LEMBARAN KERJA
Nama : Nurafni Oktavia, AMK Tanggal : 7 Juni 2022
1. Rongga Hidung
2. Hidung
3. Lidah
4. Laring
5. Bronkus kanan
6. Paru – paru kanan
7. Paring
8. Trakea
9. Bronkus kiri
10. Paru-paru kiri
11. Diafragma
12. Laring
13. Trakea
14. Annular ligamen
15. Root of right lung
16. Location of carina
17. Root of left lung
18. Primery bronchi
19. Secondary bronchi right
20. Secondary bronchi left
21. Alveoli
22. Thyroid cartilage
23. Cricoid cartilage
24. Trakea
25. Upper lobe kanan
26. Bronkus kanan
27. Horisontal fisura
28. Middle lobe kanan
29. Oblique fisura
30. Lower lobe kanan
31. Bronkus kiri
32. Upper lobe bronkus
33. Lower lobe bronkus
34. Tertiary bronkus
35. Upper lobe kiri
36. Lower lobe kiri
37. Notch for the heart (rongga Jantung)
38. Trakea
39. Cartilage ring
40a.Root of lung
40b.secondary bronkus
41. Tertiary bronkus
42. Bronkiolus
43. Terminal bronkiolus
44. Respirasi bronkiolus
45. Alveoli in pulmonary lobul
Di dalam paru-paru, akan terjadi pertukaran antara oksigen dengan limbah karbon
dioksida. Proses ini disebut dengan respirasi eksternal dan terjadi di alveoli. Oksigen
yang dihirup akan mengikat molekul hemoglobin dalam sel darah merah dan dipompa
melalui aliran darah.
3. Pertukaran gas antara aliran darah dan jaringan di dalam tubuh
Aliran darah akan mengalirkan oksigen ke sel tubuh dan membuang limbah karbon
dioksida. Proses ini disebut respirasi internal. pada proses ini, sel darah merah akan
membawa oksigen yang diserap dari paru-paru ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
4. Menciptakan Suara
udara yang menggetarkan pita suara akan menciptakan sebuah suara. Suara ini dibentuk
oleh struktur di saluran pernapasan bagian atas. Selama bernapas udara akan mengalir
dari paru-paru ke kotak suara. Saat manusia berbicara otot di laring akan menggerakkan
tulang rawan aritenoid, selanjutnya akan mendorong pita suara. Getaran yang besar pada
pita suara akan menghasilkan suara bernada tinggi. Sedangkan getaran yang kecil akan
membuat suara bernada rendah.
5. Mencium bau
proses penciuman dimulai dengan serat penciuman yang melapisi rongga hidung. Saat
udara memasuki rongga hidung, bahan-bahan kimia di udara akan mengaktifkan reseptor
sistem saraf. Stimulus ini akan mengirimkan sinyal ke otak. Sinyal tersebut akan bergerak
dan dari situlah manusia bisa mengenali bau.