Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MAGANG TEKNIS HORTIKULTURA

PENGENDALIAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI RAWIT


(Capsicum Frutescens L.) DALAM SCREENHOUSE DI CV.
RACHMAD TANI DESA PECORO KECAMATAN RAMBIPUJI
KABUPATEN JEMBER

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


BERKELANJUTAN

NIKY ASMA’UL SUKMA QORIP


04.01.20.559

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG

Judul : Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Cabai

Rawit Hibrida (Capsium Frutescens L) dalam

Screenhouse di CV. Rachmad Tani Desa Pecoro

Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.

Nama : Niky Asma’ul Sukma Qorip

NIRM : 04.01.20.559

Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Jurusan : Pertanian

Malang, … Desember 2022

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Achmad Nizar, S.ST., M.Sc. DR. Budi Sawitri, S.ST., M.Si.


NIP. 19631228 198803 1 001 NIP. 19840328 200604 2 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan / Program Studi

Dr. Eny Wahyuning Purwanti, SP., MP.


NIP. 19770828 200604 2 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyusun laporan magang teknis dengan judul

“Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Cabai Rawit Hibrida (Capsium

Frutescens L.) dalam Screenhouse di CV. Rachmad Tani Desa Pecoro

Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak dapat berjalan

dengan lancar tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak terkait.

Oleh karena itu, dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Achmad Nizar, SST., M.Sc. selaku Pembimbing I,

2. Dr. Budi Sawitri, SST., M.Si. selaku Pembimbing II,

3. Dr. Eny Wahyuning Purwanti, SP., MP. selaku Kaprodi Penyuluhan

Pertanian Berkelanjutan dan Ketua Jurusan Pertanian,

4. Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt., M.Si. selaku Direktur Politeknik

Pembangunan Pertanian Malang,

5. H. Ghufron selaku Direktur CV. Rachmad Tani, dan

6. Sefri Bari Ardani selaku Pembimbing Eksternal.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan sehingga

jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan. Semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat untuk penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Jember, 22 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabai rawit (Capsium Frutescens L.) merupakan salah satu tanaman

hortikultura jenis sayuran dengan buah yang kecil dan memiliki cita rasa yang

pedas. Cabai ini sangat banyak dibudidayakan oleh para petani karena banyak

dibutuhkan masyarakat. Cabai ini dibutuhkan tidak hanya dalam skala rumah

tangga, melainkan dalam skala industri dan juga diekspor ke luar negeri.

Tanaman cabai tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang spesifik. Secara

umum tanaman cabai rawit hampir dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia.

Budidaya cabai rawit memerlukan biaya yang cukup banyak. Biaya yang

cukup banyak ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pupuk dan pestisida

yang diperlukan selama proses budidaya. Kebutuhan pupuk yang cukup banyak

dan harga pupuk yang semakin meningkat membuat para petani sedikit yang

mau melakukan budidaya cabai rawit. Hal tersebut membuat kebutuhan cabai

rawit dibeberapa tempat belum dapat terpenuhi secara maksimal. Harga cabai

rawit juga tidak menentu. Selain kebutuhan pupuk, dalam proses budidaya cabai

rawit juga memerlukan pestisida yang cukup banyak. Hal ini disebabkan

serangan hama dan penyakit cukup mempengaruhi hasil budidaya.

Budidaya cabai yang banyak mengalami kegagalan yaitu disebabkan oleh

hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai dengan cepat. Pengendalian

hama dan penyakit sangat diperlukan dalam kegiatan budidaya cabai rawit ini

agar proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terhambat. Salah

satu upaya agar hasil panen tetap maksimal yaitu dengan mengendalikan

penyakit yang mulai menyerang dengan cara cepat dan tepat. Pengendalian

penyakit dengan cara menyemprotkan fungisida dan insektisida dengan rutin dan
berotasi dapat membantu untuk mengatasi permasalahan penyakit yang

menyerang tanaman secara cepat.

Selain dari permasalahan umum, pada semester ini kami harus mencapai

beberapa capaian dalam mata kuliah. Pada semester ini kami terfokus pada

pembelajaran hortikultura yang dimulai dari persiapan lahan hingga penanganan

pasca panen. Dari beberapa capaian tersebut maka diperlukan penambahan

ketrampilan yang dapat dicapai melalui praktek langsung yang dilakukan

bersamaan dengan kegiatan magang teknis MBKM ini. Untuk menguatkan

kompetensi maka kami memilih CV. Rachmad Tani sebagai tempat magang.

1.2 Tujuan

1 Megidentifikasi sejarah usaha dan organisasi CV. Rachmad Tani,

2 Mengikuti kegiatan usaha budidaya cabai rawit hibrida dari mulai

perencanaan hingga proses produksi di CV. Rachmad Tani,

3 Mengidentifikasi metode yang diterapkan dalam kegiatan pengendalian

penyakit di CV. Rachmad Tani,

4 Mengidentifikasi segmen pasar di CV. Rachmad Tani,

5 Mengidentifikasi permasalahan serta solusi dalam kegiatan pengendalian

penyakit di CV. Rachmad Tani, dan

6 Merumuskan inovasi metode pengendalian penyakit yang dapat

diterapkan di CV. Rachmad Tani

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan magang teknis MBKM ini

antara lain yaitu :

1. Dapat mengetahui sejarah dan organisasi CV. Rachmad Tani,

2. Dapat mengikuti kegiatan budidaya cabai rawit hibrida dari persiapan

lahan hingga penanganan pasca panen di CV. Rachmad Tani,


3. Dapat mengetahui dan melakukan metode yang diterapkan dalam

kegiatan pengendalian penyakit di CV. Rachmad Tani,

4. Dapat mengetahui segmen pasar di CV. Rachmad Tani,

5. Dapat mengetahui permasalahan serta mempraktekkan solusi yang

diberikan pada kegiatan pengendalian penyakit yang dilakukan di CV.

Rachmad Tani, dan

6. Dapat menyarankan inovasi metode pengendalian penyakit yang dapat

diterapkan di CV. Rachmad Tani.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Taksonomi Tanaman Cabai Rawit

2.2 Morfologi Tanaman Cabai Rawit

a. Akar

Akar tanaman cabai terbagi menjadi dua bagian yaitu akar utama (primer)

dan akar sekunder (lateral) yang nantinya akan keluar serabut-serabut akar. Akar

primer ini bisa mencapai panjang 35 – 50 cm, sedangkan akar lateral dapat

mencapai Panjang 35 – 40 cm. akar ini termasuk kedalam kategori akar

tunggang. Fungsi akar tanaman cabai tidak jauh beda dengan tanaman yang lain

yaitu, menyerap unsur hara tanah dan juga sebagai penguat batang tanaman.

b. Batang

Tanaman cabai memiliki batang utama yang pada bagian dasar berkayu.

Panjang batang ini sekitar 20 – 28 cm dengan diameter 1,5 – 2,5 cm. Cabang

tanaman cabai berwarna hijau dengan Panjang 5 – 7 cm dengan diameter 0,5 –

1 cm. batang tanaman cabai yang masih muda memiliki rambut halus berwarna

hijau.

c. Daun

Daun pada tanaman cabai sangat bervariasi sesuai dengan varietasnya.

Beberapa penilitian menyebutkan bentuk daun cabai yaitu, berbentuk

memanjang oval dengan ujung meruncing. Tulang daun cabai rawit berbentuk

menyirip dilengkapi urat daun. Warna permukaan daun cabai bagian atas yaitu

hijau tua. Sedangkan warna permukaan daun bagian bawah yaitu hijau muda.
Daun ini memiliki panjang sekitar 9 – 15 cm dengan lebar daun sekitar 3,5 – 5

cm. daun ini merupakan daun tunggal dengan tangkai yang panjang.

d. Bunga

Tanaman cabai memiliki bunga yang sempurna yaitu, kelopak, mahkota,

benangsari dan putik. Bunga cabai memiliki dua kelamin karena memiliki benang

sari dan putik dalam satu tangkai bunga serta bunga ini keluar dari ketiak daun.

Bentuk dari bunga tanaman cabai ini yaitu seperti terompet.

e. Buah

Buah dari tanaman cabai memiliki bentuk buah kerucut memanjang,

lurus, lurus dan bengkok serta meruncing pada bagian ujung. Pemukaan buah

mengkilap dan licin dengan diameter 1 – 2 cm dengan panjang 4 – 17 cm

memiliki tangkai yang pendek. Pembentukan buah dimulai pada umur 29 – 40

HST dan dapat dipanen 34 – 40 hari setelah pembuahan. Buah cabai memiliki

kandungan karoten, vitamin A dan B.

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit

Cabai merupakan tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah,

maupun dataran tinggi. Tanaman cabai ini dapat dibudidayakan pada tanah tegal

ataupun tanah sawah. Hanya diperlukan beberapa ketentuan yang dapat

menunjang percepatan pertumbuhan tanaman apabila kondisi lingkungan tempat

tumbuhnya dapat sebagai berikut :

2.3.1. Ketinggian Tempat dan Sifat Tanah


Secara umum cabai rawit dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 2000 mdpl.

Tetapi ketinggian tanaman ini akan mempengaruhi cepat serta lambatnya

pertumbuhan. Tanaman cabai akan tumbuh dengan optimum pada ketinggian 0

– 1000 mdpl. Sifat tanah yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya cabai rawit

yaitu gembur dan remah. Tanah lempung berliat merupakan tanah yang cocok

untuk digunakan budidaya tanaman cabai. Hal ini dikarenakan pada saat
penyiraman air akan masuk kedalam pori-pori tanah dengan baik dan akar juga

dapat berkembang dengan baik karena pori-pori tanah lebih banyak.

2.3.2 Suhu dan Kelembaban


Tanaman cabai rawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu sekitar 24 0 C

– 270 C. Pada kondisi suhu tersebut tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik.

Sedangkan kelembaban yang ada dibutuhkan juga tidak terlalu tinggi. Intensitas

curah hujan yang diperlukan untuk budidaya tanaman cabai yaitu 1000 – 3000

mm pertahun

2.3.3 pH Tanah Optimum


Cabai dapat tumbuh pada tanah sawah ataupun tanah tegal. Tetapi tanah

ini harus memiliki pH yang baik agar pertumbuhan dapat optimal. Budidaya

tanaman cabai rawit memerlukan pH tanah sekitar 5,5 – 6,5. Kondisi pH tanah ini

akan mempengaruhi unsur hara yang terkandung didalamnya serta pemicu

pertumbuhan penyakit. pH tanah yang rendah menandakan akan miskin zat

hara, sedangkan pH tanah yang tinggi akan menyebabkan adanya cendawan

seperti Fussarium sp.

2.3.4 Intensitas Cahaya dan Ketersediaan Air


Pencahayaan yang diperlukan untuk budidaya tanaman cabai yaitu penuh

tanpa naungan dari pagi hingga sore hari. Pencahayaan ini akan jauh lebih

penting pada vase generatif. Apabila cahaya yang tersedia tidak maksimal, maka

bunga yang telah terbentuk juga akan bisa rontok. Drainase yang tersedia denga

baik dan tidak terlalu banyak dapat membantu dalam mengoptimalkan

pertumbuhan.

2.4 Screen House


Screen house merupakan bangunan dengan manfaat mengurangi

serangan hama penyakit tanaman (Wicaksono, D. 2018). Screen house juga

membantu dalam melindungi tanaman dari terpaan angin secara langsung.


Curah hujan tetap bisa menerobos screen tetapi setelah menerobos screen

butiran air hujan menjadi lebih kecil seperti kabut. Struktur bangunan atau

kerangka bangunan menggunakan bahan berupa kayu, bambu atau dapat juga

menggunakan besi galvanis. Warna dari bahan screen dianjurkan menggunakan

warna putih atau trasparan.

2.5 Definisi Penyakit Tanaman


Penyakit tanaman merupakan keadaan dimana sesuatu yang

menyimpang dari keadaan yang semestinya, dengan gejala yang ditimbulkan

begitu jelas yang nantinya dapat menimbulkan penurunan kualitas atau nilai

ekonomis yang disebabkan akibat interaksi yang cukup lama (Meilin, A. 2014).

Penyakit juga dapat kita pahami sebagai keadaan dimana tanaman terganggu

oleh jamur, virus maupun bakteri yang menimbulkan kerugian. Beberapa jenis

penyakit yang dapat menyerang cabai yaitu :

2.5.1 Layu Fusarium (Fusarium Oxysporum F.sp)


Gejala dari layu fusarium yaitu, daun yang terserang mengalami kelayuan

mulai dari bagian bawah menguning dan akan menjalar pada bagian atas atau

daun muda. Warna akar dan batang menjadi ciklat. Bagian tanaman yang

terinfeksi terdapat warna putih seperti kapas. Apabila serangan ini terjadi pada

saat pertumbuhan maksimal, maka buah dapat dipertahankan, tetapi apabila

serangan ini sudah mencapai batang maka bakal buah gugur. contoh tanaman

cabai rawit yang terkena penyakit dapat kita lihat dilembar lampiran gambar 1.

2.5.2 Layu Bakteri Ralstonia (Rasltonia Solanacearum)


Bakteri ini dapat menyerang pada tanaman tua ataupun muda. Pada

tanaman yang sudah tua, ciri – ciri yang dapat kita ketahui yaitu, layu terjadi

pada daun bagian bawah tanaman. pada tanaman muda layu dimulai pada daun

muda. Serangan ini apabila telah terjadi berhari-hari, maka ciri – ciri yang dapat

kita ketahui yaitu daun tetap berwarna hijau sedangkan bagian batang bawah
dan akar akan berwarna coklat. Apabila batang dipoton dan dicelupkan pada air

yang jernih, bekas potongan tersebut akan mengeluarkan cairan keruh

menyerupai asap. Serangan ini juga dapat pada buah. Buah yang terserang

akan menjadi kuning dan busuk. Penyakit ini akan mudah menyebar ketika

musim hujan. Contoh gambar tanaman cabai rawit yang terkena penyakit layu

yang diakibatkan serangan bakteri Rasltonia dapat kita lihat dilampiran gambar 2.

2.5.3 Virus Kuning (Gemini Virus)


Gejala yang dsitimbulkan pada serangan penyakit ini yaitu, daun

berwarna kuning jelas, tulang daun menebal dan menggulung keatas. Apabila

infeksi ini berlanjut maka ciri – ciri tanaman yaitu, tanaman kerdil, daun berwarna

kuning terang dan kecil, serta tanaman tidak dapat berbuah. Penyakit ini sangat

merugikan karena mempengaruhi produktifitas buah. Contoh gambar tanaman

yang terserang virus kuning ini dapat kita lihat pada lampiran gambar 3.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Tempat pelaksanaan magang teknis MBKM berada di CV. Rachmad Tani

yang berlokasi di Desa Pecoro Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.

Kegiatan magang teknis MBKM ini dilaksanakan pada tanggal 23 September –

21 Desember 2022

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan pada pelaksanaan magang teknis MBKM di CV.

Rachmad Tani ini antara lain yaitu :

3.2.1 Identifikasi Sejarah dan Organisasi CV. Rachmad Tani

Adapun tahap identifikasi sejarah usaha dan organisasi CV. Rachmad

Tani yaitu :

1. Mencari data melalui kegiatan wawancara dengan tim managemen

mengenai sejarah usaha, visi dan misi perusahaan, serta struktur

organisasi CV. Rachmad Tani.

2. Mendeskripsikan informasi yang diperoleh dari kegiatan yang telah

dilakukan.

3.2.2 Pelaksanaan Kegiatan Usaha di CV. Rachmad Tani

Adapun tahap pelaksanaan kegiatan usaha di CV. Rachmad Tani antara

lain yaitu :

1. Mengikuti seluruh kegiatan yang ada di CV. Rachmad Tani mulai dari

persiapan lahan hingga pasca panen, serta mencatat seluruh kegiatan

yang telah dilakukan dan dituangkan dalam jurnal harian (logbook).


2. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang dilakukan menggunakan

open camera.

3.2.3 Identifikasi Metode Pengendalian Penyakit yang Diterapkan di CV.

Rachmad Tani

Adapun tahap identifikasi metode pengendalian penyakit yang diterapkan

di CV. Rachmad Tani yaitu :

1. Mengikuti kegiatan pengendalian penyakit yang dilakukan di CV.

Rachmad Tani.

2. Melakukan wawancara kepada tim yang bertugas dalam kegiatan

pengendalian penyakit.

3. Mendokumentasikan kegiatan pengendalian penyakit yang dilaksanakan

menggunakan open camera.

3.2.4 Identifikasi Segmen Pasar di CV. Rachmad Tani

Adapun tahap identifikasi segmen pasar di CV. Rachmad Tani yaitu :

1. Melakukan wawancara kepada tim manajemen perusahaan mengenai

segmen pasar dari produk yang dihasilkan

2. Mendeskripsikan hasil yang telah diperoleh dari kegiatan wawancara

tersebut.

3.2.5 Identifikasi Permasalahan dan Solusi dalam Kegiatan Pengendalian

Penyakit di CV. Rachmad Tani

Adapun tahap identifikasi permasalahan dan solusi dalam kegiatan

pengendalian penyakit di CV. Rachmad Tani yaitu :

1. Mengikuti kegiatan pengamatan yang dilakukan di CV. Rachmad Tani

2. Melakukan diskusi dengan tim yang bertugas dalam mencari solusi yang

tepat

3. Mendokumentasikan kegiatan pengamatan yang dilakukan dan tindak

lanjut terhadap permasalahan menggunakan open camera


3.2.6 Merumuskan Inovasi Metode Pengendalian Penyakit yang Dapat

Diterapkan di CV. Rachmad Tani

Adapun tahap dalam merumuskan inovasi metode pengendalian penyakit

yang dapat diterapkan di CV. Rachmad Tani yaitu :

1. Mencari informasi melalui buku atau jurnal mengenai metode yang dapat

diterapkan dalam kegiatan pengendalian penyakit yang ada di CV.

Rachmad Tani

2. Melakukan analisa dari informasi yang didapatkan dan yang mungkin

dapat diterapkan di CV. Rachmad Tani

3. Mendeskripsikan inovasi yang dianggap tepat untuk diterapkan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Secara umum kondisi CV. Rachmad Tani dapat kita ketahui melalui

beberapa informasi yang telah kami dapatkan antara lain yaitu :

4.1.1 Kondisi Geografis

Dari informasi yang kami peroleh, CV. Rachmad Tani terletak di Desa

Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember yang berbatasan dengan

wilayah antara lain :

Sebelah Timur : Desa Bindung

Sebelah Barat : Desa Kaliputih

Sebelah Utara : Desa Panti


Sebelah Selatan : Desa Gedangan

Lokasi magang kami berada di Screen House yang terletak di lahan persawahan

sebelah utara CV. Rachmad Tani. Keadaan keadaan iklim di lokasi magang

yaitu beriklim tropis, dengan ketinggian tempat 145 mdpl. Curah hujan pada

lokasi magang ini berkisar di antara 1.969 – 3.394 mm/tahun, Lokasi ini juga

memiliki temperatur suhu diantara kisaran 23 – 310C.

Sumber Daya Alam di Desa Pecoro didominasi oleh persawahan dan

perkebunan, sebagai desa yang notabene adalah desa agraris, berbagai macam

tanaman budidaya dihasilkan di desa ini, mulai dari padi, jagung, kedelai, kacang

panjang, kelapa, tebu, kakao, tembakau, kayu sengon, buah-buahan seperti

rambutan, mangga, jeruk, jambu, dan sayuran seperti cabai, tomat, mentimun.

Desa Pecoro masih sedikit akan keberadaan industri skala besar, tetapi industri

menengah ke bawah ada beberapa, yaitu: industri kecap, tahu, tempe.

4.1.2 Kondisi Sumber Daya Manusia

Mayoritas masyarakat Pecoro memeluk agama Islam ini dapat dilihat juga

dengan banyaknya bangunan masjid sebagai sarana ibadah dan sebagian kecil

beragama non muslim, mayoritas berbahasa madura dan ada juga yang

berbahasa campuran jawa madura,sebagian besar masayarakat bermata

pencaharian sebagai petani, buruh tani, buruh perkebunan, pembuat batu bata,

pekerja bangunan, dan wiraswasta. Juga tidak sedikit masayarakat yang

berprofesi sebagai pegawai negeri, kantoran, karyawan, perawat, bidan, guru.

4.2 Hasil Magang

4.2.1 Sejarah Usaha dan Organisasi CV. Rachmad Tani

a. Sejarah Berdirinya CV. Rachmad Tani

Menurut informasi yang saya peroleh dari tim manajemen CV. Rachmad

Tani yaitu, CV. Rachmad Tani adalah sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang agrobisnis, pertanian, pembibitan, pembenihan dan distributor. CV.


Rachmad Tani juga menyediakan tempat pelatihan untuk pertanian dilengkapi

dengan sarana yang memadai. CV. Rachmad Tani didirikan pada tanggal 24

Juni 2001 di Kota Jember dengan tujuan untuk selalu  tumbuh dan berkembang

bersama serta memberikan manfaat yang baik bagi industri pertanian dan

lingkungan.

Berawal dari hobi dalam dunia pertanian, bapak H. Ghufron yang

sekarang menjadi pemilik atau owner CV. Rachmad Tani yang pada awalnya

bergerak di bidang pertanian sederhana menanam dan memasarkan sendiri hasil

pertaniannya pada Juni 2001. CV. Rachmad Tani ini adalah termasuk distributor

dari PT. AGRO PERTIWI di Kediri. Perusahaan ini sudah sangat terkenal di

bidang pertanian. Tak jarang juga banyak mahasiswa mahasiswi yang

melakukan magang di tempat ini. Dari mahasiswa Politeknik Negeri Jember

sampai Universitas Jember.

Awal mulanya, CV. Rachmad Tani membuat kelompok tani sendiri dan

wilayah untuk tanaman yang ditanam juga tidak luas, hanya untuk kalangan

sendiri lalu dijual sendiri kepada kios-kios untuk benih padi. CV. Rachmad Tani

awal berdiri hanya menanam padi dan tahun berganti tahun semakin meningkat

perolehannya, karena itu pada tahun 2008 CV. Rachmad Tani mencoba untuk

menanam tanaman selain padi, yaitu kacang-kacangan maupun Hortikultura.

Contohnya : Kacang Panjang, Buncis, Timun, Semangka, Terong dan masih

banyak lainnya. Hingga sekarang semakin banyak Varietas-varietas baru dan

jenis tanaman baru yang ditanam dan didistribusikan kepada kelompok tani di

berbagai wilayah.

CV. Rachmad Tani yang berfokus pada kegiatan agro produksi, agro

industri dan agro marketing ini, diharapkan dapat mendorong ekonomi lokal

menjadi basis kegiatan Agribisnis. Secara konsepsional saat ini CV. Rachmad

Tani merupakan suatu sistem usaha di bidang pertanian dan pembenihan yang
meliputi kegiatan manajemen bisnis pertanian dan pembenihan di tingkat hulu,

produksi komoditi pertanian (on-farm) dan bisnis di tingkat hilir berupa kegiatan

pasca-panen. Kegiatan bisnis di tingkat hulu meliputi kegiatan produksi,

pengadaan dan penyaluran agro input yang kemudian masuk pada proses

produksi komoditi pertanian dan perikanan dan selanjutnya masuk pada proses

pasca-panen, termasuk agroindustri.

b. Visi dan Misi CV. Rachmad Tani

4.2.2 Kegiatan Usaha di CV. Rachmad Tani

1. Persiapan Tanam

Kegiatan magang ini dimulai dengan menyiapkan media tanam. Disini

kami menggunakan polybag sebagai wadah media tanam. Polybag yang

digunakan yaitu ukuran 10 kg dengan diameter 30 cm. Komposisi media tanam

yaitu, tanah : kompos : arang sekam dengan perbandingan yaitu, 2:2:1

(50kg:50kg:25kg). Media juga ditambah kapur dolomit satu gayung dan pupuk

SP-36 sebanyak delapan sendok makan.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyeterilan screenhouse dengan cara

fooging. Kegiatan ini dilakukan saat sebelum cabai ditanam dan polybag telah

diletakkan pada screenhouse. Bahan dan alat yang digunakan yaitu, alat fooging,

bensin 1 liter, propyle glycol 2,5 liter, insectisida Desanto 200 SL (Soluble Liquid)

sebanyak 15 ml. Campur propyle glycol dengan insectisida dengan cara kocok

keduanya hingga tercampur merata. Masukkan kedalam tangki alat fooging.

Langkah selanjutnya yaitu, memasukkan polybag ke dalam screenhouse.

Kegiatan ini merupakan salah satu tahap untuk persiapan tanam. Polybag

dimasukkan dalam screen house dan disususn diatas bedengan yang telah

tertutup mulsa. Pada hari sebelumnya, mulsa telah dibersihkan sehingga hama,

bakteri, atau virus yang masih menempel pada mulsa sisa budidaya periode

sebelumnya bisa hilang. Polybag disusun secara zig zag. Pada bedengan telah
ada bekas lubang tanam periode lalu. Penyusunan polybag disesuaikan dengan

lubang tersebut. Apabila pada baris pertama polybag di taruh tepat di atas bekas

lubang tanam tersebut, maka pada baris kedua polybag ditaruh pada sela-sela

bekas lubang tanam. Jarak antar polybag yaitu 60 cm, sedangkan jarak antara

bedengan yaitu 120 cm.

Pemasangan ajir dan paranet, pemasangan ajir dilakukan sebelum bibit

ditanam. Kegiatan ini dilakukan pada saat setelah polybag dimasukkan. Ajir yang

kami gunakan dari bambu yang dibagi menjadi beberapa bagian. Pemasangan

paranet dilakukan untuk menyetabilkan suhu udara yang ada didalam

screenhouse. Pelepasan paranet dilakukan 21 HST dengan cara 50% saja

bagian yang dilepas. Langkah pelepasan ini dengan cara selang seling. Ketika

tanaman cabai mencapai 35 HST paranet dilepas sempurna atau semuanya.

Dari pemaparan diatas kegiatan dapat dilihat dari dokumentasi yang saya

lakukan pada lampiran gambar 5.

2. Tanam

Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam melakukan kegiatan

budidaya. Langkah penanaman cabai rawit yang kami lakukan yaitu, pembuatan

lubang tanam, ambil tanaman pada tray semai, tanam pada lubang tanam

tersebut, pastika tanah yang menempel pada akar-akar tertanam pada lubang

tanam dengan baik. Berikan tekanan-tekanan disekitar tanah yang menempel

pada akar, jangan tekan pada bagian batang bawah. Tutup dengan tanah yang

ada disekitar lubang tanam dan sedikit berikan tekanan dan jangan tekan pada

bagian sekitar batang bawah. Pastikan bibit tertanam tegak. Ratakan tanah

penutup dengan rata. Siram tanaman yang baru ditanam dengan air yang cukup.

Siram secara melingkar dan jangan langsung pada bagian yang dekat dengan

tanaman yang baru ditanam. Jika terlalu dekan nanti dapat mengakibatkan roboh

karena masih belum tertanam dengan kuat. Bibit yang kita gunakan sekitar 19
hari usia semai, bibit tersebut didatangkan langsung dari PT. Agro Pertiwi pada

usia 15 hari semai dan ditanam sekitar 4 hari setelah sampai di CV. Rachmad

Tani.

3.

Anda mungkin juga menyukai