Brownies Kukus sebagai Camilan Tinggi Protein dan Kalsium untuk Balita
Usia 12-59 Bulan
Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of adding cowpea flour on
organoleptic properties (color, texture, aroma, taste, and overall) as well as nutritional
content in the form of protein and calcium in steamed brownies. This study is an experimental
study using a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 5 treatments with the
addition of cowpea flour, namely F1 (0%), F2 (25%), F3 (50%), F4 (75%), F5 (100% ).
Based on the results of statistical tests using Kruskal Walis and Mann-Whitney, the addition
of cowpea flour had a significant effect (p<0,05) on the organoleptic properties of the
product. Steamed brownies with the addition of cowpea flour as much as 75% (F4) is the
formula with the highest preference value compared to other formulations. Based on
statistical analysis of the nutritional value data using the Independent Simple T-test, it was
found that the addition of cowpea flour gave a significant difference (p>0,05) to the protein
content (13,01%) and calcium (74.7 mg/L) in steamed brownies. The high protein and
calcium content of steamed brownies with cowpea flour makes this product an alternative for
toddlers' complementary feeding menus.
Keywords: Steamed brownies, cowpea flour, protein, and calcium
Kadar Protein Brownies Kukus Tepung gizi ini berperan sebagai pengatur proses
Kacang Tunggak metabolisme (enzim dan hormon),
Protein merupakan zat gizi makro memelihara sel dan jaringan tubuh, serta
penting bagi tubuh manusia. Komponen menjadi pertahanan tubuh dari mikroba
dan zat berbahaya dari luar. Oleh karena masa pertumbuhan yang dialami anak-anak
itu, konsumsi bahan pangan yang akan membuat massa dan kekerasan tulang
mengandung tinggi protein sangat menjadi rendah dan beresiko terkena karies
dibutuhkan, terutama di masa tumbuh gigi (Wirandoko & Nurbaiti, 2019).
kembang anak (Stephenson & Schiff, Pada tabel 3 menunjukan bahwa
2017). Pada tabel 3 menunjukan bahwa penambahan tepung kacang tunggak
penambahan tepung kacang tunggak memberikan perbedaan nyata (p<0,05)
memberikan perbedaan nyata (p<0,05) terhadap kadar kalsium dalam brownies
terhadap kadar protein dalam brownies kukus tepung kacang tunggak. Formulasi
kukus tepung kacang tunggak. Formulasi F4 (75%) dengan nilai rata-rata 74,7 mg/L
F4 (75%) dengan nilai rata-rata 13,01% mengandung kalsium lebih tinggi
mengandung protein lebih tinggi dibandingkan formulasi F1 (0%) dengan
dibandingkan formulasi F1 (0%) dengan nilai rata-rata 44,14 mg/L. Hasil penelitian
nilai rata-rata 6,86%. Peningkatan kadar ini menunjukan bahwa penambahan tepung
protein ini terjadi karena kandungan kacang tunggak dapat meningkatkan
protein dalam kacang tunggak pada kalsium pada suatu produk pangan. Hal ini
dasarnya jauh lebih tinggi dibandingkan dipengaruhi oleh penambahan tepung
tepung terigu (Tunjungsari, 2019). Pada kacang tunggak yang tinggi kalsium.
100 gr kacang tunggak mengandung 24,4 Dalam 100 gr kacang tunggak terdapat 481
gr protein, sedangkan pada 100 gr tepung mg kalsium (Kemenkes, 2017: 11).
terigu hanya mengandung 9 gr protein
Kontribusi Zat Gizi Brownies Kukus
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).
Tepung Kacang Tunggak terhadap
Kadar Kalsium Brownies Kukus Tepung AKG Balita Usia 12-59 Bulan
Kacang Tunggak Brownies kukus tepung kacang
Kalsium merupakan salah satu tunggak merupakan camilan yang bisa
mineral makro terbesar dalam tubuh, yaitu dijadikan alternatif menu PMT Balita.
kurang dari 2% berat tubuh atau sekitar Produk ini mengandung protein dan
1000-1300 gr kalsium. Mineral ini kalsium yang lebih tinggi dibandingkan
berperan sentral dalam struktur dan brownies kukus pada umumnya. Tingginya
kekuatan tulang dan gigi. Kekurangan protein dan kalsium pada produk ini
kalsium pada masa anak-anak dan lansia bermanfaat untuk balita dalam periode
dapat berpengaruh buruk pada kepadatan emasnya. Jauhari et al. (2019)
tulang. Rendahnya asupan kalsium pada menyebutkan bahwa dua zat gizi ini
berfungsi untuk membangun kontraksi otot aktivitas fisik guna melatih pertumbuhan
dengan baik, sehingga dapat meningkatkan dan perkembangan balita.
kemampuan balita dalam melakukan
Kelemahan yang dimiliki brownies dari Fahlia (2020), World Health
kukus adalah kandungan gula yang sangat Organization (WHO) merekomondasikan
tinggi. tingkat konsumsi gula berlebih pada camilan yang dikonsumsi oleh anak adalah
balita berpengaruh besar terhadap obesitas 10% dari kebutuhan total harian.
dan intoleransi gula yang dapat berakibat Perencanaan rekomondasi ini dapat
buruk untuk kesehatannya (Rembet et al., didasarkan pada Angka Kecukupan Gizi
2021). Oleh karena itu, perlu adanya (AKG) menurut PMKRI No. 28 Tahun
langkah preventif untuk mencegah 2019. Berikut ini adalah kontribusi
terjadinya hal buruk. Salah satunya adalah brownies kukus tepung kacang tunggak
dengan memberikan rekomondasi terhadap kecukupan AKG berdasarkan
konsumsi brownies kukus yang sesuai kelompok usia balita 12-36 dan 37-59 usia
dengan kebutuhan zat gizi balita. Dikutip bulan:
Tabel 3. Konribusi brownies kukus terhadap AKG balita usia 12-36 bulan
Nilai gizi dalam 100 gr brownies kukus % AKG
Komposisi
F1 F4 F1 F4
Protein (gr) 6,8 13,01 34 65,05
Kalsium (mg/L) 44,14 74,7 6,7 11,5