Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SERAI WANGI (cymbopogon nardus l.

randle)
DI KEBUN PERCOBAAN WAGIR, DESA JEDONG,
KEC WAGIR, KAB. MALANG

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh

PASKALIS BULU NGADU


2017330048

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2020
Disetujui :

Pada Tanggal : ......................................

Kepala Program Studi, Dosen Pembimbing,

Reza Prakoso Dwi Julianto, SP.,MP Dr.Ir.Amir Hamzah,MP


NIDN. 0717079001 NIDN. 0027056718

Dekan Fakultas Pertanian,

Dr.Ir. Amir Hamzah, MP

NIDN. 0027056718

1
2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas


berkat dan rahmat Nya penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
( PKL ) dengan judul “Teknik Budidaya Tanaman Sereh(cymbopogon nardus l.
randle)” Dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Desa Jedong, Kecamatan
Wagir, Kabupaten malang, Jawa Timur. Dengan baik dan sebagaimana mestinya.
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan maupun materi, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran serta perbaikan dari semua pihak yang membangun demi penyempurnaan
laporan ini.
Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Prof. Dr. Ir.Eko Handayanto.,M.Sc Selaku Rektor Tribhuwana Tunggadewi
Malang, yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan PKL
2. Dr. Ir. Amir Hamzah.,MP, Selaku Dekan Fakultas Petanian Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malangm, yang telah memberikan pengarahan
kepada penulis sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Reza Prakoso  Dwi Julianto,SP.,MP  Selaku Ketua Program
Studi Agroteknologi fakultas pertanian univesitas tribhuwana tunggadewi
malang yang telah memberi motivasi dalam penulisan laporan ini.
4. Dr.Ir.Amir Hamzah,MP Selaku Dosen pembimbing PKL yang telah
membimbing penulis sehingga laporan PKL ini dapat terselesaikan
5. Teman-Teman Angkatan 2017 program studi agroteknologi,fakultas
pertanian,universitas tribhuwana tunggadewi malang.
6. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan ( PKL ) berlangsung.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dari sempurna sehingga diharapkan
kritik dan saran dari semua pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan laporan praktek kerja lapang.

Malang,…….. 2020

3
Penulis,

4
5
I.PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


praktek kerja lapangan merupakan salah satu bentuk implementasi secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di bangku kuliah dengan program
penguasa keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia
kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Praktek kerja lapangan (PKL)
merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus di program oleh mahasiswa
Agroteknologi, Fakultas Pertanian.
Jurusan Agroteknologi merupakan salah satu jurusan di fakultas pertanian di
UNITRI Malang yang bergerak di bidang budidaya dengan menerapkan teknik
budidaya yang moderen sehingga mampu melahirkan sarjana pertanian yang
memiliki inovasi-inovasi baru dalam pengembangan pertanian.
Sehingga pada kesempatan praktek kerja lapangan (PKL) ini, saya tertarik
dengan tanaman rempah-rempah lebih khusus pada teknik budidaya tanaman serai. Di
sisi lain, selain sebagai salah satu tugas akhir untuk memenuhi syarat mata kuliah
tersebut sebagai tugas akhir.
Namun, praktek kerja lapangan (PKL) ini juga menambah pengalaman kerja
sebelum memasuki di dunia kerja yang sesungguhnya. Pada praktek kerja lapangan
kerja (PKL) ini akan berfokus pada teknik budidaya tanaman serai karena di anggap
sebagai peluang yang sangat bagus untuk di kembangkan di daerah.
Sereh merupakan tanaman rempah yang keberadaannya sangat melimpah di
Indonesia. Indonesia dikenal sangat kaya akan berbagai jenis tanaman yang
berkhasiat sebagai obat. Mulai dari tanaman semak belukar hingga tanaman tinggi-
tinggi. Banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan memanfaatkan tanaman
tersebut. Salah satu tanaman tersebut adalah sereh yang tumbuh sebagai tanaman
semak belukar.
Sebagian besar masyarakat Indonesia memanfaatkan tanaman sereh sebagai
bumbu dapur. Belum banyak dari mereka yang mengethui bahwa tanaman sereh ini
berkhasiat sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Umumnya dari mereka
hanya pergi ke dokter untuk menurunkan berobat.
Tanaman sereh ini mudah ditemukan disekitar lingkungan, tanaman ini juga
tidak mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh. Dengan
memanfaatkan tanaman sereh ini maka tidak perlu lagi mengeluarkan banyak biaya
untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Dari uraian atau latar belakang tersebut, maka tanaman rempah khususnya
serai sangat menarik untuk dilakukan penelusuran baru dalam teknik budidaya
tanaman serai lewat praktek kerja lapangan (PKL).

