Anda di halaman 1dari 25

804

BAB 36

Kelahiran Kurang Bulan

ANGKA KEMATIAN BAYI KURANG BULAN . . . . . . . . . . . 804 1960, neonatus dengan berat 1000 g memiliki risiko kematian sebesar
95 persen. Pada saat ini, neonatus dengan berat badan lahir yang
MORBIDITAS BAYI KURANG BULAN . . . . . . . . . . . . . . 805 sama memiliki kesempatan bertahan-tahan hidup 95 persen
MORTALITAS DAN MORBIDITAS PADA BATAS (Ingelfinger, 2007). Peningkatan yang luar biasa dalam hal
PREMATUR1TAS TERTINGGI DAN TERENDAH . . . . . . . . 805 kelangsungan hidup ini disebabkan perluasan aplikasi perawatan
intensif neonatus pada awal 1970-an.
PENYEBAB PELAHIRAN KURANG BULAN . . . . . . . . . . . 810
FAKTOR PENDAHULU DAN PENYOKONG . . . . . . . . . . . 811
DIAGNOSIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 814 ANGKA KEMATIAN BAYI KURANG BULAN
PENCEGAHAN KELAHIRAN KURANG BULAN . . . . . . . . . 816 Di Amerika Serikat pada tahun 2005, 28.384 bayi meninggal pada
tahun pertama kehidupan mereka (Tabel 36-1). Kelahiran kurang
PENATALAKSANAAN KETUBAN PECAH DINI
bulan, yang didefinisikan sebagai pelahiran sebelum 37 minggu
DAN PERSALINAN KURANG BULAN . . . . . . . . . . . . . . . . 817
lengkap, terkait dengan sekitar dua pertiga kematian ini. Seperti di-
PERSALINAN KURANG BULAN DENGAN tunjukkan pada Tabel 36-1, kelahiran kurang bulan lanjut, yang di-
KETUBAN UTUH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 821 definisikan sebagai kelahiran dengan usia kehamilan 34-36 minggu,
terdapat pada sekitar 70 persen dari semua kelahiran kurang bulan.
Seperti dijelaskan pada Bab 1 (hal. 4), meskipun angka kematian bayi
Definisi berat badan lahir rendah adalah neonatus yang dilahirkan di Amerika Serikat sebenarnya telah menurun selama seabad ter-
terlalu kecil. Kelahiran kurang bulan atau prematur adalah istilah yang akhir, angka kematian tersebut belum berubah sejak tahun 2000
digunakan untuk mendefinisikan neonatus yang dilahirkan terlalu dini. hingga 2005 (MacDorman dan Matthews, 2008). Dengan demikian,
Berdasarkan usia kehamilan, bayi yang baru lahir mungkin kurang masalah kelahiran kurang bulan masih merupakan masalah kesehatan
bulan, aterm, atau lebih bulan. Berdasarkan ukuran, bayi yang baru utama.
lahir mungkin tumbuh normal dan sesuai masa kehamilan, kecil Angka kelahiran kurang bulan—penyumbang terbesar kematian
ukurannya, yaitu, kecil masa kehamilan, atau tumbuh berlebihan, bayi—mulai meningkat di Amerika Serikat pada tahun 1996. Seperti
yaitu, besar masa kehamilan. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah yang ditunjukkan pada Gambar 36-1, kelahiran kurang bulan yang
kecil masa kehamilan telah banyak digunakan untuk mengelompokkan terindikasi secara medis merupakan penanggung jawab terbesar atas
bayi baru lahir dengan berat badan lahir yang biasanya dibawah peningkatan ini. Hal lain yang mengganggu adalah kesenjangan rasial
persentil ke-10 untuk masa kehamilan. Istilah-istilah lain yang sering yang persisten, sehingga kemungkinan bayi berkulit hitam untuk
digunakan termasuk hambatan pertumbuhan janin atau hambatan meninggal dua kali lebih besar dalam tahun pertama kehidupan, dan
pertumbuhan intrauteri. Istilah besar masa kehamilan telah digunakan hampir dua pertiga kesenjangan ini dapat dihubungkan dengan
secara luas untuk mengategorikan bayi yang berat badan lahirnya kelahiran kurang bulan (Schempf dkk. 2007). Beberapa peneliti
diatas persentil ke-90 untuk masa kehamilan. Istilah sesuai masa menghubungkan ketimpangan ini. dengan kesenjangan kelas (rasial)
kehamilan menandakan bayi baru lahir yang berat badannya antara dalam hal kesehatan yang berkaitan dengan isu-isu sosial ekonomi
persentil ke-10 dan 90. Dengan demikian, bayi yang lahir sebelum (Collins dkk. kerja, 2007). Angka kelahiran kurang bulan di Amerika
waktunya dapat kecil atau besar untuk masa kehamilan, tetapi masih Serikat juga lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara indusui
sesuai dengan definisi kurang bulan. Berat badan lahir rendah lainnya (Ananth dkk., 2009; Joseph dkk., 2007). Sebagai contoh angka
mengacu pada kelahiran dengan berat 500-2500 g; berat badan lahir kelahiran kurang bulan adalah 12,3 persen di Amerika Serikat pada
sangat rendah mengacu pada kelahiran 500-1500 g, dan berat badan tahun 2003 dibandingkan dengan 7,7 persen di Kanada. Sebagian
lahir sangat rendah mengacu untuk kelahiran 500-1000 g. Pada tahun perbedaan ini disebabkan oleh penggunaan tanggal menstruasi untuk
Kelahiran prematur 805

TABEL 36-1. Angka Kematian Bayi di Amerika Serikat Tahun 2005


Kelahiran Hidup Bayi Meninggal
No. (%) No. (%)

BAB 36
Total Bayi 4.138.573 (100) 28.384 (100)
Usia kehamilan saat lahir
<32 minggu 83.428 (2) 15.287 (54)
32–33 minggu 65.853 (1,6) 1.099 (4)
34–36 minggu 373.663 (9) 1.727 (10)
37–41 minggu 3.346.237 (81) 8.116 (29)
42 minggu 239.850 (6) 637 (2)
Tidak diketahui 29.542 (0.7) 516 (2)

Diadaptasi dari Mathews dan MacDorman (2008).

perhitungan usia kehamilan di Amerika serikat dibandingkan dengan mendapatkan perhatian karena peningkatan angka morbiditas di-
estimasi klinis di Kanada. bandingkan dengan bayi-bayi aterm. Perhatian juga telah diberikan ter-
hadap peningkatan angka bayi kurang bulan berukuran kecil—berat
badan lahir sangat rendah dan berat badan lahir ekstrem rendah. Bayi-
MORBIDITAS BAYI KURANG BULAN bayi ini kebanyakan menderita tidak hanya komplikasi segera
Berbagai jenis morbiditas, terutama dikarenakan sistem organ yang prematuritas, tetapi juga gejala sisa jangka panjang, seperti cacat
imatur, secara signifikan meningkat pada bayi yang lahir perkembangan saraf. Bahkan, kelahiran hidup yang sebelumnya
sebelum usia kehamilan 37 minggu dibandingkan dengan mereka dianggap "abortus" karena berat mereka kurang dari 500 g sekarang
yang sekitar 40 tahun, berbagai komplikasi pada bayi-bayi yang diklasifikasikan sebagai kelahiran hidup. Terdapat 6.666 kelahiran
lahir sebelum 34 minggu telah menjadi fokus utama. Hanya baru- seperti itu tercatat di Amerika Serikat pada tahun 2006 (Martin dkk.,
baru ini, bayi kurang bulan lanjut-34 hingga 36 minggu—telah 2009). Langkah-langkah yang menakjubkan telah dilakukan demi
kelangsungan hidup selama masa neonatus untuk bayi yang dilahirkan
50 kurang bulan. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang lahir setelah
Perubahan angka kelahiran kurang bulan dibandingkan dengan tahun

28 minggu. Gambar 36-2 menampilkan angka kelangsungan hidup


40 lebih dari 18.000 bayi yang lahir dengan berat antara 400 dan 1.500 g
atau antara usia kehamilan 22 dan 32 minggu (Fanaroff dkk., 2007).
30 Yang penting, hasil-hasil ditampilkan sebagai rumusan baik berat
badan lahir maupun usia kehamilan. Setelah mencapai berat badan
20
lahir ≥1.000 g atau usia gestasi 28 minggu (untuk perempuan) hingga
30 minggu (untuk laki-laki), tingkat kelangsungan hidup mencapai 95
persen.
10
Sumber daya perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah
merupakan alat ukur beban permasalahan yang dihadapi oleh
1989 (persen)

0
masyarakat terkait prematuritas. Biaya ekonomi langsung atas
kelahiran kurang bulan saja diperkirakan melebihi $18 miliar pada
–10 tahun 2003. Ini merupakan separuh dari seluruh biaya rumah sakit
untuk perawatan bayi yang baru lahir di Amerika Serikat (Behrman
–20 dan Butler, 2007). Kon-sekuensi ekonomi pada mereka yang
dilahirkan kurang bulan kem-udian melewati periode baru lahir
–30 hingga menjadi bayi, remaja, dan dewasa belum diperkirakan, tetapi
semestinya sangat besar jika efek penyakit-penyakit masa dewasa yang
–40 berhubungan dengan prema-turitas, seperti hipertensi dan diabetes,
Semua kelahiran prematur ikut dipertimbangkan (Hof-man, 2004; Hovi, 2007; Ingelfinger, 2007;
Ruptur membran Kaijser dkk., 2009).
–50
Diindikasikan secara medis
Kelahiran prematur spontan
–60 MORTALITAS DAN MORBIDITAS PADA BATAS
PREMATURITAS TERTINGGI DAN TERENDAH
1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001
Kemajuan luar biasa akan perawatan perinatal dan neonatal bayi
GAMBAR 36-1 Angka kelahiran < 37 minggu di Amerika Serikat kurang bulan telah diketahui, terutama pada bayi-bayi yang
dari tahun 1989 hingga 2001. (Dicetak ulang dari Ananth CV,
dilahirkan 533 minggu. Karena kelangsungan hidup bayi imatur yang
Joseph KS, Oyelese Y dkk.,: Trends in preterm birth and perinatal
mortality among singletons: United States, 1989 hingga 2000, semakin meningkat pada tahun 1990-an, muncul ketidakpastian dan
Obstetrics & Gynecology, 2005, vol. 105, no. 5, pt. 1, hlm. kontroversi tentang batas bawah kematangan janin yang kompatibel
1084-1091, dengan izin.)
806 Komplikasi Obstetri

TABEL 36-2. Masalah-Masalah Utama Jangka Pendek dan Jangka Panjang pada Bayi dengan Berat Badan Lahir
Sangat Rendah
Organ atau Sistem Masalah Jangka Pendek Masalah Jangka Panjang
Paru-paru Sindrom distres pernapasan kebocoran Displasia bronkopulmoner, penyakit jalan
BAGIAN 7

udara, displasia bronkopulmoner, napas reaktif, Asma


apneu prematuritas
Gastrointestinal atau Hiperbilirubinemia, gangguan makan, Gagal tumbuh, sindrom short-bowel,
Nutrisional necrotizing enterocolitis, gangguan kolestasis
pertumbuhan
Imunologi Infeksi nosokomial, imunodefisiensi, Infeksi Respiratory synctial virus, bronkiolitis
infeksi perinatal
Sistem Saraf Pusat Perdarahan intraventrikular, Cerebral palsy, hidrosefalus atrofi
leukomalasia serebral, hambatan neurodevelop-
periventrikular, hidrosefalus mental, gangguan pendengaran
Oftalmologi Retinopati prematuritas
Hipotensi, duktus arteriosus paten Kebutaan, ablasio retina miopia,
Kardiovaskular hipertensi pulmonal strabismus
Ketidakseimbangan air dan elektrolit, Hipertensi pulmonal, hipertensi saat
Renal gangguan asam-basa dewasa
Anemia iatrogenik, memerlukan Hipertensi saat dewasa
Hematologi transfusi berulang, anemia
prematuritas
Endokrinologi Hipoglikemia, kadar tiroksin rendah Kelemahan regulasi glukosa, peningkatan
sementara, defisiensi kortisol resistensi insulin

Dari Eichenwald dan Stark (2008) dengan izin.

Laki-laki (n=6563) Perempuan (n=6493)

1600 1600

0.05
1400 1400

1200 1200
Berat lahir (gram)
Berat lahir (gram)

1000 0.05
1000

800 0.1 800


0.05
0.2
0.1
0.3
600 0.4 600 0.2
0.5 0.3
0.6 0.4
0.7 0.5
0.8 0.6
0.9 0.7
400400 400 0.9 0.8

22 26 24
28 30 32 22 24 26 28 30 32
Usia kehamilan (minggu) Usia kehamilan (minggu)
GAMBAR 36-2 Angka kematian berdasarkan berat badan lahir, usia kehamilan, dan jenis kelamin. Batas-batas wilayah berwarna
menunjukkan persentil berat lahir atas ke-95 dan persentil bawah ke-5 untuk setiap usia kehamilan. Garis lengkung mengindikasikan
kombinasi berat badan lahir dan usia kehamilan dengan estimasi probabilitas kematian yang sama dari 10 hingga 90 persen. Gradasi
warna menunjukkan perubahan estimasi probabilitas kematian—hijau menunjukkan bayi dengan usia kehamilan dan berat badan lahir
lebih rendah, yang besar kemungkinan akan mati; kuning menunjukkan bayi usia kehamilan dan berat badan lahir lebih tinggi, yang
kecil kemungkinan untuk mati. Metode yang digunakan tidak memperhatikan angka kematian bayi-bayi dengan usia kehamilan 22 dan
23 minggu dan berat badan lahir hingga 600 g. (Dari Fanaroff dkk., 2007, dengan izin.)
Kelahiran prematur 807

TABEL 36-3. Ketahanan Hidup Secara Keseluruhan dan Ketahanan Hidup dengan Komplikasi Tertentu pada Bayi dengan
Berat Badan Lahir Sangat Rendah
Kelompok Berat Badan Lahir

BAB 36
501–750 g 751–1000 g 1001–1250 g 1251–1500 g
Dampak (n = 4046) (n = 4266) (n = 4557) (n = 5284)
Ketahanan hidup secara keseluruhan (persen) 55 88 94 96
Ketahanan hidup pada berbagai komplikasi 65 43 22 11
(persen)
Displasia bronkopulmoner saja 42 25 11 4
Perdarahan intraventrikular berat saja 5 6 5 4
Necrotizing enterocolitis saja 3 3 3 2
Displasia bronkopulmoner dan perdarahan 10 4 2 <1
intraventrikular berat
Data dari National Institute of Child Health and Human Development Neonatal Research Network, 1997 to 2002.
Dari Fanaroff dkk., (2007), seperti yang diadaptasi oleh Eichenwald dan Stark (2008), dengan izin,

terhadap kelangsungan hidup di luar rahim. Hal ini menyebabkan persen yang selamat, dan sebagian besar menderita komplikasi berat.
penilaian secara berkelanjutan tentang batasan viabilitas. Yang bertahan hidup, bahkan tanpa komplikasi yang nyata saat
pertama kali keluar dari rumah sakit, tidak meniadakan adanya
■ Ambang Viabilitas gangguan perkembangan yang serius pada usia 8-9 tahun (Gbr.
36-3). Yang penting, kelangsungan hidup bayi berberat badan lahir
Secara umum disepakati bahwa bayi-bayi yang lahir sebelum 26 sangat rendah, dengan dan tanpa komplikasi prematuritas, tidak
minggu, terutama mereka dengan berat badan lahir kurang dari 750 mengalami perbaikan secara bermakna ketika dua periode di-
g, berada di ambang batas kelangsungan hidup dan bahwa bayi-bayi perbandingkan-1997 hingga 2002 dan 1995 hingga 1996 (Eichenwald
kurang bulan ini memunculkan berbagai pertimbangan medis, sosial, dan Stark, 2008). Saigal dan Doyle (2008) membandingkan 16
dan etika yang kompleks (American College of Obstetricians and laporan berdasarkan uji kohort secara geografis dari Australia dan
Gynecologists, 2002, 2008c). Contohnya, Sidney Miller adalah beberapa negara Eropa. Angka ketahanan hidup meningkat secara
seorang anak yang lahir pada usia kehamilan 23 minggu, beratnya progresif dari 1,7 persen pada 22 minggu menjadi 54 persen pada 25
615 g, dan selamat, tetapi mengalami cacat fisik dan mental yang minggu. Secara keseluruhan, 25 persen bayi yang lahir antara 22-25
berat (Annas, 2004). Pada usia 7 tahun, ia digambarkan sebagai anak minggu mengalami cacat neurologis berat dan 72 persen dari mereka
yang "tidak bisa berjalan, berbicara, makan sendiri, atau duduk dengan berat badan lahir <750 g mengalami kesulitan di sekolah.
sendiri. buta, menderita retardasi mental, cerebral palsy, kejang dan Marlow dkk., (2005) mengidentifikasi semua bayi yang lahir antara
kuadriparesis spastik pada kedua tungkainya. "Masalah utama bagi 22 dan 25 minggu di Inggris dan Irlandia antara Maret dan
keluarganya adalah kebutuhan perawatan medis seumur hidup yang Desember 1995 dan menganalisa anak-anak tersebut pada usia 6
diperkirakan akan menelan biaya puluhan juta dolar. tahun. Seperti ditunjukkan dalam Tabel 36-4, angka kelangsungan
Menurut pedoman saat ini, yang dikembangkan oleh American hidup jarang didapat pada mereka yang dilahirkan oleh perempuan
Academy of Pediatrics (Braner dkk., 2000), memulai resusitasi untuk dengan usia kehamilan 22 minggu hanya 2 dari 138 bayi yang hidup.
bayi berumur kurang dari 23 minggu atau mereka dengan berat Angka ini meningkat menjadi 10 persen, 26 persen dan 43 persen,
badan lahir kurang dari 400 g dianggap tidak tepat. Keterlibatan masing-masing pada 23, 24 dan minggu. Seperti ditunjukkan pada
keluarga dianggap penting untuk proses pengambilan keputusan se-
hubungan dengan resusitasi. Jadi, bayi-bayi yang dianggap berada di
100 ELBW "normal" Matur
ambang viabilitas sekarang ini adalah mereka yang dilahirkan oleh
perempuan dengan usia kehamilan 22, 23, 24, atau 25 minggu. Bayi- 80
bayi ini rentan dan rapuh karena sistem organ mereka yang imatur
Persentase bayi

(Vohr dan Allen, 2005). Selain itu, mereka memiliki risiko tinggi 60
untuk cedera otak akibat cedera hipoksik-iskemia dan sepsis (Stoll
dkk., 2004). Pada kondisi ini, hipoksia dan sepsis memicu rantaian 40
kejadian yang mengarah ke perdarahan otak, cedera substansia alba
20
yang menyebabkan leukomalasia periventrikular, dan pertumbuhan
otak selanjutnya yang buruk sehingga menyebabkan cacat per- 0
kembangan saraf (lihat Bab 29, hal. 637). Diperkirakan karena IQ < 85 Masalah Kemam- Masalah Kehilangan Asma
perkembangan otak aktif biasanya terjadi sepanjang trimester kedua belajar puan perilaku pende-
motorik ngaran
dan ketiga, bayi yang lahir pada 22-25 minggu sangat rentan buruk (ringan)
terhadap cedera otak yang disebabkan imaturitas yang ekstrem.
GAMBAR 36-3 Komplikasi medis dan perkembangan saraf
Hasil data lengkap mengenai kelahiran hidup kurang bulan antara tertentu usia 8 hingga 9 tahun pada anak-anak dengan berat lahir
22-25 minggu telah tersedia sejak edisi sebelumnya buku ini. Tabel sangat rendah ekstrem (extremely low birthweight/ELBW),
36-3 menampilkan tingkat ketahanan hidup keseluruhan dan keta- namun tanpa kelainan neurosensoris terlihat pada saat awal
hanan hidup dengan beberapa komplikasi pada setiap penambahan keluar rumah sakit. IQ = intelligence quotient (Data dari Hack
berat lahir 250 g untuk bayi berberat badan lahir sangat rendah. dkk., 2005, seperti yang diadaptasi oleh Eichenwald dan Stark,
Mereka dengan berat badan lahir 500 hingga 750 g, hanya 55 2008, dengan izin.)
808 Komplikasi Obstetri

TABEL 36-4. Prognosis 6 Tahun pada Bayi yang Bertahan Hidup yang Lahir pada Usia
Kehamilan 22 hingga 25 Minggu di Inggris pada Tahun 1995

Usia Kehamilan (minggu)


BAGIAN 7

Dampak 22 23 24 25
Lahir Hidup 138 241 382 424
Bayi Bertahan Hidup 2 (1) 25 (10) 98 (26) 183 (43)
Tanpa cacat sedang hingga
berat pada usia 6 tahun 1 (0.7) 8 (3) 36 (9) 86 (20)

Data ditunjukkan dalam angka (persen).


