Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat anak beranjak dewasa, kadang kala orang tua menemukan kesulitan untuk
melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja untuk setiap
anak terkadang menjadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak remaja mulai
mengalami beberapa hal dalam kehidupan seperti mengembangkan identitas meraka
sendiri secara individu. Adanya perubahan Biologis dan Fisiologis, menghadapi tekanan
dari sebayanya, mengalami ketertarikan pada lawan jenis, dan lain sebagainya. Sementara
orang tua juga mulai merasakan besarnya kekuatiran pada anak remaja mereka, baik
terhadap pergaulannya maupun perkembangan kepribadiannya. Pendekatan terhadap
orang tua adalah salah satu cara yang tepat dilakukan. Komunikasi yang efektif antara
orang tua dengan anak-anak sangat penting dilakukan karena akan membuai hubungan
antara orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik. Untuk menciptakan komunikasi
yang efektif orang tua perlu memahami karakteristik remaja. Sebagai seorang perawat,
perawat bias menfasilitasi antara orang tua dan remaja. Remaja bisa menggali masalah
yang dihadapi remaja, dan selanjutnya orang tua bisa diberitahukan cara mengatasi
masalah anaknya. Agar tindakan yang diberikan perawat bisa berjalan lanjar, perawat
perlu menerapkan strategi pelaksanaan di setiap tindakan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan menjadi berikut:
1. Bagaimana perkembangan komunikasi pada usia remaja ?
2. Bagaimana Menerapkan sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja ?
3. Bagaimana Mengidentifikasi suasana komunikasi yang kondusif pada remaja ?
4. Bagaimana komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja ?

1.3 Tujuan
Diharapkan Anda dapat :
5. Menjelaskan perkembangan komunikasi pada usia remaja
6. Menerapkan sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja
7. Mengidentifikasi suasana komunikasi yang kondusif pada remaja
8. Menerapkan komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja
Berdasarkan tujuan maka secara berurutan akan diuraikan secara berturut- turut tentang
perkembangan komunikasi remaja, sikap terapeutik saat nerkomunikasi dengan remaja,
menciptakan suasana kondusif untuk berkomunikasi dengan remaja dan menerapkan model
komunikasi yang sesuai untuk remaja.

BAB II
1
PEMBAHASAN

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja


Komunikasi Pada Usia Remaja
Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi
konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa. Komunikasi
yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman
sebaya , hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga
kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan
merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.
Batas usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21
tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa
remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun = masa remaja akhir.
Tugas perkembangan pada masa remaja menurut Garison:
1. Menerima keadaan diri sendiri.
2. Mendapatkan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua
jenis kelamin
3. Menerima keberadaan sebagai pria atau wanita dan belajar hidup sesuai dengan
keadaan ibu
4. Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain
5. Mendapatkan kemampuan untuk bertanggung jawab dalam masalah ekonomi dan
keuangan
6. Mendapatkan nilai hidup dan falsafah hidup.

Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri Uraian Materi Masa remaja
adalah masa yang sulit. Pada masa ini, remaja dihadapkan pada dua situasi yang bertentangan
yaitu berfikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa. Kelompok ini sering mengalami
ketegangan karena sulitnya menentukan sikap antara berperilaku anak dengan berperilaku
sebagai orang dewasa. Masa ini adalah masa yang penuh konflik dan dilema. Konflik yang
terjadi dapat berhubungan dengan perubahan-perubahan dalam dirinya, sedangkan dilema
yang terjadi dapat berhubungan denga perbedaan nilai, persepsi atau keyakinan antara dirinya
dengan orang dewasa. Untuk memahami komunikasi pada remaja, pelajarilah dengan baik
uraian pada kegiatan belajar ini yang dimulai dengan mempelajari perkembangan komunikasi
pada remaja, sikap dan suana terapeutik saat berkomunikasi pada remaja dan penerapan
komunikasi terapeutik pada remaja.

2.1 Perkembangan komunikasi pada usia remaja

2
Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat ditunjukkan dengan kemampuan
berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya sudah mulai
berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi
dewasa sedangkan secara emosional sudah mulai menunjukkan perasaan malu. Anak usia
Remaja sering kali merenung kehidupan yaitu tentang masa depan yang direfleksikan
dalam komunikasi.
Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, maka yang dapat kita lakukan
adalah mengijinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari
beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam
komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja.

2.2 Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja


Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi ini remaja
banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan Bagaimana komunikasi
dengan anak remaja dilakukan? Adakah spesifik komunikasi yang diterapkan pada
remaja?

Berikut ini sikap perawat, orang tua atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan saat
berkomunikasi dengan remaja.
1. Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk
mengekspresikan perasaannya, pikiran dan sikapnya.
2. Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran dan sikapnya.
3. Janganmemotongpembicaraandanjanganberkomentaratauberespon yang berlebihan
pada saat remaja menunjukkan sikap emosional, maka sikap kita adalah.
4. Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu untuk
menyelesaikan dengan mendiskusikannya.
5. Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat
berbagi cerita suka dan duka.
6. Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan bercengkrama dengan
mereka serta sering melakukan makan bersama.

2.3 Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja


Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana psikologis
antara perawat / orang tua / orang dewasa lain dengan remaja.
1. Suasana hormat menghormati Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi
dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh
turut berfikir dan mengemukakan fikirannya.
2. Suasana Saling Menghargai Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai
yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan
dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.
3. Suasana Saling Percaya Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar
adanaya akan dapat membawa hasil yang diharapkan.
4. Suasana Saling Terbuka Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk
mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat

3
tergali. Komunikasi verbal dan non verbal remaja perlu diperhatikan, misalnya
ekspresi wajah, gerkan tubuh dan nada suara yang memberikan tanda tentang status
emosionalnya.

2.4 Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Remaja


Penerapan komunikasi terapeutik pada remaja berikut ini:
a) Komunikasi terbuka: “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa yang membuatmu
merasa senang hari ini di sekolah?”
b) Komunikasi Dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang mendengarkan.
Jangan mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk remaja untuk
menyampaikan pendapatnya.
c) Mendengar aktif artinya tidak hanya sekadar mendengar tapi juga memahami dan
menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan refleksikan emosi yang
ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “ibu tahu, kamu merasa kesal karena
diejek seperti itu...”
d) Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika sedang tidak
bisa, katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan memutus komunikasi
dengan remaja.
e) Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rahasiakan karena
akan membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Anak remaja sudah
mulai memiliki privasi yang tidak boleh diketahui orang lain termasuk orang tuanya.
f) Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan jangan
memarahi atau membentak. Misalnya, “Mama khawatir sekali kalau kamu tidak
langsung pulang ke rumah.

BAB III
PENUTUP

4
3.1Kesimpulan
Komunikasi pada dasarnya harus memperhatikan kematangan orang atau klien yang
diajak berbicara berdasarkan tingkatan usia, dalam hal ini yaitu kesempurnaan indra,
kesempurnaan dan kematangan otak , kematangan psikologi sehingga pada akhirnya kita
dapat menyesuaikan gaya bahasa, tekanan suara, dan jenis bahasa yang kita gunakan.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan komunikasi, kita harus bersikap ramah, sopan, dan mampuh
menempatkan diri terhadap orang yang diajak berkomunikasi, dengan melihat tingkatan usia,
sosial, latar belakang,dan budayanya.

DAFTAR PUSTAKA

5
Azwar, Azrul.1988.Pengantar administrasi Kesehatan edisi kedua, PTBina Rupa Aksara
Nurjannah, Intansari.(2001) Hubungan terapeutik perawat dan klien : kualitas pribadi sebagai
sarana. Yongyakarta: bagian penerbit PSIK FK UGM
Potter and Perry.2005.Fundamental Keperawatan Volume 1.Jakarta:EGC.
Widjaja.2000.Ilmu Komunikasi.Jakarta:Rineka Cipta.
www.komunikasi lansia.com
Diposting oleh Unknown di 00.45

Anda mungkin juga menyukai