6
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Tujuan dari praktek kerja lapangan (PKL) yaitu mempelajari dan mengetahui
teknik Budidaya tanaman serai serta mengetahui permasalahan dalam teknik
budidaya dan teknis pemecahannya.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Untuk membekali mahasiswa mempelajari tanaman serai dalam memperoleh
pengalaman dan permasalahannya.

7
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Serai


Serai atau sereh cukup dikenal sebagai salah satu bumbu dapur karena
kandungan atsirinya seperti halnya daun kari – serai dapat menyedapakan dan
mengharumkan masakan. Karena itu tidak mengherankan kala serai sangat layak
untuk dibudidayakan oleh masyarakat petani.
Klasifikasi tanaman serai wangi sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divis : Angiospermae
Ordo : Graminales
Family : Panicodiae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon nardus L. Rendle

Tanaman serai wangi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


a. Tumbuh berumpun.
b. Akar serabut jumlah cukup banyak, mampu menyerap unsure hara dalam
tanah cukup baik sehingga pertumbuhannya lebih cepat.
c. Daun pipih memanjang menyerupai alang – alang. Panjang daun mencapai 1
meter melengkung. Lebar daun bila pertumbuhan normal antara 1 – 2 cm.
d. Bila daun diremas tercium aroma tajam khas serai wangi.
e. Warna daun hijau muda hingga hijau kebiru – biruan.
f. Batang berwarna hijau dan merah keunguan.
2.2 Syarat tumbuh tanaman serai wangi

a. Ketinggian tempat
 Tanaman serai wangi dapat dapat hidup pada ketinggian 200- 1.000 mdpl.
 Ketinggian yang ideal 350 – 600 m dpl dimana serai wangi dapat
menghasilkan rendemen dan mutu minyak atsiri yang baik.
b. Iklim
 sebagai pelarut zat nutrisi, pembentukan saripati dan gula serta membantu
Tanaman serai wangi menghendaki suhu panas dan lembab serta curah hujan
merata sepanjang tahun.
 Suhu yang cocok 180 – 250 C.
 Tanaman serai wangi menyukai sinar matahari yang jatuh langsung karena
mampu meningkatkan kadar minyaknya.

8
 Bila daun serai wangi berwarna kekuningan dan mengecil, berarti tingkat
transpirasinya lebih tinggi dari absorbsi air oleh akar tanaman serai wangi.
 Curah hujan yang ideal untuk tanaman serai wangi 1.800 – 2.500 mm/tahun.
 Curah hujan bermanfaat bagi tanaman serai wangi pembentukan sel dan
enzim , juga menjaga stabilitas suhu tanaman.
c. Jenis tanah
 Tanaman serai wangi cocok tumbuh di tanah subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organic.
 Untuk mendapatkan kondisi tanah yang diinginkan dapat dilakukan
pemupukan dengan pupuk kandang.
 Pada kondisi tanah berat (tanah liat) dengan tekstur ringan tidak baik untuk
budidaya tanaman serai wangi.
 Tanaman serai wangi dapat ditanam pada berbagai kontur tanah (datar, miring
atau berbukit-bukit).
 Tanah mediteran kuning coklat atau coklai berpasir sangat cocok untuk media
tumbuh serai wangi.
 pH tanah yang cocok untuk budidaya tanaman serai wangi 6 – 7,5.
2.3 Cara bertanam serai wangi
Kualitas daun tanaman serai wangi menentukan mutu minyak yang dihasilkan.
Pertumbuhan dan kualitas daun yang dihasilkan dipengaruhi oleh tehnik
budidayanya.
Tahapan-tahapan budidaya serai wangi :
1. Persiapan bibit.
2. Pengolahan tanah
3. Penanaman.
4. Pemeliharan.
5. Peremajaan.
6. Pengendalian hama dan penyakit
a. Persiapan bibit
Tanaman serai wangi diperbanyak secara vegetative yaitu dengan anakan.
Walau menghasilkan bunga tetapi perbanyakan dengan biji kurang efektif (terlalu
sulit). Hal ini karena tingkat hidup bibit berasal dari biji sangat rendah.
Kreteria bibit serai wangi yang baik adalah sebagai berikut :
 Tanaman induk harus sehat, bebas dari hama penyakit.
 Tanaman induk berupa rumpun tua, sekurangnya berumur 1 tahun.
 Stek diperoleh dengan cara memecah rumpun yang berukuran besar namun
tidak beruas.
 Sebagian dari pelepah daun stek dipotong atau dikurangi 3 – 5 cm.

9
 Sebagian akar dikurangi dan ditinggalkan + 2,5 cm di bawah leher akar.
Kebutuhan stek bibit tanaman serai wangi untuk 1 ha sekitar 30.000 – 40.000
stek dalam kondisi normal.
Cara pemisahan anakan :
Pilih tanaman yang sehat dan cukup umur minimal 1 tahun.
 Pilih bonggol yang cukup besar, setidaknya 1 bonggol berisi 4 – 6 tunas.
 Pisah-pisahkan bonggol rumpun untuk memperoleh bibit.
 Potong atau kurangi akar yang terlalu panjang dengan gunting tanaman.
 Potong bagian daun sisakan + 5 cm dari pangkal daun tertua.
 Tempatkan bibit pada keranjang dalam posisi berdiri.
b. Pengolahan Tanah
 Tanah digemburkan dengan cara dicangkul sedalam 35 cm.
 Tanah dibersihkan dari macam rumput atau gulma.
 Tanah yang semula berada di bawah dibalik ke permukaan.
 Lahan dibiarkan 2 – 3 hari agar tanah dapat melakukan penguapan.
 Lahan datar dibuat bedengan ukuran panjang + 2 m dengan lebar + 1,5 cm.
 Lahan yang miring dibuat terasering agar humus pada permukaan tanah tidak
hanyut atau terbawa oleh air hujan.
 Seluruh areal pertanaman diberi saluran pembuangan air agar tidak tergenang
air.
 Pertumbuhan tanaman serai wangi kurang baik jika terlalu banyak air.
c. Penanam
Sebelum melakukan penanaman dikebun atau lapangansebaiknya stek bibit
tanaman serai wangi disemai dahulu. Tindakan persemain diawali dengan
pengelolaan tanah,tanah dicangkul dan dicampur dengan pasir perbandingan
2:1.Buat bedengan ukuran;lebar 80-120 cm,tinggi 25-50 cm,dan panjang disesuai
dengan kondisi lapangan. Diatas bedengan diberi pupuk kandang atau kompos
secara merata. Bedengan diberi pohon naungan atau diberi atap daun kelapa,
alang dsb.
Pembuatan Lubang Tanam
 Untuk satu lubang diperlukan 2-3 bibit
 Jarak tanam ideal 100 cm 50 cm sehinga kebutuhan bibit per ha sekitar
45.000-50.000 bibit.
 Lubang tanam dibuat berbaris dengan jarak dalam baris 50 cm dan jarak
lubang tanam antar baris 100cm.
 Lubang tanam; panjang 30 cm,lebar 30 cm, dalam 30 cm.
 Lubang tanam diberi pupuk kandang yang telah matang, pupuk kandng
perlubang tanam + 0,2 kg – 0,3 kg.

10
 Kebutuhan pupuk kandang per ha ( sekitar 20.000 lubang tanam ) + 5,5 ton –
6,5 ton.
 Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 2 minggu agar mendapat matahari.
 Tanah bekas cangkulan dimasukkan kembali kedalam lubang seperti sedia
kala.agar bibit serai wangi tidak banyak yang mati sebaiknya penanaman
dilakukan pada musim hujan.
Langkah langkah penanaman bibit serai wangi
 Ambil 2-3 bibit serai wangi masukkan tepat di lubang tanam. Posisi agak
miring sekitar 60-70 dari permukaan tanah.
 Timbun bibit dengan tanah bekas galian lubang lalu tekan merata ke sekeliling
tanam.
 Lakukan penanaman pada sore hari.
d. Pemeliharaan
Tanaman serai wangi yang baik, sehat dan dapat makan munyak cukup banyak
adalah tanaman yang perawatannya cukup. Perawatan serai wangi dilakukan
mulai penanaman hingga masa produksi berkhir.
Pemeliharaan meliputi:
a. Penyulaman
 Bibit dikontrol setelah 2-3 minggu ditanam
 Bila ada tanaman layu/mati atau pertumbuhannya kuarng sempurna
lakukan penyulaman.
 Penyulaman berguna untuk mengetahui jumlah tanaman yang
sesunggunya dan nantinya digunakan untuk memprediksi produksi yang
dihasilkan.
b. Penyiangan
 Penyiangan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
 Dilakukan secara kontinu setiap selesai panen.
 Penyiangan bukan hanya membersikan tanaman dari gulma tetapi juga
membuang batang-batang daun serai wangi yang telah kering, berguna
untuk memacu pertumbuhan daun baru lebih baik lagi.
 Tujuan penyiangan juga untuk menolak datangnya hama dan penyakit
sekaligus untuk memutus daur hidup hama dan penyakit.
 Penyiangan biasanya dilakukan pada awal maupun akhir musim
penghujan karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
c. Pembubunan
 Tanaman serai wangi tidak tahan terhadap tanah yang airnya tergenang. Oleh
karena itu aerasi dan drainase dapat diatur dengan baik sehingga perlu
dilakukan pembubunan.
 Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.

11
 Tanaman serai wangi yang masih muda, pembubunan cukup dilakukan tanah
dicangkul tipis disekeliling rumpun tanaman dengan jarak 20 cm.
d. Pemupukan
 Pemupukan dilakukan berkala untuk menjaga kesuburan tanah dan kesedian
unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
 Dosis pemupukan tanaman serai wangi per ha tahun adalah 150 kg -300 kg
urea, 25 kg-50 kg TSP, 125 KG- 250 KG kcl.
e. Peremajaan
 Tanaman serai wangi memiliki masa produksi hingga berumur 4 tahun.
 Ditandai dengan berkurangnya rendemen minyak pada daun tanaman serai
wangi oleh karena itu perlu dilakukan peremajaan tanaman.
 Agar tidak mengganggu koninuitas produksi daun serai wangi, peremajaan
dapat dilakukan demngan cara menanam bibit baru pada sela-sela atau tengah
barisan tanaman lama.
 Penanaman bibit baru dilakukan pada akhir tahun ke-3.
 Menjelang ahir thun ke-4 tanaman baru telah berumur 1 tahun lalu tanaman
lama sibongkar.
F. Pengendalian Hama Dan Penyakit
 Tingkat dan fruekuensi ancaman serangan hama dan penyakit terhadap
tanaman serai wangi relative renda.
 Kadang kadang saja dijumpai ulat daun namun tidak banyak merugikan.
2.4 Pemanenan Tanaman Serai Wangi.
Panen merupakan tanaman akhir dari proses budidaya tanaman serai wangi.
pada tahapan ini menentukan kualitas tanaman yang dipanen. Aar hasil panen sesuai
dengan diharapkan maka harus diperhatikan syarat syarat pemanenan yaitu:
a. Umur Panen
 Panen dilakukan saat daun serai wangi sudah mengandung unsur minyak
untuk disuling menjadi minyak atsiri ( sudah cukup umur dipanen ).
 Panen 1 dilakukan saat tanaman berumur 7-8 bulan, tetapi daun yang
dihasilkan belum banyak karena rumput yang berbentuk masih sedikit .
 Untuk merangsang pertumbuhan bonggol tunas baru sehingga rumpun
semakin banyak dapat dilakukan dengan pemangkasan daun
 Panen 11 dilakukan saat tanaman berumur 10-12 ( 1 tahun ).
 Pada tahun kedua tanaman memasuki umur produktif sudah dapat dipanen
setiap 3-4 sekali.
b. Ciri - Ciri Tanaman Dipanen.
 Sedikit tanaman tanaman memiliki 6-8 lembar daun tua pada masing masing
tunas setiap rumpunnya.
 Daun berwarna lebih tua ( hijau tua ).

12
 Daun sudah beraroma wangi kuat , caranya dengan meremas dau tua dan
mencium nya.
 Daun lebih lentur tidak rapuh ( tidak rapuh ), jika bagian bawah daun ditekuk
dengan pelan akan terlihat titik – titik minyak keluar dari pori – pori daun.
c. Waktu Panen
Panen yang baik dilakukan pada pagi hari antara jam 16:00 -10 -00
WIB.panen juga dapat dilakukan pada sore hari antara 15:00 – 18:00 WIB.
d. Cara Panen
 Memanen serai wangi mengunakan sabit dengan memangkas daun tanaman.
 Jarak pemangkasan sekitar 3 – 5 cm diatas pangkal daun. Pemangkasan daun
lebih mudah dimulai dari bagian pingir.
 Hasil panen ditumpuk dekat rumpun tanaman.setelah pemangkasan tumpukan
daun hasil dikemas dalam bentuk gulungan dan diikat dengan tali.
e. Penanganan Pasca Panen
Setelah panen, daun serai hendaknya langsung disuling untuk menhindari
kehilangan minyak karena penguapan. Daun serai dirajang dahulu sampai panjangnya
menjadi sekitar 10-15 cm dan secepatnya dimasukkan ke dalam setel suling.
Perajangaan berfungsi untuk memperbesar bulk density bahan, Hingga secara
kuantitas dapat dimasukkan lebih banyak bahan kedalam ketel suling. Perajangan ini
berpengaruh terhadap rendemen minyak yang dihasilkan pada saat proses perajangan
terdapat sejumlah kecil minyak yang menguap ke udara bebas. Ketel suling
bervolume 3000 liter mampu menampung bahan olah 800-1000 kg daun ranjangan.
Pada system penyulingan dengan uap ( Steam Destilation ), air sebagai
sumber uap panas terdapat dalam “Boiler” yang letaknya terpisah dari ketel
penyulungan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekanan
udara luar. Penyulingan dengan uap dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari
tekanan udara luar. Penyulingan dengan uap sebaiknya dimulai dengan tekanan uap
yang rendah ( kurang lebih 1 atmosfer ), kemudian secara berangsur- angsur tekanan
uap dinaikkan menjadi kurang lebih 3 atmosfir. Jika penyulingan dilakukan pada
tekanan tinggi, maka komponen kimia dalam minyak akan mengalami dekomposisi.
Sebuah perkebunan serai dapur yang dkelolah dengan baik akan menghasilkan
rata-rata sekitar80-100 ton daun basah/tahun. Jika rendemen rata-rata 0,3%, maka
setiap ha lahan akan menghasilkan 240-300 kg minyak /tahun.

13
III.METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan waktu pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan di laksanakan di Kebun percobaan Wagir, Desa
Jedong, Kec.Wagir, kab. Malang Waktu 07.00 -10.00 sampai sore jam 14.00-16.00
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada 06 juli 2020 sampai dengan 31
Agustus 2020.
3.2 Pelaksanaan materi
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di laksanakan mulai tanggal 06
Juli 2020 sampai dengan 31 Agustus 2020 dengan mengambil tempat di Kebun
percobaan Wagir, Desa jedong, kec.wagir, Kab.Malang. Aspek yang diambil adalah
Teknik budidaya tanaman serai.
3.3 Metode pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah
dengan metode partisipatif dimana penulis ikut berpartisipasi bekerja di Kebun
percobaan wagir,Desa Jedong, Kec.Wagir,Kab. Malang. Pengambilan data dilakukan
melalui observasi dan wawancara. Data yang diperoleh berupa data primer dan data
sekunder.
Data primer diperoleh langsung dari responden. Data sekunder diperoleh dari
instansi terkait.
Metode wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung dengan
pendamping lapangan lapangan maupun dengan para pekerja yang lain di bidang
Teknik budidaya tanaman serai. Sedangkan metode observasi dilakukan dengan cara
mengamati langsung proses Teknik budidaya tanaman Serai.
3.4 Analisa data
Data penulisan Proposal ini adalah dengan menggunakan pendekatan teoritis
dan analisis yang digunakan dalam konsep-konsep teknik budidaya. Analisis
kualitatif digunakan untuk menganalisis permasalahan dan mencari pemecahan
teoritis dan berdasarkan teknik pemiliharaan, khususnya teori-teori yang berkaitan
dengan Teknik budidaya tanaman serai.

14
3.5 Matrik kegiatan
Bulan Juli Bulan Agustus
Minggu Ke Minggu Ke
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan proposal dan
Pengenalan lahan

Pembersian lahan dan


pembutan bedengan
Pemberian pupuk
kotoran kambing

Penanaman
Perawatan dan
pembersihan gulma

Perawatan
Perawatan dan
penggemburan
Perawatan,pembersihan
gulma dan penulisan
laporan

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

15
4.1 Profil Tempat Praktek Kerja Lapangan Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi

4.1.1 Sejarah Desa Jedong

Sejarah Desa Jedong tidak terlepas dari sejarah Masyarakat di Kabupaten


Malang. Desa jedong awalnya bernama Desa Jeding dengan lurah seumur hidup yang
bernama Wari adalah Kepala Desa yang dermawan, baik budi karena sangat
berpengaruh bagi masyarakat sehingga sampai sekarang setiap bulan syawal
dijadikan sebagai bersih Desa Jedong.

Karena adanya semangat perubahan maka desa ini pada tahun 1954 diubah
namanya menjadi Jedong. Nama Jedong yang awalnya adalah Desa Jeding yang
berarti tempat air yang berada di pusat desa, dan terbagi atas lima pedukuhan antara
lain Dusun Jedong ( Krajan ), Dusun Sawun, Dusun Jaten, Dusun Krobyokan, Dusun
Jurangwugu

4.1.2 Kondisi Geografis desa jedong

Secara geografis Desa Jedong terletak pada posisi ketinggian, desa ini berupa
daratan sedang yaitu sekitar 558 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS
kabupaten Malang tahun 2018, selama tahun 2018 curah hujan di Desa Jedong rata-
rata mencapai 1.779 mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga
mencapai 406 mm yang sebelumnya 3/40 MM/Th yang merupakan curah hujan
tertinggi selama kurun waktu 2010-2018.

Secara administratif, Desa Jedong terletak di wilayah Kecamatan Wagir


Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di
sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pandan Landung Kecamatan Wagir dan
Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Madya Malang. Di sebelah Barat
berbatasan dengan Desa Dalisodo Kecamatan Wagir. Di sisi Selatan berbatasan
dengan Desa Sukodadi dan Desa Sidorahayu Kecamatan Wagir , sedangkan di sisi
timur berbatasan dengan Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Madya
Malang.

4.1.3 Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah

Luas Wilayah Desa Jedong adalah 354,100 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke
dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum,
pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.

16
Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 101.975 Ha. Luas
lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 59,217 Ha. Luas lahan untuk
ladang  dan perkebunan adalah 200,545 Ha. Luas lahan untuk Hutan Produksi adalah
0 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut: untuk
perkantoran 0,100 Ha, sekolah 0,200 Ha, olahraga 0,250 Ha, dan tempat pemakaman
umum 10,600 Ha.

Wilayah Desa Jedong secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan
tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Secara
prosentase kesuburan tanah Desa Jedong terpetakan sebagai  sangat subur 1 Ha, subur
59 Ha, sedang 218 Ha, tidak subur/ kritis 0 Ha. Karena kondisi di Desa Jedong adalah
daerah perbukitan sehingga tanaman jenis palawija cocok ditanam di sini.

Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah,
kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti, pisang
juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk
desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman tebu merupakan tanaman
handalan. Namun belum mampu dikelola dan dikembangkan untuk menjadi sektor
penghasilan yang memberi income secara signifikan.

Gambar 1. Peta Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten malang.

17
4.2. Hasil dan pembahasan
4.2.1 Persiapan Lahan
Bila lokasi lahannya berupa semak belukar, cukup dibabat, dibakar dan
langsung dibajak. Setelah pembukaan lahan dilakukan pengajiran lubang tanam. Jarak
tanam ditanah yang subur 90 x 90 cm, sedangkan di tanah yang kurang subur 75 x 75
cm. Ukuran lubang tanaman adalah 30 x 30 x 30 cm. Penanaman serai wangi dapat
juga dilakukan dengan sistem parit. Ukuran lebar dan dalam parit sama seperti sistem
lubang. Pada lahan yang topografinya lereng. Sebaiknya barisan lubang atau parit
tanam searah kontur. Penanaman serai wangi pada kemiringan lahan 25 – 30 derajat
dengan curah hujan 3.500 mm/th. Sebaiknya menggunakan terasering dan
pertanaman secara pagar.

4.2.2 Penanaman
Penanaman sudah dapat dilakukan. Penanaman sebaiknya dilakukan di awal
atau di akhir musim hujan untuk menghindari penyiraman. Bibit yang ditanam pada
musim hujan akan tumbuh dengan cepat. Bibit serai wangi ditanam 1 atau 2 batang
per lubang tanam. Bila ukuran batang bibit yang akan ditanam cukup besar, cukup
ditanam 1 batang per lubang, tetapi bila kecil-kecil ditanam 2 batang per lubang.
Penanaman dilakukan sampai sedikit di atas pangkal batang, lalu tanah di sekitar bibit
dipadatkan.
4.2.3 Penyiangan dan Penyulaman
Penyiangan pertama dilakukan 1 bulan setelah tanam selanjutnya tiga bulan
sekali atau 4 kali dalam setahun tergantung pertumbuhan gulma. Sedangkan
penyulaman dilakukan bila ada bibit yang belum tumbuh atau mati dalam kurun
waktu satu bulan Setelah tanam.Penyulaman ini sangat penting untuk
mempertahankan jumlah populasi dan produksi. Bibit yang digunakan untuk
penyulaman dapat berasal dari anakan yang sudah ditanam dan hidup di sampingnya
atau dari rumpun induk yang sejenis.

4.2.4 Pemupukan
Untuk menjaga kesuburan tanah dan kestabilan produksi, tanaman serai wangi
perlu dipupuk. Pupuk berpengaruh pada produksi daun dan banyaknya minyak atsiri
yang dihasilkan per hektar (Rusli et al.,1990). Umur satu bulan setelah tanam, beri
pupuk urea sebanyak 4 gram pertanaman.

18
4.2.5 penyiraman

Satu proses pembekalan air /aplikasi atau pengaliran kepada tanah untuk
keperluan tumbesaran tanaman dan seterusnya dapat meningkatkan kualitas dan hasil
tanaman .penyiraman dilakukan dalam sehari 2 kali yaitu pada pagi hari dan sore hari.

19
V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Tanaman serai wangi merupakan tanaman rempah rempah keberaannya
melimpah di indonesia manfaat tanaman serai sebagai bumbu dapur dan berkahasiat
sebagai obat obatan .sebagian besar masyarakat indonesia memanfaat tanaman serai
sebagai bumbu dapur.
5.2 SARAN
Tanaman ini harus dibudidaya banyak diindonesia karna tanaman serai sangat
penting bagi kesehatan manusia.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016, makalah observasi tanaman sereh :


http://www.warnetgadis.com/2016/09/makalah-observasi-tanaman-sereh
serai.html, diakses 13 september 2020, 14.33

Suroso, SP. 2018. Penyuluh Kehutanan Lapangan Dinas Kehutanan Dan Perkebunan
Daerah Istimewa Yogyakarta.

Arzani,M. N dan Riyanto, R. 1992. Aktifitas antimikrobia minyak atsiri daun


beluntas, daun sirih, niji pala, buah lada, rimpang bangle, rimpang serei,
rimpang laos, bawang merah dan bawang putih secara invitro. Laporan
Penelitian. Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.

Daswir dan Kusuma I, 2014. Pengembangan Tanaman Sereh Wangi di


Sawahlunto Sumatera Barat. Bulletin Tanaman Rempah dan Obat Vol.
XVIII No.2. 12-22.

Ginting. 2004. Minyak sereh Wangi. Jilid I. Ketaren (penerjemah). UI press,


Jakarta.

Kardinan A. 2005. Tanaman penghasil minyak atsiri komoditas wangi penuh


potensi. Agro Media Pustaka. 64 hal.

Ketut SumiarthaNaniek Kohdrata Nyoman S. Antara. 2012. Budidaya dan


pascapanen tanaman sereh wangi (Cymbopogon Cittarus) Stapf. Pusat
Studi Ketahanan Pangan Universitas Udayana.

21
DOKUMENTASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

22
23

Anda mungkin juga menyukai