KOPERASI SYARIAH
MAPEL : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek riba sudah dilakukan sejak zaman dahulu.Maka Allah mengutus
para nabi,salah satu tugasnya untuk memerangi riba.Bahkan Knight of Templar
yang lari dari perang salib II,menurut Harun Yahya seorang intelektual
muslim,adalah orang-orang yang memperkenalkan konsep perbankan dengan
pinjaman yang berbunga.
Dalam bermuamalah islam menerapkan kriteria yang ketat,agar transaksi
halal dan saling menguntungkan,tak ada yang teraniaya,atau maksiat.Jujur dan
amanah harus pula menjdi pondasi.Maka bila tawaran dari bermuamalah dengan
hukum islam lebih menggiurkan,mengapa kita masih tertarik dengan konsep
jahiliyah?
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menghimpun dana?
2. Bagaimana cara penyaluran dana?
3. Apa saja fitur produknya?
4. Bagaimana cara distribusi bagi hasil?
1.3 Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa itu koperasi syariah
2. Agar kita mengetahui apa saja tujuan,fungsi,landasan,prinsip dari koperasi
syariah
3. Agar kita mengetahui cara penghimpunan dana
4. Agar kita mengetahui cara penyaluran dana
5. Agar kita mengetahui fitur produk koperasi syariah
6. Agar kita menegetahui cara distribusi bagi hasil
BAB II
TINJAUAN TEORI
Koperasi syariah secara teknis bisa dibilang sebagai koperasi yang prinsip
kegiatan,tujuan dan kegiatan usahanya berdasarkan pada syariah islam yaitu Al-
quran dan Assunah. Pengertian umum dari koperasi syariah adalah badan usaha
koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsi-prinsip syariah.apabila
koperasi memiliki unit usaha produktif simpan pinjam,maka seluruh produk dan
operasionalnya harus dilaksanakan dengan mengacu kepada fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut,maka koperasi syariah tidak diperkenankan
berusaha dalam bidang-bidang yang didalamnya terdapat unsur-unsur
riba,maysir,dan gharar.
Disamping itu,koperasi syariah juga tidak diperkenankan melakukan
transaksi-transaksi derivatif sebagaimana lembaga keuangan syariah lainnya.
1. Kekayaan adalah amanah Allah SWT yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun
secara mutlak
2. Manusia diberi kebebasan buermuamalah selama bersama dengan
ketentuan syariah
3. Manusiamerupakan khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi
4. Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setisp bentuk riba dan
pemusatan sumber dana ekonomi pada seglintir orang atau sekelompok
orang saja.
5. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
6. Keputusan ditetapkan secara musyawarah dan dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.
7. Pengelolaan dilakukan secara transparan dan profesional
8. Pembagian SHU dilakukan secara adil,sesuai dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Simpanan pokok
Merupakan modal awal anggota yang disetorkan dimana besar simpanan pokok
tersebut sama.Akad syariah simpanan pokok tersebut masuk kategori akad
musyarakah.Yakni sebuah usaha yang didirika secara bersama-sama,masing-
masing memberikan dana dalam porsi yang sama dan berpartisipasi dalam kerja
dan berpartisapasi dalam bobot yang sama.
2. Simpanan wajib
Masuk dalam kategori modal koperasi sebagimana simpanan pokok dimana besar
kewaibannya diputuskan berdasarkan hasil musyawarah anggota serta
penyetorannya dilakukan secara kontiniu setiap bulannya sampai seseorang
dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi syariah.
3. Simpanan sukarela
Bentuk investasi dari anggota atau calon anggota yang memiliki kelebihan dana
kemudian menyimpanannya di koperasi syariah. Bentuk simpanan sukarela ini
memiliki dua jenis karakter antara lain:
a. Bersifat dana titipan yang disebut (Wadi’ah) dan diambil setiap saat.Titipan
terbagi atas dua macam yaitu titipan amanah dan titipan yad dhomamah.
b. Bersifat investasi yang memang ditujukan untuk kepentingan usaha dengan
mekanisme bagi hasil(mudharabah) baik Revenue Sharing,Profit Sharing maupun
profit and loss sharing.
Sesuai dengan sifat koperasi dan fungsinya,makan sumber dana yang diperoleh
harus disalurkan kepada anggota maupun calon anggota.dengan menggunakan
bagi hasil (mudharabah atau musyarakah) dan juga dengan jual beli (piutang
mudharabaah,piutang salam,piutang istishna’ dan sejenisnya),bahkan ada juga
yang bersifar jasa umum,misalnya pengalihaan piutang (Hiwalah),sewa menyewa
barang (ijarah) atau pemberian manfaat berupa pendidikan dan sebagainya.
1. Investasi/kerjasama
Dapat dilakukan didalam bentuk mudharabah dan musyaraakah.dalaam
penyaluran dana koperasi syariah berlaku sebagai pemilik dana (shahibul maal)
sedangkan pengguna dana adalah pengusaha (mudharib),kerja sama dapat
dilakukan dengan menandai sebuah usaha yang dinayatakan layak untuk dikasi
modal.contohnya:untuk pendirian klinik,kantin.
2. Jual beli (Al Bai’)
Pembiayaan jual beli dalam UJKS pada koperasi syariah memiliki beragam jenis
yang dapaat dilakukan antara lain seperti:
Pertama: jual beli secara tangguh antara penjual daan pembeli dimana
kesepakatan harga sipenjual menyatakan hargaa belinya dan si pembeli
mengetahui keuntungan penjual,transaksi ini disebut Bai Al Mudharabah.
Kedua: jual bei secra paralel yang dilakukan oleh 3 pihak. jika koperasi
membayarnya dimuka disebut Bai’Salam.
3. Jasa-jasa
Disamping itu produk kerjasama dan jual beli koperasi syariah juga dapat
melakukan kegiatan jasa layanan antaaraa lain:
f) Kafalah (penjamin)
Kafalah adalah jaminan yang diberikan koperasi(penanggung) pada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban anggotanya.kafalah ada karena adanya transaksi
anggota dengan pihak lain dan pihak lain tersebut membutuhkan jaminan dari
koperasi yang anggotanya berhubungan.
g) Qardh (pinjaman lunak)
Jasa ini termasuk kategori pinajaman lunak,dimana pinjaman yang harus
dikembalikan sejumlah dana yang diterima tanpa adanya tambahan.kecuali
anggota mengembalikan lebih tanpa persyaratan dimuka maka kelebihan dana
tersebut diperbolehkan diterima koperasi dan dikelompokkan dalam Qardh
(atau Baitulmaal).umumnya dana ini diambil dari simpanan pokok.
Dari aspek pemasaran,setiap koperasi syariah dalam hal mencari sumber dan
maupun penyalurannya,memiliki ciri khas tersendiri.hal ini dimungkinkan agar
para anggota maupun investor tertarik untuk bekerjasama dalam
mengembangkan usaha koperasi.karena itu setiap koperasi syariah hendaknnya
memiliki fitur produk seperti berikut:
Untuk pembagian bagi hasil kepada anggota yang memiliki jenis simpanan ataau
pemberi pinjaman adalah didasarkan kepada hasil usaha yang riil yang diterima
koperasi pada saat bulan berjalan.umumnya ditentukan berdasarkan nisbah yaitu
rasio keuntungan antara koperaasi syariah dan anggota atau pemberi pinaman
terhadap hasil riil usahannya.lain halnya dengan konvensional pendapatan dari
jasa pijamann koperasi disebut jsa pinjaman(bunga)tanpa melihat hasil
keuntungan riil melainkan dari saldo jenis simpanan.maka dengan demikian
pendapatan bagi hasil dari koperasi syariah bisa niak turun sedangkan untuk
konvensional bersifat stabil.apabila koperasi syariah menerima pinjaman
khusus(restricted investment atau Mudharabaah Muqayyadah),maka pendapatan
bagi hasil usaha tersebut hanya dibagikaan kepada pemberi pinjamann dan
koperasi syariah.bagi koperasi pendapatan tersebut dianggap pendapatan jasa
atas Mudharabah Muqqayyadah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Diharapkan masyarakat indonesia pada umumnya dan umat muslim
khususnya bisa lebih bijak mengambil pilihan dalam bergabung atau ikut serta di
keanggotaan koperasi. Karena Allah SWT telah mengatur tata cara berniaga yang
sesuai dengan Al-quran dan Assunah sejak sebelum cara ini digunakan.
Oleh karena itu,mari kita gunakan sistem syariah yang lebih halal serta tidak
ada penzaliman antar kedua belah pihak,dan dengan tegas kita katakan untuk
tidak menggunakan sistem kapitalis yang telah menghancurkan dunia
keuangan,baik lembaga uang non bank,atau perbankan itu sendiri.