Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Diversita, 7 (1) Juni (2021) ISSN 2461-1263 (Print) ISSN 2580-6793 (Online)

DOI: https://doi.org/10.31289/diversita.v7i1.4892

Jurnal Diversita
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita

Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku


Kriminalitas Antisosial Pada Pria Di Lapas Kota X

Case Analysis Of Narcissistic Personality Disorder & Anti-Social


Behavior Crime To Men In Prison City X

Risydah Fadilah*
Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Indonesia
Disubmit: 14 Februari 2021; Diproses: 21 April 2021; Diaccept: 31 Mei 2021; Dipublish: 02 Juni 2021
*Corresponding author: E-mail: risydah16@gmail.com
Abstrak
Gangguan kepribadian adalah pola perilaku individu atau bagaimana cara berhubungan dengan orang lain yang
benar-benar kaku. Kekakuan ini akan menghalangi individu menyesuaikan diri terhadap tuntutan eksternal.
Individu dengan gangguan kepribadian ini merasa tidak perlu berubah perilakunya. Jenis gangguan kepribadian
menurut Cluster B dimana individu dengan gangguan kepribadian ini menunjukkan perilaku yang terlalu dramatis,
emosional berlebih atau tidak menentu yaitu kepribadian Antisosial, Borderline, Histrionik dan Narsistik. Diagnosa
didasarkan bentuk perilaku, mood, sosial interaksi, dan perilaku impulsif yang terlihat. Wargabinaan Lapas X
dengan riwayat kasus S masuk penjara dikarenakan kasus perampokan disertai pembunuhan di sebuah toko mas
pada tahun 2007. Alasan S melakukan perampokan karena S ingin hidup mewah dan bisa membantu keluarga
besarnya. Hasil rampokannya dipergunakan untuk membiayai anaknya dan memberi modal usaha mantan istrinya.
Pada klien ini didiagnosis, Aksis 1: tidak ada diagnostik, Aksis II : F60.8 Gangguan kepribadian khas lainnya yaitu
Gangguan Kepribadian Antisosial, predisposisi kepribadian Antisosial dengan campuran narcistic (Preputation
Depending Antisocial), Aksis III : tidak ada, Aksis IV : Masalah dengan lingkungan sosial, dan masalah berkaitan
dengan hukum dan Aksis V : GAF 50-41= Gejala berat (serious), disabilitas berat. Perubahan perilaku yang dapat
dilakukan untuk membantu klien ini adalah dengan menggunakan pendekatan Cognitif Behavior Therapy (CBT).
Kata Kunci: Antisosial; Cognitive Behaviour Therapy dan Narsistik

Abstract
Personality disorders are patterns of individual behavior or how to relate to others that are completely rigid. This
rigidity will prevent individuals from adapting to external demands. Individuals with this personality disorder don't
feel the need to change their behavior. Types of personality disorders according to Cluster B where individuals with
this personality disorder show overly dramatic, emotional or erratic behavior are Antisocial, Borderline, Histrionic and
Narcissistic. Diagnosis on the form of behavior, mood, social interactions, and visible impulsive behavior. A convict
with a case history went to prison for a robbery and murder in a gold shop in 2007. The reason committed the robbery
was because wanted to live in luxury and be able to help his extended family. The proceeds from his robbery were used
to support his children and provide capital for his ex-wife's business. This client was diagnosed, Axis 1: - , Axis II: F60.8
Other typical personality disorders is Antisocial Personality Disorder, Preputation Depending Antisocial, Axis III: - ,
Axis IV: Problems with social environment, and problems related to law and V axis: GAF 50-41 = serious symptoms,
severe disability. Behavior changes that to help this client is to use the Cognitive Behavior Therapy approach.
Keywords: Antisocial; Cognitive Behaviour Therapy and Narcisstic

How to Cite: Fadilah, R. (2021), JAnalisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku
Kriminalitas Antisosial Pada Pria Di Lapas Kota X, Jurnal Diversita, 7 (1): 85-96.

85
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial

PENDAHULUAN melipatgandakan model penyesuaian style


Kepribadian dalam bahasa Inggris demikian, yang terjadi adalah gangguan
adalah personality, yang berasal dari Kepribadian. Itu berarti perkembangan ke
bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti arah personality style tertentu bisa
topeng dan personare, yang artinya menjadi predisposisi untuk gangguan
menembus Istilah topeng berkenaan kepribadian tertentu (Millon, 2004).
dengan salah satu atribut yang dipakai Gangguan kepribadian (personality
oleh para pemain sandiwara pada zaman disorder) merupakan kondisi ketika
Yunani Kuno. Melalui topeng yang individu memiliki pola pikir dan perilaku
dikenakan diperkuat dengan gerak-gerik yang tidak sehat. Saat mengalami
ucapannya, karakter tokoh yang gangguan kepribadian, individu tersebut
diperankan dapat dipahami oleh para akan merasa kesulitan untuk berhubungan
penonton. Selanjutnya, kata persona yang dengan orang lain. Ini menyebabkan
semula berarti topeng, diartikan sebagai keterbatasan dalam menjalin hubungan,
permainannya, yang memainkan peranan kegiatan sosial dan pekerjaan
seperti digambarkan dalam topeng (www.beritagar.id, 2018). Gangguan
tersebut. Kemudian oleh para ahli istilah kepribadian adalah ciri kepribadian yang
personality dipakai untuk menunjukkan bersifat tidak fleksibel dan lebih
atribut tentang individu, atau maladaptif yang menyebabkan disfungsi
menggambarkan apa, mengapa, dan yang bermakna dan penderitaan subjektif.
bagaimana tingkah laku manusia. (Alwisol, Individu dengan gangguan kepribadian
2010). memiliki respons yang benar-benar kaku
Seseorang dengan kemampuan- terhadap situasi pribadi, hubungan
kemampuan, ketakmampuan- dengan orang lain atau pun lingkungan
ketakmampuan, motif-motif, image sekitarnya (Maramis, 2004). Kekakuan
tentang langkungan, self image, model tersebut menghalangi mereka untuk
adjustment dan coping strategy yang menyesuaikan diri terhadap tuntutan
mencerminkan personality style tertentu, eksternal, sehingga akhirnya pola tersebut
bisa berhasil atau gagal dalam bersifat self defeating. Gangguan
menghadapi tantangan atau tuntutan kepribadian berbeda dari perubahan
lingkungan. Jika relasi interpersonal kepribadian dalam waktu dan cara
cukup luwes dan mekanisme coping bisa terjadinya dimana gangguan kepribadian
mengatasi friksi (pecah) yang ditimbulkan merupakan suatu proses perkembangan,
saat menghadapi situasi demikian, ia yang muncul ketika masa kanak-kanak
adalah individu normal dengan tipe atau remaja dan berlanjut sampai dewasa
kepribadian tertentu. Jika dengan coping (Kaplan, 2005).
andalannya friksi gagal diatasi dan dia Gangguan kepribadian saat ini dapat
bersikukuh pada model coping dan model dijumpai pada semua kelompok
penyesuaian demikian, dan dalam masyarakat dan di berbagai daerah.
perkembangannya tekanan friksi makin Tingkat prevalensi sepanjang hidup secara
kuat dan makin mengancam, upaya kasar hampir sama di seluruh dunia.
pertahanan makin bersikukuh dengan Gangguan ini mengenai hampir 1%

86
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.

populasi dewasa dan biasanya onsetnya berperilaku aneh, mengurung diri atau
pada usia remaja akhir atau awal masa menghindari interaksi sosial, sulit
dewasa. Pada laki-laki biasanya gangguan menjalin hubungan dekat dengan orang
ini mulai pada usia lebih muda yaitu 15-25 lain, kesulitan mengendalikan pikiran dan
tahun sedangkan pada perempuan lebih sering berprasangka buruk (DSM 5 dalam
lambat yaitu sekitar 25-35 tahun. Insiden Fadilah (2020)). Faktor-faktor yang
gangguan kepribadian lebih tinggi pada mempengaruhi kepribadian antara lain
laki-laki dari pada perempuan. World fisik, intelegensi, jenis kelamin, teman
Health Organization tahun 2000 sebaya, keluarga, kebudayaan, lingkungan
menyebutkan bahwa di seluruh dunia dan sosial budaya, serta faktor internal
terdapat 45 juta orang yang menderita dari dalam diri individu seperti tekanan
gangguan kepribadian. Gangguan emosional. Faktor Internal, yang meliputi:
kepribadian tidak mendapat perhatian dan faktor biologis dan bawaan, faktor genetis
90% diantaranya terdapat di negara atau bawaan sejak lahir dan merupakan
berkembang dan jumlah pasien yang pengaruh keturunan dari salah satu sifat
paling banyak terdapat yaitu di Western yang dimiliki salah satu atau kombinasi
Pasifik yaitu 12,7 juta orang. Penyakit ini dari kedua orang tua, tekanan emosional
mempengaruhi lebih banyak dari 1% yaitu faktor yang mempengaruhi
populasi. Persentase tersebut merujuk kepribadian salah satunya adalah faktor
pada 2,7 juta orang dewasa di Amerika internal dari dalam diri individu seperti
Serikat (Sari & Ramadhian, 2016). tekanan emosional (Fadilah & Madjid,
Gangguan kepribadian di Indonesia adalah 2020).
tiga sampai lima per 1000 penduduk. Kondisi ini bisa dimulai sejak remaja
Mayoritas pasien berada di kota besar. Ini atau awal masa dewasa, tetapi
terkait dengan tingginya stress yang penyebabnya belum jelas. Namun
muncul di daerah perkotaan. Dari hasil demikian, gangguan kepribadian dianggap
survei di rumah sakit Indonesia, ada 0,5- berasal dari kombinasi gen yang
1,5 perseribu penduduk mengalami diwariskan, keluarga, pengalaman masa
gangguan jiwa. Data yang didapat di RSJ kecil serta pengaruh lingkungan. Banyak
gangguan kepribadian menduduki orang tidak menyadari telah mengalami
peringkat kedua dari sepuluh diagnosa gangguan kepribadian. Akhirnya mereka
penyakit rawat inap dengan jumlah 497 tidak mencari bantuan dan bertahun-
orang (47.02%) dari 1.057 orang Pasien tahun bertahan hidup untuk tekanan.
gangguan kepribadian berisiko
meningkatkan risiko penyalahgunaan zat, Kasus
terutama ketergantungan nikotin. Hampir Seorang Wargabinaan di Lapas laki-
90% pasien mengalami ketergantungan laki sebut saja namanya S, usia 43 tahun
nikotin. Pasien gangguan kepribadian juga dan masuk penjara dikarenakan kasus
berisiko untuk bunuh diri dan perilaku perampokan disertai pembunuhan, ini
menyerang (Maramis, 2005). adalah kasus yang kedua, S dikenakan
Penderita gangguan kepribadian bisa sanksi pidana pasal 356 KUHP selama 10
dikenali dengan beberapa ciri yaitu: tahun yaitu kasus pencurian dengan

87
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial

kekerasan namun dikarenakan S METODE PENELITIAN


berkelakuan baik dan mendapatkan Penelitian ini adalah penelitian yang
beberapa kali remisi sehingga S hanya besifat kualitatif. Penelitian yang
menjalani hukuman 5 tahun. Perampokan digunakan yaitu penelitian kualitatif
disertai pembunuhan terjadi pada tahun deskriptif dengan metode studi kasus
2007 dimana S bertugas sebagai eksekutor (case study). Studi kasus adalah suatu
(pembunuh dengan menggunakan senjata penelitian kualitaif yang terperinci tentang
api) jika keadaan mengharuskan S untuk individu atau suatu unit sosial tertentu
membunuh, dan saat kejadian S selama kurun waktu tertentu, secara lebih
menembak 4 orang di TKP. Kasus 1 mendalam, bersifat komprehensif, intens,
perampokan tahun 2001 di S dijatuhi terperinci, dan mendalam serta lebih
hukuman 2 tahun 10 bulan. Alasan S diarahkan sebagai upaya untuk menelaah
melakukan perampokan adalah karena S masalah-maslaah yang bersifat
ingin hidup mewah dan bisa membantu kontemporer (Herdiansyah, 2015).
keluarga besarnya. Hasil rampokannya Data studi kasus dapat diperoleh dari
dipergunakan untuk membiayai anaknya semua pihak yang bersangkutan, dalam
dan memberi modal usaha mantan hal ini data diperoleh langsung dari
istrinya. Responden sebagai Subjek penelitian dan
S memiliki TB:169 cm, BB:84 kg didukung dari berita acara tahanan.
terlihat berbadan kekar. Memakai baju Tempat berlangsungnya penelitian berada
kaos berkerah warna coklat, celana di ruang perpustakaan Lembaga
panjang OR berwarna merah bertuliskan Permasyarakatan di kota X, identitas
“reebok: serta mengenakan sandal responden akan disamarkan mengingat
berwarna coklat. Selama bertemu dengan hal ini adalah privasi dari responden
S terlihat S selalu berpenampilan rapi dan sebagai subjek penelitian. Teknik
bersih serta selalu berganti pakaian pengumpulan data berupa observasi dan
dengan mengenakan pakaian yang interview dan dilengkapi dengan beberapa
bermerek. Kulit kuning langsat dan alat tes Psikologi untuk mendinamikakan
memiliki bentuk muka agak lonjong serta kepribadian dari responden tersebut.
berambut cepak dan sebagian rambutnya
telah berwarna putih. Ketika pertama kali HASIL DAN PEMBAHASAN
berkenalan, pemeriksa mengajak ANAMNESA
bersalaman, S menjabat tangan pemeriksa Bagian S adalah Laki-laki usia 43
sambil menyebutkan namanya, jabatan tahun, anak ke 7 dari 7 bersaudara. Sikap
tangan sangat erat dan kuat. S dapat ayah Sangat baik dan dekat dengan S
menjawab apa yang ditanyakan dengan sehingga semua keinginan S selalu
panjang lebar dengan suara yang keras dipenuhi., Sangat membanggakan S
dan lantang dengan posisi tangan karena prestasi S sebagai atlit bola yang
disilangkan didepan dada dengan diikuti sama dengan ayah dulunya dan selalu
kata ”siap”. melebihkan perhatian kepada S dibanding
saudara yang lain. Dalam hal pilihan
sekolah ayahlah yang menentukan, S harus

88
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.

masuk sekolah bola dari sejak SMP s/d layak sehingga S mencoba ke kota B untuk
SMU sehingga S harus mempertahankan bertemu dengan teman lamanya dan
prestasi belajarnya agar tidak dikeluarkan. diajak melakukan perampokan.
Ayah sangat dihormati orang-orang di Selama di Lapas S mendapatkan
kabupaten tempat S tinggal karena ayah tugas sebagai pembuka blok dimana S
dulunya adalah atlit. Ibu digambarkan mendapatkan keistimewaan dibanding
sebagai sosok yang cerewet dan sangat napi lainnya yaitu bisa keluar masuk
protective dalam hal ibadah , sangat tahanan lebih lama. S juga bertugas
menurut pada ayah , sering marah-marah sebagai Senior yang mengamankan daerah
dan jarang memperhatikan keinginan S ataupun bloknya jika ada permasalahan
berbeda dengan ayah. yang ditimbulkan oleh napi. Selama
Masa kecil S sangat bahagia karena bertugas sebagai pembuka blok S merasa
bisa membanggakan keluarga dengn belum ada permasalahan yang tidak dapat
prestasi menjadi pemain bola dan atlit diselesaikan sehingga teman-temannya
bola di sekolah bola. Selama 6 tahun sejak menghormati. Selama menjadi pembuka
SMP s/d SMU S tinggal di asrama sehingga blok S memiliki beberapa karyawan yang
tidak terlalu dekat dengan keluarga. Tidak bertugas untuk membantu pekerjaan S
ada aturan dalam pergaulan yang misalkan saja membersihkan tempat tidur
diharuskan oleh oarangtua, hanya saja dan membersihkan ruangan bahkan S
ayah selalu memberi contoh kepada S selalu membayar mereka dengan uang S
bahwa setiap orang harus ditemani. Hanya sendiri yang dititipkan melalui petugas. S
saat S berprestasi OR saja yang mengaku telah menghabiskan uang
diperhatikan oleh ayah, utk pendidikan di sebesar 100 juta selama 4 tahun dipenjara
sekolah ayah tidak pernah mengetahuinya di penjara untuk keperluan hidupnya dan
bahkan saat S beberapa kali mendapat juga untuk membiayai anak S.
hukuman karena bolos sekolah demi Kehidupan emosi S tergambar bahwa
bermain bola kakak S yang datang S merasa tidak pernah memiliki masalah
menjumpai kepala Sekolah. berat dan S berusaha sebisanya untuk
S menikah selama 7 tahun, bercerai 7 menyelesaikannya, S mudah sekali
tahun lalu dan kedua anaknya ikut dengan terpancing emosi jika berhadapan dengan
mantan istrinya di kota G setelah orang yang membuatnya kesal/marah
perceraian. Istri S adalah wanita yang baik, sehingga langsung memukul temannya
lembut dan bisa menjaga anak-anaknya. yang telah membuatnya marah. Saat kecil
Karena ketidakcocokan membuat S S sering sekali dipanggil oleh Kepala
memilih bercerai dikarenakan istrinya Sekolah di SD saat ketahuan berkelahi
ingin kembali ke kota kelahirannya dengan teman-teman di kelasnya
bersama sedangkan saat itu mereka dikarenakan S diejek ataupun diremehkan
tinggal di kota P setelah S dipecat dari oleh teman-temannya, saat itu sudah 5X S
TNI-AD. Setelah keluar dari TNI S dipanggil menghadap Kepala Sekolah dan
berjualan buah-buahan seperti ayahnya kakak S yang selalu menghadiri panggilan
namun hal tersebut dirasa masih kurang tersebut untuk mewakili ayah S dan
untuk menghidupi anak-anaknya dengan orangtua S tidak mengetahui tentang

89
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial

kenakalan anaknya di sekolah. S masih kesuksesan, kekuatan, kecerdasan,


menyimpan kekesalan kepada mantan kecantikan, dan cinta ideal, kebutuhan
istri dan keluarga ipar istrinya dimana S besar untuk dikagumi oleh orang lain serta
merasa apa yang dialami S sekarang kurangnya kemampuan untuk berempati.
adalah disebabkan oleh mereka karena Kriteria gangguan kepribadian Narsisitik
mereka yang telah menjebak S sehingga S (DSM-5, 2013) yaitu: Perasaan hebat
berhasil ditangkap oleh polisi selama bahwa dirinya adalah individu yang
pelariannya. Aspek Dorongan terlihat penting: Memiliki perasaan hebat bahwa
bahwa S memiliki cita-cita menjadi dirinya adalah individu yang penting
anggota dewan setelah keluar penjara. Jika (misalnya: membesar-besarkan bakat dan
S menginginkan sesuatu maka teman- prestasi yang dimiliki, berharap diakui
temannya yang di kota asal S memenuhi sebagai individu yang superior tanpa
semua keinginan S tidak pantang disertai dengan prestasi yang sepadan).
menyerah. Aspek Relasi Sosial terlihat Artinya bahwa individu yang mengalami
bahwa dirinya adalah tipe orang yang gangguan kepribadian narsistik memiliki
mudah bergaul seperti ayahnya. S jarang keyakinan atas kemampuan diri yang
sekali terbuka ataupun mengutarakan hal berlebihan, memiliki sifat egois yaitu
yang sangat rapribadi kepada temannya. S mengutamakan kepentingan pribadi serta
merasa bahwa teman-temannya di penjara memiliki perasaan superioritas
menghormati S sehingga S harus (berkuasa).
menunjukkan perilaku yang baik agar bisa Asik dengan fantasi tanpa batas
menjadi panutan dan contoh bagi napi tentang kesuksesan, kekuatan, kecerdasan,
lainnya. Banyak orang yang segan dan kecantikan, atau cinta ideal. Artinya
menghormati S bahkan petugas yang bahwa individu dengan gangguan
berjaga di Lapas pun sangat mengenal S kepribadian ini memiliki pemikiran yang
dengan baik. terpaku pada khayalan akan apa yang ada
didirinya dan keberhasilan yang diraihnya.
PEMBAHASAN Keyakinan bahwa dirinya “istimewa”.
Gangguan kepribadian Narsisitik ini Mereka merasa hanya dipahami oleh
dimulai pada masa remaja, dewasa awal, orang yang istimewa, atau seharusnya
hingga masa dewasa dan tampak dalam hanya berhubungan dengan orang-orang
berbagai konteks. Berdasarkan anamnesa istimewa lain atau orang-orang yang
dan interpretasi dengan menggunakan berstatus tinggi. Keyakinan bahwa dirinya
alat tes Psikologi, ditemukan adanya merupakan individu yang “Istimewa dan
perilaku yang terlalu dramatis, emosional Unik” sehingga hanya dapat dipahami atau
berlebih atau tidak menentu yang masuk seharusnya hanya berhubungan dengan
dalam kategori gangguan Kepribadian orang-orang yang spesial atau yang
Kluster atau Kelompok B (Nevid, 2005). memiliki kedudukan yang tinggi. Artinya
Kecenderungan kepribadian narsistik individu dengan kepribadian ini merasa
adalah suatu pola kepribadian yang bahwa dirinya berbeda dari individu yang
menetap ditandai dengan adanya fantasi lain, sehingga individu memiliki keyakinan
atau perilaku berlebihan terhadap bahwa dirinya hanya dapat berteman

90
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.

dengan orang yang sepadan dengannya. cemburu yang berlebih kepada orang lain
Mengeksploitasi orang lain untuk atau merasa bahwa orang lain cemburu
mencapai tujuannya. Mereka sanggup atau iri terhadap dirinya. Menunjukkan
mengambil keuntungan dari orang lain perilaku sombong/angkuh. Artinya bahwa
demi menambah kekuasaannya dan individu dengan kepribadian ini
menuntut orang lain memenuhi menunjukkan perilaku yang merendahkan
keinginannya walaupun orang lain harus atau meremehkan orang lain, serta senang
mengorbankan kebutuhannya. memperlihatkan barang yang dimiliki
Kebutuhan yang berlebih untuk (pamer) kepada orang lain.
dikagumi, dipuja, serta diperhatikan. Campuran kepribadian lainya dapat
Artinya bahwa individu dengan dilihat pada diri S adalah gangguan
kepribadian ini memiliki keinginan untuk kepribadian Antisosial. Individu dengan
menjadi pusat perhatian. Sering iri Gangguan Kepribadian Antisosial
terhadap orang lain atau percaya bahwa menampilkan pola yang telah
orang lain iri kepadanya. Mereka merasa terinternalisasikan (terserap) dalam diri
orang lain selalu iri atas kesuksesan dengan mengabaikan orang lain dan suka
dirinya sehingga menyebabkan untuk melanggar hak orang lain dan atau
hubungan mereka dengan aturan masyarakat. Gejala muncul
lingkungannya cenderung dangkal karena pertamakali biasanya pada usia 15 tahun
tidak dapat menjalin hubungan timbal dalam bentuk perilaku Berulangkali
balik yang seimbang dengan orang lain. melakukan pelanggaran hukum, Suka
Memiliki perasaan bernama besar yaitu berbohong dan menipu, Agresivitas secara
harapan yang tidak masuk akal akan fisik, Ceroboh (Reckless) dan mengabaikan
perlakukan khusus. Menuntut untuk keselamatan diri sendiri atau orang lain,
dipenuhi secara otomatis dan sesuai Konsisiten tidak bertanggung jawab dalam
dengan harapannya. Eksploitatif secara lingkungan kerja dan terhadap keluarga
interpersonal, yaitu dengan mengambil dan Kurang dan tidak adanya penyesalan
keuntungan dari orang lain untuk (Millon, 2004).
mencapai tujuannya sendiri. Artinya Adapun ciri-ciri Gangguan
bahwa individu dengan kepribadian ini Kepribadian Antisosial menurut DSM-5
akan memanfaatkan kemampuan orang dapat dilihat dari adanya
lain untuk kepentingan pribadi. ketidakmampuan mengikuti perilaku yang
Kurang memiliki empati, tidak mau disetujui kebanyakan orang, tidak malu
mengenali atau mengetahui perasaan untuk menipu dan melakukan kejahatan
serta kebutuhan orang lain. Artinya bahwa pada orang lain, Hanya dapat di diagnosa
individu dengan kepribadian narsistik pada usia ≥ 18 tahun, Kriteria: jika
cenderung memiliki kepedulian yang menemukan 3 hal yaitu: pencurian,
rendah antar individu. Memiliki perasaan merusak (vandalism), perilaku agresif
iri terhadap orang lain, atau percaya berlebihan, Untuk usia < 15 tahun:
bahwa orang lain iri terhadap dirinya. memiliki masalah perilaku: tidak
Artinya bahwa individu dengan bertanggung jawab atas keuangan,
kepribadian ini memiliki perasaan melakukan hal-hal yg melanggar hokum.

91
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial

Adapun Karakteristik Umum dari Defending adalah sesuatu yang tidak


gangguan kepribadian (Gerald, 2006) mudah diabaikan, diperlakukan dengan
diantaranya: adanya perkembangan hati ketidakpedulian, dianggap enteng, atau
nurani yg tdk adekuat, perilaku Impulsif dipermainkan.
dan tdk bertanggung jawab, kemampuan
menampilkan diri “baik” (good front) dan ANALISIS HASIL ASSESMEN PSIKOLOGI
memperdaya orang lain, adanya a. Rosrarch
penolakan atas otoritas (aturan) dan tdk S adalah individu yang memiliki
mampu mengambil manfaat dari gangguan afeksi dimana adanya
pengalaman sebelumnya dan tdak mampu kebutuhan afeksi yang tinggi namun S
menjaga dan mempertahankan hub berusaha untuk tidak memperlihatkannya
interpersoanal yg baik. (D=40%). Kartu terlama adalah Akromatik
Diagnosis yang dapat ditegakkan sehingga mengindikasikan bahwa S sangat
dalam pemeriksaan kasus S ini adalah terganggu akan shading (afeksi) dan
Aksis 1: tidak ada diagnostik, Aksis II: shading baru muncul pada kartu IV dan
F60.8 Gangguan kepribadian khas lainnya Kartu IX dimana afeksi akan muncul pada
yaitu Gangguan Kepribadian Antisosial, saat S tergugah oleh hal-hal yang
predisposisi kepribadian Antisosial menimbulkan emosi dan kekerasan. S
dengan campuran narsistik (Preputation sebenarnya sangat mudah tergugah oleh
Depending Antisocial), Aksis III: tidak ada, stimulus emosi namun dikarenakan S
Aksis IV: Masalah dengan lingkungan tidak berdaya sehingga S lebih memilih
sosial, dan masalah berkaitan dengan menyembunyikannya agar S selalu terlihat
hukum dan Aksis V: GAF 50-41= Gejala baik untuk tetap dapat menyesuaikan diri
berat (serious), disabilitas berat (Maslim, sesuai dengan yang diharapkan oleh
2001). Perubahan perilaku yang dapat lingkungannya (Antisosial yang narsis),
dilakukan untuk membantu klien ini hal ini dapat dilihat dari kartu berwarna
adalah dengan menggunakan pendekatan lebih cepat daripada kartu Achromatic dan
Cognitif Behavior Therapy (CBT). jumlah respon yang Populer ada 4 dari 10
Pada pemeriksaan Psikologi ini Respon. Respon pada KVII adalah wayang,
menunjukkan bahwa S menderita dimana S mengalami kesulitan dalam
gangguan kepribadian Campuran mengeluarkan respon dikarenakan
Antisosial dengan Narcistic (Reputation waktunya paling lama kedua setelah kartu
Defending Antisocial) (Millon, 2004). shading KVI (Klopfer, 1962). Hal ini
Mereka yang memiliki tipe campuran mengindikasikan bahwa S memiliki
kepribadian antisosial dengan kepribadian hubungan yang tidak baik dengan ibunya,
narsistik ini akan termotivasi oleh ibu yang cerewet dan sering marah-marah
keinginan untuk mempertahankan dan disimbolisasikan sebagai wayang dimana S
memperluas reputasi keberanian dan tidak berdaya dikendalikan oleh wayang,
ketangguhan yang dimilikinya. Dengan dalam hal ini adalah ibunya. Hal ini juga
demikian, mereka terus-menerus waspada dapat dilihat dari tugas S disetiap aksi
terhadap kemungkinan dilecehkan. perampokan adalah sebagai eksekutor,
Lingkungan harus tahu bahwa Reputation bukannya sebagai pemimpin sehingga S

92
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.

harus puas sebagai wayang (eksekutor) mengindikasikan bahwa S kemungkinan


dan diperintah-perintah oleh pimpinan mengalami gangguan problem disiplin.
perampokan. Skor rendah pada subtes Aritmatic
Gangguan afeksi yang dialami oleh S menggambarkan bahwa S kemungkinan
membuat S tidak memiliki rasa empati memiliki kepribadian Narsis dikarenakan
terhadap lingkungannya sehingga S subtes ini sangat peka terhadap gangguan
memilih bertugas sebagai eksekutor dalam kecemasan (Ogdon hal 12 A9). Skor
melakukan tindakan kejahatan pada kasus rendah pada subtes P.Arrangement
perampokan yang disertai pembunuhan, menggambarkan bahwa S memiliki sifat
hal ini dapat dilihat dari H=10% dan M impulsif dengan ketidakmampuan untuk
yang Flexor menunjukkan bahwa nilai M menjalin relasi yang baik dengan orang
nya tidak begitu bagus sehingga dalam lain (Ogdon hal 15, A1). Skor rendah pada
melakukan prognosa (kesembuhan) subtes D.Symbol menggambarkan bahwa S
nantinya akan mengalami kesulitan mengalami kecemasan dikarenakan
(Ogdon, 1974). perasaan akan frustrasi yang dialaminya
sehingga S tidak berdaya saat
b. Weschler Binnet (WB) menyalurkan emosinya dengan
S memiliki skor IQ=93, yang masuk melakukan tindakan kejahatan dan
kedalam kategori rata-rata atau average. berusaha untuk tetap tampil baik
Nilai PIQ (96) lebih besar dari pada VIQ dihadapan orang lain (Ogdon hal 18, A1).
(93) meskipun perbedaannya tidak Hal tersebut diatas menunjukkan
signifikan, hal ini dapat terjadi pada bahwa S memiliki gangguan dalam
individu yang mengalami gangguan problem disiplin sejak kecil sehingga S
impulsif dan individu yang memiliki lebih sering menyalurkan kegiatannya
orientasi kegiatannya kearah power kearah power yaitu berkelahi, namun S
seperti halnya pada psikopat, narsis dan juga merasa tidak berdaya untuk
Antisosial yang mengindikasikan bahwa S mengarahkan semua power yang
telah mengalami gangguan kepribadian dimilikinya untuk menyakiti orang lain
(Ogdon, 1974). dikarenakan S berusaha untuk
Skor tinggi pada subtes menampilkan sosok yang baik agar S
Comprehension menggambarkan bahwa S mendapat pengakuan dari lingkungannya.
mengalami gangguan Psikopat ataupun
Antisosial (Ogdon hal 10, B3) dimana c. Grafis: BAUM test
subtes ini menjaring kemampuan Gambar dibuat dengan sangat besar
penilaian praktis, common-sense atau dengan posisi kebawah kertas
practical judgement dan pengetahuan menunjukkan adanya agresifitas yang
tentang standar perilaku. Skor tinggi pada tinggi dan keinginan untuk acting out
subtes Information menggambarkan (Ogdon hal 69, A1) namun S mengalami
bahwa S memiliki orientasi prestasi yang frustasi saat S menampilkan
sangat tinggi dengan mempergunakan agresifitasnya. Akar digambar menyerupai
Intelektualisasi yang dimilikinya (Narsis). cakar ataupun kuku yang runcing
Tingginya subtes Object Assembly menunjukkan bahwa S memiliki

93
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial

agresivitas yang kuat dan hal 87, G 2,3) sehingga hal ini memperkuat
mengindikasikan kearah agresivitas sifat Narsis yang dimiliki oleh S. Kepala
paranoid (Koch, 1952). Mahkota tertutup digambar kecil berbeda dengan ukuran
digambar dengan garis-garis shading yang badan yang sangat besar mengindikasikan
menyerupai daun didalam mahkota bahwa S memiliki perasaan yang tidak
mengindikasikan bahwa S memiliki adekuat akan intelektual, relasi social dan
adanya gerakan ataupun aktivitas untuk seksualitas (Ogdon, 1974) .
mendramatisir lingkungan secara
emosional yang memperkuat sifat Narsis Grafis: Tes Wartegg Zeichen (WZT)
(Ogdon, 1974). Gambar-gambar yang dibuat S masih
menunjukkan akan simbol ataupun atribut
Grafis: Draw A Person (DAP) militer dimana dulunya S bekerja sebagai
Gambar yang dibuat memiliki mantan anggota TNI- AD sehingga masih
perbedaan dengan gambar BAUM dapat dilihat bahwa S memiliki agresivitas
dikarenakan pada gambar orang ini S yang tinggi. Menurut Kinget, Marian
menggambar dengan ukuran yang kecil (2007) bahwa interpretasi S terhadap
dengan posisi kebawah kertas lingkungan buruk sehingga hal ini akan
menunjukkan adanya perasaan tidak menyebabkan S berperilaku antisocial (R2
aman (insecure) dan tidak berdaya gambar orang tidak punya pupil dan
(inadekuat) untuk menampilkan merupakan Stimulus Insensibility). Hal
agresivitasnya pada masa anak-anak dan tersebut juga dikuatkan dengan beberapa
remaja (Ogdon hal 69, E1) dan S respon yang digambar tidak sesuai dengan
mengalami frustasi akan hal tersebut. respon yang diharapkan (Insensibility
Gambar orang tanpa ada pupil matanya pada R1,7,8,5,2).
yang mengindikasikan bahwa S memiliki
interpretasi tentang lingkungan yang d. Personality Belief Questionnaire
buruk sehingga memperkuat sifat (PBQ)
antisocial yang dimiliki oleh S. Kaki dan Hasil dari perhitungan PBQ yang
bahu yang digambar dengan tarikan garis diperoleh dari 3 peringkat teratas dapat
yang banyak menyerupai shading dilihat bahwa S kemungkinan memiliki
menunjukkan bahwa S mengalami tipe kepribadian Narsis, Anti social dan
kebingungan akan pengakuan diri yang terakhir adalah Histrionik.
mengenai kekuatan fisik sebagai simbol
kejantanan (Machover, Karen 1999). Hal e. Tes Edward Personal Preference
ini juga diperkuat dengan gambar sepatu Schedule (EPPS)
yang digambar sama dengan bahu dan Hasil tes ini tidak dapat
kaki yang menyerupai simbol seksualitas. diterjemahkan dikarenakan jumlah
Gambar orang dibuat dengan Konsistennya hanya 7 sehingga tidak
menggunakan aksesoris seperti kancing dapat dilihat kearah mana tipe
dan kantong (saku) mengindikasikan kepribadiannya. Hal ini disebabkan karena
adanya regresi yang bersifat egosentris subjek tidak konsisten menjawab dan
yang biasa dialami oleh anak-anak (Ogdon terkesan asal-asalan mengisinya.

94
Jurnal Diversita, 7 (1) Juni 2021: 85-96.

Berikutnya akan dijelaskan dinamika menunjukkan bahwa S mengalami


kepribadian S dalam Skema Gangguan gangguan kepribadian Campuran
Kepribadian Narsis yang Antisosial Antisosial dengan Narcistic (Reputation
(Reputation Defending Antisocial) dibawah Defending Antisocial). Mereka yang
ini: memiliki tipe campuran kepribadian
Subjek antisosial dengan kepribadian narsistik
Ayah Sering bolos sekolah dikarenakan main Ibu termotivasi oleh keinginan untuk
Baik dan dekat dengan S, bola, 5x dipanggil KepSek karena Sering marah dan
selalu membanggakan S memukul teman cerewet, mempertahankan dan memperluas
dan terkadang jarang protective dalam
memperhatikan keinginan Subjek menjadi individu yang mandiri
agama reputasi keberanian dan ketangguhan
S yang lain (independent)
yang dimilikinya. Dengan demikian,
Tidak sabaran/Egosentris(Ro,WB,DAP) dan
pemarah/Impulsif (P.Arr--) mereka terus-menerus waspada terhadap
Independen Aktif= Antisosial
kemungkinan dilecehkan. Lingkungan
harus tahu bahwa Reputation Defending
Acting-out = memukul teman di sekolah karena
diledekin. WZT,Baum, D.Sym- Ro,DAP),Ro,DAP) adalah sesuatu yang tidak mudah
diabaikan, diperlakukan dengan
Atlit sepakbola Berkelahi di sekolah ketidakpedulian, dianggap enteng, atau
dipermainkan.
Ada aturan-aturan dari pelatih dalam Tidak ada aturan dalam memukul dan menendang
menendang bola Berbagai strategi dan teknik
Kepribadian Anti Sosial semakin kuat = arogan Intervensi yang dapat digunakan untuk
Berhenti
membantu individu dengan gangguan
Jadi TNI dan atlit bola kepribadian AntiSosial dengan Narcistik
Merasa hebat (Narsis) antara lain:
1) Terapi kelompok (Group Therapy):
Fantasi tapi ternyata tdk hebat →fantasi yg menyakitkan
(Ro,DAP) dimana klien digabungkan dengan
Frustasi = Merasa terancam jika kehilangan sesuatu yang hebat
yang lainnya agar klien mampu
(D.Sym-, DAP, Arith--, Baum) meningkatkan kemampuan
empatik terhadap orang lain
Penguat : Predisposisi :
-Dipecat dari TNI-AD Arogan kembali= Merampok agar bisa Ditolak keinginannya sehingga hati nurani mereka yang
-Bercerai dengan istri jadi anggota Dewan (Baum, OA++, Ro) oleh pimpinan di
-Kondisi ekonomi TNI-AD untuk selama ini selalu membenarkan apa
menurun Jadi eksekutor karena merasa bergabung dengan
Club Bola terkenal
yang telah mereka lakukan tanpa
hebat bisa menembak
melihat dampak yang ditimbuklan
Reputation Defending (Campuran Gangguan bagi orang lain. Didalam kelompok
Kepribadian Anti Sosial- Narsis) ini klien dapat berbagi (sharing)
dengan sesamanya agar tumbuh
Gambar: Skema Kepribadian Campuran rasa perhatian sehingga wawasan
Narsis-Antisosial (Reputation Defending) mereka bertambah.
Sumber: Peneliti sesuai dengan teori 2) Terapi Kognitif: untuk mengatasi
gangguan kepribadian Antisosial
SIMPULAN dapat diberikan dengan cognitive
Analisis untuk dinamika Kepribadian techniques dari Beck and Freeman
yang dimiliki S berdasarkan anamnesa dan (1990). Pada terapi ini, terapis
interpretasi hasil alat tes Psikologi, harus membantu merubah skema

95
Risydah Fadilah. Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial

yang maladaptive yang pada Bruno, K., & Davidson, H. H. (1962). The Rorschach
Technique An Introductory Manual. New
awalnya Klien mempunyai York: Harcout Brace Jovanovich, Inc.
keyakinan bahwa dia akan senang Davison, G. C. (2006). Psikologi Abnormal (9th ed.).
ketika mampu melepaskan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Fadilah, R., & Madjid, A. (2020). Patience therapy to
kemarahannya tanpa reduce adolescents’ anxiety assessed from
menghiraukan dampak dari yang personality and parenting. International
Journal of Islamic Educational Psychology
telah dilakukannya. Terapis harus
(IJIEP), 1(1), 1–11.
memberi keyakinan bahwa asusmi Heriansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian
itu salah, tingkah laku itu sangat Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi. Salemba
Humanika.
berbahaya dan tidak akan diterima. Kaplan, H. I. (2005). Sinopsis psikiatri ilmu
Sehingga tujuan dari terapi kognitif pengetahuan perilaku psikiatri klinis (7th
ini adalah membantu klien ed.). Bina Rupa Askara.
Kinget, M. (1952). The Drawing-Completion Test A
mengevaluasi mengenai Projective Technique for the Investigation of
konsekuensi dari tingkah laku Personality-Based on The Wartegg Test
Blank. New York: Grune & Stratton.
agresi mereka dan bagaimana
Kinget, M. (2007). Wartegg Tes Melengkapi
dampak yang kurang baik bagi Gambar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
setiap orang atas tingkah lakunya. Koch, C. (1952). The Tree Test, The Tree-Drawing
Test as an aid In Psychodiagnosis. USA: Hans
Kombinasi antara cognitive Huber Publisher Berne.
techniques dengan behavioral (CBT): di Maslim, R. (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa- PPDGJ
mana terapis dan klien melakukan Role III dan DSM-5 (1st ed.). Jakarta; Nuh Jaya.
Meramis, W. (2004). Catatan ilmu kedokteran jiwa.
Play seolah-olah berada dalam situasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
social dimana klien merupakan orang yang Millon, T. (2004). Personality Disorders in Modern
Life (2nd ed.). John Wiley & Sons.
suka marah yang meledak-ledak dengan Nevid, J. S. (2005). Psikologi Abnormal (5th ed.).
menggunakan kekerasan, kemarahan itu Erlangga.
dilepaskan kemudian dikendalikan. Dalam Ogdon, D. P. (1974). Psychodiagnostics and
Personality Assessment: A Handbook (2nd
hal ini terapis mengajarkan kepada klien ed.). California: Western Psychological
bagaimana tehnik dalam mengatur impuls Service.
Paul, R. R. (2005). Personality-Guided Cognitive
sehingga akan meningkatkan kemampuan
Behavioral Therapy (1st ed.). Washington:
klien dalam mengontrol kemarahannya. American Psychological Association.
Latihan relaksasi bisa dilakukan untuk Sari, M. N., Sulistiono, A., & Ramadhian, M. R.
(2016). Gangguan Kepribadian dan Perilaku
membantu mengurangi frustasi supaya Akibat Penyakit, Kerusakan, dan Disfungsi
emosinya tidak meluap-luap (Rasmussen Otak pada Pria Usia 45 Tahun. Medula Unila,
Paul, R, 2005). 6(1).

DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi.
UMM Press.
APA. (2013). Diagnostic and statistical manual of
mental disorders: DSM-5 (5th ed.).
Washington: American Psychiatric
Association.
Aprilia, F. (2018). Gangguan Kepribadian Narsistik.
https://www.halodoc.com/kesehatan/gang
guan-kepribadian-narsistik

96

Anda mungkin juga menyukai