Anda di halaman 1dari 13

UPAYA PENYEBARAN KOMUNISME DI SUMATERA THAWALIB

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Pergerakan
Dosen Pengampu : Dr. Kurniawati, M.Si.,

Disusun oleh :

Bagasdika Zaesa (1403620082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka Raya, RT.11/RW.14. Rawamangun, Kec.Pulo Gadung Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1322
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala limpahan nikmat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan kita nabi Muhammad Saw.
Tujuan penulisan makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Sejarah
Indonesia Masa Pergerakan di kelas A Pendidikan Sejarah 2020, Universitas Negeri Jakarta.
Segala bentuk usaha telah penulis perjuangkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Namun, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan dan
bantuannya serta fasilitas, baik dalam bentuk moril maupun materil kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan, terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Mohon maaf atas segala kekurangannya, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Jakarta, 1 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 4

PENDAHULUAN 4
Latar Belakang Masalah 4
Rumusan Masalah 5
Tujuan Penulisan 5
Manfaat Penulisan 6

BAB II 7

PEMBAHASAN 7
Politik Etis di Sumatera Barat dalam Program Pendidikan 7
Doktrinasi Paham Komunisme di Sumatera Thawalib 7

BAB III 12

PENUTUP 12

DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Padang Panjang pada saat itu menjadi tempat singgah para pedagang yang
memunculkan ide-ide politik, agama, dan pendidikan. Padang Panjang pada masa
pemerintahan kolonial menjadi pintu masuk ke daerah pedalaman Sumatera, bahkan sebagai
tempat pusat komunis di Sumatra’s Westkust atau pantai barat pulau Sumatera.
Berkembanganya pembaharuan Islam dan perubahan transaksi ekonomi dari sistem
barter menjadi uang menandai proses perubahan yang terjadi di Sumatera Barat pada awal abad
ke-20. Hubungan intensif dengan Timur Tengah menyebabkan paham pembaharuan Islam
yang terjadi di Sumatera Barat. Syekh Ahmad Taher Jalaludin, Jamil Jambek, Haji Rasul, dan
Haji Abdullah Ahmad memelopori gerakan pembaharuan Islam di Sumatera Barat dengan
melepaskan pengaruh sinkretisme dan tarekat dan penyelerasan Islam sejalan dunia modern.
Mereka berusaha menyesuaikan pemahaman Islam dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern. Hal ini mengalami kecaman dari masyarakat Minangkabau yang
membuat seorang tokoh bernama Datuk Sutan Maharajo mendirikan Sarekat Adat
Minangkabau. Perpecahan pun terjadi yang terbagi menjadi dua kubu yaitu Kaum Muda
sebagai pembaharu Islam dan Kaum Tua sebagai penentang. Perselisihan semakin parah karena
Kaum Tua didukung oleh pihak Belanda yang membuat Kaum Muda membenci Kaum Tua.
Transaksi ekonomi menggunakan uang diperkenalkan pada pada tahun 1908. Revolusi
pertanian terjadi di Sumatera Barat menyebabkan perubahan di mana petani penghasil padi
menjadi petani tanaman ekspor. Petani-petani ini berlomba-lomba meningkatkan produksi dan
memperluas area pertanian. Sistem uang ini menyebabkan petani-petani terlepas dari
ketergantungan ninik-mamak. Perluasan tanah yang terjadi juga tidak memperhatikan hukum
adat yang berlaku. Hal ini memunculkan rasa individualisme. Selain itu, mereka juga
berkewajiban membayar berbagai macam pajak dalam bentuk uang, kerja paksa, dan bentuk
penindasan lainnya
Rasa individualisme ini terjadi karena tidak berfungsinya kesatuan pengikat sosial dari
hukum adat dan agama Islam. Konflik terjadi yang menyebabkan adanya goncangan dari sendi-
sendi masyarakat Sumatera Barat dalam kehidupan beragama dan ekonomi. Masyarakat
Sumatera Barat kemudian memutuskan satu tindakan yaitu untuk melawan pemerintah kolonial
Belanda, kaki tangannya, dan siapa saja yang dianggap musuh.
Revolusi di Rusia pada tahun 1918 menyebabkan ideologi komunis tersebar di dunia,
tak terkecuali di Indonesia. Henk Sneevliet membawa ideologi tersebut dari Belanda, ia juga
merupakan mantan ketua Gerakan Nasional Belanda. Perkembangan komunis berlangsung di
Pulau Sumatera melalui tokoh yang bernama Magas pada tahun 1923 di kota Padang. Dia
menetap di Jawa dan mendapat ilmu dari tokoh-tokoh komunis. Namun, komunis yang dibawa
oleh Magas belum menunjukkan perkembangan signifikan karena paham yang masih asli yaitu
bertentangan dengan agama.
Politik Etis terjadi di Hindia Belanda pada abad ke-20 dengan memberikan dorongan
terhadap pendidikan Barat di Hindia Belanda. Sayangnya kehendak masyarakat tidak sejalan
dengan pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial. Perselisihan terjadi
mengenai peran sekolah antara masyarakat Minangkabau dan pemerintah kolonial. Namun,
Sumatera Thawalib didirikan pada 1913 dengan dasar pendidikan Islam yang mencontoh
pendidikan Barat. Sumatera Thawalib tidak terlepas dari dampak komunisme yang dibaca dan
disebarluaskan oleh Haji Datuk Batuah sepulang dari Jawa yang dibantu oleh Natar Zainuddin
dan Djamaluddin Tamin.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang dibahas
dalam makalah ini dibagi :
1. apa dampak dari politik etis dari bidang pendidikan di Sumatera Barat
2. bagaimana cara penyebaran paham komunisme di Sumatera Thawalib

Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang ditera di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan
makalah ini adalah :
1. dapat menjelaskan dampak politik etis dari bidang pendidikan di Sumatera Barat
2. dapat menjelaskan penyebaran paham komunisme di Sumatera Thawalib
Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini walaupun sederhana, diharapkan dapat memberikan manfaat


yang baik untuk pribadi penulis dan juga masyarakat di sekitarnya. manfaat yang diharapkan
dari penulisan ini sebagai berikut :
1. Menambah wawasan terkait pemikiran dan pengetahuan bagi peneliti;
2. Memberikan pengetahuan lebih luas terkait penyebaran komunisme di Sumatera Barat,
dengan kajian yang dapat memberikan pemahaman dan memudahkan pembaca terkait
materi yang disampaikan.
BAB II

PEMBAHASAN

Politik Etis di Sumatera Barat dalam Program Pendidikan

Ratu Wilhelmina meresmikan Politik Etis pada 1901 yang mencakup bidang
pendidikan, irigasi, dan emigrasi. Politik ini disebut sebagai politik balas budi karena
pemerintah Belanda memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat pribumi. Bidang
pendidikan dinilai lebih berhasil dari dua lainnya. Ada dua aliran kebijakan pendidikan di
Indonesia yaitu pendidikan gaya Eropa yang ekslusif bagi elit Indonesia dan pendidikan
mendasar dan praktis untuk golongan bawah. Program pendidikan ini penting untuk
mengangkat derajat masyarakat pribumi selain untuk membentuk tenaga kerja yang diperlukan
bagi pemerintah kolonial.
Politik Etis berdampak di Sumatera Barat dengan didirikan sekolah di daerah Padang
Panjang. Sekolah yang didirikan mengambil bentuk model Barat yang didirikan oleh pribumi.
Sekolah dengan model pendidikan Islam juga didirikan sebagai respons dari Politik Etis.
Sumatera Thawalib berawal dari Surau Jembatan Besi. Kemudian, Haji Rasul mendirikan
organisasi sabun untuk membantu gaji guru. Sistem pendidikan berbentuk Halaqah atau duduk
melingkar berubah mengikuti sistem pendidikan Barat yaitu pembagian kelas 1-7.
Organisasi sabun itu diubah menjadi Sumatera Thawalib yang terinspirasi dari Jong
Sumateranan Bond dengan cabang di Padang dan Bukittinggi. Penggabungan terjadi antara
Sumatera Thawalib di Padang Panjang dan Bukittinggi pada tahun 1919. Pertemuan kemudian
diadakan pada tahun 1922 untuk memperluas cakupan aktivitas mereka terhadap politik.

Doktrinasi Paham Komunisme di Sumatera Thawalib

Haji Datuk Batuah dan Djamaluddin Tamim berusaha untuk menyebarkan paham
komunisme di Sumatera Thawalib. Namun, hal itu dicegah oleh Haji Rasul yang melarang
pemahaman ateis yang disebarkan oleh muridnya yaitu Batuah dan Tamim. Terjadi adu
argumen antara Haji Rasul dengan murid-muridnya yang pintar dan radikal. Haji Rasul
dianggap terlalu mengekang dan mengucilkan pikiran-pikiran muridnya yang lain terhadap
pemikiran yang lain.
Haji Datuk Batuah bertemu dengan Natar Zainuddin pada tahun 1923 di Aceh. Dialog
pun terjadi antara dua orang itu mengenai paham Komunis. Natar pernah mengikuti kongres
ISDV di Semarang pada tahun 1920 dan bertemu dengan tokoh-tokoh Komunis seperti
Semaun, Darsono, dan lain-lain. Awalnya Haji Datuk Batuah belum menerima dengan baik
paham Komunis. Natar kemudian membawanya bertemu dengan Haji Misbach di Solo. Haji
Misbach menjelaskan bahwa kita harus berdasar pada Alquran. Mengakui hak-hak manusia
dan melawan penindasan serta eksploitasi selaras antara Alquran dan komunis.
Haji Datuk Batuah menyebarkan paham komunisme versi sendiri yang disebut paham
kuminih, perpaduan antara Islam dan Komunisme. Dalil Alquran dan Hadis dipakai untuk
menjelaskan perjuangan anti kapitalis, kolonialisme dan imperialisme yang didukung asas
Marxisme dan Komunisme. Pemerintah kolonial dianggap sebagai orang kafir, sedangkan
orang Komunis dianggap dapar menegakkan kebenaran berdasarkan agama untuk kemakmuran
dan kesejahteraan umum
Sepulang menemui Haji Misbach, Haji Datuk Batuah dan Natar Zainuddin mulai
menyebarkan paham Komunisme di Sumatera Thawalib. Paham Komunisme digunakan
sebagai alat untuk menentang kapitalisme, kolonialisme, dan imperialisme Barat yang
menyebabkan lahirnya rasa tidak puas dan rasa ingin bebas dari pemerintah kolonial
Indoktrinasi kemudian dilakukan untuk menyebarkan paham komunisme sebagai berikut :
A. Sarekat Rakyat
Sarekat Rakyat cabang Padang Panjang didirikan pada tanggal 4 November
1923. PKI cabang Padang pimpinan Magas juga mempengaruhi proses berdirinya
Sarekat Rakyat. Terjadi perbedaan pandangan yaitu Magas yang sekuler dengan Haji
Datuk Batuah dengan paham kuminih. Haji Datuk Batuah menjadi pemimpin
dikarenakan ia berposisi sebagai guru agama di Sumatera Thawalib yang
mempermudah penyebaran.Sarekat Rakyat lebih disukai dalam organisasi komunis
ketimbang PKI pada pertengahan tahun 1924 di Sumatera Barat. Hal itu dikarenakan
PKI merupakan partai yang diawasi oleh pemerintah kolonial.
Organisasi ini berada di bawah naungan dan komando (onderbouw) PKI yang
bersifat radikal dan berjihad fisabilillah melawan penjajah. Namun, bagi sebagian
orang Sarekat Rakyat masih terikat dengan Sarekat Islam Merah atau Sarekat Islam
ketimbang PKI. Tokoh-tokoh anggota Sarekat Rakyat merupakan ulama dan
menjalankan syariat Islam yang merupakan alumni pendidikan surau.
Perkembangan Sarekat Rakyat yang pesat membuat khawatir pemerintah
kolonial. Ada juga desas-desus tentang pembunuhan terhadap Asisten Residen
membuat Haji Datuk Batuah dan Natar Zainuddin ditangkap pada tanggal 11 November
1923. Hal ini juga berdampak pada penangkapan aktivis “merah” seperti Magas yaitu
ketua PKI cabang Padang, A. Wahab yaitu Sekretaris PKI cabang Padang, Kaharoedin
yaitu Komisaris PKI cabang Padang, Datuk Indo Kayo dan Datuk Mangkudum Sati
yaitu anggota Sarekat Rakyat Koto Laweh, dan lain-lain

No Lokasi Cabang Sarekat Rakyat Jumlah

1 Kota Lawas 101

2 Solok 76

3 Payakumbuh 21

4 Sungai Sariak 110

5 Lubuk Basung 114

6 Silungkang 25

7 Fort van der Capellen 24

8 Fort de Kock 54

9 Muaro Labuh 24

10 Sawah Lunto 49

11 Katjang 25

12 Tikalah 28

13 Anggota tidak resmi 6

Jumlah 660

Tabel 1. Jumlah anggota Sarekat Rakyat di Sumatera Barat tahun 1924

B. International Debating Club (IDC)


IDC pada awalnya hanya sebuah kelompok studi, tetapi diubah menjadi
kelompok studi Marxisme untuk menyiapkan kader handal oleh Natar Zainuddin.
Setiap pertemuan, anggota kelompok studi membahas ketidakpuasan terhadap kondisi
masyakarat dan pergolakan kemerdekaan. Pelajar Sumatera Thawalib tertarik masuk
dalam kelompok studi tersebut karena minat terhadap politik yang menjadi pergerakan
untuk menumpas Kapitalisme, Kolonialisme, dan Imperialisme. Mereka belajar
mengenai ideologi untuk menyuntikkan sentimen anti kafir dan doktrin Marxisme
tentang kemisikinan.
C. Buffet Merah
Djamaluddin Tamim menjelaskan Buffet Merah atau Kantin Merah didirikan
oleh siswa di sekolah Padang Panjang sebelum lahirnya PKI di Semarang pada tahun
1920. Kantin Merah ini digunakan oleh pelajar Sumatera Thawalib sebagai tempat
berdiskusi dan berdebat tentang paham komunis. Haji Datuk Batuah sepulang dari Jawa
mengubah kantin ini menjadi tempat berdebat dan membangun kesadaran pelajar
Sumatera Thawalib.
Kantin Merah ditutup oleh pemerintah kolonial atas tindakan Sumatera
Thawalib Padang Panjang pada tahun 1926. Pada tahun 1927, berimbas pemberontakan
Silungkang, guru-guru yang mengajar di Sumatera Thawalib dilarang mengajar.
D. Djago! Djago!
Djago! Djago! merupakan surat kabar yang diterbitkan International Debating
Club yang dipimpin oleh Natar Zainuddin membahas paham komusime.Djago! Djago!
merupakan pers pertama yang didirikan oleh Natar Zainuddin yang terbit beberapa
bulan setelah berdirinya Sarekat Rakyat di Padang Panjang. Slogan yang dipakai surat
kabar ini adalah “Suara Merdeka Kaum Melarat” yang memihak kaum miskin, tani,
buruh, dan lain-lain dengan dicetak enam halaman. Pers ini membahas aktivitas
komunis di Sumatera Barat dengan komentar-komentar tajam terhadap kebijakan
pemerintah kolonial.
E. Pemandangan Islam
Pemandangan Islam dipimpin oleh Haji Datuk Batuah yang terbit berjumlah 7
nomor yang berisi menetang pemerintahan kolonial. Pers ini ditutup setelah
penangkapan Haji Datuk Batuah pada 11 November 1923. Haji Datuk Batuah lebih
aktif menulis di Djago! Djago! dan Pemandangan Islam ketimbang Natar Zainuddin.
Selain itu, Haji Datuk Batuah rajin menulis di Doenia Achirat pimpinan Sain al-Maliki.
Ia menjelaskan dalam tulisannya bahwa kuminih merupakan gerakan Islami yang
membebaskan rakyat dari belenggu Kapitalsime, Kolonialisme, dan Imperialisme
dibanding Marxisme yang ateis. Ia juga kerap kali menyadur beberapa ayat dalam
Alquran dan Hadis dalam tulisannya.
Djago! Djago! dan Pemandangan Islami tetap aktif menyuarakan perlawanan
meski Haji Datuk Batuah dan Natar Zainuddin ditangkap. H. S. S. Perpatih dan
Djamaluddin Tamim sebagai pemimpin kedua surat kabar tetap menerbitkan artikel
perlawanan dan penyadaran masrakat. Surat kabar ini juga aktif melaporkan
perkembangan kasus Haji Datuk Batuah dan Natar Zainuddin hingga mereka dibuang
ke Kupang dan Boven Digoel. Doenia Achirat, Api, Njala, Peti, dan Extra Rocherce
juga turut memberikan perkembangan berita terhadap dua tokoh tersebut.
BAB III

PENUTUP

Dampak Politis Etis dalam program pendidikan berpengaruh dalam pendidikan


pribumi. Sekolah model pendidikan Barat dengan berlandaskan Islam hadir Sumatera Barat
seperti Sumatera Thawalib. Melalui pendidikan di sekolah, para pelajar ini dapat aktif di
kegiatan politik untuk bebas dari belenggu penjajahan yang dilakukan pemerintah kolonial.
Haji Datuk Batuah dibantu oleh Natar Zainuddin dan Djamaluddin Tamim berusaha
menyebarkan pemikiran untuk bebas dari Kapitalisme, Kolonialisme, dan Imperialisme
melalui pemahaman Komunisme sebagai alat perjuangan. Paham kuminih lahir dengan
perpaduan Islam yang berlandaskan Alquran dan Hadi dengan Komunisme yang berlandaskan
anti Kapitalisme, Kolonialisme, dan Imperialisme
Penyebaran paham Komunisme oleh Haji Datuk Batuah dilakukan dengan mendirikan
Sareket Rakyat cabang Padang Panjang, memasuki IDC atau International Debating Club
dan juga Buffet Merah dan menggunakan surat kabar Djago! Djago! dan Pemandangan
Islam sebagai media doktrinisasi paham komunis.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. (2018). Sekolah dan Politik: Pergerakan Kaum Muda di Sumatra Barat
1927-1933. Suara Muhammadiyah.
Ba'in. (2011, Juli). NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA PEMBERONTAKAN
RAKYAT SUMATERA BARAT PADA AWAL TAHUN 1927. Paramita, 21(2), 191-
201.
Fatimah, S. (2018). PENGARUH KOMUNIS TERHADAP RADIKALISME
PELAJAR SUMATERA THAWALIB DI PADANG PANJANG TAHUN 1923 –
1927. Prodi Ilmu Sejarah, 3(2), 161-173.
Hadi, S., & Hardi, E. (2021). Sumatra Thawalib Padang Panjang dan Masuknya Paham
Komunis Pada Tahun 1923. Kronologi, 3(1), 309-319.
Marzali, A. (2020). PEMBERONTAKAN KOMUNIS SILUNGKANG 1926–1927
SEBUAH GERAKAN ISLAM REVOLUSIONER. Paradigma Jurnal Kajian Budaya,
10(1), 59-84. 10.17510/paradigma.v10i1.394
Sufyan, F. H. (2017). Menuju Lentera Merah: Gerakan Propagandis Komunis Di
Serambi Mekah 1923-1949. Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai