Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KOPERASI SYARIAH
MAPEL : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

NAMA GURU : CICI NABILAH S, Pd

KELOMPOK lll : 1. Habibi 7. Arya R


2. Karina 8. M.Faisal
3. Levia 9. M.Alfin
4. Ahmad Sandi 10. Ria R
5. Firni amelia 11. Adit
6. Febri

SMK PATRIOT NUSANTARA


KELAS 10 TKJ E
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “KOPERASI BERBASIS SYARIAH.”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita Koperasi Syariah di Indonesia. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Sabtu, 5 November 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN KOPERASI SYARIAH

2.2 TUJUAN, FUNGSI, LANDASAN DAN PRINSI KOPERASI SYARIAH

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PENGHIMPUNAN DANA

3.2 PENYALURAN DANA

3.3 FITUR PRODUK

3.4 DISTRIBUSI BAGI HASIL

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek riba sudah dilakukan sejak zaman dahulu.Maka Allah mengutus
para nabi,salah satu tugasnya untuk memerangi riba.Bahkan Knight of Templar
yang lari dari perang salib II,menurut Harun Yahya seorang intelektual
muslim,adalah orang-orang yang memperkenalkan konsep perbankan dengan
pinjaman yang berbunga.
Dalam bermuamalah islam menerapkan kriteria yang ketat,agar transaksi
halal dan saling menguntungkan,tak ada yang teraniaya,atau maksiat.Jujur dan
amanah harus pula menjdi pondasi.Maka bila tawaran dari bermuamalah dengan
hukum islam lebih menggiurkan,mengapa kita masih tertarik dengan konsep
jahiliyah?
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menghimpun dana?
2. Bagaimana cara penyaluran dana?
3. Apa saja fitur produknya?
4. Bagaimana cara distribusi bagi hasil?

1.3 Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa itu koperasi syariah
2. Agar kita mengetahui apa saja tujuan,fungsi,landasan,prinsip dari koperasi
syariah
3. Agar kita mengetahui cara penghimpunan dana
4. Agar kita mengetahui cara penyaluran dana
5. Agar kita mengetahui fitur produk koperasi syariah
6. Agar kita menegetahui cara distribusi bagi hasil
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian koperasi syariah

Koperasi syariah secara teknis bisa dibilang sebagai koperasi yang prinsip
kegiatan,tujuan dan kegiatan usahanya berdasarkan pada syariah islam yaitu Al-
quran dan Assunah. Pengertian umum dari koperasi syariah adalah badan usaha
koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsi-prinsip syariah.apabila
koperasi memiliki unit usaha produktif simpan pinjam,maka seluruh produk dan
operasionalnya harus dilaksanakan dengan mengacu kepada fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut,maka koperasi syariah tidak diperkenankan
berusaha dalam bidang-bidang yang didalamnya terdapat unsur-unsur
riba,maysir,dan gharar.
Disamping itu,koperasi syariah juga tidak diperkenankan melakukan
transaksi-transaksi derivatif sebagaimana lembaga keuangan syariah lainnya.

2.2 Tujuan, Fungsi, Landasan, dan Prinsip koperasi syariah

Tujuan dari koperasi syariah

1. Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral islam:


“hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena
sesungguhnya syetan itu musuh nyata bagimu”. (Q.S Al baqarah:168)
“apabila telah ditunaikan sholat.maka bertebaranlah di muka bumi, dan carilah
karunia allah dan ingat Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S Al
Jumu’ah :10)

2. menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota:


“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki serta
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (Q.S Al Hujarat (49) : 13)

Fungsi dari koperasi syariah:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota pada


khususnya, dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan
sosial ekonominya;
2. Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih
amanah, professional (fathonah), konsisten, dan konsekuen (istiqomah) di
dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan prinsip-prinsip syariah
islam;
3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi;
4. Sebagai mediator antara menyandang dana dengan penggunan dana,
sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta;
5. Menguatkan kelompok-kelompok anggota, sehingga mampu bekerjasama
melakukan kontrol terhadap koperasi secara efektif.
6. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja.
7. Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota.
Landasan koperasi syariah:

1. Berlandaskan pancasila dan UUD 1945


2. Berazazkan kekeluargaan
3. Berlandaskan syariah islam yaitu Al-quran dan Assunah dengan saling tolong
menolong dan menguatkan.

Prinsip koperasi syariah:

1. Kekayaan adalah amanah Allah SWT yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun
secara mutlak
2. Manusia diberi kebebasan buermuamalah selama bersama dengan
ketentuan syariah
3. Manusiamerupakan khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi
4. Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setisp bentuk riba dan
pemusatan sumber dana ekonomi pada seglintir orang atau sekelompok
orang saja.
5. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
6. Keputusan ditetapkan secara musyawarah dan dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.
7. Pengelolaan dilakukan secara transparan dan profesional
8. Pembagian SHU dilakukan secara adil,sesuai dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penghimpunan dana

Untuk mengembangkan usaha koperasi syariah,maka para pengurus harus


memiliki strategi pencrian dana,sumber dana dapat diperoleh dari
anggota,pinjaman atau dana-dana yang bersifat hibah atau sumbangan.Semua
jenis sumber dana tersebut dapat diklasifasikan sifatnya saja yang komersial,hibah
atau sumbangan sekedar titipan saja.secara umum,sumber dana koperasi
diklasifasikan sebagai berikut:

1. Simpanan pokok
Merupakan modal awal anggota yang disetorkan dimana besar simpanan pokok
tersebut sama.Akad syariah simpanan pokok tersebut masuk kategori akad
musyarakah.Yakni sebuah usaha yang didirika secara bersama-sama,masing-
masing memberikan dana dalam porsi yang sama dan berpartisipasi dalam kerja
dan berpartisapasi dalam bobot yang sama.

2. Simpanan wajib
Masuk dalam kategori modal koperasi sebagimana simpanan pokok dimana besar
kewaibannya diputuskan berdasarkan hasil musyawarah anggota serta
penyetorannya dilakukan secara kontiniu setiap bulannya sampai seseorang
dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi syariah.

3. Simpanan sukarela
Bentuk investasi dari anggota atau calon anggota yang memiliki kelebihan dana
kemudian menyimpanannya di koperasi syariah. Bentuk simpanan sukarela ini
memiliki dua jenis karakter antara lain:

a. Bersifat dana titipan yang disebut (Wadi’ah) dan diambil setiap saat.Titipan
terbagi atas dua macam yaitu titipan amanah dan titipan yad dhomamah.
b. Bersifat investasi yang memang ditujukan untuk kepentingan usaha dengan
mekanisme bagi hasil(mudharabah) baik Revenue Sharing,Profit Sharing maupun
profit and loss sharing.

4. Investasi pihak lain


Dalam melakukan operasionalnya lembaga koperasi syariah sebagaiman koperasi
konvensional pada umumnya,biasanya selalu mebutuhkan suntikan dana segar
agar dapat mengembangkan usahanya secara maksimal,prospek pasar koperasi
syariah teramat besar sementar simpanan anggotanya masih sedikit dan terbatas.
Oleh karenanya,diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti
bank syariah maupun program-program pemerintah. Investasi pihak lain ini
dapaat dilakukan dengan menggunakan prinsip Mudharaabah maupun prinsip
Musyarakah.

3.2 Penyaluran dana

Sesuai dengan sifat koperasi dan fungsinya,makan sumber dana yang diperoleh
harus disalurkan kepada anggota maupun calon anggota.dengan menggunakan
bagi hasil (mudharabah atau musyarakah) dan juga dengan jual beli (piutang
mudharabaah,piutang salam,piutang istishna’ dan sejenisnya),bahkan ada juga
yang bersifar jasa umum,misalnya pengalihaan piutang (Hiwalah),sewa menyewa
barang (ijarah) atau pemberian manfaat berupa pendidikan dan sebagainya.

1. Investasi/kerjasama
Dapat dilakukan didalam bentuk mudharabah dan musyaraakah.dalaam
penyaluran dana koperasi syariah berlaku sebagai pemilik dana (shahibul maal)
sedangkan pengguna dana adalah pengusaha (mudharib),kerja sama dapat
dilakukan dengan menandai sebuah usaha yang dinayatakan layak untuk dikasi
modal.contohnya:untuk pendirian klinik,kantin.
2. Jual beli (Al Bai’)
Pembiayaan jual beli dalam UJKS pada koperasi syariah memiliki beragam jenis
yang dapaat dilakukan antara lain seperti:

Pertama: jual beli secara tangguh antara penjual daan pembeli dimana
kesepakatan harga sipenjual menyatakan hargaa belinya dan si pembeli
mengetahui keuntungan penjual,transaksi ini disebut Bai Al Mudharabah.

Kedua: jual bei secra paralel yang dilakukan oleh 3 pihak. jika koperasi
membayarnya dimuka disebut Bai’Salam.

3. Jasa-jasa
Disamping itu produk kerjasama dan jual beli koperasi syariah juga dapat
melakukan kegiatan jasa layanan antaaraa lain:

a) Jasa Al Ijarah (sewa)


Adalah akad pemindahan hak guna atau manfaat barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa tanpa pemindahan hak milik atas barang itu
sendiri,contoh:penyewaan tenda,soundsistem,dan lain-lain
b) Jasa Wadiah (titipan)
Dapat dilakukan pula dalam bentuk barang seperti jasa penitipan barang dalam
Locker karyawan atau penitipan sepeda motor,monbil dan lain-lain.
c) Hawalah (Anak piutang)
Pembiayaan ini ada karena adanya peralihan kewajiban dari seseorang
terhadap pihak lain dan dialihkan kewajibannya kepada koperasi syariah.
d) Rahn
Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagi jaminan atas
pinjaman yang diterimanya.dalam koperasi syariah gadai ini tidak
menggunakaan bunga akan tetapi mengenakan tarif sewa penyimpanan barang
yang digadaikan tersebut,seperti gadai emas.
e) Wakalah (Perwakilan)
Mewakilkan urusan yang dibutuhkan anggota kepada pihak koperasi seprti
pengurusan SIM,STNK. wakalah juga berarti penyerahan pendelegasian atau
pemberian mandat.

f) Kafalah (penjamin)
Kafalah adalah jaminan yang diberikan koperasi(penanggung) pada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban anggotanya.kafalah ada karena adanya transaksi
anggota dengan pihak lain dan pihak lain tersebut membutuhkan jaminan dari
koperasi yang anggotanya berhubungan.
g) Qardh (pinjaman lunak)
Jasa ini termasuk kategori pinajaman lunak,dimana pinjaman yang harus
dikembalikan sejumlah dana yang diterima tanpa adanya tambahan.kecuali
anggota mengembalikan lebih tanpa persyaratan dimuka maka kelebihan dana
tersebut diperbolehkan diterima koperasi dan dikelompokkan dalam Qardh
(atau Baitulmaal).umumnya dana ini diambil dari simpanan pokok.

3.3 Fitur produk

Dari aspek pemasaran,setiap koperasi syariah dalam hal mencari sumber dan
maupun penyalurannya,memiliki ciri khas tersendiri.hal ini dimungkinkan agar
para anggota maupun investor tertarik untuk bekerjasama dalam
mengembangkan usaha koperasi.karena itu setiap koperasi syariah hendaknnya
memiliki fitur produk seperti berikut:

1. Nama produk:Rumah idaman bersubsidi


2. Prinsip produk:Mudharabah Muqayyadaah(terikat)
3. Sumber dana yang digunakan:misalnya dana dari pinjaman
4. Terget maket:anggota atau non anggota khusus
5. Jenis akad:dari koperasi kepaada anggota
6. Jangka waktu:berapa lama yang harus ditunaikan anggota
7. Keuntungan:tingkat keuntungan yang mau diambil margin atau baagi
hasil(nisbah)
8. Persyaratan umum:dokumen atau agunan
9. Mitigasi resiko:asuransi atau ditanggung pemerintah

3.4 Distribusi Bagi Hasil

Pembagian pendapatan atas pengelolaan dana yang diterima kopeasi syariah


dibagi kepada para anggota yang memiliki jenis simpanan atau kepada pemilik
modal yang telah memberikan kepada koperasi dalam bentuk Mudharabah dan
Musyarakah.sedangkan pembagian yang bersifat tahunan maka distribusi
tersebut termasuk kategori SHU dalam aturan koperasi.

Untuk pembagian bagi hasil kepada anggota yang memiliki jenis simpanan ataau
pemberi pinjaman adalah didasarkan kepada hasil usaha yang riil yang diterima
koperasi pada saat bulan berjalan.umumnya ditentukan berdasarkan nisbah yaitu
rasio keuntungan antara koperaasi syariah dan anggota atau pemberi pinaman
terhadap hasil riil usahannya.lain halnya dengan konvensional pendapatan dari
jasa pijamann koperasi disebut jsa pinjaman(bunga)tanpa melihat hasil
keuntungan riil melainkan dari saldo jenis simpanan.maka dengan demikian
pendapatan bagi hasil dari koperasi syariah bisa niak turun sedangkan untuk
konvensional bersifat stabil.apabila koperasi syariah menerima pinjaman
khusus(restricted investment atau Mudharabaah Muqayyadah),maka pendapatan
bagi hasil usaha tersebut hanya dibagikaan kepada pemberi pinjamann dan
koperasi syariah.bagi koperasi pendapatan tersebut dianggap pendapatan jasa
atas Mudharabah Muqqayyadah.

Begitu pula dengan pendapatan yang bersumber dari jasa-jasa seperti


wakalah,hawalah,Kaafalah disebut Fee koperasi syariah dan pendapatan
sewa(ijarah) diebut margin,sedangkan pendapatan hasil investasi ataupun
kerjasama(Mudharaabah dan Musyarakah) disebut pendapatan bagi hasil.

Dalam rangka untuk menjaga liquiditas,koperasi diperbolehkan menempatkan


dananya kepada lembaga keuangan syariah diantaranya Bank Syariah,BPRS
maupun koperasi syariah lainnya. Dalam penempatan dana tersebut umumnya
mendapatkan bagi hasil juga.

Untuk pembagian SHU tetap mengacu kepada peraturan koperasi yaitu


disputuskan oleh rapat anggota.Pembagian SHU tersebut telah dikurangi dana
cadangan yang dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Koperasi syariah dijalankan berpedoman pada hukum-hukum


syariah,sehingga menjamin kemaslahatan dalam kegiatannya. Koperasi syariah
harus dijalankan oleh oranng orang yang mengerti ekonomi syariah dan dapat
menyampaikan ilmu-ilmunya kepada masyarakat sebagai anggota koperasi,
sehingga masyarakat mengerti keunggulan bertransaksi di koperaasi syariah, dan
memilih koperasi syariah dari pada di lembaga ekonomi yang bersistim kapitalis
untuk melakukan kegiatan ekonomi. Ketika koperasi dijalankan sesuai jati dirinya
ia akan tumbuh dan mencapai tujuannya, seperti jika kita analogikan ketika kita
ingin memasak makanan yang kita sukai, kita perlu bumbu dan cara khusus untuk
mendapatkan hasil yang sesuai selera, sesuai dengan apa yang kita inginkan,
begitu pun koperasi.

4.2 Saran
Diharapkan masyarakat indonesia pada umumnya dan umat muslim
khususnya bisa lebih bijak mengambil pilihan dalam bergabung atau ikut serta di
keanggotaan koperasi. Karena Allah SWT telah mengatur tata cara berniaga yang
sesuai dengan Al-quran dan Assunah sejak sebelum cara ini digunakan.
Oleh karena itu,mari kita gunakan sistem syariah yang lebih halal serta tidak
ada penzaliman antar kedua belah pihak,dan dengan tegas kita katakan untuk
tidak menggunakan sistem kapitalis yang telah menghancurkan dunia
keuangan,baik lembaga uang non bank,atau perbankan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai