Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SALING MENASEHATI
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

KELOMPOK 2
ISMAIL USMAN
ASPAR
AYU ASTUTI
RISMA RAMADANA
MARYAM AZZAHRA

SMA NEGERI AJIBARANG


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Agama Islam yang
diberikan oleh Bpk. Abdul Qodir Ahwandi S,Ag selak guru pembimbing tugas ini. Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Penulis
Daftar isi
Halaman cover…………………………………………………….......1

Kata pengantar..……………………………………………………….2

Daftar isi ….………………………………………...………………...3

Pendahuluan ..……………………………………...…………………4

Rumusan masalah…………………...………………………………...4

Manfaat………………………………………………………………..4

Isi ……………………………..………………………………………5

Penutup ……...………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA…………………………...…………………..14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada era saat ini saling menasehati kepada sesama manusia seakan telah terhapus oleh
pergerakan zaman yang kian menghanguskan attitude anak-anak muda sekarang. Padahal dalam
Al-qur’an telah disebutkan perintah untuk saling menasehati dalam kebaikan dalam surah Al-
‘Ashr/103 ayat 1-3. Perintah tersebuut menjelaskan kewajiban kita sebagai umat manusia untuk
berbuat baik dan saling menasehati dalam kebaikan. Namun, kenyataan yang kita jumpai saat ini
yang terjadi adalah bukan saling menasehati tetapi saling melupakan.
Menyadari betapa pentingnya kultur saling menasehati dalam kehidupan sehari-hari
sebagai masyarakat Indonesia dan sebagai penyempurna akhlak kita sebagai umat muslim,
makalah ini bertujuan untuk membagun kembali kultur atau budaya yang kian merosot karena
dampak globalisasi yang mengakibatkan tingginya tingkat individualisme. Di dalam Al-Qur’an
QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kdua orang tua. Syukur
kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang rendah
berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur
Rasyidin. Sedang bersyukur kepada kedua orang tua adalah hormat dan patuh mereka.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita untuk menyempurnakan sikap
kita sebagai makhluk ciptaan Alloh yang sempurna.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apa makna dari saling menasehati?
2) Bagaimana cara kita agar menjadi manusia yang peduli?
C. Manfaat
1) Setelah menbaca makalah ini, semoga pembaca dapat mengambil manfaatnya
2) Semoga pembaca dapat memberikan kritik dan saran untuk menunjang penulisan makalah
berikutnya dimasa yang akan datang
BAB 2
ISI

A. Makna Saling Menasehati dan Berbuat Ihsan


Nasihat berasal dari bahas Arab, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia nasihat diartikan
secara sederhana mauizah yaitu; ajaran atau pelajaran yangbaik; atau diartikan anjuran (petunjuk,
peringatan, teguran) yang baik, kehendak baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan
kebaikan, saling menghendaki kebaikan, dan saling mengingatkan. Dalam al-Qur’an tidak
didapati kata nasihat kecuali akar kata seperti kata nashahû ‫ص ُحوا‬
َ َ‫ ن‬yang berarti ikhlas nasihat
kepada Allah dalam QS. Al-Taubah/9: 91 dan kata Nâshihunberarti penasehat.
dalam QS. Al-A’raf/7: 68.
Kata “nasihat” banyak disebutkan dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim dari Tamim al-Dariy, Rasulullah saw bersabda:

َ ‫سو ِّل ُِّهُ َو ِِّلَئِّ َّم ُِّةُ ْال ُم ْسلِّمِّ ينَُُ َو‬
)‫عا َّمتِّ ِّه ُْمُ(صحيحُمسلم‬ َُِّّ ِّ ُ‫ل‬
ُ ‫لِلُ َو ِّل ِّكت َابِّ ُِّهُ َول َِّر‬ ُْ ‫صي َح ُةُُقُ ْلنَاُ ِّل َم‬
َُ ‫نُقَا‬ ِّ َّ‫الدِّينُُُالن‬

Agama itu nasihat, kami bertanya: Untuk siapa ? Beliau menjawab untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-
Nya, para pimpinan kaum msulimin dan umumnya kaum msulimin. (HR. Muslim)

Mayoritas isi kandungan agama adalah nasihat. Ada beberapa pengertian nasihat yang
berbeda bergantuk konteks kepada siapa nasihat itu diberika. Al-Khathabiy dan ulama lain
memberikan arti nasihat sebagaimana yang dikutib oleh al-Nawawi pada sayarah Muslim sebagai
berikut:

1. Nasihat untuk Allah diartikan beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mematuhi
segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

2. Nasihat bagi kitab Allah, maknanya beriman keagungan kalam Allah al-Qur’an, membaca,
memahami dan mengamalkannya

3. Nasihat kepada Rasul-Nya, maknanya mengimani kebenarannya, patuh segala yang datang dari
padanya dan menghidupkan Sunah-sunahnya

4. Nasihat terhadap para pimpinan umat Islam, artinya membantu mereka dalam melaksanakan
kebenaran, taat segala perintahnya dan memberikan masukan saran secara sopan jika mereka
menyimpang.

5. Nasihat kepada kaum muslimin semuanya, artinya memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
mereka untuk kemaslahatan dunia dan akhirat serta mencegah gangguan mereka

6. Kata Nasihat sinonim mauizhah sebagaimana yang disebutkan akar kata pada QS. Lukman/31 :
13 mauizhanya Lukman terhadap anaknya.
a. Sedangkan Ihsan secara sederhana diartikan berbuat baik. Berbuat baik adakalanya dalam ibadah
dan adakalanya bermuamalah dengan sesame manusia. Ihsan dalam ibadah sebagaimana Hadis
Rasulillah ketika ditanya oleh Jibril:

ُْ ِّ‫ُفَإ‬،ُ‫نُت َ ْعبُ ُدَُللاُُِّكَأَنــَّـكَُُت ََراه‬


ُْ ‫نُلَ ُْمُت َ ُك‬
)‫نُت ََرا ُهُُفَإِّنَّ ُهُُيَ َراكَُُُُ…(رواهُمسلم‬ ُْ َ ‫ُأ‬:ُ‫ل‬
َُ ‫ساِّنُقَا‬
َ ْ‫اإلح‬
ِّ ُ‫ن‬
ُِّ ‫ع‬ ُْ ِّ‫لُفَأ َ ْخبِّ ْرن‬
َ ُ‫ي‬ َُ ‫قَا‬
Kemudian dia berkata lagi, “Beritakan padaku tentang Ihsan”. Lalu Rasul bersabda: “Kamu
menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak dapat melihat-Nya maka
sesungguhnya Allah melihat kamu”…(HR. Muslim)

Ihsan dalam ibadah berarti membaguskan ibadah, yaitu menyembah Allah seolah melihat-Nya
atau kalau tidak bisa sesungguhnya Allah melihat kita. Maknanya usahakan ibadahnya dibuat
yang paling bagus dengan menjaga adab dan tata kramanya baik lahir maupun batin, terutama,
keikhlasan, kekhusyu’an dan ke khudhu’annya. Sedangkan ihsan berbuat baik dalam
bermuamalah dengan sesama saudara dengan shilatur rahim, membantu kerepotan dan
kekurangannya.

B. Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling Nasehat dan Ihsan

Firman Allah dalam QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasihat

َ ُ ‫سانَُ ُبِّ َوا ِّلدَ ْي ُِّه ُ َح َملَتْ ُهُ ُأ ُ ُّم ُهُ ُ َو ْهنًا‬
ُ‫علَى‬ ِّ ْ ُ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اإل ْن‬ َ ُ ُ‫ظ ْلم‬
َّ ‫) ُ َو َو‬13(ُ ُ‫عظِّ يم‬ ُ َ‫ن ُالش ِّْركَُ ُل‬
َُّ ِّ‫الِلِّ ُإ‬ ُْ ‫ِل ُت ُ ْش ُِّر‬
َُّ ِّ‫ك ُب‬ َُ ُ‫ي‬ ُ ‫ل ُلُ ْق َمانُُ ُ ِِّل ْبنِّ ُِّه ُ َوه َُُو ُيَ ِّع‬
َُّ َ‫ظ ُهُ ُيَا ُبُن‬ َُ ‫َوإِّ ُْذ ُقَا‬
)14(ُ‫ير‬ ُُ ‫ص‬ ِّ ‫يُ ْال َم‬َُّ َ‫نُا ْش ُك ُْرُلِّيُ َول َِّوا ِّلدَيْكَُُ ِّإل‬ ُِّ َ ‫ْنُأ‬
ُِّ ‫عا َمي‬َ ُ‫صالُ ُهُُفِّي‬ َ ‫َو ْهنُُ َو ِّف‬
ُ
ُ

Kosa kata:

ُ ‫ = يَ ِّع‬memberi nasihat akan dia , memberi mau’izhah kepadanya


ُُُ‫ظه‬

ُُ‫ظ ْلم‬
ُ َ‫ = ل‬sungguh kegelapan, penganiayaan

ُُُ‫صالُه‬
َ ِّ‫ = َوف‬bersapih dari susuan

Terjemahan:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. 31:13)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-
Kulah kembalimu. (QS. 31:14)

Firman Allah QS. al-Baqarah/2: 83 tentang berbuat ihsan. Namun di sini paparkan QS.
al-Nisa/4 : 36 mengingat QS. al-Baqarah/2: 83 sudah dibahas pada bab sebelumnya KD 3.5.
materi kelas 3 SMP tentang tata kraman dan sopan santun. Pada bab ini diganti dengan ayat yang
senada atau hamper sama kandungannya.

ُ‫ب‬ ُِّ ُ‫ارُ ْال ُجن‬


ُِّ ِّ‫بُ َوالصَّاح‬ ُِّ ‫ارُذِّيُ ْالقُ ْربَىُ َو ْال َج‬
ُِّ ‫ِّينُ َو ْال َج‬ َ ‫سانًاُ َوبِّذِّيُ ْالقُ ْربَىُ َو ْاليَت َا َمىُ َو ْال َم‬
ُِّ ‫ساك‬ َ ْ‫ْنُإِّح‬ ُِّ ‫ش ْيئًاُ َوبِّ ْال َوا ِّلدَي‬ َُ ُ‫ِلُت ُ ْش ِّر ُكواُبِّ ُِّه‬ ُ َ ‫ّللاَُ َو‬
َُّ ُ‫َوا ْعبُد ُوا‬
‫ورا‬
ً ‫خ‬ ُ ً ‫نُكَانَُُ ُم ْخت‬
ُُ َ‫َاِلُف‬ ُ َ َُ‫ّللا‬
ُْ ‫ِلُي ُحِّ بُُُّ َم‬ َُّ ُ‫ن‬ َُّ ‫َتُأ َ ْي َمانُكُ ُْمُ ِّإ‬
ُْ ‫يلُ َو َماُ َملَك‬ ُِّ ‫س ِّب‬
َّ ‫ْنُال‬ ُِّ ‫ِّب ْال َج ْن‬
ُِّ ‫بُ َواب‬

Kosa Kata:

ُ‫سانًا‬
َ ْ‫ = إِّح‬berbuat baik
ْ ‫ارُُذ‬
ُ‫ِّيُالقُ ْربَى‬ ِّ ‫ = َو ْال َج‬tetangga dekat

ِّ ‫بُُ ِّب ْال َج ْن‬


ُُ‫ب‬ ِّ ِّ‫ = َوالصَّاح‬tetangga yang jauh

Terjemahan:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-
banggakan diri.(QS.2:
Hadis tentang memberi mau’izhah adalah sebagaimana Hadits berikut:

ُ‫ن‬ُُ ‫ت ُمِّ ْن َها ُ ُْالعُيُو‬ ُْ َ‫ظ ُةً ُبَلِّيغَ ُةً ُذ َ َرف‬ َ ‫ص ََل ُِّة ُ ْالغَدَا ُِّة ُ َم ْو ِّع‬َ ُ َ‫سلَّ َُم ُيَ ْو ًما ُبَ ْع ُد‬َ ‫علَ ْي ُِّه ُ َو‬ َُّ ُ ‫صلَّى‬
َ ُ ُ‫ّللا‬ َُّ ُ ‫ل‬
َ ُ ِّ‫ّللا‬ ُُ ‫سو‬ ُ ‫ظنَا ُ َر‬ َ ‫ع‬ َ ‫ل ُ َو‬َُ ‫اريَ ُةَ ُقَا‬
ِّ ‫س‬َ ُ ‫ْن‬ ُِّ ‫اض ُب‬ُ ِّ َ‫ن ُ ْالع ِّْرب‬ ُْ ‫ع‬
َ
ُ‫ن‬ُْ ِّ‫ع ُِّة ُ َوإ‬ َّ
َ ‫ّللا ُ َوالس َّْم ُِّع ُ َوالطا‬ َُِّّ ُ ‫وصي ُك ُْم ُبِّت َ ْق َوى‬ ُ
ِّ ‫ل ُأ‬ َُ ‫ّللاِّ ُقَا‬
َُّ ُ ‫ل‬
َُ ‫سو‬ ُ
ُ ‫ظ ُة ُ ُم َودِّعُ ُفَ َماذَا ُت َ ْع َه ُد ُُإِّلَ ْينَا ُيَا ُ َر‬َ ‫ن ُ َه ِّذ ُِّه ُ َم ْو ِّع‬َُّ ِّ‫ل ُ َر ُجلُ ُإ‬ ُ ْ
َُ ‫ت ُمِّ ْن َها ُالقُلوبُُ ُفَقَا‬ ُْ َ‫َو َو ِّجل‬
ُ‫سنَّ ُِّة‬
ُ ‫سنَّتِّي ُ َو‬ُ ‫ن ُأَد َْركَُ ُذَلِّكَُ ُمِّ ْنكُ ُْم ُفَعَلَ ْي ُِّه ُ ِّب‬ ُْ ‫ض ََللَةُ ُفَ َم‬ ُِّ ‫ت ُ ْاِل ُ ُم‬
َ ُ ‫ور ُفَإِّنَّ َها‬ ُِّ ‫ِّيرا ُ َو ِّإيَّا ُك ُْم ُ َو ُمحْ دَثَا‬
ً ‫اخت ََِّلفًا ُ َكث‬ ْ ُ ‫ِّش ُمِّ ْنكُ ُْم ُيَ َرى‬ ُْ ‫ن ُيَع‬ ُْ ‫عبْدُ ُ َحبَشِّيُ ُفَإِّنَّ ُهُ ُ َم‬ َ
)‫صحِّ يحُُُُ(أخرجهُالترمذي‬ َ ُُ‫سن‬ َ ‫ح‬َُ ُُ‫سىُ َهذَاُ َحدِّيث‬ َ ‫لُأبُوُعِّي‬ َ ِّ ‫علَ ْي َهاُبِّالنَّ َو‬
َُ ‫اج ُِّذُقَا‬ َ ُ‫عضُّوا‬ َ َُُ‫الرا ِّشدِّينَُُ ْال َم ْهدِّيِّين‬ َّ ُُِّ‫ْال ُخلَفَاء‬

Dari `Irbadh bin sariyah berkata : Rasulullah saw pernah memberikan mauizhah kepada
kita pada suatu hari setelah shalat shubuh dengan nasihat yang mengharukan sehingga
meneteskan air mata dan membuat hati menjadi takut. Maka ada seorang laki-laki bertanya :
“Apakah ini mauizhah terakhir apa yang engkau sampaikan kepada kita Ya Rasulullah ?” Beliau
bersabda : Aku wasiatkan kepada kalian hendaklah taqwa kepada Allah, mendengar dan taat
kepada pimpinan sekalipun ia seorang hamba Habsyi (berkulit hitam). Sesungguhnya siapa di
antara kalian yang hidup nanti akan melihat banyak perpecahan dan perbedaan, jauhilah hal-hal
yang baru sesungguhnya ia adalah sesat. Barang siapa di antara kalian yang mendapatinya maka
ikutilah sunnahku dan sunnah khulafaur-Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi
gerahammu. (HR. al-Turmudzi, Hadis Hasan Shahih)

C. Nasihat Bersyukur Kepada Allah,


Sebagaimana dijelaskan pada QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasehat Lukman al-Hakim
kepada anaknya. Lukman al-Hakim adalah seorang ahli hikmah bukan seorang Nabi yang diberi
wahyu.Al-Hikmah artinya paham agama diberi akal yang kritis dan selalu benar. Isi nasihat agar
anak kesayangannya beryukur kepada Allah tidak meyekutukan-Nya (tidak syirik) dengan
sesuatu karena susungguhnya syirik itu suatu penganiayaan yang agung. Nasihat syukur kepada
anak Lukman sebagaimana perintah Allah kepada Lukman agar bersyukur kepada-Nya atas
segala nikmat yang telah diberikannya. Perintah syukur dengan tegas disebutkan pada ayat
sebelumnya yakni QS. Lukman/31 : 12.

‫غنِّيُُ َحمِّ يد‬


َ َُ‫ّللا‬ ُْ ‫نُيَ ْش ُك ُْرُفَإِّنَّ َماُيَ ْش ُك ُُرُ ِّلنَ ْف ِّس ُِّهُ َو َم‬
َُّ ِّ ‫نُ َكف ََُرُفَإ‬
َُّ ُ‫ن‬ ُِّ َ ‫َولَقَ ُْدُآت َ ْينَاُلُ ْق َمانَُُ ْالحِّ ْك َم ُةَُأ‬
َُِّّ ِّ ُ‫نُا ْش ُك ُْر‬
ُْ ‫لِلُ َو َم‬

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:"Bersyukurlah kepada
Allah.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji". (QS. 31:12)

Perintah bersyukur kepada Allah juga diulangi dan diperkuat pada ayat 14 Surat Lukman
ُ ْ ُِّ َ ‫ أ‬hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku. Bersyukur kepada Allah berarti taat dan
‫ن ُاشك ُْر ُلِّي‬
taqwa kepadanya, sebagaimana mau’izhah Nabi kepada para sahabat dengan suatu mau’izhah
yang meneteskan air mata dan menggetarkan hati agar para sahabat taqwa kepada Allah swt.
ِّ ُ ‫ أ‬Aku wasiatkan kepada kalian agar takwa kepada Allah.
ِّ َّ ‫وصي ُك ْمُُ ِّبت َ ْق َو‬
Rasul bersaabda:ُ‫ىُّللا‬

Isi mau’izhah yang diberikan Nabi Muhammd pada Hadis di atas realisasi syukur kepada
Allah yaitu taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang rendah
berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur
Rasyidin.

D. Nasihat Berterima Kasih Kepada Kedua Orang Tua

Redaksi ayat di atas menunjukkan betapa agung dan tingginya bersyukur kepada kedua
orang tua yang dijatuhkan setelah perintah menyembah kepada Allah. Orang tua adalah manusia
pertama dan utama di antara sekian banyak manusia yang lebih berhak manerima kebaikan dari
anak-anaknya. Karena sebab adanya orang tua inilah anak menjadi ada. Andaikata tidak ada orang
tua, anak tidak mungkin wujud di bumi ini. Dari orang tua inilah anak lahir, karena kasih sayang
orang tua inilah anak bisa hidup dengan sempurna, dengan perhatian orang tua inilah anak
menjadi dewasa bahkan dengan kesungguhan orang tua inilah anak menjadi orang yang pandai
dan berkat do’a orang tua inilah anak menjadi orang sukses.

Karena besar jasa orang tua inilah mulai mengandung yang sangat berat dan menyusui
selama 2 tahun. Anak diperintah bersyukur, hormat da patuh kepada kedua orang tua setelah
bersyukur kepada Allah. Firman Allah QS. Lukman/31 : 13-14

ُ‫ير‬
ُ ‫ص‬ِّ ‫يُ ْال َم‬ ُِّ َ ‫أ‬
َُّ َ‫نُا ْش ُك ُْرُلِّيُ َول َِّوا ِّلدَيْكَُُإِّل‬

Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu dan kepada-Kulah tempat
kembali

Anak sekalipun menjadi pejabat teratas tetap harus hormat kepada orang tua. Anak
sekalipun menjadi orang pandai dan lebih pandai dari pada orang tuanya tetap harus taat kepada
orang tua. Orang tua ibarat seperti al-Qur’an sekalipun sudah rusak tetap harus dihormati tidak
boleh dihina, diremehkan dan diinjak-injak apalagi al-Qur’an yang masih bagus.

E. Berbuat Ihsan Kepada Allah


Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan kepada Allah
dan berbuat Ihsan kepada manusia sebagaimana Allah firmankan pada QS. al-Nisa/4 : 36

‫سانًا‬ ُِّ ‫ش ْيئًاُ َو ِّب ْال َوا ِّلدَي‬


َ ْ‫ْنُ ِّإح‬ َ ُ‫ِلُت ُ ْش ِّر ُكواُ ِّب ُِّه‬
ُ َ ‫ّللاَُ َو‬
َُّ ُ‫َوا ْعبُد ُوا‬

Dan sembahlah Allah jangan kamu sekutukan Dia dengan sesuatu dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua. Ibadah kebada Allah berarti:

‫ُوالخشوعُلسلطانهُفىُالسرُوالجهر‬،ُ‫عبادةُّللاُُهىُالخضوعُلهُوتمكينُهيبتهُوعظمتهُمنُالنفس‬

Ibadah kepada Allah adalah tunduk (khudhu’) kepada-Nya dan menghayati dalam jiwa akan
kehaibatan da keagungan-Nya serta khusyu’ terhadap kerajaan-Nya baik dalam sembunyi
maupun terbuka.[4]

Pengertian ibadah di atas sudah memasukkan makna ihsan kepada Allah yakni beribadah
secara khudhu’ dan khusyu’. Perintah menyembah kepada Allah, artinya taat segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya dengan rasa rendah hati, dan rendah diri disertai rasa cinta dan
agung. Ihsan dalam beribadah maknanya sebagaimana penjelasan di atas menyembah kepada
Allah dengan sebaik-baiknya dengan menjalankan wajib dan sunah-sunahnya bahkan adab-
adabnya, menjauhi yang membatalkan, yang haram dan yang makruh. Ihsan dalam ibadah adalah
melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya yakni dengan khusyu’ dan khudhu’. Ibadah yang
baik adalah ibadah yang dikerjakan seolah-olah melihat Allah atau Allah meliht engkau.

F. Berbuat Ihsan Kepada Sesama Manusia


Berbaut Ihsan atau berbuat baik dengan sesama manusia setelah berbuat baik dengan
Allah swt. Berbuat ihsan sesuai dengan urutan dalam al-Qur’an mesti orang tua terlebih dahulu
kemudian yang terdekat dan yang terdekat.Urutannya sesuai dengan urutan al-Qur’an yaitu:

1. Kedua orang tua, dialah yang melahirkan dan membesarkan menjadi manusia yang sempurna.

2. Kerabat, orang yang dekat hubungan keturunan seperti anak, cucu, saudara kandung, paman, bibik
dan seterusnya. Mereka lebih berhak menerima ihsan (kebikan) dari saudaranya, karena mereka
orang yang terdekat kepada orang tua.Berbuat Ihsan kepda kerabat setelah berbuat ihsan kepada
kedua orang tua dan setelah berbuat ihsan kepada Allah swt.

Al-Maraghiy mengatakan, jika seseorang telah melakukan ihsan kepada Allah, maka
lulurs imannya dan baik amalnya. Jika seseorang telah melaksanakan hak-haka orang tua dengan
baik, maka menjadi baik pula rumah tangganya dan kemuarganya. Dan jika penghuni rumah itu
saling berbuat baik kepada kerabtnya, maka rumah tangga itu memiliki potensi yang besar untuk
membentuk persatuan umat.[5]

3. Yatim, seorang anak yang ditinggal wafat bapaknya. Bapak yang menjadi harapan masa depannya
telah tiada, sementara sang ibu tidak semampu bapak untuk mencukupi dan memenuhi kehidupan
sang anak, terutama dalam pendidika masa depan si anak. Tanggung jawab ihsan dipikulkan
kepada seluruh umat Islam yang ada kamampuan. Dalam ayat ini kedudukan yatim disandingkan
dengan kerabatlum kerabat da yakni setelah kerabat dan sebelum miskin, seolah yatim dijadikan
bagian kerabat kaum muslimin.

4. Miskin, orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak mampu mencukupi kebutuhan
keluarganya. Miskin perlu mendapat ihsan dari kaum muslimin agar kondisi masyarakat mendapat
ketenangan dan tidak timbul pencurian atau kejahatan. Miskin ada dua macam; miskin yang uzur
karena kelemahannya tidak mampu berusaha perlu mendapaat ihsan. Kedua miskin yang tidak
uzur orang yang miskin karena hidup berpoya-poya, bentuk ini perlu mendapat nasihat dan
petunjuk mencari pekerjaan.

5. Tetangga dekat, sebagian ahli Tafsir ada yang mengartikan tetangga yang masih ada hubungan
kerabat atau tetangga yang dekat rumahnya sebagian pendapat sorang muslim

6. Tetangga jauh, tetangga yang jauh rumahnya tetpi masih dinamai tetangga atau diartikan perantau)
singkatnya tetangga baik dekat maupun jauh.

Sebagian pendapat tetangga jauh adalam non muslim seperti Yahudi dan Nashrani.
Sebagian pendapat mengatakan tetangga adalah 40 rumah di berbagai arah, atau mereka yang
mendengar adzan.

7. Teman sejawat, teman sepekerja, teman musafir, teman, murid, dan istri
8. Budak, seorang berstatus budak
G. Rangkuman
Makna nasehat beragam intinya anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik, kehendak
baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling menghendaki kebaikan, dan
saling mengingatkan. Kata “nasihat” banyak disebutkan dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis
yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa agama itu nasihat. Sedangkan Ihsan secara sederhana
diartikan berbuat baik. Berbuat baik adakalanya dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah
dengan sesama manusia.
Isi kandungan QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kdua
orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang
hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para
sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur kepada kedua orang tua adalah hormat da patuh
mereka. Isi kandungan QS. al-Nisa/4 : 36 Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang,
yakni berbuat ihsan kepada Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia;dua orang tua ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh,
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Bentuk bererbuat Ihsan dengan sesama manusia
dalam berbagai bentuk,ucapan, perbuatan dan sikap, secara moral maupun material dan social
yang disebut dengan silaturahim.

BAB 3
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun kami juga manusia
yang mempunyai banyak salah. Mohon maaf bila dalam penyusunan
masih terlalu banyak kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk menunjang criteria pembuatan karya tulis kami selanjutnya. Sekian dan
trimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://westbatavia.blogspot.com
https://nurussyahid.blogspot.id/2015/02/memahami-makna-menasehati-dan-berbuat.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai