Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Dakwah islam di Nusantara dan asal usul Muhammadiyah”

Dosen Pengampu : Drs. Mukadi Ida Setiawan, M.M.

Oleh :

NABILA PUTRI ADELIA


22702010044

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Dakwah Islam di Nusantara.........................................................................................6
B. Asal – Usul Muhammadiyah........................................................................................9
1. Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah.................................................................9
2. Pokok-pokok pemikiran KH. Ahmad Dahlan.............................................................11
3. Bentuk Dan Lambang Muhammadiyah......................................................................13
4. Maksud Dan Tujuan Muhammadiyah........................................................................14
BAB III PENUTUP...........................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

PAGE \* MERGEFORMAT 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Hidayah, dan Taufik nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kepadanya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 28 Oktober 2023

Zahra Fadilah

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Umat islam di indoneisa menempati jumlah terbanyak dibandingkan umat agama lain,
olehkarena itu sebagian besar aturan perundangan mencerminkan nilai nilai keislaman. Dan juga
sebagian besar pemimppin bangsa berasal dari agama islam. Tetapi ironisnya ketika melihat
kondisi bangsa indonesia yang semakin lama semakin mempunyai banyak masalah dan malah
dalam beberapa hal tertinggal oleh bangsa lain yang bukan islam. Sudah 60 tahun lebih indonesia
merdeka dan agama islam sendiri jauh lebih lama mengakar di indonesia dan bahkan Islam
sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam
sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang
ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di
Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad ke 7. Dengan
waktu yang selama itu tentu pengaruh dari agama islam seharusnya mengakar kuat dalam diri
umat islam, jika proses dakwah yang berlangsung selama kurun waktu itu berjalan dengan baik.
Memang perjalanan agama islam di indonesia berlangsung dengan berbagai media, apalagi di
tengah era globalisasi seperti sekarang ini. Tetapi jika kita menilik sejarah islam di indonesia,
peran terbesar dalam penyebaran islam di indonesia adalah melalui kaum pedagang. Salah satu
isyarat yang membenarkan tesisi itu adalah bahwa pertumbuhan awal komunitas islam itu berada
di kota-kota berpelabuhan besar pada zamannya, isyarat lain juga diperlihatkan oleh peninggalan
sejumlah makam kuno. Perkembangan dakwah islam indonesia di masa sekarang memang tidak
lepas dari sejarah islam di indonesia sendiri, karena apa yang kita terima sekarang adalah estafeta
ilmu dari generasi yang terdahulu, dan disini akan sedikit dibahasmengenai perkembangan
dakwah islam di Indonesia. Sejarah telah mencatat bahwa islam telah memberikan suatu
kerangka bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban dunia. Sikap dan semangat ilmiah
yang telah dibentuk oleh dunia islam pada abad pertengahan, melahirkan figure ensiklopedik dari
berbagai ilmu pengetahuan. Peradaban dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang telah
dicapai oleh kaum muslimin sebelumnya tidak nampak lagi bahkan kaum muslimin tampak statis
dalam lapangan pemikiran, termasuk bidang pemikiran keagamaan. Di Indonesia, proses
perubahan alam pikiran tentang islam, selain faktor kondisi intern umat islam terjadi setelah
terbukanya komunikasi yang luas dengan negara timr tengah yang menjadi pusat islam. Proses
perubahan ini dilakukan oleh individu dalam kelompok masyarakat yang ingin memperjuangkan
identitas dan prinsip ajaran islam di tengah-tengah kehidupan bangsa Indonesia. Usaha tersebut
di realisir dengan mendirikan organisasi tertentu. Diantara organisasi ini, muhammadiyah di
pandang memiliki peranan yang sangat penting dalam menyebarkan ide-ide pembaharuan islam
dan memiliki pengaruh yang cukup kuat di kalangan masyarakat menengah Indonesia (Din
Syamsuddin).

PAGE \* MERGEFORMAT 2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dakwah islam di Nusantara ?
2. Bagaimana asal-usul Muhammadiyah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan dakwah islam di Nusantara.
2. Untuk mengetahui asal usul Muhammadiyah.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA


Seiring perkembangan zaman dakwah islam pun mulai merambah berbagai media dan
metode, tidak seperti dulu yang hanya penyebaran melalui mulut ke mulut sambil berdagang.
Agama islam memang agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan, karena wahyu yang
pertama turun merupakan perintah untuk membaca, bukan hanya terbatas pada membaca tulisan
saja tetapi membaca tanda tanda kebesaran allah di dunia. Pada hakikatnya aktivitas dakwah
merupakan hal yang fleksibel dan dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode dan
direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dengan dasar keridhaan Alloh SWT.
Dakwah adalah usaha peningkatan pemahanman keagamaan untuk mengubah pandangan hidup,
sikap bathin dan perilaku umat yang tidak sesuai menjadi sesuai dengan tuntunan syariat untuk
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Da‟i harus mempunyai pemahaman yang
mendalam bukan saja menganggap bahwa dakwah dalam frame “amar ma’ruf nahi mungkar”,
sekedar menyampaikan saja melainkan harus memenuhi beberapa syarat, yakni mencari materi
yang cocok, mengetahui psikologis objek dakwah, memilih metode yang representatif,
menggunakan bahasa yang bijaksana dan sebagainya. Secara konvensional, subjek dakwah
terdiri dari da‟i (mubaligh) dan pengelola dakwah.
Padahal jika kita melihat sejarah perkembangan islam pada masa awal struktur
masyarakat islam di nusantara pada abad 16/17 merupakan kesatuan dari tiga kekuatan, yaitu
ekonomi yang berbasis pada perdagangan di pelabuhan, politik yang termanifestasi pada keraton
atau kerajaan, dan agama sebagaimana teraktualisasi dalam pesantren di Jawa, dayah di aceh
atau surau di Sumatra Barat dan pusat agama lainnya. Pada awal perkemabangannya saja agama
islam tidak hanya mengandalkan peran seorang dai saja, tetapi di bidang lain pun bisa turut
mempengaruhi perkembangan islam, sebagaimana yang kita lihat sekarang bahwa banyak
lembaga yang mengajarkan agama islam, dan juga banyak majalah majalah yang bertemakan
islam, film religi, dan hal-ha lain yang baru muncul di masa sekarang. Dijaman dulu juga banyak
para sufi yang menyebarkan agama islam, yang mempunyai ciri khusus yaitu mereka
menyebarkan islam dengan dua cara. Pertama, dengan membentuk kader, guru dan mubaligh,
agar mampu mengajarkan islam dan menyebarkan islamdi daerah asalnya serta meneruskan jejak
gurunya. Kedua, melalui karya karya tulis yang tersebar dan dibaca diberbagai tempat yang jauh
diluar tempat tinggal mereka. Sebagaimana karya Hamzah Fansuri yang berisi uraian singkat
tentang sifat-sifat dan inti ilmu kalam menurut teologi islam. Namun perlu diketahui bahwa
proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur
Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori
Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang
permasalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau
pembawa agama Islam ke Nusantara

PAGE \* MERGEFORMAT 2
1. Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
a. Kurangnya fakta menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia-Cambay-Timur
Tengah-Eropa.
c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas
Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M.
Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat
timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber
dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun
1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak
pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.