Diadaptasi dari Marlow dkk. (2005).

Gambar 36-4, skor kognitif bayi yang lahir pada 22 hingga 25 pematangan paru, dan usia kehamilan yang lebih tua memperbaiki
minggu jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi normal yang prognosis bayi-bayi yang lahir pada ambang batas viabilitas.
lahir aterm. Pelahiran caesar pada ambang viabilitas masih kontroversial.
Hasil yang dilaporkan dari Neonatal Research Network disaj ikan Sebagai contoh, jika janin-bayi dianggap terlalu imatur untuk
oleh Tyson dkk., (2008). Sebanyak 4.192 bayi yang dilahirkan pada tindakan agresif, pelahiran caesar untuk indikasi umum, seperti
usia kehamilan 22 hingga 25 minggu dan menjalani uji per- presentasi bokong atau pola denyut jantung janin yang
kembangan saraf pada usia 18 hingga 22 bulan diteliti secara pro- meresahkan dapat didahulukan. Selain itu, data nasional dengan
spektif. Sebanyak 61 persen meninggal atau mengalami gangguan jelas menunjukkan frekuensi kelahiran caesar yang tinggi pada bayi
berat. Menariknya, hanya 23 persen bayi yang lahir pada 22 terkecil (Gbr. 36-5 ). Selain itu, angka kematian neonatus untuk
minggu menjalani perawatan intensif dibandingkan dengan 99
bayi yang terkecil-500 hingga 700 g—sekitar separuh jika
persen yang lahir pada 25 minggu. Pentingnya lagi, jenis kelamin
dilakukan pelahiran caesar; dibandingkan dengan kelahiran per-
perempuan, kehamilan tunggal, pemberian kortikosteroid untuk
vagina (Gbr. 36-6). Akan tetapi, keuntungan nyata pelahiran
caesar ini berhubungan hanya dengan kelangsungan hidup,
bukan keseluruhan cerita. Louis dkk. (2004) membandingkan
150 prognosis berdasarkan cara pelahiran untuk bayi yang
Anak laki-laki
Anak perempuan dilahirkan pada 23 hingga 26 minggu yang berlangsung
140
selama dua periode. Pelahiran sejak 1990 hingga 1995
130 dibandingkan dengan kelahiran antara 1996 dan 2001.
120 Terdapat 31 persen pelahiran caesar pada periode pertama
110 untuk kasus malpresentasi atau denyut jantung janin
100 meresahkan dan ini meningkat secara signifikan menjadi 47
persen pada periode berikutnya. Walau peningkatan pelahiran
Skor Kognitif

90
caesar ini dikaitkan dengan peningkatan kelangsungan hidup,
80 hal itu tidak dikaitkan dengan pengurangan morbiditas berat
70 jangka pendek pada bayi yang lahir pada ambang viabilitas.
60 Cazan-London dkk., (2005) menganalisis kesediaan atau
50 keengganan untuk melakukan pelahiran caesar pada usia
kehamilan 24 minggu. Mereka menemukan bahwa meskipun
40
kelangsungan hidup meningkat dengan kesediaan, demikian
30 pula kelangsungan hidup yang disertai morbiditas utama.
20 Mereka menekankan bahwa kelangsungan hidup absolut dan
10 cacat jangka panjang, keduanya, harus dipertimbangkan
ketika melakukan intervensi agresif pada kehamilan yang
0 Anak Anak Anak
Anak Anak Anak Anak Anak sangat kurang bulan.
laki- perem- laki- perem- laki- perem- laki- perem-
laki puan laki puan laki puan laki puan
(n=7) (n=17) (n=37) (n=36) (n=78) (n=66) (n=71) (n=89)
Kebijakan terhadap Ambang Batas
≤ 23 minggu 24 minggu 25 minggu Kelompok
Pembanding
Viabilitas di Parkland Hospital
Usia Kehamilan (minggu lengkap) Kebijakan berkembang seiring dengan Pelayanan Neona-
tologi. Kami harus menekankan bahwa keputusan untuk
GAMBAR 36-4 Skor kognitif pada bayi yang lahir pada usia kehamilan tidak melakukan pelahiran caesar tidak selalu menyiratkan
22 hingga 23 minggu, 24 minggu, dan 25 minggu dibandingkan dengan bahwa janin "nonviabel" atau "dihilangkan". Dilakukan
bayi normal yang lahir aterm. (Dari Marlow dkk., 2005, dengan izin). konsultasi dengan ahli neonatologi sebelum pelahiran dan
Kelahiran prematur 809

100
90 28–31 32–33
minggu minggu
80 (12.7%)
Pelahiran sesar (persen)

(10.0%)

BAB 36
70
60 Kurang dari
50 28 minggu 34–36 minggu
(6.0%) (71.2%)
40
(preterm lanjut)
30
20
10
0
GAMBAR 36-7 Distribusi persentase kelahiran kurang bulan di
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 3900 Amerika Serikat tahun 2004. (Dari Martin dkk., 2006.)
Berat badan lahir (gram)
GAMBAR 36-5 Angka pelahiran caesar di Amerika Serikat ber
dasarkan berat badan lahir sejak tahun 1999 hingga 2000.
(Dicetak ulang dari Lee HC, Gould JB: Survival advantage
Dengan demikian, kelahiran kurang bulan lanjut mendapatkan
associated with caesarn delivery in vety low birth weight vertex perhatian yang lebih untuk mengoptimalkan tata laksana obstetri dan
neonates, Obstetrics & Gynecology, 2006, vol 107, no. 1, hlm. neonatus.
97-105, dengan izin.) Untuk perkiraan risiko yang berhubungan dengan kelahiran
kurang bulan lanjut, kami menganalisis angka kematian dan kesakitan
neonatus yang dilahirkan pada usia kehamilan 34, 35 dan 36 minggu
dilakukan diskusi mengenai kelangsungan hidup dan morbiditas dibandingkan dengan mereka yang lahir aterm antara tahun 1988 dan
kepada perempuan tersebut dan keluarganya. Seorang ahli neona- 2005 di Rumah Sakit Parkland (Mclntire dan Leveno, 2008). Kami
tologi menyertai tiap pelahiran dan menentukan tata laksana secara khusus tertarik pada komplikasi obstetris selama rentang masa
selanjutnya. ini karena jika diubah, angka kelahiran kurang bulan lanjut mungkin
Melalui sudut pandang obstetris, semua indikasi janin untuk dapat dikurangi. Sekitar 3 persen kelahiran selama waktu penelitian
pelahiran caesar pada kahamilan yang lebih lanjut berlaku untuk terjadi antara 24 dan 32 minggu dan 9 persen selama minggu-minggu
perempuan dengan usia kehamilan 25 minggu. Pelahiran caesar tidak terakhir kurang bulan. Dengan demikian, kelahiran kurang bulan
disarankan untuk indikasi janin pada kehamilan 23 minggu. Pada 24 lanjut sebanyak tiga perempat dari seluruh kelahiran kurang bulan.
minggu, pelahiran caesar tidak disarankan, kecuali berat janin Sekitar 80 persen kelahiran kurang bulan lkijut dikarenakan per-
diperkirakan 750 g atau lebih. Penatalaksanaan obstetri secara agresif salinan kurang bulan spontan idiopatik atau ketuban pecah ini (Gbr.
dilakukan pada kasus-kasus hambatan pertumbuhan. 36-8). Komplikasi seperti hipertensi atau kelainan plasenta didapat
pada sekitar 20 persen kasus.
Angka kematian neonatus meningkat secara signifikan pada setiap
■ Kelahiran Kurang Bulan Lanjut minggu kurang bulan berlanjut dibandingkan dengan mereka yang
Terdapat sekitar 75 persen bayi antara 34 dan 36 minggu dari berada pada 39 minggu, sebagai pembanding dan seperti yang
seluruh kelahiran kurang bulan, seperti tampak pada Gambar 36-7 ditunjukkan pada Gambar 36-9. Demikian pula, Tomashek dkk.,
dan merupakan kelahiran preterm tunggal dengan proporsi terbesar, (2007) menganalisis semua kelahiran di Amerika Serikat antara
serta peningkatan tercepat di Amerika Serikat (Raju dkk., 2006). tahun 1995 dan 2002; dan juga menemukan peningkatan angka kem-

60
55
Tingkat kematian (persen)

50
45 Pengiriman vagina
Kelahiran sesar Persalinan
40 spontan,
35 45%
30
25
Hipertensi,
20 13%
15 Pecah
10 ketuban
5 Solusi plasenta, 1%
spontan,
0 Plasenta previa, 1% 35%
500–699 700–899 900–1099 1100–1299 1300–1500 Komplikasi janin, 2%
Berat lahir (gram) Lainnya, 3%
GAMBAR 36-6 Angka kematian neonatus spesifik berat badan GAMBAR 36-8 Angka kematian neonatus spesifik berat badan
lahir menurut cara pelahiran di Amerika Serikat sejak tahun 1999 lahir menurut cara pelahiran di Amerika Serikat sejak tahun
hingga 2000. (Dicetak ulang dari Lee HC, Gould JB: Survival 1999 hingga 2000. (Dicetak ulang dari Lee HC, Gould JB: Survival
advantage associated with caesarn delivery in very low birth advantage associated with caesarn delivery in very low birth
weight vertex neonates, Obstetrics & Gynecology, 2006, vol. 107, weight vertex neonates, Obstetrics & Gynecology, 2006, vol.
no.1, hlm. 97-105, dengan izin.) 107, no.1, hlm. 97-105, dengan izin.)
810 Komplikasi Obstetri

1.6 1.5a juga telah ditemukan pada bayi kurang bulan lanjut
dibandingkan dengan neonatus aterm (Petrini dkk., 2009).
1.4
Temuan-temuan di Parkland Hospital ini menunjukkan bahwa
1.2 fokus pelayanan kesehatan pada prematuritas harus diperluas guna
Tingkat kematian neonatal

1.1a
BAGIAN 7

mencakup kelahiran kurang bulan lanjut. Meskipun demikian, karena


1.0 sekitar 80 persen dari para perempuan ini memulai persalinan secara
0.8 spontan-mirip dengan kelahiran sebelum 32 minggu usaha-usaha
(persen)

untuk menghentikan persalinan kurang bulan belum memuaskan.


0.6b
0.6 0.5a Secara spesifik, laporan Institute of Medicine mengenai Kelahiran
Preterm: Penyebab, Konsekuensi, dan Pencegahan (2006) menyatak-
0.4 0.3 an bahwa penatalaksanaan persalinan kurang bulan belum dapat
0.2 0.2 mencegah kelahiran kurang bulan. Dengan demikian, kami ber-
0.2
pandangan bahwa strategi nasional yang bertujuan untuk pen-
0.0 cegahan kelahiran kurang bulan lanjut sepertinya tidak memberikan
36 34 3735 38 39 40 manfaat yang bermakna jika tidak ada perkembangan baru dalam
Usia kehamilan pencegahan dan penatalaksanaan persalinan kurang bulan, Sementara
GAMBAR 36-9 Angka kematian neonatus di Parkland Hospital itu, Maternal-Fetal Medicine Units Network sedang menyiapkan
yang dilahirkan pada usia kehamilan 34 hingga 40 minggu pada sebuah studi tentang kemanjuran kortikosteroid bagi kelahiran
bayi tunggal tanpa malformasi. ap<,001 dibandingkan dengan 39 kurang bulan lanjut. American College of Obstetricians and
minggu sebagai pembanding. bp=,02 dibandingkan dengan 39 Gynecologists (2008a) telah menekankan bahwa pelahiran kurang
minggu sebagai pembanding. (Dicetak ulang dari Mclntire DD,
bulan lanjut harus dilakukan hanya bila ada indikasi ibu atau janin
Leveno KJ: Neonatal mortality and morbidity rates in late kurang
bulan births compared with births at term, Obstetrics & yang dapat diterima untuk pelahiran.
Gynecology, 2008, vol. 111, no. 1, hlm. 35-41, dengan izin.)

PENYEBAB PELAHIRAN KURANG BULAN


atian neonatus untuk bayi kurang bulan lanjut. Pentingnya lagi, Ada empat penyebab utama untuk kelahiran kurang bulan di
indeks morbiditas neonatus yang ditunjukkan pada Tabel 36-5 Amerika Serikat:
meningkat pada bayi kurang bulan lanjut yang lahir di Parkland.
1. Pelahiran atas indikasi ibu atau janin sehingga persalinan di-
Fuchs dkk., (2009) melaporkan hasil yang seupa mengenai morbiditas
serupa mengenai morbiditas respiratorik pada 722 bayi. Secara induksi atau bayi dilahirkan dengan pelahiran caesar praper-
spesifik, frekuensi morbiditas respiratorik menurun sekitar 50 salinan.
persen per minggu dari 34 hingga 37 minggu lengkap. 2. Persalinan kurang bulan spontan takterjelaskan dengan selaput
Peningkatan angka kejadian perkembangan neurologis yang buruk ketuban utuh.

TABLE 36-5. Angka Morbiditas Neonatus di Parkland Hospital pada Pelahiran Bayi Hidup Prematur Akhir
Dibandingkan dengan Pelahiran di Usia Gestasi 39 Minggu
Kelahiran Prematur Kelahiran Aterm
34 minggu 35 minggu 36 minggu 39 minggu
Morbiditasa (n  3.498) (n  6.571) (n  11.702) (n  84.747)
Distres pernapasan
Ventilator 116 (3,3)b 109 (1,7)b 89 (0,8)b 275 (0,3)
Takipnea transien 85 (2,4)b 103 (1,6)b 130 (1,1)b 34 (0,4)
Perdarahan Intrayentrikuler
Derajat 1,2 16 (0,5)b 13 (0,2)b 7 (0,06)c 13 (0,01)
Derajat 3,4 0 1 (0,02) 1 (0,01) 3 (0,004)
Sepsis
Suspek 1073 (31)b 1443 (22)b 1792 (15)b 10,588 (12)
Terbukti dengan kultur 18 (0,5)b 23 (0,4)b 26 (0,2)c 97 (0,1)
Fototerapi 13 (6,1)b 227 (3,5)b 36 (2,0)b 857 (1)
Necrotizing enterocolitis 3 (0,09)b 1 (0,02)c 1 (0,001) 1 (0,001)
Nilai Apgar 5 menit pertama ≤3 5 (0,1) 12 (0,2)b 10 (0,9) 54 (0,06)
Intubasi di ruang persalinan 49 (1,4)b 55 (0,8)c 36 (0,6) 477 (0,6)
Satu atau lebih dari yang ada di atas 1175 (34)b 1565 (24)b 1993 (17)b 11.513 (14)
aData disajikan sebagai angka (persen).
bp<,001 dibandingkan dengan rujukan 39 minggu
cp <,05 dibandingkan dengan rujukan 39 minggu.

Dicetak ulang dari McIntire DD, Leveno KJ: Angka kematian neonatal dan tingkat kesakitan pada kelahiran prematur
akhir dibandingkan dengan kelahiran pada saat menstruasi, Obstetri & Ginekologi, 2008, vol. 111, tidak 1, hal. 35-41,
dengan izin.
Kelahiran prematur 811

3. Ketuban pecah dini preterm (PPROM) idiopatik. meningkatkan sekresi kortisol (lihat Bab 6, hal. 163). Kortisol janin
4. Kelahiran kembar dan multijanin yang lebih banyak. merangsang aktivitas 17-cc-hidroksilase plasenta sehingga meng-
urangi sekresi progesteron dan meningkatkan produksi estrogen.
Pembalikan rasio estrogen/progesteron menyebabkan peningkatan

BAB 36
Pada kelahiran kurang bulan, 30 sampai 35 persen terindikasi, pembentukan prostaglandin, memicu rangkaian yang berujung pada
sebanyak 40 hingga 45 persen dikarenakan persalinan kurang persalinan. Pada manusia, konsentrasi progesteron serum tidak.
bulan spontan, dan 30 sampai 35 persen mengikuti ketuban pecah menurun menjelang persalinan. Meskipun demikian, karena antagonis
dini (Goldenberg dkk., 2008b). Memang, peningkatan angka progesteron, seperti RU486, memicu persalinan kurang bulan dan
kelahiran kurang bulan tunggal di Amerika Serikat disebabkan oleh agen-agen progestasional mencegah persalinan kurang bulan,
peningkatan angka kelahiran kurang bulan terindikasi (Ananth penurunan konsentrasi progesteron lokal mungkin berperan.
dkk., 2005). Karena oksitosin intravena meningkatkan frekuensi dan intensitas
Penyebab kelahiran kurang bulan ada banyak; faktor-faktor kontraksi rahim, oksitosin dianggap berperan memicu persalinan.
tersebut sering berinteraksi, mendahului, dan berkontribusi. Namun, konsentrasi oksitosin serum tidak meningkat sebelum
Kompleksitas ini sangat membingungkan upaya pencegahan dan persalinan dan bersihan oksitosin tetap konstan. Oleh karena itu,
pengelolaan komplikasi ini. Hal ini terutama berlaku pada ketuban oksitosin tampaknya bukan pemicu.
pecah dini dan persalinan kurang bulan spontan, yang bersama-sama Sebuah jalur penting yang menyebabkan inisiasi persalinan
menyebabkan 70 sampai 80 persen kelahiran kurang bulan. Terakhir, melibatkan aktivasi inflamasi desidua. Pada kehamilan aterm, aktivasi
menurut data dari Martin dkk., (2006), kira-kira satu dari enam tersebut tampaknya dimediasi setidaknya sebagian oleh sistem
kelahiran kurang bulan di Amerika Serikat merupakan kehamilan parakrin desidua janin dan mungkin melalui penurunan konsentrasi
kembar atau kehamilan multijanin yang lebih banyak (lihat Bab 39, progesteron lokal. Namun, pada banyak kasus persalinan kurang
hal. 907). Misalnya, pada tahun 2004, terdapat 508.356 kelahiran bulan dini, aktivasi desidua tampaknya muncul pada kasus
kurang bulan, dan 86.116 atau 17 persen diantaranya merupakan perdarahan intrauteri atau infeksi intrauteri yang samar.
kehamilan multijanin. Sebagian besar kehamilan tersebut dicapai
dengan penggunafin obat-obatan penginduksi ovulasi dan bantuan
teknologi produksi.

■ Indikasi Medis dan Obstetris FAKTOR PENDAHULU DAN PENYOKONG


Ananth dan Vintzileos (2006) menggunakan data kelahiran di
■ Abortus yang Mengancam
Missouri sejaki tahun 1989 hingga 1997 untuk menganalisis faktor
penyebab kelahiran terindikasi sebelum 35 minggu. Preeklamsia, Perdarahan vagina pada awal kehamilan menyebabkan peningkatan
distres janin, kecil masa kehamilan, dan solusio plasenta merupakan dampak buruk dikemudian hari. Weiss dkk., (2004) melaporkan
indikasi paling umum atas intervensi medis yang mengakibatkan dampak perdarahan vagina saat usia kehamilan 6 sampai 13 minggu
kelahiran kurang bulan. Penyebab lainnya yang kurang umum adalah pada hampir 14.000perempuan. Baik perdarahan ringan dan berat
hipertensi kronik, plasenta previa, perdarahan tanpa sebab yang jelas, dibubungkan dengan persalinan kurang bulan, solusio plasenta, dan
diabetes, penyakit ginjal, isoimunisasi Rh, dan malformasi kongenital. keguguran sebelum 24 minggu pada kehamilan berikutnya.

■ Ketuban Pecah Dini Preterm ■ Faktor Gaya Hidup


Didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum persalinan dan Merokok, pertambahan berat badan ibu yang tidak adekuat, dan
sebelum 37 minggu; ketuban pecah dini prematur dapat disebabkan penggunaan narkoba berperan penting pada insiden dan hasil akhir
oleh beragam mekanisme patologis, termasuk infeksi intraamnion. pelahiran neonatus berberat badan lahir rendah (lihat Bab 14, hal.
Faktor lain yang terlibat termasuk status sosial ekonomi rendah, 346). Selain itu, Ehrenberg dkk., (2009) menemukan bahwa
indeks massa tubuh rendah—kurang dari 19,8, kekurangan gizi, dan perempuan gemuk yang berisiko untuk kelahiran kurang bulan
merokok. Perempuan dengan riwayat ketuban pecah dini preterm memiliki angka kejadian pelahiran kurang bulan sebelum usia
sebelumnya memiliki risiko yang lebih tinggi terjadinya rekurensi kehamilan 35 minggu yang lebih rendah, dibandingkan perempuan
pada kehamilan berikutnya (Bloom dkk., 2001). Namun, kebanyakan berisiko dengan berat badan nonnal. Beberapa efek ini tidak
kasus pecah ketuban preterm terjadi tanpa faktor risiko. diraglikan lagi karena penghambatan pertumbuhan janin, namun
Hickey dkk., (1995) mengaitkan kenaikan berat badan pranatal secara
khusus dengan kelahiran kurang bulan. Faktor matemal lainnya yang
■ Persalinan Kurang Bulan Spontan terlibat meliputi usia ibu terlalu muda atau terlalu tua, kemiskinan,
Kelahiran kurang bulan—sampai dengan 45 persen kasus— bertubuh pendek, kekurangan vitamin C, dan faktor pekerjaan,
umumnyadisebabkan persalinan spontan. Goldenberg dkk., (2008b) seperti bcrjalan atau berdiri lama, kondisi kerja yang berat, dan jam
mengulas patogenesis persalinan kurang bulan dan mengaitkannya kerja mingguan terlalu panjang (Casanueva, 2005; Gielchinsky, 2002;
dengan: (1) withdrawal progesteron, (2) inisiasi oksitosin, dan (3) Kramer, 1995; Lukas, 1995; Meis, 1995; Satin dkk., 1994).
aktivasi desidua. Penyimpangan dari pertumbuhan janin normal juga Faktor psikologis seperti depresi, cemas, dan stres kronik telah
telah ditemukan pada persalinan kurang bulan spontan dan me- dilaporkan terkait dengan kelahiran kurang bulan (Copper, 1996; Li,
nunjukkan adanya keterlibatan janin (Morken dkk., 2006). 2008; Littleton, 2007; Mercer, 2002; dkk.) Neggers dkk., (2004)
Teori withdrawal progesteron berasal dari penelitian pada domba. menemukan hubungan yang signifikan antara berat badan lahir
Semakin mendekati proses kelahiran, sumbu adrenaljanin menjadi rendah dengan kelahiran kurang bulan pada wanita yang cedera
lebih sensitif terhadap hormon adreno. kortikotropik sehingga akibat kekerasan fisik (lihat Bab 42, hal. 988).
812 Komplikasi Obstetri

■ Kesenjangan Ras dan Etnik TABEL 36-6. Kelahiran Kurang Bulan Spontan
Di Amerika Serikat dan Inggris, wanita yang masuk golongan berkulit Berulang Berdasarkan Hasil Sebelumnya
hitam, Afrika-Amerika dan Afro-Karibia, secara konsisten dilaporkan Kelahiran kedua ≤ 34
berisiko tinggi untuk kelahiran kurang bulan (Goldenberg dkk.,
BAGIAN 7

Hasil Kelahirana minggu minggu Persen


2008b). Asosiasi lainnya termasuk status sosial ekonomi dan status
pendidikan yang rendah. Lu dan Chen (2004) menggunakan survei Kelahiran pertama ≥ 35 minggu 5
kooperatif pemerintah pusat dan negara bagian, Sistem Pemantauan Kelahiran pertama ≤ 34 minggu 16
Penilaian Resiko Kehamilan (Pregnancy Risk Assessment Monitoring Kelahiran pertama dan kedua 41
System/ PRAMS), untuk mempelajari peristiwa kehidupan yang 34 minggu
inenyebabkan stres dalam populasi minoritas wanita hamil dan
'Data dari 15.683 wanita yang melahirkan anak pertama
a

menemukan hal ini tidak berhubungan dengan kelahiran kurang


bulan. Kistka dkk., (2007) menggunakan data negara bagian Missouri mereka dan kehamilan selanjutnya di Parkland Hospital.
untuk menganalisis kesenjangan ras yang tidak tergantung pada Diadaptasi dari Bloom dkk., (2001) dengan izin.
faktor risiko medis dan sosial ekonomi; menemukan bahwa wanita
kulit hitam memiliki peningkatan risiko kelahiran kurang bulan
berulang. Para penulis tnenyiratkan bukti adanya peningkatan risiko
dalikan berbagai faktor pengganggu, ternyata cacat lahir berkaitan
intrinsik kelahiran kurang bulan pada populasi ini.
dengan kelahiran kurang bulan dan berat badan lahir rendah.
■ Bekerja Selama Kehamilan
■ Interval Antara Kehamilan dan Kelahiran
Penelitian mengenai bekerja dan aktivitas fisik yang berhubungan Kurang bulan
dengan kelahiran kurang bulan telah membuahkan hasil yang
bertentangan (Goldenberg dkk., 2008b). Namun, terdapat beberapa Rentang waktu yang pendek antara kehamilan satu dan lainnya telah
bukti bahwa jam kerja yang panjang dan kerja fisik yang berat diketahui selama beberapa waktu berkaitan dengan hasil perinatal
mungkin berhubungan dengan peningkatan risiko kelahiran kurang yang bunik. Dalam meta-analisis baru-baru ini, Conde-Agudelo dkk.,
bulan. (2006) melaporkan bahwa rentang waktu yang lebih pendek dari 18
bulan dan lebih panjang dari 59 bulan dikaitkan dengan peningkatan
■ Faktor Genetik risiko kelahiran kurang bulan dan bayi kecil masa kehamilan.

Kelahiran kurang bulan yang bersifat rekuren, berhubungan dengan ■ Riwayat Kelahiran Kurang Bulan
keluarga dan ras telah menimbulkan pendapat bahwa genetika
mungkin memainkan peran penyebab (Anum, 2009; Lie, 2006; Ward, Faktor risiko utama persalinan kurang bulan adalah riwayat kelahiran
2005, dkk.) Semakin banyak literatur mengenai varian genetik yang kurang bulan (Spong, 2007). Yang ditampilkan pada Tabel 36-6
menopang konsep ini (Gibson, 2007; Hampton, 2006; Li, 2004; adalah kejadian kelahiran kurang bulan berulang pada hampir 16.000
Macones, 2004, dkk.) Beberapa studi tersebut juga melibatkan gen wanita yang melahirkan di Rumah Sakit Parkland (Bloom dkk., 2001).
imunoregulator yang memperparah korioamnionitis dalam kasus Risiko kelahiran kurang bulan berulang, untuk wanita yang pelahiran
kelahiran kurang bulan akibat infcksi. (Varner dan Esplin, 2005). pertamanya kurang bulan, meningkat tiga kali lipat dibandingkan
dengan wanita yang bayi pertamanya lahir aterm. Lebih dari seper-
■ Penyakit Periodontal tiga wanita yang dua kelahiran sebelumnya kurang bulan kemudian
melahirkan bayi ketiga yang kurang bulan juga. Sebagian besar-70
Peradangan gusi merupakan peradangan kronik anaerob yang persen—kelahiran berulang pada penelitian ini terjadi dalam kurun
memengaruhi sebanyak 50 persen wanita hamil di Amerika Serikat waktu 2 minggu dibandingkan usia kehamilan persalinan kurang
(Geopfert dkk., .2004). Vergnes dan Sixou (2007) melakukan meta- bulan sebelumnya. Pentingnya lagi, penyebab pelahiran kurang bulan
analisis terhadap 17 penelitian dan menyimpulkan bahwa penyakit sebelumnya juga berulang.
periodontal secara bermakna berkaitan dengan kelahiran kurang
bulan—odds ratio 2,83 (CI 1,95-4,10). Dalam tajuk rencana yang Meskipun wanita dengan kelahiran kurang bulan sebelumnya jelas
menyertainya, Stamilio dkk., (2007) menyimpulkan bahwa data yang berisiko untuk rekurensi, mereka hanya merupakan 10 persen dari
digunakan tidak cukup kuat untuk merekomendasikan penapisan dan total kelahiran kurang bulan pada penelitian ini. Dengan kata lain, 90
terapi pada wanita hamil. persen kelahiran kurang bulan di Parkland Hospital tidak dapat di-
Untuk mempelajari hubungannya dengan periodontitis secara lebih prediksi berdasarkan riwayat kelahiran kurang bulan. Berdasarkan
baik, Michalowicz dkk., (2006) mengacak 813 wanita hamil dengan usia sertifikat kelahiran Amerika Serikat baru, yang telah diperbaharui
kehamilan antara 13 dan 17 minggu yang berpenyakit periodontal untuk pada tahun 2003, diperkirakan bahwa sekitar 2,5 persen wanita yang
menjalani perawatan selama .kehamilan atau setelah melahirkan. Mereka melahirkan Introduksi pada tahun 2004 memiliki riwayat kelahiran
menemukan bahwa perawatan selama kehamilan meningkatkan pen- kurang bulan sebelumnya (Martin dan Menacker, 2007). Riwayat
yembuhan penyakit periodontal dan bahwa itu • aman, tapi tidak secara sanggama selama awal kehamilan, yang dilaporkan sendiri oleh
signifikan mengubah angka kelahiran kurang bulan. partisipan, tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kelahiran
kurang bulan berulang (Yost dkk., 2006).

■ Cacat Lahir ■ Infeksi


Pada analisis sekunder data dari Uji Evaluasi Risiko Trimester Per- Goldenberg dkk., (2008b) telah meninjau peran infeksi pada ke-
tama dan Kedua (First- and Second-Trimester Evaluation of Risk lahiran kurang bulan. Telah dihipotesiskan bahwa infeksi intrauteri
(FASTER) Trial), Dolan dkk., (2007) menemukan, setelah mengen- memicu persalinan kurang bulan akibat aktivasi sistem imun bawaan.
Kelahiran prematur 813

Dalam hipotesis ini, mikroorganisme menyebabkan pelepasan sitokin organisme yang paling umum adalah U.urealyticum. Serviks yang
inflamasi, seperti interleukin dan tumor necrosis factor (TNF), yang pendek, yang diukur menggunakan sonografi, dikaitkan dengan invasi
kemudian merangsang produksi prostaglandin dan/atau matrix- mikroba, yang menunjukkan infeksi ascending dari traktus genitalia
degrading enzyme. Prostaglandin merangsang kontraksi rahim bagian bawah (lihat Gbr. 36-10).

BAB 36
sedangkan degradasi matriks ekstraseluler pada membran janin Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan terapi anti-
menyebabkan ketuban pecah dini kurang bulan. Diperkirakan 25 mikroba untuk mencegah persalinan kurang bulan akibat invasi
sampai 40 persen kelahiran kurang bulan diakibatkan infeksi mikroba. Berdasarkan data diatas, strategi ini secara khusus men-
intrauteri. Kemungkinan rute infeksi intrauteri diperlihatkan pada argetkan spesies mikoplasma. Morency dan Bujold (2007) mela-
Gambar 36-10. kukan meta-analisis terhadap 61 artikel dan menyatakan bahwa
antimikroba yang diberikan pada tri-mester kedua dapat mencegah
Dua mikroorganisme, Ureaplasma urealyticum dan My-
kelahiran kurang bulan berikutnya. Andrews dkk., (2006) mel-
coplasma hominis, telah muncul sebagai patogen perinatal
aporkan hasil uji coba interkonsepsional tersamar-ganda dari Uni-
penting. Goldenberg dkk., (2008a) melaporkan bahwa 23 persen
versitas Alabama di Birmingham. Terapi azitromisin ditambah met-
neonatus yang lahir antara 23 dan 32 minggu memiliki biakan
ronidazol diberikan setiap 4 bulan pada 241 wanita tidak hamil
darah umbilikus yang positif untuk mikoplasma genital ini.
yang kehamilan terakhirnya berakhir dengan pelahiran. spontan
Hasil serupa juga dilaporkan sebelumnya oleh kelompok riset
sebelum 34 minggu. Sekitar 80 persen wanita yang hamil kembali
bagian penelitian perinatalogi pada National Institute of Child
telah menerima obat-obat tersebut dalam kurun waktu 6 bulan
Health and Human Development (NICHD). Pada sebuah pene-
terhitung dari konsepsi mereka selanjutnya. Terapi antimikroba
litian, cairan amnion diaspirasi dengan amniosentesis dari 219
interkonsepsional tersebut tidak mengurangi angka kelahiran
wanita Korea dengan pecah ketuban dini sebelum 25 minggu.
kurang bulan berulang. Tita dkk., kerja (2007) melakukan analisis
Hasil biakan yang positif, terutama untuk ‘U.urealyticum,
subgrup dari data yang sama dan menyimpulkan bahwa
ditemukan sebanyak 23 persen (Shim dkk., 2004). Des mikian
penggunaan antimikroba seperti itu mungkin berbahaya. Dalam
pula, Gomez dkk., (2005) melakukan amniosentesis pada 401
wanita Chili dan menemukan invasi mikroba pada 7 persen studi lain, Goldenberg dkk., (2006)
merekrut 2.661 wanita secara acak di
empat lokasi Afrika untuk diterapi dengan
plasebo atau eritromisin ditambah
metronidazol ketika usia kehamilan antara
20 dan 24 minggu, diikuti dengan
Uterus ampisilin ditambah metronidazol selama
Plasenta persalinan. Regimen antimikroba ini tidak
Villitis mengurangi tingkat kelahiran kurang
bulan ataupun korioamnionitis histologis.
Funisitis
■ Vaginosis Bakterialis
Pada kondisi ini, flora vagina yang normal,
dominan-locto-bacillus yang memproduksi
hidrogen peroksida, digantikan dengan
kuman anaerob, meliputi Gardnerella
Salpingitis vaginalis, Mobiluncus species, dan Myco-
plasma hominis (Hillier dkk., 1995; Nugent
dkk., 1991). Diagnosis dan penatalak-
sanaannya akan dibahas pada Bab 59
introduksi (lihat hal. 1313). Dengan pewarnaan Gram,
atrogenik konsentrasi relatif dari karakteristik
morfotipe bakteri penyebab vaginosis
bakterialis ditentukan dan dinilai sebagai
skor Nugent.
Vaginosis bakterialis telah dikaitkan
Janin dengan abortus spontan, persalinan
Infeksi
cairan amnio kurang bulan, ketuban pecah dini, kurang
bulankorioamnionitis, dan infeksi cairan
Serviks amnion (Hillier, 1995; Kurki, 1992; Lei-tich,
Infeksi 2003a, b, dkk.) Faktor-faktor lingkungan
Koriodesidua tampaknya penting dalam perkembangan
Vagina vaginosis bakterialis. Pajanan terhadap
stres kronik, perbedaan etnis, dan bilas
vagina yang sering atau baru saja,
semuanya, telah dikaitkan dengan
GAMBAR 36-10 Kemungkinan rute infeksi intrauteri.
814 Komplikasi Obstetri

peningkatan kondisi vaginosis bakterialis (Culhane dkk., 2002; Ness DIAGNOSIS


dkk., 2002). Sebuah interaksi gen-lingkungan telah diidentifikasi oleh.
Macones dkk., (2004). Wanita dengan vaginosis bakterialis dan
genotip TNF-a yang rentan mengalami peningkatan insiden kelahiran ■ Gejala Pasien
BAGIAN 7

kurang bulan sebesar sembilan kali lipat. Diferensiasi awal antara persalinan sejati dan palsu adalah sulit se-
Dari seluruh penelitian tersebut, tampaknya tidak ada keraguan belum pendataran dan dilatasi serviks dapat dibuktikan. Aktivitas
bahwa perburukan flora vagina terkait dengan suatu cara dengan uterus sendiri dapat keliru karena adanya kontraksi Braxton Hicks, yang
kelahiran kurang bulan spontan. Sayangnya, sampai saat ini, pen- dibahas secara rinci pada Bab 18 (hal. 456). Kontraksi ini, digambarkan
yaringan dan terapi belum dapat mencegah kelahiran kurang bulan. sebagai kontraksi uterus yang tidak teratur, tidak ritmik, dan dapat
Memang, resistensi mikroba atau perubahan flora vagina akibat anti- nyeri atau tidak; dapat menyebabkan kebingungan dalam diagnosis
mikroba telah dilaporkan sebagai hasil dari regimen yang digunakan persalinan kurang bulan sejati. Tidak jarang, wanita yang melahirkan
untuk menyingkirkan vaginosis bakterialis dkk., 2004 Carey dan Kle- sebelum aterm memiliki aktivitas uterus seperti kontraksi Braxton
banoff, 2005). Okun dkk., (2005) meninjau laporan sistematik Hicks sehingga membuat diagnOsis per-salinan yang palsu. Karena
mengenai penggunaan antibiotik untuk vaginosis bakterialis dan kontraksi rahim mungkin saja menyesatkan, American Academy of
Trichomonas vaginalis. Mereka tidak menemukan bukti pendukung Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists
penggunaan antimikroba tersebut untuk mencegah kelahiran kurang (1997) sebelumnya telah mengusulkan kriteria berikut untuk me-
bulan baik pada wanjta berisiko rendah maupun tinggi. mastikan persalinan kurang bulan:
1. Kontraksi empat kali dalam 20 menit atau delapan kali dalam
60 menit ditambah perubahan progresif pada leher rahim
■ Metode Penapisan untuk Pencegahan 2. Dilatasi serviks lebih besar dari 1 cm
Kelahiran Kurang Bulan 3. Pendataran serviks 80 persen atau lebih besar
Sistem Skoring Risiko
Terdapat minat yang besar pada sistem skoring risiko untuk Namun, saat ini, kriteria klinis tersebut, sebagai prediktor pela-
mengidentifikasi wanita dengan risiko tertinggi melahirkan kurang hiran kurang bulan, sudah dianggap tidak akurat (American College
bulan. Dalam tinjauan mereka, Hueston dkk., (1995) tidak of Obstetricians and Gynecologists, 2003). Dengan demikian, kriteria
menemukan manfaat dari pendekatan programatik ini. Mercer dkk., eksplisit tersebut tidak lagi dimunculkan pada berbagai pedoman
(1996) menyimpulkan bahwa penilaian risiko mengalami kegagalan yang lebih baru (American Academy of Pediatrics dan American
pengidentifikasian sebagian besar wanita yang melahirkan neonatus College of Obstetricians and Gynecologists, 2008).
kurang bulan. Pada penelitian lain, Klerman dkk., (2001) mengacak Selain kontraksi rahim yang disertai nyeri/tidak, gejala seperti
619 wanita dengan skor penilaian risiko yang dimodifikasi untuk penekanan panggul, kram seperti saat menstruasi, cairan vagina
pelahiran kurang bulan dengan nilai 10 atau lebih tinggi supaya encer, dan nyeri pinggang belakang, secara empiris berhubungan
menerima perawatan pranatal yang diperbanyak atau yang biasa. dengan kelahiran kurang bulan yang akan dan sedang berlangsung
Rata-rata berat badan lahir dan insiden-insiden kelahiran kurang (impending). Keluhan-keluhan tersebut dianggap oleh sebagian orang
bulan, serta berat badan lahir rendah adalah serupa pada kedua sering terjadi pada kehamilan normal sehingga pelahiran kurang
kelompok; dan pada populasi obstetris umum. Rekomendasi dari bulan sering diabaikan oleh pasien, dokter dan perawat. Pentingnya
American College of Obstetricians and GynecolOgists (2008a) gejala-gejala ini sebagai penanda persalinan telah ditekankan oleh
tercantum pada Tabel 36-7. beberapa peneliti, tetapi tidak semua (Copper dkk., 1990; Iams dkk.,
1990; Kragt dan Keirse, 1990). Iams dkk., (1994) menemukan bahwa
tanda dan gejala persalinan kurang bulan, termasuk kontraksi uterus,
muncul hanya dalam waktu 24 jam persalinan kurang bulan.
TABEL 36-7. Strategi Penapisan yang Dianjurkan untuk
Mencegah Kelahiran Kurang Bulan
• Tidak ada data saat ini yang mendukung penggunaan
pemantauan aktivitas rahim di rumah atau
penapisan vaginosis bakterialis. ■ Perubahan Serviks
• Penapisan risiko persalinan kurang bulan, selain
Dilatasi Serviks
riwayat faktor risiko, tidak menguntungkan pada
populasi obstetris umum. Dilatasi serviks asimtomatik setelah pertengahan masa kehamilan
diduga sebagai faktor risiko pelahiran kurang bulan, meskipun
• Sonografi untuk menentukan panjang serviks dan/
beberapa dokter menganggapnya sebagai sebuah variasi anatomis
atau pengukuran tingkat fibronektin janin
yang normal, terutama pada wanita para. bagaimanapun, banyak
mungkin berguna dalam menentukan wanita
studi telah menunjukkan bahwa paritas saja tidak cukup
dengan risiko persalinan kurang bulan. Namun, menjelaskan dilatasi serviks yang ditemukan pada awal trimester
nilai-nilai prediksi di atas terutama terletak pada ketiga. Cook dan Ellwood (1996) secara berkesinambungan
nilai prediktif negatif karena tidak ada pilihan mengevaluasi status serviks dengan USG transvaginal pada
terapi lain yang telah terbukti. kehamilan berusia antara 18 dan 30 minggu pada minggu pada
Dihimpun dari American College of Obstetricians and wanita nulipara dan para yang akan melahirkan aterm. risiko
Gynecologists (2001, 2008a). pelahiran kurang bulan (Copper dkk., 1995; Pereira dkk., 2007).
Kelahiran prematur 815

Meskipun wanita dengan dilatasi dan pendataran serviks pada


trimester ketiga memiliki peningkatan risiko kelahiran kurang bulan,
deteksi keadaan ini tidak memperbaiki hasil akhir kehamilan. Buekens

BAB 36
dkk., (1994) secara acak memilih 2.719 wanita untuk melaksanakan
pemeriksaan rutin serviks pada setiap kunjungan pranatal dan
membandingkan hasil ini dengan 2.721 wanita yang tidak melakukan AF
pemeriksaan serial. Pengetahuan tentang dilatasi serviks selama
antenatal tidak berdampak pada kondisi akhir kehamilan terkait
dengan kelahiran kurang bulan ataupun frekuensi intervensi bagi
persalinan kurang bulan. Para peneliti juga melaporkan bahwa
pemeriksaan serviks tidak memicu ketuban pecah dini. Oleh karena
itu, tampaknya, pemeriksaan serviks pranatal tidak menguntungkan
atau merugikan.

Panjang Serviks
Penilaian serviks secara sonografi dengan probe yang dimasukkan
melalui vagina telah dievaluasi secara ekstensif lebih dari satu dekade GAMBAR 36-11 Sonogram transvaginal serviks dan penco-
terakhir. Teknik adalah hal yang penting dan Yost dkk., (1999) telah rongan. Kantong amnion terlihat menonjol ke dalam kanalis
mengingatkan bahwa diperlukan keahlian khusus untuk itu. Iams endoserviks (panah putih). Serviks memendek secara nyata.
Panjangnya diukur antara ujung tonjolan kantong amnion dan
dkk. (1996) mengukur panjang serviks pada 2.915 wanita hamil tidak
ektoserviks. Ektoserviks ditandai dengan panah hitam. AF =
berisiko pelahiran kurang bulan ketika usia kehamilan sekitar 24 amnionic fluid (cairan amnion). (Atas izin Dr. Irene Stafford.)
minggu dan sekali lagi pada 28 minggu. Panjang serviks rata-rata
pada 24 minggu adalah sekitar 35 mm. Dan mereka dengan serviks
yang terus memendek mengalami peningkatan angka kelahiran
kurang bulan. tanda dan gejala persalinan kurang bulan dan para dokter tetap
dikabari mengenai perkembangan mereka. Persetujuan pemantauan
Pada wanita dengan riwayat kelahiran sebelumnya yang terjadi ini oleh Food and Drug Administration pada tahun 1985
sebelum 32 minggu, Owen dkk., (2001) melaporkan hubungan yang menyarankan penggunaan klinis alat tersebut secara luas.
signifikan akan panjang serviks ketika usia kehamilan 16 sampai 24 Selanjutnya, American College of Obstetricians and Gynecologists
minggu dengan kejadian kelahiran kurang bulan sebelum 35 minggu (1995) menyimpulkan bahwa penggunaan sistem yang mahal, besar
pada kehamilan selanjumya. Owen dkk., (2003) menyimpulkan dan memakan waktu ini tidak mengurangi angka kelahiran kurang
bahwa nilai panjang serviks untuk memprediksi pelahiran sebelum bulan. Studi-studi berikutnya menegaskan kesimpulan ini. Dalam
35 minggu hanya terlihat pada wanita berisiko tinggi untuk Collaborative Home Uterine Monitoring Study Group (1995),
melahirkan kurang bulan. De Carvalho dkk., (2005) melaporkan transduser sham (sham rransducer) digunakan pada 655 wanita dan
suatu studi yang menarik mengenai pemeriksaan sonografi serviks hasilnya dibandingkan dengan 637 wanita yang dipantau dengan
pada 1.958 wanita yang rutin menghadiri klinik pranatal di monitor biasa. Angka kelahiran kurang bulan adalah serupa pada
Universitas Sao Paulo. Para peneliti ini mengaitkan panjang serviks kedua kelompok. Iams dkk., (2002) menganalisis data pemantauan
secara sonografi, pencorongan (funneling), dan riwayat lahir kurang sehari-hari yang dilakukan selama hampir 35.000 jam pada 306
bulan sebelumnya dengan persalinan sebelum 35 minggu. wanita. Mereka telah membuktikan bahwa frekuensi kontraksi
Pencorongan didefinisilcan sebagai tonjolan selaput ketuban ke dalam
kanal endoserviks dan setidaknya mencapai 25 persen dari seluruh
panjang serviks (Gbr. 36-11). Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 100
Menyalurkan + sejarah kelahiran prematur sebelumnya
36-12, serviks yang pendek merupakan prediktor kelahiran kurang 90 Menyalurkan
bulan terburuk, sedangkan pencorongan disertai riwayat kelahiran Sejarah kelahiran prematur sebelumnya
80 Panjang serviks
kurang bulan sebelumnya adalah sangat prediktif.
70
Risiko (persen)

60
Inkompetensi Serviks
50
Inkompetensi serviks adalah diagnosis klinis yang ditandai dengan
dilatasi serviks berulang, tanpa rasa sakit, dan kejadian kelahiran 40
spontan pada midtrimester tanpa adanya pecah ketuban spontan, 30
perdarahan, ataupun infeksi. Hal ini dibahas secara rinci dalam Bab 9 20
(lihat hal. 229).
10
0
■ Pemantauan Uterus pada Rawat Jalan 0 10 20 30 40 50 60 70
Sebuah tokodinamometer eksternal dilingkarkan pada abdomen dan Panjang serviks (mm)
dihubungkan dengan perekam elektronik yang dipasang pada GAMBAR 36-12 Probabilitas pelahiran saat atau sebelum
pinggang sehingga memungkinkan wanita dapat berjalan sementara gestasi 34 minggu berdasarkan panjang serviks, adanya penco-
aktivitas rahim/uterus direkam. Hasil rekaman dipancarkan melalui rongan serviks disertai dengan riwayat prematuritas sebelumnya.
telepon setiap hari. Para wanita tersebut diedukasi tentang (Dimodifikasi dari de Carvalho dkk., 2005, dengan izin.)
816 Komplikasi Obstetri

meningkat seiring usia kehamilan, tetapi tidak terdapat pola yang beberapa penelitian. Sebuah penelitian yang sangat penting dilakukan
efisien untuk memprediksi kelahiran kurang bulan. di NICHD Maternal-Fetal Medicine Units Network (Meis dkk., 2003).
Pada sebuah studi oleh Dyson dkk., (1998), para wanita dipilih Pada percobaan ini, 310 wanita dengan riwayat pelahiran kurang
secara acak untuk bersedia dipantau mingguan oleh perawat atau bulan sebelumnya diacak untuk menerima 17-hy-droxyprogesterone
BAGIAN 7

menggunakan alat pemantau kontraksi di rumah. Tidak terdapat caproate, sementara 153 lainnya menerima plasebo. Suntikan intra-
perbedaan pada angka pelahiran kurang bulan sebelum 35 minggu muskular mingguan, baik minyak inert, atau 17-hydroxyprogesterone
atau insiden berat badan lahir kurang dari 1.500 gram atau kurang caproate, dilakukan sejak 16 sampai 36 minggu. Semua angka pela-
dari 2.500 g. Selain itu, wanita yang menggunakan alat pemantau hiran sebelum 37, 35, dan 32 minggu secara signifikan berkurang
rumah memiliki peningkatan kunjungan dadakan kepada ahli dengan terapi progestin. Akan tetapi, penelitian 17-hydroxypro
kebidanan dan wanita dengan kehamilan kembar mengalami gesterone caproate serupa pada kehamilan kembar dua dan kembar
peningkatan penggunaan terapi tokolitik. tiga yang dilakukan oleh NICHD Matemal-Fetal Medicine Units
Network tidak menunjukkan perbaikan angka kelahiran kurang bulan
(Caritis dkk., 2009; Rouse dkk., 2007).
■ Fibronektin Janin
Ada juga dua studi besar oleh da Fonseca dkk., (2003, 2007)
Glikoprotein ini diproduksi dalam 20 bentuk molekul yang berbeda menggunakan progesteron supositoria per vagina. Pada studi pada
oleh berbagai tipe sel termasuk hepatosit, fibroblas, sel endotel, dan studi pertama, 142 wanita dengan riwayat pelahiran kurang bulan
amnion janin. Terkonsentrasi tinggi dalam darah ibu dan cairan sebelumnya, cervical cerclage profilaktik, atau malformasi uterus
amnion, fibronektin janin diduga berperan pada adhesi interselular secara acak dipilih untuk mendapatkan supositoria progesteron 100
selama implantasi dan pemeliharaan adhesi plasenta pada desidua mg atau plasebo tiap hari. Supositoria progesteron dikaitkan dengan
uterus (Leeson dkk., 1996). Fibronektin janin terdeteksi pada sekresi penurunan kelahiran sebelum 34 minggu secara signifikan. Pada
serviko vaginal wanita dengan kehamilan normal dan selaput ketuban penelitian kedua, 413 wanita dengan serviks yang pendek sesuai
utuh ketika aterm. Keberadaan fibronektin janin mencerminkan pemeriksaan sonografi-15 mm atau kurang—yang diidentifikasi
perubahan bentuk stroma pada serviks sebelum persalinan. selama perawatan pranatal rutin secara acak dipilih untuk menerima
Lockwood dkk., (1991) melaporkan bahwa deteksi fibronektin pada progesteron supositoria per vagina 200 mg setiap malam atau
sekresi servikovaginal sebelum ketuban pecah merupakan tanda plasebo sejak usia kehamilan 24 hingga 34 minggu. Pelahiran spo-
kemungkinan akan terjadinya persalinan prematur. Fibronektin janin ntan sebelum 34. minggu secara signifikan berkurang dengan terapi
diukur menggunakan pemeriksaan enzyme-linked immunosorbent progesteron. Sebaliknya, O'Brien dkk., (2007) secara acak merekrut
assay; dan nilai yang melebihi 50 ng/mL dianggap positif. Konta- 659 wanita dengan pelahiran kurang bulan sebelumnya untuk
minasi sampel oleh cairan amnion dan darah ibu harus dihindari. diterapi dengan progesteron gel pada vagina (90 mg) atau plasebo;
Sebuah nilai positif pemeriksaan fibronektin janin pada serviks dan mereka tidak menemukan perbedaan angka kelahiran kurang
atau vagina, bahkan sejak 8-22 minggu, telah ditemukan sebagai bulan. Sebuah penelitian tentang efektivitas 17 hy droxyprogesterone
prediktor kuat pelahiran kurang bulan yang akan terjadi (Goldenberg caproate pada wanita nulipara dengan serviks yang pendek ber-
dkk., 2000). Pada sebuah uji acak, pemeriksaan fibronektin yang dasarkan sonografi tengah berlangsung di Maternal-Fetal Me-dicine
negatif pada wanita yang terancam persalinan prematur Units Network.
menyebabkan penurunan kunjungan dan lama inap di rumah sakit
(Lowe dkk., 2004). Sebaliknya, Grobman dkk. (2004) melalui suatu
hasil uji acak terbuka versus uji acak buta terhadap pemeriksaan Rekomendasi Penggunaan Progesteron
fibronekin janin pada 100 wanita menemukan bahwa pemeriksaan ini
tidak memengaruhi kebiasaan para dokter ataupun biaya kesehatan Karena hasil-hasil penelitian yang bertentangan mengenai peng-
terkait dengan kontraksi kurang bulan. gunaan, progesteron untuk mencegah kelahiran kurang bulan, telah
Andrews dkk., (2003) mempelajari efektivitas pengobatan muncul beberapa meta-analisis terhadap penelitian yang telah
antimikroba untuk mengurangi insiden kelahiran kurang bulan pada dipublikasikan. Semua peneliti menyampaikan bukti akan beberapa
wanita dengan uji fibronektin janin servikovaginal positif. Dari 16.317 manfaat dalam menurunkan kelahiran kurang bulan pada populasi
wanita dengan usia kehamilan antara 21 dan 26 minggu yang ditapis, tertentu. Secara bersamaan semua peneliti tersebut juga mengu-
6,6 persen memiliki hasil positif. Pada wanita yang diberikan tarakan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut, terutama di-
pengobatan antimikroba atau plasebo, tidak ada perbedaan angka akibatkan tidak adanya informasi yang cukup tentang kemungkinan
kelahiran kurang bulan spontan sebelum 37 minggu-14,4 versus 12,4 bahaya (Dodd, 2008; Mackenzie, 2006; Sanchez-Ramos, 2005; Tita
persen; sebelum 35 minggu-6,9 persen versus 7,5 persen; atau dan Rouse dkk., 2009). Pada saat ini, American College of
sebelum 32 minggu-4,3 versus 2,2 persen. Obstetricians and Gynecologists (2008c) telah menyimpulkan bahwa
terapi progesteron harus dibatasi pada wanita dengan riwayat
pelahiran spontan sebelumnya yang kurang dari 37 minggu.
PENCEGAHAN KELAHIRAN KURANG SEBULAN Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan bentuk
sediaan, dosis, dan cara pemberian.
Pencegahan lahir kurang bulan telah menjadi tujuan yang sulit
dijangkau. Namun, laporan terakhir menunjukkan bahwa pencegahan
mungkin dapat tercapai. ■ Cervical Cerclage
Ada sedikitnya tiga kondisi untuk memasang cerclage dalam men-
■ Progesteron cegah kelahiran kurang bulan. Pertama, cerclage dapat digunakan
Kadar progesteron plasma ibu meningkat selama kehamilan (lihat pada wanita yang memiliki riwayat keguguran adalah wanita
bab 3, hal. 69). Oleh karena itu, penggunaan progesteron untuk dengan serviks yang pendek yang diidentifikasi selama
mempertahankan ketenangan rahim dan "memblokade" inisiasi per- pemeriksaan sonografi. Indikasi ketiga adalah cerclage sebagai
salinan, seperti yang didukung oleh Csapo (1956), telah mendorong "penyelamat", dilakukan secara darurat jika inkompetensi serviks
Kelahiran Prematur 817
Kelahiran sebelum 37 minggu (persen)

18 pelahiran kurang bulan berulang dapat dicegah pada kelompok


Amerika Serikat
16 Rumah Sakit Parkland
wanita yang memiliki riwayat pelahiran kurang bulan sebelumnya.

14

BAB 36
12 1988
■ Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1996
2002 Berbasis Geografi
10
Penurunan angka kelahiran prematur di Parkland Hospital antara
8
1988 dan 2006 ditunjukkan pada Gambar 36-13 bertepatan deng-
6 2006 an peningkatan signifikan penggunaan layanan pranatal seperti
4 yaang ditunjukkan pada Gambar 36-14. Pada awal 1990, sebuah
upaya dilakukan untuk meningkatkan akses dan penggunaan pera-
2
watan pranatal. Tujuannya adalah pengembangan program
0 perawatan berkesinambungan dimulai dengan pendaftaran selama
1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006
masa pranatal dan berlanjut selama pelahiran hingga masa nifas.
Tahun Klinik pranatal ditempatkan strategis di seluruh negara bagian
GAMBAR 36-13 Jumlah kelahiran sebelum usia gestasi 37 Dallas untuk menyediakan akses yang nyaman bagi wanita miskin.
minggu di Parkland Hospital sejak tahun 1988 hingga 2006 Jika memungkinkan, klinik ini dilokasikan bersampingan dengan
dibandingkan dengan kasus yang sama di Amerika Serikat sejak klinik medis dan pediatrik yang komprehensif sehingga peng-
tahun 1995 hingga 2002. Analisis keduanya menggunakan uji
gunaannya oleh pasien meningkat. Karena seluruh sistem klinik
kohort yang terbatas pada kelahiran hidup bayi tunggal z 500 g
dioperasikan oleh Parkland Hospital, pengawasan administratif dan
yang mendapatkan perawatan pranatal. (Dicetak utang dari
Leveno KJ, Mclntire DD, Bloom SL, dkk. Decreased kurang bulan medisnya tidak bermasalah. Sebagai contoh, protokol pranatal
births in an inner-city public hospital, Obstetrics and Gynecology, digunakan oleh praktisi perawat di semua klinik untuk menjamin
2009, vol. 113, no. 3, hlm. 578-584, dengan izin.) perawatan yang homogen. Wanita dengan komplikasi kehamilan
berisiko tinggi dirujuk ke sistem klinik pusat berbasis rumah
sakit. Di sini, klinik kehamilan risiko tinggi beroperasi setiap hari
ditemukan pada wanita dengan ancaman persalinan kurang bulan (lihat kerja dengan klinik khusus untuk wanita dengan riwayat kelahiran
hal. 864)
kurang bulan, diabetes gestasional, penyakit menular, kehamilan
Mengenai indikasi kedua, Berghella dkk., (2005) meninjau ulang
beberapa percobaan kecil mengenai cerclage pada kelompok ini dan multijanin, dan gangguan hipertensi. Klinik dikelola oleh residen
menyimpulkan bahwa cerclage dapat mengurangi angka kelahiran dan bidan, diawasi oleh fakultas dan lulusan kedokteran ibu janin.
prematur pada wanita dengan riwayat yang sama sebelumnya. Dari 16 Karena Parkland Hospital memiliki sistem perekrutan staf yang
pusat kesehatan, Owen dkk., (2009) secara acak merekrut 302 wanita ketat, semua dokter yang hadir dipekerjakan oleh University of
dengan serviks pendek—didefinisikan sebagai panjang <25 mm yang Texas Southwestern Department of Obstetrics and Gynecology.
sebelumnya melahirkan prematur untuk menggunakan cerclage atau Para anggota fakultas ini mematuhi pedoman praktik yang telah
tidak. Jumlah wanita dengan panjang serviks <15 mm yang melahirkan disepakati dengan pendekatan hasil-berbasis-bukti. Jadi, perawatan
sebelum 35 minggu secara signifikan jauh berkurang setelah penggunaan pranatal dianggap sebagai salah satu komponen sistem pelayanan
cerclage dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan kesehatan masyarakat yang tersusun dan komprehensif berbasis-
cerclage-30 versus 65 persen. Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat. Dengan menyusun semua hal tersebut, kami menduga
bahwa penurunan kejadian kelahiran
12 kurang bulan di rumah sakit pusat kota
Kelahiran sebelum 37 minggu (persen)

Persen dengan perawatan prenatal

86 disebabkan oleh program pelayanan ke-


11 Kelahiran sebelum 37 minggu sehatan publik berbasis geografis yang
Persen dengan perawatan
secara khusus mengarah pada populasi
88 wanita hamil golongan minoritas.
10 prenatal
90
9
PENATALAKSANAAN
92
8 KETUBAN PECAH DINI DAN
94 PERSALINAN KURANG BULAN
7
Wanita yang diketahui berisiko melahir-
6 96 kan kurang bulan dan mereka yang me-
miliki tanda dan gejala persalinan kur-
5 98 ang bulan telah menjadi kandidat pene-
rima beberapa intervensi yang dimak-
4 100 sudkan untuk meningkatkan prognosis
1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 neonatus. Jika tidak ada indikasi ibu
Tahun atau janin yang mengharuskan pelaksan-
an pelahiran yang disengaja, intervensi
GAMBAR 36-15 Hubungan waktu antara ketuban pecah dini kurang bulan dan
di maksudkan untuk mencegah kelahiran
pelahiran pada 172 kehamilan tunggal. (Dicetak ulang dari Carroll SG, Blott M,
Nicolaides KH: Kurang bulan prelabor amniorrhexis: Outcome of live births, Obstetrics kurang kurang bulan. Meskipun banyak
and Gynecology, 1995, vol. 86, no. 1, hlm. 18-25, dengan izin.) intervensi ini yang diuraikan pada bagi-
an bagian berikutnya, mereka tidak di-
818 Komplikasi Obstetri

rekomendasikan. Beberapa orang mungkin menghasilkan sedikit tidak ada kematian neonatus. Hal ini kontras dengan tingkat
perbaikan, tapi sebagian lainnya belum terbukti. Sebagai contoh, kematian neonatus sebesar 80 per 1.000 bayi neonatus kurang bulan
American College of Obstetricians and Gynecologists (2003, 2008b), yang dilahirkan dalam waktu 48 jam sejak ketuban pecah. Nelson
dalam tinjauannya mengenai manajemen persalinan prematur, telah dkk., (1994) melaporkan hasil yang serupa.
BAGIAN 7

menyimpulkan: "Meskipun banyak metode penatalaksanaan yang di- Waktu sejak ketuban pecah dini hingga pelahiran berbanding
usulkan, kekerapan kelahiran kurang bulan hanya berubah sedikit terbalik dengan usia kehamilan ketika terjadi pecah ketuban (Carroll
selama 40 tahun terakhir. Ketidakpastian mengenai strategi terbaik dkk., 1995). Seperti ditunjukkan dalam Gambar 36-15, hari yang
untuk mengelola persalinan kurang bulan terus berlanjut ." dilalui sangat sedikit ketika ketuban pecah pada masa trimester
ketiga dibandingkan dengan pertengahan kehamilan.
■ Diagnosis Ketuban Pecah Dini Kurang Bulan
Diagnosis pecah ketuban terperinci dalam Bab 17 (lihat hal. 410). ■ Rawat inap
Riwayat perembesan cairan vagina, baik sebagai aliran kontinu atau Sebagian besar dokter mengopname wanita dengan ketuban pecah
menyembur, seharusnya dilakukan pemeriksaan spekulum untuk dini. Kekhawatiran tentang biaya rawat inap yang panjang biasanya
memvisualisasikan genangan cairan amnion di vagina, cairan bening diperdebatkan karena kebanyakan wanita memulai persalinan dalam
dari kanalis servisis uteri, atau keduanya. Konfirmasi ketuban pecah waktu seminggu atau kurang setelah ketuban pecah. Carlan dkk.,
biasanya disertai dengan pemeriksaan sonografi untuk menilai (1993) secara acak merekrut 67 wanita dengan ketuban pecah
volume cairan ketuban, mengidentifikasi bagian terbawah, dan, jika terhadap penatalaksanaan di rumah atau rumah sakit. Tidak ada
belum ditentukan sebelumnya, untuk memperkirakan usia kehamilan. manfaat yang ditemukan dengan rawat inap dan lama rawat ibu di
Cairan amnion sedikit bersifat basa (pH 7,1-7,3) dibandingkan rumah sakit berkurang sebanyak 50 persen pada mereka yang
dengan cairan vagina (pH 4,5-6,0); sering digunakan sebagai dasar dikirim ke rumah-14 versus 7 hari. Yang penting yaitu para peneliti
pengujian pH untuk kasus pecah ketuban. Darah, air mani, menekankan bahwa penelitian ini terlalu kecil untuk menyimpulkan
antiseptik, atau vaginosis bakterialis, bagaimanapun juga, semua bahwa penata laksanaan di rumah adalah aman.
bersifat alkali dan dapat memberikan hasil positifpalsu.
■ Pelahiran Disengaja
■ Riwayat Alami Ketuban Pecah Dini Sebelum pertengahan 1970-an, persalinan biasanya diinduksi pada
Cox dkk., (1988) memaparkan hasil akhir kehamilan pada 298 wanita dengan ketuban pecah dini kurang bulan karena ke kha-
wanita yang melahirkan setelah ketuban pecah spontan ketika usia watiran sepsis. Dua uji teracak membandingkan induksi persali-nan
kehamilan antara 24 dan 34 minggu. Meski komplikasi ini di dengan penatalaksanaan ekspektansi/menunggu ibu hamil pada
identifikasi hanya 1,7 persen kehamilan, kondisi ini menyebabkan 20 kehamilan seperti itu. Mercer dkk., (1993) secara acak me-rekrut 93
persen dari seluruh kematian perinatal. Pada saat mereka datang, wanita dengan kehamilan berusia antara 32 dan 36 minggu untuk
75 persen wanita telah berada dalam masa persalinan, 5 persen bersalin atau mendapat tata laksana ekspektansi kehamilan.
melahirkan akibat komplikasi lain, dan 10 persen lainnya melahirkan Kematangan paru janin, yang dibuktikan dengan profil surfaktan
dalam waktu 48 jam. Hanya 7 persen pelahiran tertunda selama 48 yang matang, didapatkan pada semua kasus. Pelahiran disengaja
jam atau lebih setelah ketuban pecah. Namun, subkelompok yang mengurangi lama rawat inap ibu dan tingkat infeksi baik pada ibu
yang terakhir ini tampaknya mendapatkan manfaat dari pelahiran maupun neonatus. Cox dan Leveno (1995) juga merekrut 129 wanita
dengan usia kehamilan antara 30 dan 34 minggu. Kematangan paru
janin tidak dinilai. Satu kematian janin
180 paru janin tidak dinilai. Satu kematian
Selamat
janin akibat sepsis terjadi pada
Kematian akibat komplikasi prematur penatalaksaan ekspektansi ibu hamil.
150 Di antara kelompok pelahiran di-
Kematian akibat hipoplasia pulmonal
sengaja, terdapat tiga kematian
neonatus—dua sepsis dan satu
120 mengalami hipoplasia paru. Dengan
Interval (days)

demikian, tidaksatupun pendekatan


terbukti lebih unggul.
90

60 ■ Penatalaksanaan
Ekspektansi
Meskipun banyak sekali literatur
30 tentang penatalaksanaan ekspektansi
pada kasus ketuban pecah dini kurang
bulan, tokolisis telah digunakan dalam
0
12 16 20 24 28 32 36 40 beberapa studi. Pada studi teracak,
wanita direkrut untuk mendapatkan
Gestasi pada amniorrhexis (minggu)
tokolisis atau ditatalaksana ekspe-
GAMBAR 36-15 Hubungan waktu antara ketuban pecah dini kurang bulan dan pelahiran pada ktansi. Para peneliti menyimpulkan
172 kehamilan tunggal. (Dicetak ulang dari Carroll SG, Blott M, Nicolaides KH: Kurang bulan bahwa intervensi aktif tidak mem-
prelabor amniorrhexis: Outcome of live births, Obstetrics and Gynecology, 1995, vol. 86, no. 1,
perbaiki prognosis perinatal (Garite
hlm. 18-25, dengan izin.)
dkk., 1981, 1987; Nelson dkk., 1985).
Kelahiran prematur 819

Pertimbangan lain pada penatalaksanaan ekspektansi melibatkan indikator terpercaya untuk diagnosis ini dan suhu 38°C (100,4°F)
penggunaan pemeriksaan serviks secara digital dan cerclage. atau lebih yang menyertai pecah ketuban menyiratkan infeksi.
Alexander dkk., (2000) menganalisis temuan pada wanita dengan Leukositosis pada ibu saja tidak dapat diandalkan. Selama
penatalaksanaan ekspektansi antara 24 dan 32 minggu. Mereka penatalaksanaan ekspektansi, dianjurkan pemantauan terhadap
membandingkan orang-orang yang telah menjalani satu atau dua kali takikardia ibu atau janin terus-menerus, nyeri tekan pada uterus,

BAB 36
pemeriksaan serviks digital dengan wanita yang tidak diperiksa. dan keluarnya sekret vagina berbau busuk.
Wanita yang diperiksa memiliki interval waktu sejak ketuban pecah
Dengan adanya korioamnionitis, morbiditas janin dan neonatus
hingga terjadi persalinan selama 3 hari dibandingkan dengan 5 hari
sesungguhnya meningkat. AleXander dkk., (1998) mempelajari 1.367
pada mereka yang tidak diperiksa. Perbedaan ini tidak memperburuk
neonatus dengan berat badan lahir sangat rendah yang dilahirkan di
hasil akhir pada ibu atau bayi. McElrath dkk., (2002) meneliti 114
Rutnah Sakit Parkland. Sekitar 7 persen dilahirkan oleh wanita
wanita dengan cerclage yang kemudian mengalami pecah ketuban
dengan korioamnionitis pasti, dan hasil akhir mereka dibandingkan
sebelum 34 minggu. Mereka dibandingkan dengan 288 kontrol yang
dengan bayi yang baru dilahirkan tanpa infeksi klinis. Mereka, pada
tidak menggunakan cerclage. Hasil akhir kehamilan setara pada
kelompok yang terinfeksi, mengalami peningkatan insiden sepsis,
kedua kelompok. Seperti dijelaskan dalam Bab 9 (lihat hal. 230),
sindrom distres pemapasan, kejang awitan dini, perdarahan
penatalaksanaan tersebut masih kontroversial.
intraventrikular, dan leukomalasia periventrikular. Para peneliti
menyimpulkan bahwa neonatus berberat badan lahir sangat rendah
Risiko Penatalaksanaan Ekspektansi ini rentan terhadap cedera neurologis akibat korioamnionitis.
Risiko ibu dan janin bervariasi berdasarkan usia kehamilan Meskipun Locatelli dkk., (2005) telah menentang temuan ini, ada
saat ketuban pecah. Morales dan Talley (1993b) menata laksana bukti lain bahwa bayi baru lahir yang sangat kecil memiliki
secara ekspektansi 94 kehamilan tunggal dengan ketuban pecah peningkatan risiko sepsis. Yoon dkk., (2000) menemukan bahwa
sebelum usia 40 kehamilan val waktu rata-ratanya adalah 11 hari. infeksi intra amnion pada neonatus prematur dikaitkan dengan
Walaupun 41 persen bayi bertahan hidup hingga usia 1 tahun, hanya peningkatan angka cerebral palsy pada usia 3 tahun. Petrova dkk.,
27 persen yang memiliki kondisi neurologis normal. Hasil serupa juga (2001) mempelajari lebih dari 11 juta kelahiran hidup bayi tunggal
dilaporkan oleh Farooqi (1998) dan Winn dkk., (2000) Lieman dkk., sejak tahun 1995 hingga 1997 yang disimpan dalam kumpulan data
(2005) tidak menemukan perbaikan hasil akhir pada neonatus National Center for Health Statistics. Selama persalinan, 1,6 persen
dengan penatalaksanaan ekspektansi yang dilakukan setelah 33 wanita mengalami demam; ini menetapakan prediktor kuat kematian
minggu. Sebaliknya, McElrath dkk., (2003) menemukan bahwa waktu terkait infeksi pada neonatus atem dan kurang bulan. Bullard dkk.,
yang berkepanjangan setelah ketuban pecah tidak berhubungan (2002) melaporkan hasil yang sama.
dengan peningkatan insiden cedera neurologis pada janin.
Volume cairan amnion yang tersisa setelah ketuban pecah
tampaknya memiliki kepentingan prognostik bagi kehamilan berusia Percepatan Pematangan Paru
sebelum 26 minggu. Hadi dkk., (1994) menjelaskan 178 kehamilan Berbagai kondisi klinis—beberapa telah dipaparkan dengan baik—
dengan ketuban pecah antara 20 dan 25 minggu. Empat puluh pernah dinyatakan dapat mempercepat produksi surfaktan janin
persen wanita mengalami oligohidramnion, yaitu keadaan yang (Gluck, 1979). Kondisi ini termasuk penyakit ginjal atau jantung kro-
ditandai dengan hilangnya cairan ketuban sebanyak 2 cm atau lebih. nik, gangguan hipertensi, kecanduan heroin, hambatan pertumbtthan
Hampir semua wanita dengan penampakan oligohidramnion janin, infark plasenta, korioainnionitis, dan ketuban pecah dini
melahirkan sebelum 25 minggu, padahal 85 persen dengan volume kurang bulan. Meskipun pandangan ini telah dipelajari secara luas
cMran amnion yang memadai melahirkan pada trimester ketiga. selama bertahun-tahun, penelitian Tenelitian yang ada tidak men-
Carroll dkk., (1995) mengamati bahwa tidak ada kasus hipoplasia dukung hubungan tersebut (Hallak dan Bottoms, 1993; Owen dkk.,
paru pada janin yang dilahirkan setelah ketuban pecah pada 24 1990).
minggu atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa 23 minggu atau
kurang adalah batas waktu terjadinya hipoplasia paru. Karena itu,
Antimicrobial Therapy
ketika merencanakan penatalaksanaan umum kehamilan lebih dini,
perlu diperhatikan kondisi oligohidramnion yang menyebabkan Usulan patogenesis mikroba untuk persalinan kurang bulan spontan
deformitas ekstremitas akibat kompresi (lihat Bab 21, hal. 516). atau ketuban pecah telah membuat para peneliti supaya memberikan
Faktor risiko lain juga, telah dievaluasi. Neonatus yang dilahirkan berbagai antimikroba sebagai upaya untuk mencegah pelahiran.
olch wanita dengan lesi hcrpes aktif yang ditatalaksana ekspektansi, Mercer dan Arheart (1995) meninjau 13 uji acak yang dilakukan
risiko morbiditas infeksi lebih kecil dibandingkan risiko-risiko yang sebelum 35 minggu. Hasil meta-analisis tersebut yaitu hanya tiga
berkaitan dengan kelahiran kurang bulan (Major dkk., 2003). Lewis dari 10 hasil akhir yang mungkin mendapat inanfaat: (1) lebih sedikit
dkk., (2007) menemukan bahwa penatalaksanaan ekspektansi pada wanita yang mengalami korioamnionitis (2) lebih sedikit neonatus
wanita dengan ketuban pecah dini preterm dan presentasi nonsefalik yang mengalami scpsis, dan (.3) kehamilan lebih sering bertambah 7
meningkatkan angka prolapsusus tali pusat, terutama sebelum 26 hari pada wanita yang diberikan antimikroba. Namun, kelangsungan
minggu. hidup neonatus tidak terpengaruh, demikian pula, insiden necrotizing
enterocolitis, gangguan pernapasan, atau perdarahan intrakranial.
Untuk membahas masalah ini lebih jauh, Maternalfetal Medicine
Korioamnionitis Klinis
Units Network merancang sebuah percobaan untuk mempelajari
Sebagian besar penulis melaporkan bahwa ketuban pecah lama penatalaksanaan ekspektansi yang dikombinasi dengan terapi ampisilin,
meny. ebabkan peningkatan sepsis janin dan ibu (Ho dkk., 2003). amoksisilin plus eritromisin„ atau plasebo selama 7 hari. Para wanita
Jika korioamnionitis terdiagnosis, upaya segera untuk pelahiran, mengalami pecah ketuban antara 24 dan 32 minggu. Baik tokolitik
sebaiknya per vagina, dimulai. Demam merupakan satu-satunya ataupun kortikosteroid tidak diberikan. Wanita yang diterapi dengan
820 Komplikasi Obstetri

antimikroba secara signifikan lebih sedikit memiliki neonatus dengan kelahiran. Pada kohort yang lebih baru, hampir 85 persen coliform
sindrom distres pernapasan, necrotizing enterocolids, dan gablingan yang diisolasi merupakan resisten ampisilin. Neonatus dengan sepsis
prognosis yang buruk (Mercer dkk., 1997). Periode laten secara awitan dini cenderung untuk meninggal, terutama jika mereka
signifikan lebih lama. Secara khusus, 50 persen wanita yang diberikan terinfeksi oleh coliform. Kenyon dkk., (2008a) menemukan bahwa
BAGIAN 7

regimen antimikroba tetap tidak melahirkan setelah 7 hari pengobatan pemberian resep antimikroba untuk wanita dengan ketuban pecah
dibandingkan dengan hanya 25 persen dari mereka yang diberikan dini tidak berpengaruh pada kesehatan anak-anak pada usia 7 tahun.
plasebo. Terdapat pula kehamilan memanjang yang signifikan hingga
hari ke-14 dan 21. Kolonisasi Streptokokus grup B pada servikovaginal Kortikosteroid
tidak mengubah hasil ini.
Penelitian lebih baru telah menguji efektivitas waktu terapi yang National Institute of Health Consensus Development Conference
lebih singkat dan kombinasi antimikroba lainnya. Efektivitas terapi 3 (2000) merekomendasikan satu paket kortikosteroid selama antenatal
hari dibandingkan dengan regimen menggunakan ampisilin atau untuk wanita dengan ketuban pecah dini sebelum 32 minggu dan
ampisilin-sulbaktam memberikan hasil akhir yang setara (Lewis dkk., tidak terdapat tanda-tanda korioamnionitis. Sejak itu, sejumlah meta-
2003; Segel dkk., 2003). Demikian pula, eritromisin dibandingkan analisis telah membahas masalah ini. Menurut American College of
dengan plasebo memiliki rentang manfaat yang signifikan bagi, Obstetricians and Gynecologists (2007), terapi dosis tunggal di-
neonatus. Namun, regimen amoksisilin-klavulanat tidak dianjurkan anjurkan sejak 24 hingga 32 minggu. Tidak ada konsensus mengenai
karena meningkatkan kejadian necrotizing entero-colitis (Kenyon dkk., terapi antara 32 dan 34 minggu. Terapi ini tidak dianjurkan sebelum
2004). 24 minggu.
Beberapa ahli memperkirakan bahwa terapi antimikroba
berkepanjangan pada kehamilan seperti itu mungkin memiliki ■ Perbaikan Selaput Ketuban
konsekuensi yang tidak diinginkan. Carroll dkk., (1996) dan Mercer Segel jaringan telah digunakan untuk berbagai keperluan pengobatan
dkk., (1999) memperingatkan bahwa terapi tersebut berpotensi dan telah berperan penting dalam menjaga hemostasis bedah dan
meningkatkan risiko resistensi. Stoll dkk., (2002) mempelajari 4.337 menstimulasi penyembuhan luka. Devlieger dkk., (2006) telah
neonatus dengan berat 400 hingga 1.500 g dan lahir antara tahun meninjau efektivitas sealants untuk perbaikan kerusakan membran,
1998 hingga 2000 di pusat-pusat Neonatal Research Network. Hasil seperti pada ketuban pecah dini preterm.
akhir mereka dibandingkan dengan 7.606 neonatus dengan berat
lahir setara yang lahir pada tahun 1991 hingga 1993. Angka
keseluruhan sepsis awitan-dini tidak berubah pada dua periode ini. ■ Rekomendasi Penatalaksanaan
Namun, jumlah sepsis Streptokokus grup B menurun dari 5,9 per Skema penatalaksanaan yang direkomendasikan oleh American College
1.000 kelahiran pada kelompok tahun 1991 hingga 1993 menjadi 1,7 per of Obstetricians and Gynecologists (2007) dirangkum dalam Tabel
1.000 kelahiran pada kelompok tahun 1998 hingga 2000. Tingkat 36-8. Penatalaksanaan ini sama dengan yang dipraktikkan di Rumah
sepsis Escherichia coli meningkat—dari 3,2 menjadi 6,8 per 1.000 Sakit Parkland dan Alabama University Hospital di Birmingham.

TABEL 36-8. Rekomendasi Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini Kurang Bulan


Usia Kehamilan Penatalaksanaan
34 minggu atau lebih • Lanjutkan untuk pelahiran, biasanya dengan induksi persalinan
• Disarankan profilaksis terhadap Streptokokus grup B
32 minggu hingga 33 minggu lengkap • Penatalaksanaan kehamilan ekspektansi kecuali jika kematangan
paru janin tercatat
• Disarankan profilaksis terhadap Streptokokus Grup B
• Kortikosteroid—tidak ada konsensus, namun beberapa
ahli menyarankan
• Antimikroba untuk perpanjangan masa laten jika tidak ada
kontraindikasi
24 minggu hingga 31 minggu lengkap • Penatalaksanaan kehamilan ekspektansi
• Disarankan profilaksis terhadap Streptokokus Grup B
• Disarankan penggunaan kortikosteroid satu paket
• Tokolitik—tidak ada konsensus
• Antimikroba untuk perpanjangan masa laten jika tidak ada
kontraindikasi
Sebelum 24 minggu a
• Konseling pasien
• Penatalaksanaan kehamilan ekspektansi atau induksi persalinan
• Profilaksis terhadap Streptokokus Grup B tidak disarankan
• Kortikosteroid tidak disarankan
• Antimikroba—tidak didapatkan data yang cukup mengenai
penggunaannya pada pemanjangan masa laten
aKombinasi berat badan lahir, usia kehamilan, dan jenis kelamin memberikan perkiraan harapan hidup terbaik dan harus
dipertimbangkan pada kasus-kasus individual.
Dicetak ulang, dengan izin, dari American College of Obstetricians and Gynecologists. Kurang bulan rupture of
membranes. ACOG Practice Bulletin 80. Washington, DC:ACOG; 2007.
Kelahiran prematur 821

PERSALINAN KURANG BULAN DENGAN menjadi topik pada dua penelitian besar. Meskipun keduanya
menemukan bahwa pemberian berulang bermanfaat untuk
KETUBAN UTUH
mengurangi tingkat morbiditas pernapasan neonatus, konsekuensi
Wanita dengan tanda dan gejala persalinan kurang btilan dengan jangka panjangnya berbeda. Secara spesifik, Crowther dkk., (2007)
ketuban utuh ditatalaksana sama seperti penjelasan di atas untuk meneliti dampak pada 982 wanita melalui Australian Collaborative

BAB 36
mereka dengan ketuban pecah dini kurang bulan. Dasar pengobatan Study. Para wanita tersebut diberikan betametason dosis tunggal
adalah untuk mencegah pelahiran sebelum 34 minggu, jika mungkin. mingguan 11,4 mg. Para peneliti ini tidak menemukan efek samping
Obat-obatan yang digunakan untuk meredakan atau menekan pada bayi yang diikuti hingga usia 2 tahun. Wapner dkk., (2007)
kontraksi rahim kurang bulan dibahas kemudian. meneliti bayi-bayi yang dilahirkan oleh 496 wanita pada Network
study yang secara acak menerima dua dosis mingguan betametason
■ Amniosentesis untuk Deteksi Infeksi 12 mg yang diberikan selang 24 jam. Mereka prihatin dengan
temuan mereka bahwa angka cerebral palsy meningkat meskipun
Beberapa tes telah digunakan untuk mendiagnosis infeksi tidak signifikan-pada pemberian kortikosteroid berulang. Dosis
intraamnion. Romero dkk., (1993) mengevaluasi nilai diagnostik betametason yang dilipatgandakan pada studi itu mengkhawatirkan
cairan amnion yang mengandung leukosit tinggi, kadar glukosa karena ada beberapa bukti eksperimental yang mendukung
rendah, konsentrasi interleukin-6 yang tinggi, atau hasil pewarnaan pandangan bahwa efek buruk kortikosteroid tergantung pada dosis.
Gram yang positif pada 120 wanita dengan persalinan kurang bulan Bruschettini dkk. (2006) mempelajari kesetaraan pemberian beta-
dan ketuban utuh. Wanita dengan hasil positif dari kultur cairan metason 12 mg versus 6 mg pada kucing hamil. Mereka
amnion dianggap terinfeksi. Para peneliti ini menemukan bahwa melaporkan bahwa dosis yang lebih rendah memiliki efek yang
spesifitas hasil negatif pada pewarnaan Gram dapat menyingkirkan lebih ringan terhadap pertumbuhan somatik tanpa memengaruhi
bakteri cairan amnion sebesar 99 persen. Sensitivitas kadar proliferasi sel otak janin.
interleukin-6 yang tinggi adalah 82 persen untuk mendeteksi cairan Stiles (2007) merangkum penelitian Australian and American
amnion yang mengandung bakteri. Para peneliti lain juga study sebagai "keuntungan awal, pertanyaan jangka panjang." Kami
menemukan korelasi yang baik antara interleukin-6 cairan amnion setuju, dan di Parkland Hospital, kami mengikuti rekomendasi terapi
atau kadar leukosit dengan infeksi korioamnionik (Andrews dkk., dosis tunggal oleh American College of Obstetricians and Gyne-
1995; Yoon dkk., 1996). Walaupun ada hubungan tersebut, cologists (2008a).
penemuan di atas belum menunjukkan bahwa amniosentesis untuk
mendiagnosis infeksi berkaitan dengan perbaikan hasil akhir
kehamilan pada wanita dengan atau tanpa pecah ketuban (Feinsten Terapi "Penyelamatan"
dkk., 1986). American College of Obstetricians and Gynecologists Hal ini mengacu pada pengulangan pemberian dosis korti-kosteroid
(2003) telah menyimpulkan bahwa tidak ada bukti pendukung bah- saat pelahiran akan segera terjadi dan telah lebih dari 7 hari berlalu
wa amniosentesis rutin dapat mengidentifikasi infeksi. sejak pemberian dosis pertama. Consensus Development Conference
pada tahun 2000 merekomenda-sikan bahwa terapi penyelamatan
■ Terapi Kortikosteroid untuk Meningkatkan tidak harus secara rutin digunakan dan harus berdasarkan uji klinis.
Pematangan Paru Janin Uji acak pertama dilaporkan oleh Peltoniemi dkk., (2007) yang
mengalokasikan 326 wanita untuk mendapatkan plasebo atau dosis
Glukosteroid akan mempercepat pematangan paru pada janin domba
tunggal betametason 12 mg sebagai terapi penyelamatan. Sebaliknya,
kurang bulan, begitu pula dengan Liggins dan Howie (1972) yang
mereka menemukan bahwa dosis penyelamatan betametason
mengevaluasi glukosteroid untuk terapi pada wanita. Terapi
meningkatkan risiko sindrom distres pernapasan! Setelah itu,
kortikosteroid efektif untuk menurunkan kejadian distres pernapasan
American College of Obstetricians and Gynecologists (2008a) juga
dan tingkat kematian bayi jika kelahiran ditunda selama minimal 24
menganjurkan terapi tersebut diuji coba. Baru-baru ini, pada sebuah
jam setelah dimulainya betametason. Hebatnya, bayi yang terpajan
penelitian multipusat, pada 437 wanita <33 minggu yang diacak
kortikosteroid ketika awal penelitian ini sekarang telah dipantau
untuk menerima terapi penyelamatan atau plasebo, Kurtzman dkk.,
hingga usia 31 tahun; efek buruk tidak terdeteksi. Penelitian oleh
(2009) melaporkan penurunan tingkat komplikasi pernapasan dan
Liggins dan Howie (1972) telah mendorong penelitian lebih dari 35
morbiditas gabungan neonatus secara signifikan dengan terapi
tahun mengenai paru-paru janin. Pada tahun 1995, National
kortikosteroid penyelamatan. Namun, tidak didapatkan perbedaan
Instttutes of Health-Consensus Development Panel merekom-
antara angka kematian perinatal dan ditas lainnya. Pada percobaan
endasikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin pada kasus
lain, McEvoy dkk., (2009) menunjukkan bahwa bayi yang diterapi
anaman kelahiran kurang bulan.
mengalami peningkatan compliance pernapasan.
Pada follow-up, National Institutes of Health Consensus
Development Conference (2000) menyimpulkan bahwa data tidak
cukup untuk menilai efektivitas kortikosteroid pada kehamilan
dengan komplikasi hipertensi, diabetes, kehamilan multijanin, Kortikosteroid yang Mana?
hambatan pertumbuhan janin, dan hidrops fetalis. Meskipun Seperti dirangkum oleh Murphy (2007), ada pertanyaan selama 10
demikian, konferensi ini menyimpulkan bahwa pemberian tahun yaitu apakah betametason lebih unggul dibandingkan
kortikosteroid untuk komplikasi ini masih layak. Roberts dan Dalziel deksametason untuk pematangan paru janin. Elimian dkk., (2007)
(2006) meninjau ulang kortikosteroid selama antenatal untuk secara acak merekrut 2.999 wanita dengan kehamilan antara 24 dan
mempercepat pe-matangan paru janin. 33 minggu dalam uji tersamar ganda betametason versus
Isu keamanan pada janin dan bayi yang diberikan korti- deksametason. Kedua obat ini sebanding dalam mengurangi tingkat
kosteroid tunggal versus berulang untuk pematangan paru telah morbiditas neonatus yang utama pada bayi kurang bulan.
822 Komplikasi Obstetri

■ Antimikroba 80
108
Seperti pada ketuban pecah dini kurang

Responden (persen)
bulan, antimikroba telah diberikan untuk 60
menahan persalinan kurang bulan.
BAGIAN 7

Hasilnya pun telah mengecewakan. Sebuah


meta-analisis Cochrane oleh King dan 40
Flenady (2000) melalui 10 uji acak tidak
menemukan perbedaan angka sindrom
distres per¬napasan atau sepsis neonatus 20 20
17
antara kelompok plasebo dan kelompok 9
3
yang diobati dengan antimikroba. Namun, 0
mereka menemukan peningkatan mor- Magnesium Nifedipine Terbutaline Indomethacin Tidak ada
biditas perinatal pada kelompok yang sulfat oral subkutan
diobati antimikrqba. Kenyon dkk., (2001) intravena
melaporkan penelitian ORACLE Colla- A
borative Group bahwa 6.295 wanita
dengan persalinan kurang bulan spontan, 80
selaput ketuban utuh, dan tanpa bukti
infeksi yang secara acak menerima terapi 158
Responden (persen)

60
antimikroba atau plasebo memiliki pro-
gnosis yang sama pada kedua kelompok
tersebut. Dampak utama yang dimaksud 40
yaitu kematian neonatus, penyakit paru-
paru kronik, dan kelainan otak besar. 55
Dalam ulasannya, Goldenberg (2002) juga 20
menyimpulkan bahwa secara umum terapi 25 22
antimikroba tidak dianjurkan pada wanita 8 0
dengan persalinan kurang bulan yang 0
tujuan satu-satunya untuk mencegah pela- Terbutaline Nifedipine Pompa Progesterone Lainnya Tidak ada
hiran. Pada studi lanjut ke-2 ORACLE oral oral terbutaline oral
B
barti-baru ini, Kenyon dkk., (2008b)
melaporkan bahwa pajanan janin terhadap GAMBAR 36-16 Hasil kuesioner interaktif yang menyurvei penggunaan terapi tokolitik
antimikroba pada kondisi klinis ini untuk persalinan kurang bulan. A. Agen tokolitik yang digunakan oleh 157 responden
meningkatkan angka cerebral palsy pada sebagai terapi inisial pada wanita yang bersalin kurang bulan pada usia kehamilan 31
usia 7 tahun dibandingkan dengan bayi minggu 2 hari. B. Agen tokolitik rumatan yang dipilih oleh 268 responden pada para wanita
yang tidak terpajan. yang sama saat keluar dari rumah sakit 2 hari kemudian tanpa kontraksi lebih lanjut atau
perubahan serviks. (Dari Norwitz dkk., 2004, dengan izin.)

■ Cerclage Darurat atau Penyelamatan ■ Pencegahan Persalinan Kurang Bulan


Konsep bahwa inkompetensi serviks dan persalinan kurang bulan Meskipun sejumlah obat-obatan dan intervensi lainnya telah
merupakan sebagian dari banyak penyebab pelahiran kurang bulan diupayakan untuk mencegah atau menghambat persalinan kurang
telah mendapatkan dukungan. Akibatnya, para peneliti telah bulan, tidak ada yang telah terbukti benar-benar efektif. American
mengevaluasi peranan cerclage yang dipasang setelah persalinan College of Obstetricians and Gynecologists (2007) telah menyim-
kurang bulan mulai bermanifestasi secara klinis. Harger (1983) pulkan bahwa agen tokolitik tidak secara nyata memperpanjang masa
menyimpulkan bahwa jika inkompetensi serviks terjadi bersamaan gestasi, tetapi mungkin menunda pelahiran pada beberapa wanita,
dengan ancaman persalinan kurang bulan, cerclage darurat setidaknya 48 jam. Hal ini dapat memfasilitasi perjalanan ke pusat
(emergency cerclage) dapat dicoba, meskipun dengan risiko infeksi obstetri regional dan memungkinkan kesempatan untuk pemberian
dan keguguran yang cukup besar. Althuisius dkk., (2003) secara acak terapi kortikosteroid. Diperkirakan bahwa 72.733 wanita yang
merekrut 23 wanita dengan inkompetensi serviks yang terjadi melahirkan di Amerika Serikat pada tahun 2006 mendapatkan obat
sebelum 27 minggu untuk melakukan tirah baring, dengan atau tokolitik (Martin dkk., 2009). Angka penggunaan tokolitik adalah 1,7
tanpa cerclage McDonald darurat. Penundaan pelahiran secara persen pada tahun 2006; hanya berfluktuasi sedikit sejak tahun 1996.
signifikan lebih besar pada kelompok cerclage dibandingkan dengan Norwitz dkk., (2004) melakukan survei interaktif mengenai terapi
kelompok tirah baring saja-54 versus 24. Terkildsen dkk., (2003) tokolitik pada 2004 Annual Meeting of The Society of Maternal-Fetal
mempelajari 116 wanita dengan cerclage darurat saat trimester kedua. Medicine. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 36- 16, magnesium
Nuliparitas, selaput ketuban menonjol hingga melewati ostium sulfat intravena adalah tokolitik yang paling sering digunakan—
serviks eksternum, dan cerclage sebelum 22 minggu menyebabkan sekitar 70 perser.i responden. Proporsi responden yang hampir sama
penurunan yang signifikan kemungkinan kehamilan berlanjut sampai tidak akan menerapkan terapi rumatan.
28 minggu atau lebih. Cerclage dibahas lebih lanjut pada hal. 859
dan juga dalam Bab 9 (hal. 229).
Kelahiran prematur 823

Tirah Baring menunda pelahiran selama 24 jam, tidak ditemukan manfaat lainnya.
Efek temporer tokolitik ritodrine dan kegagalan terbesarnya dalam
lni adalah salah satu intervensi yang paling sering dilakukan selama
mena¬han persalinan mungkin disebabkan desensitisasi reseptor B-
kehamilan, namun salah satu yang masih sedikit dipelajari. Pada
adrenergik (Hausdorff dkk., 1990).
tahun 1994, Goldenberg dkk., mengkaji literatur yang tersedia
Infus 13-agonis sering dan seketika itu juga mengakibat-kan efek

BAB 36
mengenai tirah baring dalam kehamilan dan menyimpulkan bahwa
mereka tidak bisa menemukan bukti yang mendukung atau samping yang serius dan fatal. Edema paru adalah perhatian khusus
menyangkal manfaat tirah baring maupun rawat inap di rumah sakit dan akibatnya terhadap morbiditas dibahas dalam Bab 42 (lihat hal.
pada wanita yang terancam pelahiran kurang bulan. Baru-baru ini, 980). Tokolisis adalah penyebab ketiga tersering distres pernapasan
Sosa dkk., (2004) mencari kumpulan data Cochrane mengenai uji akut dan kematian pada ibu hamil selama periode 14 tahun di
acak yang dilakukan untuk menilai efektivitas tirah baring di rumah Mississippi (Perry dkk., 1996). Penyebab edema paru bersifat
atau rawat inap di rumah sakit. Mereka menyimpulkan bahwa bukti multifaktorial dan faktor risiko meliputi terapi tokolitik dengan f3-
yang tersedia tidak mendukung ataupun menyangkal penggunaan agonis, kehamilan multijanin, terapi kortikosteroid bersamaan,
tirah baring untuk mencegah kelahiran kurang bulan. tokolisis selama lebih dari 24 jam, dan volume besar infus kristaloid
Goulet dkk., (2001) mengacak 250 wanita Kanada baik untuk intravena. Karena (3-agonis menyebabkan retensi natrium dan air,
perawatan rumah maupun rawat inap setelah tata laksana episode seiring waktu—biasanya 24 hingga 48 jam, obat ini dapat
akut persalinan kurang bulan dan juga tidak menemukan menyebabkan kelebihan volume (Hankins dkk., 1988). Obat ini telah
manfaatnya. Yost dkk., (2005) mencoba mela¬kukan studi acak di terimplikasi sebagai penyebab peningkatan permeabilitas kapiler,
Rumah sakit Parkland, tetapi mengakhiri studi setelah 6 tahun gangguan irama jantung, dan iskemia miokard. Akhirnya, sepsis pada
karena rendahnya perekrutan. Pada studi ini, tirah baring di nimah ibu—kejadian yang cukup sering di-temukan pada persalinan kurang
sakit dibandingkan dengan tirah baring di rumah tidak berpengaruh bulan—dinilai mampu meningkatkan risiko ini (lihat Bab 42, hal.
pada durasi kehamilan bagi wanita dengan ancaman persalinan 983).
kurang bulan sebelum 34 minggu. Tirah baring tidak dipaksakan— Schiff dkk., (1993) menantang efektivitas ritodrine oral dengan
wanita diizinkan bergerak sesukanya baik di rumah sakit atau di alasan farmakokinetik; dan produsen obat ini menghentikan
rumah. Kovacevich dkk., (2000) melaporkan bahwa tirah baring distribusi tabletnya pada tahun 1995. Menurut Federal Register,
selama 3 hari atau lebih meningkatkan komplikasi tromboemboli ritodrine ditarik secara sukarela pada tahun 2003 oleh produsennya
menjadi 16 per 1.000 wanita dibandingkan dengan hanya 1 per 1.000 dan tidak tersedia lagi di Amerika Serikat.
pada rawat jalan normal. Promislow dkk., (2004) mengamati
pengeroposan tulang yang signifikan pada wanita hamil yang Terbutaline. B-agonis ini umumnya digunakan untuk mencegah
melakukan tirah baring rawat jalan. persalinan kurang bulan. Seperti ritodrine, obat ini dapat
menyebabkan edema paru (Angel dkk., 1988). Terbutaline dosis
rendah jangka panjang yang diberikan dengan pompa subkutan pada
Hidrasi dan Sedasi sembilan kehamilan dijelaskan oleh Lam dkk., (1988). Tokos
Helfgott dkk., (1994) membandingkan hidrasi dan sedasi dengan tirah Corporation segera memasarkan pendekatan ini dan antara 1987 dan
baring pada uji acak 119 wanita yang terancam persalinan kurang 1993, pompa ini digunakan oleh hampir 25.000 wanita dengan
bulan. Wanita yang dipilih secara acak menerima 500 mL kristaloid dugaan persalinan kurang bulan (Perry dkk., 1995). Laporan buruk
selama 30 menit dan 8-12 mg morfin sulfat intramuskular tentang pompa terbutaline memaparkan adanya kematian secara
menunjukkan hasil yang sama dengan mereka yang diharuskan tirah tiba-tiba ibu dan bayi yang baru lahir akibat nekrosis miolcard
baring. Meskipun wanita dengan kontraksi prematur yang diterapi setelah ibu menggunakan pompa selama 12 minggu 11(Fletcher dkk.,
dengan terbutalin subkutan 0,25 mg, kontraksinya dapat berhenti 1991; Hudgens dan Conradi, 1993). Elliott , dkk., (2004) telah
lebih cepat dan keluar rumah sakit jauh lebih awal dibandingkan menggunakan infus terbutaline subkutan secara kontinu pada 9.359
dengan wanita yang tidak di-terapi, hasil akhir kehamilannya sama pasien dan melaporkan bahwa hanya 12 wanita mengalami efek
(Guinn dkk., 1997). buruk yang berat—terutama edema paru.

Agonis Reseptor β-Adrenergik Dua uji acak menemukan tidak adanya manfaat terapi pompa
terbutaline. Pada salah satu uji, Wenstrom dkk., (1997) secara acak
Sejumlah senyawa bpreaksi dengan reseptor B-adrenergik untuk merekrut 42 wanita dengan persalinan kurang bulan untuk
mengurangi kadar kalsium terionisasi intraselular dan mencegah menggunakan pompa terbutaline, pom¬pa salin, atau terbutaline oral.
aktivasi protein kontraktil miometrium (lihat Bab 6, hal. 154). Di Pada uji lainnya, Guinn dkk., (1998) secara acak merekrut 52 wanita
Amerika Serikat, ritodrine dan terbutaline telah digunakan pada untuk diterapi dengan terbutaline atau dengan terapi pompa garam.
bidang obstetri, tetapi hanya ritodrine yang telah disetujui untuk Terbutaline tidak terlalu memperpanjang masa kehamilan, mencegah
persalinan kurang bulan oleh Food and Drug Administration. pelahiran kurang bulan, atau memperbaiki hasil akhir pada neonatus
pada dua penelitian tersebut.
Ritodrine. Melalui uji multi-pusat, neonatus yang ibunya diterapi
dengan ritodrine karena ancaman persalinan kurang bulan Terapi terbutaline oral untuk mencegah kelahiran kurang bulan
memiliki tingkat kematian dan distres pernapasan lebih rendah. juga tidak efektif (How dkk., 1995; Parilla dkk., 1993). Melalui uji buta-
Mereka juga mencapai usia gestasi 36 minggu atau berat lahir ganda, Lewis dkk., (1996) meneliti 203 wanita dengan persalinan
2500 g lebih sering tlibandingkan mereka yang ibunya tidak kurang bulan pada 24-34 minggu. Mereka secara acak mendapatkan
diterapi (Merkatz dkk., 1980). Pada uji acak di Parkland Hospital, tablet terbutaline 5 mg atau plasebo setiap 4 jam. Angka pelahiran
Leveno dkk., (1986) menentukan 106 wanita dengan kehamilan dalam rentang 1 minggu serupa pada kedua kelompok, begitu pula
berusia antara 24 dan 33 minggu untuk mendapatkan ritodrine rata-rata masa laten, rata-rata usia kehamilan saat melahirkan, dan
intravena atau tanpa tokolisis. Meskipun terapi obat-obatan kejadian persalinan kurang bulan berulang.
824 Komplikasi Obstetri

Ulasan Obat-Obatan Beta-Adrenergik untuk Menghambat Efek Magnesium pada Neonatus. Dalam laporan yang
Persalinan Kurang Bulan. Analisis P-agonis parenteral untuk menarik perhatian, neonatus dengan berat badan lahir sangat rendah
mencegah kelahiran kurang bulan telah mempertegas penundaan yang ibunya diterapi dengan magnesium sulfat karena persalinan
pelahiran selama minimal 48 jam (Canadian Kurang bulan Labor kurang bulan atau preeklamsia ditemukan memiliki penurunan
BAGIAN 7

Investigators Group, 1992). Sayangnya, penundaan ini tidak terbukti insiden cerebral palsy ketika berusia 3 tahun (Grether dkk., 2000;
bermanfaat. Macones dkk., (1995) menggunakan meta-analisis untuk Nelson dan Grether, 1995). Hal ini logis karena magnesium pada
menilai efektivitas terapi B-agonis oral dan tidak menemukan orang dewasa terbukti menstabilkan tonus intralcranial, mengurangi
manfaat. Keirse (1995b) menyatakan bahwa penundaan singkat ini fluktuasi aliran darah otak, mengurangi cedera repetfusi, dan
dapat membantu ibu menuju pusat perawatan tersier atau efek memblok kerusakan intraselular yang diperantarai kalsium (Aslanyan
pematangan paru janin oleh kortikosteroid. Meskipun penalaran dkk., 2007; Marret dkk., 1995). Magnesium mengurangi sintesis
intuitif ini logis, tidak ada data yang mendukung pandangan ini. sitokin dan endotoksin bakteri. Dengan demikian, juga dapat
mengurangi efek inflamasi akibat infeksi (Nelson dan Grether, 1997).
Karena bukti epidemiologi menunjukkan bahwa terapi magnesium
Magnesium Sulfat sulfat pada ibu memiliki efek neuroprotektif bagi janin, penelitian
Konsentrasi ion magnesium yang cukup tinggi dapat menganggu acak dirancang untuk meneliti hipotesis ini. Sebuah uji acak Australia
kontraktilitas miometrium. Perannya mungkin merupakan suatu oleh Crowther dkk., (2003) mengikutsertakan 1.063 wanita berisiko
antagonis kalsium. Secara klinis, magnesium dalam dosis farmakologi ancaman pelahiran sebelutn 30 minggu dan kepada mereka diberikan
dapat menghambat persalinan. Steer dan Petrie (1977) men- magnesium sulfat atau plasebo. Para peneliti ini menunjukkan bahwa
yimpulkan bahwa magnesium sulfat yang diberikan secara intravena pajanan magnesium memperbaiki beberapa hasil akhir perinatal.
—ddsis awal 4g diikuti dengan infus secara kontinu 2 g/jam— Angka kematian neonatus dan cerebral palsy lebih rendah pada
biasanya menunda persalinan. Wanita yang mendapatkan magnesium kelompok yang diterapi magnesium—namun, penelitian ini tidak
sulfat harus dipantau secara ketat terhadap hipermagnesemia. memiliki cukup kapasitas. Sebuah uji multipusat di Perancis yang
Farmakologi dan toksikologi magnesium dipertimbangkan lebih rinci dilaporkan oleh Marret dkk., (2008) memiliki masalah yang sama. Uji
pada Bab 34 (hal. 773). Samol dan Lambers (2005) menemukan 67 ini meliputi 573 kehamilan <33 minggu dan para peneliti mem-
kasus-8,5 persen—edema paru diantara 789 wanita yang diberikan perlihatkan perbaikan ketika bayi-bayi tersebut, yang ibunya diterapi,
tokolisis dengan magnesium sulfat ketika di rumah sakit. berusia 2 tahun dibandingkan dengan bayi yang tidak terpajan
magnesium.
Hanya ada dua studi acak terkontrol-plasebo mengenai tokolisis
dengan magnesium sulfat. Cotton dkk., (1984) membandingkan Bukti yang lebih meyakinkan lainnya tentang neuro¬proteksi oleh
magnesium sulfat, ritodrine, dan plasebo pada 54 wanita ketika magnesium selanjutnya diperoleh dari NICHD Matemal-Fetal
terjadi persalinan kurang bulan. Mereka mengidentifikasi beberapa Medicine Units Network yang dilaporkan oleh Rouse dkk., (2008).
perbedaan hasil akhir. Cox dkk., (1990) secara acak merekrut 156 Beneficial Effects of Antenatal Magnesium Sulfate—BEAM—Study
wanita untuk mendapatkan infus magnesium sulfat atau salin merupakan uji terkontrol-plasebo pada 2.241 wanita dengan risiko
normal. Para wanita ini memiliki risiko cukup besar dan beberapa ancaman pelahiran kurang bulan antara 24 dan 31 minggu. Hampir
mencapai usia kehamilan 33 minggu. Wanita dan janin mereka yang 87 persen sudah pecah ketuban sejak dini dan hampir seperlimanya
diterapi dengan magnesium memiliki prognosis yang identik dengan telah mendapatkan magnesium sulfat sebelumnya sebagai tokolisis.
mereka yang mendapatkan plasebo. Karena temuan ini, metode Wanita-wanita tersebut secara acak men¬dapatkan magnesium sulfat
tokolisis ditinggalkan Parkland Hospital. Grimes dan Nanda (2006) 6 g secara bolus selama 20 sampai 30 menit diikuti oleh infus
meninjau penggunaan magnesium sulfat sebagai tokolisis dan rumatan 2 g per jam. Penelitian tindak-lanjut selama 2 tahun dapat
menyimpulkan bahwa "Saatnya untuk Berhenti" atas dasar bahwa dilakukan pada 96 persen anak. Hasil terpilih ditunjukkan pada Tabel
terapi ini tidak efektif dan berpotensi berbahaya bagi bayi. 36-9. Uji ini diinterpretasikan berbeda tergantung pada filosofi

TABEL 36-9. Magnesium Sulfat untuk Pencegahan Cerebral Palsya

Terapi
Magnesium Sulfat Plasebo Jumlah Risiko Relatif
Hasil Akhir Perinatala Jumlah (%) (%) (CI 95%)
Bayi dengan follow-up 2 tahun 1041 (100) 1095 (100) —1.12
Kematian Janin atau Bayi 99 (9,5) 93 (8,5) (0,85–1,47)
Cerebral palsy derajat sedang atau berat:
Keseluruhan 20/1041 (1,9) 3/1095 (3,4) 0,55 (0,32–0,95)
28–31 minggub 12/442 (2,7) 30/496 (6) 0,45 (0.23–0,87)
24–27 minggub 8/599 (1,3) 8/599 (1,3) 1,00 (0.38–2,65)
aHasilterpilih dari Beneficial Effects of Antenatal Magnesium Suffate—BEAM—Study.
bMinggu gestasi secara acak.
Data dari Rouse dkk., (2008).
Kelahiran prematur 825

secara statistik. Mereka yang menentang hasil analisis Uji kasus-kontrol telah dilakukan untuk menilai efek pajanan
subkelompok menginterpretasikan bahwa infus magnesium sulfat indometasin terhadap neonatus yang dilahirkan oleh wanita yang
mencegah cerebral palsy tanpa memperhatikan usia kehamilan sebelumnya diterapi dengan indometasin untuk persalinan kurang
saat terapi ini diberikan. Mereka yang memiliki pandangan bulan. Pada studi terhadap neonatus yang lahir sebelum usia
berbeda menyimpulkan bahwa uji ini hanya mendukung kehamilan 30 minggu, Norton dkk., (1993) mengidentifikasi

BAB 36
penggunaan magnesium sulfat untuk pencegahan cerebral palsy necrotizing enterocolitis pada sekitar 30 persen dari 37 neonatus
sebelum 28 minggu. Bagaimanapun, yang pasti adalah infus yang terpajan indometasin dibandingkan dengan 8 persen dari 37
magnesium sulfat yang diberikan pada ibu tidak dapat neonatus kontrol. Insiden perdarahan intraventrikular yang lebih
dikaitkan dengan peningkatan kematian perinatal seperti yang tinggi dan duktus arteriosus paten juga didokumentasikan pada
dilaporkan oleh Mittendorf dkk., (1997). kelompok indometasin. Dampak durasi perawatan dan waktu
Setelah studi-studi ini, Doyle dkk., (2009) melakukan tinjauan pemberian dalam hubungan dengan pelahiran tidak dilaporkan.
Cochrane terhadap dosis pada lima uji acak untuk menilai efek Sebaliknya, beberapa studi telah menelusuri hubungan antara
neuroprotektif magnesium sulfat. Terdapat total 6.145 bayi; dan pajanan indometasin dan necrotizing enterocolitis (Muench dkk.,
seperti yang diharapkan, sebagian besar berasal dari studi multipusat 2001; Parilla dkk., 2000). Akhimya, Gardner dkk., (1996) dan Abbasi
Australia, Perancis, dan Network. Tinjauan ini melaporkan bahwa dkk., (2003) menunjukkan tidak ada hubungan antara penggunaan
pajanan magnesium dibandingkan dengan tanpa pajanan secara indometasin dan perdarahan intraventrikular, duktus arteriosus
signifikan menurunkan risiko cerebral palsy—RR 0,68 (0,54-0,87) paten, sepsis, necrotizing enterocolitis, atau kematian neonatus.
dan fungsi motorik kasar substansial—RR 0,61 (0,44-0,85). Tidak Schmidt dkk., (2001) mengamati lebih lanjut kondisi 547 bayi
ada efek yang signifikan terhadap tingkat kematian anak atau yang secara acak direkrut untuk mendapatkan indometasin atau
gangguan neurologis lainnya atau kecacatan. Para peneliti ini plasebo untuk pencegahan hipertensi pulmonal karena duktus
memperhitungkan manfaat bahwa terapi terhadap 63 wanita dapat arteriosus paten. Bayi yang beratnya 500 hingga 1.000 g diikuti
mencegah satu kasus cerebral palsy. hingga tepat berusia 18 bulan. Mereka yang diberikan indometasin
Karena temuan ini, di Parkland Hospital, kebijakan kami adalah mengalami penurunan insiden duktus paten dan perdarahan
memberikan magnesium sulfat untuk kasus pelahiran kurang bulan intraventrikular berat secara signifikan. Namun, tingkat kelangsungan
mengancam saat usia kehamilan 24-28 minggu lengkap. Di Alabama hidup tanpa kelainan hampir sama pada kedua kelompok. Peck dan
University di Birmingham Hospital, kami memberikan magnesium Lutheran (2003) melaporkan bahwa terapi indometasin selama 7 hari
neuroproteksi sejak 23 hingga 32 minggu lengkap. Keduanya, dosis atau lebih sebelum usia kehamilan 33 minggu tidak meningkatkan
awal 6 g diikuti dengan infus 2 g per jam selama sekurang- risiko masalah kesehatan bayi atau anak-anak. Terdapat dua meta-
kurangnya 12 jam. analisis mengenai efek indometasin antenatal pada prognosis
neonatus dengan temuan yang saling bertentangan (Amin dkk., 2007;
Loe dkk., 2005).
Inhibitor Prostaglandin
Obat yang menghambat prostaglandin telah sangat diminati karena
Penghambat Kanal Kalsium
prostaglandin terkait sangat erat dengan kontraksi persalinan normal
(lihat Bab 6, hal. 159). Antagonis bekerja dengan menghambat (Calcium-Channel Blockers)
sintesis prostaglandin atau menghalangikerja pada organ target. Aktivitas miometrium secara langsung berkaitan dengan kalsium
Sekelompok enzim yang secara kolektif disebut prostaglandin sintase bebas dalam sitoplasma dan penurunan konsentrasinya menghambat
bertanggung jawab atas konversi asam arakidonat bebas menjadi kontraksi. Penghambat kanal kalsium menghambat masuknya kalsium
prostaglandin. Sejumlah obat menghambat sistem ini termasuk melalui kanal pada membran sel dengan berbagai mekanisme.
acetylsalicylate dan indomethacin. Meskipun obat ini dikembangkan untuk mengatasi hipertensi,
Indomethacin pertama kali digunakan sebagai tokolitik pada 50 pemakaian obat ini untuk menahan persalinan kurang bulan telah
wanita oleh Zuckerman dkk., (1974). Studi-studi selanjutnya menjadi topik penelitian sejak akhir 1970-an.
melaporkan efektivitas indometasin untuk penghentian kontraksi dan Menggunakan pusat data Cochrane, Keirse (1995a) mem-
penundaan kelahiran kurang bulan (Muench dkk., 2003; Niebyl dkk., bandingkan nifedipine dan (3-agonis, kemudian menyimpulkan
1980). Namun, Morales dkk., (1989, 1993a) membandingkan bahwa walaupun terapi nifedipine mengurangi kelahiran neonatus
indometasin baik dengan ritodrine ataupun magnesium sulfat dan dengan berat kurang dari 2.500 g, secara signifikan semakin banyak
tidak mene-mukan perbedaan efektivitas untuk pencegahan kelahiran neonatus yang masuk perawatan intensif. Peneliti lain juga telah
kurang bulan. Berghella dkk., (2006) meninjau empat percobaan menyimpulkan bahwa penghambat kanal kalsium, terutama
indometasin yang diberikan pada wanita dengan serviks yang pendek nifedipine, merupakan agen tokolitik yang lebih aman dan lebih
sesuai sonografi dan menemukan bahwa terapi tersebut tidak efektif. efektif dibandingkan P-agonis (King dkk., 2003; Papatsonis dkk.,
Indometasin diberikan per oral atau per rektal. Satu dosis 50 1997). Lyell dkk., (2007) mengacak 192 wanita dengan usia kehamilan
sampai 100 mg dilanjutkan dalam interval 8 jam dengan dosis total 24 hingga 33 minggu untuk mendapatkan magnesium sulfat atau
selama 24 jam tidak melebihi 200 mg. Konsentrasi serum biasanya nifedipine; dan tidak menemukan perbedaan besar dalam hal manfaat
mencapai puncak 1-2 jam setelah pemberian oral, sedangkan kadarnya ataupun dampak yang merugikan. Akhimya, nifedipine oral tidak
setelah pemberian melalui dubur sedikit lebih cepat mencapai secara signifikan memperpanjang masa kehamilan pada wanita yang
puncak. Kebanyakan studi telah membatasi penggunaan indometasin awalnya diterapi dengan magnesium sulfat intravena untuk
hingga 24-48 jam karena kekhawatiran akan oligohidramnion, yang persalinan kurang bulan (Carr dkk., 1999).
dapat terjadi pada dosis-dosis tersebut. Jika cairan amnion dipantau, Kombinasi nifedipine dengan magnesium untuk tokolisis
oligohidramnion dapat cepat dideteksi dan kondisi ini reversible berpotensi bahaya. Ben-Ami dkk., (1994) dan Kurtzman dkk., (1993)
dengan penghentian indometasin. melaporkan bahwa nifedipine meningkatkan efek
826 Komplikasi Obstetri

magnesium pada tingkat neuromuskular sehingga dapat mengganggu 3. Pada kehamilan kurang dari 34 minggu, diberikan
fungsi paru-paru dan jantung. How dkk., (2006) mengacak 54 kortikosteroid untuk peningkatan pematangan paru janin
wanita antara 32°P dan 346/7 minggu dengan magnesium sulfat plus 4. Pertimbangan pemberian infus magnesium sulfat pada ibu
nifedipin atau tanpa tokolitik; dan tidak menemukan manfaat selama 12 hingga 24 jam untuk memberikan neuroproteksi
BAGIAN 7

ataupun kerugian. pada janin


Atosiban 5. Pada kehamilan kurang dari 34 minggu pada wanita yang
Analog oksitosin non-apeptida ini merupakan antagonis kompetitif
tidak dalam proses persalinan, beberapa dokter percaya
kontraksi yang diinduksi oksitosin. Goodwin dkk. (1995) memaparkan bahwa wajar untuk mencoba menghambat kontraksi
farmakokinetik atosiban pada wanita hamil. Namun, dalam uji klinis sehingga menunda pelahiran. Sementara itu, wanita
secara acak, atosiban gagal memperbaiki hasil yang relevan pada diberikan tera-pikortikosteroid dan profilaksis Streptokokus
neonatus dan menyebabkan morbiditas neonatus yang signifikan grup B. Meskipun obat tokolitik tidak digunakan di Parkland
(Moutquin dkk., 2000; Romero dkk., 2000). Food and Drug Hospital, obat tersebut diberikan di University of Alabama di
Administration telah menolak perizinan atosiban karena kek- Birmingham Hospital.
hawatiran tentang efektivitas dan keselamatan janin-neonatus. 6. Pada kehamilan berusia 34 minggu atau lebih, wanita
Goodwin (2004) telah mengkaji ulang sejarah atosiban baik di dengan persalinan kurang bulan dipantau kemajuan
Amerika Serikat dan di Eropa tempat obat ini disetujui untuk persalinan dan kesejahteraan janinnya
digunakan dan secara luas dipakai sebagai tokolitik. 7. Pada persalinan aktif, antimikroba diberikan untuk pen-
Donor Nitric Oxide cegahan infeksi neonatus oleh Streptokokus grup B.

Relaksan otot polos yang potensial ini memengaruhi pembuluh


darah, usus, dan rahim. Melalui uji klinis teracak, nitrogliserin yang
diberikan secara oral, transdermal, atau intravena tidak efektif atau ■ Penatalaksanaan Intrapartum
tidak menunjukkan superioritasdibandingkan tokolitik lainnya. Selain Secara umum, semakin imatur janin, semakin besar risiko
itu, hipotensi pada ibu merupakan efek samping yang sering persalinan dan pelahiran.
ditemukan (Bisits, 2004; Buhimschi, 2002; Clavin, 1996; El-Sayed,
1999; Lees dkk., 1999).
Persalinan
Rangkuman Penggunaan Tokolitik pada Persalinan
Pada persalinan yang diinduksi atau spontan, kelainan denyut
Kurang Bulan jantung janin dan kontraksi uterus harus diperhatikan. Kami lebih
Pada sebagian besar wanita, tokolitik menghentikan kon¬traksi untuk mcmilih peinantauan elektronik secara kontinu. Takikardi pada janin,
sementara, tapi jarang mencegah kelahiran ku¬rang bulan. Pada terutama disertai pecah ketuban, adalah petunjuk terjadi sepsis. Ada
meta-analisis terapi tokolitik, Gyetvai dkk., (1999) menyimpulkan beberapa bukti bahwa asidemia intrapartum dapat meningkatkan
bahwa meskipun pelahiran mungkin tertunda cukup lama hingga beberapa komplikasi pada neonatus yang biasanya dihubtingkan
memungkinkan pemberian kortikosteroid, terapi tidak menghasilkan dengan pelahiran kurang bulan. Misalnya, Low dkk., (1995)
perbaikan kondisi perinatal. Berkman dkk., (2003) meninjau ulang 60 mengantati bahwa asidosis intrapartum—pH darah arteri umbilikalis
laporan dan menyimpulkan bahwa terapi tokolitik dapat memper- kurang dari 7,0—memiliki peranan penting pada komplikasi
panjang usia kehamilan, namun 13-agonis tidak lebih baik dari obat neonatus (lihat Bab 29, bal. 641). Kimberlin dkk., (1996) juga
lainnya dan menimbulkan potensi bahaya bagi ibu. Mereka juga menemukan bahwa peningkatan asidemia darah arteri umbilikalis
menyimpulkan bahwa tidak ada manfaat terapi tokolitik rumatan. berkaitan dengan penyakit pernapasan yang lebih parah pada
neonatus prematur. Meskipun demikian, tidak ada efek neurologis
Sebagai aturan umum, jika tokolitik diberikan, mereka harus
jangka pendek, meliputi perdarahan intrakranial, yang ditemukan.
diberikan bersamaan dengan kortikosteroid. Rentang usia kehamilan
untuk penggunaan terapi tersebut masih diperdebatkan, tetapi lnfeksi Streptokokus grup B sering terjadi dan berbahaya pada
karena kortikosteroid umumnya tidak digunakan setelah 33 minggu neonatus prematur. Dengan demikian, profilaksis harus diberikan,
dan kondisi perinatal pada neonatus prematur umumnya baik setelah seperti dibahas dalam Bab 58 (lihat hal. 1286).
batas waktu ini, kebanyakan dokter tidak merekomendasikan
penggunaan tokolitik pada atau setelah 33 minggu (Goldenberg,
2002). Pelahiran
Tidak adanya relaksasi pada pintu keluar vagina, episiotomi untuk
■ Penatalaksanaan Persalinan pelahiran mungkin diperlukan setelah kepala janin mencapai
Kurang Bulan yang Dianjurkan perineum. Data mengenai dampak perinatal tidak mendukung
Beberapa hal berikut harus dipertimbangkan kepada wanita pelahiran rutin dengan forsep untuk melindungi "kepala janin kurang
dalam persalinan kurang bulan: bulan yang rapuh". Staf, yang ahli dalam teknik resusitasi sesuai
dengan usia kehamilan dan terorientasi sepenuhnya pada tiap
1. Konfirmasi persalinan kurang bulan seperti yang dijelaskan masalah spesifik yang ada, harus hadir pada saat pelahiran. Prinsip
pada hal. 857. resusitasi yang dijelaskan dalam Bab 28 dapat diterapkan.
2. Pada kehamilan kurang dari 34 minggu pada wanita tanpa Kepentingan ketersediaan personel kbusus dan fasilitas perawatan
indikasi matemal atau janin untuk pelahiran, dianjurkan bagi bayi baru lahir prematur mendasari peningkatan kelangsungan
observasi ketat dengan pemantauan kontraksi rahim dan hidup neonatus ini setelah mereka dilahirkan di pusat-pusat
detak jantung janin. Pemeriksaan serial dilakukan untuk perawatan tersier.
menilai perubahan serviks.
Kelahiran Prematur 827

Pencegahan Perdarahan Intrakranial pada Neonatus Andrews WW, Goldenberg RL, Hauth JC, et al: Interconceptional antibiotics
to prevent spontaneous preterm birth: A randomized clinical trial. Am J Ob-
Neonatus prematur sering mengalami perdarahan intrakranial stet Gynecol 194:617, 2006
matriks germinal yang dapat berlanjut menjadi perdarahan Andrews WW, Hauth JC, Goldenberg RL, et al: Amniotic fluid interleukin-6:
intraventrikular yang lebih serius (lihat Bab 29, hal. 634). Menurut Correlation with upper genital tract microbial colonization and gestational
age in women delivered after spontaneous labor versus indicated delivery.

BAB 36
hipotesis, pelahiran caesar yang dilakukan untuk menghindari trauma Am J Obstet Gynecol 173:606, 1995
akibat persalinan dan pelahiran per vagina akan mencegah Andrews WW, Sibai BM, Thom EA, et al: Randomized clinical trial of metron-
komplikasi ini. Hal ini belum divalidasi oleh sebagian besar penelitian idazole plus erythromycin to prevent spontaneous preterm delivery in fetal
berikutnya. Malloy dkk., (1991) menganalisis 1.765 bayi baru lahir fibronectin-positive women. Obstet Gynecol 101:847, 2003
Angel JL, O’Brien WF, Knuppel RA, et al: Carbohydrate intolerance in patients
dengan berat badan lahir kurang dari 1.500 g dan menemukan bahwa receiving oral tocolytics. Am J Obstet Gynecol 159:762, 1988
pelahiran caesar tidak menurunkan risiko ketnatian atau perdarahan Annas GJ: Extremely preterm birth and parental authority to refuse treat-
intrakranial. Namun, Anderson dkk., (1988) membuat pengamatan ment—the case of Sidney Miller. N Engl J Med 35:2118, 2004
Anum EA, Springel EH, Shriver MD, et al: Genetic contributions to disparities
menarik mengenai peranan pelahiran caesar dalam pencegahan in preterm birth. Pediatr Res 65(1):1, 2009
perdarahan intrakranial neonatus. Perdarahan ini berhubungan Aslanyan S, Weir CJ, Muir KW, et al: Magnesium for treatment of acute lacu-
dengan apakah benar atau tidak janin telah mengalami persalinan nar stroke syndromes: Further analysis of the IMAGES trial. Stroke
fase aktif. Mereka menekankan bahwa menghindari tidak mungkin 38(4):1269, 2007
Behrman RE, Butler S, eds: Preterm birth: Causes, consequences, and preven-
persalinan fase aktif pada sebagian besar kelahiran kurang bulan tion. Washington, DC, National Academics Press, 2007
karena rute pelahiran tidak dapat ditentukan sebelum persalinan fase Beigi RH, Austin MN, Meyn LA, et al: Antimicrobial resistance associated with
aktif ditegakkan. the treatment of bacterial vaginosis. Am J Obstet Gynecol 191:1124, 2004
Ben-Ami M, Giladi Y, Shalev E: The combination of magnesium sulphate and
nifedipine: A cause of neuromuscular blockade. Br J Obstet Gynaecol
101:262, 1994
Berghella V, Odibo AO, To MS, et al: Cerclage for short cervix on ultrasonog-
DAFTAR PUSTAKA raphy: Meta-analysis of trials using individual patient-level data. Obstet Gy-
necol 106(1):181, 2005
Berghella V, Rust OA, Althuisius SM: Short cervix on ultrasound: Does in-
Abbasi S, Gerdes JS, Sehdev HM, et al: Neonatal outcomes after exposure to in- domethacin prevent preterm birth? Am J Obstet Gynecol 195:809, 2006
domethacin in utero: A retrospective case cohort study. Am J Obstet Gynecol Berkman ND, Thorp JM, Lohr KN, et al: Tocolytic treatment for the manage-
189:782, 2003 ment of preterm labor: A review of the evidence. Am J Obstet Gynecol
Alexander JM, Gilstrap LC, Cox SM, et al: Clinical chorioamnionitis and 188:1648, 2003
the prognosis for very low birthweight infants. Obstet Gynecol 91:725, Bisits A, Madsen G, Knox M, et al: The randomized nitric oxide tocolysis trial
1998 (RNOTT) for the treatment of preterm labor. Am J Obstet Gynecol
Alexander JM, Mercer BM, Miodovnik M, et al: The impact of digital cervical 191:683, 2004
examination on expectantly managed preterm ruptured membranes. Am J Bloom SL, Yost NP, McIntire DD, et al: Recurrence of preterm birth in single-
Obstet Gynecol 183:1003, 2000 ton and twin pregnancies. Obstet Gynecol 98:379, 2001
Althuisius SM, Dekker G, Hummel P, et al: Cervical incompetence prevention Braner D, Kattwinkel J, Denson S, et al: Textbook of Neonatal Resuscitations,
randomized cerclage trial: Emergency cerclage with bed rest versus bed rest 4th ed. Elk Grove Village, IL, American Academy of Pediatrics, 2000
alone. Am J Obstet Gynecol 189:907, 2003 Bruschettini M, van den Hove DL, Gazzolo D, et al: Lowering the dose of an-
American Academy of Pediatrics and the American College of Obstetricians and tenatal steroids: The effects of a single course of betamethasone on somatic
Gynecologists: Guidelines for Perinatal Care, 4th ed. Elk Grove Village, IL, growth and brain cell proliferation in the rat. Am J Obstet Gynecol
1997, p 100 194:1341, 2006
American Academy of Pediatrics (AAP) Committee on Fetus and Newborn and Buekens P, Alexander S, Boutsen M, et al: Randomised controlled trial of rou-
the American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) Com- tine cervical examinations in pregnancy. Lancet 344:841, 1994
mittee on Obstetric Practice. Guidelines for Perinatal Care, 6th ed. Elk Buhimschi CS, Buhimschi IA, Malinow AM, et al: Effects of sublingual nitro-
Grove Village, IL, 2008 glycerin on human uterine contractility during the active phase of labor. Am
American College of Obstetrician and Gynecologists: Preterm labor. Technical J Obstet Gynecol 187:235, 2002
Bulletin No. 206, June 1995 Bullard I, Vermillion S, Soper D: Clinical intraamniotic infection and the out-
American College of Obstetrician and Gynecologists: Assessment of risk factors come for very low birth weight neonates [Abstract]. Am J Obstet Gynecol
for preterm birth. Practice Bulletin No. 31, October 2001 187:S73, 2002
American College of Obstetrician and Gynecologists: Perinatal care at the Canadian Preterm Labor Investigators Group: Treatment of preterm labor with
threshold of viability. Practice Bulletin No. 38, September 2002 the beta-adrenergic agonist ritodrine. N Engl J Med 327:308, 1992
American College of Obstetricians and Gynecologists: Management of preterm Carey JC, Klebanoff MA: Is a change in the vaginal flora associated with an in-
labor. Practice Bulletins No. 43, May 2003 creased risk of preterm birth? Am J Obstet Gynecol 192(4):1341, 2005
American College of Obstetricians and Gynecologists: Premature rupture of Caritis SN, Rouse DJ, Peaceman AM, et al: Prevention of preterm birth in
membranes. Practice Bulletin No. 80, April 2007 triplets using 17 alpha-hydroxyprogesterone caproate. Obstet Gynecol
American College of Obstetricians and Gynecologists: Antenatal corticosteroid 113:285, 2009
therapy for fetal maturation. Committee Opinion No. 402, March 2008a Carlan SJ, O’Brien WF, Parsons MT, et al: Preterm premature rupture of mem-
American College of Obstetricians and Gynecologists: Late-preterm infants. branes: A randomized study of home versus hospital management. Obstet
Committee Opinion No. 404, April 2008b Gynecol 81:61, 1993
American College of Obstetricians and Gynecologists: Use of progesterone to Carr DB, Clark AL, Kernek K, et al: Maintenance oral nifedipine for preterm
reduce preterm birth. Committee Opinion No. 419, October 2008c labor: A randomized clinical trial. Am J Obstet Gynecol 181:822, 1999
Amin SB, Sinkin RA, Glantz C: Metaanalysis of the effect of antenatal in- Carroll SG, Blott M, Nicolaides KH: Preterm prelabor amniorrhexis: Outcome
domethacin on neonatal outcomes. Am J Obstet Gynecol 197:486, 2007 of live births. Obstet Gynecol 86:18, 1995
Ananth CV, Joseph KS, Oyelese Y, et al: Trends in preterm birth and perinatal Carroll SG, Papaionnou S, Ntumazah IL, et al: Lower genital tract swabs in the
mortality among singletons: United States, 1989 through 2000. Obstet Gy- prediction of intrauterine infection in preterm prelabour rupture of the
necol 105:1084, 2005 membranes. Br J Obstet Gynaecol 103:54, 1996
Ananth CV, Liu S, Joseph KS, et al: A comparison of foetal and infant mortal- Casanueva E, Ripoll C, Meza-Camacho C, et al: Possible interplay between vi-
ity in the United States and Canada. Int J Epidemiol 38(2):480, 2009 tamin C deficiency and prolactin in pregnant women with premature rup-
Ananth CV, Vintzileos AM: Maternal-fetal conditions necessitating a medical ture of membranes: Facts and hypothesis. Med Hypotheses 64:241, 2005
intervention resulting in preterm birth. Am J Obstet Gynecol 195:1557, Cazan-London G, Mozurkewich EL, Xu X, et al: Willingness or unwillingness
2006 to perform cesarean section for impending preterm delivery at 24 weeks’ ges-
Anderson GD, Bada HS, Sibai BM, et al: The relationship between labor and tation: A cost-effectiveness analysis. Am J Obstet Gynecol 193(3):1187,
route of delivery in the preterm infant. Am J Obstet Gynecol 158:1382, 2005
1988
828 Komplikasi Obstetri

Clavin DK, Bayhi DA, Nolan TE, et al: Comparison of intravenous magnesium El-Sayed Y, Riley ET, Holbrook RH, et al: Randomized comparison of intra-
sulfate and nitroglycerin for preterm labor: Preliminary data. Am J Obstet venous nitroglycerin and magnesium sulfate for treatment of preterm labor.
Gynecol 174:307, 1996 Obstet Gynecol 93:79, 1999
Collaborative Home Uterine Monitoring Study Group: A multicenter random- Fanaroff AA, Stoll BJ, Wright LL, et al: Trends in neonatal morbidity and mor-
ized controlled trial of home uterine monitoring: Active versus sham device. tality for very low birthweight infants. Am J Obstet Gynecol 196:e1.147,
BAGIAN 7

Am J Obstet Gynecol 173:1170, 1995 2007


Collins JW Jr, David RJ, Simon DM, et al: Preterm birth among African Amer- Farooqi A, Holmgren PA, Engberg S, et al: Survival and 2-year outcome with
ican and white women with a lifelong residence in high-income Chicago expectant management of second trimester rupture of membranes. Obstet
neighborhoods: An exploratory study. Ethn Dis 17(1):113, 2007 Gynecol 92:895, 1998
Conde-Agudelo A, Rosas-Bermúdez A, Kafury-Goeta AC: Birth spacing and Feinstein SJ, Vintzileos AM, Lodeiro JG, et al: Amniocentesis with premature
risk of adverse perinatal outcomes: A meta-analysis. JAMA 295:1809, 2006 rupture of membranes. Obstet Gynecol 68:147, 1986
Cook CM, Ellwood DA: A longitudinal study of the cervix in pregnancy using Fletcher SE, Fyfe DA, Case CL, et al: Myocardial necrosis in a newborn after
transvaginal ultrasound. Br J Obstet Gynaecol 103:16, 1996 long-term maternal subcutaneous terbutaline infusion for suppression of
Copper RL, Goldenberg RL, Das A, et al: The preterm prediction study: Ma- preterm labor. Am J Obstet Gynecol 165:1401, 1991
ternal stress is associated with spontaneous preterm birth at less than thirty- Fuchs K, Albright C, Scott K, et al: Obstetric factors affecting respiratory
five weeks’ gestation. Am J Obstet Gynecol 175:1286, 1996 morbidity among late preterm infants. Am J Obstet Gynecol, In press,
Copper RL, Goldenberg RL, Davis RO, et al: Warning symptoms, uterine con- 2009
tractions, and cervical examination findings in women at risk of preterm de- Gardner MO, Owen J, Skelly S, et al: Preterm delivery after indomethacin: A
livery. Am J Obstet Gynecol 162:748, 1990 risk factor for neonatal complications? J Reprod Med 41:903, 1996
Copper RL, Goldenberg RL, Dubard MB, et al: Cervical examination and toco- Garite TJ, Freeman RK, Linzey EM, et al: Prospective randomized study of cor-
dynamometry at 28 weeks’ gestation: Prediction of spontaneous preterm ticosteroids in the management of premature rupture of the membranes and
birth. Am J Obstet Gynecol 172:666, 1995 the premature gestation. Am J Obstet Gynecol 141:508, 1981
Cotton DB, Strassner HT, Hill LM, et al: Comparison between magnesium sul- Garite TJ, Keegan KA, Freeman RK, et al: A randomized trial of ritodrine to-
fate, terbutaline and a placebo for inhibition of preterm labor: A randomized colysis versus expectant management in patients with premature rupture of
study. J Reprod Med 29:92, 1984 membranes at 25 to 30 weeks of gestation. Am J Obstet Gynecol 157:388,
Cox SM, Leveno KJ: Intentional delivery versus expectant management with 1987
preterm ruptured membranes at 30–34 weeks’ gestation. Obstet Gynecol Gibson CS, MacLennan AH, Dekker GA, et al: Genetic polymorphisms and
86:875, 1995 spontaneous preterm birth. Obstet Gynecol 109:384, 2007
Cox SM, Sherman ML, Leveno KJ: Randomized investigation of magnesium Gielchinsky Y, Mankuta D, Samueloff A, et al: First pregnancy in women over
sulfate for prevention of preterm birth. Am J Obstet Gynecol 163:767, 45 years of age carries increased obstetrical risk [Abstract]. Am J Obstet Gy-
1990 necol 187:S87, 2002
Cox SM, Williams ML, Leveno KJ: The natural history of preterm ruptured Gluck L: Fetal lung maturity. Paper presented at the 78th Ross Conference on
membranes: What to expect of expectant management. Obstet Gynecol Pediatric Research, San Diego, May 1979
71:558, 1988 Goepfert AR, Jeffcoat MK, Andrews W, et al: Periodontal disease and upper
Crowther CA, Doyle LW, Haslam RR, et al: Outcomes at 2 years of age af- genital tract inflammation in early spontaneous preterm birth. Obstet Gy-
ter repeat doses of antenatal corticosteroids. N Engl J Med 357:1179, necol 104:777, 2004
2007 Goldenberg RL: The management of preterm labor. Obstet Gynecol 100:1020,
Crowther CA, Hiller JE, Doyle LW, et al: Effect of magnesium sulfate given for 2002
neuroprotection before preterm birth: A randomized controlled trial. JAMA Goldenberg RL, Andrews WW, Goepfert AR, et al: The Alabama Preterm Birth
290:2669, 2003 Study: Umbilical cord blood Ureaplasma urealyticum and Mycoplasma ho-
Csapo AI: Progesterone “block.” Am J Anat 98:273, 1956 minis cultures in very preterm newborn infants. Am J Obstet Gynecol
Culhane JF, Rauh V, McCollum KF, et al: Exposure to chronic stress and ethnic 198:43, 2008a
differences in rates of bacterial vaginosis among pregnant women. Am J Ob- Goldenberg RL, Cliver SP, Bronstein J, et al: Bed rest in pregnancy. Obstet Gy-
stet Gynecol 187:1272, 2002 necol 84:131, 1994
da Fonseca EB, Bittar RE, de Carvalho MH, et al: Prophylactic administration Goldenberg RL, Culhane JF, Iams JD, et al: Preterm birth 1: Epidemiology and
of progesterone by vaginal suppository to reduce the incidence of sponta- causes of preterm birth. Lancet 371:75, 2008b
neous preterm birth in women at increased risk: A randomized placebo-con- Goldenberg RL, Klebanoff M, Carey JC, et al: Vaginal fetal fibronectin meas-
trolled double-blind study. Am J Obstet Gynecol 188:419, 2003 urements from 8 to 22 weeks’ gestation and subsequent spontaneous preterm
da Fonseca EB, Celik E, Parra M, et al: Progesterone and the risk of preterm birth. Am J Obstet Gynecol 183:469, 2000
birth among women with a short cervix. N Engl J Med 357:462, 2007 Goldenberg RL, Mwatha A, Read JS, et al: The HPTN 024 Study: The efficacy
de Carvalho MH, Bittar RE, Brizot Mde L, et al: Prediction of preterm delivery of antibiotics to prevent chorioamnionitis and preterm birth. Am J Obstet
in the second trimester. Obstet Gynecol 105:532, 2005 Gynecol 194:650, 2006
Devlieger R, Millar LK, Bryant-Greenwood G, et al: Fetal membrane healing Gomez R, Romero R, Nien JK, et al: A short cervix in women with preterm la-
after spontaneous and iatrogenic membrane rupture: A review of current ev- bor and intact membranes: A risk factor for microbial invasion of the amni-
idence. Am J Obstet Gynecol 195:1512, 2006 otic cavity. Am J Obstet Gynecol 192:678, 2005
Dodd JM, Flenady VJ, Cincotta R, et al: Progesterone for the prevention of Goodwin TM: The Gordian knot of developing tocolytics. J Soc Gynecol In-
preterm birth: A systematic review. Obstet Gynecol 112:127, 2008 vestig 11(6)339, 2004
Dolan SM, Gross SJ, Merkatz IR, et al: The contribution of birth defects to Goodwin TM, Millar L, North L, et al: The pharmacokinetics of the oxytocin
preterm birth and low birth weight. Obstet Gynecol 110:318, 2007 antagonist atosiban in pregnant women with preterm uterine contractions.
Doyle LW, Crowther CA, Middleton S, et al: Magnesium sulfate for women at Am J Obstet Gynecol 173:913, 1995
risk of preterm birth for neuroprotection of the fetus. Cochrane Database of Goulet C, Gevry H, Lemay M, et al: A randomized clinical trial of care for
Syst Rev 1:CD004661, 2009 women with preterm labour: Home management versus hospital manage-
Duhig KE, Chandiramani M, Seed PT, et al: Fetal fibronectin as a predictor of ment. CMAJ 164:985, 2001
spontaneous preterm labour in asymptomatic women with a cervical cer- Grether JK, Hoogstrate J, Walsh-Greene E, et al: Magnesium sulfate for tocoly-
clage. BJOG 116(6):799, 2009 sis and risk of spastic cerebral palsy in premature children born to women
Dyson DC, Danbe KH, Bamber JA, et al: Monitoring women at risk for without preeclampsia. Am J Obstet Gynecol 183:717, 2000
preterm labor. N Engl J Med 338:15, 1998 Grimes DA, Nanda K: Magnesium sulfate tocolysis: Time to quit. Obstet Gy-
Ehrenberg HM, Iams JD, Goldenberg RL, et al: Maternal obesity, uterine activity, necol 108:986, 2006
and the risk of spontaneous preterm birth. Obstet Gynecol 113(1):48, 2009 Grobman WA, Welshman EE, Calhoun EA: Does fetal fibronectin use in the
Eichenwald EC, Stark AR: Management and outcomes of very low birth diagnosis of preterm labor affect physician behavior and health care costs? A
weight. N Engl J Med 358:1700, 2008 randomized trial. Am J Obstet Gynecol 191:235, 2004
Elimian A, Garry D, Figueroa R, et al: Antenatal betamethasone compared with Guinn DA, Goepfert AR, Owen J, et al: Management option in women with
dexamethasone (Betacode Trial): A randomized controlled trial. Obstet Gy- preterm uterine contractions: A randomized clinical trial. Am J Obstet Gy-
necol 110:26, 2007 necol 177:814, 1997
Elliott JP, Istwan NB, Rhea D, et al: The occurrence of adverse events in women Guinn DA, Goepfert AR, Owen J, et al: Terbutaline pump maintenance ther-
receiving continuous subcutaneous terbutaline therapy. Am J Obstet Gy- apy for prevention of preterm delivery: A double-blind trial. Am J Obstet
necol 191:1277, 2004 Gynecol 179:874, 1998

Anda mungkin juga menyukai