Anda di halaman 1dari 14

Etika, Filsafat Komunikasi & Profesi A1

Ilmu Pengetahun &


Tanggungjawab
Keilmuwan
Kelompok 8:

1. Galuh Pramudia W. 51120054


2. Putrie Faye Aliyah 51120119
Bebas Nilai dalam
Ilmu Pengetahuan
Bebas nilai dalam ilmu pengetahuan ialah
suatu masalah yang melibatkan persoalan
sangat hakiki (filosofis), yaitu persoalan
aksiologi: nilai (value).

Nilai adalah sesuatu yang dimiliki manusia


untuk melakukan berbagai pertimbangan
tentang apa yang dinilai dan apa yang
seharusnya dinilai. Di dalam filsafat,
pengkajian tentang hal itu mengacu pada
permasalahan etika dan persoalan estetika.
Bebas Nilai dalam
Ilmu Pengetahuan
Penelitian etika lebih tertuju dengan nilai,
selalu terkait dengan "apa yang baik" dan
"apa yang buruk" dilakukan manusia dalam
perilakunya.

Pengkajian estetika berkaitan dengan nilai


tentang pengalaman keindahan yang
dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan
dan fenomena di sekelilingnya.
Pertimbangan Fakta &
Etika, Filsafat Komunikasi & Profesi A1

Pertimbangan Nilai
Pertimbangan fakta
Dalam kajian ilmiah menyangkut Penilaian tentang kualitas
pertimbangan yang sangat deskriptif, pernyataan deskriptif ini akan
menyangkut pula pada pernyataan- berdampak pada munculnya
pernyataan deskriptif tentang kualitas pandangan tentang hasil yang
empiris atau berbagai hubungan positif atau hasil negatif terhadap
antara gejala satu dan gejala lainnya. pernyataan tersebut.
Pertimbangan Fakta &
Etika, Filsafat Komunikasi & Profesi A1

Pertimbangan Nilai

Pertimbangan nilai
Merupakan suatu pertimbangan yang yang berada
pada dua kutub: kutub perasaan dan kutub
pengetahuan. Kedua kutub itu membuat seseorang
harus mempertimbangkannya secara benar. Antara
pertimbangan fakta dan pertimbangan nilai tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, keduanya saling
berinteraksi dan mempengaruhi.
Bagaimana Nilai-nilai Itu Dibernarkan
Hubungan nilai dengan akal budi manusia akan terjadi apabila manusia
diposisikan sebagai "penilai". Pandangan tentang nilai-nilai memunculkan
adanya nilai-nilai dasar atau fundamental dan nilai-nilai yang bersifat pragmatis:
fungsional, eksperimental, dan dinamis.

Contoh nilai pembenaran pragmatis: Alam haruslah dilihat


sebagai sesuatu yang berubah, sesuatu yang dinamis dan
tidak absolut. Alam akan terbuka oleh kreativitas manusia
melalui proses pencarian ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di situlah manusia menilainya atas dasar kesadaran atau
intelektualitas dan kegunaannya bagi manusia.
Nilai subjektif dan
Nilai Objektif
Subjektivisme menghasilkan gagasan bahwa
subjek berperan dalam segala hal, subjek atau
kesadaran manusia menjadi tolak ukur
segalanya. Pandangan itu akan menimbulkan
penilaian yang disebut sebagai nilai subjektif.

Nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai


"elemen" seperti perasaan, intelektualitas, dan
hasil nilai subjektif selalu akan mengarah suka
atau tidak suka, senang atau tidak senang.
Nilai subjektif dan
Sumber nilai objektif adalah:
Nilai Objektif
Fakta, mengarahkan pada pengamatan
yang deskriptif dan empiris.
Nilai fakta, menampilkan kumpulan
kualitas (seperti bagus, cantik, indah,
harus, berbau busuk, dan sebagainya)
yang mengajak orang untuk memper-
timbangkannya.

Nilai subjektif dan nilai objektif harus men-


jadi "pengimbang" bagi orang yang akan
mengambil keputusan tentang penilaian.
Etika Keilmuan dan
Tanggung Jawab Ilmuan
Etika keilmuan adalah bagian dari etika Tujuan etika keilmuan adalah
normatif berupa prinsip prinsip etis yang agar ilmuwan dapat
dapat dipertanggungjawabkan secara menerapkan prinsip prinsip
rasional dan dapat digunakan atau moral yang baik dan
diterapkan dalam ilmu pengetahuan.
CEO CFO
menghindari yang buruk di
dalam perilaku
keilmiahannya, sehingga
mereka dapat menjadi
ilmuwan yang dapat
mempertanggungjawabkan
perilaku ilmuahnya.
Etika Keilmuan dan
Tanggung Jawab Ilmuan
Keharusan moral menjadi persoalan pokok dalam etika keilmuan.
Keharusan moral pada etika keilmuan selalu mengacu pada "elemen
elemen" kaidah moral yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung
jawab, serta kegunaan moral dan maksud kegiatan penelitian.

Tanggung jawab ilmuwan selalu


CEO CFO

berkaitan dengan apa yang dilakukan.


Tanggung jawab ilmuwan ditunjukan
melalui sikap terutama pada masalah
akademis dan saat imu pengetahuannya
telah diterapkan pada masyarakat.
Etika Profesi Bagi Seorang
Ilmuwan
Etika profesi adalah etika yang berkaitan dengan profesi manusia atau etika yang
diterapkan dalam dunia kerja, misalnya dokter, insinyur, ahli ekonomi, psikologi,
pustakawan, arsiparis, perofesional informasi, ahli hukum, dan pengacara.

Tujuan etika profesi


1. memberikan penyuluhan tentang perilaku manusia yang baik, yang harus
dilakukan sesuai dengan profesinya;
2. adanya kepedulian etis yang mendalam dan luas tentang problema manusia
akibat kemajuan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan ilmu biomedis,
informasi, dll
3. memperluas cakrawala para profesional agar dalam pengambilan keputusan
terhadap layanan profesinya mempertimbangkan landasan etis dan kode etik
profesi
Etika Profesi Sebagai
Ilmu Praktis dan Ilmu
Terapan
Etika profesi hendaknya dilihat sebagai ilmu praktis, karena
kajiannya tidak meninggalkan segi atau landasan
teoritiisnya. Sebagai ilmu praktis, etika profesi memiliki sifat
yang mementingkan tujuan pembuatan dan kegunaannya.

Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kritis refleksif


dan dialogis. Pendekatan itu umumnya dipakai oleh
seseorang yang memiliki profesi tertentu (dokter,
pustakawan, arsitek, dll) dalam menilai tentang apa yang
telah dilakukan. Orang perlu merenungkan dan
mendialogkan segala sesuatu yang telah dilakukan selama
bekerja, saat ini maupun masa mendatang.
Peran Etika Profesi dalam
Ilmu Pengetahuan
Etika profesi dapat diberlakukan etika profesi dapat berperan sebagai
pada individu yang memiliki "kompas" atau petunjuk jalan bagi
kewajiban tertentu seperti dokter profesional berdasarkan nilai nilai etis,
kepada pasiennya, pengacara hati nurani, kebebasan - tanggung
kepada kliennya. Etika profesi jawab, kejujuran, kepercayaan dan hak
dapat diterapkan pada kelompok - kewajiban dalam bentuk pelayanan
tertentu yang memiliki profesi terhadap kliennya.
seperti kelompok wartawan atau
jurnalistik terhadap masyarakat, Etika profesi diharapkan dapat
kewajban kelompok ilmuan menjamin kepercayaan masyarakat
terhadap hasil temuan mereka (klien) terhadap layanan yang
berupa teknologi. diberikan oleh profesional.
Thank You
Any questions? feyy

iyang

Anda mungkin juga menyukai