2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu
teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam
(Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton
sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i
terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat/India adalah penganut
mazhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang
mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi
masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar
terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal
dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat
Islam Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi
Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan
tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan
pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al-Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab unutk tanda-tanda bunyi
harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah satu
Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya.
Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai
pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat
(India). Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan
jalan damai melalui beberapa jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang dilakukan
oleh pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan
masyarakat Indonesia. Pada kesempatan tersebut dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam.
Selanjutnya diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap, atau mendirikan perkampungan,
seperti pedagang Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan. Dengan adanya perkampungan
pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan ada yang sampai menikah dengan wanita
Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam semakin cepat berkembang. Perkembangan Islam
yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubaligh yang menyebarkan Islam melalui
pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Pondok pesantren adalah tempat para
pemuda dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat menimba ilmu agama Islam. Setelah
tammat dari pondok tersebut, maka para pemuda menjadi juru dakwah untuk menyebarkan Islam
di daerahnya masing- masing. Di samping penyebaran Islam melalui saluran yang telah
dijelaskan di atas, Islam juga disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni
gamelan ataupun wayang kulit. Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah
diterima oleh rakyat Indonesia. Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi
tidak terlepas dari peranan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Di
pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali yang dikenal
dengan sebutan walisongo atau wali sembilan.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
B. ASAL – USUL MUHAMMADIYAH
Dalam catatan sejarah, nama Muhammadiyah yang diberikan oleh KH. Ahmad Dahlan
terhadap organisasi yang didirikannya adalah atas usul dari seorang kerabat sekaligus
temanseperjuangannya yang bernama Muhammad Sangidu, Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan
tokoh pembaharuan yang kemudian menjadi penguhulu Kraton Yogyakarta. Setelah melalui
salatistikharah, KH. Ahmad Dahlan kemudian memberikan nama Muhammmadiyah bagi
organisasiyang akan dipimpinnya itu (Haedar Nashir,2006:1).
Secara etimologis, Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar “Muhammad”,
yaitu nama seorang Nabi atau Rasul terakhir yang diutus olej Allah ke muka bumiini. Kemudian
kata tersebut mendapatkan tambahan akhir”ya nisbah” yang artinya menjeniskan atau
mengelompokkan. Dengan demikian, Muhammadiyah berarti kelompok, umat dan pengikut
Muhammad. Dengan demikian siapapun yang beragama islam,yang mengucapkan dua
syahadat,maka dia adalah orang Muhammadiyah, tanpa dilihat atau dibatasi oleh perbedaan
organisasi,golongan, bangsa, geografis etnis, dan sebagainya.
Sedangkan secara terminologis, Muhammadiyah adalah organisasi dan gerakan islam,dakwah
amar makruf nahi munkar, berasas islam dan bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnahdidirikan
oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan tanggal 18 November
1912 M di kota Yogyakarta.
1. Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah
Secara global, menurut Mustafa Kamal Pasha Dan Ahmad Adaby Darban (2009:100-
106) faktor-faktor yang menjadi latar belakang lahirnya Muhammadiyah dapat
dikelompokkanmenjadi dua faktor, yaitu subjektif dan faktor obyektif.
1. Faktor subyektif
Faktor subyektif adalah faktor yang didasarkan atas pertimbangan pribadi KH.
AhmadDahlan. Faktor subyektif inilah yang sangat kuat, bahkan dikatakan sebagai faktor utama
danfaktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Menurut para analis, faktor subyektif yang paling fundamental adalah hasil kajianmendalam KH.
Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an. Sikap KH. Ahmad Dahlan seperti ini sesungguhnya dalam
rangka melaksanakan firman Allah sebagaimana yang tersimpul dalamsurat An-Nisa ayat 82 dan
surat Muhammad ayat 24, yaitu melakukan taddabur atau memperhatikan dan mencermati
dengan penuh ketelitian terhadap apa yang tersirat dalam ayat-ayat al-Qur’an. Sikap seperti ini
pulalah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan Ketika mencermati surat Ali Imran ayat 104
yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegahyang munkar, merekalah orang-
orang yang beruntung.
2. Faktor Obyektif
Faktor obyektif adalah faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya Muhammadiyah
menurutkenyataan yang terjadi secara empiris pada saat itu. Ada beberapa sebab yang bersifat

PAGE \* MERGEFORMAT 2
obyektifyang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah yang dapat dikelompokkan menjadi
faktorinternal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul
ditengah-tengah kehidupan masyarakat islam indonesia. Sedangkan faktor eksternal yaitu,
faktor-faktor penyebab yang ada di luar masyarakat islam indonesia. Faktor obyektif yang
bersifatinternal,yaitu:
a. Ketidak murnian amalan islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai
satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat islam indonesia.
Kondisi masyarakat yang masih sangat kental dengan kebudayaan Hindu, Budha, Animisme,
danDinamisme memunculkan kepercayaan dan praktik ibadah yang menyimpang dari islam.
Kepercayaan dan praktik ibadah tersebut dikenal dengan istilah tahayyul, bida’ah dan Churafat
(TBC). Dala peraktik pengamalan agamanya, ummat islam masih banyak percaya kepada benda-
benda keramat, seperti keris, tombak, batu aji, azimat, hari baik dan buruk. Mereka sering
pergikekuburan para wali dan ulama yang dianggap keramat untuk meminta berkah.
Dalam ibadah, ummat islam saat itu melaukan ritual keagamaan yang telah tercampur dengan
budaya luar. Dalam ibadah mahdlah, mereka menambah dan mengurangi ajaran islam
yangsebenarnya. Saat ada yang meninggal dunia, diadakan upacara hari ketiga, ketujuhh,
kesembilan,keseribu dan seterusnya. Agar keinginan manusia cepat tercapai, ummat islam
mencari wasilah(perantara) yang menghubungkan mereka dengan tuhan, padahal wasilah telah
meninggal dunia.
b. Lembaga pendidikan yang dimiliki ummat islam belum mampu menyiapkan generasi yang
siap
mengembanmisi selaku “ khalifah Allah di atas bumi”.
KH. Ahmad Dahlan mengetahui bahwa pendidikan di indonesia terpecah menjadi dua yaitu
pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan ajaran-ajaran agama dan pendidikan barat
yangsekuler. Kondisi menjadi pemisah antara golongan yang mendapat pendidikan agama
dengangolongan yang mendapatkan pendidikan sekuler.
Dualisme sistem pendidikan diatas membuat perihatin KH. Ahmad Dahlan oleh karna itu cita-
cita pendidikan Ahmad Dahlan ialah melahirkan manusia yang berpandangan luas dan memiliki
pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk kemajuan masyarakatnya. Cita-cita
inidilakukan dengan mendirikan lembaga pendidikan dengan kurikulum yang
menggabungkanantara imtak dan iptek.
Sedangkan paktor obyek yang bersipat eksternal, itu :
a) Pengaruh ide dan gerakan pembaruan islam ditimur tengah.
b) Semakin meningkatnya gerakan keristenisasi ditengah-tengah masyarakat indonesia.
c) Penetrasi bangsa-bangsa eropa,terutama bangsa belanda ke indonesia.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
2. Pokok-pokok pemikiran KH. Ahmad Dahlan
Pokok-pokok pemikiran yang tertuang dalam buku ini dirujuk dan dikutip langsung
daritulisan M. Yusron asrafi (2005:47-126), kecuali bagian-bagian yang diberikan referensi
lain.Dalam bukunya tersebut, yusron asrafi memotret pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam
Tigaaspek, yaitu aspek keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan.
1. Pemikiran dalam bidang keagamaan
a) Sumber Hukum
Disamping dua sumber pokok, Al-qur’an dan Al-hadist sebagai sumber hukum, dia
jugamenggunakan kitab-kitab dari ahlus sunnah wal jamaah dalam bidang aqidah dan dari imam
syafi’i dalam ilmu fiqih. Meskipun demikian, dalam peraktiknya jika muncul suatu masalah,
maka ia akan mencari sumbernya dari Al- qur’an dan Al-hadist ditambah dengan hasil kajian
darikitab-kitab yang telah di baca. Dengan metode pengambilan hukum atau pemberian tafsir
sepertiitu, ada tuduhan bahwa dia dan Muhammadiah mengajarkan ajaran yang keluar dari
mazhab.
b) Bidang Teologi
Dalam bidang teologi KH. Ahmad Dahlan tidak mendapat perhatian yang besar. MenurutKH.
Mas Mansur, dalam masalah ini dia kembali pada pendapatan ulama salaf dan dia tidak suka
berfikir yang mendalam tentang hal itu. Menurutnya, masalah ketuhanan menimbulkan
perbedaan pendapat dan tidak berakibat peraktis untuk beramal. Itulah mangkanya
diamengartikan orang beragama sebagai orang yang melahirkan amal. Orang beragama
harusmenyerahkan harta dan dirinya kepada Allah sebagai bukti keimanannya. Jadi iman
harusdisertai dengan amal dan semuanya hanya tertuju kepada Allah
c) Persatuan ulama
Dalam masalah persatuan ulama untuk mencari kebenaran dan kebaikan islam, diamengadakan
musyawarah tentang kiblat. Pimpinan-pimpinan Gerakan Islam danMuhammadiyah bekerjasama
mengadakan kongres islam di Garut dan kemudian di Cirebon.Atas dasar itulah ia mengadakan
perkumpulan ulama Muhammadiyah yang bernama”Musyawaratul Ulama”. Pada mulanya
perkumpulan itu hanya menjadi tempat pertemuan ulama Muhammadiyah untuk membicarakan
hukum-hukum islam. Tetapi setelahlama di seluruh jiwa untuk membicarakan bagaimana usaha-
usaha agar islam di indonesiamenjadi kuat.
d) Pemurnian Agama
Beberapa bid’ah dan khurafat yang di berantas oleh KH.Ahmad dahlan, yaitu:
1) Upacara selamatan pada waktu ibu mengandung tujuh bulan upacara selamatan pada
waktukelahiran (puputan).
2) Upacara selamatan kematian, baik selamatan hari ke-3, ke-7, ke-100, satu tahun dan hari

PAGE \* MERGEFORMAT 2
ke1000.
3) Permintaan keselamatan dan kesuksesan pada kuburan-kuburan para wali atau orang
yangdianggap suci .
4) Ziarah kubur yang ditentukan setiap bulan sya’ban atau di sebut bulan ruwah yang berarti roh.
5) Bacaan-bacaan tahlil untuk di kirim kepada orang yang meninggal.
Selawatan ( membaca sholawat dengan memakai terbang).
6) Takhayul lailatul qadar yang di jalankan dengan mengelilingi beteng karaton dan pohon
beringinYogyakarta.
7) Kepercayaan kepada jimat-jimat.

2. Bidang Keasyarakatan
Dorongan mati sebagai amal KH.Dahlan menyatakan:” kita manusia hidup di dunia
hanya sekali, untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapatkan kebahagiaankah atau
kesangsaraankah(KRH.Hadjid,2008:7). KH.Ahmad dahlan menyatkan bahwa mati adalah
bahaya yang besar, tetapi lupa kepada matiadalah bahaya yang lebih besar lagi.Oleh karena itu
manusia harus bersiap-siap menghadapikemtian dengan menyelesaikan urusan-urusannya
dengan allah dan dengan sesama manusia.Pemikiran tentang dorongan mati nampaknya
mendapatkan tempat yang istimewa.Dia memberi penafsiran yang positif terhadap dorongan
mati, dalam arti: agar selamat dari siksa neraka,manusia harus berbuat sesuatu yaitu harus
beramal. Dorongan mati yang ada padanya menjadidorongan bagi terciptanya karya amal.
Adapun bekal perjuangan yang diberikan oleh KH.Ahmad Dahlan adalah
a) Dengan keiklasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita islam sesuai dengan bakat
dankecakapannya, tidak enghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela
b) Penuh keinsyafan bahwa beramal iu harus berilmu.
c) Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap syah oleh tuhan hanya untuk
menghinarisesuatu tugas yang di serahkan kepadanya.
d) Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama islam.
e) Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
f) Pemikiran dalam bidang kenegaraan
Dua dekade pertama abad kedua puluh adalah suatu babak baru dalam sejarah bangsa
indonesia.Zaman itu terkenal sebagai zaman kebangkitan nasional. Setiap gerakan kebangkitan
adalahmenuju kepada kemajuan. Arah kemajuan mengarah ke segala bidang, baik bidang
politik, sosialmaupun ekonomi. Ada yang berlandasan jasmaniah daan adapula yang
berlandasan rohaniah ,agama. Sekalipun bidangnya berbeda-beda, namun sebagai gerakan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
kemajuan , ia memiliki suatusifat yang sama, yaitu ingin membebaskan atau minimal
meringankan bangsa dan tanah air dari belenggu-belenggu jasmaniah dan rohaniah, yang di
dalam zaman sebelum nya meningkatseluruh kehidupan bangsa indonesia.
Zaman itu meliputi Budi utomo berdiri. Organisasi itu didirikan oleh kalangan pemuda-
pemudaintelek yang bangsawan. Kemudian sarekat dagangan islam juga berdiri, yang
kemudian bergantinama menjadi sarekat islam. Sesuai dengan namanya yang pertama maka
sarekat islam banyakterdiri dari kaum pedagang. Di samping itu juga berdiri juga organisasi
muahammadiahyang bergerak dalam lapangan pendidikan sosial. Pendirinya adalah KH.
Ahmad Dahlan.
KH. Ahmad Dahlan bukanlah tokoh politik. Dia lebih bergerak dalam lapangan dakwah,
pendidikan dan gerakan amal sosial. Meskipun begitu dia juga memasuki perkumpulan
bahkanmenjadi pengurus budi utomo yang diakui sebagai gerakan kebangkitan nasional yang
pertama diindonesia. Dalam sarekat islam, dia duduk sebagai penasehat. Sarekat islam adalah
pergerakannasional dan inti impearialis pertama yang kuat dan banyak berpengaruh di
indonesia.

3. Bentuk Dan Lambang Muhammadiyah


Bentuk dan lambang muhammadiyah diciptakan oleh KH.Siraad Dahlan, putera
pertamaKH.Ahmad Dahlan yang mewarisi intelektulitas dalam bidang ilmu , falak, keulamaan
dan darah seninya( M. Sukrianto AR, 2015). Lambang muhammadiah terdiri dari 12 sinar
matahari yang putih bersih yang memancarkan sinar ke arah segala penjuru bumi. Di tengah-
tengah matahari terdapat lukisan dengan hurup arab yang berbunyi “Muhammadiyah” pada dua
lingkaran yangmengelilingi Tulisan hurup arab “Muhammadiah” tersebut, terhadap tulisan yang
di ambil dari dua kalimat syahadat yaitu syahadat tauhid pada lingkaran atas dengan tulisan arab
asyhadualla ilaha illallallah (saya bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan kecuali allah); dan
syahadat rasul pada lingkkaran bagian bawah dengan tulisan :wa asyhadu anna muhammad
rasulullah ( dan aku bersaksi bahwa muhammad adalah utusan allah). seluruh gambar matahari
dengan atribut bewarna putih dan terletak di atas warna dasar hijau daun.
Adapun maksud lambang muhammadiah tersebut adalah: gambar matahari dan 12 sinar yang
putih. Secara teoritis, matahari merupakan titik pusat dalam tata surya dan merupakn
sumberkekuatan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Matahari juga merupakan titik sentral
semua planet,matahari mengeluarkan sinar panas yang sangat berguna bagi kehidupan biologis
semuamahluk hidup di muka bumi. Tanpa sinar matahari semua mahluk hidup akan mati.
Dengan menggambarkan dirinya seperti matahari, muhammadiyah berkeinginan menjadi
wadah,organisasi yang dalam setiap langkah dan gerakannya dalam kehidupan di
harapkansepertihalnya matahari yang dapat menjadi sumber pencerahan bagi kekuatan seperitual
danrohani bagi yang mau mnerima pancaran sinarnya berupa ajaran agama islam yang
bersumberdari Al-Qur’an dan As-Sunnah Al-Maqbulah.
Tulisan muhammadiah di tengah menunjukkan bahwa organisasi ini ingin mengikuti

PAGE \* MERGEFORMAT 2
nabimuhammad SAW. Adapun tulisan dua kalimah syahadat melambangkan ingin
menegakkankalimah-kalimah allah yang bersendikan tauhid.
Sedangkan dua belas sinar matahari yang memancar ke seluruh penjuru bumi diibarakan
sebagaitekad dan semangat warga muhammadiyah dalam memperjauangkan islam di tengah
masyarakat bangsa indonesia. Semangat pantang mundur dan pantang menyerah seperti yang
tercermindalamekad kuat kaum hawari ( sahabat nabi isa) yang berjumlah 12 orang ,sepertiyang
di jelaskan oleh allah dalam surah as-sha:14 yang artinya wahai orang-orang yang beriman,
jadilahkalian penolong-penolong (agama) allah, seperti ucapan isa putra maryam kepada kaum
hawary:’diapa yang bersedia menolongku (menegakkan agama allah), lalu segolongan bani israil
beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami beri kekutan kepada orang-orang yang
beriman terhadap musuh musuh mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang.
Adapun warna putih pada seeluruh gambar matahari adalah warna yang di sukai oleh
rasulullah,melambangkan kesucian , keikhlasan dan tanpa pamrih. Dengan warna putih
tersebutmuhammadiah diharapkan hanya keridaan allah SWT.
Sedangkan warna hijau yang menjadi warna dasar adalah warna yang selalu di tawarkan
olehallah kepada orang beriman dan beramal salih, seperti dalam QS :55,76,76,21 dan 18:31.
Warnahijau melambangkan kedamaian kesejukan ,kesegaran, ketentraman dan kesejahteraan.
Denganwarna hijau trsebut , muhammdiah di harapkan berjuang di tengah-tengah masyarakat
dalamrangka mewujudkan ajaran agama islam yang penuh kedamaian , keselamatan dan
kesejahteraan bagi umat manusia.

4. Maksud Dan Tujuan Muhammadiyah


Sejak awal berdirinya hingga sekarang, Muhammadiyahtelaj merumuskan maksud dantujuannya
dengan redaksi yang berbeda-beda. Menurut haidar nasir (2008:1), jika dilacak padarumusan
anggaran dasar (statuten) Muhammadiyah sejak berdiri tahun 1912 hingga muktamarke 45 tahun
2005, Muhammadiyah telah menyusun dan melakukan perubahan anggaran dasar(AD) sebanyak
15 kali yaitu pada berturut-turut pada tahun 1912, 1914,1921,1934,1941,1943,1946,1950 ( dua
kali), 1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan 2005. Perubahan AD/ART tersebut berimplikasi pada
perubahan pormulasi maksud dan tujuanMuhammadiyah. Menurut hemat penulis, sejak awal
berdirinya (tahun 1912) seperti berikut (teksnya dikutip dari tulisan Mh. Decaldan seperti ditulis
oleh Haidar nasir, 2008:1)
1. Tahun 1912 saat berdirinya dirumuskan: maka perhimpunan itu dimaksudnya.
a) Meyebarluaskan pengajaran igama kangjeng nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi
putra didalam residensi Yogyakarta, dan
b) Memajukan hal igama kepada anggota-anggotanya

2. Tahun 1914 dan 1921 dirumuskan: maksud persarikatan ini yaitu:

PAGE \* MERGEFORMAT 2
a) Memajukan dan menggebirakan pengajaran dan pelajran igama islam di hindia nederland dan
b) Memajukan dan menggembirakan kehidupan ( cara hidup) sepanjang kemauan igama
islamkepada lid-lid-nya.

3. Tahun 1934: hajat persarikatan itu:


a) Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama islam di hindia
nederland,dan
b) Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama
islamkepada lid-lid-nya (segala sekutunya)

4.Tahun 1941: hajat persarikatan


a) Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama islam di indonesia, dan
b) Memajukan dan menggembirakan cara hidup sepanjang kemauan agama islam kepada lid-lid-
nya (segala sekutunya).

5. Tahun 1943 dirumuskan: sesuae denngan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran


bersama
seluruh asia raya, dibawah pimpinan da’i nippon, dan memang diperintahkan oleh Allah, maka
perkumpulan ini:
a) Hendak menyiarkan agama islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunannya.
b) Hendak melakukan pekerjaan kebaikan-kebaikan umum
c) Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi pekerti yang baik kepada
annggota-anggotanya; kesemuanya itu ditunjukan untuk berjasa mendidik masyarakat ramai.

6. Tahun 1946 dan 1950 (dua kali perubahan AD/ART) dirumuskan: maksud dan tujuan
persarikatan ini akan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam, sehingga
dapatmewujutkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

7. Tahun 1959, 1966,1968, dirumuskan: maksud dan tujuan persarikatan ialah menegakkan
danmenjunjung tinggi agama islam sehingga dapat terwujud masyarakat islam yang sebenar-
benarnya 1985 dirumuskan: maksud dan tujuan persarikatan ialah menegakkan dan
menjunjungtinggi agama islam sehingga terujut masyarakat utama, adil, dan makmur.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Terkait arti dan rumusan terahir maksud dan tujuan Muhammadiyah, mustapa kamal pasha dan
Ahmad adabi telah menjelaskan sebagiannya sebagai berikut (2009:1012):
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur
Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori
Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada
tanggal 8 Zulhijjah 1330 H, yang bertepatan tanggal 18 November 1912 M di Jokyakarta. Ide
dasar KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah antara lain : a) Perlunya
pembaruan dalam berbagai bidang kehidupan umat Islam karena peranan umat Islam telah rusak
dan hilang di berbagai bidang. Misalnya bidang poitik, ekonomi, perdagangan, pendidikan,
kebudayaan, dan bidang keagamaam; b) Memurnikan kembali ajaran Islam yang telah tercampur
dengan berbagai paham sehingga muncullah tahyul, khurafat, bid’ah dan syirik di kalangan
masyarakat muslim; c) Mempertahankan regenerasi Islam di masa kini dan mendatang, karena
derasnya arus kristenisasi di Indonesia; dan d) Mengembalikan citra Islam di kalangan pemuda
dan remaja serta pelajar karena derasnya informasi dan kebudayaan Barat yang masuk ke
Indonesia telah mempengaruhi keperibadian umat Islam.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR PUSTAKA
Haedar Nashir, KH. Ittah Muhammadiyah, menengok kembali kelahiran Muhammadiyah,
kontirbutor dalam Muhammadiyah online,Selasa, 12 Desember 2006.
DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA DAN ASAL USUL MUHAMMADIYAH. (2023).
Retrieved from https://subair3.wordpress.com/2020/10/07/dakwah-islam-di-nusantara-dan-asal-
usul-muhammadiyah/

PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai