Anda di halaman 1dari 11

Variasi Penambahan Tepung Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata) pada

Brownies Kukus sebagai Camilan Tinggi Protein dan Kalsium untuk Balita
Usia 12-59 Bulan

Elfridha Maharani Permata, Angga Hardiansyah, Widiastuti


Program Studi Gizi, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Indonesia
Email: elfridhamaper1234@gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of adding cowpea flour on
organoleptic properties (color, texture, aroma, taste, and overall) as well as nutritional
content in the form of protein and calcium in steamed brownies. This study is an experimental
study using a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 5 treatments with the
addition of cowpea flour, namely F1 (0%), F2 (25%), F3 (50%), F4 (75%), F5 (100% ).
Based on the results of statistical tests using Kruskal Walis and Mann-Whitney, the addition
of cowpea flour had a significant effect (p<0,05) on the organoleptic properties of the
product. Steamed brownies with the addition of cowpea flour as much as 75% (F4) is the
formula with the highest preference value compared to other formulations. Based on
statistical analysis of the nutritional value data using the Independent Simple T-test, it was
found that the addition of cowpea flour gave a significant difference (p>0,05) to the protein
content (13,01%) and calcium (74.7 mg/L) in steamed brownies. The high protein and
calcium content of steamed brownies with cowpea flour makes this product an alternative for
toddlers' complementary feeding menus.
Keywords: Steamed brownies, cowpea flour, protein, and calcium

PENDAHULUAN Kegiatan ini dilakukan untuk membantu


Gizi kurang adalah salah satu memenuhi kecukupan gizi pada balita usia
permasalahan gizi yang masih terjadi di 6-59 bulan. Pada umumnya PMT diberikan
Indonesia. Prevalensi gizi kurang balita dalam bentuk camilan seperti cookies,
usia 0-59 bulan pada tahun 2013 adalah bubur, kue, atau jenis lainnya yang padat
19,6%, kemudian tahun 2016 mengalami energi, vitamin, dan mineral (Kemenkes
peningkatan hingga 21%, dan tahun 2018 RI, 2011).
menurun menjadi 17,7% (Litbangkes Brownies merupakan salah satu
Kemenkes RI, 2018). Gizi kurang pada jenis camilan yang disukai banyak orang
balita yang tidak segera ditangani akan termasuk anak-anak karena memiliki rasa
berkembang menjadi gizi buruk dan manis serta tekstur yang lembut dan padat.
stunting. Oleh karena itu, perlu adanya Camilan ini cocok dijadikan menu PMT
upaya untuk menanggulangi permasalahan untuk balita, tetapi perlu adanya modifikasi
ini. Salah satunya adalah dengan untuk dapat meningkatkan nilai gizi
Pemberian Makanna Tambahan (PMT). didalamnya. Upaya yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan hal ini adalah dengan dapat mempengaruhi sifat fungsional
menambahkan bahan pangan lokal, salah emulsi, gelatin, dan pembusaan yang
satunya adalah kacang tunggak (Vigna diperlukan penggunaannya sebagai bahan
Unguiculata). Produksi kacang tunggak di makanan terutama dalam pembuatan
Indonesia mencapai 1,5-2 ton per hektar produk bakery.
(Sayekti et al., 2012). Kacang ini tinggi Berlandaskan pemaparan diatas,
akan kandungan protein (24,4 gr) dan peneliti ingin mengolah bahan pangan ini
kalsium (481 mg) yang dibutuhkan balita menjadi tepung kacang tunggak yang akan
guna menunjang proses tumbuh ditambahkan dalam pembuatan brownies
kembangnya (Kementrian Kesehatan RI, kukus sebagai camilan tinggi protein dan
2017). .Namun, kacang yang memiliki kalsium untuk balita. Hal ini dilakukan
banyak manfaat ini kurang populer untuk dapat meningkatkan pemanfaatan
dibandingkan jenis kacang lainnya. Hal ini kacang tunggak, menunjang pertumbuhan
terjadi karena karena masih terbatasnya dan perkembangan balita mencegah
pemanfaatan kacang tunggak yang pada terjadinya gizi kurang.
umumnya hanya dijadikan bahan METODE
campuran dalam masakan saja (Sunarjono, Desain, Waktu, dan Tempat
2012). Penelitian ini merupakan penelitian
Sebagai sumber protein dan eksperimental dengan Rancangan Acak
kalsium yang terjangkau, kacang tunggak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5
berpotensi sebagai pangan fungsional atau perlakuan penambahan tepung kacang
pangan suplemen (Kanetro, 2017). Bahan tunggak yaitu F1 (0%), F2 (25%), F3
pangan ini dapat dimanfaatkan menjadi (50%), F4 (75%), F5 (100%). Terdapat 2
tepung kacang tunggak untuk pembuatan jenis analisa, yaitu kualitatif dan
produk makanan (Panjaaitan & Sauci, kuantitatif. Penelitian kualitatif berupa
2020). Hasil penelitian Darmatika et al. penilaian sifat organoleptik dilaksanakan
(2018), menunjukkan bahwa substitusi pada 18-20 September 2021 di kediaman
tepung kacang tunggak pada produk masing-masing panelis yang berada di
biskuit crackers dapat meningkatkan 13% daerah Ngaliyan. Adapun penelitian
kadar protein dan 14% kadar abu kuantitatif berupa analisa gizi protein dan
dibandingkan menggunakan tepung terigu. kalsium dilaksanakan pada 3-14 November
Khalid et al. (2012) juga menjelaskan 2021 di laboratorium Fakultas Saintek
bahwa tepung kacang tunggak memiliki Terpadu (FST) UIN Walisongo.
sifat kelarutan protein yang baik. Hal ini
Alat dan Bahan menggunakan mixer hingga homogen.
Alat yang digunakan adalah Adonan basah yang sudah jadi kemudian
timbangan digital, baskom, sendok, tampah ditambahkan dengan adonan kering yang
bambu, blender, saringan stainless steel,
terdiri dari 15 gr cocoa powder, 10 gr
spatula kue, loyang kue, mixer, panci
tepung maizena, serta tepung kacang
kukus, kompor gas, dan kain serbet.
tunggak dan tepung terigu sesuai dengan
Adapun bahan yang digunakan dalam
formulasi yaitu F1 (0 gr : 120 gr), F2 (30
pembuatan brornies kukus adalah tepung
gr : 90 gr), F3 (60 gr : 60 gr), F4 (90 gr :
kacang tunggak, tepung terigu, telur ayam,
30 gr), F5(120 gr : 0 gr). Adonan brownies
Dark Cooking Chocolate (DCC), cocoa
yang sudah jadi kemudian dicetak
powder, margarin, gula pasir, emulsifier,
menggunakan loyang kue, dan dikukus
dan maizena.
selama 30 menit.
Pembuatan Tepung Kacang Tunggak Brownies kukus tepung kacang
Biji kacang tunggak dengan tunggak ini terbuat dari bahan yang halal.
kualitas terbaik dicuci hingga bersih Hal ini didasarkan pada nomor sertifikat
dengan air, kemudian direndam selama 14 halal pada produk yang terdaftar di
jam. Kacang tunggak selanjutnya LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian
dipisahkan dari kulit arinya, lalu dijemur Pangan, Obat, dan Makanan Majelis
selama 3 jam dibawah terik sinar matahari. Ulama Indonesia). Berikut ini adalah tabel
Langkah berikutnya adalah penggilingan nomor sertifikat halal pada setiap produk
menggunakan blender hingga halus. yang digunakan:
Tepung kacang tunggak selanjutnya diayak
menggunakan saringan stainless steel agar Tabel 1. P
Nomor Sertifikat
tepung yang dihasilkan menjadi lebih Bahan
LPPOM MUI
lembut. Tepung kacang tunggak -
Telur ayam -
Pembuatan Brownies Kukus Tepung Bogasari Segitiga Biru 00220006410997
Dark Cooking Chocolate 00110015060501
Kacang Tunggak
Diamond
Brownies kukus dibuat dari Cocoa Powder Windmolen 00110040600606
campuran 2 jenis adonan yaitu adonan Filma Margarin 00080007461297
Gula pasir Gulaku 00230096380619
basah dan kering. Adonan basah terdiri Flosgren Emulsifier 15170021430816
dari 165 gr telur ayam, 70 gr gula pasir, Maizenaku 00220120240621

lelehan 100 gr DCC dan 80 gr margarin,


Pengolahan dan Analisis Data
serta 5 gr emulsifier yang dicampur
Brownies kukus variasi Analisis secara statistik pada data analisa
penambahan tepung kacang tunggak gizi dilakukan dengan menggunakan uji
terlebih dahulu dinilai sifat Independent Simple T-test.
organoleptiknya oleh para panelis
menggunakan skala hedonik. Data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh kemudian dianalisis secara Sifat Organoleptik
statistik dengan uji Kruskal Walis dan Hasil analisis uji sifat organoleptik
apabila terdapat perbedaan nyata (p<0,05), pada brownies kukus tepung kacang
maka dilanjutkan dengan uji Mann tunggak menunjukan bahwa terdapat
Whitney. Formulasi terpilih selanjutnya perbedaan nyata dari parameter aroma,
dianalisis protein dengan metode kjeldahl rasa, dan keseluruhan. Adapun parameter
dan kalsium dengan metode Atomic yang tidak memiliki perbedaan nyata
Absoprtion Spectofotometry (AAS). adalah warna dan tekstur.

Tabel 1. Hasil sifat organoleptik brownies kukus tepung kacang tunggak


Parameter Sifat Organoleptik
Formulasi
Warna Tekstur Aroma Rasa Keseluruhan
F1 (0%) 4,20 a
4,13 a
3,53 a
3,63 a
3,86 a
F2 (25%) 4,23 a 4,00 a 4,00 bcd 3,90 abc 4,01 acd
F3 (50%) 4,30 a 4,00 a 3,80 abe 4,10 bde 4,08 cef
F4 (75%) 4,29 a 4,03 a 4,30 cf 4,27 df 4,25 eg
F5 (100%) 4,27 a 3,93 a 4,07 def 4,13 ce 4,10 bdfg
p (Value) 0,244 0,790 0,002 0,006 0,015
Keterangan: Skala hedonik 1= Tidak suka, 2= Kurang suka, 3= Cukup suka, 4= Suka,
5= Sangat suka. Notasi huruf menunjukan perbedaan nyata (p< 0,05) setelah dilakukan uji
Mann Whitney

Warna kukus tepung kacang tunggak dipengaruhi


Hasil penilaian menunjukan bahwa oleh adanya Dark Cooking Chocolate
warna brownies kukus tepung kacang (DCC) dan cocoa powder dengan takaran
tunggak yang paling disukai panelis adalah yang sama. Kedua bahan ini berkontribusi
formulasi F4 (75%) dengan nilai rata-rata paling besar dalam menghasilkan warna
tertinggi yaitu 4,29. Adapun warna pada brownies (Aji et al., 2020). Oleh
brownies kukus tepung kacang tunggak karena itu, penambahan tepung kacang
yang paling tidak disukai panelis adalah tunggak yang memiliki warna putih
formulasi F1 (0%) dengan nilai rata-rata kecokelatan tidak dapat mempengaruhi
terendah yaitu 4,20. Warna pada brownies perubahan warna pada produk ini.
Tekstur tidak disukai panelis adalah formulasi F1
Hasil penilaian menunjukan bahwa (0%) dengan nilai rata-rata terendah yaitu
tekstur brownies kukus tepung kacang 3,53 yang memiliki aroma brownies pada
tunggak yang paling disukai panelis adalah umumnya dan tidak menarik. Hasil
formulasi F1 (0%) dengan nilai rata-rata penilaian ini menunjukan bahwa semakin
tertinggi yaitu 4,13. Pada formulasi ini banyak rasio tepung kacang tunggak akan
memiliki tekstur yang paling lembut meningkatkan aroma pada produk ini.
diantara formulasi lainnya, Hal ini terjadi Aroma tajam yang terdapat pada brownies
karena pada formulasi ini menggunakan kukus terjadi karena adanya tepung
100% teepung terigu, bahan ini kacang tunggak yang mengalami proses
mengandung pati berupa amilosa dan pemanasan sehingga menimbulkan reaksi
amilopektin yang dapat membuat tektur mailard. Rekasi ini membentuk warna
pada produk bakery menjadi lebih lembut cokelat dan aroma volatil pada bahan
dan padat (Estiasih et al., 2016). Adapun pangan dan menyebabkan aroma khas pada
warna brownies kukus tepung kacang tepung kacang tunggak (Darmatika et al.,
tunggak yang paling tidak disukai panelis 2018).
adalah formulasi F5 (100%) dengan nilai Rasa
rata-rata terendah yaitu 3,93. Produk pada Hasil penilaian menunjukan bahwa
formulasi ini memiliki sensasi berpasir rasa brownies kukus tepung kacang
pada brownies kukus. Keadaan ini tunggak yang paling disukai panelis adalah
disebabkan oleh serat kasar yang dimiliki formulasi F4 (75%) dengan nilai rata-rata
kacang tunggak (3,3%) (Lestari et al., tertinggi yaitu 4,27 dan memiliki rasa yang
2019). Serat merupakan bagian dari unik dan gurih. Adapun yang paling tidak
tanaman yang memiliki struktur keras, disukai panelis adalah formulasi F1 (0%)
sehingga menimbulkan tekstur yang sedikit dengan nilai rata-rata terendah yaitu 3,63
berpasir pada produk (Rauf, 2015). yang memiliki rasa brownies pada
Aroma umumnya. Hasil penilaian ini menunjukan
Hasil penilaian menunjukan bahwa bahwa penambahan tepung kacang
aroma brownies kukus tepung kacang tunggak akan memeberikan rasa khas
tunggak yang paling disukai panelis adalah kacang yang gurih padaproduk ini. Tepung
formulasi F4 (75%) dengan nilai rata-rata kacang tunggak yang ditambahkan ke
tertinggi yaitu 4,30 dan memiliki aroma brownies kukus tidak menimbulkan rasa
khas kacang tunggak. Adapun yang paling langu atau pahit. Rasa yang ditimbulkan
pada brownies kukus ini terjadi karena rata-rata tertinggi yaitu 4,25. Adapun yang
pada saat proses pembuatan tepung kacang paling tidak disukai panelis adalah
tunggak, terdapat proses pemanasan berupa formulasi F1 (0%) dengan nilai rata-rata
penjemuran. Proses ini dapat mengurangi terendah yaitu 3,86. Oleh karena itu,
kadar air serta mengaktifkan enzim dan formulasi F4 (75%) merupakan formulasi
menghilangkan citarasa langu dalam terpilih yang dijadikan ssampel perlakuan
kacang tunggak (Darmatika et al., 2018; untuk diuji secara kuantitatif.
Sunaryo, 1998).
Analisa Gizi Brownies Kukus Tepung
Keseluruhan Kacang Tunggak
Parameter keseluruhan merupakan Analisia gizi dilakukan untuk
nilai rata-rata dari parameter organoleptik mengetahui komponen gizi protein dan
meliputi aspek warna, aspek tekstur, aspek kalsium yang terkandung dalam brownies
aroma, dan aspek rasa. Parameter ini kukus tepung kacang tunggak. Formula
dijadikan acuan untuk menentukan produk yang dianalisis adalah formulasi F1
formulasi yang dianalisis secara kuantitatif (0%) sebagai sampel kontrol dan formulasi
berupa uji laboratorium untuk mengetahui terpilih dari penilaian sifat organoleptik
kadar protein dan kalsium yang terkandung yaitu F4 (75%) sebagai sampel perlakuan.
dalam brownies kukus tepung kacang Data yang didapatkan dari uji
tunggakHasil penilaian menunjukan bahwa laboratorium, selanjutnya dianalisis secara
secara keseluruhan, panelis paling statistik menggunakan uji Independent
menyukai brownies kukus tepung kacang Simple T-test. untuk mengetahui ada atau
tunggak formulasi F4 (75%) dengan nilai tidaknya perbedaan pada masing-masing
formulasi.

Tabel 2. Hasil analisa gizi brownies kukus tepung kacang tunggak


Formula p value
Formula Kontrol
Komponen Perlakuan 75%
0% (F1)
(F4)
Protein (%) 6,86 13,01 0,007
Kalsium (mg/L) 44,14 74,7 0,045

Kadar Protein Brownies Kukus Tepung gizi ini berperan sebagai pengatur proses
Kacang Tunggak metabolisme (enzim dan hormon),
Protein merupakan zat gizi makro memelihara sel dan jaringan tubuh, serta
penting bagi tubuh manusia. Komponen menjadi pertahanan tubuh dari mikroba
dan zat berbahaya dari luar. Oleh karena masa pertumbuhan yang dialami anak-anak
itu, konsumsi bahan pangan yang akan membuat massa dan kekerasan tulang
mengandung tinggi protein sangat menjadi rendah dan beresiko terkena karies
dibutuhkan, terutama di masa tumbuh gigi (Wirandoko & Nurbaiti, 2019).
kembang anak (Stephenson & Schiff, Pada tabel 3 menunjukan bahwa
2017). Pada tabel 3 menunjukan bahwa penambahan tepung kacang tunggak
penambahan tepung kacang tunggak memberikan perbedaan nyata (p<0,05)
memberikan perbedaan nyata (p<0,05) terhadap kadar kalsium dalam brownies
terhadap kadar protein dalam brownies kukus tepung kacang tunggak. Formulasi
kukus tepung kacang tunggak. Formulasi F4 (75%) dengan nilai rata-rata 74,7 mg/L
F4 (75%) dengan nilai rata-rata 13,01% mengandung kalsium lebih tinggi
mengandung protein lebih tinggi dibandingkan formulasi F1 (0%) dengan
dibandingkan formulasi F1 (0%) dengan nilai rata-rata 44,14 mg/L. Hasil penelitian
nilai rata-rata 6,86%. Peningkatan kadar ini menunjukan bahwa penambahan tepung
protein ini terjadi karena kandungan kacang tunggak dapat meningkatkan
protein dalam kacang tunggak pada kalsium pada suatu produk pangan. Hal ini
dasarnya jauh lebih tinggi dibandingkan dipengaruhi oleh penambahan tepung
tepung terigu (Tunjungsari, 2019). Pada kacang tunggak yang tinggi kalsium.
100 gr kacang tunggak mengandung 24,4 Dalam 100 gr kacang tunggak terdapat 481
gr protein, sedangkan pada 100 gr tepung mg kalsium (Kemenkes, 2017: 11).
terigu hanya mengandung 9 gr protein
Kontribusi Zat Gizi Brownies Kukus
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).
Tepung Kacang Tunggak terhadap
Kadar Kalsium Brownies Kukus Tepung AKG Balita Usia 12-59 Bulan
Kacang Tunggak Brownies kukus tepung kacang
Kalsium merupakan salah satu tunggak merupakan camilan yang bisa
mineral makro terbesar dalam tubuh, yaitu dijadikan alternatif menu PMT Balita.
kurang dari 2% berat tubuh atau sekitar Produk ini mengandung protein dan
1000-1300 gr kalsium. Mineral ini kalsium yang lebih tinggi dibandingkan
berperan sentral dalam struktur dan brownies kukus pada umumnya. Tingginya
kekuatan tulang dan gigi. Kekurangan protein dan kalsium pada produk ini
kalsium pada masa anak-anak dan lansia bermanfaat untuk balita dalam periode
dapat berpengaruh buruk pada kepadatan emasnya. Jauhari et al. (2019)
tulang. Rendahnya asupan kalsium pada menyebutkan bahwa dua zat gizi ini
berfungsi untuk membangun kontraksi otot aktivitas fisik guna melatih pertumbuhan
dengan baik, sehingga dapat meningkatkan dan perkembangan balita.
kemampuan balita dalam melakukan
Kelemahan yang dimiliki brownies dari Fahlia (2020), World Health
kukus adalah kandungan gula yang sangat Organization (WHO) merekomondasikan
tinggi. tingkat konsumsi gula berlebih pada camilan yang dikonsumsi oleh anak adalah
balita berpengaruh besar terhadap obesitas 10% dari kebutuhan total harian.
dan intoleransi gula yang dapat berakibat Perencanaan rekomondasi ini dapat
buruk untuk kesehatannya (Rembet et al., didasarkan pada Angka Kecukupan Gizi
2021). Oleh karena itu, perlu adanya (AKG) menurut PMKRI No. 28 Tahun
langkah preventif untuk mencegah 2019. Berikut ini adalah kontribusi
terjadinya hal buruk. Salah satunya adalah brownies kukus tepung kacang tunggak
dengan memberikan rekomondasi terhadap kecukupan AKG berdasarkan
konsumsi brownies kukus yang sesuai kelompok usia balita 12-36 dan 37-59 usia
dengan kebutuhan zat gizi balita. Dikutip bulan:
Tabel 3. Konribusi brownies kukus terhadap AKG balita usia 12-36 bulan
Nilai gizi dalam 100 gr brownies kukus % AKG
Komposisi
F1 F4 F1 F4
Protein (gr) 6,8 13,01 34 65,05
Kalsium (mg/L) 44,14 74,7 6,7 11,5

Tabel 4 menunjukan kontribusi kecukupan energi dari brownies kukus


brwnies kukus tepung kacang tunggak F4 tepung kacang tunggak adalah 135 kkal
(formulasi terpilih) terhadap kecukupan energi perhari. Oleh karena itu, untuk
AKG balita usia 12-36. Pada 100 gr dapat memenuhi kebutuhan gizi balita 12-
brownies kukus ini dapat berkontribusi 36 bulan, dianjurkan untuk mengkonsumsi
energi 29,1%, protein 65,05%, lemak 53%, brownies kukus tepung kacang tunggak
karbohidrat 14,6%, dan kalsium 11,5%. sebanyak 1 potong berukuran 35 gr
Kebutuhan energi pada balita usia 12-36 perharinya.
bulan adalah 1.350 kkal perhari, sehingga
Tabel 5. Konribusi brownies kukus terhadap AKG balita usia 37-59 bulan

Nilai gizi dalam 100 gr brownies kukus % AKG


Komposisi
F1 F4 F1 F4
Protein (gr) 6,8 13,01 27,2 52%
Kalsium (mg/L) 44,14 74,7 4,4 7,5
Tabel 5 menunjukan kontribusi kecukupan energi dari brownies kukus
brwnies kukus tepung kacang tunggak F4 tepung kacang tunggak adalah 140 kkal
(formulasi terpilih) terhadap kecukupan energi perhari. Oleh karena itu, untuk
AKG balita usia 37-59. Pada 100 gr dapat memenuhi kebutuhan gizi balita pada
brownies kukus ini dapat berkontribusi usia ini, dianjuurkan untuk mengkonsumsi
energi 28,1%, protein 52%, lemak 47,8%, brownies kukus tepung kacang tunggak
karbohidrat 14,4%, dan kalsium 7,5%. sebanyak 1 potong berukuran 40 gr
Balita usia 37-59 bulan memerlukan energi perharinya.
sebesar 1.400 kkal perhari, sehingga

KESIMPULAN Teknologi Hasil Pertanian, P., &


Teknologi Pertanian, J. (2018).
Brownies kukus tepung kacang RASIO TEPUNG TERIGU DAN
tunggak formulasi terpilih F4 (75%) TEPUNG KACANG TUNGGAK
(Vigna unguiculata) DALAM
merupakan formulasi yang memiliki nilai PEMBUATAN CRACKERS.
sifat organoleptik dan kandungan gizi Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
Bidang Pertanian, 5(1). 14–15
terbaik. Penambahan tepung kacang Estiasih, T., Harjono, Wazliroh, E., &
tunggak pada brownies kukus dapat Febrianto, K. (2016). KIMIA DAN
FISIK PANGAN. Jakarta: Bumi
memberikan perbedaan nyata (p<0,05) Aksara.
terhadap sifat organoleptik parameter Fahlia, N. (2020). Pengaruh Substitusi
Bubuk Daun Kelor (Moringa
aroma, rasa, dan keseluruhan, sedangkan Oleifera Lam.) Terhadap Sifat
pada parameter warna dan tekstur tidak Organoleptik Dan Kadar Kalsium
Snack Bar. Repository Universitas
terdapat perbedaan nyata. Pada formulasi Binawan Jakarta. Available from
ini terkandung 13,01% protein dan 74,7 https://repositorybinawan.ac.id/87
2/. 23
mg/L kalsium. Jauhari, M. T., Santoso, S., & Anantanyu,
S. (2019). Asupan protein dan
DAFTAR PUSTAKA kalsium serta aktivitas fisik pada
anak usia sekolah dasar. Ilmu Gizi
Aji, D. R., Sasti, Tabita G., Siswanti, S., & Indonesia, 2(2). 79–88
Anandito, R. B. K. (2020). Kanetro, B. (2017). Teknologi Pengolahan
KARAKTERISTIK BROWNIS dan Pangan Fungsional Kacang-
COKELAT KUKUS BERBAHAN Kacangan. Yogyakarta: Plantaxia.
DASAR PATI GARUT DENGAN 109
SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG Kemenkes RI. (2011). Peraturan Menteri
JEWAWUT. Jurnal Teknologi Hasil Kesehatan RI No. 18 Tahun 2011
Pertanian, 12(2). 91 Tentang Pedoman Penyediaan
Darmatika, K., Ali, A., Pato, U., Studi
Makanan Tambahan Anak. 789/1816
file:///C:/Users/User/Downloads/p Rauf, R. (2015). KIMIA PANGAN).
ermen_no.18_th_2011.pdf Yogyakarta: CV. ANDI. 46
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Tabel Rembet, T. G., Nugroho, K. P. A., &
Komposisi Pangan Indonesia. Mangalik, G. (2021). Gambaran
Repository Stikes Perintis Padang. Konsumsi Gula, Garam dan
https://repo.stikesperintis.ac.id/11 Lemak (Minyak) pada Anak
10/1/32 Tabel Komposisi Pangan Sekolah. Jurnal Ilmu Kesehatan
Indonesia.pdf/ Masyarakat, 10(04). 230–237
Khalid, I. I., Elhardallou, S. B., & Sayekti, R. S., Prajitno, D., & Toekidjo.
Elkhalifa, E. A. (2012). (2012). Karakterisasi Delapan
Composition and functional Aksesi Kacang Tunggak (Vigna
properties of cowpea (Vigna unguiculata {L.} Walp) Asal
ungiculata L. Walp) flour and Daerah Istimewa Yogyakarta.
protein isolates. American Vegetalika, 1(1). 10.
Journal of Food Technology, 7(3), Stephenson, J., & Schiff, W. J. (2017).
120.113.122 HUMAN NUTRITION- Science
Lestari, P. A., Yusasrini, N. L. A., & for Healthy Living. (1st ed.). Mc
Wiadnyani, A. A. I. S. (2019). Graw Hill Education. 190
Pengaruh perbandingan terigu dan Sunarjono, H. (2012). Kacang Sayur (1st
tepung kacang tunggak terhadap ed.). Penebar Swadaya. 50
karakteristik crackers. Jurnal Ilmu Sunaryo, E. (1998). Pengolahan Produk
Dan Teknologi Pangan (ITEPA), Serealia dan Bijibijian.
8(4), 461. Tunjungsari, P. (2019). PENGARUH
Litbangkes Kemenkes RI. (2018). Hasil PENGGUNAAN TEPUNG
Riskesdas 2018. BADAN KACANG TUNGGAK (Vigna
LITBANGKES KEMENKES RI. unguiculata) TERHADAP
Available from KUALITAS ORGANOLEPTIK
https://drive.google.com/file/d/1M DAN KANDUNGAN GIZI
RXC4lMDera5949ezbbHj7UCUj BISKUIT. Repository Universitas
5_EQmY/view Accessed 5 Maret Semarang Available from
2021 http://lib.unnes.ac.id/37108/
Panjaaitan, B., & Sauci, W. (2020). Accessed 5 Maret 2021
Pengaruh variasi penggunaan
tepung kacang tolo dan tepung
terigu terhadap mutu fisik dan Wirandoko, I. H., & Nurbaiti. (2019). Gizi
mutu kimia stick kacang tolo. 5. Mikro Kedokteran Jilid I (1st ed.).
http://ecampus.poltekkes- Yogyakarta: DEEPUBLISH.
medan.ac.id/xmlui/handle/123456

Anda mungkin juga menyukai