Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kebenaran Allah yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan kuasanya,

sehingga dapat dilaksanakannya praktikum ilmu ukur tanah sebagaimana yang telah direncanakan.

Praktikum ini merupakan salah satu program Politeknik Negeri Samarinda khususnya jurusan

Teknik Sipil, yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda dalam

menerapkan ilmu pengetahuan di lapangan kerja serta untuk menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman baru dalam menunjang ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.

Diharapkan laporan ini dapat menambah kreativitas dan pengetahuan yang baik dan buruk bagi

pelaksana maupun bagi pembaca. Akhirnya, pelaksana mengucapkan terima kasih kepada pihak

yang telah membantu dalam melaksanakan praktikum sampai tersusunnya laporan ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan

kebatasan pengetahuan, oleh karena itu pelaksana mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak guna menambah kesempurnaan laporan ini pada masa yang akan

datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di

permukaan bumi dan dibawah tanah untuk menentukan posisi relatif absolut titik-titik pada

permukaan tanah, di atas atau dibawahnya dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan

penentuan posisi relatif suatu daerah.

Pada dasarnya pengukuran adalah untuk menentukan letak atau kedudukan suatu objek di

atas permukaan bumi dalam suatu sistem koordinat dan dalam pelaksanaan pengukuran itu

sendiri yang dicari dan dicatat adalah angka-angka, jarak dan sudut. Jadi koordinat yang akan

diperoleh adalah dengan melakukan pengukuran-pengukuran sudut terhadap sistem koordinat

geodesi tersebut. (Sosrosodarsono,1997)

Salah satu mata kuliah yang disajikan di Fakultas Teknik adalah Ilmu Ukur Tanah, dimana

pengukuran merupakan merupakan dasar dan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan

Sipil maupun Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) seperti perencanaan dan pembuatan

jalan raya, pengukuran areal lingkungan wilayah dan gedung-gedung (baik Gedung yang

permanen maupun semi permanen). Saluran irigasi untuk pengairan, rel kereta api dan

pekerjaan-pekerjaan Sipil dan PWK lainnya. Semua pekerjaan tersebut sangat memerlukan

ahli ukur yang memberikan data ukur yang akurat. Dalam pengukuran diperlukan alat seperti

Theodolite dan Waterpass.

Theodolite adalah alat ukur untuk mendapatkan data akurat menghitung luas suatu daerah

dengan data polygon dan perhitungan jarak titik, Waterpass dapat memberikan data untuk

mencari beda tinggi.

Untuk dapat melaksanakan pengukuran secara tepat dan benar mahasiswa/i diwajibkan

untuk mengikuti Praktikum Ilmu Ukur Tanah sesuai dengan Kurikulum Nasional.

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

1.2 Maksud dan Tujuan

Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini dimaksudkan sebagai aplikasi lapangan dari teori-teori

dasar Ilmu Ukur Tanah ini adalah sebagai berikut:

 Praktikum dapat memahami cara menentukan jarak optis patok utama dan detail.

 Memahami cara menentukan beda tinggi.

 Memahami cara koreksi kesalahan.

 Memahami cara menentukan tinggi patok.

 Memahami cara menentukan kemiringan patok.

1.3 Waktu dan Tempat Praktikum

 Praktikum ini dilaksanakan di dalam area Politeknik Negeri Samarinda

 Pengukuran dan pengolahan data dilaksanakan sepanjang waktu pembelajaran semester 1,

lokasi pengukuran tertera pada lampiran.

1.4 Sistematika

a) Untuk pengambilan data profil memanjang dan data cross section atau profil melintang

dilakukan secara manual.

b) Untuk job-5 menggunakan alat ukur berupa Waterpass.

1.5 Manfaat Kegiatan Praktikum

Manfaat dari kegiatan Praktikum ini adalah agar mahasiswa/i bisa memahami tentang apa

itu ilmu pengukuran, prosedur pelaksanaan atau langkah- langkah apa saja yang dilakukan.

Sehingga mahasiswa/i dapat mengaplikasikannya ke dalam bidang pekerjaan mereka nanti.

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Kajian Teori

Pengukuran menggunakan waterpass adalah cara pengukuran yang dilakukan untuk

Menentukan beda tinggi antara dua titik atau lebih. Hasil data dari pengukuran waterpass

ini sangat penting gunanya sebagai keperluan pemetaan, perencanaan atau pun untuk

pekerjaan konstruksi.

Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan,

jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas

elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-

saluran yang sudah ada, dan lain-lain.

Dalam pengukuran waterpass ada beberapa istilah yang biasa digunakan, yaitu:

Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap sama

dengan garis unting-unting.

Angka awal digunakan sebagai angka referensi untuk ketinggian, misalnya permukaan

laut rata-rata.

Bench Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap angka

awal yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.

Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik. Bidang

horizontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.

Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap angka awal.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong

horizontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal adalah nivo, yang

berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.

Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

 Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo

 Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I

 Benang silang horizontal harus tegak lurus sumbu I

2.2 Kegunaan dan Fungsi Utama Alat :

a. Memperoleh pandangan mendatar atau mendapat garis bidikan yang sama tinggi,

sehingga titik-titik yang tepat garis bidikian/bidik memiliki ketinggian yang sama.

b. Dengan pandangan mendatar ini dan diketahui jarak dari garis bidik yang dapat

dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik-titik tertentu, maka akan

diketahui atau ditentukan beda tinggi atau ketinggian dari titik-titik tersebut.

2.3 Alat Ukur Sederhana dan Alat Bantu Ukur

1. Yalon

Berfungsi sebagai tanda tempat titik yang telah ditinjau

2. Pen/Patok

Berfungsi sebagai tanda tempat titik yang telah ditinjau dan untuk memberi tanda

batas Yalon, dimana titik setelah diukur dan akan diperlukan lagi pada waktu lain,

misalnya tanda bangunan, jalan raya, pengairan dan sebagainya.

3. Nivo Yalon

Berfungsi sebagai alat bantu untuk meluruskan dan ketegakan, berdirinya jalon

yang ditancapkan.

4. Roll Meter

Berfungsi untuk mengukur jarak antara dua titik yang ditinjau dari suatu

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

pengukuran.

5. Waterpass tukang

Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengetahui kedataran atau

ketegakan benang meteran.

6. Unting-unting

Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menentukan titik siku-siku dan

tegak suatu alat.

7. Statif

Berfungsi sebagai alat yang dimudahkan berdirinya jalon.

8. Alat tulis

Berfungsi untuk mencatat hasil pengukuran.

9. Bak ukur

Berfungsi untuk membantu melihat hasil pembacaan benang atas, tengah, bawah.

10. Payung

Berfungsi untuk melindungi alat Waterpass dan Theodolite dari sinar matahari.

11. Tripod

Sebagai alat bantu pada Yalon agar Yalon tidak berpindah tempat.

Sebagai alat untuk meletakkan Waterpass dan Theodolite.

12. Pesawat Waterpass

Berfungsi sebagai alat optis untuk mengukur jarak dan sudut horizontal dan

digunakan untuk mengetahui kedataran atau ketegakan benang meteran.

BAB III

URAIAN PRAKTIK

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

 JOB 1

1. Pengenalan Satuan Ukuran

A. Satuan Panjang

Sebagai dasar ukuran panjang diambil meter internasional atau meter standar atau sistem

metrik dimana :

1 kilometer = 1000 meter

1 hektometer = 100 meter

1 dekameter = 10 meter

1 meter = 1 meter

1 desimeter = 0,1 meter

1 centimeter = 0,01 meter

1 milimeter = 0,001 meter

B. Satuan Luas

Ukuran luas yang digunakan pada ilmu ukur tanah adalah :

1 km2 = 106 m2 = 1.000.000 m2

1 Ha = 104 m2 = 10.000 m2

1 Are = 100 m2

1 m2 = 1 m2

C. Satuan Sudut

Dasar untuk menyatakan besarnya sudut ialah lingkaran yang dibagi dalam empat bagian,

yang dinamakan kuadran. Ada 3 macam sudut, yaitu :

 Seksagesimal (Derajat)

Membagi lingkaran dalam 360 bagian yang dinamakan derajat jadi satu kuadran ada

90 derajat. Satu derajat dibagi dalam 60 menit dan satu menit dibagi lagi dalam 60

detik/second.

1 lingkaran = 360 °

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

1° = 60 menit

1 menit = 60 detik

1 ° = 60' = 3600"

 Sentisimal

Membagi lingkaran dalam 400 bagian, sehingga satu kuadran mempunyai 100 bagian

yang dinamakan grade. Satu grade dibagi dalam 100 centigrade dan satu centigrade

dibagi lagi dalam 100 centi-centigrade.

1 lingkaran = 400 grade

1 grade = 100 centigrade

1 centigrade = 100 centi-centigrade

1 g = 100 cg = 10000 ccg

 Radial

Untuk menyatakan sudut ialah dengan menggunakan radial sebagai satuan sudut.

Sudut pusat di dalam lingkaran yang mempunyai busur sama dengan jari-jari lingkaran

adalah sebesar satu radial. Karena keliling lingkaran ada 2 πr , maka satu lingkaran

2 πr
mempunyai sudut sebesar : =2 π radial dengan demikian, maka hubungan antara
r

derajat, grade dan radial adalah : 1 lingkaran = 360 ° = 400 g = 2 π radial

D. Dimensi yang diukur

Dalam survey ukur tanah ada beberapa parameter yang diukur, dimana data-data ini

merupakan dasar utama untuk proses penyelasaian selanjutnya. Ada empat parameter

yang diukur, yaitu :

1. Jarak

2. Ketinggian

3. Sudut

4. Keterangan

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

2. Skala

Perkecilan ini adalah perbandingan antara suatu jarak diatas peta dan jarak yang sama di

atas permukaan bumi, dan perbandingan ini dinamakan skala dari peta. Misalkan suatu jarak

antara dua titik di atas peta adalah 1 cm, maka skala peta adalah 1 cm : 1 km atau

1 cm : 100.000 cm = 1 : 100.000.

Bila sebaliknya diketahui skala peta dan jarak yang diukur di atas peta diketahui dengan

pengukuran, maka jarak yang sebenarnya di atas permukaan bumi dapat diketahui. Misalkan

di atas peta jarak yang diukur ada 8,3 cm dan skala peta 1 : 25.000, maka jarak di atas

permukaan bumi adalah 25.000 × 8,3 = 207.500 cm atau 2,075 km.

3. Peta

Peta adalah suatu hasil pengukuran yang digambarkan secara grafis dan dengan

perbandingan skala tertentu dari bentuk-bentuk permukaan bumi direfleksikan/diproyeksikan

/dituangkan pada suatu bidang datar. Peta digambarkan dengan simbol, skala dan garis yang

menunjukkan arah utara, menurut skala sampai dengan 1:10.000, peta dibagi dalam:

 Peta Hidrografi

 Peta Geologi

 Peta Kadaster

 Peta Irigasi

 Peta Jalan

 Peta Kota

Menurut skala, peta dikelempokkan ke dalam :

 Peta Teknis

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

 Peta Topografi

 Peta Geografi

Peta-peta diatas merupakan tipe peta yang memberikan gambaran umum keadaan suatu area

tertentu pada permukaan bumi. Disamping tipe peta tersebut terdapat macam-macam peta

khusus seperti peta cuaca, peta kependudukan, peta distribusi barang, dll.

Menurut maksudnya, peta dibagi dalam :

 Peta jalan-jalan raya untuk wisata.

 Peta sungai-sungai untuk pelayaran.

 Peta pengairan menyatakan daerah pengairan dengan saluran-saluran air.

 Peta Geologi menyatakan keadaan geologis suatu daerah.

 Peta Kehutanan menyatakan keadaan hutan.

 Peta Hidrografi menyatakan dalamnya air di pantai laut.

4. Elevasi (ketinggian)

Elevasi adalah posisi ketinggian suatu objek dari satu titik tertentu (datum). Datum yang

dipakai ini biasanya mengacu kepada permukaan laut maupun permukaan geoid WGS-84

yang digunakan pada GPS. Maka dari itu, tidak heran banyak yang menyatakan elevasi

sebagai daerah permukaan laut (dpl).

Jenis alat ukur elevasi pada bangunan

 Kilometer

 Theodolite

 Waterpass

5. Keselamatan Kerja

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

 Menggunakan pakaian praktek lengkap saat praktek

 Mahasiswa di wajibkan memakai sepatu

 Patikan jumlah alat yang dipinjam

 Hindari kerusakan dan kehilangan alat saat praktek

 konsentrasi dan pusatkan perhatian pada pekerjaan

 JOB II Membuat dan Mengukur Garis Lurus di Lapangan

 Alat

1. Beberapa Yalon

2. Rol Meter

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

3. Payung

4. Alat Menulis dan Catatan

5. Statif besi

1. Membuat Garis Lurus Di Lapangan

A. Tujuan

Mengukur jarak antara titik A dan B di lapangan

B. Dasar Teori

Mengukur jarak lurus antar titik ialah menentukan titik A dan B dengan beberapa

titik bantu di antaranya. Sesuai dengan metode berhimpit, titik titik tersebut harus

membentuk satu garis lurus dari titik awal hingga akhir.

C. Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat yang akan dipakai saat pelaksanaan praktik pengukuran

di lapangan.

2. Menentukan lokasi yang akan digunakan.

3. Memasang yalon A sebagai patok awal dengan jarak ± 3 meter dari pembidik

4. Memasang yalon B sebagai patok perkiraan akhir pada ujung lokasi yang telah

dipilih.

5. Menarik rol meter sepanjang 2 meter dengan patokan yalon A yang mengarah

ke yalon B. Orang Pertama Menahan pita, orang kedua menarik roll meter, orang

ketiga meluruskan pita dengan membidik, dan orang keempat memasang yalon.

Cara tersebut di ulang hingga Yalon B.

6. Menuliskan sketsa hasil pengukuran di buku.

7. Mengumpulkan, mencuci dan mengeringkan alat yang telah digunakan

8. Mengumpulkan alat Kembali seperti semula.

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

9. Mengecek ulang data hasil praktik.

D. Data dan Perhitungan

Dari praktik yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut :

NO Titik Jalan Jarak

1 A-C 2m

2 C-D 2m

3 D-E 2m

4 E-F 2m

5 F-B 2m

∑ 10 m

2. Membuat Garis Lurus Terhalang Bangunan, Sungai, Bukit

A. Tujuan

1. Menghitung Panjang Halangan dan Panjang Garis lurus.

2. Memahami Pembuatan Sudut Siku Di Lapangan.

B. Dasar Teori

Membuat garis lurus dengan kondisi pandangan terhalang adalah dengan pembuatan

garis bantu yang sejajar dengan garis lurus yang akan di buat. Dengan menggunakan

segitiga siku siku dapat ditemukan garis yang sejajar dengan garis lurus yang akan di

buat.

C. Langkah Kerja

 Menentukan letak titik A dan B yang akan dibuat garis lurus dan terhalang bangunan

 Menancapkan jalon di titik A dan B secara tegak dengan bantuan unting-unting

 Menancapkan jalon A’ dengan letak sembarang dari titik A.

 Mengukur jarak dan sudut jurusan A-A’

 Menentukan B’ dengan jarak dan sudut jurusan B-B’ sama dengan AA’

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

 Membidik di belakang B-B’ sampai sudut yang dibidik sama dengan A-A’

 Jalon B’ diarahkan ke kanan dan ke kiri sampai sudut jurusan B-B’ yang terbaca di

kompas sama dengan A-A’ dan pastikan jaraknya sudah sama

 Membuat garis lurus A’- B’ serta menancapkan jalon antara garis tersebut dengan titik

G, F, E, D dan C dengan cara membidik dari belakang A’ ke arah B’ sehingga

A’, G, F, E, D, C dan B’ berada pada satu garis lurus

 Mengukur jarak antara A’-G, G-F, F-E, E-D, D-C, dan C-B’

 Mengukur sudut jurusan A’-B’

 Menentukan titik jalon G’ dengan membidik dari belakang titik G dengan sudut

jurusan A-A’ selisih 180o (back azimuth) dan jarak yang sama dengan A-A’

 Mengulangi langkah 14 untuk menentukan titik F’, E’, D’, dan C’

 Mengukur jarak C-C’, D-D’, E-E’, dan F-F’

 Memperpanjang garis A-G’ sampai memotong sisi bangunan di titik N

 Memperpanjang garis B-C’ sampai memotong sisi bangunan di titik O

 Mengukur jarak A-G’, G’-N, B-C’ dan C’-O

 Mengukur jarak dan membaca besar sudut antara titik D-R dan F-W

(titik R dan W merupakan sudut bangunan)

 Membaca besar sudut jurusan A-N dan B-O

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

Gambar 5.1 Menentukan titik A dan A’ dengan jarak dan sudut sembarang (langkah 3)

Gambar 5.2 Menentukan letak titik B dan B’ dengan jarak dan sudut yang sama.
(langkah 4)

Gambar 5.5 Menentukan titik C, D, E, F, dan G dengan cara mimbidik dengan kompas
sehingga didapat sudut jurusan yang sama dengan garis B-B’ (langkah 6)

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

Gambar 5.5 Menentukan titik C, D, E, F, dan G dengan cara mimbidik dengan kompas
sehingga didapat sudut jurusan yang sama dengan garis B-B’ (langkah 6)

D. DATA HASIL PENGUKURAN

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

Tabel 5.1 Data hasil praktek membuat garis lurus yang terhalang bangunan
No Titik Jarak Sudut
Azimuth
(m) Keterangan gambar

1 A-A’ 3,21 180˚

2 B-B’ 3,21 180˚

3 B-C’ 1,65 90˚

4 C’-C 3,21 180˚

5 B’-C 1,65 90˚

6 C-D 2,65 90˚

7 D-E 4,33 90˚

8 E-F 3,66 90˚

9 F-G 2,75 90˚

10 G-A 3,53 90˚

11 F-W 0,95 30˚

12 D-R 0,88 335˚

13 A-G’ 3,53 270˚

14 D’-E’ 4,33 90˚

15 E’-F’ 3,66 90˚

16 D-D’ 0,82 0˚

17 E-E’ 0,82 0˚

18 F-F’ 0,82 0˚

19 G-G’ 4,35 180˚

E. PERHITUNGAN

Perhitungan Jarak A – B dA’-B’ = d(A’-G) + d(G-F) + d(F-E)+ d(E-D) + d(D-C) + d(C-B’)


= 3,53 + 2,75 + 3,66 + 4,33 + 2,65 + 1,65

= 18,57 m

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

Sudut A’-B’ = 270˚

F. TABEL HASIL PERHITUNGAN

Tabel 5.2
Tabulasi hasil perhitungan pengukuran membuat garis lurus yang terhalang bangunan

No. Titik Jarak Sudut


1 A’-G 3,53 m 270˚
2 G-F 2,75 m 270˚
3 F-E 3,66 m 270˚
4 E-D 4,33 m 270˚
5 D-C 2,65 m 270˚
6 C-B’ 1,65 m 270˚
A’ – B’ 18,57 m 270˚

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

Sketsa gambar terhalang sungai

B
G

Analisis

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

-Panjang QR = 14 meter

- Panjang RP= XR + XA + AP

RP = 11 m + 15,36 m + 11.27 m

RP = 37,63 m

PQ2 = RP2+QR2

PQ2 = (37,63 M)2+(14 M)2

PQ2=1416,01M 2+196 M 2

PQ = 40,15 M

Panjang garis yang terhalangi bangunan adalah 40,15 M

Sketsa Gambar Terhalang Sungai

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

NO TITIK JARAK

1. A–E 22,7

2. E–F 30,68

3. F–C 15,78

4. C–G 7,16

5. G–H 13

6. H–D 20,67

7. D–I 22,6

8. I–B 25

∑A – B 157,59

Jarak antara titik A – B adalah 157,59 m

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

 JOB III MEMBUAT GARIS SIKU-SIKU DI LAPANGAN

1. Tujuan

Membentuk simpang jalan dengan menggunakan theorema phytagoras.

2. Dasar Teori

Metode yang diterapkan adalah teorema phytagoras ( C 2 = A2 + B2 )

3. Langkah Kerja

 Dari titik B kearah A, ukurlah jarak 6 m, dimana titik C terletak pada garis AB.

 Kemudian ujung pita ukur yang tertulis nilai nol ditempatkan di titik B dan panjangkan

pita ukur sampai dengan angka menunjukkan 18 m dan ikatkan pada titik C.

 Pada pita ukur yang menunjukkan angka I m, kita pegang dan kita tarik, sehingga angka

0-8 dengan 8-18 sama-sama kencang, misalkan titik yang menunjukkan angka I m

tersebut adalah D.

 Maka BCD adalah segi tiga siku-siku dengan panjang BD = 8 m dan CD = 10 m,

sedangkan BC sudah diukur sepanjang 6 m.

 Maka segitiga tersebut mempunyai perbandingan sisi-sisinya adalah 3 : 4 :5 dengan

sudut siku-siku di titik B.

B c

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

 JOB IV PENGENALAN ALAT SIPAT DATAR (WATERPASS)

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

A. Jenis Waterpass

Alat ukur waterpas dapat di golongkan ke dalam beberapa jenis, yakni :

1. Type semua tetap (dumpy level), dimana teropong dengan nivo menjadi satu, penyetelan

kedudukan teropong di lakukan dengan tiga sekrup pengatur.

2. Type nivo refreksi (wye level), dimana teropong dapat di putar pada sumbu memanjangnya.

3. Type semua tetap dengan sekrup pengungkit (dumpy tilting level), pada jenis ini sumbu

teropong dapat di setel dengan menggunakan sekrup pengungkit (tilting screw).

4. Type otomatis (automatic level), pada jenis ini kedudukan sumbu teropong akan horizontal

secara otomatis karena di dalamnya di lengkapi dengan prisma-prisma yang di gantungkan

pada plat baja.

5. Hand level, dimana alat ini hanya terdiri dari teropong yang di lengkapi dengan nivo,

sedangkan cara menggunakannya cukup di pegang dengan tangan.

Waterpas atau sipat datar bertujuan untuk menentukan beda tinggi antara titiktitik di geodesi,

permukaan atas permukaan bumi secara teliti. Tinggi suatu obyek di atas permukaan bumi

ditentukan dari suatu bidang referensi, yaitu bidang yang ketinggiannya dianggap nol. Dalam

bidang ini dianggap sebagai bidang geoid, yaitu bidang equipotensial yang berimpit dengan

permukaan air laut rata-rata (mean sea level). Bidang equipotensial disebut juga bidang

nivo. Bidang ini selalu tegak lurus dengan arah gaya berat di mana saja di permukaan bumi.

B. Syarat pemakaian waterpas

Agar dapat digunakan di lapangan, alat ukur waterpas harus memenuhi beberapa syarat

tertentu, baik syarat utama yang tidak dapat ditawar-tawar lagi maupun syarat tambahan yang

dimaksudkan untuk memperlancar pelaksanaan pengukuran di lapangan. Adapun syarat-

syarat pemakaian alat waterpass pada umumnya adalah:

a. Syarat dinamis: sumbu I vertikal

b. Syarat statis, antara lain :

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

1. Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo

2. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I

3. Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu I

Gb. VIII.1 contoh waterpass

Urutan persyaratan statis memang demikian. Namun agar pengaturannya lebih sistematis dan

tidak berulang-ulang, urutan pengaturannya dibalik dari poin 3 ke 1.

1. Mengatur Garis Mendatar Diafragma Tegak Lurus Sumbu I

Pada umumnya garis mendatar diafragma (benang silang mendatar) telah dibuat tegak lurus

sumbu I oleh pabrik yang memproduksi alat ukur.

2. Mengatur Garis Arah Nivo Tegak Lurus Sumbu I

Pada alat ukur waterpass tipe semua tetap tanpa skrup ungkit, syarat ini penting sekali.

Namun pada alat dengan skrup ungkir, syarat ini agak sedikit longgar karena apabila ada

sedikit pergeseran nivo dalam pengukuran, dapat diseimbangkan dengan skrup ungkir ini.

Adapun maksud dari persyaratan ini adalah apabila sumbu I telah dibuat vertikal, kemana

pun teropong diputar, gelembung nivo akan tetap seimbang. Ini berarti garis bidik selalu

mendatar karena garis bidik telah dibuat sejajar dengan garis arah nivo.

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

3. Membuat Garis Bidik Sejajar Garis Arah Nivo

Pada alat ukur waterpass, yang diperlukan adalah garis bidik mendatar. Untuk mengetahui

apakah garis bidik sudah betul-betul mendatar atau belum, digunakan nivo tabung. Jika

gelembung nivo seimbang, garis arah nivo pasti mendatar. Dengan demikian, jika kita bisa

membuat garis bidik sejajar dengan garis arah nivo, garis arah nivo pasti mendatar.

Jarak bidik optimum waterpass berkisar antara 40-60 m. Berikut contoh pengukuran dengan

alat ukur waterpass.

Apabila alat didirikan di antara dua buah rambu, maka antara dua buah rambu dinamakan

slag yang terdiri dari bidikan ke rambu muka dan rambu belakang. Selain garis bidik atau

benang tengah (BT), teropong juga dilengkapi dengan benang stadia yaitu benang atas (BA)

dan benang bawah (BB). Selain untuk pengukuran jarak optis, pembacaan BA dan BB juga

sebagai kontrol pembacaan BT di mana seharusnya pembacaan 2BT=BA+BB

Apabila jarak antara dua buah titik yang akan diukur beda tingginya relatif jauh, maka berdiri

dilakukan pengukuran berantai. Pada metode ini, pengukuran tak dapat dilakukan dengan

satu kali alat. Oleh karena itu antara dua buah titik kontrol yang berurutan dibuat beberapa

slag dengan titik- titik bantu dan pengukurannya dibuat secara berantai (differential

levelling).

Seperti halnya pengukuran jarak dan sudut, pengukuran beda tinggi juga tidak cukup

dilakukan dengan sekali jalan, tetapi dibuat pengukuran pergi pulang, yang pelaksanaannya

dapat dilakukan dalam satu hari (dinamakan seksi), serta dimulai dan diakhiri pada titik tetap.

Gabungan beberapa seksi dinamakan trayek.

Persamaan yang berlaku dalam sipat datar :

a. Waterpas terbuka : ∑ ∆h = h akhir – h awal

b. Waterpas tertutup : ∑ ∆h = 0

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

Gambar VIII.2. Penentuan beda tinggi dengan sipat datar

Keterangan gambar :

A dan B : titik di atas permukaan bumi yang akan diukur beda tingginya a dan b :

bacaan atau tinggi garis mendatar di titik A dan B

Ha dan Hb : ketinggian titik A dan B di atas bidang referensi

ΔhAB : beda tinggi antara titik A dan B

C. Bagian-Bagian Dari Waterpass

Ada berbagai macam peralatan sipat datar yang dugunakan dalam pengukuran, antara lain

sebagai berikut :

1. Waterpas. Waterpass ini dipasangkan di atas kaki tiga dan pandangan dilakukan melalui

teropong. Ada beberapa macam bagian-bagian dari waterpass, antara lain:

a. Lup. Lensa yang bisa disetel menjadi alat pengamat melakukan pembidikan. Lup tersebut

diputar agar salib sumbu bidik berada dalam fokus.

b. Teropong. Tabung yang menjaga agar semua lensa dan gigi fokus berada pada posisinya

yang benar.

c. Penahan sinar. Sebuah tudung metal atau plastik yang dipasang di atas lensa obyektif untuk

melindungi lensa tersebut dari kerusakan dan untuk mengurangi silau pada waktu level

digunakan.

d. Tombol focus. Sebuah tombol pengatur yang memfokuskan level sacara internal terhadap

target yang dikehendaki.

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

e. Piringan horizontal

f. Sekrup-sekrup level. Sekrup-sekrup pengatur yang dipaki untuk mendatangkan level.

g. Alas. Alas tipis berukuran 3 ½ x 8 “ yang mengikat alat pada tripod.

h. Unting-unting, kait dan rantai. Kait dan rantai ditempatkan tepat di tengah-tengah di bawah

level, tempat unting-unting digantung bila sudut pandang akan diputar.

i. Sumbu yang dapat digeser-geser. Sebuah alat yang dimaksudkan untuk memungkinkan

ditempatkannya sumbu alat tepat di atas suatu titik tertentu.

j. Nama dan nomor seri plat.

k. Sekrup tengensial horizontal. Sebuah sekrup pengatur untuk memperkirakan kelurusan antara

salib sumbu bidik dan sasaran bidang horizontal.

l. Tabung nivo. Sebuah tabung gelas bergraduasi yang berisi cairan yang sejajar dengan garis

bidik teropong.

2. Kaki tiga

Kaki tiga digunakan untuk menyangga alas waterpass dan menjaganya tetap stabil selama

pengamatan. Kaki tiga ini mempunyai dua baut yaitu baut pertama digunakan untuk

menentukan sambungan kaki dengan kepala sedangkan baut kedua digunakan untuk

penyetelan kekerasan penggerak engsel antara kaki tiga dengan kepalanya.

3. Mistar ukur / rambu ukur

Mistar ukur adalah sebuah pita ukur yang ditopang vertikal dan digunakan untuk mengukur

jarak vertikal antara garis bidik dan sebuah titik tertentu yang berada di atas atau di bawah

garis bidik tadi.

Rambu ini terbuat dari bahan kayu atau aluminium. Panjangnya 3 meter (ada yang 4 dan 5

meter). Yang penting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-betul teliti

untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara memegangnya harus

benar-benar tegak (vertikal).

BAB IV

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang sangat penting dalam dunia Teknik Sipil ini.

Dimana kita bisa mempraktekkan secara langsung berbagai jenis pengukuran yang telah

dilakukan. Seperti hal nya kehidupan, dalam ilmu ukur tanah pun terrdapat banyak rintangan

untuk mengukur satu titik kr titik lainnya. Oleh karena itu, kita dituntut untuk mengerjakan

pengukuran dengan berbagai macam rintangan yang ada.

B. SARAN
Dengan adanya pembelajaran praktik langsung di lapangan kami harap untuk dosen

pembimbing agar tetap membimbing mahasiswa yang sedang melakukan praktik di lapangan.

Dan ilmu ukur tanah yang dipelajari selama praktek diharapkan dapat dimanfaatkan, dipahami

serta dapat diingat dengan sebaik-baiknya karena akan berguna saat nanti di dunia kerja.

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan P.O Box 1341
Telepon (0541)260588 Fax 260355 Samarinda 75134

TRKBG 1B Laporan Laboratorium Tanah 1


2022 S1-Terapan Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai