dan alumni Gontor Pemimpin. Sedikitnya, ada enam metode
menafsirkan bahwa semboyan di atas yang diterapkan dalam proses kaderisasi
merupakan tugas yang bersifat kreatif dan para kader-kader terbaiknya, antara lain:
orisinal yang dapat diperankan oleh siapa pengarahan, pelatihan, penugasan,
saja yang mempunyai good will sebagai pembiasaan, pengawalan, pengawalan,
ummatan wasathan atau keperekatan uswatun hasanah, dan pendekatan.
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
39

Pertama, pengarahan. Dalam tugas, karena dengan tugas, santri akan


proses pembentukan karakter pemimpin, terdidik, terkendali dan termotivasi.
pemberian pengarahan terhadap santri Ketiga, penugasan. Penugasan
sebelum melaksanakan berbagai kegiatan adalah proses penguatan dan
adalah muthlak bersifar sangat penting. pengembangan diri. Maka, barang siapa
Dengan pengarahan, santri akan diberikan yang banyak mendapatkan tugas atau
pemahaman terhadap seluruh kegiatan melibatkan diri untuk berperan dan
yang akan dilaksanakan, kemudian menfungsikan dirinya dalam berbagai
dievaluasi setelahnya untuk mengetahui kegiatan dan tugas, maka dialah yang akan
standar pelaksanaan kegiatan tersebut. kuat dan trampil dalam menyelesaikan
Maka, dalam setiap kegiatan di berbagai problema hidup. Dengan begitu
Gontor ada pengarahannya seperti, santri Gontor dikenal sebagai santri yang
pembukaan tahun ajaran baru, pembagian dinamis, karena memang tata kehidupan di
jadwal guru, pekan perkenalan khutbatul dalamnya memiliki dinamika dan disiplin
‘arsy, pengarahan ujian, dan kegiatan- yang tinggi serta diberi muatan jiwa
kegiatan lainnya. Pengarahan bertujuan ataupun filsafat hidup.
untuk memberikan pemahaman agar santri Dalam kamus Gontor, tidak berlaku
mengerti untuk apa melaksanakan orang diberi tahu atau dikasih tahu, diberi
kegiatan, bagaimana tehnik pelaksanaan, tugas dan dikasih tugas. Yang berlaku
mengapa dan bagaimana pelaksanaan, apa adalah, siapa yang banyak mengambil
isi dan filosofinya. inisiatif mencari pekerjaan atau tugas-
Kedua, pelatihan. Pengarahan saja tugas, dialah yang akan banyak
tidak mencukupi, santri harus mendapatkan mendapatkan keuntungan. Karena itu,
pelatihan-pelatihan hidup sehingga bisa tugas adalah suatu merupakan suatu
trampil dalam bersikap dan menyikapi kehormatan dan kepercayaan sekaligus
kehidupan ini. Hingga ia memiliki kesejahteraan. Dia tidak saja akan
wawasan yang luas, baik wawasan musta’mal, tetapi juga mu’tabar, mu’tarof
keilmuan, pemikiran, dan pengalaman. bahkan muhtarom. Maka, beruntunglah
Seperti, pelatihan keguruan (untuk orang yang mendapatkan tugas-tugas dan
guru/ustadz), organisasi di tingkat asrama mampu menyelesaikannya. Berarti dia
sampai tingkat pelajar, kursus atau klub- terhormat sekaligus terpercaya.
klub seni dan olahraga, sampai tingkat Keempat, pembiasaan. Pembiasaan
mahasiswa pun tetap mendapatkan merupakan unsur penting dalam
pelatihan. Dalam pelatihan tersebut di pengembangan mental dan karakter santri.
dalamnya terdapat pelatihan Pendidikan Gontor adalah pembiasaan.
kepemimpinan, pelatihan pengorbanan, Maka, seluruh tata kehidupan di Gontor
kesabaran, kesederhanaa, dan pelatihan seringkali diawali dengan proses
hidup bersama. pemaksaan. Seperti, sebagian besar santri
Dinamika pelatihan tesebut sulit untuk mengikuti disiplin pondok,
sangatlah membentuk dan mewarnai disiplin pergi ke masjid. Caranya, dengan
mental dan karakter, karena semakin memberikan absen sebelum berangkat ke
trampilllan santri, maka semakin tinggilah Masjid. Pada awalnya ada unsure
kepercayaan diri santri. Hal-hal inilah yang keterpaksaan, namun akhirnya santri akan
mendorong santri Gontor selalu terbiasa untuk berdisiplin.
berpartisipasi di manapun berada. Namun Kelima, pengawalan. Mengawal
demikian, pengarahan dan pelatihan saja seluruh tugas dan kegiatan santri agar
tidak cukup, calon pemimpin harus diberi selalu mendapatkan bimbingan, sehingga
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
40

seluruh apa yang telah diprogramkan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan


mendapatkan kontrol, evaluasi, dan Korupsi), KH. Ahmad Cholil Ridwan
langsung diketahui. Pengawalan ini sangat (Mantan Ketua Dewan Dakwah
penting untuk mendidik, dan memotivasi. Islamiyyah), Ahmad Fuadi (Jurnalis,
Tidak hanya santri, tetapi bagi pengurus Novelis, Peraih Education UK Alumni
instruktur bahkan kyai juga ikut terdidik. Award 2016), dan masih banyak para
Seperti ungkapan, “Guru sebenarnya tidak alumni yang tidak bisa disebutkan satu-
saja mengajari muridnya, tetapi dia juga persatu.
mengajari dirinya sendiri.” Cendekiawan Muslim yang juga
Keenam, uswatun hasanah atau suri Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB)
tauladan. Dalam suatu pendidikan, upaya Prof Dr KH Didin Hafidhuddin
ini menjadi sangat penting dalam mengungkapkan kaderisasi yang
keberhasilan pendidikan. Karena berlangsung di Pondok Modern
Rasulullah SAW beserta para sahabatnya Darussalam Gontor Ponorogo berjalan
berhasil membina umat dengan dengan sangat mulus (Republika.co.id, 21
memberikan suri tauladan. Maka, proses Februari 2016). Direktur Program
kaderisasi yang dijalankan oleh pedidikan Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun
Gontor sebenarnya proses uswatun (UIKA) Bogor itu pun mengucapkan
hasanah yang selalu diberikan oleh para tahniah dan selamat kepada Pondok
pendirinya, pimpinan, pengasuh, dan guru. Modern Gontor Ponorogo yang kini
Bahkan pengurus yang ada di pondok ini. memasuki usia yang ke-90 tahun pada
Ketujuh, pendekatan. Keenam tahun 2017 lalu.
metode tersebut belum mencukupi bila Ia berharap PMDG akan semakin
tidak disertai dengan pendekatan- berkembang tambah kuat, tambah maju,
pendekatan. Ada tiga macam pendekatan tambah berkah dan semakin bermanfaat
menurut Gontor; pertama, pendekatan bagi penguatan pendidikan kader umat.
manusiawi; pendekatan secara fisik dengan Kiai Didin menilai para pendiri Pondok
cara memanusiakan calon pemimpin. Modern Gontor termasuk KH. Imam
Kedua, pendekatan program; pendekatan Zarkasyi adalah figur-figur pendidik yang
tugas ini akan menjadikan calon pemimpin sesungguhnya yang rela mengorbankan
menjadi lebih terampil, bertujuan untuk apa pun untuk kemajuan pondoknya.
bertambahnya pengalaman, dan wawasan. Terbukti, kiprah yang luar biasa dari
Ketiga, pendekatan idealisme; upaya alumninya yang tersebar dalam berbagai
memberikan ruh, ajaran, filosofi di balik bidang nyata dirasakan oleh umat.
penugasan. Dalam bidang pendidikan dan
Keberhasilan metode pendidikan dakwah, sambung Tokoh Perbukuan
Gontor membawa para alumninya bergerak Indonesia ini, ada sosok KH Hasyim
diberbagai lini masyarakat seperti, Muzadi, Prof Dr KH Dien Syamsuddin,
almarhum Dr. KH. Hasyim Muzadi Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail dan yang
(Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, lain-lain, yang terus menerus berbuat untuk
Mantan Ketua Umum PBNU), Dr. kepentingan dakwah dan pendidikan umat.
Abdurrahman Mohammad Fachir (Wakil Begitu juga sosok Dr KH Hidayat Nur
Menteri Luar Negeri RI), Abu Bakar Wahid, sosok politisi yang santun yang
Baasyir (Pimpinan Pondok Pesantren kini memimpin lembaga tinggi negara. Pak
Ngruki Solo), Prof. Din Syamsuddin Menteri Agama, Lukman Hakim
(Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Saifuddin, Pak Fachhir yang menjadi
dan MUI), Adnan Pandu Praja (Mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan yang
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
41

lainnya. Begitu juga juga dalam bidang Mempersiapkan generasi unggul dan
ekonomi, banyak alumnus Pondok Modern berkualitas menuju terbentuknya khaira
Darussalam Gontor menjadi pengusaha. ummah. Mendidik, mengembangkan
Hal itu karena proses pendidikan yang generasi mukmin, muslim, berbudi tinggi,
berlangsung di PMDG menekankan pada berbadan sehat, berpengetahuan luas,
aspek akhlak dan moral, pada kemandirian, berpikiran bebas serta berkhitmad kepada
kebersamaan dan kemampuan masyarakat. Mengajarkan ilmu agama dan
berkomunikasi. umum secara seimbang (sama besar,
Putra sulung KH. Imam Zarkasyi, masing-masing dalam porsi 100 %),
Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA menuju terlahirnya ‘Ulama yang intelek.
menjelaskan, Pondok Modern Darussalam Mempersiapkan warga negara yang
Gontor adalah lembaga kaderisasi beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
pemimpin umat. Untuk itu dibentuklah Untuk tujuan terbentuknya
tempat berlatih hidup ideal bagi calon pemimpin, kiai bukan hanya me-manage,
pemimpin umat dengan merangkum teach dan lead secara parsial. Malainkan
berbagai pendekatan. Diantaranya; total mendidikkan kehidupan secara utuh
pendekatan manusiawi, tugas dan dan melibatkan dirinya dengan berbekal
idealisme, sehingga memungkinkan kader iman, ilmu, amal, akhlaq,
terlahir (terbentuk) dan terbina pola pikir, komunikasi/interaksi dan mental yang
sikap dan perilaku sebagai pemimpin tangguh. Sehingga terlahir pemimpin yang
(Zarkasyi, 2005). harus menguasai permasalahan, selalu
Sebagai rahim untuk melahirkan banyak mengambil inisiatif, tidak
kader pemimpin umat, standar pendidikan menunggu diperintah, mampu menciptakan
kepemimpinan di Pondok Gontor dibuat pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan.
dengan kualifikasi tertentu; serta proses Pondok yang banyak melahirkan
kaderisasi yang dikembangkan juga pemimpin mulai dari di daerah sampai
memiliki ukuran jelas. Terdapat 14 tingkat nasional ini memiliki motto siap
kualifikasi (parameter) dalam kaderisasi dipimpin dan siap untuk memimpin.
kepemimpinan, yaitu: Ikhlas, selalu Beberapa point penting yang diajarkan
mengambil inisiatif, mampu membuat KH. Imam Zarkasyi dan para pendiri
jaringan kerja dan memanfaatkannya, PMDG adalah berikut ini:
dapat dipercaya, bekerja keras dan Skill kepemimpinan yang berdasar
bersungguh-sungguh, menguasai masalah teori saja tanpa menyertakan jiwa dan
dan dapat menyelesaikannya, berintegritas filsafat hidup tidak akan banyak artinya.
tinggi, memiliki nyali tinggi dan tidak Model kepemimpinan yang didapat dari
takut risiko, jujur dan terbuka, siap akademis saja akan menjadi pasif. Lain
berkorban, tegas dan cerdas (dalam halnya dengan model kepemimpinan yang
melihat, mendengar, mengevaluasi, didasarkan pengalaman dan merasakan
menilai, memutuskan dan langsung sebagai pemimpin.
menyelesaikannya setiap masalah), mampu Seorang pemimpin harus
berkomunikasi dan baik dalam menyertakan jiwa kejuangan dan
bermuamalah. pengorbanan serta kesungguhan. hal ini
Gontor dengan sebagai lembaga karena orang yang berbicara,
pendidikan Islam mencetak kader-kader menyampaiakan dengan jiwa dan hatinya
pemimpin umat; menjadi tempat ibadah akan terasa lebih masuk dan memberi atsar
dan sumber ilmu pengetahuan agama dan yang baik dihati.
umum, dengan tetap berjiwa pesantren.
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
42

Mendidik santri dengan penugasan, Proses pengkaderan pada OPPM


santri diberdayakan dan digerakan dengan terutama dilaksanakan pada Pengurus
berbagai macam tugas dan kegiatan Harian OPPM dan beberapa bagian
merupakan cara untuk mendidik yang baik. tertentu seperti Koperasi Pelajar dan
Sebagai contoh, ketika ada kunjungan Koperasi Dapur, Bagian Photografi dan
Menteri ke Gontor, maka santri diwajibkan Photocopy juga beberapa instansi lainnya.
berkumpul di BPPM. Mereka juga terlibat Pada bagian Pengurus Harian
dalam penyambutan tamu tersebut sebagai OPPM, bagian Keamanan dengan sengaja
bagian keamanan misalnya atau pasukan memilih siapa diantara siswa kelas 4 dan 5
marching band atau penerima tamu yang dipercaya mampu untuk menjadi
ataupunbagian dekorasi yang menyiapkan Ketua Rayon maupun Pengurus Rayon
background di BPPM.. Dalam acara ini kelas 4. Hal ini dimaksudkan agar
santri punya andil dan bekerja. Tata cara mempermudah bagian dalam mencari dan
penyambutan seperti ini bukan hanya menentukan siapa yang akan
untuk menghormati kedatangan tamu saja, menggantikan posisinya nanti di Bagian
tetapi lebih dari itu adalah untuk mendidik Keamanan ataupun Ketua OPPM itu
santri. Sasaran yang dituju yaitu sendiri.
menginformasikan kepada santri Proses penyusunan penyusunan
bagaimana cara menyambut tamu secara struktur kepanitiaan pun memiliki proses
baik, inilah sebuah pendidikan bagi santri yang lama hingga akhirnya dapat
mengingat banyak hal yang diberayakan, diselesaikan dan susunan panitia siap untuk
mulai dari santri guru sampai pimpinan dibacakan oleh Pembimbing Kelas 5 dan
juga. Inilah gaya dan cara Gontor dalam Staf Pengasuhan Santri. Kepanitiaan ini
rangka mencetak para pemimpin- akan berlangsung selama lebih kurang
pemimpin masa depan. lebih tiga pekan. Bukan waktu yang cukup
Para santri sebagai kader-kader lama, ini merupakan kepanitiaan yang
umat sudah dididik memimpin dan hidup memiliki jangka waktu yang begitu pendek
dalam lingkungan keorganisasian. sehingga dibutuhkan kerja keras dan
Reformasi kepengurusan dalam sebuah bimbingan penuh dari berbagai pihak,
keorganisasian dilakukan secara rutin demi mensekseskan acara pergantian
setiap tahunnya. Tanpa adanya regenerasi Kepengurusan OPPM tahun ini.
dan kaderisasi dalam sebuah
kepengurusan, maka kepengurusan
tersebut tidak akan mengalami perubahan Kesimpulan
maupun perkembangan baik dalam segi
kaderisasi kepengurusannya ataupun KH. Imam Zarkasyi memimpin
sistem dan nilai keorganisasiaannya. PMDG dengan uswah hasanah. Karena
Regenerasi kepengurusan suatu Kiai merupakan seorang figur yang harus
organisasi ini merupakan bentuk digugu dan ditiru. Hal ini juga sesuai
kaderisasi. Dalam proses menjalankan dengan definisi pendidikan yang digagas
kaderisasi dalam suatu organisasi ataupun olehnya bahwa pendidikan ialah apa yang
kepanitiaan dibutuhkan sebuah pengawalan kamu dengar, kamu lihat, dan kamu
terhadap militansi dan etos kerja kader rasakan. Itulah pendidikan. Namun, uswah
kader tersebut. Demikian pula halnya hasanah tidak cukup. Miliu atau
Organsasi Pelajar Pondok Modern lingkungan pesantren dibuat sedemikian
(OPPM). rupa dalam arti sesibuk mungkin sehingga

Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


43

tidak ada waktu santri untuk melakukan Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik
pekerjaan yang tidak bermanfaat. Pesantren Sebuah Potret
Sebagaimana sabda Nabi SAW, Perjalanan. Jakarta: Paramadina.
min husni islamil mar’i tarkuhu ma la Nata, Abuddin. 2004. Tokoh-tokoh
ya’nihi. Di antara tanda kebaikan Pembaharuan Pendidikan Islam di
keislaman seseorang jika ia meninggalkan Indonesia. Jakarta: PT Raja
hal-hal yang tidak bermanfaat baginya. Grafindo Persada.
Alhasil, para santri selalu dalam Pondok Modern Darussalam Gontor. 1996.
pengarahan, pelatihan, penugasan, KH. Imam Zarkasyi dari Gontor
pembiasaan, pengawalan, dan pendekatan. Merintis Pesantren Modern.
Adagium al-ma’had la yanamu abadan Ponorogo: Gontor Press.
atau pondok tidak pernah tidur terus Praja, Juhaya S. Filsafat dan Metodologi
ditanamkan dalam diri para santri dalam Ilmu dalam Islam.
arti bahwa mereka kehidupan mereka di Steenbrink, Karel A. 1994. Pesantren,
pondok selama 24 jam selalu dalam Madrasah, Sekolah: Pendidikan
pengawasan dan perhatian. Hal ini Islam dalam Kurun Modern.
dilakukan untuk menciptakan santri-santri Jakarta: LP3ES.
yang mampu menjadi kader umat dan Sukarto, D. A. 1996. Biografi K.H. Imam
pemimpin di masyarakat kelak. Bukan Zarkasyi: Dari Gontor Merintis
santri yang berorientasi pegawai, yang Pesantren Modern. Ponorogo:
ingin dilayani, dan hanya memikirkan Gontor Press.
perutnya sendiri. Susanto, A. 2009. Pemikiran Pendidikan
Dengan gaya kepemimpinan KH. Islam. Jakarta: Hamzah.
Imam Zarkasyi yang memberikan suri Zarkasyi. Imam. 1997. Serba-serbi Singkat
tauladan yang baik, visioner, dan penuh tentang Pondok Modern
keikhlasan lillahi ta’ala wahdah, Pak Zar Darussalam Gontor, untuk Pekan
memiliki pengaruh yang sangat kuat di Perkenalan Tingkat Dua. Gontor:
ingatan, pikiran, dan hati sanubari yang Darussalam Press.
paling dalam para santrinya. Buktinya, Zarkasyi, Abdullah Syukri. 2005.
santri mampu berjuang dan menularkan Manajemen Pesantren,
nilai-nilai yang telah didapat di Pondok Pengalaman Pondok Modern
Modern Darussalam Gontor saat mereka Gontor. Ponorogo: Trimurti Press.
kembali hidup dengan masyarakat luas di Ziemek, Manfred. 1986. Pesantren Dalam
lingkungannya. Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.
Majalah Gontor edisi Februari 2014.
Referensi : Majalah Gontor edisi Juni 2014.
Republika.co.id
Ali, Mukti. 1991. Ta’lim al-Muta’allim Ceramah KH. Hasan Abdullah Sahal
Cermin Imam Zarkasyi. Gontor: dalam Pelantikan Pengurus OPPM
Trimurti Press dan Koordinator Gerakan Pramuka,
Ihsan, Nur Hadi dan Muhammad Akrimul pada 21 Maret 2013.
Hakim. 2004. Profil Pondok
Modern Darussalam Gontor.
Ponorogo: Pondok Modern
Darussalam Gontor.

Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877

Anda mungkin juga menyukai