Kampung Perca adalah sebuah wilayah di Kelurahan Sindangsari Kota Bogor yang
mendesain dan memproduksi berbagai produk kerajinan yang berasal dari sisa kain industri
garmen yang melibatkan komunitas perempuan di wilayah sekitar dengan tujuan
pemberdayaan ekonomi, sosial dan menjaga keseimbangan lingkungan.
Kampung Perca berawal dari sebuah gerakan bernama HAS Sabilulungan yang lahir dari
keprihatinan warga bernama Nining Sriningsih dan Mardianto. Bersama dengan Ibu Lurah
Sindangsari, mereka melakukan pengayaan ragam dan pola produk perca. Gerakan ini
kemudian didukung oleh Pemkot Bogor dan Dekranasda Kota Bogor, yang kemudian
menjadikan kampung itu sebagai Kampung Perca yang bukan hanya menjadi solusi
pemberdayaan kaum perempuan serta wilayah secara ekonomi, namun juga sebagai
destinasi wisata baru di Kota Bogor.
Kesenian Wayang bambu ini diciptakan oleh Ki Darajat Iskandar yang merupakan
budayawan Sunda di Kota Bogor. Sejak awal tahun 2000 sampai sekarang, beliau telah
ratusan kali mengadakan pagelaran wayang bambu dan mendapat penghargaan dari ajang
lomba-lomba yang diselenggarakan dari banyak pihak.
Wayang ini terbuat dari bambu yang dianyam menjadi bagian tubuh dan kepala, lalu diberi
hias-hiasan baju dari kertas, manik-manik dan kain. Hanya saja pada bagian wajah wayang
ini tidak diberi cat, tidak memiliki mimik wajah seperti pada umumnya wayang
golek atau wayang kulit. Tujuannya adalah agar tidak menghilangkan unsur estetik
dari anyaman bambu itu sendiri dan kepribadian si wayang tersebut bisa dimainkan leluasa
oleh dalangnya, juga sebagai ciri khas wayang dari Kota Bogor. Walaupun ada beberapa
wayang yang wajahnya diberi cat merah atau putih sebagai peranannya dalam
tokoh antagonis atau protagonis.
Pada masa awal penampilannya, kesenian wayang bambu ini pernah dipandu dengan
musik gamelan khususnya gamelan Sunda. Seiring waktu Ki Darajat Iskandar mengganti
alat musik perkusi gamelan dengan menggunakan alat musik yang terbuat dari bambu juga,
seperti suling, angklung, karinding, celempung, dan lain-lain.
Satu hal lagi yang mencolok yang membedakan wayang bambu ini dengan wayang lainnya
adalah dalam pertunjukannya tidak mengangkat cerita-cerita lama atau pakem-pakem kuno
seperti kisah Ramayana atau Mahabarata. Tetapi mengangkat cerita-cerita modern yang
terinspirasi dari problematika kehidupan era modern seperti kasus narkoba, perkelahian
antar remaja, perilaku seks bebas, perjudian dan lain sebagainya.
Seolah kesenian wayang bambu menjadi semacam sarana untuk menyebarkan pesan
moral, khususnya bagi generasi muda. Salah satu tokoh wayang bambu yang terkenal
bernama Raden Rangga Seta. Dia merupakan salah satu tokoh protagonis yang sering
digambarkan sebagai pahlawan, pembawa pesan kebaikan dan semacamnya. Lewat tokoh
ini, Ki Darajat Iskandar menyampaikan pesan moral, mendidik generasi muda dengan cara
yang unik dan indah.