Anda di halaman 1dari 11

Notulensi Club Informasi Beasiswa

21 Oktober 2018 Malam


Assalamualaikum semuanya. Perkenalkan, saya Fissilmi Hamida atau biasa dipanggil Mimi.
Berikut sedikit tentang saya.
√ UK Counsellor (konsultan pendidikan khusus untuk pendidikan UK, mewakili 77 universitas)
√ Awardee beasiswa LPDP Luar Negeri
√ Alumni University of Bristol jurusan MSc TESOL (Teaching English to Speakers of Other
Languages)
√ Penerima University of Bristol Alumni Foundation Award
√ Presenter di JALT (Japan Association of Language Teachers) Conference di Kyoto, Jepang.
√ Selected presenter di ASIA-TEFL Conference di Vladivostok Rusia
√ Selected participant di AYUDH Young Summit Program, Germany
√ Selected participant di One Young World Summit, Ottawa Canada
√ Penulis buku Notes from England dan Novel Canting
Saya lulus S1 dari IAIN Surakarta akhir 2011. Inginnya setelah S1 ingin langsung lanjut. Tapi
kemudian saya menikah dan oleh Allah diberi kepercayaan untuk langsung hamil sebulan pasca
menikah. Begitu anak saya sudah mulai sekolah saat umur 22 bulan, mulailah saya berburu
beasiswa demi mimpi besar saya 🙂 Dan setelah mengumpulkan pelbagai informasi, saya mantap
untuk mendaftarkan diri.
Saya ingat betul, suami mendorong saya untuk mendaftar beasiswa presiden LPDP. Saya tidak
tahu apa- apa, bahkan baru pertama kali dengar. Tapi berkat bantuan beliau yang mencarikan
info kesana kemari, akhirnya saya memberanikan diri untuk mendaftar beasiswa ini, menjelang
deadline. Oh iya, beasiswa LPDP banyak jenisnya. Tapi waktu itu saya hanya tahu tentang
beasiswa Presiden ini (yang sekarang sudah tidak ada lagi).
Selengkapnya, bisa cek di http://www.lpdp.kemenkeu.go.id
Jalan Itu Bernama Beasiswa LPDP
SELEKSI ADMINISTRASI
Waktu itu saya mendaftar di hari-hari terakhir menjelang deadline. Saya mendaftar hari Jum’at
tanggal 15 Agustus 2014, dua hari sebelum deadline. Saya mencoba daftar dari pagi sampai
siang, gagal. Web LPDP sepertinya eror. Sempat panik, tapi kemudian saya mencoba daftar lagi
sehabis Isya’ ke warnet yang lumayan jauh dari rumah. Akhirnya, sambil menyusui anak saya
yang sudah mengantuk, proses pendaftaran selesai dilakukan sekitar pukul 21.30 WIB (Thanks
to my husband and daughter for being beside me that time ❤ )
Jadi, saya sarankan, jangan mendaftar di waktu-waktu mepet menjelang deadline untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan agar bisa mengecek ulang kalau-kalau ada data
yang salah.
Pendaftaran dilakukan secara online. Adapun dokumen yg harus diupload saat itu adalah sbb :
-KTP
-Ijazah
-Transkip Nilai
-Surat Rekomendasi
-Surat Ijin Bekerja (bagi yg sudah bekerja)
-Surat Pernyataan Bermaterai
-Sertifikat Kemampuan Bahasa Inggris (TOEFL/IELTS)
-LoA jika sudah ada
-Essay (Rencana Study, Sukses Terbesar Dalam Hidupku, Perencanaan Karir, Pengabdian Pasca
Study)
Terkait dengan seleksi administrasi, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan, antara lain :
1) Score TOEFL minimal 550 untuk TOEFL ITP, dan 6.5 untuk IELTS. Jangan coba-coba
mendaftar dengan score TOEFL/IELTS kurang dari itu karena meskipun teman-teman bisa lolos
di administrasi, teman-teman akan ‘dibantai’ di seleksi wawancara terkait score TOEFL/IELTS
yang kurang dan dipastikan tidak akan lolos seleksi wawancara. Beberapa teman mendaftar
dengan score kurang. Mereka lolos administrasi tapi kemudian ‘dibantai’ habis-habisan di
wawancara dan finally tidak lolos. Jadi, persiapkan score TOEFL/IELTS sesuai yang diminta yaa
🙂
Update : mulai 2017, pendaftar tujuan luar negeri sudah tidak boleh lagi menggunakan TOEFL
ITP. Wajib menggunakan IELTS/ TOEFL IBT/ TOEIC. Kecuali yang mendaftar via afirmasi,
masih boleh memakai ITP. Silahkan update ke website-nya ya.
2) Memiliki LoA (Letter of Acceptance) salah satu dari 50 besar universitas dunia yang sudah
ditentukan oleh BPRI. Jika kita belum memiliki LoA, maka kita harus memiliki outstanding
academic record alias kecakapan akademik yang bagus (IPK tinggi di atas rata-rata). Dibuktikan
dengan transkrip nilai dan nanti pada saat wawancara, interviewer akan membuktikan sendiri
kecakapan akademik kita.
Saya mendaftar tanpa Unconditional LoA (saya mendaftar memakai conditional LoA), dan
ketika wawancara, interviewer mengeksplore kemampuan akademik saya untuk menilai pantas
tidaknya saya lolos tanpa memiliki Unconditional LoA.

Perhatikan betul-betul detil dari persyaratan yang diminta, seperti essay, perhatikan juga harus
minimal berapa kata. Menurut penjelasan pihak LPDP, dari 3.700 pendaftar BPRI, hanya sekitar
550-an pendaftar yang melengkapi berkas dan hanya sekitar 280-an pendaftar yang berkasnya
memenuhi persyaratan. Detil persyaratan, dilihat langsung di web
http://www.lpdp.kemenkeu.go.id
SELEKSI WAWANCARA DAN TEST ESSAY
Tanggal 27 Agustus, keluar pengumuman seleksi administrasi dan Alhamdulillah, saya
dinyatakan lolos. Selanjutnya, saya dan semua peserta yang lolos diwajibkan mengikuti seleksi
wawancara di Jakarta, bertempat di gedug Dhanapala Kementerian Keuangan. Seleksi
wawancara dilakukan bertahap dan saya mendapatkan jadwal hari ketiga (Rabu, 3 September).
Saat seleksi wawancara itulah saya baru tahu bahwa peserta BPRI tidak hanya dari sipil,
melainkan juga dari TNI
Sebelum wawancara, kami menjalani test essay. Masing-masing dari kami diberikan 2 artikel
mengenai issue-issue terkini yang terjadi di Indonesia, kemudian kami harus menjawab
pertanyaan yang ada di bagian bawah artikel tersebut dalam bentuk essay. Yang membuat test
essay ini istimewa adalah waktu yang diberikan untuk mengerjakan essay tersebut. Bayangkan
saja, kami hanya diberi waktu 15 menit untuk membaca 1 artikel sekaligus membuat essay-nya.
Padhal artikelnya panjang sekali. Selesai dengan essay untuk artikel pertama, kami diberikan
artikel kedua dan harus menyelesaikannya juga hanya dalam waktu 15 menit. Waktu itu artikel
yang diberikan mengenai system pendidikan di Indonesia dan tentang system presidensial di
Indonesia. Kami diminta memberi komentar artikel tersebut, lalu memberikan 5 hal konkrit yang
akan dilakukan jika menjadi Menteri Pendidikan untuk memperbaiki system pendidikan di
Indonesia yang carut marut. Kemudian kami juga diminta untuk menanggapi masalah
multipartai, juga system pemerintahan yg seperti apa yg cocok diterapkan di Indonesia. So,
persiapkan diri untuk selalu update info-info terkini yang sedang hangat.
Setelah test essay selesai, kami dipanggil satu persatu untuk verifikasi berkas (Ijazah, transkrip
nilai, sertifikat Bahasa Inggris, surat rekomendasi, surat ijin bagi yang bekerja, surat pernyataan
bermaterai, dan LoA). Semua berkas yang dibawa harus ASLI. Setelah itu, kami dipanggil satu
persatu untuk wawancara. Interviewer terdiri dari 1 psikolog, dan 2 orang panelis ahli yang dari
penampilan saja, sudah bisa ditebak bahwa beliau-beliau ini adalah orang hebat.
Dari pengalaman saya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat wawancara adalah :
-CV dan background keluarga
-Mengapa memilih universitas X
-Mengapa memilih jurusan X
-Pengalaman organisasi
-Perjalanan hidup
-Society Project atau program sosial kemasyarakatan yang akan kita terapkan ketika kita lulus
nanti yang kita tulis di essay Pengabdian Pasca Study.
Sangat penting untuk mengetahui pelbagai informasi mengenai jurusan dan universitas yang kita
tuju. Interviewer biasanya akan membandingkan dengan universitas lain dan kita harus bisa
memberikan alasan bahwa universitas yang kita tuju adalah yang paling tepat untuk kita. Akan
lebih bagus lagi jika kita bisa menunjukkan data-data mengapa jurusan dan universitas yang kita
pilih lebih baik dari universitas yang diajukan interviewer.
Mengenai pengalaman organisasi, interviewer juga akan melihat kemampuan leadership kita
dengan mengeksplore pengalaman organisasi kita. Waktu itu, saya diposisikan sebagai seorang
leader, kemudian interviewer memberikan pelbagai kasus dan saya harus memberikan solusi dan
apa yang harus saya lakukan sebagai leader dalam menangani kasus-kasus tersebut.
Saya jadi ingat, ketiga interviewer yang selalu mencari celah di setiap jawaban yang saya
berikan, akhirnya sepakat dengan saya waktu saya diberi pertanyaan :
‘Dari semua organisasi yang kamu ikuti, mana sih yang gue banget? Yang organisasi itu nggak
bakal jalan kalau nggak ada kamu?”
Ketika saya jawab ‘tidak ada’, interviewer kaget. Lalu saya jelaskan bahwa saya bukan
pemimpin yang memonopoli. Sebagai pemimpin, tugas saya adalah membuat semua angggota
saya berkerja sesuai tugas mereka. Tugas saya adalah memberdayakan semua potensi anggota
saya. Jadi, ketika saya tidak ada, maka organisasi tidak akan mati dan tetap bisa berjalan.
Menurut saya, pemimpin yang suka memonopoli, justru akan mematikan organisasi.
Intinya, jawaban apapun dari kita, akan memunculkan pertanyaan baru dari interviewer.
Nah, selanjutnya, untuk Society Project, interviewer akan ‘membantai’ habis-habisan. Project ini
adalah project atau pengabdian yang akan kita lakukan ketika kita sudah lulus dan kembali ke
Indonesia. Project ini harus project yang memiliki manfaat bagia kemajuan negeri ini. Jadi, buat
teman-teman yang akan mendaftat beasiswa LPDP, alangkah baiknya mempersiapkan Society
Project ini sebaik-baiknya. Apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan.
Oh ya, jangan lupa persiapkan kemampuan Bahasa Inggris sebaik-baiknya karena saat
wawancara, interviewer seringkali menggunakan Bahasa Inggris. Separuh sesi wawancara,
interviewer mewawancarai saya dengan Bahasa Inggris. Bahkan ada teman yang full Bahasa
Inggris dari awal hingga akhir wawancara. (Update terbaru : saat ini untuk tujuan LN, seleksi
menggunakan bahasa Inggris. Jadi, be ready!)
SELEKSI TAHAP AKHIR
Sabtu 20 September 2014, waktu itu saya sedang berada di gedung CILACS Universitas Islam
Indonesia untuk mengikuti test simulasi Ielts. Karena belum dimulai, iseng saya membuka BBM.
Surprised! Ada BBM dari teman saya : “….. Mbak, pengumuman udah keluar. Kita lolos!….”
Selanjutnya, peserta yang lolos wawancara harus mengikuti Seleksi Tahap Akhir yang
dilaksanakan dari tanggal 30 September – 6 Oktober 2014 di Indonesia Peace and Security
Center (IPSC) Sentul Bogor. Tempatnya WOW! Keren sekali. Saya sendiri tidak menyangka
Indonesia punya pangkalan militer sekeren ini. Apalagi tempat ini sering digunakan oleh
prajurit-prajurit asing juga. Bangga!
Peserta Seleksi Tahap Akhir ini terdiri dari 78 sipil dan 58 TNI. Awalnya sempat menjadi
pertanyaan terkait kuota karena di website LPDP tertulis bahwa setiap tahun BPRI akan
mengambil 100 awardee dari sipil dan 50 dari TNI. Tapi kemudian pihak LPDP menjelaskan
bahwa pada akhirnya BPRI mencari awardee berdasarkan quality, bukan quantity.
Seleksi tahap akhir terdiri dari pelbagai tahapan yaitu :
Medical Check-Up.
Untuk medical check-up, ada pelbagai test kesehatan yang harus dilakukan seperti test darah, test
urine, pemeriksaan fisik dokter, EKG, dan rontgen. Dalam hal ini, LPDP bekerjasama dengan
laboratorium klinik Prodia. Peserta tinggal mengikuti tahap demi tahapnya saja.
Profiling Assessment Test (PAT)
Test ini dilaksanakan di ruangan yang disebut ruang kecil. Test yang diberikan berupa test
kecerdasan verbal, juga kecerdasan numerik. Dan waktu yang diberikan sangat singkat. Untuk
verbal, peserta diberi waktu 25 menit untuk mengerjakan 40 soal, dan untuk kecerdasan numerik,
peserta diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan 25 soal yang rumit. Setelah itu, masih ada
serangkaian test minat dan bakat.
Observasi Leadership Project.
Selanjutnya, peserta diterjunkan ke masyarakat yang memiliki permasalahan komplek. Kami
diminta mengobservasi masalah-masalah yang ada di masyarakat tersebut dan memberikan
solusi yang memungkinkan untuk segera diterapkan oleh kita tanpa bantuan apapun dari LPDP
termasuk soal dana. Untuk leadership project ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan anggota 4 orang perkelompok. Waktu itu kami diturunkan di 3 desa di kecamatan Parung
Panjang Bogor. Mengingat jauhnya jarak yang harus ditempuh, kami berangkat pukul 02.00
WIB dini hari menggunakan bus. Sekitar pukul 06.000 WIB, kami berganti kendaraan dengan
mobil pick-up menuju ke desa masing-masing. Kelompok saya waktu itu masuk di group 1 yang
mendapatkan tugas di desa Ciomas. Kami kemudian fokus di dusun Cinyurup. I swear! Keadaan
disana sangat memprihatinkan. Tidak ada air bersih, akses jalan rusak berat, debu dimana-mana,
masyarakat menderita ISPA, gizi buruk, bangunan sekolah hampir rubuh, ekonomi masyarakat
yang sangat rendah, dan pelbagai permasalahan lainnya. Pukul 13.00 WIB, kami kembali lagi
menuju IPSC dan sampai disana sekitar pukul 17.30 WIB.
Presentasi Leadership Project.
Setelah observasi, kami diharuskan untuk memberikan solusi-solusi atas permasalahan yang ada
dalam bentuk presentasi. Sebelum presentasi, kami kembali diberikan test essay. Ada 4
pertanyaan yang harus kami jawab dalam bentuk essay. Selanjutnya, presentasi dilakukan di
depan interviewer ahli yang terdiri dari 2-3 orang ahli. Sebelumnya, anggota masing-masing
kelompok dipanggil satu-satu untuk mempertanggungjawabkan essay yang ditulisnya. Setelah
itu, semua anggota kelompok masuk untuk mempresentasikan leadership project mereka. (1
kelompok 1 presentasi). Bukan bermaksud menakuti, tapi memang proses presentasi ini lebih
mengerikan daripada sidang skripsi. Terbukti dengan wajah para peserta yang merah padam,
kusut, bahkan menangis setelah keluar ruangan presentasi. So, persiapkan mental, jangan sampai
menangis apalagi speechless ketika interviewer ‘membantai’ presentasi kita dengan pujian-
pujian macam ‘presentasi sampah!”, “Ini presentasi terburuk sepanjang hidup saya!”, “Program
khayalan!”, “Presentasi ini bahkan lebih buruk dari mahasiswa saya yang masih semester 2!” dan
komentar-komentar yang sukses membuat down lainnya.
HADIAH BAGI PARA PEJUANG BPRI
Sebagaimana yang disampaikan Pak Kahar dari LPDP pada saat malam pengumuman, ada
hadiah istimewa bagi peserta dari sipil yang belum lolos di Seleksi Tahap Akhir sebagai apresiasi
atas perjuangan mereka sampai di seleksi tahap akhir BPRI yaitu : mereka TETAP akan
diberangkatkan dengan mendapatkan beasiswa LPDP Reguler 🙂
Bagi yang lolos, mereka akan langsung menjalani Program Kepemimpinan (PK), dan bagi yang
belum lolos (yang dari sipil), maka akan menunggu giliran PK BPI. Sedangkan untuk peserta
dari TNI yang belum lolos, maka harus mendaftar lagi dari awal dan mengikuti seleksi lagi jika
ingin mendapatkan beasiswa. Bahkan ada 5 orang pendaftar BPRI beruntung yang gagal di tahap
wawancara, namun tetap mendapatkan beasiswa BPI karena rekomendasi dari interviewer.
Meski saya belum lolos di seleksi tahap akhir (sepertinya saya jatuh di test kecerdasan numerik.
Nggak suka + nggak bisa matimatika hihi), tapi saya bersyukur karena perjuangan saya tidak sia-
sia. Saya dan beberapa teman-teman yang belum lolos seleksi tahap akhir tetap diberangkatkan
dengan mendapatkan beasiswa LPDP Reguler.
Saya berangkat tanggal 9 September 2015 dan 31 November 2016 saya dinyatakan lulus dengan
gelar MSc in TESOL dari University of Bristol
Nah, yang perlu teman teman ingat, LPDP setiap tahun pasti ada yang berubah. Entah seleksinya,
entah universitas tujuannya. Tahun ini misalnya, ada seleksi berbasis komputer. Universitas dan
jurusan untuk LPDP reguler sangat terbatas. Sedang untuk Afirmasi masih lebih leluasa. Jadi,
pastikan untuk selalu update informasi ke www.lpdp.kemenkeu.go.id dan pastikan kalian tidak
punya pertanyaan yang tidak seharusnya ditanyakan, seperti syaratnya apa? Nilai IELTSnya
minimal berapa? Tujuan universitasnya mana saja? cara daftarnya gimana karena itu semua ada
di website.
Tentang Wawancara
Pertanyaan wawancara yang menurut saya paling penting dan yang paling banyak menghabiskan
waktu adalah pertanyaan mengenai pengabdian kita pasca lulus nanti, berdasarkan essay yang
kita tulis. Jadi, saya sarankan, untuk hal ini, fokuslah pada satu atau dua hal yang konkrit, real,
dan doable alias tidak mustahil untuk dilakukan. Jangan sampai terlalu banyak rencana tapi tidak
fokus dan malah melebar kemana-mana.
Contoh rencana yang tidak begitu kobkrit adalah setelah lulus, anda ingin menggratiskan seluruh
biaya pendidikan mulai SD-SMA. Pertanyaan nya, anda ini siapa? Bahkan president pun belum
mampu mewujudkan hal ini. Atau anda ingin membangun tol laut. Mungkin memang tidak
mustahil, tapi perlu diingat bahwa membangun tol laut memerlukan keterlibatan orang-orang
penting di negeri ini. Siapa anda? Apa posisi anda? Anda punya akses kesana?
Tips sederhana saya untuk menghadapi wawancara :
1. Confident and be yourself
Jawablah pertanyaan apapun dengan PeDe. Jangan lupa eye contact dengan interviewer karena
akan membuat wawancara menjadi lebih komunikatif. Jangan menunduk seperti orang yang
sedang dinikahkan :)
2. Jawab pertanyaan dengan jelas dan lugas
Jangan jawab pertanyaan dengan mencla-mencle semisal :
".... Sebetulnya dulu saya ingin........... Tapi karena...........makanya sekarang saya.........dan
kedepannya saya akan........".
Langsung jawab saja, ' kedepannya, saya akan........'
3. Jangan remehkan pertanyaan apapun
Kadang, interviewer akan memberikan pertanyaan yang terkesan 'nyeleneh'. Tapi jangan pernah
remehkan pertanyaan itu karena interviewer pasti punya maksud kenapa mereka kebanyakan
pertanyaan itu.
Ada salah satu pendaftar yang tidak lolos meski sudah mengantongi LoA unconditional, yang
bisa jadi karena meremehkan pertanyaan 'nyeleneh' ini.
Ketika ditanya, ' sudah pacaran berapa Kali? Gimana ceritanya kok bisa menikah dengan yang
sekarang?', dia tidak menjawab dan malah menyanggah dengan,
" Loh, memangnya pertanyaan itu relevant dengan beasiswa?"
Well, saya pribadi mendapatkan pertanyaan serupa. Bahkan saya mendapatkan pertanyaan unik,
seperti Di LN nanti banyak bule ganteng loh. Kalau kamu naksir gimana? , lalu bagaimana kamu
bisa jamin kalau kamu nggak akan selingkuh? Kan kamu bakal LDR sama suami dsb.
Sekali lagi, jangan pernah remehkan pertanyaan apapun. Selalu ingat bahwa interviewer
bukanlah orang sembarangan. Beliau-beliau ini adalah orang hebat yang tidak mungkin akan
memberikan pertanyaan tanpa tujuan. Bisa jadi, pertanyaan 'nyeleneh' ini untuk menguji apakah
kita adalah orang yang suka meremehkan hal-hal kecil ataukah orang yang tidak pernah
meremehkan segala sesuatu sekecil apapun itu.
4. Persiapkan kemampuan bahasa Inggris
5. Banyak berdoa
Apapun yang sudah kita lakukan, jangan pernah lupakan campur tangan Tuhan :)
6. Bonus. Jangan baper kalau kebetulan dapat interviewer cakep
Ini hanyalah tips berdasarkan pengalaman saya, yang jika dibandingkan dengan pengalaman
orang lain, mungkin akan berbeda. Jadi, manfaatkan Google dengan baik karena banyak awardee
yang sharing pengalaman seleksinya di social media dan tidak ada salahnya membaca dari
sumber lain.
Semoga bermanfaat dan best of luck!
Sesi 1 dengan 3 Pertanyaan
1. juwita_universitas teknokrat indonesia_ untuk melanjutkan S2 LPDP apakah bisa dari
jurusan yang berbeda dengan jurusan awal kita, misal jurusan S1 sastra Inggris berencana
untuk lanjut S2 psikologi.
Jawaban
Hi Juwita.
Bisa bisa saja, tapi jangan kejauhan lompatnya. Sastra Inggris ke Psikologi itu sangat tidak
mungkin.
Sastra Inggris ke International Development, masih sangat mungkin. Ke Management, masih
mungkin. Tinggal kamu siapkan justifikasimu.
Ada teman yang S1 Sastra Inggris dan S2 dengan LPDP ambil MSc International Development.
Sekampus denganku di University of Bristol. Justifikasi dia adalah karena setelah lulus S1, dia
memang sudah 5 tahun bekerja di NGO tentang international development.
2. Amelia_UPN Jatim_ada tips trik untuk LGD? Terimakasih
Jawaban
Hi Amelia. Kebetulan saya dulu BPRI tidak ada seleksi LGD. Kamu bisa googling karena sudah
banyak awardee yang sharing soal tips ini.
Tips dariku, jangan mendominasi di LGD karena salah satu penilaian di LGD adalah bagaimana
semua bisa mengemukakan pendapat tanpa menjatuhkan yang lain.
3. Farah_SMAN 4_Apa sih yang membuat kakak bisa bahasa secara Cepat dan yakin untuk
bisa lanjutkan ke luar
Jawaban
Hai Farah.
Karena saya memang suka dengan bahasa. Nah mumpung Farah masih SMA, masih banyak
waktu buat Farah siapin bahasa Inggrisnya.
Yang membuat yakin? Karena itu adalah impian dan impian itu harus diperjuangkan
Untuk Sesi 2 dengan 3 Pertanyaan
1. Fransiska_UMBY_Apakah benar untuk mendaftar LPDP harus mempunyai pengalaman
kerja dibidang sarjananya selama 2 tahun?dan bagaimana cara mendapatkan LOA?
Jawaban
Hi Fransiska.
1. 2. LPDP bisa untuk fresh graduate. Yang mengharuskan ada pengalaman kerja adalah
beasiswa Chevening dari pemerintah UK yang mensyaratkan harus ada pengalaman kerja
minimal 2 tahun atau setara 2800 jam kerja. Selengkapnya bisa langsuk menilik website
Chevening
2. Tentu dengan cara mendaftar dengan memenuhi semua syaratnya. Lihat web univnya,
lihat syarat yang diminta, penuhi, daftar.
Khusus untuk tujuan ke UK, saya akan membantu karena saya officially represent 77
universitas UK (Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara). InsyaaAllah sebentar lagi
Irlandia juga.
*Note. Irlandia ada 2. Irlandia Utara (Ibu kota : Belfast) yang berada di bawah UK. Yang
satu adalah Irlandia (ibu kota : Dublin)
Silahkan email ke fissilmi.hamida@idp.com dan akan saya jelaskan lebih lanjut 😇
2. 2.Ansanul hamdi_Unsyiah_Apa kiat-kiat dan motivasi dari kakak agar bisa mendapatkan
beasiswa lpdp ini?
Jawaban
Hai Ansanul. Semua materi saya di atas intinya adalah tentang motivasi dan kiat dalam
usaha mendapatkan beasiswa LPDP. Silahkan dibaca lagi ya.

3. Assalamualaikum kak mau tanya nama :Syifa Dea Levira, politeknik negeri
Sriwijaya,pertanyaaan apakah jika kita ingin kuliah diluar negeri itu harus pinter2 banget
bahasa Inggrisnya ,rata2 persyaratan utk kuliah negeri kan begitu harus mempunyai
persyaratan nilai toefl yang tinggi,apakah ada yang kuliah keluar negeri itu yang tidak
harus memakai nilai toefl ? Pertanyaan selanjutnya apakah ketika kita mendapatkan
beasiswa kuliah keluar negeri itu beasiswa full, atau masih memakai uang kita?
Jawaban
Hai Syifa.
Jika tidak mau dengan syarat bahasa Inggris, silahkan kuliah di Indonesia saja :)

Atau ke negara yang tidak memakai bahasa Inggris seperti Timur Tengah, Jerman dkk.
Yang syarat bahasanya adalah bahasa Arab/ Bahasa Jerman. Bukan Bahasa Inggris.
Gini gini.
Kalau kalian mau sekolah ke luar negeri, kalian harus siap dengan konsekuensi syarat
bahasanya. Entah bahasa Inggris, atau bahasa lainnya. Tidak ada negosiasi dalam hal ini.
Jika tidak mau dengan konsekuensi syarat bahasa, sebaiknya kuliah di Indonesia saja.
2. Tergantung beasiswamu apa. Kalau LPDP, LPDP adalah beasiswa full.

Pesan
Iya. Terimakasih semuanya. Saya tutup dengan sedikit cerita lagi ya. Semoga bisa
menyemangati kalian
Tahu berapa kali saya gagal sebelum mendapatkan LPDP? Banyak kali.
1) Beasiswa ADS/Australian Development Scholarships (sekarang bernama
AAS/Australian Awards Scholarships) : gagal.
2) Beasiswa Fullbright ke Amerika : gagal.
3) Beasiswa dari pemerintah Canada : gagal.
4) Beasiswa Asean-New Zealand Scholarship : gagal.
Sebelumnya saat S1, saya gagal saat daftar beasiswa ke Malaysia dan Singapura. Saya
sempat lolos beasiswa ke Al Azhar. Tapi ibu tidak ridha dan sampai sakit sehingga saya
tidak berangkat.
(Semua kisah ini ada di buku Notes from England)
Apa yang ingin saya sampaikan?
SELALU ADA PELAJARAN DI TIAP KISAH KEGAGALAN
Memang, saat ini saya sudah lulus dari University of Bristol, dan tentu saja, masih
banyak mimpi-mimpi lain yang harus diperjuangkan. Orang sering menyangka betapa
mulusnya perjalanan saya, padahal seringkali ada kisah jatuh bangun di dalamnya,
begitupun saat menjalani perkuliahan di University of Bristol. Namun, saya belajar
bahwa tidak ada kegagalan yang tidak memberikan pelajaran. Saat aplikasi beasiswamu
masih terus gagal, misalnya, mungkin itu pesan cinta dariNYA bahwa DIA ingin lebih
sering mendengarmu menyebut namaNYA dalam doa, bahwa DIA ingin engkau lebih
keras berusaha.
Semoga kisah sederhana tentang jatuh bangun menggapai impian ini bisa menjadi
bermanfaat, menjadi pelecut semangat bagi siapapun yang saat ini tengah
memperjuangkan mimpi untuk tidak berhenti mencoba meski kegagalan demi kegagalan
masih terus hadir di depan mata, meski lelah dan kecewa terus berbisik untuk berhenti
saja. Sebab bisa jadi saat ini engkau berhenti mencoba, padahal sebetulnya rejekimu ada
di percobaan selanjutnya.
Benar. Semua berawal dari mimpi. Tapi mimpi yang tidak diperjuangkan hanya akan
berakhir menjadi seonggok khayalan. Secuil imajinasi yang tidak akan pernah terjadi
(Dikutip dari buku Notes from England)
So, jangan menyerah! Semangat semuanya
Btw untuk yang sedang belajar IELTS, bisa belajar melalui website IELTS Simon dan
IELTS Ryan. Ini akan membantu kalian terutama writingnya.
Saya dulu juga pakai buku Cambridge IELTS seri 1-9 (sekarang sudah sampai seri 12),
IELTS Pearson, dan juga IELTS Longman. IELTS Longman ini tingkat kesulitannya
lebih tinggi dibanding Cambridge IELTS sehingga membuat kita jadi terbiasa dengan
soal yang sulit.
Lalu, mulai deh dengerin Podcast buat latih listening.
Mulai baca juga media media internasional seperti The Huffington Post agar kita terbiasa
dengan artikel ilmiah
Dan terakhir, untuk yang ingin ke UK (khusus UK ya), jangan malu dan jangan ragu
untuk konsultasi ke saya di email fissilmi.hamida@idp.com
Saya akan membantu mulai dari konsultasi, pendaftaran ke universitas sampai diterima,
pengurusan aplikasi visa, bahkan sampai persiapan keberangkatan dan semua layanannya
free.
Hanya by email ya. Mohon tidak mengirimkan pesan apa pun ke Whatsapp saya karena
Whatsapp hanya untuk personal saya dan sangat privacy.
Good night and thank you for having me 😍

Anda mungkin juga menyukai