Imroatul Fatihah
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
iimfatihah@gmail.com
Abstrak
Arikel ilmiah ini membuktikan bahwa kepemimpinan KH Imam Zarkasyi dalam memimpin
PMDG mengedepankan keteladanan dan kedisiplinan. Keteladanan butuh kedisiplinan dan
begitu pula sebaliknya. Kedisiplinan tanpa keteladanan merupakan omong kosong.
Kepemimpinan KH. Imam Zarkasyi dilandasi filsafat hidup yang visioner melampaui
zamannya dan keikhlasan hanya karena Allah azza wajalla. Sehingga ia memiliki pengaruh
yang sangat kuat di ingatan, pikiran, dan hati sanubari yang paling dalam para santrinya.
Kepemimpinannya tidak hanya sebatas menyentuh daya intelek namun juga meresap kepada
mental, ruh, dan jiwa para santri. Model kepemimpinannya pun terus terestafetkan oleh para
santri dan generasi penerusnya. Kajian ini bersifat kualitatif dengan riset kepustakaan dan
analisis data heuristik, kritik sumber, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi.
Karena, kedua hal inilah yang menantang. Masa depan dunia Islam
sangat mewarnai kehidupan seseorang di tergantung kepada cara bagaimana dunia
masyrakat luas. Maka tak perlu heran bila Islam menjawab dan memecahkan
Pondok Modern Gontor banyak tantangan ini.
memberikan kegiatan-kegiatan ekstra- Sejarahnya pondok pesantren
kulikuler. Memang, hal demikianlah yang sebagai bentuk institusi pendidikan Islam
ternyata sangat dibutuhkan oleh santri, tertua di Indonesia telah mengalami
baik berupa keterampilan kerja maupun kemajuan ditandai adanya pembaharuan
keterampilan jiwa yang berupa mental pemikiran pendidikan Islam. Salah satu
kerja. Bila terjadi dampak negatif setelah pembaharuan pemikiran tersebut adalah
itu seperti mengantuk di kelas- itu tak lebih pengembangan pemikiran pendidikan
dari sebuah resiko kalau kita Islam, yang tidak hanya terfokus pada
mementingkan pendidikan dari pada materi dalam disiplin ilmu agama saja
pengajaran, yang secara wajar sebenarnya tetapi juga ilmu pengetahuan umum
mudah diatasi oleh diri pribadi santri sebagaimana yang dilakukan oleh pemikir
sendiri. pembaharu ilmu pendidikan Islam di
Dasar-dasar berpikir di pesantren, Indonesia, yaitu Imam Zarkasyi, pendiri
selain yang terdapat di kelas-kelas, juga Pondok Modern Darussalam.
terdapat dalam buku kecil semacam KH. Imam Zarkasyi identik dengan
Khutbah Iftitah (Khutbah perkenalan), Pondok Modern Darussalam Gontor. Ialah
Petunjuk Mengisi Kekosongan, serta etiket yang membesarkan pondok sehingga
dan sebagainya. Ide-ide pokok, seperti namanya menjadi terkenal. Keberhasilan
tujuan pokok pendidikan bukanlah KH. Imam Zarkasyi dalam mengelola
dimaksudkan untuk mencetak “pegawai” pondok pesantren modern Gontor tersebut
sangat ditekankan oleh Pak Zar. Berpikir karena pemikirannya yang modern tentang
Non-sektarian juga sangat dikedepankan lembaga pendidikan. Dalam pandangan
dalam rangka menekankan dan KH. Imam Zarkasyi hal ini paling penting
menggarisbawahi perluanya “Berdiri di dalam pesantren bukanlah pelajarannya
atas dan untuk semua golongan”. semata-mata, melainkan jiwanya. Jiwa
itulah yang yang akan memelihara
Transformasi Pemikiran KH. Imam kelangsungan hidup pesantren dan
Zarkasyi menentukan filsafat hidup para santrinya.
Pendidikan memang merupakan Upaya pembaharuan dalam
kunci kemajuan. Semakin baik kualitas memajukan pondok ini KH. Imam
pendidikan yang diselenggarakan oleh Zarkasyi menerapkan apa yang disebut
suatu masyarakat atau bangsa, maka akan dengan panca jiwa, yaitu lima program
diikuti dengan semakin baiknya kualitas kerja pondok yang senantiasa memberikan
masyarakat atau bangsa tersebut. All of the arah dan panduan untuk mewujudkan
problem that confront the muslim word usaha-usaha pengembangannya dan
today, so the educational problem is the kemajuan pondok tersebut. Panca Jangka
most challengging. That future of the tersebut meliputi pendidikan. Konsep
muslim world will depend upon the way it pembaharuan Imam Zarkasyi yang
respons to this challenge,” yakni dari berkenaan dengan pendidikan Islam yang
sekian banyak permasalahan yang kemudian beliau kemas dalam sebuah
merupakan tantangan terhadap dunia Islam kurikulum, adalah disiplin pelajaran Tafsir,
dewasa ini, maka masalah pendidikan Fiqih, Usul Fiqih yang biasa di ajarkan di
merupakan masalah yang paling pesantren tradisional. Imam Zarkasyi juga
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
29
masih bersifat umum dan belum menjurus, konsep Normal Islam dan Sumatra
belum calon doktor, belum calon Thawalib. Pengaruh gurunya, Al-Hasyimi-
kusir,belum calon apa-apa. Katakanlah seorang ulama, tokoh politik dan sastrawan
calon manusia. Manusia itu apa kerjanya?. dari Tunisia yang diasingkan oleh
Dari pendidikan yang kami berikan itu pemerintah Prancis i wilayah penjajahan
mereka akan tahu nanti di masyarakat apa Belanda-ketika ia belajar di Madrasah
yang akan dikerjakan. jadi persiapan Arabiyah Islamiyah di Solo, ikut berperan
untuk masuk masyarakat dan bukan untuk mendesain perubahan pesantren yang
perguruan Tinggi. Maka dari itu, kami sebelumnya dikelola oleh sang kakak, KH.
namakan pendidikannya, pendidikan Ahmad Sahal dan KH. Zainudin Fnnanie,
kemasyarakatan, dan itu yang kami sehingga tampak perbedaan mendasarnya.
utamakan.” Pembaharuan pendidikan Perbedaanya juga seperti apa yang
pesantren yang dilakukan KH. Imam dikemukakan oleh Lance Castles bahwa
Zarkasyi juga didasarkan pada sejumlah Gontor sngat mengecam keras sistem
kelemahan pondok pesantren tradisional sekolah umum yang berasal dari kolonial,
pada saat itu. Sehingga untuk mengatasi yang mana peserta didik terlalu banyak
berbagai kelemhan pondok pesantren diarahkan bila tidak mau dikatakan tujuan
tersebut, KH. Imam Zarkasyi terpanggil utamanya pada pencetakan pegawai tanpa
untuk menekankan tujuan pendidikan yang menanamkan cinta belajar. Perbeaan
diarahkan (Nata, 2004: 204-205). lainya, meminjam ungkapan mantan
Salah satu gerakan modernisasi Mentri Agama, Mukti Ali (almarhum), jika
dunia Islam khususnya di Indonesia adalah al-Zarnuji lebih banyak menekankan
Pondok Gontor. Pondok Modern kepada ilmu agama, maka Pak Zar
Darussalam Gontor yang biasa disingkat menekankan kepada ilmu umum dan ilmu
PMDG. Gagasan yang melatarbelakangi agama.
pembentukan PMDG adalah kesadaran Pembaharuan aspek kelembagaan
bahwa perlu dilakukan modernisasi sistem di Gontor dimulai dengan pewakafan
dan kelembagaan pendidikan Islam; tidak Pondok Modern Darussalam Gontor
mengadopsi sistem dan kelembagaan kepada lembaga yang disebut Badan
pendidikan modern ala Belanda, melainkan Wakaf Pondok Modern Gontor. Ikrar
dengan modernisasi sistem dan pewakafan ini telah dinyatakan di muka
kelembagaan Islam indigenous, yaitu umum oleh ketiga pendiri pondok tersebut.
‘pesantren’ (Madjid, 1997). Dengan ditandatanganinya peagam
Pendirian Pondok Modern Gontor penyerahan wakaf itu, maka Pondok
terinspirasi dari gagasan modern Sumatra Modern Darussalam Gontor tidak lagi
Thawalib dan ‘Normal Islam School’ di menjadi milik pribadi atau perseorangan
Sumatra Barat. Hal itu tak lain karena KH. sebagaimana umumnya dijumpai di
Imam Zarkasyi, salah satu pendiri Pondok lembaga tradisional. Dengan cara
Modern Darussalam Gontor, pernah demikian, secara kelembagaan Pondok
menyelesaikan studinya disana. Namun, Modern Gontor menjadi milik ummat
ada perubahan besar yang terjadi di Gontor Islam, dan semua ummat Islam
yaitu penerapan sistem pengajaran modern bertanggung jawab atas segala urusan-
‘al-Tariqah al-Haditsah’ (Pondok Modern urusannya (ihsan, 2004: 23).
Darussalam Gontor, 1996: 51). Lembaga badan wakaf ini
Perlu digarisbawahi bahwa apa selanjutnya menjadi badan tertinggi di
yang ilakukan KH. Imam Zarkasyi Pondok Modern Darussalam Gontor.
bukanlah sepenuhnya menfotokopi ide dan Badan inilah yang bertanggung jawab
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
31
mengangkat kyai untuk masa jabatan lima “Yang jelas satu saja, yaitu untuk
tahun kedepan. Dengan demikian, kyai menjadi orang. Jadi masih bersifat umum
bertindak sebagai mandataris dan dan belum menjurus, belum calon
bertanggung jawab kepada badan wakaf. doktor, belum calon kusir, belum calon
Untuk itu, Badan Wakaf memiliki lima apa-apa. Katakanlah calon manusia.
program yang berkenaan dengan bidang Manusia itu apa kerjanya? Dari
pendidikan dan pengajaran, peralatan dan pendidikan yang kami berikan itu mereka
pergedungan, pewakafan dan sumber dana, akan tahu nanti di masyarakat apa yang
kaderisasi serta kesejahteraan yang akan dikerjakan. Jadi persiapan untuk
semuanya dirangkum dalam program masuk masyarakat dan bukan untuk
Panca Jangka Pondok Modern Darussalam perguruan tinggi. Maka dari itu, kami
Gontor (Zarkasyi, 2005: 85-91). namakan pendidikannya, pendidikan ke-
Dengan struktur kepengurusan masyarakatan, dan itu yang kami
yang demikian, maka kyai dan keluarga utamakan” (Abuddin Nata, 2005: 207).
tidak punya hak material apapun dari Setelah menyinggung tujuan
Pondok Gontor. Kyai dan guru-guru juga pendidikan pesantren, Zarkasyi berusaha
tiak mengurusi uang dari para santri, memperbaharui kurikulum pendidikan
sehingga mereka tidak pernah pesantren berdasarkan tujuan tersebut. Di
membedakan antara santri yang kaya dan Pondok Pesantren Modern Gontor
yang berkecukupan. Urusan keuangan Ponorogo ia menggagas dan menerapkan
menjadi tanggung jawab petugas kantor kurikulum yang biasa disebut 100%
tata usaha yang terdiri dari beberapa santri umum dan 100% agama. Di samping
senior dan guru yang secara periodik bisa mengajarkan ilmu-ilmu keislaman seperti
diganti. Dengan demikian, pengaturan akidah, tafsir, hadis, fiqih, dan ushul fiqih
jalanya organisasi pendidikan menjadi yang biasa diajarkan di pesantren
dinamis, terbuka dan obyektif (Majalah tradisional, Imam Zarkasyi menambahkan
Gontor, Februari 2014: 30). pengetahuan umum, seperti ilmu alam,
KH. Imam Zarkasyi menegaskan ilmu hayat, ilmu pasti (berhitung, aljabar
pendidikan merupakan bagian terpenting dan ilmu ukur), sejarah, tata negara,
bagi kehidupan dan sekaligus amat ilmu bumi, ilmu pendidikan, dan ilmu
menentukan bagi kemajuan umat Islam. jiwa. Selain itu ada pula mata pelajaran
Sehingga, sejumlah upaya untuk yang amat ditekankan dan harus menjadi
pembaruan sistem pendidikan menjadi karakteristik lembaga pendidikannya itu,
salah satu syarat mutlak bagi kemajuan yaitu pelajaran bahasa Arab dan bahasa
umat Islam. Salah satu problem pesantren Inggris (Steenbrink, 1994).
di masa lalu baginya adalah tidak adanya Pelajaran bahasa Arab lebih
tujuan pendidikan yang jelas. ditekankan pada penguasaan kosa kata dan
Maksudnya, tujuan yang dapat praktik, sehingga para santri kelas satu
dituangkan dalam tahapan-tahapan rencana sudah diajarkan mengarang dalam bahasa
kerja atau program. Pendidikan berjalan Arab dengan perbendaharaan kosa kata
hanya mengikuti perkembangan alamiah yang dimilikinya. Pelajaran ilmu alat, yaitu
masing-masing pesantren, dan tidak nahwu dan sharraf diberikan kepada santri
memiliki tujuan yang spesifik. Untuk itu, saat menginjak kelas II, yaitu ketika
ia menawarkan tujuan pendidikan mereka sudah agak lancar berbicara dan
pesantren sebagaimana dalam ungkapan memahami struktur kalimat. Bahkan
berikut. pelajaran Balaghah dan Adab al- Lughah
baru diajarkan pada saat santri menginjak
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
32
telah ada. Pendeknya Pondok Modern PMDG adalah salah satu organisasi
Darussalam Gontor Ponorogo make every pengelola keagamaan, khususnya bidang
effort to try it’s both Arabic and English, pendidikan. Demi kepentingan pendidikan
as the key to religion and science. dan pengajaran Islam, KH. Imam Zarkasyi
Khusus pengajaran bahasa Arab ini dan dua saudaranya telah mewakafkan
ditempuh dengan metode langsung yang Pondok Pesantren Gontor Kepada sebuah
diarahkan kepenguasaan bahasa secara lembaga yang disebut Badan Wakaf
aktif dengan cara memperbanyak latihan Pondok Modern Gontor. Ikrar pewakafan
(drill), baik lisan maupun tulisan. ini telah dinyatakan di muka umum oleh
Pengajaran bahasa Arab mengacu kepada ketiga pendiri pondok tersebut, dengan
prinsip pengajaran bahasa sebagai bahasa ditandatanganinya Piagam Penyerahan
ibu, bukan sebagai bahasa asing. Oleh Wakaf itu, maka Pondok Modern Gontor
karena itu, santri tidak langsung mendapat tidak lagi menjadi milik pribadi atau
pelajaran atau pengajian Kitab Kuning perorangan sebagaimana yang umumnya
sebagaimana layaknya dilaksankan di dijumpai dalam lembaga pendidikan
pondok pesantren. Para santri terlebih pesanteren tradisional. Dengan cara
dahulu harus dapat berbicara dan menulis demikian, secara kelembagaan pondok
dalam bahasa Arab, maka dengan Modern Gontor menjadi milik umat Islam,
sendirinya ia mampu membaca berbagai dan semua umat Islam bertanggung jawab
kitab-kitab dalam bahasa Arab, termasuk atasnya (Ihsan, 2004: 23).
membaca Kitab Kuning (Praja, 1990: 206). Dalam Pondok Modern Gontor
Para siswa diberikan latihan praktis lembaga badan wakaf tersebut selanjutnya
dalam mengamati dan melakukan sesuatu menjadi lembaga tertinggi dalam
yang ia perkirakan akan dihadapinya dalam organisasi balai pendidikan Pondok
hidupnya kelak di masyarakat. Segala Modern Gontor. Lembaga inilah yang
sesuatu diorganisasi sedemikian rupa menjadi badan legislatif yang bertanggung
untuk memberikan gambaran realistik jawab atas pelaksanaan dan perkembangan
kepada siswa tentang kehidupan dalam pendidikan dan pengajaran di Pondok
masyarakat. Para siswa dilatih untuk Modern. Ia juga bertanggung jawab
mengembangkan cinta kasih yang mengangkat kyai untuk masa jabatan lima
mendahulukan kesejahteraan bersama tahun (majalah Gontor, Februari 2014: 30).
daripada kesejahteraan pribadi, kesadaran Dengan demikian, kyai bertindak sebagai
pengorbanan yang diabadikan demi mandataris dan bertanggung jawab kepada
kesejahteraan masyarakat, khususnya umat Badan Wakaf. Kyai atau pimpinan pondok
Islam (Ziemek, 1986: 159). Sejalan merupakan sebuah badan eksekutif yang
dengan itu, maka di PMDG diajarkan yang dipilih oleh badan wakaf setiap lima
pelajaran ekstra seperti etiket atau tahun sekali. Pimpinan Pondok Modern
tatakrama yang berupa kesopanan lahir dan Gontor membawahi beberapa lembaga,
kesopanan batin. Kesopanan batin yaitu 1) Kuliyat Al-mu’alimin Al-Islamiah
menyangkut akhlak dan jiwa, sedangkan (KMI), 2) Institut Studi Islam Darussalam
kesopanan lahir termasuk gerak-gerik, (ISID), 3) Pengasuhan santri, 4) Yayasan
tingkah laku, bahkan pakaian (Ali, 1991: pemeliharaan dan Perluasan Wakaf
53). Oleh sebab itu, siswa sudah diberikan Pondok, dan 5) Ikatan Keluarga Pondok
ilmu yang bisa diamalkan dalam kehidupan Modern (Susanto, 2009: 145).
sehari-hari yang bisa memberikan petunjuk Disamping kelima lembaga ini,
kearah yang lebih baik dalam kehidupan. terdapat tiga lembaga lain yang juga
bertanggung jawab langsung kepada
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
34
pimpinan pondok tetapi posisinya tidak berdikari, santri bebas untuk menentukan
sejajar dengan kelima lembaga di atas, masa depannya, memiliki jiwa keihklasan
yaitu Pusat latihan Manajemen dan dan jiwa kesederhanaan dalam hidup.
Pengembangan Masyarakat, bagian Selanjutnya untuk mewujudkan
pembangunan dan bagian koperasi Pondok kebebasan dan kemandirian tersebut, di
Pesantren. Dengan struktur pengurusan Gontor para santri diberikan kebebasan
yang demikian, maka kyai dan keluarga memilih pilihan-pilihan mata pelajaran
tidak punya hak material apa pun dari yang ada. Dalam pelajaran hukum Islam
gontor. Kyai dan guru-guru juga tidak misalnya, kitab yang diajarkan adalah
mengurusi uang dari para santri, sehingga Bidayah al-Mujtabid karya Ulama besar
mereka tidak pernah membedakan antara Ibn Rusyd yang hidup pada masa abad ke-
santri yang kaya dengan santri yang kurang 12. Selanjutnya kemandirian pondok
mampu. Urusan keuangan menjadi pesantren Gontor terlihat dari adanya
tanggung jawab petugas kantor tata usaha kebebasan para santri yang bebas
yang terdiri dari beberapa orang santri menentukan jalan hidupnya kelak. Imam
senior dan guru yang secara periodik bisa Zarkasyi sering mengatakan bahwa Gontor
diganti. Dengan demikian, pengaturan tidak mencetak pegawai, tetaepi mencetak
jalannya organisasi pendidikan menjafi majikan untuk dirinya sendiri.
dinamis, terbuka dan obyektif (Majalah Demikianlah sebagian kecil dari contoh
Gontor, Juni 2014: 30). pola dan siakp yang dikembangkan oleh
Pembaharuan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Gontor dalam
KH. Imam Zarkasyi berkenaan dengan menghadapi perubahan zaman. Sikap
pola fikir dan kebebasan pesantren ini seperti ini terus dipertahankan sampai
diterapkan melalui pembiasaan, sekarang.
keteladanan dan pengondisian lingkungan. Dengan demikian, pemikiran Imam
KH. Imam Zarkasyi menekankan proses Zarkasyi tentang pentingnya ilmu
pembelajarannya kepada mental skill atau pendidikan Islam yang mampu
keterampilan mental bukan job skill atau menumbuhkan dan menekankan pada
keterampilan kerja. Mental skill ini nilai-nilai luhur, seperti jiwa keihklasan,
mengarahkan santrinya kepada penanaman kesederhanaan, kesanggupan menolong
jiwa, bebas, merdeka, berkepribadian, dan diri sendiri, ukhuwah Islamiyah, dan jiwa
berkeyakinan hidup. Dengan keterampilan bebas, adalah ada relevansinya dengan
mental ini diharapkan nantinya santri tidak pemikiran al-Ghazali tentang ilmu
menjadi penganggur, berbudi tinggi, dan pendidikan Islam yang menekankan pada
mempunyai harapan hidup lebih baik. pentingnya nilai-nilai luhur yang dapat
Setelah keluar dari pondok menenangkan jiwa dan mendekatkan diri
pesantren, santri diharapkan mampu kepada Allah serta bermanfaat bagi
membuat pekerjaan sendiri dengan bekal kemaslahatan umat. Inilah titik temu corak
keterampilan yang sudah didapatkan pemikiran para filosof pendidikan Islam
selama belajar di pondok. Yang dimaksud yang berangkat dari pandangan yang
dengan pola fikir bebas dan merdeka disini berbeda-beda dalam tataran konsep, namun
adalah kebebasan yang berada dalam garis- mempunyai titik singgung yang sama yaitu
garis disiplin yang positif, dengan penuh teraktualisasinya ilmu pendidikan Islam
tanggung jawab, baik dalam kehidupan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat.
pondok maupun di masyarakat. Kebebasan
ini juga menghendaki santri yang memiliki
jiwa berdiri di atas kaki sendiri atau
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
35
pendidikan dan pengajarannya. Ini seperti tidak baik untuk diajarkan, bahkan ada
yang terjadi, misalnya, di al-Azhar, Mesir. yang mengharamkannya. Bukan itu saja,
Dengan idealisme seperti di atas, menurut KH. Imam Zarkasyi, di pondok
KH. Imam Zarkasyi telah melahirkan pesantren harus diajarkan ilmu
beberapa tokoh-tokoh Islam di Indonesia. pengetahuan umum, disamping ilmu
Hal itu ditegaskan oleh Wakil Presiden RI agama yang memang menjadi core-nya,
Muhammad Jusuf Kalla ketika membuka meskipun sebenarnya, menurut M. Din
acara peringatan 80 tahun ini. Dalam Syamsuddin, sesuai dengan universalitas
sambutannya, Wakil Presiden RI Islam sendiri, Islam tidak mengenal
mengatakan, Pondok pesantren (ponpes) dikotomi antara ilmu-ilmu agama (al-
modern Darussalam yang memasuki usia ‘ulûm al-dîniyyah) dan ilmu-ilmu umum
ke-80 tahun ini telah memberikan (al-‘ulûm al-madaniyyah), tapi
pendidikan dan pembelajaran yang memungkinkan pengintegrasian antara
bermutu bagi kehidupan masyarakat di keduanya ke dalam suatu paradigma ilmu
Indonesia dalam sejarah bangsa. Ponpes ini Islami.
telah berhasil memunculkan tokoh-tokoh Namun, menurut KH. Imam
nasional yang banyak berperan dalam Zarkasyi, “pelajaran yang diberikan di
proses mencerdaskan bangsa, di antaranya pondok pesantren tingkat menengah
Ketua MPR RI Dr. Hidayat Nur Wahid, adalah pengetahuan umum dan
Pimpinan Muhammmadiyah Prof. Dr. Din pengetahuan agama tingkat lanjutan,
Syamsudin dan Pimpinan Nahdhatul tetapi setingkat bukan berarti sama.”
Ulama KH. Hasyim Muzadi. Sementara itu, di banyak pesantren saat itu,
Tentang sistem pendidikan Islam, hanya diajarkan ilmu-ilmu agama,
Imam Zarkasyi menyatakan bahwa menganggap Ilmu Manthiq dan Filsafat
pendidikan dan pengajaran agama lebih sebagai kurang baik, bahkan haram
tepat dilaksanakan secara klasikal dan diajarkan. Boleh jadi, kelompok pesantren
bukan individual atau halaqah. Dengan dan ulama yang berpendapat sedemikian
klasikal, para guru--bahkan kiai--dituntut itu dipengaruhi oleh pemikiran Syaikh
untuk mengetahui apakah santri atau Burhânuddîn al-Zarnujîy, pengarang kitab
muridnya telah mengerti apa yang Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq al-Ta’allum,
diajarkannya atau tidak, karena di akhir yang merupakan kitab klasik terkenal dan
pelajaran diharuskan ada evaluasi. banyak dikaji di pondok pesantren
Sementara itu, dalam sistem halaqah yang tradisional, khususnya bagi santri pemula.
banyak dilakukan di pesantren-pesantren Kitab ini mengandung tata cara belajar
lain pada masa itu, tidak mengharuskan ilmu agama dan etika santri kepada kiai
adanya evaluasi di akhir sebuah proses dan gurunya.
pembelajaran. Padahal, evaluasi Ada hal lain yang harus ditekankan
merupakan salah satu komponen dari dalam pendidikan pondok pesantren dalam
sekian banyak komponen dalam pemikiran KH. Imam Zarkasyi, yaitu
peningkatan kualitas pendidikan dalam pentingnya memperhatikan sopan santun
Standar Nasional Pendidikan di Indonesia. dalam hal memuliakan ilmu dan guru, dan
Selain itu, dalam pemikiran KH. akhlak mulia. Yang dimaksud dengan
Imam Zarkasyi Ilmu Mantiq (Logika) dan akhlak mulia dalam pandangan Imam
Filsafat harus diajarkan di pondok Zarkasyi, termasuk belajar dengan sunguh-
pesantren. Sedangkan di pondok pesantren sungguh, tawakkal, asih, menjauhi
lain ada sekelompok ulama yang perbuatan-perbuatan haram, dan
menganggap bahwa kedua ilmu tersebut sebagainya. Oleh karena itu, motto
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
38
lainnya. Begitu juga juga dalam bidang Mempersiapkan generasi unggul dan
ekonomi, banyak alumnus Pondok Modern berkualitas menuju terbentuknya khaira
Darussalam Gontor menjadi pengusaha. ummah. Mendidik, mengembangkan
Hal itu karena proses pendidikan yang generasi mukmin, muslim, berbudi tinggi,
berlangsung di PMDG menekankan pada berbadan sehat, berpengetahuan luas,
aspek akhlak dan moral, pada kemandirian, berpikiran bebas serta berkhitmad kepada
kebersamaan dan kemampuan masyarakat. Mengajarkan ilmu agama dan
berkomunikasi. umum secara seimbang (sama besar,
Putra sulung KH. Imam Zarkasyi, masing-masing dalam porsi 100 %),
Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA menuju terlahirnya ‘Ulama yang intelek.
menjelaskan, Pondok Modern Darussalam Mempersiapkan warga negara yang
Gontor adalah lembaga kaderisasi beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
pemimpin umat. Untuk itu dibentuklah Untuk tujuan terbentuknya
tempat berlatih hidup ideal bagi calon pemimpin, kiai bukan hanya me-manage,
pemimpin umat dengan merangkum teach dan lead secara parsial. Malainkan
berbagai pendekatan. Diantaranya; total mendidikkan kehidupan secara utuh
pendekatan manusiawi, tugas dan dan melibatkan dirinya dengan berbekal
idealisme, sehingga memungkinkan kader iman, ilmu, amal, akhlaq,
terlahir (terbentuk) dan terbina pola pikir, komunikasi/interaksi dan mental yang
sikap dan perilaku sebagai pemimpin tangguh. Sehingga terlahir pemimpin yang
(Zarkasyi, 2005). harus menguasai permasalahan, selalu
Sebagai rahim untuk melahirkan banyak mengambil inisiatif, tidak
kader pemimpin umat, standar pendidikan menunggu diperintah, mampu menciptakan
kepemimpinan di Pondok Gontor dibuat pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan.
dengan kualifikasi tertentu; serta proses Pondok yang banyak melahirkan
kaderisasi yang dikembangkan juga pemimpin mulai dari di daerah sampai
memiliki ukuran jelas. Terdapat 14 tingkat nasional ini memiliki motto siap
kualifikasi (parameter) dalam kaderisasi dipimpin dan siap untuk memimpin.
kepemimpinan, yaitu: Ikhlas, selalu Beberapa point penting yang diajarkan
mengambil inisiatif, mampu membuat KH. Imam Zarkasyi dan para pendiri
jaringan kerja dan memanfaatkannya, PMDG adalah berikut ini:
dapat dipercaya, bekerja keras dan Skill kepemimpinan yang berdasar
bersungguh-sungguh, menguasai masalah teori saja tanpa menyertakan jiwa dan
dan dapat menyelesaikannya, berintegritas filsafat hidup tidak akan banyak artinya.
tinggi, memiliki nyali tinggi dan tidak Model kepemimpinan yang didapat dari
takut risiko, jujur dan terbuka, siap akademis saja akan menjadi pasif. Lain
berkorban, tegas dan cerdas (dalam halnya dengan model kepemimpinan yang
melihat, mendengar, mengevaluasi, didasarkan pengalaman dan merasakan
menilai, memutuskan dan langsung sebagai pemimpin.
menyelesaikannya setiap masalah), mampu Seorang pemimpin harus
berkomunikasi dan baik dalam menyertakan jiwa kejuangan dan
bermuamalah. pengorbanan serta kesungguhan. hal ini
Gontor dengan sebagai lembaga karena orang yang berbicara,
pendidikan Islam mencetak kader-kader menyampaiakan dengan jiwa dan hatinya
pemimpin umat; menjadi tempat ibadah akan terasa lebih masuk dan memberi atsar
dan sumber ilmu pengetahuan agama dan yang baik dihati.
umum, dengan tetap berjiwa pesantren.
Imroatul Fatihah Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877
42
tidak ada waktu santri untuk melakukan Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik
pekerjaan yang tidak bermanfaat. Pesantren Sebuah Potret
Sebagaimana sabda Nabi SAW, Perjalanan. Jakarta: Paramadina.
min husni islamil mar’i tarkuhu ma la Nata, Abuddin. 2004. Tokoh-tokoh
ya’nihi. Di antara tanda kebaikan Pembaharuan Pendidikan Islam di
keislaman seseorang jika ia meninggalkan Indonesia. Jakarta: PT Raja
hal-hal yang tidak bermanfaat baginya. Grafindo Persada.
Alhasil, para santri selalu dalam Pondok Modern Darussalam Gontor. 1996.
pengarahan, pelatihan, penugasan, KH. Imam Zarkasyi dari Gontor
pembiasaan, pengawalan, dan pendekatan. Merintis Pesantren Modern.
Adagium al-ma’had la yanamu abadan Ponorogo: Gontor Press.
atau pondok tidak pernah tidur terus Praja, Juhaya S. Filsafat dan Metodologi
ditanamkan dalam diri para santri dalam Ilmu dalam Islam.
arti bahwa mereka kehidupan mereka di Steenbrink, Karel A. 1994. Pesantren,
pondok selama 24 jam selalu dalam Madrasah, Sekolah: Pendidikan
pengawasan dan perhatian. Hal ini Islam dalam Kurun Modern.
dilakukan untuk menciptakan santri-santri Jakarta: LP3ES.
yang mampu menjadi kader umat dan Sukarto, D. A. 1996. Biografi K.H. Imam
pemimpin di masyarakat kelak. Bukan Zarkasyi: Dari Gontor Merintis
santri yang berorientasi pegawai, yang Pesantren Modern. Ponorogo:
ingin dilayani, dan hanya memikirkan Gontor Press.
perutnya sendiri. Susanto, A. 2009. Pemikiran Pendidikan
Dengan gaya kepemimpinan KH. Islam. Jakarta: Hamzah.
Imam Zarkasyi yang memberikan suri Zarkasyi. Imam. 1997. Serba-serbi Singkat
tauladan yang baik, visioner, dan penuh tentang Pondok Modern
keikhlasan lillahi ta’ala wahdah, Pak Zar Darussalam Gontor, untuk Pekan
memiliki pengaruh yang sangat kuat di Perkenalan Tingkat Dua. Gontor:
ingatan, pikiran, dan hati sanubari yang Darussalam Press.
paling dalam para santrinya. Buktinya, Zarkasyi, Abdullah Syukri. 2005.
santri mampu berjuang dan menularkan Manajemen Pesantren,
nilai-nilai yang telah didapat di Pondok Pengalaman Pondok Modern
Modern Darussalam Gontor saat mereka Gontor. Ponorogo: Trimurti Press.
kembali hidup dengan masyarakat luas di Ziemek, Manfred. 1986. Pesantren Dalam
lingkungannya. Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.
Majalah Gontor edisi Februari 2014.
Referensi : Majalah Gontor edisi Juni 2014.
Republika.co.id
Ali, Mukti. 1991. Ta’lim al-Muta’allim Ceramah KH. Hasan Abdullah Sahal
Cermin Imam Zarkasyi. Gontor: dalam Pelantikan Pengurus OPPM
Trimurti Press dan Koordinator Gerakan Pramuka,
Ihsan, Nur Hadi dan Muhammad Akrimul pada 21 Maret 2013.
Hakim. 2004. Profil Pondok
Modern Darussalam Gontor.
Ponorogo: Pondok Modern
Darussalam Gontor.