OLEH:
Tasya Ardiani
111 2020 2100
PEMBIMBING:
dr. Mayamariska Sanusi, Sp.KJ
SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada
dan kritik dari berbagai pihak akhirnya Referat ini dapat terselesaikan serta
tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tulisan ini.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala
dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Referat ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
yang kompleks dan kronis yang terkait erat dengan pelecehan anak yang
parah, terutama anak usia dini. Anak-anak yang telah dianiaya atau
tampak meningkat di antara pasien rawat jalan psikiatri remaja dan di unit
kondisi ketika gejala inti DID tetap tidak aktif sampai peristiwa stres
sama lain tidak saling memengaruhi juga yang muncul serta mengambil
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
beberapa budaya), dengan diskontinuitas dalam rasa diri dan agensi, dan
berusia remaja. Kira-kira tiga sampai sembilan kali lebih banyak wanita
dari pada laki-laki yang didiagnosis memiliki gangguan ini dan wanita
cenderung memiliki jumlah alter yang lebih banyak dari pada laki-laki.
1,5%. Prevalensi lintas jenis kelamin dalam penelitian itu adalah 1,6%
untuk pria dan 1,4% untuk wanita. Pasien dapat menghabiskan waktu
2.3 Etiologi
kombinasi dari kedua trauma parah (yang mungkin dalam bentuk apa pun-
pengaruh media. 5
dibalik DID. Teori ini menjelaskan faktor predisposisi untuk disosiasi, yang
pada penenangan diri anak untuk menoleransi stresor ini. Keempat faktor
2.4 Patofisiologi
berbeda dari yang lain, dan bahkan mungkin berbeda dalam bahasa dan
rapuh dan sensitif. Tapi dia juga memiliki kepribadian berbeda yaitu
dilakukan
dilakukannya. 6
suatu zat
kepala , usia tua atau penyebab medis yang lain, melainkan karena
dan depresi. 7
2.6 Diagnosis
melalui riwayat terperinci yang diambil oleh praktisi psikiatri dan psikolog
penilaian longitudinal dalam jangka waktu yang lama dan anamnesis yang
pencitraan otak. 5
besar namun memiliki kriteria yang lebih spesifik yang diuraikan oleh
(DSM-5) untuk DID mencakup setidaknya dua atau lebih kepribadian yang
secara langsung terkait dengan penggunaan zat atau bagian dari norma
2.7 Tatalaksana
Beberapa pendekatan pengobatan gangguan identitas disosiatif
traumatis
karena banyak pasien datang dengan ide bunuh diri dan perilaku melukai
dunia. Melalui semua fase pengobatan, aliansi terapeutik yang kuat dan
kepercayaan didorong. 5
pada dasarnya sekunder dari beberapa gejala yang tumpang tindih antara
gangguan kepribadian ambang dan DID. Bahkan dengan pendekatan
sehari-hari. 5
terapi. Pasien DID lebih dapat dihipnotis daripada populasi klinis lainnya
menurut literatur. Ada beberapa penelitian baru-baru ini pada tahun 2009
proses terapeutik. 5
hadir dengan gejala disosiasi dan amnesia, yang juga terlihat pada pasien
diagnosis banding. 5
2.9 Prognosis
Prognosis individu dengan gangguan identitas disosiatif tergantung
2.10 Pencegahan
berkomunikasi satu sama lain, dan ini harus diakui. Di sisi lain, pasien DID
KESIMPULAN
budaya), dengan diskontinuitas dalam rasa diri dan agensi, dan dengan
1,5%. Prevalensi lintas jenis kelamin dalam penelitian itu adalah 1,6%
untuk pria dan 1,4% untuk wanita. Diagnosis gangguan identitas disosiatif
ego yang terpisah, atau berubah dan berbeda dalam eksistensi, perasaan,
serta sikap yang satu sama lain tidak saling memengaruhi juga yang
3. Rehan MA, Kuppa A, Ahuja A, Khalid S, Patel N, Budi Cardi FS, et al.
2016;24(4):257–70.
NBK568768/
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3592/1/Nur Naafilah_opt.pdf
Humanit. 2020;2(2):123–36.