Admin, 85-96 - Risydah Fadilah - UMA
Admin, 85-96 - Risydah Fadilah - UMA
DOI: https://doi.org/10.31289/diversita.v7i1.4892
Jurnal Diversita
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita
Risydah Fadilah*
Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Indonesia
Disubmit: 14 Februari 2021; Diproses: 21 April 2021; Diaccept: 31 Mei 2021; Dipublish: 02 Juni 2021
*Corresponding author: E-mail: risydah16@gmail.com
Abstrak
Gangguan kepribadian adalah pola perilaku individu atau bagaimana cara berhubungan dengan orang lain yang
benar-benar kaku. Kekakuan ini akan menghalangi individu menyesuaikan diri terhadap tuntutan eksternal.
Individu dengan gangguan kepribadian ini merasa tidak perlu berubah perilakunya. Jenis gangguan kepribadian
menurut Cluster B dimana individu dengan gangguan kepribadian ini menunjukkan perilaku yang terlalu dramatis,
emosional berlebih atau tidak menentu yaitu kepribadian Antisosial, Borderline, Histrionik dan Narsistik. Diagnosa
didasarkan bentuk perilaku, mood, sosial interaksi, dan perilaku impulsif yang terlihat. Wargabinaan Lapas X
dengan riwayat kasus S masuk penjara dikarenakan kasus perampokan disertai pembunuhan di sebuah toko mas
pada tahun 2007. Alasan S melakukan perampokan karena S ingin hidup mewah dan bisa membantu keluarga
besarnya. Hasil rampokannya dipergunakan untuk membiayai anaknya dan memberi modal usaha mantan istrinya.
Pada klien ini didiagnosis, Aksis 1: tidak ada diagnostik, Aksis II : F60.8 Gangguan kepribadian khas lainnya yaitu
Gangguan Kepribadian Antisosial, predisposisi kepribadian Antisosial dengan campuran narcistic (Preputation
Depending Antisocial), Aksis III : tidak ada, Aksis IV : Masalah dengan lingkungan sosial, dan masalah berkaitan
dengan hukum dan Aksis V : GAF 50-41= Gejala berat (serious), disabilitas berat. Perubahan perilaku yang dapat
dilakukan untuk membantu klien ini adalah dengan menggunakan pendekatan Cognitif Behavior Therapy (CBT).
Kata Kunci: Antisosial; Cognitive Behaviour Therapy dan Narsistik
Abstract
Personality disorders are patterns of individual behavior or how to relate to others that are completely rigid. This
rigidity will prevent individuals from adapting to external demands. Individuals with this personality disorder don't
feel the need to change their behavior. Types of personality disorders according to Cluster B where individuals with
this personality disorder show overly dramatic, emotional or erratic behavior are Antisocial, Borderline, Histrionic and
Narcissistic. Diagnosis on the form of behavior, mood, social interactions, and visible impulsive behavior. A convict
with a case history went to prison for a robbery and murder in a gold shop in 2007. The reason committed the robbery
was because wanted to live in luxury and be able to help his extended family. The proceeds from his robbery were used
to support his children and provide capital for his ex-wife's business. This client was diagnosed, Axis 1: - , Axis II: F60.8
Other typical personality disorders is Antisocial Personality Disorder, Preputation Depending Antisocial, Axis III: - ,
Axis IV: Problems with social environment, and problems related to law and V axis: GAF 50-41 = serious symptoms,
severe disability. Behavior changes that to help this client is to use the Cognitive Behavior Therapy approach.
Keywords: Antisocial; Cognitive Behaviour Therapy and Narcisstic
How to Cite: Fadilah, R. (2021), JAnalisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku
Kriminalitas Antisosial Pada Pria Di Lapas Kota X, Jurnal Diversita, 7 (1): 85-96.
85
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial
86
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.
populasi dewasa dan biasanya onsetnya berperilaku aneh, mengurung diri atau
pada usia remaja akhir atau awal masa menghindari interaksi sosial, sulit
dewasa. Pada laki-laki biasanya gangguan menjalin hubungan dekat dengan orang
ini mulai pada usia lebih muda yaitu 15-25 lain, kesulitan mengendalikan pikiran dan
tahun sedangkan pada perempuan lebih sering berprasangka buruk (DSM 5 dalam
lambat yaitu sekitar 25-35 tahun. Insiden Fadilah (2020)). Faktor-faktor yang
gangguan kepribadian lebih tinggi pada mempengaruhi kepribadian antara lain
laki-laki dari pada perempuan. World fisik, intelegensi, jenis kelamin, teman
Health Organization tahun 2000 sebaya, keluarga, kebudayaan, lingkungan
menyebutkan bahwa di seluruh dunia dan sosial budaya, serta faktor internal
terdapat 45 juta orang yang menderita dari dalam diri individu seperti tekanan
gangguan kepribadian. Gangguan emosional. Faktor Internal, yang meliputi:
kepribadian tidak mendapat perhatian dan faktor biologis dan bawaan, faktor genetis
90% diantaranya terdapat di negara atau bawaan sejak lahir dan merupakan
berkembang dan jumlah pasien yang pengaruh keturunan dari salah satu sifat
paling banyak terdapat yaitu di Western yang dimiliki salah satu atau kombinasi
Pasifik yaitu 12,7 juta orang. Penyakit ini dari kedua orang tua, tekanan emosional
mempengaruhi lebih banyak dari 1% yaitu faktor yang mempengaruhi
populasi. Persentase tersebut merujuk kepribadian salah satunya adalah faktor
pada 2,7 juta orang dewasa di Amerika internal dari dalam diri individu seperti
Serikat (Sari & Ramadhian, 2016). tekanan emosional (Fadilah & Madjid,
Gangguan kepribadian di Indonesia adalah 2020).
tiga sampai lima per 1000 penduduk. Kondisi ini bisa dimulai sejak remaja
Mayoritas pasien berada di kota besar. Ini atau awal masa dewasa, tetapi
terkait dengan tingginya stress yang penyebabnya belum jelas. Namun
muncul di daerah perkotaan. Dari hasil demikian, gangguan kepribadian dianggap
survei di rumah sakit Indonesia, ada 0,5- berasal dari kombinasi gen yang
1,5 perseribu penduduk mengalami diwariskan, keluarga, pengalaman masa
gangguan jiwa. Data yang didapat di RSJ kecil serta pengaruh lingkungan. Banyak
gangguan kepribadian menduduki orang tidak menyadari telah mengalami
peringkat kedua dari sepuluh diagnosa gangguan kepribadian. Akhirnya mereka
penyakit rawat inap dengan jumlah 497 tidak mencari bantuan dan bertahun-
orang (47.02%) dari 1.057 orang Pasien tahun bertahan hidup untuk tekanan.
gangguan kepribadian berisiko
meningkatkan risiko penyalahgunaan zat, Kasus
terutama ketergantungan nikotin. Hampir Seorang Wargabinaan di Lapas laki-
90% pasien mengalami ketergantungan laki sebut saja namanya S, usia 43 tahun
nikotin. Pasien gangguan kepribadian juga dan masuk penjara dikarenakan kasus
berisiko untuk bunuh diri dan perilaku perampokan disertai pembunuhan, ini
menyerang (Maramis, 2005). adalah kasus yang kedua, S dikenakan
Penderita gangguan kepribadian bisa sanksi pidana pasal 356 KUHP selama 10
dikenali dengan beberapa ciri yaitu: tahun yaitu kasus pencurian dengan
87
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial
88
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.
masuk sekolah bola dari sejak SMP s/d layak sehingga S mencoba ke kota B untuk
SMU sehingga S harus mempertahankan bertemu dengan teman lamanya dan
prestasi belajarnya agar tidak dikeluarkan. diajak melakukan perampokan.
Ayah sangat dihormati orang-orang di Selama di Lapas S mendapatkan
kabupaten tempat S tinggal karena ayah tugas sebagai pembuka blok dimana S
dulunya adalah atlit. Ibu digambarkan mendapatkan keistimewaan dibanding
sebagai sosok yang cerewet dan sangat napi lainnya yaitu bisa keluar masuk
protective dalam hal ibadah , sangat tahanan lebih lama. S juga bertugas
menurut pada ayah , sering marah-marah sebagai Senior yang mengamankan daerah
dan jarang memperhatikan keinginan S ataupun bloknya jika ada permasalahan
berbeda dengan ayah. yang ditimbulkan oleh napi. Selama
Masa kecil S sangat bahagia karena bertugas sebagai pembuka blok S merasa
bisa membanggakan keluarga dengn belum ada permasalahan yang tidak dapat
prestasi menjadi pemain bola dan atlit diselesaikan sehingga teman-temannya
bola di sekolah bola. Selama 6 tahun sejak menghormati. Selama menjadi pembuka
SMP s/d SMU S tinggal di asrama sehingga blok S memiliki beberapa karyawan yang
tidak terlalu dekat dengan keluarga. Tidak bertugas untuk membantu pekerjaan S
ada aturan dalam pergaulan yang misalkan saja membersihkan tempat tidur
diharuskan oleh oarangtua, hanya saja dan membersihkan ruangan bahkan S
ayah selalu memberi contoh kepada S selalu membayar mereka dengan uang S
bahwa setiap orang harus ditemani. Hanya sendiri yang dititipkan melalui petugas. S
saat S berprestasi OR saja yang mengaku telah menghabiskan uang
diperhatikan oleh ayah, utk pendidikan di sebesar 100 juta selama 4 tahun dipenjara
sekolah ayah tidak pernah mengetahuinya di penjara untuk keperluan hidupnya dan
bahkan saat S beberapa kali mendapat juga untuk membiayai anak S.
hukuman karena bolos sekolah demi Kehidupan emosi S tergambar bahwa
bermain bola kakak S yang datang S merasa tidak pernah memiliki masalah
menjumpai kepala Sekolah. berat dan S berusaha sebisanya untuk
S menikah selama 7 tahun, bercerai 7 menyelesaikannya, S mudah sekali
tahun lalu dan kedua anaknya ikut dengan terpancing emosi jika berhadapan dengan
mantan istrinya di kota G setelah orang yang membuatnya kesal/marah
perceraian. Istri S adalah wanita yang baik, sehingga langsung memukul temannya
lembut dan bisa menjaga anak-anaknya. yang telah membuatnya marah. Saat kecil
Karena ketidakcocokan membuat S S sering sekali dipanggil oleh Kepala
memilih bercerai dikarenakan istrinya Sekolah di SD saat ketahuan berkelahi
ingin kembali ke kota kelahirannya dengan teman-teman di kelasnya
bersama sedangkan saat itu mereka dikarenakan S diejek ataupun diremehkan
tinggal di kota P setelah S dipecat dari oleh teman-temannya, saat itu sudah 5X S
TNI-AD. Setelah keluar dari TNI S dipanggil menghadap Kepala Sekolah dan
berjualan buah-buahan seperti ayahnya kakak S yang selalu menghadiri panggilan
namun hal tersebut dirasa masih kurang tersebut untuk mewakili ayah S dan
untuk menghidupi anak-anaknya dengan orangtua S tidak mengetahui tentang
89
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial
90
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.
dengan orang yang sepadan dengannya. cemburu yang berlebih kepada orang lain
Mengeksploitasi orang lain untuk atau merasa bahwa orang lain cemburu
mencapai tujuannya. Mereka sanggup atau iri terhadap dirinya. Menunjukkan
mengambil keuntungan dari orang lain perilaku sombong/angkuh. Artinya bahwa
demi menambah kekuasaannya dan individu dengan kepribadian ini
menuntut orang lain memenuhi menunjukkan perilaku yang merendahkan
keinginannya walaupun orang lain harus atau meremehkan orang lain, serta senang
mengorbankan kebutuhannya. memperlihatkan barang yang dimiliki
Kebutuhan yang berlebih untuk (pamer) kepada orang lain.
dikagumi, dipuja, serta diperhatikan. Campuran kepribadian lainya dapat
Artinya bahwa individu dengan dilihat pada diri S adalah gangguan
kepribadian ini memiliki keinginan untuk kepribadian Antisosial. Individu dengan
menjadi pusat perhatian. Sering iri Gangguan Kepribadian Antisosial
terhadap orang lain atau percaya bahwa menampilkan pola yang telah
orang lain iri kepadanya. Mereka merasa terinternalisasikan (terserap) dalam diri
orang lain selalu iri atas kesuksesan dengan mengabaikan orang lain dan suka
dirinya sehingga menyebabkan untuk melanggar hak orang lain dan atau
hubungan mereka dengan aturan masyarakat. Gejala muncul
lingkungannya cenderung dangkal karena pertamakali biasanya pada usia 15 tahun
tidak dapat menjalin hubungan timbal dalam bentuk perilaku Berulangkali
balik yang seimbang dengan orang lain. melakukan pelanggaran hukum, Suka
Memiliki perasaan bernama besar yaitu berbohong dan menipu, Agresivitas secara
harapan yang tidak masuk akal akan fisik, Ceroboh (Reckless) dan mengabaikan
perlakukan khusus. Menuntut untuk keselamatan diri sendiri atau orang lain,
dipenuhi secara otomatis dan sesuai Konsisiten tidak bertanggung jawab dalam
dengan harapannya. Eksploitatif secara lingkungan kerja dan terhadap keluarga
interpersonal, yaitu dengan mengambil dan Kurang dan tidak adanya penyesalan
keuntungan dari orang lain untuk (Millon, 2004).
mencapai tujuannya sendiri. Artinya Adapun ciri-ciri Gangguan
bahwa individu dengan kepribadian ini Kepribadian Antisosial menurut DSM-5
akan memanfaatkan kemampuan orang dapat dilihat dari adanya
lain untuk kepentingan pribadi. ketidakmampuan mengikuti perilaku yang
Kurang memiliki empati, tidak mau disetujui kebanyakan orang, tidak malu
mengenali atau mengetahui perasaan untuk menipu dan melakukan kejahatan
serta kebutuhan orang lain. Artinya bahwa pada orang lain, Hanya dapat di diagnosa
individu dengan kepribadian narsistik pada usia ≥ 18 tahun, Kriteria: jika
cenderung memiliki kepedulian yang menemukan 3 hal yaitu: pencurian,
rendah antar individu. Memiliki perasaan merusak (vandalism), perilaku agresif
iri terhadap orang lain, atau percaya berlebihan, Untuk usia < 15 tahun:
bahwa orang lain iri terhadap dirinya. memiliki masalah perilaku: tidak
Artinya bahwa individu dengan bertanggung jawab atas keuangan,
kepribadian ini memiliki perasaan melakukan hal-hal yg melanggar hokum.
91
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial
92
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.
93
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial
agresivitas yang kuat dan hal 87, G 2,3) sehingga hal ini memperkuat
mengindikasikan kearah agresivitas sifat Narsis yang dimiliki oleh S. Kepala
paranoid (Koch, 1952). Mahkota tertutup digambar kecil berbeda dengan ukuran
digambar dengan garis-garis shading yang badan yang sangat besar mengindikasikan
menyerupai daun didalam mahkota bahwa S memiliki perasaan yang tidak
mengindikasikan bahwa S memiliki adekuat akan intelektual, relasi social dan
adanya gerakan ataupun aktivitas untuk seksualitas (Ogdon, 1974) .
mendramatisir lingkungan secara
emosional yang memperkuat sifat Narsis Grafis: Tes Wartegg Zeichen (WZT)
(Ogdon, 1974). Gambar-gambar yang dibuat S masih
menunjukkan akan simbol ataupun atribut
Grafis: Draw A Person (DAP) militer dimana dulunya S bekerja sebagai
Gambar yang dibuat memiliki mantan anggota TNI- AD sehingga masih
perbedaan dengan gambar BAUM dapat dilihat bahwa S memiliki agresivitas
dikarenakan pada gambar orang ini S yang tinggi. Menurut Kinget, Marian
menggambar dengan ukuran yang kecil (2007) bahwa interpretasi S terhadap
dengan posisi kebawah kertas lingkungan buruk sehingga hal ini akan
menunjukkan adanya perasaan tidak menyebabkan S berperilaku antisocial (R2
aman (insecure) dan tidak berdaya gambar orang tidak punya pupil dan
(inadekuat) untuk menampilkan merupakan Stimulus Insensibility). Hal
agresivitasnya pada masa anak-anak dan tersebut juga dikuatkan dengan beberapa
remaja (Ogdon hal 69, E1) dan S respon yang digambar tidak sesuai dengan
mengalami frustasi akan hal tersebut. respon yang diharapkan (Insensibility
Gambar orang tanpa ada pupil matanya pada R1,7,8,5,2).
yang mengindikasikan bahwa S memiliki
interpretasi tentang lingkungan yang d. Personality Belief Questionnaire
buruk sehingga memperkuat sifat (PBQ)
antisocial yang dimiliki oleh S. Kaki dan Hasil dari perhitungan PBQ yang
bahu yang digambar dengan tarikan garis diperoleh dari 3 peringkat teratas dapat
yang banyak menyerupai shading dilihat bahwa S kemungkinan memiliki
menunjukkan bahwa S mengalami tipe kepribadian Narsis, Anti social dan
kebingungan akan pengakuan diri yang terakhir adalah Histrionik.
mengenai kekuatan fisik sebagai simbol
kejantanan (Machover, Karen 1999). Hal e. Tes Edward Personal Preference
ini juga diperkuat dengan gambar sepatu Schedule (EPPS)
yang digambar sama dengan bahu dan Hasil tes ini tidak dapat
kaki yang menyerupai simbol seksualitas. diterjemahkan dikarenakan jumlah
Gambar orang dibuat dengan Konsistennya hanya 7 sehingga tidak
menggunakan aksesoris seperti kancing dapat dilihat kearah mana tipe
dan kantong (saku) mengindikasikan kepribadiannya. Hal ini disebabkan karena
adanya regresi yang bersifat egosentris subjek tidak konsisten menjawab dan
yang biasa dialami oleh anak-anak (Ogdon terkesan asal-asalan mengisinya.
94
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.
95
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial
yang maladaptive yang pada Bruno, K., & Davidson, H. H. (1962). The Rorschach
Technique An Introductory Manual. New
awalnya Klien mempunyai York: Harcout Brace Jovanovich, Inc.
keyakinan bahwa dia akan senang Davison, G. C. (2006). Psikologi Abnormal (9th ed.).
ketika mampu melepaskan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Fadilah, R., & Madjid, A. (2020). Patience therapy to
kemarahannya tanpa reduce adolescents’ anxiety assessed from
menghiraukan dampak dari yang personality and parenting. International
Journal of Islamic Educational Psychology
telah dilakukannya. Terapis harus
(IJIEP), 1(1), 1–11.
memberi keyakinan bahwa asusmi Heriansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian
itu salah, tingkah laku itu sangat Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi. Salemba
Humanika.
berbahaya dan tidak akan diterima. Kaplan, H. I. (2005). Sinopsis psikiatri ilmu
Sehingga tujuan dari terapi kognitif pengetahuan perilaku psikiatri klinis (7th
ini adalah membantu klien ed.). Bina Rupa Askara.
Kinget, M. (1952). The Drawing-Completion Test A
mengevaluasi mengenai Projective Technique for the Investigation of
konsekuensi dari tingkah laku Personality-Based on The Wartegg Test
Blank. New York: Grune & Stratton.
agresi mereka dan bagaimana
Kinget, M. (2007). Wartegg Tes Melengkapi
dampak yang kurang baik bagi Gambar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
setiap orang atas tingkah lakunya. Koch, C. (1952). The Tree Test, The Tree-Drawing
Test as an aid In Psychodiagnosis. USA: Hans
Kombinasi antara cognitive Huber Publisher Berne.
techniques dengan behavioral (CBT): di Maslim, R. (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa- PPDGJ
mana terapis dan klien melakukan Role III dan DSM-5 (1st ed.). Jakarta; Nuh Jaya.
Meramis, W. (2004). Catatan ilmu kedokteran jiwa.
Play seolah-olah berada dalam situasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
social dimana klien merupakan orang yang Millon, T. (2004). Personality Disorders in Modern
Life (2nd ed.). John Wiley & Sons.
suka marah yang meledak-ledak dengan Nevid, J. S. (2005). Psikologi Abnormal (5th ed.).
menggunakan kekerasan, kemarahan itu Erlangga.
dilepaskan kemudian dikendalikan. Dalam Ogdon, D. P. (1974). Psychodiagnostics and
Personality Assessment: A Handbook (2nd
hal ini terapis mengajarkan kepada klien ed.). California: Western Psychological
bagaimana tehnik dalam mengatur impuls Service.
Paul, R. R. (2005). Personality-Guided Cognitive
sehingga akan meningkatkan kemampuan
Behavioral Therapy (1st ed.). Washington:
klien dalam mengontrol kemarahannya. American Psychological Association.
Latihan relaksasi bisa dilakukan untuk Sari, M. N., Sulistiono, A., & Ramadhian, M. R.
(2016). Gangguan Kepribadian dan Perilaku
membantu mengurangi frustasi supaya Akibat Penyakit, Kerusakan, dan Disfungsi
emosinya tidak meluap-luap (Rasmussen Otak pada Pria Usia 45 Tahun. Medula Unila,
Paul, R, 2005). 6(1).
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi.
UMM Press.
APA. (2013). Diagnostic and statistical manual of
mental disorders: DSM-5 (5th ed.).
Washington: American Psychiatric
Association.
Aprilia, F. (2018). Gangguan Kepribadian Narsistik.
https://www.halodoc.com/kesehatan/gang
guan-kepribadian-narsistik
96