PANDUAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG
TENTANG
PEMB ERLA KUAN
PANDUAN PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN RSUD Prof. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENCATATAN DAN
PELAPORAN INS IDEN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD
Prof. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG.
KEDUA Keputusan Direktur tentang Panduan Pencatatan dan Pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes
Kupang sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Panduan Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan
dalam memberikan pelayanan di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes
Kupang.
KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan disampaikan
kepada pihak terkait untuk diketahui dan dilaksanakan secara
bertanggungjawab dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan : di Kupang
Pada tanggal : 12 December 2018
Rumah Sa J‹J t Daerah Prof. Dr.
W.Z. Joha
dr M. Kcs
Pcmbina Utama
Madya
NIP. 19600731 198812 1 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas Kasih dan RahmatNya Panduan pencatatan dan pelaporan insiden
keselamatan pasien RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang dapat terselesaikan
diniana panduan ini berisi tata cara pelaporan, analisis dan tindak lanjut pelaporan
insiden keselamatan pasien. Dengan disusunnya panduan ini, diharapkan agar
pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang
menjadi seragani dan terselenggaranya pembelajaran dari insiden keselamatan
pasien yang terjadi.
Akhir kata senioga buku panduan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya
sehingga dapat bermanfaat bagi semua staff RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes
Kupang dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu. Kami menyadari
bahwa panduari ini inasih sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik
dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan panduan ini dimasa yang akan
datang. Marr terns berubah menuju lebih baik.
Kupang, Desember
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tei‘se1enggai‘anya sistem pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD
Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang.
1
1.3 Definisi
l ) Keselamatan: bebas dari bahaya atau risiko
2) Hazard/bahaya: adalah suatu keadaan perubahan atau tindakan yang
dapat nieningkatkan resiko pada pasien.
a. Keadaan: adalah semua faktor yang berhubungan atau
inempengarulii suatu “peristiwa keselamatan pasien/pasien safety
event, agent, atau personal”.
b. Agent: adalah substansi, objek atau sistem yang menyebabkan
perubahan
3) Keselamatan pasien: pasien bebas dari cedera yang tidak seharusnya
terjadi atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi
(penyakit, cedera fisik, Social, psikologi, cacat, kematian dan lain
sebagainya) terkait pelayanan kesehatan.
4) Keselamatan pasien rumah sakit: suatu sistem Diniana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen
risiko, Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadin ya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
5) Cedera: dampak yang terjadi akibat gangguan struktur struktur atau
penui‘unan fungsi tubuh dapat berupa fisik psikologis dan sosial. yang
termasuk dalam harm atau cedera adalah: “ penyakit, cedera fisik,
psikologis, sosial penderitaan, Cacat dan keinatian.
a. Penyakit/ disease: disfringsi fisik atau psikis
b. Cedera/injury: kei‘usakan jaringan yang diakibatkan agent atau
keadaan.
c. Penderitaan/suffering: pengalaman/gejala yang tidak menyenangkan
termasuk nyeri, Malaise, inual, nauntah, depresi, agitasi dan
ketakutan.
2
d. Cacat/disability: segala bentuk kei‘usakan struktur atau fungsi
tubuh, keterbatasan aktivitas atau restriksi dal‹am pergaulan sosial
yang berhubungan dengan harm yang terjadi sebelumnya atau seat
ini.
6) Insiden keselamatan pasien: Setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dapat dicegah pada pasien terdiri dari kejadian tidak diharapkan,
kejadian nyai‘is cedera, kejadian tidak cedei‘a, dan kejadian potensial
cedera.
a. Kejadian Potensial Cedera (KPC): Kondisi yang berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden keselamatan
pasien.
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC): terjadinya insiden keselamatan
pasien tetapi belum sampai terpapar kepada pasien.
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC): insiden keselamatan pasien yang
sudah terpapar kepada pasien tetapi tidak timbul cedera.
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD): insiden keselamatan pasien
yang mengakibatkan cedera kepada pasien.
e. Kejadian Sentinel: suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau
cedera yang seri us kepada pasien.
Yang termasuk dalam kejadian sentinel adalah:
a) Kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak terbatas hanya
- Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit pasien atau kondisi pasien (contoh, kematian
setelah infeksi pascaoperasi atau emboli paru-paru);
- Kematiaia bayi aterna;
- Bunuh diri;
b) Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait dengan penyakit
pasien atau kondisi pasien;
c) Operasi salah tempat. salah prosedur, dan salah pasien;
d) Terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat ti‘ansfusi
darah atau produk darah atau transplantasi organ atau jaringan ;
3
e) Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim
ke rumah bukan rumah orangtuanya;
D Perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan
(berakibat kematian atau kehilangan fungsi secara permanen),
atau pembunuhan (yans disengaja) atas pasien, anggota staf,
dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan, serta pengunjung
atau vendor/pihak ketiga ketika bei‘ada dalam lingkungan rumah
sakit.
7) Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien: suatu sistem untuk
mendokumentasikan laporan Insiden Keselamatan Pasien untuk mencari
solusi dan sebagai dasar untuk pembelajaran.
4
BAB II
PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
2.2 Kebijakan
1. Insiden yang dilaporkan adalah semua kejadian: kejadian potensial
terjadi, nyaris terjadi dan kejadian yang sudah terjadi.
2. Laporan insiden dapat dibuat oleh:
a. Semua stat rumah sakit yang pertama menemukan insiden
b. Semua staf ruinah sakit yang terlibat dalam insiden keselamatan
pasien yang terjadi
c. Semua staf rumah sakit yang menemukan insiden
3. Insiden keselamatan pasien dilaporkan dengan mengisi Formulii‘
Laporan Insiden.
4. Lapoi‘an insiden segera disei‘ahkan ke Atasan langsung pelapoi‘
(Kepala Instalasi/Kepala ruangan).
5. Atasan langsung pelapor memeriksa laporan dan melakukan grading
risiko terhadap insiden yang dilaporkan.
6. Atasan langsung pelapor melakukan dan analisis berdasarkan hasil
grading i‘isiko.
5
7. Atasan langsung pelapoi‘ segera men yerahkan laporan insiden dan hasil
investigasi ke Komite PMKP RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang.
8. Komite PMKP RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang menganalisis
kembali hasil investigasi dan laporan insiden.
2.3 Tatalaksana
2.3.1 Pencatatan dan Pelaporan Insiden Internal
1. Apabila terjadi suatu insiden di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes
Kupang wajib untuk segera ditindaklanjuti (ditang•ani/dicegah) untuk
mengurangi dampak/akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera dibuat laporan insiden oleh petug•as
yang• pertama mengetahui insiden dan atau oleh petugas yang terlibat
dalam insiden dengan mengisi formulir laporan insiden pada akhir jam
kerja/shifi dan diserahkan kepada atasan langsung dalam waktu 2x24
jam.
3. Setelah selesai mengisi laporan, laporan tersebut segera diserahkan
kepada atasan langsung pelapor. Yang dimaksud dengan atasan pelapor
adalah: kepala unit atau instalasi atau ruangan dimana pelapor bekerja.
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan, memperjelas duduk masalah
insiden tersebut, berkoordinasi dengan kepala unit Iain yang terkait dan
melakukan gradins risiko terjadap insiden keselamatan pasien yang
dilaporkan (tabel penilaian dainpak klinis/konsekuensi/severity, tabel
penilaian pi‘obabilitas/fi‘ekuensi dan tabel matriks gi‘ading risiko
terlampir).
5. Hasil gi‘ading akan menentukan bentuk invenstigasi dan analisis yang
dilakukan sebagai berikut:
a. Grading Biru Investigasi sederhana oleh atasan
langsung, waktu maksimal 1 minggu.
b. Grading hijau Investigasi sederhana oleh atasaan
langsung, waktu maksimal 2 minggu.
c. Grading Investigasi komprehensif/analisis akar
Kuning masalah/RCA oleh tim RCA yang terdiri
dari tim KPRS dan staf lain yang
6
diperlukan, Waktu 45 Hai‘i.
d. Grading Merah Ivenstigasi komprehensif/analisis akar
masalah/RCA tiin RCA yang terdiri dari
tim KPRS dan staf lain yang diperlukan,
Waktu 45 Hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi, sol us i, tindak lanjut dan evaluasi (ISTE) dilaporkan kepada
KPMKP RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang.
7. Komite PMKP akan menganalisis kembali hasil investigasi, solusi,
tindak lanjut dan evaluasi (ISTE) apakah perlu dilakukan investigasi
lanjutan dan melakukan regrading• apabila diperlukan.
8. Untuk gi‘ading kuning dan mei‘ah, dibentuk tim RCA yang terdiri dari
Komite PMKP dan staff lain yang diperlukan, maksiinal 45 hari.
9. Setelah melakukan RCA tim RCA akan membuat laporan dan
rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk/safety
alert untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
10. Hasil RCA recoinendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada komite
PMKP RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang.
11. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan sebagai
uinpan balik kepada unit kerja terkait.
12. Unit kerja terkait dan koinite PMKP membuat analisis dan ti‘end
kejadian yang sama.
13. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh komite PMKP RSUD Prof. DR.
W. Z. Johannes Kupang.
2.3.2 A nalisis Matrikx Grading Risiko
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk
menentukan derajat risiko suatu insiden berdasarkan Dampak dan Probabilitasnya.
2.3.2.1 Dampak (Consequences)
Penilaian dainpak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat
yang dialanai pasien inulai dai‘i tidak ada cedei‘a sampai ireiainggal (tabel
1).
7
Tingkat Destkripsi Dampak
Risiko
2.3.2.2 Probabilitas/Frekuensi/Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa seringnya
insiden tersebut terjadi (Tabel 2)
Tingkat Frekuensi
Risiko
3 Kadang-kadang ( I -2 tahun/kali)
8
2.3.2.3 Skor Risiko
Skor Risiko Didapatkan dengan cara mengalikan dampak risiko dengan
probabilitas.
Dampak Klinis/Konsekuensi
Tidak
Probabilitas signifikan Moderat Mayor Katastropic
9
2.3.2.5 Pengelolaan dan pengendalian Risiko
No Tingkat Tindakan
10
2.3.3 Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Atasan
Grading
Tangani
Kuning
Recomendasi
A nalisa Regrading
11
2.3.4 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien ke Komite KPRS Nasional
1. Laporan insiden grading merah yang telah dilengkapi dengan RCA yang
terjadi pada pasien dilaporkan oleh komite PMKP/Pimpinan Rumah
Sakit dengan mengisi formuir laporan insiden keselamatan pasien.
2. Dikirim ke KKPRS Nasional melalui pos atau kurir ke Sekretariat
KKPRS dengan alamat kantor PERS I Jl. Boulevard Artha Graha
Gading Blok A-7 No. 28, Kelapa Gading, Jakarta Utai‘a 14240.
3. Laporan insiden keselamatan pasien juga dapat laporkan secara e-report
pada website KKPRS yaitu: http:/www.buk.depkes.go.id
2.4 Dokumentasi
Pandual pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien dalam
pelaksanaannya didokumentasikan dalam bentuk:
1. Kumpulan laporan insiden keselamatan pasien
2. Rekomendasi atau pembelajaran dari insiden keselamatan pasien yang
terjadi.
3. Laporan insiden keselamatan pasien setiap 6 bulan sekali
12
BAB IV
PENUTUP
13