Anda di halaman 1dari 14

ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

LEMBARAN KERJA
Nama : Nurafni Oktavia, AMK Tanggal : 7 Juni 2022

Sebutkan nama nama bagian jantung pada gambar di bawah ini


JAWABAN GAMBAR

1. Rongga Hidung
2. Hidung
3. Lidah
4. Laring
5. Bronkus kanan
6. Paru – paru kanan
7. Paring
8. Trakea
9. Bronkus kiri
10. Paru-paru kiri
11. Diafragma
12. Laring
13. Trakea
14. Annular ligamen
15. Root of right lung
16. Location of carina
17. Root of left lung
18. Primery bronchi
19. Secondary bronchi right
20. Secondary bronchi left
21. Alveoli
22. Thyroid cartilage
23. Cricoid cartilage
24. Trakea
25. Upper lobe kanan
26. Bronkus kanan
27. Horisontal fisura
28. Middle lobe kanan
29. Oblique fisura
30. Lower lobe kanan
31. Bronkus kiri
32. Upper lobe bronkus
33. Lower lobe bronkus
34. Tertiary bronkus
35. Upper lobe kiri
36. Lower lobe kiri
37. Notch for the heart (rongga Jantung)
38. Trakea
39. Cartilage ring
40a.Root of lung
40b.secondary bronkus
41. Tertiary bronkus
42. Bronkiolus
43. Terminal bronkiolus
44. Respirasi bronkiolus
45. Alveoli in pulmonary lobul

1. Sebutkan dan jelaskan saluran napas bagian atas


Jawaban:
a. Rongga hidung :terdapat selaput lendir respirasi yang memiliki fungsi utama
menghangatkan, menyaring, dan melembabkan udara yang di hirup. Selaput lendir pada
rongga hidung terdiri dari psedostrafied ciliated columnar epithelium, sel goblet, kelenjar
serous dan pembuluh darah.
b. Nasofaring : pada bagian ini ada dua alat penting yaitu pharyngeal tonsil dan tuba
Eustachius
c. Orofaring: merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring. Disini terdapat pangkal
lidah.
d. Laringofaring: merupakan bagian yang cukup penting karena disini terjadi persilangan
antara aliran udara dan aliran makanan, yang berlangsung secara bergantian.
2. Sebutkan dan jelaskan saluran napas bagian bawah
Jawaban:
a. Laring : terdiri dari tulang rawan krikotiroid, selaput/pita suara, epilotis, glotis.
b. Trakea : merupakan pipa silindris dengan panjang ±11 cm berbentuk ¾ cincin tulang
rawan seperti huruf C. pada bagian belakang kedua ujung huruf Cdihubungkan oleh
membranfibroelastic yang menempel pada dinding depan esofagus, sehingga dinding
depan trakea berbentuk oval, sedang bagian belakang datar.
c. Bronki :bagian ini merupakan percabangan trakea kekanan dan kekiri. Tempat
percabangan ini dikenal sebagai carina. Bronkus kanan lebih pendek,lebih lebar, lebih
dekat dengan trakea dibandingkan bronkus kiri. Hal ini mempunyai konsekwensi benda
atau bahan asing dan pipa endotrakeal cenderung masuk ke bronkus kanan.
d. Bronchiolus
Cabang ke 12 – 15 bronkus. Tidak mengandung lempeng tulang rawan, tidak
mengandung kelenjar submukosa. Otot polos bercampur dengan jaringan ikat longgar.
Epitel kuboid bersilia dan sel bronkiolar tanpa silia (sel Clara). Lamina propria tidak
mengandung sel goblet.
e. Bronchiolus respiratorius
Merupakan peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi paru. Lapisan : epitel kuboid,
kuboid rendah, tanpa silia. Mengandung kantong tipis (alveoli).
f. Duktus alveolaris
Lanjutan dari bronkiolus. Banyak mengandung alveoli. Tempat alveoli bermuara.
g. Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat terjadinya pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup. Jumlahnya 200 - 500
juta. Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli disokong oleh serat kolagen, dan
elastis halus.
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel alveolar besar ( sel alveolar
tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I) jumlahnya hanya 10% , menempati 95 % alveolar
paru. Sel alveolar besar (tipe II) jumlahnya 12 %, menempati 5 % alveolar. Sel alveolar
gepeng terletak di dekat septa alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal bulat, ditutupi
mikrovili pendek, permukaan licin, memilki badan berlamel. Sel alveolar besar
menghasilkan surfaktan pulmonar. Surfaktan ini fungsinya untuk mengurangi kolaps
alveoli pada akhir ekspirasi. Jaringan diantara 2 lapis epitel disebut interstisial.
Mengandung serat, sel septa (fibroblas), sel mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantara
alveoli disebut pori Kohn. Sel fagosit utama dari alveolar disebut makrofag alveolar.
Pada perokok sitoplasma sel ini terisi badan besar bermembran. Jumlah sel makrofag
melebihi jumlah sel lainnya.
h. Pleura
Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini mengandung serat elastin, fibroblas,
kolagen. Yang melekat pada paru disebut pleura viseral, yang melekat pada dinding
toraks disebut pleura parietal. Ciri khas mengandung banyak kapiler dan pembuluh
limfe. Saraf adalah cabang nervus frenikus dan nervus interkostal.
i. Paru - Paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga lobus di paru
sebelah kanana dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara kedua paru terdapat ruang
yang bernama cardiac notch yang merupakan tempat bagi jantung. Masing-masing
paru dibungkus oleh dua membran pelindung tipis yang disebut parietal dan visceral
pleura. Parietal pleura membatasi dinding toraks sedangkan visceral pleura membatasi
paru itu sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini
mengurangi gesekan antar kedua pleura sehingga kedua lapisan dapat bersinggungan satu
sama lain saat bernafas. Cairan ini juga membantu pleura visceral dan parietal melekat
satu sama lain, seperti halnya dua kaca yang melekat saat basah (Peate and Nair, 2011).
Cabang-cabang bronkus terus terbagi hingga bagian terkecil yaitu bronchiole. Bronchiole
pada akhirnya akan mengarah pada bronchiole terminal. Di bagian akhir bronchiole
terminal terdapat sekumpulan alveolus, kantung udara kecil tempat dimana terjadi
pertukaran gas (Sherwood, 2010). Dinding alveoli terdiri dari dua tipe sel epitel alveolar.
Sel tipe I merupakan sel epitel skuamosa biasa yang membentuk sebagian besar dari
lapisan dinding alveolar. Sel alveolar tipe II jumlahnya lebih sedikit dan ditemukan
berada diantara sel alveolar tipe I. sel alveolar tipe I adalah tempat utama pertukaran gas.
Sel alveolar tipe II mengelilingi sel epitel dengan permukaan bebas yang mengandung
mikrofili yang mensekresi cairan alveolar. Cairan alveolar ini mengandung surfaktan
sehingga dapat menjaga permukaan antar sel tetap lembab dan menurunkan tekanan pada
cairan alveolar. Surfaktan merupakan campuran kompleks fosfolipid dan lipoprotein.
Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara ruang udara dan darah terjadi secara difusi
melewati dinding alveolar dan kapiler, dimana keduanya membentuk membran
respiratori (Tortora dan Derrickson, 2014).
j. Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat terjadinya pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup. Jumlahnya 200 - 500
juta. Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli disokong oleh serat kolagen, dan
elastis halus.
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel alveolar besar ( sel alveolar
tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I) jumlahnya hanya 10% , menempati 95 % alveolar
paru. Sel alveolar besar (tipe II) jumlahnya 12 %, menempati 5 % alveolar. Sel alveolar
gepeng terletak di dekat septa alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal bulat, ditutupi
mikrovili pendek, permukaan licin, memilki badan berlamel. Sel alveolar besar
menghasilkan surfaktan pulmonar. Surfaktan ini fungsinya untuk mengurangi kolaps
alveoli pada akhir ekspirasi. Jaringan diantara 2 lapis epitel disebut interstisial.
Mengandung serat, sel septa (fibroblas), sel mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantara
alveoli disebut pori Kohn. Sel fagosit utama dari alveolar disebut makrofag alveolar.
Pada perokok sitoplasma sel ini terisi badan besar bermembran. Jumlah sel makrofag
melebihi jumlah sel lainnya.
k. Pleura
Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini mengandung serat elastin, fibroblas,
kolagen. Yang melekat pada paru disebut pleura viseral, yang melekat pada dinding
toraks disebut pleura parietal. Ciri khas mengandung banyak kapiler dan pembuluh
limfe. Saraf adalah cabang nervus frenikus dan nervus interkostal.

3. Jelaskan tentang Pleura dan lapisan – lapisannya


Jawaban:
Pleura adalah rongga tipis yang berisi cairan di antara du pleura(viseral dan parietal) dari
paru-paru kiri dan kanan. Ada juga yang mengetakan pleura adalah sebuah membran serosa
yang terlipat dan membentuk dua lapis membran.
a. Pleura parietal (bagian luar) : menempel pada dinding rongga dada, tetapi terpisah oleh
fasia endotoraks.
b. Pleura viseral (bagian dalam) : menutupi paru-paru dan menggabungkan struktur –
struktur, seperti pembuluh darah bronkus dan saraf – saraf.
Antara selaput dalam dan luar, ada rongga berisi cairan pelura yang gunanya sebagai
pelumas paru-paru. Dinding rongga pleura ini juga sifatnya permeabel terhadap air atau zat
lain.

4. Sebutkan dan jelaskan mengenai otot-otot pernapasan


Jawaban:
a. Otot inspirasi utama yaitu m.intercostalisextermus dan m. Diafragma.
b. Otot inspirasi tambahan yaitu m. sternocleidomastoideus yang berfungsi mengangkat
sternum ke superior dan m. serratus anterior berfungsi mengangkat sebagian besar costa
dan m.scalenus berfungsi mengangkat dua costa pertama.
c. Otot ekspirasi yaitu m. rectus abdominis memberikan efek tarikan kearah inferior yang
sangat kuat terhadap costa bagian bawah.pada saat yang bersamaan otot ini dan otot
abdominal lainnya menekan isis abdomen kearah difragma. sedangkan m.intercostalis
internus juga berfungsi menarik rongga thoraks bawah.Jelaskan proses mekanika
Ventilasi.

5. Proses mekanika Ventilasi adalah :


Seperti telah diketahui pergerakan udara masuk dan keluar paru-paru dengan merubah
volume paru-paru. Perubahan volume paru-paru terjadi melalui kontraksi 20 otot-otot
skeletal, khususnya yang berinsersi pada tulang rangka iga, dan otot diafragma pada saat
inspirasi. Selain hal tersebut, sifat paru-paru yang elastis (elastic recoil) sehingga dapat
diregangkan dan dapat kembali ke posisi semula pada saat ekspirasi juga turut berperan
dalam siklus pernapasan.
Paru - paru dapat dikembangkan melalui dua cara: (1) dengan gerakan naik turun diafragma
untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada, dan (2) dengan depresi dan elevasi
tulang iga untuk memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior rongga dada.
Siklus respirasi terdiri dari satu siklus inspirasi dan ekspirasi. Pada awal siklus respirasi
tekanan intrapulmonal (intra-alveolus) dan tekanan atmosfer adalah sama dan tidak ada
pergerakan udara (gradien tekanan 0). Inspirasi adalah proses aktif dan melibatkan satu atau
lebih otot diafragma dan intercostalis eksterna. Kontraksi diafragma akan mendatarkan dasar
rongga dada, meningkatkan volume dada dan turunnya tekanan intrapleura secara bertahap
tekanan ini turun menjadi sekitar -4 sampai -6 mmHg. Selama periode tersebut tekanan
intrapulmonal turun menjadi -1 mmHg yang diikuti dengan masuknya udara ke paru-paru.
Ekspirasi umumnya adalah proses pasif, namun dapat menjadi aktif tergantung dari tingkat
aktifitas pernafasan. Pada pernapasan tenang, diafragma mengalami relaksasi dan sifat
elastic daya lenting paru (elastic recoil), dinding dada dan struktur abdomen akan menekan
paru sehingga saat ekspirasi dimulai, tekanan intrapleura dan tekanan intrapulmonal
meningkat dengan cepat mendorong udara keluar paru-paru. Saat akhir ekspirasi, tidak ada
lagi pergerakan udara saat tidak ada lagi perbedaan tekanan intrapulmonal dengan tekanan
atmosfer. Jumlah udara yang masuk sama dengan yang keluar paru-paru, ini disebut volume
tidal. Selama siklus pernapasan, terdapat suatu tekanan transpulmonal yaitu selisih antara
tekanan intrapulmonal dengan tekanan intrapleura, yang biasanya digunakan untuk
mengkalkulasi area potensial paru paru. Secara matematis tekanan transpulmonal dapat
dituliskan menjadi P tranpulmonal = P intrapulmonal – P intrapleura.

6. Fungsi respirasi yaitu :


1. Menghirup dan menghembuskan udara atau bernapas
Pada paru-paru, udara dihirup melalui rongga hidung dan mulut. Selanjutnya akan
bergerak melalui faring, laring dan trakea lalu menuju ke paru-paru. Selanjutnya udara
akan dihembuskan keluar dan mengalir melalui jalur yang sama. ketika sedang
menghirup udara, diafragma dan tulang rusuk terangkat. Saat volume paru-paru
meningkat, tekanan udara turun dan udara masuk. Saat menghembuskan napas, otot-otot
menjadi rileks, paru-paru menjadi lebih kecil dan udara dikeluarkan.
2. Pertukaran Gas antara Paru-paru & Aliran Darah

Di dalam paru-paru, akan terjadi pertukaran antara oksigen dengan limbah karbon
dioksida. Proses ini disebut dengan respirasi eksternal dan terjadi di alveoli. Oksigen
yang dihirup akan mengikat molekul hemoglobin dalam sel darah merah dan dipompa
melalui aliran darah.
3. Pertukaran gas antara aliran darah dan jaringan di dalam tubuh
Aliran darah akan mengalirkan oksigen ke sel tubuh dan membuang limbah karbon
dioksida. Proses ini disebut respirasi internal. pada proses ini, sel darah merah akan
membawa oksigen yang diserap dari paru-paru ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
4. Menciptakan Suara
udara yang menggetarkan pita suara akan menciptakan sebuah suara. Suara ini dibentuk
oleh struktur di saluran pernapasan bagian atas. Selama bernapas udara akan mengalir
dari paru-paru ke kotak suara. Saat manusia berbicara otot di laring akan menggerakkan
tulang rawan aritenoid, selanjutnya akan mendorong pita suara. Getaran yang besar pada
pita suara akan menghasilkan suara bernada tinggi. Sedangkan getaran yang kecil akan
membuat suara bernada rendah.
5. Mencium bau
proses penciuman dimulai dengan serat penciuman yang melapisi rongga hidung. Saat
udara memasuki rongga hidung, bahan-bahan kimia di udara akan mengaktifkan reseptor
sistem saraf. Stimulus ini akan mengirimkan sinyal ke otak. Sinyal tersebut akan bergerak
dan dari situlah manusia bisa mengenali bau.

7. Proses difusi adalah :


a. Diffusi adalah perpindahan molekul/zat dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah
yang konsentrasinya rendah.
Difusi gas yang terjadi di paru-paru dengan pembuluh kapiler paru-paru:
• Tekanan parsial oksigen paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan
parsial oksigen di pembuluh kapiler, hal ini menyebabkan oksigen akan berdifusi ke
dalam paru-paru.
• Tekanan parsial karbondioksida pembuluh kapiler paru-paru lebih besar
dibandingkan tekanan parsial karbondioksida yang ada di paru-paru, hal ini
menyebabkan karbondioksida akan berdifusi ke paru-paru, lalu dikeluarkan dari
tubuh.
b. Difusi gas yang terjadi di jaringan tubuh dengan pembuluh kapiler tubuh:
• Tekanan parsial oksigen pembuluh kapiler dalam tubuh lebih besar dibandingkan
dengan tekanan parsial oksigen yang berada di jaringan tubuh, hal ini menyebabkan
oksigen akan berdifusi masuk kembali ke jaringan tubuh.
• Tekanan parsial karbondioksida di jaringan tubuh lebih besar dibandingkan dengan
tekanan parsial karbondioksida yang berada di pembuluh kapiler tubuh, hal ini
menyebabkan karbondioksida akan berdifusi ke pembuluh kapiler dalam tubuh.

8. Proses transportasi yaitu :


a. Transportasi gas
Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen
ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari
paru- paru ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk
dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jarinagn, oksigen ditransfer dari darah
ke jaringan,
dan karbon dioksida ditransfer dari jaringan ke darah untuk Kembali ke alveoli dan
dikeluarkan.Transfer ini bergantung pada proses difusi.
b. Transpor O2
Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Proses
pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru
(ventilasi),aliran darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan
kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi
oleh jumlah oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan
hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen (Ahrens, 1990).
Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagian
besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa
oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk
membentuk oksi hemoglobin. Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik
(revesibel), sehingga memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat
oksigen menjadi bebas.Sehingga oksigen ini bias masuk ke dalam jaringan.
c. Transpor CO2
Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi
menjadi asam karbonat(H2 CO3 ) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat
kemudian berpisah menjadi ion hydrogen(H+ )dan ion bikarbonat (HCO3- ) berdifusi
dalam plasma. Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah merah
bereaksi dengan kelompok asam amino membentuk senyawa karbamino.
Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yang
berkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa dengan karbon dioksida dengan lebih
midah daripada oksi hemoglobin. Dengan demikian darah vena mentrasportasi sebagian
besar karbon doiksida.
d. Perfusi
Perfusi pulmonal adalah aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal O2 diangkut dlm
darah; (oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%) dalam eritrosit bergabung dgn Hb
dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%) CO2 dlm darah ditrasport sbg
bikarbonat
Dalam eritosit sbg natrium bikarbonat
Dalam plasma sbg kalium bikarbonat
Dalam larutan bergabung dengan Hb dan protein plasma
C02 larut dalam plasma 5 – 7 %
HbNHCO3 Carbamoni Hb (carbamate) 15 – 20 % Hb + CO2 HbC0
bikarbonat 60 – 80% HCO3
CO2 + H2O H2CO3 - H+ + CO3-

9. Regulasi ventilasi yaitu :


Regulasi Ventilasi adala Kontrol dari pengaturan ventilasi yang di lakukan oleh sistem
syaraf dan kadar / konsentrasi gas-gas yang ada di dalam darah.
Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur :
- rate implus - - - respirasi
- amplitudo impuls - - - tidal volume
* pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medula oblongata
* pusat kemo - reseptor : anterior medula oblongata
* pusat apneu dan pneumotoraks : p o n s
* rangsang ventilasi terjadi atas :
- PaCO2
- pH darah
- PaO2
* kemoreseptor
- P O N S : perubahan konsentrasi H+ &HCO3 dalam cairan Serebrospinal
- perifer : Arteri karotis
- Arkus aorta
- perubahan konsentrasi H+ dan PaO2

10. Kurve dissosiasi :


Kurva oksihemoglobin disosiasi adalah alat penting untuk memahami bagaimana darah kita
membawa dan melepaskan oksigen. Secara khusus, kurva oksihemoglobin disosiasi
berkaitan saturasi oksigen (SO 2) dan tekanan parsial oksigen dalam darah (PO 2), dan
ditentukan oleh apa yang disebut "afinitas hemoglobin untuk oksigen," yaitu, seberapa
mudah hemoglobin memperoleh dan melepaskan oksigen molekul dari jaringan sekitarnya.
Dalam bentuk dasarnya, kurva disosiasi oksihemoglobin menggambarkan hubungan antara
tekanan parsial oksigen (sumbu x) dan saturasi oksigen (sumbu y). Afinitas Hemoglobin
akan oksigen meningkat sebagai molekul berturut-turut mengikat oksigen. Molekul yang
lebih mengikat sebagai tekanan parsial oksigen meningkat sampai jumlah maksimum yang
dapat terikat tercapai. Sebagai batas ini didekati, mengikat tambahan yang sangat sedikit
terjadi dan tingkat kurva sebagai hemoglobin menjadi jenuh dengan oksigen. Oleh karena itu
kurva memiliki sigmoidal atau S-bentuk. Pada tekanan di atas sekitar 60 mmHg, kurva
disosiasi standar relatif datar, yang berarti bahwa kandungan oksigen darah tidak berubah
secara signifikan bahkan dengan peningkatan besar dalam tekanan parsial oksigen. Untuk
mendapatkan lebih banyak oksigen ke jaringan akan membutuhkan transfusi darah untuk
meningkatkan jumlah hemoglobin (dan karenanya oksigen daya dukung), atau oksigen
tambahan yang akan meningkatkan oksigen terlarut dalam plasma. Oksihemoglobin standar
Disosiasi Curve menunjukkan P50, dan SaO2 pada PaO2 = 80 mmHg.
Meskipun pengikatan oksigen ke hemoglobin terus sampai batas tertentu untuk tekanan di
bawah sekitar 60 mmHg, sebagai oksigen tekanan parsial menurun di daerah curam kurva,
oksigen diturunkan ke jaringan perifer mudah sebagai afinitas hemoglobin berkurang.
Tekanan parsial oksigen dalam darah di mana hemoglobin adalah 50% jenuh, biasanya
sekitar 26,6 mmHg untuk orang yang sehat, yang dikenal sebagai P 50. P 50 adalah ukuran
konvensional afinitas hemoglobin terhadap oksigen. Dengan adanya penyakit atau kondisi
lain yang mengubah afinitas oksigen hemoglobin dan, akibatnya, menggeser kurva ke, kanan
atau kiri 50 perubahan P sesuai. Sebuah P meningkat 50 menunjukkan pergeseran ke kanan
dari kurva standar, yang berarti bahwa tekanan parsial yang lebih besar diperlukan untuk
mempertahankan saturasi oksigen 50%. Ini menunjukkan afinitas menurun. Sebaliknya, P
rendah 50 menunjukkan pergeseran ke kiri dan afinitas yang lebih tinggi.

11. Penjelasan tentang respirasi eksterna/ dan respirasi internal :


Proses respirasi secara umum dapat dibagi menjadi respirasi eksternal dan respirasi internal.
Respirasi eksternal adalah semua proses menyangkut pertukaran O2 dan CO2 antara
lingkungan luar dan cairan interstitial tubuh. Respirasi Eksternal meliputi empat tahapan,
yaitu:
(1) Ventilasi paru yang berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfir dan alveoli paru,
(2) Distribusi molekul-molekul gas intrapulmoner,
(3) Difusi oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah,
(4) Perfusi yang berarti pengambilan gas-gas oleh aliran darah kapiler paru yang adekuat.
Respirasi internal adalah pertukaran gas-gas (oksigen atau O2 dan karbon dioksida atau
CO2) antara darah dan jaringan. Pertukaran ini meliputi beberapa proses yaitu efisiensi
kardio-sirkulasi dalam menjalankan darah kaya oksigen (O2), distribusi kapiler, difusi
(perjalanan gas ke ruang interstisial dan menembus dinding sel) dan metabolisme sel yang
melibatkan enzim.

12. Transportasi gas, oksigen dan karbondioksida :


1) Transpor O2 di darah & jaringan.
O2 ditranspor dengan mekanisme difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari
konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah. Adapun dalam sistem transpornya O2 dapat
dibagi menjadi dua yaitu :
a. 1,5% O2 terlarut di plasma
b. 98,5% O2 berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin
Dengan tingginya tekanan parsial O2 (PO2) di darah dibanding di jaringan, maka O2
akan ditranspor dari darah ke jaringan. Faktor yang dapat mempengaruhi transpor O2
selain PO2 adalah pH, PCO2, suhu, & 2,3 BPG. Faktor-faktor tersebut akan
mempengaruhi afinitas O2.
2) Transpor CO2 di darah & jaringan.
CO2 ditranspor secara difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari konsentrasi
tinggi ke rendah. Adapun dalam mekanisme transpornya CO2 ditranspor dalam 3 bentuk:
a. 7% terdisolusi di plasma
b. 23% berikatan dengan Hb membentuk karbaminohemoglobin
c. 70% berbentuk ion bikarbonat
Saat tekanan parsial CO2 (PCO2) di jaringan lebih tinggi, maka CO2 akan ditranspor dari
jaringan ke darah.
a. Transpor O2 di darah & jaringan
O2 ditranspor dengan mekanisme difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari
konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah. Adapun dalam sistem transpornya O2 dapat
dibagi menjadi dua yaitu :
• 1,5% O2 terlarut di plasma
• 98,5% O2 berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin
Dengan tingginya tekanan parsial O2 (PO2) di darah dibanding di jaringan, maka O2
akan ditranspor dari darah ke jaringan. Faktor yang dapat mempengaruhi transpor O2
selain PO2 adalah pH, PCO2, suhu, & 2,3 BPG. Faktor-faktor tersebut akan
mempengaruhi afinitas O2.
b. Transpor CO2 di darah & jaringan
CO2 ditranspor secara difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari konsentrasi
tinggi ke rendah. Adapun dalam mekanisme transpornya CO2 ditranspor dalam 3 bentuk:
• 7% terdisolusi di plasma
• 23% berikatan dengan Hb membentuk karbaminohemoglobin
• 70% berbentuk ion bikarbonat
Saat tekanan parsial CO2 (PCO2) di jaringan lebih tinggi, maka CO2 akan ditranspor dari
jaringan ke darah.

Anda mungkin juga menyukai